Anda di halaman 1dari 4

ABSTRAK Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga negatif (vakum)

pada kepalanya. Alat ini dinamakan ekstrakstor vakum atau ventous. Ekstraksi vakum merupakan tindakan obstetri yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi. Pada umumnya kala II lama dengan presentasi belakang kepala merupakan indikasi pula untuk melakukan vakum ekstraksi berhubung dengan meningkatnya bahaya bagi ibu dan janin.Pada kasus ini pasien primigravida dalam persalinan kala II, mengalami kelelahan dalam mengejan sehingga terjadi partus kala II lebih dari 2 jam. Pasien didiagnosis kala II lama. Keyword: Ekstraksi vakum, kala II lama, primigravida KASUS Pasien NY. S 22 tahun G1P0Ab0Ah0, umur kehamilan 40+6 minggu (HPMT : 14-02-2010, HPL : 21-11-2010) merasa mau melahirkan anak pertama, belum pernah keguguran, merasa hamil 9 bulan, kenceng-kenceng sudah dirasakan , lendir darah belum keluar dan air ketuban belum keluar. Kala II sudah berlangsung lebih dari 2 jam, ibu mengalami kelelahan dalam mengejan. Riwayat Penyakit Dahulu: Hipertensi disangkal, Penyakit jantung di sangkal, Penyakit ginjal disangkal, Asma disangkal, DM disangkal. Riwayat Penyakit Keluaraga: Hipertensi disangkal, Penyakit jantung di sangkal, Penyakit ginjal disangkal, Asma disangkal, DM disangkal. Hasil pemeriksaan fisik pasien di poliklinik kebidanan dan kandungan menunjukkan keadaan umum baik dengan kesadaran compos mentis. Pemeriksaan tanda vital pasien menunjukkan tekanan darah adalah 110/ 70, dengan denyut nadi 84 x/ menit regular, respirasi 20 x/menit dan suhu tubuh 36,50 C.

Status Obstetri: Perut membuncit dan memanjang, Stria Gravidarum (+), TFU 33 cm, janin tunggal, letak memanjang, presentasi kepala, kepala teraba 1/5 bagian, TBJ : 3410 gram , his 4x/10mnt, durasi 40 detik. DJJ (+) dengan frekuensi 132 x/menit teratur. Pemeriksaan dalam (VT) : v/u tenang, dinding vagina licin, portio tak teraba, pembukaan lengkap, selaput ketuban (-), preskep. Kepala turun H3, STLD (+), STAK (+). Pemeriksaan laboratorium : Hb : 9,6, Proteinuria (-) DIAGNOSIS Diagnosis kerja pada kasus ini adalah kala II lama TERAPI Vakum ekstraksi

DISKUSI Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga negatif (vakum) pada kepalanya. Alat ini dinamakan ekstrakstor vakum atau ventous . Tarikan pada kulit kepala bayi dilakukan dengan membuat cengkraman yang dihasilkan dari aplikasi tekanan negatif. Mangkuk logam atau silastik akan memegang kulit kepala yang akibat tekanan vakum, menjadi kaput artifisial. Mangkuk dihubungkan dengan tuas penarik (yang dipegang oleh penolong persalinan) melalui seutas rantai. Ada 3 gaya yang bekerja pada prosedur ini, yaitu tekanan intrauterin (oleh kontraksi), tekanan ekspresi eksternal (tenaga mengedan) dan gaya tarik (ekstraksi vakum). Indikasi Pada umumnya kala II lama dengan presentasi belakang kepala merupakan indikasi pula untuk melakukan vakum ekstraksi berhubung dengan meningkatnya bahaya bagi ibu dan janin. Dalam hubungan ini, pengawasan khususnya terhadap janin harus dilakukan dengan teliti. Apabila his cukup kuat dan persalinan belum selesai setelah kala II lamuanya pada seorang primigravida 11/2 - 2 jam dan 1/2 jam pada seorang multipara, sebaiknya pada presentasi belakang kepala dengan kepala janin di dasar panggul, persalinan diselesaikan. Pada umumnya dalam hal ini ubun-ubun kecil sudah di depan .

Kontra Indikasi Kontra indikasi dilakukannya vakum ekstraksi antara lain janin preterm, malpresentasi (dahi, puncak kepala, muka, bokong), panggul sempit .

Syarat Syarat- syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan tindakan vakum ekstraksi adalah : a. b. c. d. e. f. g. h. Janin hidup. Janin harus dapat lahir pervaginam (tidak ada disproporsi sefalopelvik). Pembukaan servik sudah lengkap. Penurunan kepala janin di Hodge III. Kepala janin sudah mengalami engagement. Kepala janin harus dapat dipegang mangkuk vakum. Ketuban sudah pecah atau dipecahkan. Kontraksi masih baik.

i. Ibu kooperatif dan masih mampu untuk mengedan. Untuk menentukan pembukaan lengkap, pemeriksaan harus dilakukan dengan teliti. Ekstraktor vakum hanya digunakan pada presentasi belakang kepala. Dalam keadaan darurat, ada kelonggaran mengenai syarat pembukaan lengkap. Dalam keadaan terpaksa, ekstraksi dengan ekstraktor vakum dapat dilakukan pada pembukaan yang belum lengkap tetapi sedikitnya 7 cm . Ekstraktor vakum masih boleh digunakan, apabila pada presentasi belakang kepala janin sudah sampai Hodge II tetapi belum sampai Hodge III, asal tidak ada disproporsi sefalopelvik (W Kriteria Ekstraksi Vakum gagal 1. Waktu dilakukan traksi, mangkok lepas sebanyak tiga kali. Mangkok lepas pada waktu traksi kemungkinan disebabkan : a. Tenaga vakum terlalu rendah. b. Tekanan negatif dibuat terlalu cepat, sehingga tidak terbentuk kaput suksedaneum yang sempurna yang mengisi seluruh mangkok. c. Selaput ketuban melekat antara kulit kepala dan mangkok sehingga mangkok tidak dapat mencengkam dengan baik. d. Bagian-bagian jalan lahir (vagina, serviks) ada yang terjepit ke dalam mangkok. e. Kedua tangan kiri dan kanan penolong tidak bekerja sama dengan baik. f. Traksi terlalu kuat. g. Cacat (defect) pada alat, misalnya kebocoran pada karet saluran penghubung. h. Adanya disproporsi sefalopelvik. Setiap mangkok lepas pada waktu traksi, harus diteliti satu persatu kemungkinan- kemungkinan di atas dan diusahakan melakukan koreksi. 2. Dalam waktu setengah jam dilakukan traksi, janin tidak lahir.

9. Komplikasi Komplikasi vakum ekstraksi dapat berakibat pada ibu dan janin 1. Komplikasi pada ibu : a. Perdarahan. b. Trauma jalan lahir. c. Infeksi. 2. Komplikasi pada janin : a. Ekskoriasi kulit kepala. b. Sefalhematoma.

c. Subgaleal hematoma. Hematoma ini cepat diresorbsi tubuh janin. Bagi janin yang mempunyai fungsi hepar belum matur dapat menimbulkan ikterus neonatorum yang berat. d. Nekrosis kulit kepala (scalp necrosis), yang dapat menimbulkan alopesia.

KESIMPULAN Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien tersebut di diagnosis primigravida hamil aterm dalam persalinan kala II lama. Pada anamnesis yang menunjang diagnosis mengalami kelelahan dalam mengejan sehingga terjadi partus kala II lebih dari 2 jam. Pasien didiagnosis kala II lama. REFERENSI Cunningham, et al.(1995). Obstetri Williams. (18th ed.). Suyono, J. (1995) (Alih Bahasa), Jakarta. EGC. Saifuddin, dkk. (2001). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. (1st ed.). Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Wiknjosastro, dkk. (2006). Ilmu Kebidanan. ( 3rd Sarwono Prawirohardjo. ed.). Jakarta. Yayasan Bina Pustaka

Wiknjosastro, dkk. (2006). Ilmu Bedah Obstetri. ( 4th ed.). Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. PENULIS Dedy Sukmo Anggoro, Program Profesi, Bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan, RSUD Kota Wirosaban, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai