Anda di halaman 1dari 43

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas ini, perubahan dan mobilitas keuangan internasional semakin cepat maka akan mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk akuntansi dan keuangan. Bagi kita di indonesia fenomena ini mau tidak mau suka tidak suka harus kita alami. Krisis ekonomi Global yang melanda Indonesia berpengaruh pada perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, krisis ini mengakibatkan macetnya perpindahan barang dan jasa. Tidak terjadinya perpindahan barang dan jasa akan mengakibatkan kekacauan pada bagian produksi. Produksi terpaksa harus dihentikan karena barang belum terjual habis. Karena produksi terhenti dalam jangka waktu yang lama, maka perusahaan akan melakukan PHK kepada karyawan-karyawannya, dan akibatnya industri itu menjadi lebih kecil dan pendapatannya semakin berkurang tidak terkecuali perusahaan sektor industri makan dan minuman. Meskipun demikian, dalam periode krisis, Perusahaan Industi ini dapat menambah jumlah aktiva yang cukup besar untuk kebutuhan operasionalnya sehingga dapat mempertinggi Earning Power. jumlah industri di sektor ini tetap tumbuh karena perusahaan tersebut adalah perusahaan industri konsumsi yang banyak di butuh kan oleh masyarakat hasilkan tetap meningkat dari tahun ke tahun . Dengan semakin majunya perkembangan dunia usaha, persaingan antar perusahaan pun semakin meningkat. Agar dapat tetap bertahan dalam dunia bisnis

setiap perusahaan harus berhati hati dalam mengambil keputusan terutama keputusan di bidang keuangan. Hal ini disebabkan karena kegagalan atau keberhasilan usaha hampir sebagian besar ditentukan oleh kualitas keputusan yang berkaitan dengan keuangan. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat diperlukan suatu informasi mengenai keuangan perusahaan yang tersedia tepat waktu, dapat ditelusuri kebenarannya, jelas, lengkap, dan akurat. Dalam hal ini perushaan akan menyusun suatu laporan keuangan yang dapat menggambarkan seluruh hasil kegiatan perusahaan pada akhir periode pembukuan. Laporan keuangan itu disusun dengan maksud untuk memberikan informasi tentang hasil usaha, posisi finansial dan berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan posis finansial kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan eksistensi perusahaan, baik pihak intern maupun ekstern perusahaan. Agar pihak pihak yang bersangkutan dapat memperoleh informasi yang memadai dan akurat maka perlu diadakan interpretasi terhadap laporan keuangan. Dalam menganalisis dan menginterprestasikan laporan keuangan yang

bersangkutan, maka digunakan metode metode tertentu yang telah baku. Pada umumnya dalam menganalisis laporan keuangan digunakan analisis rasio yang terdiri dari rasio likuiditas , solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas. Hasil analisis tersebut sangat penting artinya bagi pimpinan perusahaan untuk mengontrol kebijakan kebijakan yang telah diambil baik kondisi keuangan yang lalu , saat ini maupun yang akan datang dalam rangka menjalankan operasi perusahaan dan membantu dalam mengambil berbagai keputusan yang harus dilaksanakan secepat mungkin agar tujuan perusahaan itu dapat tercapai.

Perusahaan melakukan investasi dengan alasan yang berbeda beda. Bagi beberapa perusahaan aktivitas merupakan unsur penting dari operasi perusahaan dan penilaian kinerja perusahaan mungkin sebagian besar, atau seluruhnya bergantung pada hasil yang dilaporkan mengenai aktivitas ini. Pada umumnya investasi memiliki hak finansial, sebagian berwujud seperti investasi tanah, bangunan, emas, berlian, atau komoditi lain yang dapat dipasarkan. Jumlah dana yang di investasikan dalam aktiva tetap tidak sama jumlahnya selama periode akuntansi atau selama umur aktiva tetap tersebut. Jumlah dana yang terikat dalam aktiva tetap akan berangsur angsur bekurang sesuai dengan metode depresiasi yang digunakan. Dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap seperti halnya dana yang diinvestasikan dalam aktiva lancar juga mengalami proses perputaran. Secara konsepsional sebenarnya tidak ada perbedaan antar investasi dalam aktiva tetap dengan investasi dalam aktiva lancar. Apabila perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva tetap perusahaan akan berharap bahwa perusahaan akan dapat

memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap tersebut. Pertimbangan lain yang menjadi dasar penulis dalam mengkaji aktiva tetap dibanding dengan aktiva finansial adalah seperti yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut : Lukman Samsudin (1994: 408) dalam buku Manajemen Keuangan Perusahaan sebagai berikut : Aktiva tetap adalah merupakan investasi yang menyerap bagian terbesar dari modal yang ditanamkan dalam perusahaan dan merupakan suatu keharusan dalam perusahaan karena tanpa aktiva tersebut proses produksi tidak akan mungkin berjalan. Setiap tahun posisi keuangan perusahaan akan terus berubah sesuai dengan operasional perusahaan, begitu pula dengan aktiva yang digunakan, terutama

investasi atas aktiva tetap, yang pada dasarnya jumlah dan nilainya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mempertinggi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Namun demikian tidak menutup kemungkinan jumlah dan nilainya berkurang disebabkan oleh aktivitas perusahaan yang kurang baik atau kondisi lain yang kurang menguntung kan misalnya perekonomian negara yang kurang kondusif Selain beberapa hal yang telah dijelaskan sebelumnya, hal lain yang menjadi perhatian penulis adalah aktiva tetap merupakan investasi yang menyerap bagian terbesar dari modal yang ditanamkan dalam perusahaan, bahkan dalam beberapa hal tertentu merupakan keharusan dalam perusahaan karena tanpa aktiva tersebut proses produksi tidak akan mungkin berjalan. Aktiva tetap sering kali disebut sebagai the earning asset yaitu aktiva yang sesungguhnya menghasilkan pendapatan bagi perusahaan, oleh karenanya melalui aktiva tetap inilah yang memberikan dasar bagi earning power perusahaan. Berdasarkan Uraian diatas Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Kinerja keuangan Berdasarkan ROI dan Total Assets Turnover terhadap Investasi aktiva tetap pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1.

Terjadi Kenaikan dan Penurunan terhadap

kondisi kinerja

keuangan perusahaan melalui analisis Return On Investment dan total Asset Turnover pada perusahaan Industri Sektor Makanan 2. Perubahan investasi aktiva tetap perusahaan selama

operasionalisasi perusahaan berjalan berfluktuasi. 3. Ada pengaruh kinerja keuangan berdasarkan Return On

Investment dan Total Asset Turnover terhadap perubahan investasi Aktiva Tetap pada Perusahan.

C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan penjelasan mengenai alasan penulis memilih judul, dan lokasi penelitian diatas, maka penulis mencoba untuk merumuskan satu masalah yaitu : 1. Adakah pengaruh ROI terhadap investasi aktiva tetap pada perusahaan makanan dn minuman yang terdaftar di BEI. 2. Adakah pengaruh TATO terhadap investasi aktiva tetap pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. 3. Adakah pengaruh ROI dan TATO terhadap investasi aktiva tetap pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

D. Manfaat dan Tujuan Penelitian Manfaat penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang merupakan gambaran nyata mengenai pengaruh ROI Dan TATO dihubungkan dengan tingkat Investasi Aktiva Tetap perusahaan. Data dan informasi tersebut

digunakan untuk bahan analisis bagi penyusunan karya ilmiah dalam bentuk skripsi. Yang merupakan syarat bagi penulis untuk menempuh jenjang S1. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis : 1. Perkembangan ROI, Perusahaan Industri Sektor Makan Di BEI 2. Perkembangan tingkat Investasi Perusahaan Industri Sektor Makan Di BEI 3. Pengaruh ROI dan TATO terhadap Investasi Aktiva Tetap Pada

Perusahaan Industri di Sektor Makanan Di BEI

E. Manfaat Penelitian Melalui penelititian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut : 1. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan memperluas wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan ekonomi akuntansi khususnya mengenai pengaruh analisis laporan keuangan terhadap penambahan aktiva tetap 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat serta masukan yang berguna dalam menerapkan kebijakan perusahaan di bidang keuangan khususnya dalam mengalisis laporan keuangan

BAB II LANDASAN TEORITIS

A.

Uraian Teoritis

1. Kinerja Keuangan Perusahaan Analisis kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk mengevaluasi kinerja di masa yang lalu, dengan melakukan berbagai analisis sehingga diperoleh posisi keuangan perusahaan yang mewakili realitas perusahaan dan potensi-potensi kinerja yang akan datang. 1.1 Pengertian Kinerja Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk

memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kreditibilitas yang baik Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai performing

measurement (pengukuran kinerja) adalah kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Dengan demikian pengertian kinerja adalah

suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu (Hanafi, 2003: 69).

2. Analisis Laporan keuangan 2.1 Pengertian analisis laporan keuangaan Pengerian analisis laporan keuangan menurut Munawir (2007; 31) dalam bukunya Analisia Laporan Keuangan adalah : Merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih,dan analisa lebih lanjut sehingga dapatdiperoleh data yang akan dapat mendukung keputsan yang akan diambil. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan analsis laporan keuangan ialah suatu proses yang dilakukan untuk mengetahui apakah posisi keuangan dan hasil-hasil yang diperoleh suatu perusahaan sesuai dengan hasil yang ditargetkan manajemen atau tidak, dengan melakukan perbandingan perbandingan atas data yang satu dengan yang lain dalam laporan keuangan tersebut.

2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan Bambang Riyanto (1997: 325) dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan mengemukakan bahwa : Mengadakan intepretasi atau analisa terhadap laporan finansiil suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi

penganalisa untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansiil dari perusahaan yang bersangkutan. Pimpinan perusahaan atau manajemen sangat berkepentingan terhadap laporan finansiil dari perusahaan yang di pimpinnya.Dengan mengadakan analisa laporan finansiil dari perusahaannya, para manajer akan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansiil dari perusahaanya dan akan dapat diketahui hasil hasil finansil yang telah dicapai di waktu yang lalu dan waktu yang sedang berjalan. Hasil analisis historis tersebut sangat penting artinya bagi perbaikan penyusunan rencana yang akan dilakukan di masa yang akan datang. Selain dari manajemen, para kreditur pun berkepentingan terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang telah atau akan menjadi debitur atau nasabhnya. Kreditur sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlu melakukan analisa terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang mengajukan kredit, untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kembali hutangnya beban beban hutang. Para investor pun berkepentingan terhadap analisa laporan keuangan untuk mengetahi rate of return dari dana yang akan diinvestasikan dalam surat surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu perusahan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan adalah sangat penting artinya bagi pihak pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan meskipun kepentingan mereka masing masing adalah berbeda.

2.3 Metode dan Teknik Analisis Menurut Munawir (2007: 36) dalam bukunya Analisis laporan Keuangan terdapat dua metode analisis laporan keuangan, yaitu :

10

a. Analisis

Horisontal

adalah

analisis

dengan

mengadakan

pembadingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. b. Analisis vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan anatara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Menurut Munawir (2007: 36-37) teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan 2. Analisis Tendensi 3. Analisis Laporan Dengan Persentase Per komponen 4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja 5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas 6. Analisis Rasio 7. Analisis Perubahan laba Kotor 8. Analisis Break-Even Jenis jenis analisa laporan keuangan diatas dapat lebih dijelaskan : 1. Analisis Perbandingan laporan keuangan adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan : a. b. Data Absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah Kenaikkan atau penurunan dalam jumlah rupiah

11

c. d. e.

Kenaikkan atau penurunan dalam persentase Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio Persentase dari total

2. Analisis Trend atau tendeni posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase , adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun 3. Analisis Laporan dengan persentase per komponen, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. 4. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab modal kerja dalam periode tertentu. 5. Analisis sumber dan penggunaan kas, adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab seban berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. 6. Analisis ratio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos pos tetentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

12

7. Analisis perubahan laba kotor, adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut. 8. Analisis Break-Even adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. 2.4 Analisa Rasio a. Pengertian Analisis Rasio Menurut Munawir Pengertian Analisis rasio adalah : analisis analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari dari pada hubungan hubungan dan tendensi atau kecendrungan untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. b. Jenis Jenis Rasio Menurut bambang Riyanto (1997: 331) dalam dasar dasar

pembelanjaan perusahaan, analisis rasio keuangan dibagi menjadi empat bagian, yaitu: 1. 2. 3. 4. Rasio Likuiditas Rasio Leverage Rasio Aktivitas Rasio Profitabilitas

13

Berikut akan dijelas mengenai keempat jenis analisis raso keuangan tersebut : Rasio likuiditas adalah rasio rasio yang digunakan untuk menganalisis dan menginterprestasikan posisi keuangan jangka pendek. Rasio ini sangat bermanfaat baik bagi management untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan maupun bagi kreditor jangka panjang dan pemegang saham yang ingin mengetahui prospek dari deviden dan pembayaran bunga di masa yang akan datang . rasio likuiditas antara lain terdiri dari Current Ratio, cash ratio dan quick ratio. Rasio leverage adalah rasio rasio yang digunakan untuk mengetahui sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio leverage anatara lain terdiri dari total debt to equity ratio, total debt to total capital assets, long term debt to equity ratio, dan times interest earned ratio. Rasio aktivitas adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam menggunakan sumber sumber dananya. Rasio ini antar lain terdiri dari inventory turnover, total assets turnover, average collection period, dan working capital turnover. Rasio profitabilitas adalah rasio rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahan dalam memperoleh keuntungan dari modal sendiri dan modal pinjaman.

14

2.5 Return On Investment (ROI) Analisa Return On Investment sudah merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Defenisi Return On Investment menurut Munawir (2007: 89) adalah : Return On Investment adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruahn dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa ratio ROI menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan (net operating Income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk mengahasilkan keuntungan operasi tersebut Besarnya ROI di pengaruhi oleh dua faktor : 1. Tingkat Perputaran Aktiva yang digunakan untuk operasi (turnover dari operating assets). 2. Profit Margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam presentase. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan

penjualannya. Besarnya ROI akan berubah kalau ada perubahan profit margin atau assets turnover, baik masing masing atau kedua duanya. Usaha mempertinggi ROI dengan memperbesar profit margin adalah

15

bersangkutan dengan usaha untuk mempertinggi efisiensi di sektor produksi, penjualan, dan administrasi. Usaha untuk mempertinggi ROI dengan memperbesar assets turnover adalah kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap. Besarnya ROI dapat diketahui dengan mengalikan antara assets turnover dengan profit marginnya, atau dengan rumus : Asset turnover x Profit Atau Penjualan x Perputaran aktiva laba usaha penjualan

Kegunaan dan kelemahan analisis ROI Kegunaan dari analisis ROI dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Salah satu kegunaannya yang prinsipil adalah sifat nya yang menyeluruh. Apabila perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi yang baik maka manajemen dengan menggunakan teknik analisis ROI dapat mengukur efisiensi penggunaan modal kerja, efisiensi produksi , dan efisiensi bagian penjualan. 2. Analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakantindakan yang dilakukan oleh divisi atau bagian. Yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan. 3. Analisis ROI juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing masing produk yang digunakan oleh perusahaan.

16

4. Apabila perusahaan memiliki rasio industri maka dengan analisis ROI ini dapat dibandingkan dengan efisiensi penggunaan modal pada perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada dibawah, sama atau diatas rata ratanya. 5. ROI selain berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan perencaaan. Misalnya ROI dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan kalau perusahaan akan mengadakan ekspansi. Disamping kegunaan dari analisis ROI, terdapat pula kelemahan kelemahanya yaitu : 1. Salah satu kelemahan yang prinsipil ialah kesukarannya dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, mengingat bahwa kadang-kadang praktek akuntansi yang digunakan oleh masing masing perusahaan tersebut adalah berbeda-beda. 2. Kelemahan lain dari analisis ROI ini adalah adanya fluktuasi dari nilai uang atau daya belinya. 3. Dengan menggunakan analisis ROI saja tidak akan dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang memuaskan.

2.6 Total Assets Turnover

17

Pengertian total assets turnover menurut Bambang Riyanto (1997: 334) adalah : Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Sedang kan pengertian total assets turnover menurut J.fred weston,Thomas E, Copalend (1994: 232) adalah : Mengukur perputaran dari keseluruhan aktiva perusahaan dan dihitung dari penjualan dibagi dengan jumlah aktiva Dari pernyataan dua orang ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa total asset turnover digunakan untuk mengukur berapa kali totalaktiva perusahaan menghasilkan penjualan. Ukuran ini

mengindikasikan efisiensi, dimana perusahaan menggunakan semua aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Secara umum semakin tinggi rasio total asset turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila total asset turnover ditingkatkan atau diperbesar. Total asset turnover ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, akan tetapi lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan. Total assets turnover ini dapat dihitung degnan menggunakan rumus : Penjualan Total asset Turnover = x 1 kali

18

Total Aktiva

3. Aktiva Tetap 3.1 Pengertian Aktiva Tetap Dalam menjalankan operasinya, perusahaan tidak akan pernah terlepas dari aktiva atau asset, baik dalam jumlah besar maupun kecil. Aktiva tetap merupakan harta yang penting bagi suatu perusahaan. Pada dasarnya aktiva tetap mempunyai makna dan arti yang sama, walaupun banyak cara untuk menyebutkan aktiva tetap tersebut dengan menggunakan istilah yang berbeda. Pengertian aktiva tetap menurut IAI dalam SAK ( 2002: 16.2) adalah sebagai berikut : Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun 3.2 Klasifikasi Aktiva Tetap Aktiva tetap dapat digolongkan menjadi dua jenis , yaitu : 1. Aktiva tetap berwujud Menurut Zaki Baridwan (1999: 271) dalam intermediate acounting pengertian aktiva tetap berwujud adalah :

19

aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempunyai macam-macam bentuk seperti tanah, bangunan, mesin mesin dan alat alat, kendaraan, dan lain lain. Menurut zaki baridwan, dari macam macam aktiva tetap berwujud diatas untuk tujuan akuntansi di lakukan pengelompokkan sebagai berikut : a. b. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apbila sudah habis

masa pengunaannya bisa diganti denga aktiva yang sejenis, misalnya bangunan , mesin, kendaraan. c. Aktiva tetap yang umurnya terbatas apabila sudah habis

masa penggunaanya tidak dapt diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber sumber alam seperti hasil tambang, hutan, dan lain lain. 2. Aktiva tetap tidak berwujud Menurut Zaki Baridwan (1999: 355) pengertian aktiva tetap tidak berwujud adalah : aktiva aktiva yang umurnya lebih dari satu tahun dan tidak mempunyai bentuk fisik a. Kapitalisasi aktiva tetap

Kebijakan kapitalisasi yaitu kebijakan yang menetapkan jumlah atau batas minimum di mana suatu pengeluaran aktiva dapat

20

dikapitasilasi atau disesuaikan dengan kebutuhan yang ada pada perusahaan. Dengan adanya kebijakan kapitalisasi ini , maka kesulitan perusahaan dapat dikurangi terutama dalam membedakan antara pengeluaran modal dengan pengeluaran pendapatan serta dalam menentukan beban penyusutan. Berikut ni pengertian tentang : b. Pengeluaran modal, adalah pengeluaran pengeluaran untuk

memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran pengeluaran seperti ini dicatat dalam rekening aktiva (dikapitalisasi). c. Pengeluaran Pendapatan, adalah pengeluaran pengeluaran

untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Oleh karena itu pengeluaran pengeluaran seperti ini dicatat dalam rekening biaya. Jadi dasar pertimbangan dalam pencatatan pengeluaran

pengeluaran untuk aktiva tetap adalah berapa lama manfaat pengeluaran tersebut dapat dirasakan, hanya satu periode atau lebih dari satu periode akuntansi. Selain pertimbangan masa manfaat, kadangkala untuk alasan kepraktisan, dilakukan penyimpangan yaitu apabila: pengeluaran itu relatif kecil manfaat di masa yang akan datang tidak begitu berarti Sulit untuk mengukur manfaat di masa yang akan datang.

21

3.3 Pencatatan Perolehan Aktiva Tetap Menurut IAI dalam SAK (2002: 16.3), suatu benda berwujud harus diakui sebagai aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap bila : a. Besar Kemungkinan bahwa manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan b. Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal Sedangkan pengertian biaya perolehan menurut SAK (2002: 16.3) adalah : Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nila wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan. 1. Cara Memperoleh aktiva tetap

Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing masing cara perolehan akan mempengaruhi harga perolehan. Berikut ini akan dibicarakan masing masing perolehan. a. Pembelian Tunai Zaki Baridwan (1999: 274) dalam intermedite Acounting mengemukakan: aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari

pembeliantunai dicatat dalam buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan

22

Dalam jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai, seperti biaya angkut, premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan, dan biaya percobaan. Semua biaya-biaya tersebut dikapitalisasi sebagai harga perolehan aktiva tetap. b. Pembelian Angsuran Mengenai pembelian angsuran Masud Machfoeds (1999: 56) mengatakan bahwa : apabila aktiva tetap diperoleh dengan pembelian angsuran, maka harga perolehan yang diakui adalah nilai apabila aktva tetap tersebut dibeli tunai. Apabila ada perbedaan antara nilai tunai dengan total nilai angsuran, maka selisih tersebut dimasukkan sebagai biaya pembelian angsuaran c. Perolehan Melalui Cara Pertukaran Aktiva tetap juga dapat diperoleh dengan cara tukar menukar, dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian di mana kekuarangannya dibayar tunai. Dalam keadaan seperti ini, prinsip harga perolehan tetap harus digunakan, yaitu aktiva baru

dikapitalisasi dengan jumlah sebesar harga pasar aktiva lama ditambah uang yang dibayarkan (jika ada) atau dikapitalisasi sebesar harga pasar aktiva baru yang diterima.

23

2.

Penyusutan Aktiva Tetap Penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aktiva

secara sistematik dan rasional selama masa manfaat dari aktiva yang bersangkutan. Beban penyusutan merupakan pengakuan atas penurunan nilai pelayanan aktiva. Menurut spfyan syafri harahap(1992 ;54) dalam bukunya Akuntansi Aktiva Tetap , faktor faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan beban penyusutan periodik adalah : a. Harga pokok

b. Nilai Residual atau Nila Sisa c. Umur Teknis d. Pola Pemakaian Secara singkat, empat faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Harga Pokok, yaitu pengeluaran yang berkaitan degan

perolehan dan penyiapan untuk dapat digunakan. b. Nilai Residu atau nilai sisa, yaitu jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi pada saat aktiva sudah tidak digunakan lagi. c. Umur Teknis. Aktiva tetap selain tanah memiliki masa manfaat terbatas karena faktor-faktor fisik dan fungsionil tertentu. Faktor fisik yang membatasi masa manfaat aktiva adalah keausan dan kecacatan, kemerosotan nilai dan pembusukkan, dan kerusakkan atau destruksi.

24

d. Pola Pemakaian. Untuk menandingkan harga perolehan aktiva terhadap pendapatan, beban penyusutan periodik harus mencerminkan setepat mungkin pola penggunaan. Bila aktiva menghasilkan suatu pola pendapatan yang bervariasi, maka beban penyusutan juga harus bervariasi dengan pola yang sama. 3. Metode Penyusutan Metode penyusutan yang digunakan dalam masalah tertentu merupakan suatu hasil pertimbangan dan harus diseleksi agar sedapat mungkin mendekati pola penggunaan yang akan

diperkirakan atas aktiva yang bersangkutan. Menurut Smith dan Skousen (1992: 494-495) yang diterjemahkan oleh tim penerbit Erlangga metode penyusutan terbagi menjadi : 1) Metode Berdasarkan Faktor Waktu a. Penyusutan Garis Lurus

Berkaitan dengan alokasi menurut lewatnya waktu dan mengaku beban beban periodik yang sama besarnya selain umur aktiva. Alokasi tersebut mengasumsikan manfaat yang sama per periode dan dalam menerapkan asumsi ini bebannya dianggap tidak terpengaruh oleh produktivitas atau variasi efisiensi. b. Penyusutan beban menurun

Metode Jumlah angka tahun

25

Metode ini menetapkan pembebanan yang semakin menurun dengan mengalikan serangkain pecahan, masingmasing dengan nilai yang semakin kecil, dengan harga perolehan.

Metode Saldo Menurun Metode ini menghasilkan beban menurun denga

membebankan tingkat presentase yang konstan terhadap nilai buku aktiva yang menurun 2) Metode Berdasarkan Faktor Penggunaan. a. Metode Jam Pemakaian

Metode ini didasarkan pada teori bahwa pembelian suatu aktiva merupakan pembelian sejumlah jam pemakaian langsung. Metode ini memerlukan estimasi umur aktiva dalam satuan jam pemakaian. b. Metode output Produksi

Metode ini didasarkan pada teori bahwa aktiva diperoleh untuk jasa yang dihasilkan dalam bentuk output produksi. Metode ini mensyaratkan estimasi atas total unit output aktiva. 4. Investasi Dalam Aktiva Tetap Menurut Kusnadi dan Rekan rekan dalam bukunya akuntansi keuangan menengah pengertian investasi adalah :

26

Investasi adalah penanaman dana untuk jangka waktu lebih dari satu tahun, pada umumnya jauh lebih lama dari itu, dengan tujuan untuk memberikan penghasilan tetap atau menguasai perusahaan lain. Sedangkan defenisi investasi yang diberikan oleh IAI dalam SAK 92002: 13.1) adalah : Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan melalui distribusi hasil investasi ( seperti Bunga, royalti, deviden, dan uang sewa ), untuk apresiasi nilai atau , untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. J Fred Weston dan Eugene F Brigham (1990: 3) yang dialih bahasakan oleh Alfonsi Sirait mengemukakan bahwa : Perusahaan menginvestasikan jumlah uang yang sangat besar setiap tahun dalam aktiva tetap karena sifatnya yang berjangka panjang dan melibatkan dana yang besar. Investasi semacam itu mempengaruhi hasil perusahaan selama bertahun tahun. Keputusan yang baik dapat melonjakkan harga saham perusahaan tetapi keputusan yang buruk dapat menjebloskan perusahaan pada kehancuran. Dari pernyataan beberapa ahli tersebut dapat disimpulakan bahwa investasi dalam aktiva tetap sangat penting dan harus diperhatikan sebaik baiknya oleh manajemen persuahaan karena : a. Investasi aktiva tetap membutuhkan dana yang besar b. Dana yang dialokasikan untuk investasi aktiva tetap terikat dalam jangka waktu lama ( lebih dari satu periode akuntansi )

27

c. Investasi

dalam

aktiva

tetap

menyangkut

harapan

memperoleh peningkatan penjualan dan keuntungan di masa yang akan datang. d. Kekeliruan dalam memutuskan investasi aktiva tetap mempunyai aktiva yang harus dipikul perusahaan dalam jangka waktu yang lama.

5.

Usulan Investasi dan Pemilihan Alternatif J Fred Weston Dan T.E copeland (1991: 144) dalam buku

manajemen keuangan menyatakan bahwa penggolongan usulan investasi dapat didasarkan menurut kategori sebagai berikut : a. Penggantian b. Perluasan c. Pertumbuhan d. Lain lain Penjelasan mengenai penggolangan usulan investasi

tersebut adalah sebagai berikut : Biasanya keputusan penggantian sangat mudah dibuat. Mesin yang sudah habis masa penggunaanya dan dianggap sudah usang diputuskan untuk di ganti agar efisiensi produksi dapat dipertahankan. Perusahaan pasti dengan baik mengetahui

pengehamatan biaya yang diperoleh dari penggantian mesin lama dibandingkan tanpa penggantian. Hasil yang diperoleh dari

28

keputusan penggantian, pada umumnya dapat diperkirakan dengan tingkat keyakinan yang tinggi. Golongan investasi yang kedua adalah usulan untuk menambah jenis mesin yang sedang digunakan atau membuka cabang baru bagi sebuah toko. Investasi untuk perluasan seringkali disatukan dengan keputusan penggantian. Sebagai contoh, sebuah mesin lama yang tidak efisien diganti dengan mesin baru yang efisien dengan kapasitas yang lebih besar. Keputusan perluasan mengandung derajat kepastian yang kadang-kadang sangat tinggi, akan tetapi perusahaan mempunyai kesempatan untuk

mengevaluasi pengalaman produksi dan penjualannya dari mesin atau toko yang pernah dimilikinya. Dalam mempertimbangkan golongan investasi yang ketiga, yaitu pertumbuhan melalui lini produk baru, pengalaman perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan, jika ada dapat dikatakan sedikit. Termasuk dalam golongan investasi lain lain adalah investasi yang hasilnya tak berwujud. Sebagai contoh adalah usulan pembuatan sistem musik untuk meningkatkan produktivitas karyawan. 3.4 Pengaruh ROI dan TATO terhadap Investasi aktiva tetap Seberapa besar Pengaruh ROI dan TATO itu terhadap Investasi Aktiva Tetap adalah Jika ROI yang dihasilkan tinggi, maka Investasi aktiva tetapnya juga tinggi, hal ini disebabkan jika laba perusahaan laba

29

tinggi, maka perusahaan akan dapat menambah aktiva tetap itu kembali untuk kebutuhan operasionalnya, oleh karenanya melalui aktiva tetap inilah perusahaan akan memberikan dasar bagi earning power perusahaan. Tetapi dengan laba yang tinggi saja, belum cukup perusahaan itu dikatakan efisien. Efisensi dapat dikatakan jika tingkat perputaran investasi nya cepat, untuk melihat tingkat perputaran investasi aktiva tetap diperlukan Total asest turnover, jika tingkat perputaran total assets

tunover itu cepat maka investasi aktiva tetap dapat di laksanakan, kesimpulannya,, ROI dan TATO itu mempunyai hubungan yang searah dengan investasi aktiva tetap, Jika ROI tinggi dan TATO juga tinggi maka investasi aktiva tetap juga tinggi.

4. Penelitian Terdahulu Ringkasan penelitian sebelumnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu NO 1 Nama Lily Variabel Penelitian Hasil Penelitian Return On Investmen Bahwa Investasi aktiva dan Total Asset Tetap berpengaruh secara Terhadap simultan yang signifikan Return dan On Total

Turnover,

Investasi akitva Tetap terhadap Pada 2 Ari Sudardi PT. Marga Investmen

Sandang Asset Turnover Return On Investmen Roi Dapat Mempengaruhi terhadap Aktiva Tetap Investasi Tingkat Investasi Aktiva Tetap Secara Parsial

30

B.

Kerangka Konseptual Menurut Munawir (2007: 89) ROI merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio return on investment yang di hasilkan perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat investasi , maka perusahaan akan dapat menambah aktiva tetap itu kembali untuk kebutuhan operasionalnya, oleh karenanya melalui aktiva tetap inilah perusahaan akan memberikan dasar bagi earning power perusahaan. ROI yang tinggi saja, belum cukup perusahaan itu dikatakan efisien. Efisien dapat dikatakan jika tingkat perputaran investasinya cepat, untuk melihat tingkat perputaran investasi aktiva tetap di perlukan Total Asest Turnover, semakin tinggi tingkat perputaran total assets turnover pada suatu perusahaan maka investasinya mengaiami kenaikan, kesimpulannya ROI dan TATO itu mempunyai hubungan yang searah dengan investasi aktiva tetap. Jika ROI tinggi dan TATO juga tinggi maka investasi aktiva tetap juga tinggi. Return On Investment Investasi aktiva tetap

Total Assets Tunover

C. Dari

Pengujian Hipotesis Kerangka Konseptual yang disajikan sebelumnya, peneliti

mangajukan Hipotesis sebagai berikut :

31

H1 : Ada pengaruh ROI terhadap investasi aktiva tetap. H2 : Ada pengaruh TATO terhadap investasi aktiva tetap. H3 : Ada pengaruh ROI dan TATO terhadap investasi aktiva tetap.

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Definisi Operasional Varibel

Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian (Suryabrata, 2003: 25). Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel independen atau variabel bebas yang selanjutnya dinyatakan dengan simbol X dan variabel dependen atau variabel tidak bebas yang selanjutnya dinyatakan dengan simbol Y. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas merupakan variabel yang diduga mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a. Return On Investment (ROI) - X1 ROI yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROI yang digunakan untuk Melakukan Pengukuran Kemampuan Suatu

Perusahaan Untuk Menghasilkan laba dalam hubungan nya dengan Total Aktiva Laba Setelah ROI = ( Total Aktiva) 100%

32

33

b. Turnover To Total Assets Ratio ( TATO) - X2 Variabel TATO dalam penelitian ini mengukur berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan penjualan. Ukuran ini

mengindikasikan efisiensi, dimana perusahaan menggunakan semua aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Penjualan ROI = Total Aktiva 2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Invesstasi Aktiva Tetap merupakan aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun Nilai Buku Aktiva Tetap = Harga Perolehan Biaya Penyusutan X 1 Kali

B.

Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan dengan meneliti mengenai fenomena dari

pengaruh kinerja keuangan berdasarkan ROI dan TATO terhadap Investasi aktiva tetap pada perusahaan makanan dan minuman melalui tempat/media perantara dengan melakukan browsing pada situs web http:www.idx.co.id. Waktu penelititan ini dilaksanakan dimulai pada bulan November 2010, untuk lebih jelasnya dapat dillhat dalam tabel dibawah ini :

34

Tabel 3.1 Rincian Waktu Penelitian No 1 2 3 4 Jenis Penelitian Pengumpulan data Pengajuan judul Penyusunan proposal Seminar proposal C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok obyek yang lengkap dan jelas (Usman, 2003: 181). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 11 perusahaan industri Makanan Dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2005-2007. Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap dapat menggambarkan populasinya (Soehartono, 1999: 57). Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling. Teknik ini ditentukan untuk memilih anggota sampel secara khusus berdasarkan tujuan penelitian dan kesesuaian kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Adapun kriteria-kriteria dipilihnya anggota populasi menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 1. Perusahaan yang masuk dalam kelompok industri Makanan dan Nopember Desember Januari Februari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan masih aktif sampai sekarang.

35

2.

Perusahaan Makanan dan Minuman yang mempublikasikan

laporan keuangannya berturut-turut dari tahun 2005-2007. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel diatas, diperoleh sebanyak 14 perusahaan yang tergabung dalam Perusahaan makanan dan minuman di BEI periode 2005 2007 adalah : 1. Akhasa Wira Internasional Tbk 2. Aqua Golden Mississi Tbk 3. Cahaya Kalbar Tbk 4. Davomas Abadi Tbk 5. Delta Djakarta Tbk 6. Multi Bintang Indonesia. Tbk 7. Mayora Indah Tbk 8. Prasidha Aneka Niaga Tbk 9. Sekar Laut . Tbk 10. Siantar Top.Tbk

D.

Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dimana data tersebut berupa

angka angka yang diperlukan untuk pengkajian penelitian yang nantinnya akan diolah untuk mengetahui hubungan antara variabel serta untuk menguji hipotesa yang ada. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data primer yang diolah terlebih dahulu oleh pihak pertama dengan mengola data primer yang didapatkan kemudian disajikan untuk digunakan oleh pihak kedua.

36

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi atau mengumpulkan data historical yaitu dengan mendownload data dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yang beralamat pada URL : www.idx.co.id, berupa ringkasan kinerja emiten tahun 2005 - 2007, berformat File data elektronik yang dapat dibaca dengan menggunakan perangkat lunak adobe Reader version 6.0.

E.

Teknik Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian agar dapat

diinterpretasikan dan mudah dipahami adalah: 1. Analisis Regresi Berganda Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Regresi berganda berguna untuk meramalkan pengaruh dua variabel prediktor atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y) (Usman 2003: 241). Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Returnon On Invesment, Total Asset Turnover Ratio terhadap Investasi Aktiva Tetap pada pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2007. Formulasi persamaan regresi berganda sendiri adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

37

Dimana: Y a : Investasi Aktiva Tetap : Bilangan Konstanta

b1 b3 : Koefisien Regresi X1 X2 e : Return On Investment : Total Asset Turnover Ratio : Variabel Pengganggu

2. Uji t atau Uji Parsial Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh dari masingmasing variabel independen yang terdiri atas Return On Investment, Total Assets Turnover Ratio terhadap Investasi Aktiva Tetap yang merupakan variabel dependennya. Seperti halnya dengan uji hipotesis secara simultan, pengambilan keputusan uji hipotesis secara parsial juga didasarkan pada nilai probabilitas yang didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS Statistik Parametrik (Santoso 2004: 168) sebagai berikut: a). Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. b). Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak. Pada uji t, nilai probabilitas dapat dilihat pada hasil pengolahan dari program SPSS pada tabel coefficients kolom sig atau significance. 3. Uji F atau Uji Simultan Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dari suatu persamaan regresi dengan menggunakan hipotesis statistik. Pengambilan keputusan

38

didasarkan pada nilai probabilitas yang didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS Statistik Parametrik (Santoso 2004: 168) sebagai berikut: a). Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. b). Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak. Nilai probabilitas dari uji F dapat dilihat pada hasil pengolahan dari program SPSS pada tabel ANOVA kolom sig atau significance 4. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) dari hasil regresi berganda

menunjukkan seberapa besar variabel dependen bisa dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya (Santoso 2004: 167). Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda maka masing-masing variabel independent yaitu Return On Investment, Total Asset Tunover Ratio secara parsial dan secara simultan mempengaruhi variabel dependen yaitu Investasi Aktiva Tetap yang dinyatakan dengan R2 untuk menyatakan koefisien determinasi atau seberapa besar pengaruh variabel Return On Investment, dan total Assets Turnover Ratio terhadap variabel Investasi Aktiva Tetap. Sedangkan r2 untuk menyatakan koefisien determinasi parsial variabel independent terhadap variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati nol, maka semakin kecil pula pengaruh semua variabel independent terhadap nilai variabel dependen (dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen). Sedangkan jika koefisien determinasi mendekati 1

39

maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel independent terhadap variabel terikat. Angka dari R square didapat dari pengolahan data melalui program SPSS yang bisa dilihat pada tabel model summery kolom R square. 5. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif. Ada empat pengujian dalam uji asumsi klasik, yaitu: a. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen) (Ghozali, 2001: 57). Apabila terjadi korelasi antara variabel bebas, maka terdapat problem multikolinieritas (multiko) pada model regresi tersebut. Deteksi adanya multikolineriaritas 1) Besaran VIF (variance inflation faktor) dan Tolerance Model regresi yang bebas multikolinearitas adalah : 1. Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1. 2. Mempunyai angka tolerance mendekati 1. 2) Besaran korelasi antar variabel independen Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah koefisien korelasi antar variabel independent haruslah lemah di bawah 0,05. Jika korelasi kuat maka terjadi problem multiko (Santoso 2004: 207).

40

b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastis dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2001: 69). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID) di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya). Dasar analisis dari uji heteroskedastis melalui grafik plot adalah sebagai berikut: 1). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka (bergelombang, mengindikasikan melebar telah kemudian terjadi

menyempit),

heteroskedastisitas. 2). Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Normalitas

41

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menghubungkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali 2001: 83). Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Menurut Santoso (2004: 214), dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah: 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau

tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

42

DAFTAR ISI DAFTAR ISI............................................................................................................i BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1 B. Identifikasi Masalah...............................................................................4 C. Rumusan Masalah..................................................................................5 D. Manfaat dan Tujuan Penelitian..............................................................5 E. Manfaat Penelitian.................................................................................6 BAB II LANDASAN TEORITIS..........................................................................7 A. Uraian Teoritis.......................................................................................7 1. 2. 3. 4. Kinerja Keuangan Perusahaan.......................................................7 Analisis Laporan keuangan............................................................8 Aktiva Tetap.................................................................................18 Penelitian Terdahulu....................................................................29

B. Kerangka Konseptual...........................................................................29 C. Pengujian Hipotesis..............................................................................30 BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................31 A. Definisi Operasional Varibel................................................................31 B. Tempat dan waktu penelitian...............................................................32 C. Populasi dan Sampel Penelitian...........................................................33 D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................34 E. Teknik Analisis Data............................................................................35 DAFTAR PUSTAKA

43

PENGARUH KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN ROI DAN TOTAL ASSETS TURNOVER TERHADAP INVESTASI AKTIVA TETAP PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PROPOSAL Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian OLEH :

INTAN INDAH LESTARI


NPM : 0905170519 KELAS : IV J / AKT

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Anda mungkin juga menyukai