Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN BAYI BARU LAHIR

By; Siti Fadhilah,S.SiT

Pengkajian pada bayi baru lahir dapat dilakukan segera setelah lahir yaitu untuk mengkaji penyesuaian bayi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik secara lengkap untuk mengetahui normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan

1. Pengkajian segera BBL a. Penilaian awal Nilai kondisi bayi :


APAKAH BAYI MENANGIS KUAT/BERNAFAS TANPA KESULITAN ? APAKAH BAYI BERGERAK DG AKTIF/LEMAS? APAKAH WARNA KULIT BAYI MERAH MUDA, PUCAT/BIRU?

APGAR SCORE

Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel (pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek) Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950)

Dilakukan pada :

1 menit kelahiran yaitu untuk memberi kesempatan pd bayi untuk memulai perubahan

Menit ke-5 Menit ke-10 penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yg rendah & perlu tindakan resusitasi. Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yg rendah berhubungan dg kondisi neurologis

SKOR APGAR TANDA Appearanc e Pulse Grimace Activity

0 Biru,pucat

1 Badan pucat,tung kai biru < 100 Lambat Gerakan sedikit/flek si tungkai Lambat, tidak teratur

2 Semuanya merah muda > 100 Menangis kuat Aktif/fleksi tungkai baik/reaksi melawan Baik, menangis kuat

Tidak teraba Tidak ada Lemas/lump uh

Respiratory

Tidak ada

Preosedur penilaian APGAR

Pastikan pencahayaan baik Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dg cepat & simultan. Jumlahkan hasilnya Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg hasilnya Ulangi pada menit kelima Ulangi pada menit kesepuluh Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai

Penilaian

Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2 Nilai tertinggi adalah 10


Nilai 7-10 menunjukkan bahwa by dlm keadaan baik Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan tindakan resusitasi Nilai 0 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi

2. Asuhan segera Bayi Baru Lahir

Adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar BBL akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dg sedikit bantuan/gangguan Oleh karena itu PENTING diperhatikan dlm memberikan asuhan SEGERA, yaitu jaga bayi tetap kering & hangat, kotak antara kulit bayi dg kulit ibu sesegera mungkin

a. Membersihkan jalan nafas 1). Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dg handuk di atas perut ibu 2). Bersihkan darah/lendir dr wajah bayi dg kain bersih & kering/ kassa 3). Periksa ulang pernafasan 4). Bayi akan segera menagis dlm waktu 30 detik pertama setelah lahir

jika tdk dpt menangis spontan dallakukan : 1). letakkkan by pd posisi terlentang di t4 yg keras & hangat 2). gulung sepotong kain & letakkan di bwh bahu shg leher bayi ekstensi 3). bersihkan hidung, rongga mulut, & tenggorokan by dg jari tangan yg dibungkus kassa steril 4). tepuk telapak kaki by sebanyak 2-3x/ gosok kulit by dg kain kering & kasar

Gb. Posisi ekstensi

Kebiasaan yang harus dihindari

LANGKAH-LANGKAH Menepuk pantat bayi Menekan dada Menekan kaki bayi ke bagian perutnya Membuka sphincter anusnya Menggunakan bungkusan panas/dingin Meniupkan oksigen/udara dingin pada tubuh/wajah bayi Memberi minuman air bawang

ALASAN TIDAK DIANJURKAN Trauma/cedera Patah, pneumothorax, gawat nafas, kematian Merusak pembuluh darah dan kelenjar pada hati/limpa, perdarahan Merusak /melukai sphincter ani Membakar/hipotermi hipotermi Membuang waktu, karena tindakan resusitasi yang tidak efektif pada saat kritis

Penghisapan lendir

Gunakan alat penghisap lendir mulut (De Lee)/ alat lain yg steril, sediakan juga tabung oksigen & selangnya Segera lakukan usaha menghisap mulut & hidung Memantau mencatat usaha nafas yg pertama Warna kulit, adanya cairan / mekonium dlm hidung / mulut hrs diperhatikan

b. Perawatan tali pusat setelah plasenta lahir & kondisi ibu stabil, ikat atau jepit tali pusat

Cara :

celupkan tangan yg masih mggnakan sarung tangan ke dlm klorin 0,5% untuk membersihkan darah & sekresi tubuh lainnya bilas tangan dengan air matang /DTT keringkan tangan (bersarung tangan) letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dr pusat dengan menggunakan benang DTT. Lakukan simpul kunci/ jepitkan Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat & lakukan pengikatan kedua dg simpul kunci dibagian TP pd sisi yg berlawanan Lepaskan klem penjepit & letakkan di dlm larutan klorin 0,5% Selimuti bayi dg kain bersih & kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup

c. Mempertahankan suhu tubuh Dengan cara :


Keringkan bayi secara seksama Selimuti bayi dg selimut/kain bersih, kering & hangat Tutup bagian kepala bayi Anjurkan ibu untuk memeluk & menyusukan bayinya Lakukan penimbangan stl bayi mengenakan pakaian Tempatkan bayi di lingk yg hangat

Gb. Metode kanguru

d. Pencegahan infeksi

Memberikan obat tetes mata/salep diberikan 1 jam pertama by lahir yaitu ; eritromysin 0,5%/tetrasiklin 1%. Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/ neosporin & langsung diteteskan pd mata bayi segera stl bayi lahir

BBL sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan halhal dalam perawatannya.

Cuci tangan sebelum & setelah kontak dg bayi Pakai sarung tangan bersih pd saat menangani bayi yg blm dimandikan Pastikan semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika menggunakan bola karet penghisap, pastukan dlm keadaan bersih Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yg digunakan untuk bayi dlm keadaan bersih Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop & benda2 lainnya akan bersentuhan dg bayi dlm keadaan bersih (dekontaminasi setelah digunakan)

2. Asuhan bayi baru lahir 1-24 jam pertama kelahiran

Tujuan : Mengetahui aktivitas bayi normal/tdk & identifikasi masalah kesehatan BBL yg memerlukan perhatian keluarga & penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan

Pemantauan 2 jam pertama meliputi :


Kemampuan menghisap (kuat/lemah) Bayi tampak aktif/lunglai

Bayi kemerahan /biru

Sebelum penolong meninggalkan ibu, harus melakukan pemeriksaan & penilaian ada tdknya masalah kesehatan terutama pada :

By kecil masa kehamilan/KB Gangguan pernafasan Hipotermia Infeksi Cacat bawaan/trauma lahir

Jika tidak ada masalah, a. lanjutkan pengamatan pernafasan, warna & aktivitasnya b. Pertahankan suhu tubuh bayi dg cara :

hindari memandikan min. 6 jam/min suhu 36,5 C bungkus bayi dengan kain yg kering & hangat, kepala bayi harus tertutup

c. Lakukan pemeriksaan fisik


gunakan tempat yg hangat & bersih cuci tangan sebelum & sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan & bertindak lembut LIHAT, DENGAR, & RASAkan Rekam /catat hasil pengamatan jika ditemukan faktor risiko/masalah segera Cari bantuan lebih lanjut

d. Pemberian vitamin K

untuk mencegah terjadinya perdarahan krn defisiensi vit. K Bayi cukup bulan/normal 1 mg/hari peroral selama 3 hari Bayi berisiko 0,5mg 1mg perperenteral/ IM

e. Identifikasi BBL

Peralatan identifikasi BBL harus selalu tersedia Alat yg digunakan; kebal air, tepi halus dan tidak melukai, tdk mudah sobek dan tdk mudah lepas Harus tercantum ; nama bayi (Ny) tgl lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu Di tiap tempat tidur harus diberi tanda dg mencantumkan nama, Tgl lahir, nomor identifikasi

Gb. Bayi dalam box bayi dengan identitas

6. Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi, meliputi : 1). Pemberian nutrisi

Berikan asi seserig keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu penuh) Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam Pastikan bayi mendapat cukup colostrum selama 24 jam. Colostrum memberikan zat perlindungan terhadap infeksi dan membantu pengeluaran mekonium. Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan

2). Mempertahankan kehangatan tubuh bayi


Suhu ruangan setidaknya 18 - 21C Jika bayi kedinginan, harus didekap erat ke tubuh ibu Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur (misalnya botol berisi air panas)

3). Mencegah infeksi


Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet untuk BAK/BAB Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah tali pusat. Jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera ke bidan jika timbul perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk. Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan mandi setiap hari Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih , hangat, dan sabun setiap hari. Jaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan pastikan setiap orang yang memegang bayi selalu cuci tangan terlebih dahulu

7. Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua


Pernafasan sulit/ > 60x/menit Suhu > 38 C atau <> Warna kulit biru/pucat Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja lembek, sering warna hijau tua, ada lendir darah Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk Tidak berkemih dalam 3 hari, 24 jam Mengigil, tangis yg tidak biasa, rewel, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang

8. Berikan immunisasi BCG, Polio dan Hepatis B

Daftar pustaka 1. Bennett dan Brown, 1999, Myles Texbook for midwives, thirteennth edition. Churchill Livingstone, Edinburgh

2. JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III kebidanan , Buku 5 asuhan bayibaru lahir,Pusdiknakes.Jakarta 3. Johnson dan Taylor. 2005. Buku ajar praktik kebidanan.cetaka I. EGC.Jakarta 4. Saifudin Abdul Bahri. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal neonatal.YBP_SP.Jakarta

PERAWATAN TALI PUSAT & KETERAMPILAN MEMANDIKAN BAYI BARU LAHIR


Oleh Stop Dreaming Start Action Leave a Komentar Kategori: Uncategorized Ujung tali pusat akan mengering dan putus pada 7 10 hari sesudah bayi lahir, bisa juga 15 18 hari atau lebih. Orang tua dianjurkan untuk meletakkan popok yang dilipat di bawah area tali pusat dan menggunakan alkohol pada pusat beberapa kali sehari agar tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.

Tali pusat dibersihkan dengan menggunakan alkohol dimulai disekitar hubungan antara tali pusat dan kulit. Untuk meningkatkan proses pengeringan dan penyembuhan pada saat memandikan bayi baru lahir tidak dianjurkan untuk di celupkan dalam bak mandi asampai tali pusat putus dan umbilikus sembuh. Orang tua dapat menggunakan metode sponge bath sampai jaringan granulasi menutupi bagian tali pusat yang lepas. Penutupan tali pusat tidak dianjurkan karena akan memperlambat proses pengeringan. Warna merah dan pengeluaran bau yang tidak sedap disekitar umbilikus harus diperhatikan karena sebagai tanda adanya infeksi tali pusat dan dilaporkan untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan yang lebih lanjut. Tujuan tali pusat terbuka atau tidak ditutup dengan kassa alkohol adalah : 1. meningkatkan granulasi 2. memudahkan dan mempercepat pengeringan pada tali pusat

KETERAMPILAN MEMANDIKAN BAYI BARU LAHIR (NEONATUS) DAN PERAWATAN TALI PUSAT PERSIAPAN ALAT 1. Handuk dan waslap bersih 2. Sabun bayi dan shampoo 3. Alkohol 70% 4. Cotton bud atau kapas bersih 5. Kapas untuk membersihkan perineal 6. Waskom atau bak mandi bayi 7. Bengkok 8. Air hangat 9. Popok dan pakaian bersih 10. Keranjang untuk baju kotor

PROSEDUR TINDAKAN I. Tahap Pra Interaksi 1. Baca catatan perawatan dan catatan medis klien 2. Rencanakan mandi sesuai dengan pola makan dan tidur, memandikan bayi baru lahir pada pertengahan waktu makan memiliki beberapa keuntungan yaitu bayi akan siap dalam prosedur. 3. Siapkan ruangan 4. tetapkan tujuan dilakukan prosedur 5. Siapkan alat alat 6. Cuci tangan II. Tahap Orientasi 1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya 2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada keluarga klien

III. Tahap kerja 1. berikan kesempatan keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan 2. Kaji temperatur tubuh serta tanda dan gejala adanya distress pernafasan 3. Memandikan : a. Pastikan bayi dalam posisi nyaman dalam pegangan atau terbaring dalam inkubator b. Periksa kembali temperatur air dengan suhu 37 38 derajat celcius/ hangat hangat kuku, air dalam waskom hanya digunakan untuk menyeka (sponge bath) dan membersihkan rambut. c. Mulai memandikan : usap mata dari kantus dalam ke kantus luar, gunakan air bersih dan bagian berbeda untuk tiap tiap mata. d. Bersihkan wajah dengan lembut, gunakan air biasa / tanpa menggunakan sabun. e. Membersihkan rambut : pegang bayi dengan aman, gunakan football hold, basahi rambut dengan air secara lembut

Usapkan shampoo bayi dengan menggunakan lap, bilas rambut dan keringkan kulit kepala dengan cepat

a. Membersihkan telinga luar, bersihkan dengan gerakan memutar dan gunakan bagian yang berbeda untuk tiap tiap- telinga. b. Membersihkan tubuh dan ekstremitas : setelah melepas selimut mandi/ pakaian bayi, bersihkan leher, dada, lengan dan punggung dengan cara yang sama bersihkan tubuh dengan sabun dan air, bilas dengan hati-hati dan keringkan bagian tubuh yang dibersihkan sebelum berpindah ke bagian yang lain a. membersihkan genetalia : Bayi perempuan : bersihkan labia secara perlahan-lahan dengan arah dari depan ke belakang. Bayi laki-laki : terik kulup dengan lembut dan sejauh-jauhnya, bersihkan ujun glands dengan gerakan memutar dan kembalikan kulup dengan segera setelah dibersihkan. a. Bersihkan dan keringkan daerah perineal b. Tidak dianjurkan menggunakan bedak, minyak atau lotion pada kulit bayi c. Gunakan alkohol untuk perawatan tali pusat jika perlu angkat tali pusat agar perawatan lebih adequat. d. Gunakan popok dengan lipatan ke depan dan berada dibawah tali pusat, biarkan tali pusat dalam keadaan terbuka. e. Gunakan pakaian bayi yang tepat sesuai dengan kondisi lingkungan.

IV. Tahap Terminasi 1. Bersihkan dan kembalikan peralatan mandi, rapikan ruangan senyaman mungkin dan kembalikan alat-alat pada tempat semula 2. perhatikan respon bayi 3. cuci tangan 4. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan

V. Dokumentasi 1. Catat waktu dilakukan tindakan, tindakan yang telah dilakukan, respon bayi serta penemuan penting saat dilakukan tindakan seperti hipotermi, distress pernafasan dll.

VI. Referensi Laura R.M. Comprehensive maternity Nursing : Nursing Process And Chidbearing Family (Second Edition). Philadelpia : LB. Lipincott Company. Kemper., et.al. Comprehensive Child And Family Nursing Skills(1991). Philadelpia: Mosby Year Book. Wholey & Wong. Nursing Care Of Infants And Children (Fifth Edition). Philadelpia: Mosby year book.

Askep Bayi Baru Lahir


Juli 29, 2009 Epsilia Yuni Fitriyanti 1. Definisi BBLR adalah bayi baru lahir dengan BB 2500 gram/ lebih rendah (WHO 1961)

Klasifikasi BBLR

Prematuritas murni : Masa Gestasi kurang dari 37 minggu dan Bbnya sesuai dengan masa gestasi. Dismaturitas : BB bayi yang kurang dari BB seharusnya, tidak sesuai dengan masa gestasinya.

2. Etiologi a. Faktor ibu : Faktor penyakit (toksemia gravidarum, trauma fisik dll), Faktor usia Keadaan sosial b. Faktor janin : Hydroamnion, Kehamilan multiple/ganda, Kelainan kromosom c. Faktor Lingkungan : Tempat tinggal didataran tinggi, Radiasi, Zat-zat beracun 3. Patofisiologi 4. Gejala Klinis : BB, PB, LK, LD, LLA, APGAR 5. Pemeriksaan Penunjang : Analisa gas darah 6. Komplikasi : RDS, Aspiksia 7. Penatalaksanaan medis : Pemberian vitamin K : Pemberian O2 (nasal atau headbox) 8. Askep Pengkajian

Tanda-tanda anatomis o Kulit keriput, tipis, penuh lanugo pada dahi, pelipis, telinga dan lengan, lemak jaringan sedikit (tipis). o Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari o Pada bayi laki-laki testis belum turun.

Pada bayi perempuan labia mayora lebih menonjol.

Tanda fisiologis o Gerakan bayi pasif dan tangis hanya merintih, walaupun lapar bayi tidak menangis, bayi lebih banyak tidur dan lebih malas. o Suhu tubuh mudah untuk menjadi hipotermi. Penyebabnya adalah : o Pusat pengatur panas belum berfungsi dengan sempurna. o Kurangnya lemak pada jaringan subcutan akibatnya mempercepat terjadinya perubahan suhu. o Kurangnya mobilisasi sehingga produksi panas berkurang.

9. Diagnosa Keperawatan 1. Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neuromuskuler. 2. Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu tubuh dan berkurangnya lemak sub cutan didalam tubuh. 3. Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi). 4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan tubuh dalam mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna). 5. Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya jaringan kulit, imobilisasi. 6. Kecemasan orang tua b.d situasi krisis, kurang pengetahuan. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN 1. Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dn neuro muscular Pola nafas efektif . Kriteria Hasil :

RR 30-60 x/mnt Sianosis (-) Sesak (-) Ronchi (-) Whezing (-) Observasi pola Nafas. Observasi frekuensi dan bunyi nafas Observasi adanya sianosis. Monitor dengan teliti hasil pemeriksaan gas darah. Tempatkan kepala pada posisi hiperekstensi. Beri O2 sesuai program dokter Observasi respon bayi terhadap ventilator dan terapi O2. Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien. Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

2. Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu dan berkurangnya lemak subcutan didalam tubuh.

Suhu tubuh kembali normal. Kriteria Hasil :


Suhu 36-37 C. Kulit hangat. Sianosis (-) Ekstremitas hangat. Observasi tanda-tanda vital. Tempatkan bayi pada incubator. Awasi dan atur control temperature dalam incubator sesuai kebutuhan. Monitor tanda-tanda Hipertermi. Hindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh. Ganti pakaian setiap basah. Observasi adanya sianosis.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

3. Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi) Infeksi tidak terjadi. Kriteria Hasil :

Suhu 36-37 C Tidak ada tanda-tanda infeksi. Leukosit 5.000 10.000

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Kaji tanda-tanda infeksi. Isolasi bayi dengan bayi lain Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi. Gunakan masker setiap kontak dengan bayi. Cegah kontak dengan orang yang terinfeksi. Pastikan semua perawatan yang kontak dengan bayi dalam keadaan bersih/steril. 7. Kolaborasi dengan dokter. 8. Berikan antibiotic sesuai program. 4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan mencerna nutrisi (Imaturitas saluran cerna) Nutrisi terpenuhi setelah Kriteria hasil :

Reflek hisap dan menelan baik Muntah (-) Kembung (-) BAB lancar Berat badan meningkat 15 gr/hr Turgor elastis.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Observasi intake dan output. Observasi reflek hisap dan menelan. Beri minum sesuai program Monitor tanda-tanda intoleransi terhadap nutrisi parenteral. Kaji kesiapan untuk pemberian nutrisi enteral Kaji kesiapan ibu untuk menyusu. Timbang BB setiap hari.

5. Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya jaringan kulit, imobilisasi. Gangguan integritas kulit tidak terjadi Kriteria hasil :

Suhu 36,5-37 C Tidak ada lecet atau kemerahan pada kulit. Tanda-tanda infeksi (-) Observasi vital sign. Observasi tekstur dan warna kulit. Lakukan tindakan secara aseptic dan antiseptic. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi. Jaga kebersihan kulit bayi. Ganti pakaian setiap basah. Jaga kebersihan tempat tidur. Lakukan mobilisasi tiap 2 jam. Monitor suhu dalam incubator.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

6. Kecemasan orang tua b.d kurang pengetahuan orang tua dan kondisi krisis. Cemas berkurang Kriteria hasil :

Orang tua tampak tenang Orang tua tidak bertanya-tanya lagi. Orang tua berpartisipasi dalam proses perawatan. Kaji tingkat pengetahuan orang tua Beri penjelasan tentang keadaan bayinya. Libatkan keluarga dalam perawatan bayinya. Berikan support dan reinforcement atas apa yang dapat dicapai oleh orang tua. Latih orang tua tentang cara-cara perawatan bayi dirumah sebelum bayi pulang.

1. 2. 3. 4. 5.

Entry Filed under: BBL

Anda mungkin juga menyukai