Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK

2012/2013
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 1
RINGKASAN
Nurhasanah Humairoh, Hambali Khoirul Anam, Khoiron Muhammad,
Indirwan Akhmad. Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Trunojoyo, PBT 01 Pemeriksaan Bahan, April 2013.
Pengujian dengan memanfatkan (Liquid Penetrant Inspection) merupakan
salah satu metode pengujian yang tidak menyebabkan kerusakan pada benda
yang diuji.Mula-mula kita membersihkan spesimen uji yaitu Baja ST-37. Setelah
itu disemprotkan cairan Liquid Penetrant Inspection, setelah 5-10 menit dan
kering kemudian dibersihkan dengan kain lap yang sudah dibasahi dengan
cairancleaner.Baru kemudian disemprot dengan bubukdeveloper.Setelah kering
kita bisa melihat bagian mana saja yang terdapat cacat atau retak yang di tandai
dari garis atau bercak merah pada spesimen yang diuji.
Hasil pengujian Liquid Penetrant Inspection ini menunjukkan bahwa
diperoleh cacat atau retakan pada benda uji pada specimen I.


PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
2012/2013
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Non Destructive Test atau biasa disebut NDT adalah tes atau inspeksi
terhadap suatu benda untuk mengetahui ada tidaknya cacat, retak atau
discontinuity lain (di atas permukaan, di bawah permukaan dan di dalam suatu
material) tanpa merusak benda yang diuji. Pada dasarnya, pengujian ini
dilakukan agar menjamin bahwa material yang kita gunakan masih aman dan
belum melewati damage tolerance (toleransi kerusakan). NDT terdiri dari
beberapa metode, yaitu: ultrasonic testing, visual and optical Testing, liquid
penentrant testing, magnetic particle testing, eddy current testing, acoustic
emission testing dan thermography. Dalam percobaan ini, kita menggunakan
NDT dengan metode liquid penetrant.
NDT dimanfaatkan pada berbagai kegiatan industri, misalnya: otomotif,
bagian mesin, penerbangan, peroketan, konstruksi, struktur, jembatan, cover
meter, pemeliharaan, perbaikan dan operasi, pabrik, tuang dan tempa, industri
tanaman seperti nuklir, petrokimia, power, pulp dan kertas, fabrikasi toko,
tambang pengolahan, tekanan kapal, tangki penyimpanan, las, boiler, penukar
panas, pemipaan. Dilakukan suatu pengujian dengan NDT, bertujuan untuk
mengetahui kecacatan atau keretakan pada sebuah bahan tanpa merusak bahan
saat pengujian berlangsung.
Proses pengujiannya adalah dengan memberikan liquid penetrant pada
permukaan benda uji, kemudian cairan developer akan mengeluarkan cairan
penetrant dari celah-celah bahan uji yang mengalami kecacatan ditandai dengan
adanya bercak merah pada permukaan benda.

1.2 Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum ini, praktikan diharapkan :
1. Mengetahui ada atau tidaknya retakan pada suatu benda dengan
memanfaatkan NDT.
2. Menjelaskan proses inspeksi dengan liquid penetrant.

PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
2012/2013
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian NDT
Kekuatan dari sebuah material teknik dapat diketahui dengan melalukan uji
kekerasan material. Dalam uji kekuatan ini, sampel aterial akan diberi tekanan
atau tarikan. Kemudian pengujian akan mencatat gaya yang diberikan yang
menyebabkan sampel tersebut patah atau menjadi tidak elastis. Pengujian ini
biasa disebut Destructive test (uji rusak). Beberapa jenis dari Destructive test
antara lain:
1. Tensile Testing
2. Torsion Testing
3. Bend Testing
4. Impact Testing
5. Fatigue testing
Akan tetapi, cara tersebut mempunyai keterbatasan bila melibatkan bahan
material yang sudah didapat atau pun bahan yang harganya mahal. Oleh karena
itu selain menggunakan Destructive test dalam pengambilan data kekuatan
bahan sekarang juga telah dipakai uji kekuatan tanpa merusak bahan, atau biasa
dikenal Non Destructive test (NDT). (Arifudin, 2007, p.32)
NDT digunakan untuk menggambarkan pengukuran yang lebih kuantitatif
secara alam. Sebagai contoh, metode NDT tidak hanya digunakan untuk
menemukan/mendeteksi cacat (di atas permukaan, di bawah permukaan, dan di
dalam suatu material), tetapi juga digunakan untuk mengetahui karakteristik
cacatnya seperti ukuran, bentuk, orientasinya dan juga mengukur geometri
benda, dan menentukan komposisi kimia material. NDT dapat digunakan untuk
menentukan sifat material, seperti ketangguhan retak (fracture toughness), sifat
mampu bentuk (formability), dan karakteristik fisik lainnya.
Pada kegiatan industri NDT khususnya bagi para pekerja sangat penting
dikarenakan beberapa faktor antara lain untuk meyakinkan kehandalan produk,
mencegah kecelakaan, memeberi keuntungan bagi pengguna, meyakinkan
kepuasan pelanggan, membantu dalam perancangan produk agar lebih baik,
meningkatkan reputasi pemanufaktur, menghemat biaya menufaktur,
mempertahankan keseragaman tingkat kualitas dan meyakinkan kesiapan
operasi.
PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
2012/2013
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 4

2.2 Macam-Macam Metode NDT
2.2.1 Ultrasonic testing (UT)
Dalam pengujian ultrasonik, gelombang suara frekuensi tinggi
ditransmisikan pada benda uji untuk mendeteksi ketidak sempurnaan atau untuk
mencari perubahan pripertis material benda uji. Teknik pengujian yang paling
umum digunakan adalah pulse-echo, dimana suara ditembakkan ke dalam benda
uji dan refleksi (echo) dari ketidak sempurnaan internal atau permukaan
geometris akan kembali ke receiver. Berikut adalah contoh dari pemeriksaan
pengelasan menggunakan UT. Perhatikan indikasi yang naik ke batas atas layar.
Indikasi ini diproduksi oleh suara yang dipantulkan dari sebuah cacat dalam
sambungan las.

Gambar 1.2.1
Sumber: Hill, 2009, p. 145
2.2.2 Visual and Optical Testing (VT)
Sering kali metode ini menjadi langkah yang pertama kali diambil dalam
NDT. Metode ini bertujuan menemukan cacat atau retak permukaan dan korosi.
Dalam hal ini tentu saja adalah retak yang dapat terlihat oleh mata telanjang atau
dengan bantuan lensa pembesar ataupun boroskop (Hill, 2009, p. 131).
2.2.3 Liquid Penetrant Testing
Metode pengujian ini, benda uji dibasahi dengan cairan yang mengandung
pewarna visible atau fluorescene. Cairan tersebut akan meresap pada celah atau
discontinuity yang diindikasikan sebagai cacat. Setelah cairan meresap,
kelebihan cairan pada permukaan benda uji dibersihkan. Developer kemudian
disemprotkan untuk menarik keluar penetran dari cacat Perbedaan warna yang
PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
2012/2013
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 5
kontras antara developer dan cairan penetrant yang muncul keluar
merepresentasikan suatu indikasi cacat. Jenis penetrant yang biasa digunakan
adalah penetrant yang jenis visual yang pada umumnya berwarna merah,
adapun jenis cairan penetrant lainya adalah yang mengkilap.
Gambar 1.2.2
Sumber: Hill, 2009, p. 139
2.2.4 Magnetic Particle Testing
Dengan menggunakan metode ini, cacat permukaan (surface) dan bawah
permukaan (subsurface) suatu komponen dari bahan ferromagnetik dapat
diketahui. Prinsipnya adalah dengan memagnetisasi bahan yang akan diuji.
Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan
kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan
adanya cacat pada material. Cara yang digunakan untuk memdeteksi adanya
kebocoran medan magnet adalah dengan menaburkan partikel magnetik
dipermukaan. Partikel-partikel tersebuat akan berkumpul pada daerah kebocoran
medan magnet (Raj, 2002, p.17)
2.2.5 Eddy Current Testing
Metode ini pada prisipnya hampir sama dengan teknik Magnetic Particles,
akan tetapi medan listrik yang dipancarkan dari arus listrik bolak-balik, ketika ada
crack maka medan listrik akan berubah dan perubahannya itu akan terbaca pada
alat pengukur impadance. Prinsip ini erat kaitannya dengan impedansi, maka
hasilnya sangat dipengruhi oleh jarak antara benda uji dengan alat ukurnya.
Keterbatasan dari metode ini yaitu hanya dapat diterapkan pada permukaan
yang dapat dijangkau. Selain itu metode ini juga hanya diterapkan pada bahan
logam saja.
2.2.6 Acoustic Emission Testing
Acoustic Emission (AE) adalah keluarnya gelombang akustik, dalam range
frekuensi 20 Khz 1 Mhz, dari suatu material ketika material tersebut mengalami
pembebanan/ stimulasi oleh gangguan luar. Emisi akustik ini dibangkitkan dari
PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
2012/2013
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 6
deformasi lokal, misalnya berupa retak (crack) yang mengakibatkan stress lokal
dan mengemisikan energi pulsa elastik yang akan merambat ke seluruh interior
material. Sensor diletakkan pada permukaan komponen / struktur material untuk
menangkap energi ini. Sinyal emisi diamplifikasi dan difilter oleh sistem pengolah
sinyal untuk kemudian dimonitor pada layar PC secara real time. Lokasi
kerusakan material dapat diketahui dengan cara mengekstrak koordinat sumber
AE seakurat mungkin. Sangat berguna untuk investigasi kerusakan lokal,
khususnya dalam skala mikro, di dalam material. Selain itu mampu memonitor
seluruh sistem secara bersamaan dan real time, bahkan saat material tersebut
sedang dioperasikan dalam suatu kegiatan industri.

2.3 Metode NDT dengan liquid penetrants Inspection
2.3.1 Batasan Penggunaan Liquid Penetrant Inspection
Keterbatasan dalam pengujian liquid penetrant yaitu:
a. Tidak dianjurkan untuk menyelidiki benda-benda hasil powder metallurgi yang
kurang padat (berpori-pori).
b. Keretakan tersebut terjadi sampai kepermukaan benda. Jadi metode ini tidak
dapat di gunakan untuk mendeteksi di bawah permukaan (sub surface craks).
Jika permukaannya kasar atau memiliki pori-pori yang besar maka
pengujian penetrant ini tidak layak. Permukaan yang terlalu kasar atau berpori-
pori juga dapat mengakibatkan indikasi keretakan yang paslu.
2.3.2 Langkah-langkah Proses Liquid Penetrant Inspection
Adapun proses pengujian dengan liquid penetrant mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Menyiapkan Permukaan
Seluruh permukaan benda kerja yang akan di selidiki harus di bersihkan
dahulu dari segala kotoran, dedu, karat, dan lain-lain.
2. Penetrasi
Pembubuhan liquid penetrant pada permukaan benda kerja dengan cara
menyemprotkan. Lapisan penetrant pada permukaan ini harus di perhatikan
beberapa saat (15 menit) untuk memberian waktu yang cukup agar
penetrasi liquid penetrant kedalam keretakan dapat terjadi.
3. Pembersihan
Pembersihan permukaan dari liquid penetrant. Cara pembersihan ini
tergantung pada jenis penetrant yang di gunakan. Ada tiga cara yang bias di
PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
2012/2013
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 7
gunakan yaitu: dihapus dengan air, disiram dengan air, diberi zat pelarut
(solvent). Pembersihan yang merata harus di lakukan dengan hati-hati tetapi
pembersihan ini tidak boleh berlebihan agar penetrant yang sudah memasuki
keretakan tidak ikut terhapus.
4. Developer
Bahan developer di bubuhkan di permukaan. Hal ini mengakibatkan penetrant
yang sudah berada di dalam keretakan timbul kembali sehingga keretakan
dapat tampak dengan nyata.
5. Inspeksi
Setelah development terjadi, pemeriksaan permukaan di laksanakan di bawah
cahaya yang cukup atau ultraviolet, bergantung pada jenis penetrant tepat
pada bagian itulah dipermukaan benda kerja ada keretakannya.
2.3.3 Sistem Penetrant dan Langkah-langkah Prosesnya
Ada tiga macam penetrant sistem yang dapat di gunakan. Ketiga-tiganya
memiliki perbedaan yang mencolok. Pemilihan salah satu sistem bergabung
pada faktor-faktor di bawah ini:
a. Kodisi permukaan benda keja yang di selidiki.
b. Karakteristik umum keretakan logam.
c. Waktu dan tempat penyelidikan.
d. Ukuran benda kerja.
Ketiga sistem itu adalah:
1. The water-washable penetrant sistem
Penetrant yang dapat dibersihkan adalah jenis fluorescent atau visible die.
Prosesnya cepat dan efisien, Tetapi pembasuhan harus dilaksanakan dengan
hati-hati karena penetrant dapat terbasuh habis dari keretakan. Derajat dan
kecepatan pembasuhan untuk proses ini bergantung pada karakteristik dari
spray-nozzle.
2. The post emulsifiable system (lipophilic)
Teknik ini digunakan untuk menyelidiki keretakan-keretakan yang sangat kecil
sehingga penetrant yang digunakan adalah yang tidak dapat dibasuh dengan
air (not water-washable). Penetrant jenis ini dilarutkan dalam oli dan
membutuhkan langkah tambahan pada saat penyelidikan, yaitu pembubuhan
emulsifier yang mengakibatkan penetrant dapat dibasuh dengan air. Oleh
karena itu lamanya emulsifier dibiarkan pada permukaan benda kerja dan
PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
2012/2013
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 8
harus dibatasi waktunya agar penetrant yang berada didalam keretakan tidak
menjadi water-washable.
3. The Solvent-Removable System
Kadang-kadang dibutuhkan penyelidikan pada daerah-daerah yang kecil
(sempit) pada permukaan benda kerja yang mana penyelidikannya dilakukan
dilapangan. Biasanya benda kerjanya besar atau ongkos pemindahan benda
kerja ini dari lapangan ke tempat penyelidikan adalah relatif mahal. Untuk
situasi seperti ini solvent-removable system. Solvent ini digunakan pada saat
pembersihan pendahuluan (pre cleaning) dan pembasuhan penetrant.
Penetrant jenis ini larut dalam oli. Pembersihan pelarut secara optimum dapat
dicapai dengan cara mengelap permukaan benda kerja dari penetrant dengan
kain lap yang dibasahi dengan solvent. Tahap terakhir dari pengelapan
dilakukandengan kain lap yang kering. Proses seperti ini merupakan proses
liquid penetrant inspection yang paling sensitif bila dilakukan dengan cara
yang baik.
2.3.4 Jenis - Jenis Liquid Penetrant
1. Flourescent Penetrant
Fluorescent penetrant merupakan jenis penetrant yang jarang dipakai memiliki
ciri-ciri dapat berkilau bila dikenai cahaya ultraviolet, lemah pada ruangan
yang cukup gelap. Sensitifitas atau kemampuan fluorescent penetrant untuk
berkilau terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
a. Sensitivitas normal
b. Sensitivitas tinggi
c. Sensitivitas ultra tinggi
2. Visible Penetrant
Pada umumnya visible penetrant berwarna merah, dan paling banyak
digunakan hal ini karena warna merah memiliki penampilan yang kontras
terhadap latar belakang warna developernya yang umumnya berwarna putih.
Proses ini tidak membutuhkan cahaya ultraviolet, Walaupun sensitivitas
penetrant jenis ini tidak setinggi jenis fluorescent, tetapi cukup memadai untuk
berbagai kegunaan inspeksi.
2.3.5 Developer
Cairan pembangkit, sangat penting untuk mengetahui kecacatan waktu
pembangkitan agar penetrant yang masuk di sela-sela spesimen keluar dari
keretakan.
PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
2012/2013
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 9
2.3.6 Toleransi
Suatu pengukuran yang terpenting adalah sampai sejauhmana kesalahan
tersebut masih dapat diterima. Penerimaan suatu kesalahan yang muncul dalam
suatu pengukuran sering disebut dengan toleransi. Dalam ilmu matematika,
toleransi dalam pengukuran adalah selisih antara pengukuran terbesar yang
dapat diterima dari pengukuran terkecil yang dapat diterima.

PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
2012/2013
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 10
BAB III
PERALATAN DAN BAHAN

3.1 BAHAN DAN PERALATAN
3.1.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Baja St-37
2. Liquid Penetrant
3. Developer
3.1.2 Peralatan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Kertas gosok
2. Kain lap halus
3. Pembersih (cleaner)

PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
2012/2013
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 11
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Prosedur Pelaksanaan Praktikum PBT 01
Prosedur praktikum PBT 01 adalah sebagai berikut:
1. Membersihkan bagian permukaan benda kerja yang akan diselidiki
dengan menggunakan kertas gosok dan sikat kawat.
2. Membersihkan permukaan benda kerja dengan menyemprotkan cleaner.
3. Menghapus cleaner dengan kain pada permukaan benda kerja dan
ditunggu sampai kering.
4. Menyemprotkan penetrant pada daerah yang diselidiki dan
membiarkannya beberapa saat untuk memberi kesempatan penetrant
memasuki keretakan 15 menit
5. Menghapus penetrant dari permukaan benda kerja dengan kain.
6. Menyemprotkan developer pada permukaan benda kerja, membiarkannya
beberapa saat.
7. Mengamati garis-garis merah atau bercak-bercak merah maka pada
garis-garis atau bercak-bercak inilah terdapat keretakan.
8. Gambarkan hasil pengamatan yang diperoleh.


PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
2012/2013
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 12
4.2 Flowchart Prosedur Pelaksanaan Praktikum
Flowchart prosedur pelaksanaan praktikum pemeriksaan bahan :

Gambar 1.4.9 Flowchart praktikum modul 1

PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
2012/2013
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 13
BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1 Pengujian Yang Dilakukan
5.1.1 Foto dan Data Spesimen
Foto Spesimen


Gambar 1.5.10 Spesimen yang sudah dibersihkan menggunakan cleaner



Gambar 1.5.11 Spesimen setelah diberi cairan liquid penetrant

PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
2012/2013
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 14

Gambar 1.5.12 Spesimen yang telah diberi cairan Developer

Data spesimen
Lebar Spesimen : l = 0,5 cm
Panjang Lasan : P
l
= 8,3 cm
Tebal Spesimen : T
s
= 0,6 cm
Tebal Lasan : T
l
= 1 cm



PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
2012/2013
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 15
BAB VI
PEMBAHASAN

6.1 Analisa Bahan

Gambar: Ilustrasi letak kecacatan spesimen

Keterangan :
Lebarspecimen : 83 mm
Pada Cacat :
C1 : 5 mm

Prosentase cacat =
]umIuh pun]ung cucut
2.pun]ung Iusun
1uu%
=
S mm
166 mm
1uu%
= u,uSu 1uu%
= S,u %

6.2 Analisa Cacat
Dalam praktikum kali ini, benda kerja yang diamati adalah sebuah
produk hasil lasan baja St-37 (spesimen M) dimana bekas lasannya terdapat di
tengah-tengah bagian Spesimen M. Spesimen M diidentifikasi kecacatannya
dengan menggunakan metode liquid penetrant inspection untuk mengetahui
pada bagian Spesimen M mana yang cacat akibat sambungan lasan tersebut.
Dengan ketentuan toleransinya 20 %. Dan dari hasil yang diperoleh saat
praktikum bahwa Spesimen M memiliki prosentase kecacatan sebesar 3,0 %
sehingga dapat dikatakan Spesimen M layak untuk dipakai.



PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
2012/2013
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 16
6.3 Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan dan kerugian menggunakan liquid penetrant inspection
adalah:
Keuntungan
a. Mudah mengetahui kecacatan permukaan suatu benda padat yang tidak
berpori beserta letak dimana kecacatan tersebut ada.
b. Tidak membutuhkan banyak alat yang harganya mahal, jadi metode ini
membutuhkan biaya relatif lebih murah.
Kerugian
a. Tidak dapat digunakan selain untuk menguji kecacatan permukaan
suatu benda padat yang tidak berpori.

PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
2012/2013
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 17
BAB VII
KESIMPULAN

7.1 Kesimpulan
NDT (Non Destructive Test) dengan menggunakan metode liquid penetrant
inspection merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi kecacatan pada suatu
material atau dalam praktikum kali ini berupa spesimen (M) tanpa merusak
benda kerja baik dari ukuran, bentuk, dan lain sebagainya. Hasil pengujian
terhadap spesimen (M) yang berupa lasan baja St-37 diperoleh prosentase
cacatnya sebesar 3,0% dan dengan ketentuan toleransi yang sudah ditentukan
yaitu 20 % maka, dapat disimpulkan bahwa spesimen (M) layak untuk dipakai.
7.2 Saran
Beberapa saran dari kami setelah adanya praktikum kali ini:
1. Mohon bimbingannya untuk praktikum selanjutnya.
2. Lebih baik waktu yang ada digunakan lebih banyak untuk praktikum, daripada
untuk membuat laporan.


PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
2012/2013
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 18
DAFTAR PUSTAKA

Arifudin, A,M. 2007. FISIKA untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Interplus
Baldev Raj, Jayakumat, T. & Thavasimuthu, M. 2002. PRACTICAL NON-
DESTRUCTIVE TESTING. New Delhi: Narosa Publishing House
Hill, T. 2009. Engenering physics. New Delhi: 7 West Patel Nagar
Surdia, T. Saito, S. 2000. PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK. Jakarta:PT. Pertja
Yulyardi,L. Korda, A.A. 2009. ANALISIS KEHANDALAN PIPA PRODUCED
WATER MENGGUNAKAN METODE FITNESS FOR SERVICE DAN FIRST
ORDER SECOND MOMENT MELALUI INSPEKSI LONG RANGE
ULTRASONIC TESTING. JTM, Vol. XVI, 119-130

Anda mungkin juga menyukai