PENGUJIAN BETON
4.1 Pendahuluan
2. Alat
Alat yang digunakan dalam pengujian ini merupakan sebagai berikut :
a. Timbangan
b. Jangka Sorong/Kaliper
c. Mesin Tekan, kapasitas sesuai kebutuhan
d. Alat Pelapis (capping)
3. Bahan
Benda uji adalah silinder dan kubus beton yang dibuat dan dimatangkan
(curring) di laboratorium atau di lapangan.
4. Cara Pengujian
Berikut cara pengujian Kuat Desak Silinder dan Kubus sebagai berikut :
a. Siapkan benda uji berupa Kubus dan Silinder beton berumur 28 hari
b. Timbang dan ukur setiap sisi – sisi benda uji untuk Kubus beton dan
Diameter untuk benda uji Silinder Beton.
c. Letakkan benda uji di mesin desak untuk benda uji silinder diletakkan
dengan posisi vertikal dan sentris sedangkan untuk benda uji kubus
diletakkan dengan posisi sentris saja.
d. Jalankan mesin dan desak sampai benda uji hancur.
e. Catat nilai beban maksimum dari mesin
f. Keluarkan dan amati kerusakannya.
5. Hasil Pengujian
Hasil pengujian dapat dilihat pada TABEL 4.1 dan TABEL 4.2 berikut
ini.
TABEL 4.1 Dimensi Benda Uji Silinder & Hasil Pengujian Desak
Silinder
6. Analisis Pengujian
Analisis pengujian Uji Desak Silinder dan Kubus Beton sebagai berikut :
a. Luas Penampang Silinder (c m2) :
( 14 x π x ( Diameter Silinder ) )2
1
Silinder I : x π x 15,032=177,4222 c m2
4
1
Silinder II : x π x 14,952=175,5358 c m 2
4
b. Luas Penampang Silinder (m m2 ) :
25,52 x 100
:( )=260,16 kg/c m 2
Silinder II
9,81
f. Luas Penampang Kubus (c m2) :
h. Volume Kubus (c m3 ¿ :
( Panjang Kubus x Tinggi Kubus x Lebar Kubus)
i. Volume Kubus (m m3 ¿ :
7. Kesimpulan
Beton uji Silinder I, Silinder II dan Kubus yang masing – masing
memiliki berat 453 kN, 448 kN dan 734 kN memiliki kuat desak masing –
masing sebesar 260,27 kg/cm2, 260,16 kg/cm2 dan 265,50 kg/cm2. Dimana
kuat tekan yang di dapatkan dari mesin uji dan perhitungan rumus adalah
sama.
( 2 x710 )=0,0035 mm
3
Beban 20 kN
16
( 2 x 103 )
=0,0080 mm
……
Beban 370 kN
( 2891
x 10 )
3
=0,4455 mm
Beban 380 kN
( 2960
x 10 )
3
=0,4800 mm
( 2960
x 10 )
3
=0,5130 mm
( ∆ L Sebenarnya
LO
( mm )
)
Beban 10 kN
( 0,0035
200 )
=0,0000175 mm
Beban 20 kN
( 0,0080
200 )
=0,0000400 mm
…..
Beban 370 kN
( 0,4455
200 )
=0,0022275 mm
Beban 380 kN
( 0,4800
200 )
=0,0024000 mm
( 0,5130
200 )
=0,5130 mm
( Beban (N)
Luas )
Beban 10 kN
10000
=0,5696
17.553,84
Beban 20 kN
20000
( 17.553,84 )=1,1393
….
Beban 370 kN
370.000
( 17.553,84 )=21,078
Beban 380 kN
380.000
( 17.553,58 )=21,6476
Beban 370 kN (Setelah Benda Uji Hancur)
370.000
( 17.553,58 )=21,078
d. Modulus Elastisitas Grafik
Tegangan 2
( Regangan2 )
( 8,5451
0,0003 )
=22.195 ,15912
2. Alat
Alat yang digunakan dalam pengujian kuat tarik belah beton adalah
sebagai berikut:
a. Mesin uji tekan
b. Timbangan
c. Jangka sorong
d. Stopwatch
3. Bahan
Bahan yang digunakan adalah silinder beton.
4. Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian dalam pengujian kuat tarik belah beton adalah sebagai
berikut:
5. Hasil Pengujian
6. Analisis Pengujian
Analisis pengujian kuat tarik belah beton adalah sebagai berikut :
a. Beban Maksimum (P)
P = 126 KN
P = 126.000 KN
126.000
P=
9,81
P = 12844,04 kg
b. Kuat tarik belah (fct)
Kuat tarik belah dalam MPa
2P 2 . 126.000
= = 1,76 MPa
πLD π . 30,05 .15.20
Kuat Tarik belah dalam kg/𝑐𝑚3
2P 2 . 126.000
= = 17,91 kg/𝑐𝑚3
πLD π . 30,05 .15.20
Berikut tabel skets benda uji pada silinder
7. Pembahasan
Kemampuan beton untuk menahan tarik belah atau disebut dengan
kuat tarik belah beton memiliki nilai kuat yang sangat kecil karena jika
diuji beton akan memiliki kuat desak yang lebih tinggi. Dalam praktikum,
nilai kuat tarik belah beton sebesar 1,76 MPa dan dapat terlihat banyak
bebatuan yang ikut pecah.
8. Kesimpulan
Nilai kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil perhitungan
analisis data sebagai berikut. Beban maksimum =126 kN =126000N Kuat
tarik belah beton =1,76 MPa
3.4.4 Pengujian Kuar Lentur Beton
1. Maksud & Tujuan
2. Alat
Alat yang digunakan dalam pengujian kuat lentur beton adalah sebagai
berikut
c. Jangka sorong/ksliber
d. Timbangan
3. Bahan
4. Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian dalam pengujian kuat lentur beton adalah sebagai
berikut:
c. Menggaris sejauh 10% dibuat dari jarak bentang di luar titik perletakan
e. MeneMPatkan benda uji tepat pada pusat tumpuan dengan satu beban
titik
5. Hasil Pengujian
Berikut ini tabel data pengujian kuat lentur beton
TABEL 4.8 Data Pengujian Kuat Lentur Beton
Hasil
Uraian Pengamatan Satuan
Balok
Lebar Benda Uji 99,95 mm
Tinggi Benda Uji 100,50 mm
Panjang Benda Uji 400,20 mm
Berat Benda Uji 8,86 kg
Berat Volume 2203,98 kg/m3
Panjang Bentang 300 mm
Jarak Beban ke Tumpuan 150 mm
Beban Maksimum 1299 kgf
Jarak Bidang Patah ke Tumpuan 105,20 mm
Lebar Tampang Patah (b) 100,00 mm
Tinggi Tampang Patah (h) 100,20 mm
Kuat Lentur 5.71 Mpa
6. Analisis Pengujian
Analisis pengujian kuat lentur beton adalah sebagai berikut :
a. Volume benda uji (V)
Volume = p xl x t
= 400,20 x 99,95 x 100,50
= 4.019 .998,995 m m3
= 0,004 m 3
b. Berat volume
berat benda uji
Berat volume =
v
8.86 kg
=
0,00401
= 2203,98 kg/m3
c. Kuat lentur
3 x Beban Maksimum x g x Panjang Bentang
Kuat lentur =
2 x b x h2
3 x 1.299 x 9,81 x 300
=
2 x 100 x (100,2 )2
= 5,71Mpa
7. Pembahasan
Kemampuan beton untuk menahan gaya arah tegak lurus dari
sumbu yang diberikan pada balok dan dinyatakan dalam MPa disebut
sebagai kuat lentur beton. Dengan praktikum ini nilai yang didapatkan
sebesar 5,71 MPa.
8. Kesimpulan Berdasarkan praktikum analisis data yang didapatkan senilai.
a. Beban maksimum = 12.73884 kN
b. Kuat lentar beton = 5,71 Mpa
3.4.5 Pengujian Hammer Test
1. Maksud & Tujuan
Maksud dari metode pengujian ini sebagai acuan dan pegangan
dalam melaksanakan pengujian kekerasan permukaan beton.
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui nilai kuat beban
beton untuk keperluan pengendalian beton yang bermutu.
2. Alat
Alat yang digunakan dalam pengujian kuat lentur beton adalah Hammer
Test.
3. Bahan
Bahan yang digunakan adalah balok beton.
4. Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian dalam pengujian Hammer Test adalah sebagai berikut:
a. Meletakkan Hammer Test pada permukaan benda uji dengan posisi
tegak lurus
b. Menekan beton dengan arah tegak lurus bidang uji sampai terjadi
pukulan pada titik uji, lalu tekan tombol pada Hammer Test
c. Mengulang prosedur hingga 10 kali di titik yang berbeda
d. Mencatat nilai pembacaan
5. Hasil Pengujian
Berikut ini tabel data pengujian Hammer Test
Tabel 4.9 Data Pengujian Hammer Test
6. Analisis pengujian
Analisis pengujian Hammer Test adalah sebagai berikut:
a. Simpangan Baku Kanan
1) Titik ke-1 = ( R 1−R rata−rata)2
= (22−24)2
=4
= (25−24)2
=1
8) Titik ke-8 = ( R 8−R rata−rata)2
= (25−24)2
= 1
9) Titik ke-9 = ( R 9−R rata−rata)2
= (26−24)2
= 4
10) Titik ke-10 = ( R 10−R rata−rata)2
= (26−24)2
= 4
11) Simpangan baku total = 4 +1+1+1+0+0+ 1+1+ 4+ 4
= 18
∑ ( R 1−RRata−Rata )2
12) Simpangan baku =
√ n−1
18
=
√ 10−1
= ± 1,414
Simpangan Baku
13) Koefisien Variasi = x 100
Rrata−rata
1,414
= x 100
24
= 5,892
=1
=1
= (25−24)2
= 1
9) Titik ke-9 = ( R 9−R rata−rata)2
= (22−24)2
= 4
10) Titik ke-10 = ( R 10−R rata−rata)2
= (26−24)2
= 4
11) Simpangan baku total = 1+1+0+ 4+1+1+ 4+1+ 4+ 4
= 21
∑ ( R 1−RRata−Rata )2
12) Simpangan baku =
√ n−1
21
=
√ 9
= ± 1,527
Simpangan Baku
13) Koefisien Variasi = x 100
Rrata−rata
1,527
= x 100
24
= 6,362
7. Pembahasan
Hammer test bertujuan untuk mendapatkan nilai kuat tekan pada
balok sehingga dapat memperkirakaan kuat tekan yang dimiliki benda uji,
Caranya dengan dilakukan dengan mengetuk 10 titik di sisi kanan dan 10
titik di sisi kiri. Dalam pengujian ini perkiraan nilai kuat tekan untuk
lenting kanan dan kiri senilai 20,00 MPa. Nilai ini berbeda dengan kuat
tekan yang direncanakan pada mix design. Sehingga kuat tekan antara
pengujian dan perencanaan tidak sesuai, hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor dalam pengujian, seperti tertinggalnya bahan dalam alat-
alat, tidak ratanya permukaan beton ketika pencetakan, dan lainnya.