Anda di halaman 1dari 13

Laboratorium Motor Bakar Hari/ Tanggal : Kamis, 7 Mei 2009

Praktikum Terpadu Mekanika dan Bahan Teknik


(PTMBT)

PENGUKURAN KUAT TARIK BAHAN KAYU DAN


LOGAM

Disusun oleh :
Taubing Des Marlianto

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

A. Tujuan Praktikum
a. Menghasilkan sifat kekuatan dan kekakuan untuk populasi yang diwakili oleh
bahan yang akan diuji (yaitu satu kelas, kombinasi dari beberapa kelas, jenis
tertentu, kelompok jenis atau contoh uji yang teridentifikasi maupun tidak).
b. Untuk menegaskan validitas sifat kekuatan dan kekakuan populasi yang
diwakili oleh bahan yang akan diuji.
c. Untuk mengetahui pengaruh parameter-parameter yang mempengaruhi sifat
kekuatan dan kekakuan bahan seperti kadar air, temperatur, ukuran dan letak
mata kayu atau, miring serat.

B. Landasan Teori
Setiap bahan memiliki sifat umum yang meliputi sifat mekanik, fisik, dan
kimiawi. Sifat yang dibahas pada praktikum ini adalah sifat mekanik. Sifat mekanik
bahan meliputi kekuatan (strength) yang dinyatakan dalam bentuk tegangan (stress)
serta deformasi yang dinyatakan dalam bentuk regangan (strain). Dari kedua sifat
mekanik tersebut dapat diperoleh hubungan yang disebut modulus elastisitas.
σ = P/A
keterangan : σ = tegangan (N)

ε = ΔL/L
keterangan : ε = regangan

E = σ/ε
keterangan : E = Modulus Elastisitas (N/m2).
Kekuatan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
menarik kayu. Terdapat 2 (dua)macam keteguhan tarik yaitu:
a. Keteguhan tarik sejajar arah serat yaitu . Pengukuran kekuatan ini dilakukan
untuk pengukuran pada kayu yang memikul beban yang bekerja pada arah
beban yang sejajar dengan arah serat kayu.
b. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat yaitu Pengukuran yang memikul beban
pada arah beban yang bekerja tegak lurus serat.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat. Kekuatan
tarik tegak lurus arah serat lebih kecil dari ipada kekuatan tarik sejajar arah serat.
. Jika suatu batang memiliki penampang A dan panjang L mengalami gaya tarik
sebesar P, maka akan terjadi tegangan tarik sebagai reaksi internalnya. Gaya P
tersebut bekerja pada centroid batang. Untuk setiap kayu memiliki sifat yang
berbeda sehingga memiliki kuat tarik yang berbeda pula.
Bahan logam juga memiliki sifat dan karateristik tertentu. Bila dibandingkan
dengan bahan kayu, bahan logam memiliki kuat tarik yang lebih besar.
C. Metode Praktikum
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum “kuat tarik” meliputi:
 Universal testing machine.
 Specimen bahan kayu dan logam.
 Termometer bola basah dan bola kering.
 Stopwatch/pencatat waktu.
 Jangka sorong dan penggaris

2. Cara Kerja
1. Sediakan spesimen kayu
2. Persiapkan ”Universal Testing Mechine”
3. Sebelum melakukan pengujian, amati secara visual spesimen, catatlah
bila ada cacat atau kerusakan pada spesimen tersebut. Ukurlah dimensi
spesimen.
4. Lakukan pengujian sesuai dengan spesimen yang telah disediakan.
Masing-masing kelompok melaksanakan uji tarik pada satu specimen.
5. Catatlah data yang ditunjukkan oleh jarum di Universal Testing
Machine setiap 5 detik
6. Ulangi uji tarik untuk spesimen bahan logam (baja tulangan). Lengkapi
tabel data pengujian.
7. Bandingkan data yang Anda peroleh dengan kelompok lain
8. Tentukan kelas kuat kayu dari spesimen kelompok Anda
9. Jelaskan faktor-faktor yang menentukan kekuatan kayu dan logam
D. Hasil dan Pembahasan
t K1 K2 K3 K4 K5
(detik Loga Loga Loga Loga Loga
) Kayu m Kayu m Kayu m Kayu m Kayu m
5 50 275 80 0 70 300 75 375 55 100
10 50 825 85 0 100 750 80 450 55 100
15 50 875 85 0 140 750 80 700 60 100
20 50 925 85 0 150 1000 80 1200 60 100
25 70 1125 85 120 170 1400 80 1775 60 400
30 120 1375 85 395 180 1550 80 2100 60 600
35 180 1525 85 1045 190 1800 80 2300 60 1050
40 220 1725 85 1895 205 2050 80 2525 80 1300
45 260 1925 85 2570 215 2200 80 2525 105 1500
50 300 2075 90 2570 230 2250 80 2525 120 1800
55 350 2275 145 2620 235 2300 80 2575 135 2300
60 400 2375 220 2620 250 2350 80 2575 145 2400
65 440 2425 285 2620 250 2400 95 2600 155 2600
70 465 2575 350 2620 255 2450 100 2600 160 2600
75 475 2575 390 2670 255 2450 110 2600 165 2600
80 500 2575 415 2670 260 2500 115 2650 170 2600
85 520 2575 445 2670 265 2525 125 2675 185 2850
90 540 2575 475 2870 275 2500 145 2775 205 2850
95 565 2575 500 2970 290 2575 155 2900 225 2850
100 605 2575 520 3045 290 2600 215 3050 230 2850
105 630 2575 540 3145 290 2600 245 3100 235 3000
110 550 2575 560 3195 295 2650 270 3150 245 3300
115 665 2575 605 3270 2950 310 3225 250 3400
120 680 2675 630 3320 3100 315 3275 250 3600
125 2775 3345 3250 340 3325 255 3650
130 2825 3395 3300 360 3375 260 3700
135 2825 3445 3450 385 3400 260 3800
140 2875 3470 3500 385 3425 265 3800
145 3075 3495 3550 3450 265 3825
150 3225 3520 3600 3575 270 3825
155 3325 3545 3625 3600 275 3830
160 3425 3570 3650 3650 280 3845
165 3475 3595 3675 3650 285 3850
170 3575 3620 3675 3675 285 3850
175 3575 3620 3675 3700 285 3850
180 3650 3645 3800 3700 295
185 3675 3645 3700 305
190 3675 3645 3700 310
195 3700 3645 315
200 3670
205 3670
210 3670
215 3670
220 3670
225 3670
230 3670
235 3670
240
a. KELOMPOK 1
Data pengujian kekuatan tarik bahan kayu dan logam
Jenis Pengujian : kayu dan logam
Jenis Bahan Spesimen: - kayu : Ki tanah
- logam : Besi kolom
Dimensi awal spesimen (p x l x t) : - kayu : (40.05 x 1.75 x 1.66) cm
- logam : p = 50 cm
Da = 0.97 cm
Dt = 0.985 cm
Db = 0.975 cm
Dimensi akhir spesimen (p x l x t) : - kayu : (40.15 x 1.75 x 1.32) cm
- logam : p’ = 57.4 cm
Da’ = 0.905 cm
Dt = 0.885 cm
Db = 0.905 cm
(logam patah di 33 cm dari atas)
Kayu bagian tengah : (p x l x t) = (40.05 x 1.75 x 0.35) cm
(p’ x l’ x t’) = (40.15 x 1.75 x 0.35) cm
(kayu patah di 16 cm dari atas)
Kondisi ruang pengukuran : Tbb : 280C
Tbk : 310C
b. KELOMPOK 2
Data pengujian kekuatan tarik bahan kayu dan logam
Jenis Pengujian : kayu dan logam
Jenis Bahan Spesimen:
- kayu : Kayu putih wajengan (Malaleuca Cajuputi Powell)
- logam : Besi kolom
Dimensi awal spesimen (p x l x t) :
- kayu : (30.1 x1.91 x 0.33) cm (kayu bagian tengah)
- logam : p = 30.05 cm
Da = 0.995 cm
Dt = 1.065 cm
Db = 0.995 cm
Kayu bagian atas : (p x l x t) = (30.1 x 1.97 x 1.54) cm
(p x l x t) = (40.5 x 1.95 x 1.51)cm
Dimensi akhir spesimen (p x l x t) :
- kayu : (40.5 x 1.89 x 0.3) cm (kayu bagian tengah)
- logam : p’ = 37.3 cm
Da’ = 0.93 cm
Dt’ = 0.48 cm
Db’ = 0.9 cm
Kondisi ruang pengukuran : Tbb : 27.50C
Tbk : 300C

c. KELOMPOK 3
Data pengujian kekuatan tarik bahan kayu dan logam
Jenis Pengujian : kayu dan logam
Jenis Bahan Spesimen:
- kayu : Tangkalok/ kalimozol (Litsea roxburghii Hassak)
- logam : Besi kolom
Dimensi awal spesimen (p x l x t) : - kayu : (39.2 x 2 x 0.505) cm
- logam : p = 50.2 cm
Da = 1 cm
Dt = 0.96 cm
Db = 0.91 cm
Dimensi akhir spesimen (p x l x t) :
- kayu : (39.9 x 1.965 x 0.305) cm
- logam : p’ = 58 cm
Da’ = 0.915cm
Dt’ = 0.9 cm
Db’ = 0.895 cm
Kondisi ruang pengukuran : Tbb : 280C
Tbk : 310C

d. KELOMPOK 4
Data pengujian kekuatan tarik bahan kayu dan logam
Jenis Pengujian : kayu dan logam
Jenis Bahan Spesimen: - kayu : Kitanah
- logam : Besi kolom
Dimensi awal spesimen (p x l x t) : - kayu : (30 x1.53 x1.74) cm
- logam : p = 30.3 cm
Da = 0.97 cm
Dt = 0.98 cm
Db = 0.985 cm
Dimensi akhir spesimen (p x l x t) : - kayu : (30.2 x 1.495 x 1.73) cm
- logam : p’ = 37 cm
Da’ = 0.9 cm
Dt’ = 0.875 cm
Db’ = 0.875 cm
Dimensi kayu tengah : (p x l x t) = (30 x 0.33 x 1.78) cm
(p’ x l’ x t’) = (30.2 x 0.315 x 1.75) cm
- Kayu patah pada 14 cm dari atas
- Logam patah diameter 0.69 cm dan panjang 24 cm dari atas.
Kondisi ruang pengukuran : Tbb : 28.50C
Tbk : 300C

e. KELOMPOK 5
Data pengujian kekuatan tarik bahan kayu dan logam
Jenis Pengujian : kayu dan logam
Jenis Bahan Spesimen:
- kayu : Tangkalok / kalimozol (Litsea Roxburghhii Hassak)
- logam : Besi kolom
Dimensi awal spesimen (p x l x t) :
- kayu : (29.8x1.925 x1.57) cm dan (29.8 x 1.87 x 0.35) cm
- logam : p = 30 cm
Da = 0.965 cm
Dt = 0.97 cm
Db = 0.97 cm
Dimensi akhir spesimen (p x l x t) :
- kayu : (30.5 x 2.09 x 1.18) cm dan (30.5 x 2.03 x 0.36) cm
- logam : p’ = 36.35 cm
Da’ = 0.94 cm
Dt’ = 0.84 cm
Db’ = 0.87 cm
Kondisi ruang pengukuran : Tbb : 280C
Tbk : 310C

Perhitungan :
KELOMPOK I
Jenis specimen : Ki Tanah dan besi kolom
Luas Penampang Kayu Bagian Tengah : p x l = 40.05 x 1.75 = 70.0875 cm2
Pmax = 680 kgf σmax = P/A = 680 = 9.7 kgf/cm2
70.0875
Luas Penampang Besi : ¼ π d2 = ¼ (3.14)(8.75)2 = 60.1 cm2
Pmax = 3775 kgf σmax = P/A = 3775 = 62.8 kgf/cm2
60.1

KELOMPOK II
Jenis specimen : Kayu Putih Wajengan (Malaleuca Cajuputi Powell dan besi kolom
Luas Penampang Kayu Bagian Tengah : p x l = 40.5 x 1.89 = 76.545 cm2
Pmax = 630 kgf σmax = P/A = 630 = 8.23 kgf/cm2
76.545
Luas Penampang Besi : ¼ π d2 = ¼ (3.14)(0.48)2 = 0.18 cm2
Pmax = 3670 kgf σmax = P/A = 3670 = 20388.9 kgf/cm2
0.18
KELOMPOK III
Jenis specimen : Tangkalok / Kalimozol dan besi kolom
Luas Penampang Kayu Bagian Tengah : p x l = 39.9 x 1.965 = 7.84 cm2
Pmax = 295 kgf σmax = P/A = 295 = 37.6 kgf/cm2
7.84
Luas Penampang Besi : ¼ π d2 = ¼ (3.14)(0.9)2 = 0.64 cm2
Pmax = 3450 kgf σmax = P/A = 3450 = 5390.6 kgf/cm2
0.64
KELOMPOK IV
Jenis specimen : Ki Tanah dan besi kolom
Luas Penampang Kayu Bagian Tengah : p x l = 30.2 x 0.315 = 9.513 cm2
Pmax = 385 kgf σmax = P/A = 385 = 40.47 kgf/cm2
9.513
Luas Penampang Besi : ¼ π d2 = ¼ (3.14)(0.875)2 = 0.6 cm2
Pmax = 3700 kgf σmax = P/A = 3700 = 6166.67 kgf/cm2
0.6
KELOMPOK V
Jenis specimen : Tangkalok / Kalimozol dan besi kolom
Luas Penampang Kayu Bagian Tengah : p x l = 30.5 x 2.03 = 61.915 cm2
Pmax = 315 kgf σmax = P/A = 315 = 5.08 kgf/cm2
61.915
Luas Penampang Besi : ¼ π d2 = ¼ (3.14)(0.84)2 = 0.55 cm2
Pmax = 3850 kgf σmax = P/A = 3850 = 7000 kgf/cm2
0.55
Pembahasan
Tujuan dari praktikum ini adalah Menghasilkan sifat kekuatan dan
kekakuan untuk populasi yang diwakili oleh bahan yang akan diuji (yaitu satu kelas,
kombinasi dari beberapa kelas, jenis tertentu, kelompok jenis atau contoh uji yang
teridentifikasi maupun tidak). Specimen kayu yang diuji kelompok 4 adalah Ki
tanah dan specimen logam yang digunakan adalah besi kolom.
Dari hasil praktikum, dapat diketahui beban maksimum untuk setiap specimen
berbeda-beda. Pada Kelompok I, beban maksimum untuk kayu Ki Tanah sebesar
680 Kgf, dan untuk besi kolom sebesar 3775 kgf. Pada Kelompok II, diperoleh beban
maksimum untuk kayu putih Wajengan sebesar 630 kgf, dan untuk besi kolom beban
maksimumnya sebesar 3670 Kgf. Pada kelompok III, tekanan maksimum kayu
Tangkalok / Kalimozol sebesar 295 kgf. Pada Kelompok IV, kayu Ki Tanah memiliki
tekanan maksimum sebesar 385 kgf dan tekanan maksimum untuk besi kolom
sebesar 3700 kgf. Dan Kelompok V, Tangkalok / Kalimozol memiliki beban
maksimum sebesar 315 kgf, dan beban maksimum untuk besi kolom 3850 kgf. Dari
data di atas dapat diketahui besi kolom membutuhkan beban yang jauh lebih besar
daripada kayu untuk mengalami deformasi. Tegangan tarik (σ) dari specimen-
spesimen tersebut dapat dihitung dengan membagi tekanan maksimum dengan luas
penampang.
Dari data tekanan maksimum yang diperoleh dari hasil praktikum kemudian
dibuat grafik hubungan antara tekanan dengan waktu. Dari grafik tersebut, dapat
terlihat bahwa semakin bertambahnya waktu maka tekanannya pun akan bertambah
dan pada saat beban maksimum grafik akan stagnan karena sudah tidak ada
pertambahan beban. Untuk specimen kayu, tekanan maksimum terbesar terdapat
pada Kelompok 1. Sedangkan kelompok 5 membutuhkan waktu paling lama agar
kayu mengalalmi deformasi. Untuk besi kolom, tekanan yang paling besar pada
Kelompok 5, sedangkan waktu yang paling lama pada kelompok 2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan tarik pada kayu, di antaranya
factor biologis, waktu penyimpanan, kelelahan, mata kayu, umur kayu, kadar air,
suhu, kemiringan serat, dan berat jenis kayu.
• Pengaruh suhu
Kebanyakan sifat-sifat kayu berkurang apabila kayu tersebut dipanaskan dan
bertambah apabila didinginkan. Selama suhu tidak melebihi 100 0C terdapat
sedikit saja kehilangan kekuatan permanent . umumnya semakin tinggi
kandungan air kayu semakin tinggi kepekaan terhadap suhu tinggi. Hal ini harus
dipertimbangkan apabila suhu dapur yang terlalu tinggi digunakan untuk
mengeringkan suhu-suhu bangunan yang kritis
• Pengaruh mata kayu
Mata kayu adalah cacat yang paling umum mengurangi kekuatan kayu gergajian.
Pengaruh suatu mata kayu dalam banyak hal mungkin dianggap sama dengan
pengaruh suatu lubang.

• Pengaruh kadar air


Saat kayu mengering dibawah titik jenuh serat, sebagian besar kekuatan dan
sifat-sifat elastic bertambah. Inik mungkin diharapkan akan terjadi saat air
dikeluarkan dari dinding sel, molekul-molekul berantai panjang bergerak saling
mendekati dan menjadi terikat lebih kuat.
Untuk kelas kekuatan kayu, dapat dicari dengan membandingkan tegangan
kayu yang diperoleh dari perhitungan dengan keteguhan tekan mutlak untuk masing-
masing kelas. Untuk kayu kelas I Ktm = 650 kg/cm2; kelas II = 425 - < 650 kg/cm2;
kelas III = 300 - < 425 kg/cm2; kelas IV = 215 - < 300 kg/cm2; kelas V = < 215
kg/cm2. Karena tegangan kayu dari semua kelompok berkisar antara 5.08 kgf/cm2
sampai 40.47 kgf/cm2, maka untuk semua specimen kayu dalam percobaan ini
termasuk ke dalam kayu kelas V.

E. Kesimpulan dan Saran


Pengenalan atas sifat-sifat fisik dan mekanik akan sangat membantu dalam
menentukan jenis-jenis kayu untuk tujuan pengunaan tertentu. Dari data yang telah
diperoleh dapat disimpulkan bahwa kekuatan tarik besi jauh lebih besar
dibandingkan kekuatan tarik kayu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan tarik
pada kayu, di antaranya factor biologis, waktu penyimpanan, kelelahan, mata kayu,
umur kayu, kadar air, suhu, kemiringan serat, dan berat jenis kayu. Semua specimen
kayu untuk percobaan ini termasuk kayu keras V. pada logam fator yang
mempengaruhi kekuatan tarik logam adalah jenis logam yang diuji. Kesalahan dalam
praktikum dapat disebabkan oleh kurang telitinya praktikan saat pembacaan alat,
penggunaan stopwatch.

F. Daftar Pustaka
Chadirin, Y. 2007. Petunjuk Praktikum Terpadu Mekanika dan Bahan Teknik. Bogor:
Institut Pertanian Bogor
Iskandar, Revandy. Kekuatan Kayu. http://library.usu.ac.id/download/fp/hutan-
revandy3.pdf [Rabu, 13 Mei 2009 17.00 WIB]
http://library.usu.ac.id/download/fp/hutan-revandy3.pdf
http://www.dephut.go.id/Halaman/STANDARDISASI_&_LINGKUNGAN_KEHUT
ANAN/INFO_V02/VII_V02.htm

Anda mungkin juga menyukai