Anda di halaman 1dari 11

ANALISA KEJADIAN BANJIR

KABUPATEN SITUBONDO
TANGGAL 30 JANUARI – 2 PEBRUARI 2014

1. PENDAHULUAN.

Kabupaten Situbondo merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang cukup
dikenal dengan sebutan Daerah Wisata Pasir Putih yang terletak di posisi antara 7°
35’ - 7° 44’ Lintang Selatan dan 113° 30’ – 114° 42’ Bujur Timur. Adapun batas –
batas wilayah adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Selat Madura
Sebelah Timur : Selat Bali
Sebelah Selatan : Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi
Sebelah Barat : Kabupaten Probolinggo
Luas Kabupaten Situbondo adalah 1.638,50 km² atau 163.850 hektar, dan
bentuknya memanjang dari barat ke timur kurang lebih 150 km. Pantai utara
umumnya merupakan dataran rendah dan di sebelah selatan merupakan dataran
tinggi dengan rata-rata lebar wilayah kurang lebih 11 km. Kabupaten Situbondo
terbagi dalam 17 kecamatan. (www.situbondokab.go.id)
Dampak banjir akibat hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah di
Situbondo, Jawa Timur, terus bertambah. Kini sedikitnya 3.000 rumah di 40 desa
masih tergenang banjir setinggi 70 cm hingga 1 meter. Seorang warga dilaporkan
meninggal dunia dalam musibah tersebut.
Selain menggenangi ribuan rumah, hujan deras juga mengakibatkan ratusan hektar
sawah terendam air. Selain itu, jembatan di Desa Curah Suri, Kecamatan
Jatibanteng, dan jembatan penghubung antara Desa Patemon dan Desa Sumber
Tengah, Kecamatan Bungatan, putus akibat diterjang banjir bandang. Selain
merendam ribuan rumah warga, banjir juga merusak ratusan hektar sawah dan
sejumlah fasilitas umum. Warga yang rumahnya terendam juga mulai mengungsi ke
posko-posko banjir. Selain itu, 10 sekolah mulai tingkat SD, SMP, dan SMA juga
terendam air bercampur lumpur. Sepuluh rumah di sepanjang bantaran
Sungai Desa Lubawang, Kecamatan Banyuglugur, serta rumah di Kampung
Pesisir, Desa Pesisir, Kecamatan Besuki, juga hanyut akibat diterjang banjir
bandang tersebut.
Gambar 1:. Peta Daerah Kejadian Banjir di Kabupaten Situbondo
30 Januari – 2 Pebruari 2014

Berdasarkan peta prakiraan rawan banjir yang dirilis oleh BMKG bulan

Desember 2013, menyebutkan bahwa Kecamatan Sutojatan termasuk ke dalam

daerah dengan potensi rawan banjir MENENGAH.

Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Peta Prakiraan Daerah Potensi Banjir


Bulan Januari 2014
2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN.

2.1. Analisis Data Re-analisis Dinamika Atmosfer.

a. Outgoing Longwave Radiation (OLR).

Analisis nilai anomali OLR adalah dengan interpretasi nilai anomali OLR,

apabila menunjukkan nilai negatif atau di bawah 0 (nol), hal ini menunjukkan

semakin banyaknya tutupan awan yang berpotensi menimbulkan hujan

dibandingkan rata-rata klimatologisnya.

Dari hasil interpretasi data periode 26 Januari hingga 2 Pebruari 2014

menunjukkan nilai OLR di Jawa Timur berada pada nilai positif.

Hal ini menunjukkan tutupan awan yang berpotensi menimbulkan hujan

lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata klimatologisnya

Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Peta Re-analisis Nilai Anomali OLR


Periode : 26 Januari – 2 Pebruari 2014
b. Tekanan Udara Permukaan Laut (Sea Level Pressure).

Analisis nilai anomali Tekanan Udara Permukaan Laut adalah dengan

interpretasi nilai anomali, apabila menunjukkan nilai negatif atau di bawah 0

(nol), hal ini menunjukkan semakin tingginya potensi terbentuknya awan

yang menimbulkan hujan.

Dari hasil interpretasi data periode 26 Januari hingga 2 Pebruari 2014

menunjukkan Jawa Timur berada pada nilai negative. Hal ini menunjukkan

bahwa SLP berpengaruh signifikan terhadap terbentuknya awan yang

menimbulkan hujan jika dibandingkan dengan rata-rata

klimatologisnya.

Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Peta Re-analisis Nilai Anomali Tekanan Udara Permukaan Laut


Periode : 26 Januari – 2 Pebruari 2014

c. Suhu Muka Laut (Sea Surface Temperature).

Analisis nilai anomali suhu muka laut (SST) adalah dengan interpretasi nilai

anomali, apabila menunjukkan nilai positif atau di atas 0 (nol), hal ini

menunjukkan semakin tingginya suhu muka laut dibandingkan rata-rata


klimatologisnya hal ini menyebabkan meningkatnya potensi terbentuknya

awan.

Dari hasil interpretasi data periode 26 Januari – 2 Pebruari 2014

menunjukkan bahwa kondisi suhu muka laut di sekitar Jawa Timur

cenderung lebih dingin jika dibandingkan dengan rata-rata klimatologisnya.

Hal ini menunjukkan bahwa SST tidak berpengaruh terhadap terbentuknya

awan yang menimbulkan hujan dibandingkan dengan rata-rata

klimatologisnya.

Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Peta Re-analisis Nilai Anomali Sea Surface Temperature


Periode : 26 Januari – 2 Pebruari 2014

d. Angin Zonal Lapisan 850 mb ( Timur-Barat ).

Analisis nilai anomali angin zonal (timur-barat) adalah dengan interpretasi

nilai anomali, apabila menunjukkan nilai positif atau di atas 0 (nol), hal ini

menunjukkan angin dari barat lebih kuat dibandingkan rata-rata

klimatologisnya.
Dari hasil interpretasi data periode 26 Januari – 2 Pebruari 2014

menunjukkan di Jawa Timur berada pada nilai positif.

Hal ini menunjukkan angin dari arah barat lebih kuat dari rata-rata

klimatologisnya di Jawa Timur.

Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Peta Re-analisis Nilai Anomali Angin Zonal


Periode : 26 Januari – 2 Pebruari 2014

e. Angin Meridional Lapisan 850 mb ( Utara-Selatan ).

Analisis nilai anomali angin meridional (Utara-Selatan) adalah dengan

interpretasi nilai anomali, apabila menunjukkan nilai positif atau di atas 0

(nol), hal ini menunjukkan angin dari selatan lebih kuat dibandingkan rata-

rata klimatologisnya.

Dari hasil interpretasi data periode 26 Januari – 2 Pebruari 2014

menunjukkan di Jawa Timur berada pada nilai positif.

Hal ini menunjukkan angin dari arah selatan lebih kuat dibandingkan

dengan rata-rata klimatologisnya di wilayah Jawa Timur.


Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Peta Re-analisis Nilai Anomali Angin Meridional


Periode : 26 Januari – 2 Pebruari 2014

f. Angin pada Lapisan 850 mb.

Dari analisis anomali medan angin pada lapisan 850 mb (3000 feet)

menunjukkan adanya pusaran angin di selatan Nusa tenggara sebelah barat

Australi sehingga menyebabkan belokan angin di Jawa Timur.

Hal ini menimbulkan dampak terjadi peningkatan pertumbuhan awan yang

berpotensi menimbulkan hujan di wilayah Jawa Timur.

Selengkapnya dapat dilihat di gambar 8.

Gambar 8. Peta Re-analisis Anomali Angin pada Lapisan 850 mb


26 Januari – 2 Pebruari 2014
a. Curah Hujan Harian.

Berdasarkan pantauan dari pos hujan kerjasama pada beberapa lokasi

kejadian banjir Situbondo telah terjadi hujan selama beberapa hari dengan

curah hujan di bawah 100 mm/hari pada tanggal yang terjadi secara

bersamaan di beberapa lokasi pos hujan pada tgl 30 Januari – 2 Pebruari

2014

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

CURAH HUJAN
NO POS HUJAN
29 JAN 30 JAN 31 JAN 1 PEB 2 PEB
1 DAM SITUBONDO 14 20 75 80 150
2 KOTAKAN/D.SAMPEAN 16 13 131 - 155
3 BITING 6 25 80 65 118 12
4 BITING 3 30 82 63 116 12
5 NOGOSROMO 12 176 160 190 19
6 DAM CURAH SURI 28 115 75 130 6
7 BADERAN 34 87 54 68 53
8 DAM TUNJANG 15 150 120 145 20
9 JATI BANTENG - 168 89 134 16
10 PG. DEMAS 10 59 49 55 29
11 BUDUAN 26 106 107 129 16

Tabel 1. Tabel Nilai Curah Hujan Pada Saat Kejadian Banjir


Tanggal 29 Januari – 2 Pebruari 2014

b. Intensitas Curah Hujan Harian.

Berdasarkan pantauan dari pos hujan kerjasama pada beberapa lokasi

kejadian banjir telah terjadi hujan dengan intensitas sedang sampai dengan

sangat lebat pada tanggal 29 Januari – 2 Pebruari 2014.

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.


Pos hujan Tanggal
29 JAN 30 JAN 31 JAN 1 PEB 2 PEB
DAM SITUBONDO Ringan Ringan Lebat Lebat Sangat Lebat
KOTAKAN/D.SAMPEAN
Ringan Ringan Sangat Lebat - Sangat Lebat
BITING 6 Sedang Lebat Lebat Sangat Lebat Ringan
BITING 3 Sedang Lebat Lebat Sangat Lebat Ringan
NOGOSROMO Ringan Sangat Lebat Sangat Lebat Sangat Lebat Ringan
DAM CURAH SURI Sedang Sangat Lebat Lebat Sangat Lebat Ringan
BADERAN Sedang Lebat Lebat Lebat Lebat
DAM TUNJANG Ringan Sangat Lebat Sangat Lebat Sangat Lebat Ringan
JATI BANTENG - Sangat Lebat Lebat Sangat Lebat Ringan
PG. DEMAS Ringan Lebat Sedang Lebat Sedang
BUDUAN Sedang Sangat Lebat Sangat Lebat Sangat Lebat Ringan
Tabel 2. Intensitas Curah Hujan Pada Saat Kejadian Banjir

c. Tingkat Rawan Banjir.

Berdasarkan pantauan dari pos hujan kerjasama pada lokasi kejadian

banjir Situbondo telah terjadi hujan dengan tingkat rawan banjir pada

kategori MENENGAH pada tanggal 20 - 24Desember 2013.

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.

Pos hujan Tanggal


29 JAN 30 JAN 31 JAN 1 PEB 2 PEB 0
DAM SITUBONDO Rendah Menengah Menengah Menengah Tinggi Rendah
KOTAKAN/D.SAMPEAN
Rendah Rendah Tinggi - Tinggi Rendah
BITING 6 Menengah Menengah Menengah Tinggi Rendah Rendah
BITING 3 Menengah Menengah Menengah Tinggi Rendah Rendah
NOGOSROMO Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah
DAM CURAH SURI Menengah Tinggi Menengah Tinggi Rendah Rendah
BADERAN Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Rendah
DAM TUNJANG Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Menengah Rendah
JATI BANTENG - Tinggi Menengah Tinggi Rendah Rendah
PG. DEMAS Rendah Menengah Menengah Menengah Menengah Rendah
BUDUAN Menengah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah
Tabel 3. Tabel Tingkat Rawan Banjit Pada Saat Kejadian Banjir
2.1. Pembahasan.

Berdasarkan nilai rata-rata curah hujan dasarian III Januari tahun 1991-2010

pada daerah yang berdampak banjir menunjukkan pada kisaran 51 – 200 mm,

selengkapnya dapat dilihat di gambar 8.

Gambar 8. Peta Rata-Rata Curah Hujan Dasarian III Desember


(Tahun 1991-2010)

Dari pantauan curah hujan yang terjadi pada beberapa pos hujan menunjukkan

curah hujan yang terjadi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-ratanya (1991-

2010).
3. KESIMPULAN.

 OLR lebih besar dari rata – rata klimatologisnya berarti tutupan awannya

sedikit.

 Adanya belokan angin di atas Jawa Timur menyebabkan peningkatkan

pertumbuhan awan yang berpotensi menghasilkan hujan.

 Nilai Tekanan Permukaan Laut (SLP) menunjukkan lebih kecil dari rata –

rata klimatologisnya, hal ini berpengaruh terhadap terbentuknya awan -

awan yang berpotensi hujan.

 SST lebih dingin dari rata-rata klimatologisnya sehingga tidak

berpengaruh terhadap terbentuknya awan yang menimbulkan hujan

dibandingkan dengan rata-rata klimatologisnya.

 Kejadian banjir di beberapa daerah di Kabupaten Situbondo pada tanggal

30 Januari sampai dengan 2 Pebruari 2014 yang diakibatkan oleh

turunnya hujan dengan intensitas sedang sampai dengan sangat lebat

selama beberapa hari kejadian banjir di beberapa pos pengamatan hujan.

Anda mungkin juga menyukai