Diceritakan sebuah kisah tentang Maharaja yang selalu terlihat murung dan tidak bahagia.
Beberapa bulan kemudian Maharaja tergolek lemah karena sakit. Semua cara pengobatan
dilakukan untuk kesembuhan sang Maharaja, tetapi kesehatannya tak kunjung ada kemajuan.
Sang pangeran berpikir keras untuk mencari cara lain agar sang Maharaja selalu bahagia dan
segera pulih kesehatan. Menurut sang pangeran, Maharaja sakit karena sedih memikirkan
sesuatu. Tetapi apa gerangan yang membuat Maharaja sedih karena segala sesuatu sudah
tersedia di istana. Tanda tanya besar terus mengganggu pikiran sang pangeran untuk
menemukan arti kebahagiaan yang sesungguhnya.
Suara itu benar-benar membuat sang pangeran merasakan kebahagiaan dan kedamaian di hati
orang itu. Sang pangeran berusaha mencari sumber suara tersebut. Ia tertegun dan terpaku
karena pemilik suara itu adalah seorang pemuda desa yang hanya mengenakan celana lusuh
dan sudah tertidur pulas. Kejadian tersebut benar-benar menginspirasi sang pangeran tentang
arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Iapun memutuskan untuk segera pulang. Ia tak sabar
ingin menceritakan kepada ayahnya sebuah kejadian penting yang baru saja ia saksikan.
Pesan :
Berdasarkan kisah diatas, kita dapat melihat bahwa kunci kebahagiaan itu sebenarnya hanya
ada di dalam hati kita. Suasana hati kita yaitu bahagia atau tidak pasti akan tercermin dari sikap
kita, misalnya riang, senang, cemberut, lesu, bersemangat dan lain sebagainya. Dengan kata
lain, kunci kebahagiaan tidak dapat ditemukan dari harta melimpah atau segala yang kita miliki
melainkan kondisi hati kita.
Kekuatan spiritual sangat dahsyat pengaruhnya terhadap suasana hati kita, karena kekuatan
spiritual menjadikan kita mampu melihat segala potensi yang teristimewa anugerah Tuhan
YME. Kekuatan spiritual memberi rasa tenang, gairah hidup, ikhlas, dan berbuat lebih banyak
kebaikan pada sesama. Kekuatan spiritual merupakan sumber kedamaian dan kebahagiaan
hakiki.