Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin Topik Makalah CITRA INDIVIDU DAN KELUARGA MENCIPTAKAN TATA NILAI DALAM MASYARAKAT Kelas : 1-KA41 Tanggal Penyerahan Makalah : 15 Juni 2012 Tanggal Upload Makalah : 16 Juni 2012 PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini. Penyusun NPM 12111767 Nama Lengkap Febri Anggara Tanda Tangan
KATA PENGANTAR
Pertama tama saya sebagai penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat ALLAHSWT yang senantiasa mencurahkan segala karunia dan nikmatnya kepada saya sehingga sayadapat
i
menyelesaikan tugas makalah Ilmu Budaya Dasar yang berjudul CITRA INDIVIDU DAN KELUARGAMENCIPTAKAN TATA NILAI DALAM MASYARAKAT tepat pada waktunya. Saya mengucapkanbanyak terima kasih kepada teman teman, orang tua , dosen dan semua pihak yang telahmembantu secara moril maupun materil sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktuyang telah ditentukan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak MuhammadBurhan Amin selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dan bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan saya sebagai penyusun serta para pembaca yangmembaca makalah saya ini Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya memohonmaaf bila didalam tulisan saya ini ada kekurangan dalam penulisan ataupun ada kata-katayang tidak patut disampaikan. Dan saya sangat mengharapkan saran dan pendapat daripembaca sekalian yang mungkin akan saya perbaiki pada tugas-tugas saya kemudian.
PENYUSUN
ii
DAFTAR ISI PERNYATAAN .................................................................................................................. i KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii BAB 1 Pendahuluan A. Latar Belakang ...............................................................................................................1 B. Tujuan ............................................................................................................................1 C. Sasaran ...........................................................................................................................1 BAB 2 Permasalahan A. B. C. D. Kekuatan .....................................................................................................................2 Kelemahan ..................................................................................................................2 Peluang........................................................................................................................3 Tantangan/Hambatan ..................................................................................................3
Referensi ..............................................................................................................................5
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan. Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64). B. Tujuan C. Sasaran Penulisan ini ditujukan untuk bagaimana peran individu dan keluarga dapat mencitrakantata nilai dalam bermasyarakat supaya dapat terjalin tali persaudaraan antara masyarakatsekitar yang nantinya kelak dapat berguna bagi para penerus yang dapat mempelajari danmemahami bagaimana para pendahulunya itu bercitra dalam masyarakat. Menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Sebagai bahan membelajaran bahwa budaya itu adalah asset bangsa yang nilainya tidak bisa dihitung dengan materi. Lebih menghargai tata nilai budaya suatu bangsa.
BAB 2 PERMASALAHAN Analisis permasalahan Citra Individu dan Keluarga Menciptakan Tata Nilai Dalam Masyarakat dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek :
A. Kekuatan ( Strength) Pelestarian keaneka ragaman budaya Dengan melakukan pelestarian keaneka ragaman budaya kita akan menjaga agar tetapdi lakukan dalam citra bermasyarakat. Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapatdijadikan sebagai keaset yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Kemudahan megakses informasi agar masyarakat dapat mengetahui informasitentang citra atau dapat menciptakan tata nilai dalam bersosialisasi untuk memiliki tata nilai dalam kehidupan. B. Kelemahan (Weakness) Masyarakt Yang Terlalu Kritis Masyarakt yang mempunyai sikap kritis cenderung menganggap semuanya salah. Dia hanya menganggap perbuatannya yang benar. Buruknya Etika Seringnya terjadi interaksi negatif antar-budaya/kelompok masyarakat tertentu,konflik antarsuku/etnis, efek negatif globalisasi dan maraknya aksi teror dapatmemudarkan jatidiri budaya bangsa. Kurangnya Perhatian Pemerintah Pemerintah terkesan malas-malasan. Padahal itu sangat tidak baik bagi para masyarakat.
C. Peluang (Opportunity) Kemajuan Teknologi Kemajuan teknologi jika dimanfaat secara benar akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Fungsi Sosial dan Keluarga Yang Berkembang di Masyarakat Ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan tata nilai dalam kehidupan bermasyarakat. Semakin Berkembangnya Indonesia Indonesia saat ini memerlukan calon pepimpin yang kritis akan nilai-nilai budaya. Seorang pemimpin yang berusaha untuk melestarikan nilai-nilai luhurnya. D. Tantangan/Hambatan (Threats) Tidak Pedulinya Masyarakat Hal ini ditunjukkan oleh kurang peduli para masyarkat terhadap etika, mereka terkesan lebih senang megikuti kehendaknya sendiri. Media Massa Yang Terlalu Mengekspos Budaya Asing Peran media masalah yang membuat budaya asing begitu mudah masuk ke Indonesia. Seharusnya pemerintah mencari solusi agar peran media masa membantu memberitahu nilai-nilai budaya kepada rakyat dunia. Relatif minimnya filterisasi terhadap budaya Dalam suatu budaya itu penting sekali untuk melakukan feltirisasi dengan baik sehinggapencitraan dalam gagasan budaya itu tidak di salah artikan oleh suatumasyarakat
BAB 3 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kemajuan teknologi sangat membantu proses pelestarikan tata nilai kebudayaan Adanyapengaruh budaya luar yang dapat merusak citra masyarakat itu sendiri. Kurangnya kesadaran mahasiswa betapa pentingnya nilai-nilai budaya. Citra tata nilai dalam masyarakat akan menjadi baik apabila kita bersikap sesuai dengan tata nilai dalam masyarakat. B. Rekomendasi Dengan melakukan pelestarian keaneka ragaman budaya kita akan menjaga agar tetapdi lakukan dalam citra bermasyarakat. Seringnya terjadi interaksi negatif antar-budaya/kelompok masyarakat tertentu,konflik antarsuku/etnis, efek negatif globalisasi dan maraknya aksi teror dapatmemudarkan jatidiri budaya bangsa. Kemajuan teknologi akhir-akhir ini harus benar-benar dimanfaat untuk memperkenalkan kebudayaan bangsa. Kurang peduli para masyarkat terhadap etika, mereka terkesan lebih senang megikuti kehendaknya sendiri.