Anda di halaman 1dari 9

Diare pada Anak

Deffina Widjanarko 10-2010-137 Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana

Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang tidak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang bertemakan tentang penyakit diare ini adalah salah satu tugas yang diberikan kepada murid fakultas kedokteran Ukrida angkatan 2010 sebagai bahan untuk Problem Based Learning (PBL). Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada para dosen, kakak-kakak pembimbing, teman-teman angkatan 2010, dan orang tua yang telah mendukung penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat dengan harapan agar pengetahuan penulis dan juga pembaca terhadap penyakit diare dapat bertambah. Penulis juga berharap agar makalah ini dapat berguna untuk semua pihak. Akhir kata, tiada gading yang tidak retak, begitu juga dengan makalah ini. Penulis memohon maaf apabila ada kesalahan kata-kata, baik yang disengaja atau pun tidak.

Jakarta, 1 September 2010

Penulis

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang masyarakat seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sayangnya, pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini sangatlah minim, sehingga sering kali penyakit ini diremehkan. Nyatanya, angka kematian yang disebabkan oleh diare, terutama pada kalangan anak-anak, cukup tinggi. Oleh sebab itulah penulis membuat makalah ini.

1.2 Tujuan Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan pembaca dalam menghadapi penyakit diare, terutama yang berhubungan dengan gejala, etiologi, patologi, faktor resiko, cara mencegahnya, dan pola hidup yang banyak ditemui di Indonesia.

Bab II ISI

2.1 Amnesis Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara melakukan serangkaian wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau dalam keadaan tertentu dengan penolong pasien. Berbeda dengan wawancara biasa, anamnesis dilakukan dengan cara yang khas, berdasarkan pengetahuan tentang penyakit dan dasar-dasar pengetahuan yang ada di balik terjadinya suatu penyakit serta bertolak dari masalah yang dikeluhkan oleh pasien.1 Pada kasus penyakit diare, seorang dokter harus mengetahui riwayat kesehatan pasien selama 3 bulan terakhir, terutama apabila diare terjadi pada anak. Hal ini disebabkan salah satu komplikasi dari campak adalah diare. Selain riwayat kesehatan, makanan yang dimakan selama seminggu terakhir. Penyebab utama diare pada anak biasanya disebabkan oleh ketidakhigienisan makanan yang dikonsumsi dan kurangnya pengawasan orang tua. Keadaan rumah dan lingkungan tempat tinggal pasien juga dapat menjadi faktor risko terjadinya diare.

2.2 Gejala Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam sehari dengan gejala-gejala sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. Muntah Badan lesu dan lemah Panas tinggi atau rendah Tidak nafsu makan Terdapat darah atau lendir dalam feses Biasanya didahului dengan rasa mual dan muntah-muntah

Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan

kejang perut, serta gejal-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi. Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium). Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubunubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.

2.3 Etiologi Diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor: a. Sindrom iritasi usus (Irritable bowel syndrome) Sindrom iritasi usus (IBS) adalah penyebab fungsional diare atau sembelit . Peradangan tidak biasanya ada di usus yang terkena. b. Penyakit infeksi Ada beberapa penyakit menular yang dapat menyebabkan diare kronis, misalnya, Giardia lamblia. c. Infeksi HIV-AIDS Penderita Hiv-AIDS sering mengalami infeksi kronis usus mereka yang menyebabkan diare. d. Infeksi oleh bakteri Contoh-contoh bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Eschericia coli, Salmonella typhi, Staphylococcus sp, Streptococcus sp.

e. Infeksi Rotavirus f. Makanan yang tidak higienis g. Faktor lainnya Keadaan psikologis seseorang dapat mempengaruhi gerak feses dalam usus besar. Misalnya, saat seseorang sedang tegang, biasanya gerak feses akan menjadi lebih

cepat, sehingga orang itu merasa sakit perut. Faktor imunodefisiensi juga dapat mempengaruhi seseorang untuk terkena diare. 2.4 Patologi 1,3 Diare yang disebabkan oleh masalah kesehatan biasanya jumlahnya sangat banyak, bisa mencapai lebih dari 500 gram/hari. Orang yang banyak makan serat sayuran, dalam keadaan normal bisa menghasilkan lebih dari 500 gram, tetapi konsistensinya normal dan tidak cair. Secara umum, diare dapat dibagi menjadi 3 jenis: a. Diare osmotik Terjadi bila bahan-bahan tertentu tidak dapat diserap ke dalam darah dan tertinggal di usus, sehingga terjadi peningkatan kandungan cair dalam tinja. Mekanisme dasar: gangguan osmotik makanan/zat yang tidak dapat diserap tekanan osmotik dalam rongga usus naik pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan merangsang usus untuk mengeluarkannya diare osmotik b. Diare sekretonik Terjadi bila usus besar dan usus kecil mengeluarkan garam (terutama NaCl) ke dalam tinja. Mekanisme dasar: gangguan sekresi rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus peningkatan sekresi air dan elektrolit (garam) ke dalam rongga usus diare sekretorik timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. c. Diare eksudatif Terjadi bila lapisan usus besar mengalami peradangan dan membentuk tukak, lalu melepaskan kandungan protein, lendir, dan cairan lainnya sehingga meningkatkan konsentrasi lendir. Mekanisme dasar: gangguan motilitas usus Hiperperistaltik berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan diare. Bila peristaltik usus menurun bakteri tumbuh berlebihan diare.

2.5 Faktor Resiko 3 Faktor resiko pada penyakit diare dapat dibagi menjadi 3 bagian (diambil dari perspektif penyakit diare yang terjadi pada anak): a. Faktor resiko diare menurut ibu

Pengetahuan Perilaku Kebersihan ibu

b. Faktor resiko diare menurut anak Status gizi Pemberian ASI eksklusif Umur

c. Faktor resiko diare menurut lingkungan Sarana air bersih Kebersihan lingkungan

2.6 Pola Hidup Pada dasarnya, pola hidup bersih dan sehat adalah kunci utama untuk menghindari penyakit diare. Pemberian bekal pengetahuan pada ibu di Indonesia dapat membantu pola hidup sehat, mengingat sebagian besar penderita diare adalah anak-anak. Kehigienisan makanan yang akan dikonsumsi harus diperhatikan. Selain itu, kebersihan lingkungan juga harus dijaga agar bakteri atau virus penyebab diare tidak mewabah.

2.7 Pencegahan Cara terbaik untuk mencegah diare saat ini adalah dengan vaksin Rotavirus. Untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut). Sayangnya di Indonesia, vaksin rotavirus ini belum ada. Namun karena rotavirus generasi awal itu strainnya sama dengan yang di dunia, G1, G2, G3, dan G4, maka vaksin yang sudah ada di negara lain bisa digunakan. Cara lainnya adalah dengan menjaga kebersihan makanan yang akan dikonsumsi. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya kebersihan makanan juga dapat diberikan kepada ibu-ibu, mengingat mayoritas kasus diare terjadi pada anak-anak.

Bab III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Berdasarkan masalah yang diangkat dari skenario, sebenarnya diare dapat dicegah dengan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi. Dengan kata lain, kita tidak seharusnya mengonsumsi sembarang makanan. Diare yang dialami oleh anak tersebut juga merupakan diare ringan dikarenakan tidak adanya demam. Dengan kata lain, diare disebabkan oleh virus, yakni Rotavirus. Pengetahuan sang ibu tentang kebersihan makanan juga mempengaruhi anak tersebut untuk terjangkit diare karena sang ibu tidak memperhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi anaknya.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Edi

Bambang.

Peran

Dokter

dalam

Anamnesis.

2008..

Diunduh

dari:

www.anaksehat.blogdrive.com. 1 September 2010. 2. Anonymous. Penyebab dan Gejala Diare. 2007.. Diunduh dari:

www.medicastore.com. 1 September 2010. 3. Adisasmito W. Faktor Resiko pada Bayi dan Balita. 2007.. Diunduh dari: www.journal.ui.ac.id/ ?hal=detailArtikel&q=12. 1 September 2010.

Anda mungkin juga menyukai