Anda di halaman 1dari 9

PEKERJA LAPANGAN PLTD

Pada pekerja lapangan PLTD yang berhubungan langsung dengan mesinmesin diesel mempunyai peluang yang besar untuk hazard,seperti hazard fisik dan agen fisik. Hazard yang dapat ditmbulkan bagi pekerja lapangan PLTD : 1. Kebisingan 2. Kelistrikan mendapatkan berbagai

I.

KEBISINGAN Hazard yang sering ditemukan pada pekerja lapangan PLTD adalah

kebisingan. Kebisingan pada lingkungan kerja dapat bersumber dari suara mesinmesin diesel yang digunakan sebagai pembangkit listrik. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan menyebutkan: Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Berdasarkan SE 01/MEN/1978 bising adalah semua bunyi yang tidak dikehendaki, bersumberdari alat-alat produksi di tempat kerja. Dari pengertian diatas terlihat bahwa kebisingan terjadi bila ada bunyi dilingkungan. Terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas bunyi yaitu frekuensi dan intensitas. Dalam hal ini, frekuensi merupakan jumlah geteran yang sampai ditelinga setiap detiknya. Sedangkan intensitas merupakan besarnya arus energi yang diterima oleh telinga manusia. Perbedaan frekuensi dan intensitas bunyi menyebabkan adanya jenis-jenis kebisingan yang memililki karakteristik yang berbeda. Jenis-jenis kebisingan dapat dibedakan menjadi lima yaitu : 1. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi luas Misalnya mesin PLTD 2. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit misalnya suara mesin gergaji sirkuler

3. Kebisingan terputus-putus (intermittent) Misalnya arus lalu lintas dan suara pesawat terbang tinggal landas 4. Kebisingaan impulsif murni (impact or impulsive noise) Misalny tembakan meriam dan ledakan 5. Kebisingan impulsif berulang Misalnya suara mesin tempa

Efek Kebisingan pada Pendengaran Efek kebisingan pada pendengaran ada yang menetap dan sementara. Efek menetap seperti : 1. trauma akustik (letusan senjata api / bom) 2. occupational deafness (bising di tempat kerja terus menerus) 3. noise induced hearing loss

Dampak Kebisingan Pengaruh utama dari kebisingan kepada kesehatan adalah kerusakan kepada indra-indra pendengar. Mula-mula efek kebisingan pada pendengaran adalah sementara dan pemulihan terjadi secara cepat sesudah pemaparan dihentikan. Tetapi pemaparan secara terus-menerus mengakibatkan kerusakan menetap pada indra-indra pendengaran. Dampak kebisingan tergantung pada besarnya tingkat kebisingan. Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam satuan desiBell (dB). Pemantauan tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan alat Sound Level Meter.

Baku Mutu Tingkat Kebisingan Untuk menjamin bahwa tingkat kebisingan tidak berpotensi

mengakibatkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan maka dibuat suatu standar acuan yang disebut Bakuan Tingkat Kebisingan. Dimana Baku Tingkat Kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang

diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Baku Tingkat Kebisingan nilaninya disesuakan dengan peruntukannya ataupuan dengan lingkungan kegiatan.

Pengendalian Kebisingan Mengingat dampak negatif dari pemaparan kebisingan bagi masyarakat, sebisa mungkin diusahan agar tingkat kebisingan yang memapari masyarakat lebih rendah dari Baku Tingkat Kebisingan. Hal ini dapa dilakukan dengan pengendalian kebisingan pada sumbernya, penempatan penghalang (barier) pada jalan transmisi, ataupun proteksi pada masyarakat yang terpapar. Pengendalian kebisingan pada sumbernya dapat melalui pemberlakuan peraturan yang melarang sumber bising (misalnya mesin pabrik) mengeluarkan bunyi dengan tingkat kebisingan yang tinggi. Penempatan penghalang (barier) pada jalan transmisi dapat dilakukan dengan membuat penghalang (barier) pada jalan transmisi diantara sumber bising dengan masyarakat yang terpapar. Sebagai contoh, penanaman pohon bambu disekitar kawasan industri dapat mereduksi bising yang diterima masyarakat. Ataupun proteksi kebisingan pada masyarakat yang terpapar dengan penggunaan sumbat telinga pada masyarakat yang berada dekat kawasan industri yang menghasilkan kebisingan.

Dampak Kebisingan Bagi Pekerja Lapangan PLTD Pekerja lapangan PLTD setiap hari berhubungan dengan mesin-mesin pembangkit listrik yang memiliki intensitas bunyi tinggi dengan spektrum luas.Efek kebisingan pada pekerja lapangan PLTD ada yang berefek sementara dan yang berefek menetap.yang berefek semantara dapat sembuh kembali setelah paparan dihentikan,contohnya pada saat pekerja memeriksa mesin pembangkit listrik atau pada saat megganti bahan bakar mesin, karena pekerja lapangan ini tidak selalu berada didekat mesin.ada kalanya mereka berada di dalam kantor yang cukup kedap suara sehingga dapat mengurangi pemaparan terhadap kebisingan yaang ditimbulkan oleh mesin-mesin pembangkit listrik.sedangkan efek menetap tidak dapat sembuh dengan segera,dengan kata lain harus melalui

pengobatan ataupun pembedahan,karena kebisingan yang berefek menetap ini sudah mengganggu alat-alat pendengaran,jadi dapat menimbulkan masalah yang cukup serius.contohnya occupational deafness (bising di tempat kerja terus menerus).Pekerja lapangan PLTD tidak semuanya mendapat fasilitas yang baik,apabila kantor yang ia tempati di saat tidak sedang bekerja atau tidak harus berhubungan dengan mesin tidak mempunyai penghalang(barier) yang cukup baik untuk meredam suara mesin pembangkit listrik maka otomatis pekerja ini akan terus menerus mendapatkan paparan kebisingan dari mesin pembangkit listrik.

Intensitas dan Waktu Paparan (KEPMENAKER No 51/MEN/1999 16 April 1999) Duration Hour per day 8 4 2 1 30 15 7,5 3,75 1,88 0.94 28,12 34,06 7,03 3,32 1,76 0,88 0,41 0,22 0,11 Detik Menit Jam Noise Intensitas (dB) 85 88 91 94 97 100 103 106 109 112 115 118 121 124 127 130 133 136 139

Intensitas dan waktu paparan yang mennyebabkan ketulian permanen adalah suara rata-rata 85 dB selama periode 8 jam-an.

2. KELISTRIKAN Pada pekerja Lapangan PLTD selain beresiko terhadap Hazard kebisingan karena pemaparan langsung mesin-mesin pembangkit listrik, juga akan dapat menimbulkan hazard yang berhubungan dengan kelistrikan. Kecelakaan akibat listrik yang sering terjadi adalah syok listrik. Syok listrik atau kejutan listrik adalah suatu nyeri pada saraf sensoris yang diakibatkan aliran listrik yang mengalir secara tiba-tiba melalui tubuh. Kejadian syok listrik merupakan kejadian yang timbul secara kebetulan. Bahaya syok listrik sangat besar, tubuh penderita akan mengalammi ventricular fibrilation kemudian diikuti dengan kematian. Oleh karena itu perlu diketahui perubahan-perubahan yang timbul akibat syok listrik, metoda pengamanan sehingga syok dapat dihindari.

Pembagian syok listrik 1. Syok dengan tujuan tertentu Syok listrik ini dilakukan atas dasar indikasi medis. Dalam bidang psikiatri dikenal dengan nama electric syok/electro convultion therapy. Biasanya digunakan unutk penderita psikosis dengan arus 0,5-1,5 A, tegangan 80-110 volt,dan waktu 1/10-1/5 detik. 2. Syok tanpa tujuan tertentu Timbulnya syok ini akibat dari suatu kecelakaan. Faktor-faktor yang menyokong sehingga timbulnya syok listrik antara lain : Peralatan : Petunjuk penggunaan alat yang kurang jelas Prosedur testing secara teratur tidak dilakukan Peralatan sudah tidak layak pakai Perorangan : Petugas-petugas yang kurang latihan Kurang pengertian tentang cara-car proteksi bagi petugas

Syok yang timbul dari suatu kecelakaan ini dikenal dengan Earth syok. Seseorang memperoleh syok apabila salah satu bagian tubuh menyentuh kawat fasa sedangkan bagian tubuh yang lain menyentuh kawat netral. Walaupun petugas telah memakai sepatu dengan alaa karet, syok tetap dapat terjadi. Berdasarkan besar kecilnya tegangan Earth syok dapat dibagi dalam : 1. Low tension shock (syok tegangan rendah) Syok yang terjadi disini berhubungan dengan pemakaian generator yang menghasilkan arus listrik dengan tegangan rendah atau berhubungan dengan pemakaian lampu panas radient atau lampu sinar ultra ungu 2. High tension shock (syok tegangan tinggi) Syok yang terjadi berhubungan dengan pemakaian generator tegangan tinggi, generator tegangan pendek atau step up transformer. Penderita yang mengalami syok, kulit badannya akan mengelupas seluruhnya. Pengaruh syok terhadap organ tubuh tergantung arus yang melewatinya serta jalan yang ditempuh, pada macro syok (high tension shock) arus 8-15 mA telah menyebabkan kontraksi otot-otot involunter menetap dan arus di atas 100 mA dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel dan diikuti dengan kematian. Seperti yang kita ketahui mesin-mesin pembangkit listrik ini berhubungan dengan tenaga listrik,apabila pekerja lapangan PLTD tidak berhati-hati dalam bekerja maka selalu ada kemungkinan hazard akan terjadi.contohnya pada saat menghidupkan mesin, memperbaiki mesin yang rusak atau yang lebih berbahaya lagi pada saat mengatur arus yang tidak sesuai dengan penggunaan masyarakat. Pemasangan atau penempatan mesin-mesin pembangkit tenaga listrik juga berpengaruh terhadap timbulnya hazard di lingkungan pekerja lapangan PLTD.contohnya pada saat pemasangan mesin-mesin yang berhubungan dengan listrik, kabel-kabel dibiarkan saja terbuka, tidak diberi pengaman. Hal ini dapat menimbulkan hazard, ini tidak hanya karena kelalaian pekerja tetapi juga karena ketidaktelitian bagian pemasangan mesin.

INDUSTRI APLIKASI Selain membahayakan pekerja lapangan PLTD, hazard-hazard yang sudah di jelaskan diatas akan dapat pula berpengaruh kepada orang lain atau masyarakat yang tinggal didaerah sekitar lingkungan industri. Bila proteksi terhadap pemaparan kebisingan akibat mesin-mesin pembangkit listrik ini tidak baik maka masyarakat yang berada di sekitar lingkungan PLTD akan ikut terpapar. Contohnya apabila tidak ada

penghalang(barier) antara mesin-mesin pembangkit tenaga listrik dengan pemukiman penduduk. Ataupun area PLTD yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk. ini bisa meninbulkan hazard bagi penduduk berupa kebisingan, ketidaknyamanan, kecemasan,stress, dan gangguan-gangguan lainnya, yang mana lama kelamaan akan menimbulkan dampak dan akhirnya resiko. Bagi masyarakat yang berada di sekitar lingkungan PLTD

SARAN DAN REKOMENDASI Bagi bagian yang bertanggung jawab mengatur keselamatan pekerja lapangan PLTD. Apabila suatu industri baru direncanakan akan di bangun atau telah dibangun maka perlulah para pihak yang bertanggung jawab atas keselamatan pekerja industri memikirkan dan mengatur dengan sebaik-baiknya hal-hal yang akan mengakibatkan pekerja tidak nyaman bahkan hal-hal yang akan mengancam keselamatan pekerja. Berdasarkan ketentuan K3 sebaiknya yang perlu dilakukan oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap keselamatan pekerja adalah risk assessment terlebih dahulu sebelum membuat intervensi. Penilaian ini seharusnya meliputi identifikasi hazard,identifikasi bagaimana timbulnya dan akibatnya, mengevaluasi resiko, identifikasi dan prioritas resiko Kalkulasi resiko didasarkan pada kecenderungan atau kemungkinan akan bahaya yang ada dan derajat keparahan yang dapat terjadi.Hal ini diekspresikan secara matematis sebagai penilaian kuantitatif dengan menandainya sebagai suatu kecenderungan rendah, sedang atau tiinggi serta derajat keparahan dengan suatu

bilangan bulat dan kelipatannya untuk memperoleh suatu faktor resiko, atau secara kualitatif sebagai gambaran dari batasan dimana bahaya dapat muncul. Penilaian seharusnya dicatat dan di review secara periodik serta kapanpun terdapat perubahan signifikan terhadap pelaksanaan kerja Penilaian semestinya meliputi rekomendasi praktis untuk mengontrol resiko. Selain kontrol yang direkomendasikan telah diimplementasikan, resiko sebaiknya diperhitungkn kembali untuk memastikan bahwa telah berada di bawah level yang dapat diterima. Secara umum, kontrol terbaru yang diperkenalkan seharunya mengurangi resiko satu tingkat (misalkan dari tinggi ke sedang atau dari sedang ke rendah) Prinsip yang harus menjadi perhatian adalah peningkatan /perbaikan metode yang dipergunakan untuk mengurangi resiko. Pengendalian kebisingan : 1. Kontrol rekayasa Isolasi, misalnya membuat penghalang (barrier) Pemeliharaan

2. Kontrol administrasi Durasi (berdasarkan KEPMENAKER No 51/MEN/1999 16 April 1999 tentang Intensitas dan Waktu Paparan) Jarak (jarak pekerja dengan mesin) Rotasi (pergantian jam kerja, sehingga tidak terpapar terus menerus) 3. Alat Pelindung Diri (APD) Sumbat telinga (ear plugs) Tutup telinga (ear muffs)

Pengendalian kelistrikan ; 1. Terhadap ruangan : Lantai ruangan harus terbuat dari bahan tanpa penghantar listrik atau dipasang karpet karet Ruangan harus sekering mungkin

2. Terhadap petugas : Petugas diberi keterampilan tentang penggunaan alat-alat listrik Petugas diberi pendidikan terhadap bahaya syok dan teknik proteksi yang baik Menggunakan alat pelindung diri saat bekerja seperti safety shoes,helmet.sarung tangan,dll Petugas harus lebih terampil dan berhati-hati saat bekerja 3. Terhadap alat listrik yang dipergunakan : Segala alat listrik harus menggunakan three wire card dan dihubungkan ke ground seadekuat mungkin Segala tombol dan tahanan harus berada pada live (kawat vasa) Seluruh tombol harus turn off dalam posisi mati apabila tidak dipergunakan. Aalat-alat listrik, pipa radiator diletakkan pada tempat yang aman atau terisolasi Dilakukan pengecekan rutin terhadap mesin-mesin pembangkit listrik dan instrumen-instrumennya Segera lakukan perbaikaan bila terjadi kerusakan mesin dan instrumennya

Anda mungkin juga menyukai