Anda di halaman 1dari 3

2.

2 Satelit MeteorologiMeteorologi seperti cabang ilmu lainnya, bergantung pada pengukuran yang tepatdan hati-hati terhadap objek kajiannya. Ahli meteorologi mengamatiatmosfermenggunakan dua pendekatan dasar, metode langsung (in situ) dan metode tidaklangsung, atau yang disebut juga remote sensing. Meluncurkansatelit yangdilengkapi dengan instrumen remote sensing ke luar angkasa memberikan kitakemampuan untuk secara kontinu memonitor Bumi dari kejauhan. Istilah satelitmeteorologi kemudian ditujukan pada satelit yang mengorbitbumi denganmembawa instrumen remote sensing untuk memperoleh data atmosfer dan lautan.Satelit melakukan pengukuran secara tidak langsungmelalui radiasielektromagnetik yang berasal dari permukaan di bawahnya. Oleh karena itu,radiasi elektromagnetik merupakan dasar dari teknolgi remote sensing. Instrumenremote sensing, baik yang mengorbit di luar angkasa, beradadi permukaan,maupun yang berada di udara merekam bagian-bagiandari spektrumelektromagnetik yang diserap, diemisikan, atau disebar oleh gasdan partikel diatmosfer.Ada dua jenis satelit cuaca, yang dibagi berdasarkan karakteristik orbitnya: PolarOperational Environmental Satellites (POES) dan GeostationaryOp erational2-3----------------------- Page 4----------------------Environmental Satellites (GOES). GOES mengorbit di atasequator degankecepatan yang sama dengan kecepatan rotasi bumi, sehingga dapatmentransmisikan gambar secara kontinu dari wilayah di bawahnya. Satelitgeostasioner mengorbit di atas satu titik pada permukaan bumi dengan ketinggiansekitar 36.000 km.Gambar 2.3 Dua jenis orbit satelit meteorologi(sumber: http://cimss.ssec.wisc.edu/satmet/modules/sat_basics/)Sementara itu, POES mengorbit bumi dari kutub ke kutub. Satelit jenis inimengumpulkan data dalam satu jalur (swath) di bawahnya sementara bumiberputar pada sumbunya. Dengan demikian, satelit dengan orbit polar dapatmengamati keseluruhan planet dua kali dalam periode 24 jam. Modus operasionalstandar adalah dengan mengoperasikan dua satelit polar secarakontinu, satusatelit mengorbit dari utara ke selatan (descending) dan yang lainnya mengorbitdari selatan ke utara (ascending), masingmasing mengelilingi bumi setiap 12 jam.Orbit POES jauh lebih rendah dan singkat, dengan ketingian sampai dengan 879km dan hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam setengah untuk melengkapi satuorbit penuh. Karakteristik seperti ini menghasilkan gambar dan profil atmosferdengan resolusi tinggi.2-4----------------------- Page 5-----------------------2.2.1 Instrumen remote sensing satelit meteorologiInstrumen satelit yang mengukur energi eloktromagnetik disebut radiometer. Adadua jenis radiometer yang umumnya dibawa oleh satelit meteorologi: imager dansounder. Imager Dua tipe utama imager adalah visible imager dan infrared imager. Yang pertamamengukur radiasi cahaya tampak dari matahari yang direfleksikan oleh permukaanBumi atau oleh awan, sementara yang kedua mengukur radiasi infra merah yangdiemisikan oleh kedua entitas tersebut. Data dari kedua radiometer ini dikirim kebumi dimana citra visible dan infra merah (IR) dihasilkan oleh komputer. SounderJenis radiometer lainnya adalah yang disebut sebagai sounder, kependekan dariVertical Atmospheric Sounder (VAS). Seperti juga imager,instrumen inimengukur radiasi, yaitu radiasi inframerah. Sounder menyediakan profil vertikaldari temperatur, tekanan, dan uap air di atmosfer bumi.2.2.2 Multi-Functional Transport Satellite (MTSAT)Salah satu satelit meteorologi

geostasioner yang beroperasi saat ini untuk kawasanAsia Pasifik adalah satelit MTSAT yang diluncurkan oleh JapanMinistry ofLand, Infrastructure and Transport dan Japan MeteorologicalAgency padatanggal 26 Februari 2005. Satelit ini dioperasikan untuk menggantikan satelitGMS-5 milik Jepang yang dinon-aktifkan akibat adanya kerusakan padainstrumen satelitnya. MTSAT berfungsi sebagai kontrol lalu lintas udara dannavigasi serta fungsi meteorologis. Satelit ini merupakan sumberutama datasatelit geostasioner untuk kawasan Asia-Pasifik termasuk Indonesia.MTSAT membawa dua jenis sensor tipe imager, visible (VIS) dan infra red (IR)dengan 4 kanal (IR1-IR4), dengan karakteristik masing-masing sebagai berikut:2-5----------------------- Page 6----------------------Sensor visible (VIS, panjang gelombang 0.55 0.80 m)Citra VIS diperoleh dari data radiasi cahaya tampak yangdisebar atau direfleksikan oleh Bumi dan awan. Citra visible memberi meteorologis informasitambahan yang tidak bisa diperoleh dari citra IR. Contohnya, kabut dapat diamati dari citra VIS, tetapi tidak pada citra temperatur IR ketika kabut dan permukaan tanah memiliki temperatur yang sama. Intensitas pada citra VIS bergantung padaalbedo/reflektivitas dari permukaan atau awan. Sensor infra red thermal (IR1 IR2, panjang gelombang 10-12 m)Citra infra merah thermal menunjukkan temperatur permukaan tanah, permukaanlaut, atau puncak awan di atas keduanya. Pada panjang gelombang ini, atenuasioleh gas-gas di atmosfer terhadap energi yang diradiasikan oleh permukaan bumiatau awan relatif kecil. Pada kanal ini, kebanyakan permukaanbumi dan tipeawan memiliki emisivitas mendekati satu, terkecuali awan cirrus. Oleh karena itu,tingkat kecerahan citra yang terdeteksi oleh satelit sebanding dengan temperatur aktual puncak awan selain awan cirrus.Temperatur yang hangat (0-30 oC) umumnya menunjukkan permukaan tanah ataulaut tanpa tutupan awan di atasnya Semakin kecil temperatur yang terukur, berartiawan yang dideteksi semakin tinggi dan tebal. Temperatur yangsangat dinginmenunjukkan puncak awan yang sangat tinggi, yang pada umumnyamengindikasikan aktivitas konvektif yang kuat. Sensor uap air (IR3, panjang gelombang 6.5 7 m)Kanal infra merah uap air berada di panjang gelombang sekitar 6-7 m. Bagianspektrum yang diserap uap air terutama berada pada 6.7 mikron. Spektrum emisipada panjang gelombang ini teratenuasi maksimum oleh uap air. Oleh karena itu,kanal ini dapat menunjukkan kandungan uap air di lapisan engah atmosfer.2-6----------------------- Page 7----------------------Sensor infra merah gelombang pendek (IR-4, panjang gelombang 3.5 4.0mAtenuasi radiasi bumi pada kanal ini oleh gas di atmosfer kecil. Akan tetapi, padatemperatur rendah, ketidakpastian sensor cukup tinggi. Kanal ini dengankombinasi kanal infra merah thermal dapat digunakan untuk mendeteksi kabutpada malam hari.2.2.3 Satelit

TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission)Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM) adalah sebuah misi yangdijalankan oleh NASA berkerjasama dengan JAXA (Japan AerospaceExploration Agency). Misi ini bertujuan terutama untuk memonitor dan mengkajihujan tropis. Satelit yang diluncurkan oleh misi bersama ini (yang disebut satelitTRMM) adalah satelit non-sun-synchronous (berorbit polar) dengan ketinggianorbit 403 km. Satelit ini diluncurkan pada tanggal 27 November1997, denganmembawa 5 instrumen, VIRS, TMI, PR, CERES, dan LIS. Visible Infr ared Radiometer (VIRS) adalah radiometer dengan 5 kanal,beroperasi di panjang gelombang 0.65, 1.6, 3.75, 10.8, dan12 m, yangmenyediakan observasi beresolusi tinggi dari tutupan awan, tipe awan, dantemperatur puncak awan. TRMM Microwave Imager (TMI) adalah radiometer pasif gelombang mikromultichannel yang beroperasi di lima frekuensi: 10.65, 19.35, 37.0, dan 85.5GHz. TMI menyediakan informasi tentang volume kolom presipitasi, tetes-tetes awan, cloud ice, intensitas hujan, dan tipe hujan (misal konvektif ataustratiform).

Precipitation Radar (PR). Satelit TRMM adalah satelit pertama di dunia yangmengikutsertakan instrumen radar. TRMM PR adalah radar elektronik yangberoperasi di frekuensi 13.8 GHz. Instrumen ini mengukur distribusi curahhujan 3-D di atas laut dan daratan, serta memperhitungkan ketebalan lapisanpresipitasi.2-7----------------------- Page 8----------------------Lightning Imaging Sensor (LIS) adalah sensor optis terkalibrasi yangberoperasi pada panjang gelombang 0.7774 m dan berfungsi untukmengamati distribusi dan variabilitas petir di Bumi. Clouds and Earth's Radiant Energy System (CERES) adalahradiometerbroadband dengan range spectral 0.3 hingga 50 m. Instrumen ini mengukurenergi radiasi yang diemisikan dan direfleksikan oleh permukaan Bumi dankomponen-komponen atmosfer (misalnya awan, aerosol).Gambar 2.4 Satelit TRMM dan instrumen yang dibawanya (sumber:http://daac.gsfc.nasa.gov/precipitation/trmm_instr.shtml)2.3 Estimasi Curah Hujan Dengan Metode CST (Convective StratiformTechnique)Metode estimasi curah hujan yang pertama dikembangkan dan relatif sederhanaadalah metode estimasi dengan menggunakan citra VIS dan IR thermal. Salah satudari metode estimasi yang menggunakan citra IR thermal adalah metode CST.Menurut Adler dan Negri (1988), untuk meningkatkan hasil dari teknik estimasicurah hujan yang berbasis data visible dan inframerah, perlu memperhitungkanfaktor fisis pada proses perhitungannya. Adler dan Negri (1988) kemudianmemperkenalkan metode Convective Stratiform Technique (C ST) dengan2-8----------------------- Page 9-----------------------memfokuskan masalah pada temperatur puncak awan. Tahapan awal yangdilakukan pada metode CST yaitu pengidentifikasian awan cirrus, dan kemudianmencari konvektif sel menggunakan pola local minima pada area temperatur IR

Anda mungkin juga menyukai