Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

PENGUJIAN BETON

4.1 Pendahuluan

Beton adalah material struktur bangunan yang mempunyai kelebihan kuat


menahan gaya desak, tetapi mempunyai kelebahan, yaitu kuat tariknya rendah
hanya 9 – 15% dari kuat desaknya. Pengetahuan tentang kuat desak (f’c), kuat
tarik (fc) dan kuat lentur (flt) beton sangat dibutuhkan, demikian juga nilai
modulus elastisitas (Ec), serta tata-cara pengujian untuk mendapatkan nilai-nilai
tersebut.

4.2 Pengujian Kuat Desak Silinder dan Kubus

1. Maksud dan Tujuan

Maksud dari metode pengujian ini adalah dimaksudkan sebagai


acuan dan pegangan dalam melaksanakan uji modulus elastisitas statis.

Tujuan dari metode pengujian ini adalah untuk mendapatkan nilai


modulus elastisitas untuk keperluan perencanaan struktur beton.

2. Alat
Alat yang digunakan dalam pengujian ini merupakan sebagai berikut :
a. Timbangan
b. Jangka Sorong/Kaliper
c. Mesin Tekan, kapasitas sesuai kebutuhan
d. Alat Pelapis (capping)
3. Bahan
Benda uji adalah silinder dan kubus beton yang dibuat dan dimatangkan
(curring) di laboratorium atau di lapangan.
4. Cara Pengujian
Berikut cara pengujian Kuat Desak Silinder dan Kubus sebagai berikut :
a. Siapkan benda uji berupa Kubus dan Silinder beton berumur 28 hari
b. Timbang dan ukur setiap sisi – sisi benda uji untuk Kubus beton dan
Diameter untuk benda uji Silinder Beton.
c. Letakkan benda uji di mesin desak untuk benda uji silinder diletakkan
dengan posisi vertikal dan sentris sedangkan untuk benda uji kubus
diletakkan dengan posisi sentris saja.
d. Jalankan mesin dan desak sampai benda uji hancur.
e. Catat nilai beban maksimum dari mesin
f. Keluarkan dan amati kerusakannya.
5. Hasil Pengujian
Hasil pengujian dapat dilihat pada TABEL 4.1 dan TABEL 4.2 berikut
ini.

TABEL 4.1 Dimensi Benda Uji Silinder & Hasil Pengujian Desak
Silinder

URAIAN HASIL PENGAMATAN SATUAN


SILINDER 1 SILINDER 2
Diameter 15,03 14,95 cm
Tinggi 30,21 29,91 cm
Luas 177,4222 175,5385 cm2
Penampang (A) 17.742,2152 17.553,8453 mm2
Beban 453 448 kN
Maksimum 46.177,37 45.667,69 kgf
Lama Pengujian 187 196 detik
Kuat 25,53 25,52 Mpa
Desak 260,27 260,16 kg/cm2
TABEL 4.2 Dimensi Benda Uji Kubus dan Hasil Pengujian Desak
Kubus

URAIAN HASIL PENGAMATAN SATUAN


KUBUS
Panjang 15,03 cm
Lebar 15,00 cm
Tinggi 15,05 cm
Luas Penampang (A) 225,4500 cm2
22.545,0000 mm2
Volume (V) 3.393,0225 cm3
3.393.022,5000 mm3
Beban Maksimum 734 kN
74.821,61 kgf
Lama Pengujian 192 detik
Kuat Desak 26,05 Mpa
265,50 kg/cm2

6. Analisis Pengujian
Analisis pengujian Uji Desak Silinder dan Kubus Beton sebagai berikut :
a. Luas Penampang Silinder (c m2) :

( 14 x π x ( Diameter Silinder ) )2

1
 Silinder I : x π x 15,032=177,4222 c m2
4
1
 Silinder II : x π x 14,952=175,5358 c m 2
4
b. Luas Penampang Silinder (m m2 ) :

( Luas Penampang Silinder ( c m2 ) x 100)

 Silinder I : 177,4222 x 100=17742,2125 m m2


 Silinder II : 175,5358 x 100=17553,8453m m 2
c. Beban Maksimum Silinder (kgf) :
( Beban Maksimum9,81Silinder ( kN ) x 1000 )
 Silinder I :( 4539,81
x 1000
)=46177,37 kgf
448 x 1000
:(
9,81 )
 Silinder II =45667,69kgf

d. Kuat Desak Silinder (Mpa) :

Beban Maksimum ( kN ) x 1000


( Luas Penampang Silinder ( mm 2 ) )
453 x 1000
 Silinder I :( 17742,2125 )=25,53 Mpa
448 x 1000
:(
17553,8453 )
 Silinder II =25,52 Mpa

e. Kuat Desak Silinder ( Kg/c m2 ) :

( Kuat Desak Silinder


9,81
( Mpa ) x 100
)
 Silinder I :( 25,539,81x 100 )=260,27 kg /c m 2

25,52 x 100
:( )=260,16 kg/c m 2
 Silinder II
9,81
f. Luas Penampang Kubus (c m2) :

( Panjang Kubus x Lebar Kubus)

( 15,03 x 15,00 )=225,4500 c m 2

g. Luas Penampang Kubus (m m2 ¿ :

( Luas Penampang Kubus ( c m2 ) x 100)

( 225,4500 x 100 ) =22.545 mm 2

h. Volume Kubus (c m3 ¿ :
( Panjang Kubus x Tinggi Kubus x Lebar Kubus)

( 15,03 x 15,00 x 15,05 )=3393,0225c m 3

i. Volume Kubus (m m3 ¿ :

( Volume Kubus ( c m3 ) x 1000 )


( 3393,0225 x 1000 )=3.393 .022,5000 m m3

j. Beban Maksimum Kubus (kgf ¿ :

Beban Maksimum Kubus ( kN ) x 1000


( 9,81 )
( 7349,81
x 1000
)=74.821,61 kgf
k. Kuat Desak Kubus (Mpa) :

Nilai Konversi Kubus(0,8) x Beban Maksimum Kubus ( kN ) x 1000


( Luas Penampang Kubus ( mm 2 ) )
( 0,8 x22.545
734 x 1000
)=26,05 Mpa
l. Kuat Desak Kubus (kg /c m2 ¿ :

Beban Maksimum Kubus ( kgf ) x Nilai Konversi Kubus ( 0,8 )


( Luas Penampang ( c m2 ) )
( 74.821,61 x 0,8
225,4500 )
=265,50 kg/c m 2

7. Kesimpulan
Beton uji Silinder I, Silinder II dan Kubus yang masing – masing
memiliki berat 453 kN, 448 kN dan 734 kN memiliki kuat desak masing –
masing sebesar 260,27 kg/cm2, 260,16 kg/cm2 dan 265,50 kg/cm2. Dimana
kuat tekan yang di dapatkan dari mesin uji dan perhitungan rumus adalah
sama.

4.3 Uji Modulus Elastisitas

1. Maksud dan Tujuan


Maksud dari metode pengujian ini dimaksudkan ssebagai acuan
dan pegangan dalam melaksanakan uji modulus elastisitas statis.
Tujuan metode pengujian ini adalah untuk mendapatkan nilai
modulus elastisitas untuk keperluan perencanaan struktur beton.
2. Alat
Alat yang digunakan untuk pengujian Modulus Elastisitas Beton adalah
sebagai berikut :
a. Mesin uji tekan yang dapat menghasilkan beban dengan kecepatan
penambahan beban kontinu dalam satu gerakan tanpa menimbulkan
efek kejut, dan mempunyai ketelitian pembacaan maksimum 10 kN.
b. Kompresometer-ekstensiometer yang mampu mengukur sampai
ketelitian 0,635 um.
c. Timbangan dengan ketelitian maksimum 10 gram dan kapasitas
minimum 35 kg.
d. Jangka sorong.
e. Alat dan perlengkapan kaping benda uji.
3. Bahan
Benda Uji adalah Silinder beton yang dibuat dan dimatangkan (curring) di
laboratorium atau di lapangan.
4. Cara Pengujian
a. Letakkan Ekstensiometer
b. Pasang alat kompresometer pada massa dial gauge
c. Letakkan benda uji di mesin desak pastikan dalam posisi sentris
d. Atur alat deformasi dial gauge sebelum di nyalakan
e. Jalankan Mesin dan catat nilai regangan setiap 10 kN
f. Catat Nilai tegangan 40 % nilai maksimum
g. Lepaskan benda uji dan amati kerusakannya.
5. Hasil Pengujian
Hasil pengujian Modulus Elastisitas Beton dapat dilihat pada TABEL 4.3
TABEL 4.4 berikut ini :

TABEL 4.3 Data Benda Uji Untuk Uji Modulus

f'c rencana 25 Mpa


Diameter 149.5 mm
Tinggi 299.1 mm
Luas 17553.8453 mm2
LO 200 mm

TABEL 4.4 Hasil Pengujian Elastisitas Silinder Beton

Beban Pembacaan Dial ∆L Sebenarnya Regangan Tegangan


KN N x 10-3 (1/2∆L)(mm) (∆L/Lo)(mm) (P/A)(MPa)

10 10000 7 0.0035 0.0000175 0.569675751

20 20000 16 0.0080 0.0000400 1.139351501

30 30000 25 0.0125 0.0000625 1.709027252

40 40000 33 0.0165 0.0000825 2.278703003

50 50000 44 0.0220 0.0001100 2.848378754

60 60000 54 0.0270 0.0001350 3.418054504

70 70000 65 0.0325 0.0001625 3.987730255

80 80000 76 0.0380 0.0001900 4.557406006

90 90000 87 0.0435 0.0002175 5.127081756

100 100000 96 0.0480 0.0002400 5.696757507

110 110000 107 0.0535 0.0002675 6.266433258

120 120000 118 0.0590 0.0002950 6.836109009

130 130000 132 0.0660 0.0003300 7.405784759


140 140000 145 0.0725 0.0003625 7.97546051

150 150000 154 0.0770 0.0003850 8.545136261

160 160000 174 0.0870 0.0004350 9.114812011

170 170000 196 0.0980 0.0004900 9.684487762

180 180000 213 0.1065 0.0005325 10.25416351

190 190000 227 0.1135 0.0005675 10.82383926

200 200000 244 0.1220 0.0006100 11.39351501

210 210000 259 0.1295 0.0006475 11.96319076

220 220000 273 0.1365 0.0006825 12.53286652

230 230000 295 0.1475 0.0007375 13.10254227

240 240000 309 0.1545 0.0007725 13.67221802

250 250000 328 0.1640 0.0008200 14.24189377

260 260000 342 0.1710 0.0008550 14.81156952

270 270000 369 0.1845 0.0009225 15.38124527

280 280000 389 0.1945 0.0009725 15.95092102

290 290000 414 0.2070 0.0010350 16.52059677

300 300000 459 0.2295 0.0011475 17.09027252

310 310000 520 0.2600 0.0013000 17.65994827

320 320000 590 0.2950 0.0014750 18.22962402

330 330000 630 0.3150 0.0015750 18.79929977

340 340000 671 0.3355 0.0016775 19.36897552

350 350000 739 0.3695 0.0018475 19.93865127

360 360000 827 0.4135 0.0020675 20.50832703

370 370000 891 0.4455 0.0022275 21.07800278

380 380000 960 0.4800 0.0024000 21.64767853

370 370000 1026 0.5130 0.0025650 21.07800278

360 360000 1061 0.5305 0.0026525 20.50832703

350 350000 1106 0.5530 0.0027650 19.93865127

340 340000 1127 0.5635 0.0028175 19.36897552

TABEL 4.4.1 Lanjutan Tabel 4.4


6. Analisis Pengujian
a. Menghitung ∆L Sebenarnya (mm)

Nilai Pembacaan Dial


( 2 x 10 3 )
 Beban 10 kN

( 2 x710 )=0,0035 mm
3

 Beban 20 kN

16
( 2 x 103 )
=0,0080 mm

 ……
 Beban 370 kN

( 2891
x 10 )
3
=0,4455 mm

 Beban 380 kN

( 2960
x 10 )
3
=0,4800 mm

 Beban 370 kN (Setelah Benda Uji Hancur)

( 2960
x 10 )
3
=0,5130 mm

b. Menghitung Nilai Regangan

( ∆ L Sebenarnya
LO
( mm )
)
 Beban 10 kN
( 0,0035
200 )
=0,0000175 mm

 Beban 20 kN

( 0,0080
200 )
=0,0000400 mm

 …..
 Beban 370 kN

( 0,4455
200 )
=0,0022275 mm

 Beban 380 kN

( 0,4800
200 )
=0,0024000 mm

 Beban 370 kN (Setelah Benda Uji Hancur)

( 0,5130
200 )
=0,5130 mm

c. Menghitung Nilai Tegangan

( Beban (N)
Luas )

 Beban 10 kN

10000
=0,5696
17.553,84

 Beban 20 kN

20000
( 17.553,84 )=1,1393
 ….
 Beban 370 kN
370.000
( 17.553,84 )=21,078
 Beban 380 kN

380.000
( 17.553,58 )=21,6476
 Beban 370 kN (Setelah Benda Uji Hancur)

370.000
( 17.553,58 )=21,078
d. Modulus Elastisitas Grafik

Tegangan 2
( Regangan2 )
( 8,5451
0,0003 )
=22.195 ,15912

3.4.3 Pengujian Kuat Tarik Belah Beton

1. Maksud & Tujuan

Maksud dari metode pengujian ini sebagai acuan dalam pengujian


untuk mengetahui kuat tarik belah beton.

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui nilai kuat tarik

belah beton pada benda uji.

2. Alat
Alat yang digunakan dalam pengujian kuat tarik belah beton adalah
sebagai berikut:
a. Mesin uji tekan
b. Timbangan
c. Jangka sorong
d. Stopwatch
3. Bahan
Bahan yang digunakan adalah silinder beton.
4. Prosedur Pengujian

Prosedur pengujian dalam pengujian kuat tarik belah beton adalah sebagai
berikut:

a. Mengukur dan menimbang benda uji

b. Memasukkan benda uji ke dalam mesin uji. Diletakkan secara


horizontal

c. Menjalankan mesin uji dengan pembebanan konstan dan memulai


stopwatch pada saat angka pada layar mesin mulai bergerak

d. Mencatat berat maksimum serta waktu pengujian

e. Menggambar sketsa benda uji

5. Hasil Pengujian

Berikut ini tabel data pengujian kuat tarik belah beton.

TABEL 4.5 Data Pengujian Kuat Tarik Belah Beton

Uraian Hasil Satuan


Pengamatan
Silinder 3
Diameter 15,20 cm
Tinggi 30,05 cm
Berat 13,20 kg
Luas 143495,386 mm2

TABEL 4.6 Hasil Hasil Satuan


Pengujian Kuat Tarik Pengamatan
Silinder 3
Belah BetonXUraian
Beban Maksimum 126 kN
12844.04 kgf
Lama Pengujian 33 detik
Kuat Tarik Belah 1.76 Mpa
17.91 kg/cm2

TABEL 4.6.1 Lanjutan TABEL 4.6

6. Analisis Pengujian
Analisis pengujian kuat tarik belah beton adalah sebagai berikut :
a. Beban Maksimum (P)
P = 126 KN
P = 126.000 KN
126.000
P=
9,81
P = 12844,04 kg
b. Kuat tarik belah (fct)
Kuat tarik belah dalam MPa
2P 2 . 126.000
= = 1,76 MPa
πLD π . 30,05 .15.20
Kuat Tarik belah dalam kg/𝑐𝑚3
2P 2 . 126.000
= = 17,91 kg/𝑐𝑚3
πLD π . 30,05 .15.20
Berikut tabel skets benda uji pada silinder

TABEL 4.7 Hasil Analisis Pengujian Kuat Tarik Belah Beton

Uraian Hasil Pengamatan


Beban Maksimum 126 KN
12844,04 kgf
Lama pengujian 33 Detik
Kuat Tarik Belah 1,76 MPa
17,91 kg/𝑐𝑚3

7. Pembahasan
Kemampuan beton untuk menahan tarik belah atau disebut dengan
kuat tarik belah beton memiliki nilai kuat yang sangat kecil karena jika
diuji beton akan memiliki kuat desak yang lebih tinggi. Dalam praktikum,
nilai kuat tarik belah beton sebesar 1,76 MPa dan dapat terlihat banyak
bebatuan yang ikut pecah.
8. Kesimpulan
Nilai kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil perhitungan
analisis data sebagai berikut. Beban maksimum =126 kN =126000N Kuat
tarik belah beton =1,76 MPa
3.4.4 Pengujian Kuar Lentur Beton
1. Maksud & Tujuan

Maksud dari metode pengujian ini sebagai acuan dan pegangan


dalam melaksanakan pengujian kuat lentur beton.

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui nilai kuat lentur


beton pada benda uji.

2. Alat

Alat yang digunakan dalam pengujian kuat lentur beton adalah sebagai
berikut

a. Mesin uii tekan

b. Alat ukur panjang/penggaris

c. Jangka sorong/ksliber

d. Timbangan

e. Gerinda, peralatan kaping

3. Bahan

Bahan yang digunakan adalah balok beton.

4. Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian dalam pengujian kuat lentur beton adalah sebagai
berikut:

a. Mengukur dimensi benda uji menggunakan jangka sorong

b. Menimbang berat benda uji

c. Menggaris sejauh 10% dibuat dari jarak bentang di luar titik perletakan

d. Benda uji diletakkan ke dalam benda uji

e. MeneMPatkan benda uji tepat pada pusat tumpuan dengan satu beban
titik

f. Mesin uji dijalankan dan beban maksimum pembebanan dicatat

g. Jarak bidang patah ke tumpuan terdekat diukur dan dicatat

h. Menggambar sketsa benda uji setelah pembebanan

5. Hasil Pengujian
Berikut ini tabel data pengujian kuat lentur beton
TABEL 4.8 Data Pengujian Kuat Lentur Beton

Hasil
Uraian Pengamatan Satuan
Balok
Lebar Benda Uji 99,95 mm
Tinggi Benda Uji 100,50 mm
Panjang Benda Uji 400,20 mm
Berat Benda Uji 8,86 kg
Berat Volume 2203,98 kg/m3
Panjang Bentang 300 mm
Jarak Beban ke Tumpuan 150 mm
Beban Maksimum 1299 kgf
Jarak Bidang Patah ke Tumpuan 105,20 mm
Lebar Tampang Patah (b) 100,00 mm
Tinggi Tampang Patah (h) 100,20 mm
Kuat Lentur 5.71 Mpa
6. Analisis Pengujian
Analisis pengujian kuat lentur beton adalah sebagai berikut :
a. Volume benda uji (V)
Volume = p xl x t
= 400,20 x 99,95 x 100,50
= 4.019 .998,995 m m3
= 0,004 m 3
b. Berat volume
berat benda uji
Berat volume =
v

8.86 kg
=
0,00401

= 2203,98 kg/m3

c. Kuat lentur
3 x Beban Maksimum x g x Panjang Bentang
Kuat lentur =
2 x b x h2
3 x 1.299 x 9,81 x 300
=
2 x 100 x (100,2 )2
= 5,71Mpa
7. Pembahasan
Kemampuan beton untuk menahan gaya arah tegak lurus dari
sumbu yang diberikan pada balok dan dinyatakan dalam MPa disebut
sebagai kuat lentur beton. Dengan praktikum ini nilai yang didapatkan
sebesar 5,71 MPa.
8. Kesimpulan Berdasarkan praktikum analisis data yang didapatkan senilai.
a. Beban maksimum = 12.73884 kN
b. Kuat lentar beton = 5,71 Mpa
3.4.5 Pengujian Hammer Test
1. Maksud & Tujuan
Maksud dari metode pengujian ini sebagai acuan dan pegangan
dalam melaksanakan pengujian kekerasan permukaan beton.
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui nilai kuat beban
beton untuk keperluan pengendalian beton yang bermutu.
2. Alat
Alat yang digunakan dalam pengujian kuat lentur beton adalah Hammer
Test.
3. Bahan
Bahan yang digunakan adalah balok beton.
4. Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian dalam pengujian Hammer Test adalah sebagai berikut:
a. Meletakkan Hammer Test pada permukaan benda uji dengan posisi
tegak lurus
b. Menekan beton dengan arah tegak lurus bidang uji sampai terjadi
pukulan pada titik uji, lalu tekan tombol pada Hammer Test
c. Mengulang prosedur hingga 10 kali di titik yang berbeda
d. Mencatat nilai pembacaan
5. Hasil Pengujian
Berikut ini tabel data pengujian Hammer Test
Tabel 4.9 Data Pengujian Hammer Test

Elemen Struktur Balok Balok


Sudut Pukulan -90o -90o
Kode Bidang Uji B1 B3
Nilai Lenting Nilai Lenting
Pukulan ke
Kanan (R) Kiri (R)
1 22 25
2 23 23
3 23 24
4 23 22
5 24 23
6 24 23
7 25 22
8 25 25
9 26 22
10 26 26
Jumlah Data 10 10
R maksimum 26 26
R minimum 22 22
R rata-rata 24 24
Simpangan Baku 1,37 1,43
Koefisien Variasi 5,69 6,10
Perkiraan Kuat Tekan
20,00 20,00
Beton Terkoreksi (Mpa)
TABEL 4.9.1 Lanjutan TABEL 4.9

6. Analisis pengujian
Analisis pengujian Hammer Test adalah sebagai berikut:
a. Simpangan Baku Kanan
1) Titik ke-1 = ( R 1−R rata−rata)2
= (22−24)2

=4

2) Titik ke-2 = ( R 2−R rata−rata)2


= (23−24)2
= 1
3) Titik ke-3 = ( R 3−R rata−rata)2
= (23−24)2
= 1
4) Titik ke-4 = ( R 4−R rata−rata)2
= (23−24)2
=1
5) Titik ke-5 = ( R 5−R rata−rata)2
=¿
=0
6) Titik ke-6 =( R 6−R rata−rata)2
= (24−24)2
=0
7) Titik ke-7 = ( R 7−R rata−rata)2

= (25−24)2
=1
8) Titik ke-8 = ( R 8−R rata−rata)2
= (25−24)2
= 1
9) Titik ke-9 = ( R 9−R rata−rata)2
= (26−24)2
= 4
10) Titik ke-10 = ( R 10−R rata−rata)2
= (26−24)2
= 4
11) Simpangan baku total = 4 +1+1+1+0+0+ 1+1+ 4+ 4

= 18

∑ ( R 1−RRata−Rata )2
12) Simpangan baku =
√ n−1

18
=
√ 10−1

= ± 1,414

Simpangan Baku
13) Koefisien Variasi = x 100
Rrata−rata

1,414
= x 100
24

= 5,892

b. Simpangan Baku Kiri


1) Titik ke-1 = ( R 1−R rata−rata)2
= (25−24)2

=1

2) Titik ke-2 = ( R 2−R rata−rata)2


= (23−24)2

=1

3) Titik ke-3 = ( R 3−R rata−rata)2


= (24−24)2
=0
4) Titik ke-4 = ( R 4−R rata−rata)2
= (22−24)2
=4
5) Titik ke-5 = ( R 5−R rata−rata)2
= (23−24)2
=1
6) Titik ke-6 =( R 6−R rata−rata)2
= (23−24)2
=1
7) Titik ke-7 = ( R 7−R rata−rata)2
= (22−24)2
=4
8) Titik ke-8 = ( R 8−R rata−rata)2

= (25−24)2

= 1
9) Titik ke-9 = ( R 9−R rata−rata)2
= (22−24)2
= 4
10) Titik ke-10 = ( R 10−R rata−rata)2
= (26−24)2
= 4
11) Simpangan baku total = 1+1+0+ 4+1+1+ 4+1+ 4+ 4
= 21

∑ ( R 1−RRata−Rata )2
12) Simpangan baku =
√ n−1

21
=
√ 9

= ± 1,527

Simpangan Baku
13) Koefisien Variasi = x 100
Rrata−rata
1,527
= x 100
24
= 6,362

Gambar 4.1 Data Pengujian Hammer Test

7. Pembahasan
Hammer test bertujuan untuk mendapatkan nilai kuat tekan pada
balok sehingga dapat memperkirakaan kuat tekan yang dimiliki benda uji,
Caranya dengan dilakukan dengan mengetuk 10 titik di sisi kanan dan 10
titik di sisi kiri. Dalam pengujian ini perkiraan nilai kuat tekan untuk
lenting kanan dan kiri senilai 20,00 MPa. Nilai ini berbeda dengan kuat
tekan yang direncanakan pada mix design. Sehingga kuat tekan antara
pengujian dan perencanaan tidak sesuai, hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor dalam pengujian, seperti tertinggalnya bahan dalam alat-
alat, tidak ratanya permukaan beton ketika pencetakan, dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai