Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN OPERASI

Nama Pasien : Misnadi Usia Pekerjaan Alamat : 50 tahun : Petani : Sukadana

Diagnosa preoperatif : Hernia skrotalis dextra Operator Ahli Anastesi Asisten : dr. Harizon M.N., Sp. B : dr. Hartawan, Sp. An : Yuliansyah dan Fira

Operasi mulai pukul : 09.55-10.25

1. Operasi dimulai pukul 09.55 2. Pasien dalam posisi terlentang, kemudian dilakukan tindakan antisepsis pada daerah sekitar lipat paha sesisi hernia. 3. Lapangan operasi dipersempit dengan duk steril 4. Lakukan anastesi lokal dengan lidocain pada daerah kira-kira dua jari medial sias, anestesia blok pada n ilioinguinal 5. Insisi sesuai garis lipatan kulit. Kemudian fasia dibersihkan lalu disayat, lalu akan tampak aponeurosis m. Oblikus abdominis eksternus dengan krural medial dan lateral yang merupakan cincin luar kanalis inguinalis. Aponeurosis m. Abdominis oblikus eksternus dibelah hingga anulus inguinalis. 6. Kemudian funikulus spermatikus dibebaskan. Bebaskan ligamentum inguinale yang tebal dan mengkilat di lateralnya dan conjoined area di sebelah medial. 7. Funikulus spermatikus dipreparasikan lalu ditarik dengan kasa steril ke arah lateral. Nervus ileoinguinal yang telah dibebaskan juga diamankan ke lateral. Kantong hernia dicari dengan bantuan dua buah pinset anatomis, lalu digunting dan dibebaskan lapis demi lapis sampai tampak lapisan

yang berwarna biru abu-abu dan kuat. Jika telah tampak berarti telah mencapai prosesus vaginalis peritonei yang merupakan pembungkus kantong hernia. 8. Kantong hernia dibuka + 3-4 cm untuk melihat isinya. Kemudian kantong hernia dibebaskan dari jaringan sekitarnya. Dilakukan secara hati-hati untuk menghindari pendarahan. Setelah berhasil, maka dinding kantong hernia dipegang dengan beberapa klem, kemudian dinding kantong tersebut dibebaskan lagi dari jaringan yang meliputinya sampai dapat ditemukan lapisan lemak preperitoneal. Kantong hernia dijepit pada batas ini, lalu distalnya dipotong melintang dengan gunting. Kemudian dilakukan herniorafi menurut Bassini (Bassini plasty) sebagai berikut, setelah fasia tranversa dibelah: a. Jahitkan dengan benang besar dan kuat dan dengan jarum yang ujungnya seperti paku, tuberkulum pubikum ke fasia trasversa, dan fasia transversa lagi kemudian ke conjoined tendon pada tepi terdekat m. Rektus abdominis. b. Jahitkan dengan jarum biasa dan benang yang sama, ligamentum inguinale, fasia transversa, dan conjoined tendon. c. Dilakukan seperti di atas pada letak di lateral dari Bassini II bila masih dilonggar dapat dilanjutkan penjahitan. d. Ikatan Bassini dipersiapkan semua dulu, baru disimpulkan dengan erat satu persatu. e. Pada ikatan Bassini III harus sedemikian erat tapi masih cukup longgar bagi funikulus spermatikus. Lalu funikulus spermatikus n. Illioinguinal dan lain-lainnya dikembalikkan ke tempatnya. 9. Perdarahan dirawat yang terjadi dengan koagulasi kauter dan kemudian dinding perut ditutup lapis demi lapis. 10. Fasia, subkutis, dan kutis kemudian dijahit . 11. Luka operasi dibersihkan dan ditutup dengan kassa steril. 12. Operasi selesai pada pukul 10.25

Anda mungkin juga menyukai