Anda di halaman 1dari 11

BAB V

UJI TARIK BAJA DAN UJI GESER BAJA

5.1 Pendahuluan
Besi baja atau sering disebut dengan baja saja merupakan paduan antara
abesi dan karbon, dengan kandungan karbon yang lebih sedikit dibandingkan pada
besi tuang, tetapilebih banyak dibanding besi tempa.Berdasarkan kadar
karbonnya, baja terbagi dalam :

 Baja sangat lunak (deed steel) : kandungan karbon ≤ 0,10 %


 Baja lunak (low carbon steel) : kandungan karbon 0,10 – 0,25 %
 Baja sedang (medium carbon steel) : kandungan karbon 0,25 – 0,70 %
 Baja keras (high carbon steel) : kandungan karbon 0,70 – 1,50 %

Dalam bidang konstruksi, secara umum baja dibagi dalam dua kelompok, yaitu
baja keras dan baja lunak (struktur). Dalam hal ini lebih difokuskan pada baja
tulangan sebagai sarana praktikumdi Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik
Jurusan Teknik Sipil FTSP UII. Baja tulangan atau sering juga disebut besi beton,
berbentuk lonjoran-lonjoran bulat dengan permukaan polos atau ilir/sirip
(deform). Simbol yang digunakan untuk baja tulangan polos adalah BJTP dan
untuk baja tulangan ulir adalah BJTD.

5.2 Pengujian Kuat Tarik Baja

A. Maksud dan Tujuan


Maksud dari metode ini adalah sebagai panduan dalam praktikum
dalam praktikum pengujian tarik baja tulangan di laboratorium.
Tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat memahami
tentang cara pengujian serta mengetahui data yang dihasilkan seperti batas
elastic, batas leleh, kuat tarik, tegangan leleh, batas sebanding, modulus
elastisitas, modulus kenyal, batas regangan pada 0.02 dan 0.02 offset, serta
kualitas bahan.
B. Alat
Alat yang digunakan dalam pengujian adalah sebagai berikut :
a. Mesin Universal Testing Machine Kapasitas 30 ton merk Shimadzu
b. Timbangan Kapasitas 5000 gram atau lebih dengan ketelitian 0,1 %
dari berat contoh (Khusus Baja Tulangan Ulir/Deform)
c. Sketmat/Jangka Sorong
d. Strainnometer
e. Jangka Manual
f. Penggaris, Spidol. Amplas. dan Lain - Lain
C. Benda Uji
Bahan Uji adalah batang baja beton yang mempunyai bentuk dan
dimensi tertentu (proporsional antara panjang dan luas penampang) yang
dibuat/diambil dari contoh-contoh baja beton.
D. Cara Pengujian
1. Siapkan benda uji ukur dengan jangka sorong
2. Ukur diameter kemudian tentukan Panjang awal dan diberi tanda
3. Pasang benda uji pada mesin uji, Catat beban setiap regangan secara
berkala
4. Apabila saat regangan sudah tidak mampu untuk mencatat lagi,
gunakan bantuan Jangka
5. Catat beban maksimum, leleh awal dan leleh akhir
6. Setelah baja putus satukan kembali benda uji kemudian catat
E. Hasil Pengujian
Hasil Pengujian kuat Tarik baja dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL 5.1 Hasil Pengujian

URAIAN HASIL SATUAN


Panjang total benda uji (Lt) 500 mm
Panjang pada bagian kecil (bidang uji) 110 mm
Panjang ukur awal benda uji (Lo) 50.73294657 mm
Diameter awal benda uji (do) (kecil) 10.15 mm
Diameter contoh asli (D) (besar) 11.75 mm
Luas penampang benda uji semula 80.91368229 mm2
(Ao)
Beban maksimum 5210 kgf
3.00 51110.1 N
Kuat Tarik Maksimum (Pu) 631.66202 Mpa
Kuat Tarik Leleh (Fy) 43.87391476 Mpa
Regangan Maksimum 15% %
Beban Leleh Atas 3580 kgf
  35119.8 N
Beban Leleh Bawah 3550 kgf
  34825.5 N
Beban Max 5210 kgf
D stlh uji pd patahan 9 mm
Luas stlh uji pd patahan (Au) 58.5 mm
Panjang stlh uji (Lu) 58.5 mm
TABEL 5.1.1 Lanjutan TABEL 5.1

TABEL 5.2 Jarak Tanda atau Titik Benda Uji

Jarak Antar Sebelum


No. Sesudah (mm)
Titik (mm)
1 0-1 11 12.5
2 0-2 22 25
3 0-3 33 37.5
4 0-4 44 50
5 0-5 55 62.5
6 0-6 66 75
7 0-7 77 87.5
8 0-8 88 100
9 0-9 99 112.5
10 0-10 110 125

TABEL 5.3 Hasil Pembacaan Regangan Pengujian Kuat Tarik Baja dengan
Menggunakan Jangka (Pertambahan Panjang setiap 0.5 mm)
∆ Tegangan Regangan
Beban Ekstensiometer Sebenarnya (Ơ) (g)
Kgf N (∆ L) ....10^2mm ∆L mm (P/A) Mpa (∆L/Lo)
100 981 0 0 12.124 0
200 1962 0 0 24.248 0
300 2943 0.8 0.008 36.372 0
400 3924 1.15 0.0115 48.496 0
500 4905 1.35 0.0135 60.620 0
600 5886 1.8 0.018 72.744 0.0003548
700 6867 2.1 0.021 84.868 0.0004139
800 7848 2.35 0.0235 96.992 0.0004632
900 8829 2.65 0.0265 109.116 0.0005223
1000 9810 2.85 0.0285 121.240 0.0005618
1100 10791 3.3 0.033 133.364 0.0006505
1200 11772 3.6 0.036 145.488 0.0007096
1300 12753 3.95 0.0395 157.612 0.0007786
1400 13734 3.9 0.039 169.736 0.0007687
1500 14715 4.1 0.041 181.860 0.0008082
1600 15696 4.4 0.044 193.984 0.0008673
1700 16677 4.6 0.046 206.109 0.0009067
1800 17658 4.9 0.049 218.233 0.0009658
1900 18639 5.1 0.051 230.357 0.0010053
2000 19620 5.4 0.054 242.481 0.0010644
2100 20601 5.9 0.059 254.605 0.0011630
2200 21582 6.15 0.0615 266.729 0.0012122
2300 22563 6.4 0.064 278.853 0.0012615
2400 23544 6.9 0.069 290.977 0.0013601
2500 24525 7 0.07 303.101 0.0013798
2600 25506 7.2 0.072 315.225 0.0014192
2700 26487 7.4 0.074 327.349 0.0014586
2800 27468 7.9 0.079 339.473 0.0015572
2900 28449 8 0.08 351.597 0.0015769
3000 29430 8.2 0.082 363.721 0.0016163
3100 30411 8.4 0.084 375.845 0.0016557
3200 31392 8.9 0.089 387.969 0.0017543
3300 32373 9.2 0.092 400.093 0.0018134
3400 33354 9.6 0.096 412.217 0.0018923
3500 34335 9.6 0.096 424.341 0.0018923
3580 35119.8 9.67 0.0967 434.040 0.0019061
3550 34825.5 9.8 0.098 430.403 0.0019317
3600 35316 78.9 0.789 436.465 0.0155520
3700 36297 89.4 0.894 448.589 0.0176217
TABEL 5.2.1 Lanjutan TABEL 5.2

TABEL 5.4 Pengujian Dial Manual Menggunakan Jangka

Panjang jangka
Beban (kgf) Beban (N) Regangan Tegangan
(mm)
4200 41202 53.5 0.05 509.21
4390 43065.9 54 0.06 532.24
4550 44635.5 54.5 0.07 551.64
4770 46793.7 55 0.08 578.32
5110 50129.1 55.5 0.09 619.54
5190 50913.9 56 0.10 629.24
5200 51012 56.5 0.11 630.45
5210 51110.1 57 0.12 631.66
5020 49246.2 57.5 0.13 608.63

F. Analisis Pengujian
1. Panjang Ukuran Awal (Lo)
1
Lo = 5,64 x
√ 4
x π x D2

1
= 5,64 x
√ 4
x π x 11,75 2

= 50, 732 mm
2. Kuat Tarik Maksimum
Pmax 51.110,1
=
Ao 80,913
= 631,662 Mpa
3. Kuat Tarik Leleh
Beban Leleh Bawah
Fy =
Ao
3550
=
80,913
= 43,873 Mpa
4. Regangan Maksimum
Lu−Lo
∈ max = x 100 %
Lo
58,5−50,732
= x 100 %
50,732
= 15 %
5. Konsentrasi Penampang
Ao−Au
S = x 100 %
Ao
80,913−5 8 , 5
= x 100 %
80,913
= 28 %
6. Perhitungan Tegangan Regangan Pada Beban 1000 kgf
1. Beban (N) = 1000 x 9,81 = 9810 N
2. Pembacaan dial = 1,5
3. Δl sebenarnya = 1,5 × 10-2 = 0,015 mm
P 981
4. Tegangan (Ơ) = = =12,124 Mpa
Ao 80,913
∆ L 0,018
5. Regangan (ε) = = =0,00035 mm
Lo 50,732

Untuk beban selanjutnya dapat dilakukan dengan perhitungan yang


sama sehingga diperoleh data seperti TABEL 5.3 dan TABEL 5.4.
Berdasarkan TABEL 5.3 dan TABEL 5.4 diatas maka didapatkan
grafik seperti dibawah ini :

GRAFIK 5.1 Grafik Tegangan dan Regangan Uji Tarik Baja


Tegangan vs Regangan uji tarik baja
700
600
500
Tegangan (Mpa)

400
300
200
100
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300
Regangan ..... x10^4 (mm)

Modulus elastisitas baja dapat dicari dengan pembuatan grafik


perbandingan antara tegangan dan regangan. Kemudian dari grafik dapat
dilakukan perhitungan untuk mencari nilai modulus elastisitas baja.
Perhitungan dapat dilihat dari kemiringan grafik tegangan-regangan pada
bagian yang linier terhadap sumbu horizontal atau sumbu regangan yang
besarnya selalu tetap dari 0 sampai batas tertentu pada grafik. Titik
sebelum titik batas leleh atas merupakan nilai tegangan 2 (𝜎2) dan
regangan 2 (𝜀2) dengan tegangan 2 sebesar 434,040 MPa dan regangan 2
sebesar 0,0019061. Kemudian dari titik regangan 2 dan tegangan 2
tersebut ditarik garis lurus sejajar dengan titik dibawahnya dan diambil 5
titik sejajar dibawahnya. Hasil yang diperoleh dapat dilakukan perhitungan
sebagai berikut :

1. Modulus Elastisitas :

σ 2 434,040
= =227.716,071 Mpa
ε 2 0,0019

2. Nilai Koreksi :

σ 2−σ 1 σ2
=
ε 2−ε 1 ε 2 ± x
434,040
232.474,137=
0,0016557 ± x

± x=0,0002113

G. Pembahasan
Kuat tarik baja merupakan besarnya gaya tarik yang bekerja pada
saat benda uji mencapai puncak pembebanan dan sebelum benda uji putus.
Dalam grafik regangan dan tegangan baja terbagi menjadi empat zona
yaitu zona elastis, zona plastis, zona strain hardening, dan zona necking.
Zona elastis merupakan zona dimana benda uji diberikan pembebanan dan
dihentikan maka benda uji tersebut masih akan kembali ke bentuk semula.
Sedangkan untuk zona plastis adalah zona dimana tidak terjadi
penambahan tegangan namun hanya terdapat penambahan regangan. Pada
zona ini, benda uji apabila dilakukan pembebanan lalu dihentikan maka
benda uji tidak akan kembali ke bentuk semulanya. Setelah melewati
kedua zona ini maka akan melewati zona strain hardening. Pada zona
tersebut nilai tegangan dan regangan sudah tidak linier. Nilai tegangan
akan bertambah hingga mencapai kondisi maksimum. Setelah melewati
kondisi maksimum maka tegangan akan turun secara signifikan sampai
baja putus atau disebut zona necking.
H. Kesimpulan
Dari Pengujian ini diperoleh nilai kuat tarik leleh baja sebesar
43,873 Mpa, kuat tarik maksimum baja sebesar 631,662 MPa, nilai
modulus elastisitas baja sebesar 227.716,071 Mpa dengan nilai koreksi
sebesar 0,0002113.

5.3 Pengujian Geser Lintang Baja Tulangan

A. Maksud dan Tujuan


Metode ini dimaksudkan sebagai panduan dalam praktikum
pengujian geser baja tulangan di laboratorium.
Tujuan dari dilakukannya pengujian ini adalah agar mahasiswa
dapat memahami tentang cara pengujian serta mengetahui kira-kira
kondisi di lapangan pada struktur yang mengalami pembebanan seperti
praktikum di laboratorium.
B. Alat
Alat yang digunakan untuk pengujian adalah sebagai berikut.
a. Mesin Tekan merk Ele tipe ADR 3000
b. Sketmat/Jangka Sorong
c. Alat bantu khusus geser baja
d. Stopwatch, dll
C. Benda Uji
Benda uji adalah batang baja tulangan atau benda uji bekas uji tarik
baja tulangan.
D. Cara Pengujian
1. Siapkan benda uji
2. Pastikan benda uji terkunci pada mesin uji dengan 1 sisi pada benda uji
3. Kencangkan benda uji pada mesin uji
4. Letakkan benda uji pada mesin uji
5. Taruh di tengah mesin
6. Uji sampai beban maksimum
7. Catat pada form kemudian keluarkan dan amati
E. Hasil Pengujian
Hasil Pengujian Geser Lintang Baja dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL 5.7 Hasil Pengujian Kuat Geser Baja

Uraian Geser Tunggal Geser Ganda


Diameter (mm) 15.4 15.4
Luas Tampang Benda Uji
186.27 186.27
(mm2)
Beban Maksimum (kN) 101 203
Lama Pengujian (detik) 22 28
Kuat Geser (Mpa) 542.24 544.92
Tegangan Geser (Mpa) 314.50 316.06

F. Analisis Pengujian
a) Luas Tampang Benda Uji

1
x π x ( Diamete r 2)
4

 Geser Tunggal

1
x π x ( 15,4 2 )=186,27 m m2
4

 Geser Ganda

1
x π x ( 15,4 2 )=186,27 m m2
4

b) Kuat Geser

Beban Maksimum x 1000


Luas Tampang BendaUji

 Geser Tunggal

101 x 1000
=542,24 Mpa
186,27

 Geser Ganda

203 x 1000
=544,92 Mpa
186,27

c) Tegangan Geser

( 0,58 x Kuat Geser )

 Geser Tunggal

0,58 x 542,24=314,5 Mpa


 Geser Ganda

0,58 x 544,92=316,06 Mpa

G. Pembahasan
Pengujian geser tunggal adalah pengujian yang dilakukan dengan
menggunakan satu sisi baja untuk menahan beban. Sedangkan untuk
pengujian geser ganda ialah pengujian yang dilakukan dengan
menggunakan dua sisi baja untuk menahan beban.
H. Kesimpulan
Dari pengujian ini diperoleh nilai kuat geser tunggal baja sebesar
542,24 MPa dan kuat geser ganda baja sebesar 544,92 MPa. sehingga
dapat disimpulkan dari pengujian ini bahwa nilai kuat geser tunggal lebih
besar daripada nilai uji geser ganda.

Anda mungkin juga menyukai