Anda di halaman 1dari 12

ANALISA KEJADIAN BANJIR

KABUPATEN BLITAR
TANGGAL 22 Desember 2013

1. PENDAHULUAN.

Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah di Propinsi Jawa Timur yang secara
geografis Kabupaten Blitar terletak pada 11125 11220 BT dan 757 8951 LS
berada di Barat daya Ibu Kota Propinsi Jawa Timur Surabaya dengan jarak kurang
lebih 160 Km. Adapun batas batas wilayah adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang
Sebelah Timur : Kabupaten Malang
Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri
Kabupaten Blitar memiliki luas wilayah 1.588.79 km dengan tata guna tanah terinci
sebagai Sawah, Pekarangan, Perkebunan, Tambak, Tegal, Hutan, Kolam Ikan dan lain-
lain. Kabupaten Blitar juga di belah aliran sungai Brantas menjadi dua bagian yaitu
Blitar Utara dan Blitar Selatan yang sekaligus membedakan potensi kedua wilayah
tersebut yang mana Blitar Utara merupakan dataran rendah lahan sawah dan beriklim
basah dan Blitar Selatan merupakan lahan kering yang cukup kritis dan beriklim kering.
(www.blitarkab.go.id)
Sedikitnya 219 warga tiga desa, yakni Desa Sutojayan, Desa Bacem dan Desa
Kalipang, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, dievakuasi dari kepungan banjir.
Sebab, luapan air Sungai Ngunut yang mengelilingi tiga desa tersebut telah menyerbu
permukiman warga. yang terjadi pada tanggal 22 Desember 2013 berdasarkan sumber
dari www.tempo.com. Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
setempat banjir yang diakibatkan jebolnya tanggul penahan sungai yang melintasi
kawasan Sutojayan ini telah merendam sedikitnya 3 desa yang di kecamatan
Sutojayan. Dampak banjir ini juga merendam ratusan hektar sawah, jalan, serta ratusan
rumah warga di daerah tersebut. Bahkan, warga terpaksa dievakuasi ke tempat
pengungsian, karena debit air yang semakin tinggi.
Daerah-daerah yang terkena dampak banjir dapat diketahui lebih lanjut pada gambar 1
di bawah ini.

Gambar 1:. Peta Daerah Kejadian Banjir di Kabupaten Blitar


Bulan Desember Tahun 2013

Berdasarkan peta prakiraan rawan banjir yang dirilis oleh BMKG bulan Desember

2013, menyebutkan bahwa Kecamatan Sutojatan termasuk ke dalam daerah dengan

potensi rawan banjir MENENGAH.

Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 2.


Gambar 2. Peta Prakiraan Daerah Potensi Banjir
Bulan Januari 2013

2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN.

2.1. Analisis Data Re-analisis Dinamika Atmosfer.

a. Outgoing Longwave Radiation (OLR).

Analisis nilai anomali OLR adalah dengan interpretasi nilai anomali OLR,

apabila menunjukkan nilai negatif atau di bawah 0 (nol), hal ini menunjukkan

semakin banyaknya tutupan awan yang berpotensi menimbulkan hujan

dibandingkan rata-rata klimatologisnya.

Dari hasil interpretasi data periode 21 hingga 25 Desember 2013 menunjukkan

di Jawa Timur berada pada nilai negatif.

Hal ini menunjukkan tutupan awan yang berpotensi menimbulkan hujan

yang lebih besar dibandingkan dengan rata-rata klimatologisnya

Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.


Gambar 3. Peta Re-analisis Nilai Anomali OLR
Periode : 21 25 Desember 2013

b. Tekanan Udara Permukaan Laut (Sea Level Pressure).

Analisis nilai anomali Tekanan Udara Permukaan Laut adalah dengan

interpretasi nilai anomali, apabila menunjukkan nilai negatif atau di bawah 0

(nol), hal ini menunjukkan semakin tingginya potensi terbentuknya awan yang

menimbulkan hujan.

Dari hasil interpretasi data periode 21 hingga 25 Desember 2013 menunjukkan

Jawa Timur berada pada nilai negative tetapi masih pada kisaran normal. Hal

ini menunjukkan bahwa SLP tidak berpengaruh signifikan terhadap

terbentuknya awan yang menimbulkan hujan jika dibandingkan dengan

rata-rata klimatologisnya.

Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.


Gambar 4. Peta Re-analisis Nilai Anomali Tekanan Udara Permukaan Laut
Periode : 21 25 Desember 2013

c. Suhu Muka Laut (Sea Surface Temperature).

Analisis nilai anomali suhu muka laut (SST) adalah dengan interpretasi nilai

anomali, apabila menunjukkan nilai positif atau di atas 0 (nol), hal ini

menunjukkan semakin tingginya suhu muka laut dibandingkan rata-rata

klimatologisnya hal ini menyebabkan meningkatnya potensi terbentuknya awan.

Dari hasil interpretasi data periode 21 hingga 25 Desember 2013 menunjukkan

bahwa kondisi suhu muka laut di sekitar Jawa Timur cenderung normal atau

sama dengan rata-rata klimatologisnya. Hal ini menunjukkan bahwa SST tidak

begitu signifikan berpengaruh terhadap terbentuknya awan yang

menimbulkan hujan yang lebih besar dibandingkan dengan rata-rata

klimatologisnya.

Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 5.


Gambar 5. Peta Re-analisis Nilai Anomali Sea Surface Temperature
Periode : 21 25 Desember 2013

d. Angin Zonal Lapisan 850 mb ( Timur-Barat ).

Analisis nilai anomali angin zonal (timur-barat) adalah dengan interpretasi nilai

anomali, apabila menunjukkan nilai positif atau di atas 0 (nol), hal ini

menunjukkan angin dari barat lebih kuat dibandingkan rata-rata klimatologisnya.

Dari hasil interpretasi data periode 21 hingga 25 Desember 2013 menunjukkan

di Jawa Timur berada pada nilai normalnya.

Hal ini menunjukkan angin menunjukkan kondisi normal atau sama dengan

rata-rata klimatologisnya di jawa Timur.

Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 6.


Gambar 6. Peta Re-analisis Nilai Anomali Angin Zonal
Periode : 21 25 Desember 2013

e. Angin Meridional Lapisan 850 mb ( Utara-Selatan ).

Analisis nilai anomali angin meridional (Utara-Selatan) adalah dengan

interpretasi nilai anomali, apabila menunjukkan nilai positif atau di atas 0 (nol),

hal ini menunjukkan angin dari selatan lebih kuat dibandingkan rata-rata

klimatologisnya.

Dari hasil interpretasi data periode 21 hingga 25 Desember 2013 menunjukkan

di Jawa Timur berada pada nilai positif.

Hal ini menunjukkan angin dari arah selatan lebih dominan dibandingkan

dengan rata-rata klimatologisnya di wilayah Jawa Timur.

Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 7.


Gambar 7. Peta Re-analisis Nilai Anomali Angin Meridional
Periode : 11 20 Desember 2013

Dari interpretasi gambar 6 dan gambar 7 dapat disimpulkan bahwa komponen

angin meridional (utara-selatan) lebih dominan dibandingkan komponen angin

zonal (timur-barat).

f. Angin pada Lapisan 850 mb.

Dari analisis anomali medan angin pada lapisan 850 mb (3000 feet)

menunjukkan adanya pusaran angin di atas Nusa tenggara Barat sehingga

menyebabkan timbulnya daerah pumpunan angin di Jawa Timur.

Hal ini menimbulkan dampak terjadi peningkatan pertumbuhan awan yang

berpotensi menimbulkan hujan di wilayah Jawa Timur.

Selengkapnya dapat dilihat di gambar 8.


Gambar 8. Peta Re-analisis Anomali Angin pada Lapisan 850 mb
Periode : 21 25 Desember 2013

a. Curah Hujan Harian.

Berdasarkan pantauan dari pos hujan kerjasama pada beberapa lokasi

kejadian banjir telah terjadi hujan selama beberapa hari dengan curah hujan di

bawah 100 mm/hari pada tanggal yang terjadi secara bersamaan di beberapa

lokasi pos hujan pada tgl 22 Desember 2013.

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Pos hujan Tanggal


19 20 21 22 23 24
bacem 4 40 37 33 30 65
judeg 5 45 56 93 35 75
kademangan - 36 61 42 25 -
klampokan - 50 47 30 - -
Tabel 1. Tabel Nilai Curah Hujan Pada Saat Kejadian Banjir
Bulan Desember 2013
b. Intensitas Curah Hujan Harian.

Berdasarkan pantauan dari pos hujan kerjasama pada beberapa lokasi

kejadian banjir telah terjadi hujan dengan intensitas sedang sampai lebat pada

tanggal 21 - 22 Desember 2013.

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.

Pos hujan Tanggal


19 20 21 22 23 24
bacem Ringan Sedang Sedang Sedang Sedang Lebat
judeg Ringan Sedang Lebat Lebat Sedang Lebat
kademangan - Sedang Lebat Sedang Sedang -
klampokan - Sedang Sedang Sedang - -

Tabel 2. Intensitas Curah Hujan Pada Saat Kejadian Banjir


(Sumber : BMKG).

c. Tingkat Rawan Banjir.

Berdasarkan pantauan dari pos hujan kerjasama pada lokasi kejadian banjir

telah terjadi hujan dengan tingkat rawan banjir pada kategori MENENGAH

pada tanggal 20 - 24Desember 2013.

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.

Pos hujan Tanggal


19 20 21 22 23 24
bacem Rendah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah
judeg Rendah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah
kademangan - Menengah Menengah Menengah Menengah -
klampokan - Menengah Menengah Menengah - -

Tabel 3. Tabel Tingkat Rawan Banjit Pada Saat Kejadian Banjir


(Sumber : BMKG).
2.1. Pembahasan.

Berdasarkan nilai rata-rata curah hujan dasarian III Desember tahun 1991-2010

pada daerah yang berdampak banjir menunjukkan pada kisaran 51 150 mm,

selengkapnya dapat dilihat di gambar 8.

Gambar 8. Peta Rata-Rata Curah Hujan Dasarian III Desember


(Tahun 1991-2010)

Dari pantauan curah hujan yang terjadi pada beberapa pos hujan menunjukkan

curah hujan yang terjadi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-ratanya (1991-

2010).
3. KESIMPULAN.

Peningkatan curah hujan yang terjadi diakibatkan oleh adanya anomali nilai

OLR yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata klimatologisnya.

Adanya pusaran angin di atas Nusa Tenggara Barat menyebabkan

pumpunan angin di Jawa Timur sehingga meningkatkan pertumbuhan awan

yang berpotensi menghasilkan hujan.

Nilai anomali SST cenderung pada kisaran normal.

Angin meridional (utara-selatan) lebih dominan dibandingkan komponen

angin zonal (timur-barat)

Kejadian banjir di di beberapa daerah di Kabupaten Blitar pada tanggal 22

Desember 2013 diakibatkan oleh akumulasi curah hujan yang signifikan dan

tingginya intensitas hujan yang terjadi selama beberapa hari di beberapa pos

pengamatan hujan.

Anda mungkin juga menyukai