Anda di halaman 1dari 37

Bunyi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perubahan mekanik terhadap zat gas, zat cair atau zat padat yang merambat ke depan dengan kecepatan tertentu sering menimbulkan gelombang bunyi. Gelombang bunyi ini merupakan vibrasi getaran dari molekul zat dan saling beradu satu sama lain namun demikian zat tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang. Gelombang bunyi dapat menjalar secara transversal atau longitudinal. Bunyi berhubungan dengan indra pendengaran yaitu fisiologi telinga. Telinga berfungsi secara efisien untuk mengubah energi getaran dari gelombang menjadi sinyal listrik yang dibawa ke otak melalui syaraf. Telinga manusia merupakan detektor bunyi yang sangat sensitif. Bising didefinisikan sebagai bunyi yang kehadirannya tidak dikehendaki dan dianggap mengganggu pendengaran. Bising dapat berasal dari bunyi atau suara yang merupakan aktivitas alam seperti bicara, pidato, tertawa dan lain lain. Bising juga dapat berasal dari bunyi atau suara buatan manusia seperti bunyi mesin kendaraan dan mesin mesin yang ada di pabrik. Untuk menilai bunyi sebagai bising sangatlah relatif. Misalnya musik di tempat tempat diskotik, bagi orang yang biasa mengunjungi tempat itu tidaklah merasa suatu kebisingan, tetapi bagi orang orang yang tidak pernah berkunjung di tempat diskotik akan merasa suatu kebisingan yang mengganggu. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Membantu mahasiswa memahami tentang bioakustik dan aplikasinya dalam keperawatan. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pengertian bunyi dan gelombang bunyi b. Memahami sifat dan kecepatan gelombang bunyi c. Memahami intensitas bunyi d. Mengetahui penerapan gelombang bunyi e. Mengetahui pengaruh dan pencegahan dari bising

C. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan makalah ini disusun sebagai berikut : KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan C. Sistematika Penulisan BAB II A. Bunyi B. Sifat dan kecepatan gelombang C. Intensitas bunyi D. Aplikasi Gelombang PEMBAHASAN

E. Bising BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN A. BUNYI 1. Definisi Bunyi merupakan getaran yang menimbulkan gelombang longitudinal yang merambat melalui medium perambatannya (zat cair, zat padat, dan udara) sehingga dapat didengar. ( Fisika, 2006 : 41). Gelombang bunyi merupakan vibrasi atau gerakan dari molekul-molekul zat dan saling beradu satu sama lain dimana zat tersebut terkoordinasi menghasikan gelombang serta mentransmisikan energi tanpa disertai perpindahan partikel. (Fisika Kedokteran, 1996 : 65) 2. Sumber Bunyi Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar dan menghasilkan suara merambat melalui medium atau zat perantara sampai ke telinga. Contoh sumber bunyi yaitu: pembakaran minyak dalam mesin, instrumen musik, gerakan dahan pohon, lonceng, garputala, dsb. Syarat terjadinya bunyi yaitu: Ada sumber bunyi yang bergetar Ada zat perantara (medium) yang merambatkan gelombang bunyi dari sumber ke telinga Getaran mempunyai frekuensi tertentu (20 Hz 20.000 Hz) Indra pendengar dalam keadaan baik

3. Mendeteksi Bunyi Untuk mendeteksi bunyi perlu mengkonversikan gelombang bunyi bentuk vibrasi sehingga dapat dianalisa frekuensi dan intensitasnya. Untuk perubahan ini diperlukan alat mikrofon dan telinga manusia. Alat mikrofon merupakan transduser yang memberi respon terhadap tekanan bunyi (sound pressure0 dan menghasilkan isyarat/signal listrik. Mikrofon yang banyak digunakan adalah mikrofon kondensor. Pemilihan mikrofon ini sangat penting oleh karena berguna untuk mendeteksi kebisingan lingkungan perusahaan (merupakan medan difus segala arah atau medan bebas) disamping itu perlu diperhatikan faktor kecepatan angin, cuaca oleh karena sangat mempengaruhi pada mikrofon. 4. Pengelompokan Bunyi Menurut frekuensinya, bunyi dikelompokan menjadi: a. Bunyi infrasonik (0 20 Hz) Infrasonik merupakan bunyi yang tidak dapat didengar telinga manusia, tetapi dapat di dengar oleh jangkrik dan anjing. Frekuensi ini biasanya ditimbulkan oleh getaran tanah, gempa bumi, getaran gunung berapi. b. Bunyi audiosonik (20 20.000 Hz) Bunyi audio merupakan bunyi yang dapat didengar manusia. Audiofrekuensi berhubungan dengan nilai ambang pendengaran (rata-rata nilai ambang pendengaran 1000 Hz = 0 dB). c. Bunyi Ultrasonik (di atas 20.000 Hz)

Ultrasonik merupakan bunyi yang tidak dapat didengar telinga manusia. Frekuensi ini dalam bidang kedokteran digunakan dalam 3 hal yaitu pengobatan, destruktif dan diagnosis. Hal ini dapat terjadi oleh karena frekuensi yang tinggi mempunyai daya tembus jaringan cukup besar. 5. Azaz Doppler Efek Doppler adalah peristiwa berubahnya frekuensi sumber bunyi yang didengar akibat perubahan gerak antara pendengar dan sumber bunyi. Pada tahun 1800, Christian Johann Dopplermengemukakan Efek Doppler ini berlaku secara umun pada gelombang. Efek Doppler ini dipergunakan untuk mengukur bergeraknya zat cair di dalam tubuh misalnya darah. Berkas ultrasonik/bunyi ultra uynag mengenai darah (darah bergerak menjauhi bunyi) darah akan memantulkan bunyi ekho dan diterima oleh detektor. B. SIFAT DAN KECEPATAN GELOMBANG BUNYI 1. Sifat Gelombang Bunyi Gelombang bunyi mempunyai sifat memantul, diteruskan, dan diserap benda. Apabila gelombang suara mengenai tubuh manusia (dinding) maka bagian dari gelombang akan dipantulkan dan bagian lain akan diteruskan ke dalam tubuh. Penyerapan energi bunyi ini akan mengakibatkan berkurangnya amplitudo gelombang bunyi.

Nilai amplitudo bunyi yang menetap pada jaringan dinyatakan dalam rumus:

A = A-x
Keterangan : A = amplitudo bunyi yang menetap pada jaringan yang tebal X cm Ao = amplitudo bunyi mula-mula x = koefisien adsorpsi jaringan (cm-1) = tebal jaringan (cm) Dengan mempergunakan rumus tersebut dapat menghitung nilai adsopsi jaringan terhadap gelombang bunyi. Berikut tabel koefisien adsorpsi jaringan dan nilai paruh ketebalan jaringan. Bahan Frekuensi (cm-1) nilai paruh ketebalan jaringan (cm) Otot 1 0,13 2,7 Lemak 0,8 0,05 6,9 Otak 1 0,11 1,2 Tulang 0,6 0,4 6,95 Air 1 2,5 x 10-4 14 x 103 2. Kecepatan Gelombang Bunyi Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanik pada zat padat, zat cair dan gas yang merambat ke depan dengan kecepatan tertentu. Gelombang bunyi ini menjalar secara longitudinal, lain dengan cahaya yang menjalar secara transversal. Pada suatu percobaan, apabila terjadi vibrasi dari suatu bunyi maka akan terjadi suatu peningkatan tekanan dan penurunan tekanan pada tekanan atmosfer, peningkatan tekanan ini disebut kompresi sedangkan penurunan tekanan disebut rarefaksi (peregangan). Bunyi mempunyai hubungan antara frekuensi vibrasi (f) bunyi, panjang gelombang () dan kecepatan (v), secara sistematis hubungan itu dapat dinyatakan dalam rumus.

f =

Keterangan : f = frekuensi v = kecepatan = panjang gelombang Kecepatan bunyi berbeda-beda dalam melewati berbagai medium. Berikut tabel perbedaannya. Masa Jenis ( ) Z (= ) Kecepatan (v) Temperatur Material 3 cm/s Kg/m Kg/m2s o 20 C Udara 1,29 331 430 o 0 C CO2 1,98 258 430 o -2 0 C H2 8,99 x 10 1.270 430 20o C Alkohol 791 1.210 430 o 20 C Air 1.000 1.480 430 o 20 C Besi 7.900 5.130 430 37o C Darah 1.056 1.570 430 o 20 C Otak 1.020 1.530 1,56 x 106 o 20 C Otot 1.040 1.580 1,64 x 106 20o C Lemak 920 1.450 1,33 x 106 20o C Tulang 1.900 4.040 7,68 x 106 Gelombang bunyi dibawa oleh zat padat, cair, dan gas. Pada umumnya, makin keras zat, makin cepat gelombang bunyi merambat. Hal ini masuk akal, karena kekerasan zat menyatakan secara tidak langsung bahwa partikel-partikel tergandeng secara kuat sehingga lebih responsif terhadap gerak partikel lainnya. C. INTENSITAS BUNYI ( I ) Intensitas Bunyi yaitu energi yang melewati medium 1 m2/detik atau watt/m2. Ketika mendengarkan bunyi yang terlalu keras, tentunya telinga akan merasa sakit. Sebaliknya, bunyi yang terlalu lemah tidak akan mampu didengar. Kenyataan ini membuktikan bahwa intensitas bunyi yang dapat didengar manusia dengan baik berada pada batas-batas tertentu. Intensitas bunyi yang mampu didengar manusia mempunyai intensitas 10 12

watt/m2 sampai dengan 1 watt/m2. Intensitas bunyi 10-12 watt/m2 adalah intensitas bunyi terendah yang masih dapat didengar telinga

manusia. Intensitas ini disebut intensitas ambang pendengaran. Sementara itu, intensitas bunyi terbesar yang masih dapat didengar telinga manusia tanpa menimbulkan rasa sakit adalah 1 watt/m2 dan disebut intensitas ambang perasaan.

D. APLIKASI GELOMBANG BUNYI 1. Alat Pendengaran Telinga merupakan alat penerima gelombang suara atau udara kemudian diubah menjadi sinyal listrik dan diteruskan ke korteks pendengaran melalui saraf pendengaran. Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah. a. Susunan Telinga

Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. 1) Telinga luar Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering. Membran timpani tebalnya 0,1 mm, luas 65 mm2, mengalami vibrasi dan diteruskan ke telinga tengah 2) Telinga tengah Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Suara yang masuk itu, 99% mengalami refleksi dan hanya 0,1 % saja yang ditransmisi. Telinga tengah ini memiliki peranan proteksi. Karena adanya tuba eustachi yang mengatur tekanan didalam telinga, dimana eustachi berhubungan langsung dengan mulut. 3) Telinga dalam Telinga dalam (labirin) adalah suatu struktur yang kompleks, yang terjdiri dari 2 bagian utama: koklea (organ pendengaran) kanalis semisirkuler (organ keseimbangan). koklea merupakan saluran berrongga yang berbentuk seperti rumah siput, terdiri dari cairan kental dan organ corti, yang mengandung ribuan sel-sel kecil (sel rambut) yang memiliki rambut yang mengarah ke dalam cairan tersebut. Getaran suara yang dihantarkan dari tulang pendengaran di telinga tengah ke jendela oval di telinga dalam menyebabkan bergetarnya cairan dan sel rambut. Sel rambut yang berbeda memberikan respon terhadap frekuensi suara yang berbeda dan merubahnya menjadi gelombang saraf. Gelombang saraf ini lalu berjalan di sepanjang serat-serat saraf pendengaran yang akan membawanya ke otak. Walaupun ada perlindungan dari refleks akustik, tetapi suara yang gaduh bisa menyebabkan kerusakan pada sel rambut. jika sel rambut rusak, dia tidak akan tumbuh kembali. Jika telinga terus menerus menerima suara keras maka bisa terjadi kerusakan sel rambut yang progresif dan berkurangnya pendengaran. 2. Ultrasonik dalam Bidang Medis Bunyi ultrasonik dihasilkan oleh magnet listrik dan kristal plezo elektrik dengan frekuensi diatas 20.000 Hz. Magnet listrik adalah batang feromagnet dilingkari kawat kemudian dialiri listrik yang dan menghasilkan ultrasonik. Piezo elektrik Kristal piezo electric ditemukan oleh Piere Curie dan Jacques pada tahun sekitar 1880; tebal kristal 2, 85 mm. apabila kristal piezo electric dialiri tegangan listrik maka lempengan kristal akan mengalami vibrasi sehingga timbul frekuensi ultra; demikian pula vibrasi kristal akan menimbulkan listrik. Berdasarkan sifat itu maka kristal electric dipakai sebagai transduser pada ultrasonografi (USG). a. Prinsip dan Efek Penggunaan Ultrasonik Efek Doppler merupakan dasar penggunaan ultrasonik yaitu terjadi perubahan frekuensi akibat adanya pergerakan pendengar atau sebaliknya; dan getaran bunyi yang dikirim ke tempat tertentui (ke objek) akan direfleksi oleh objek itu sendiri. Efek gelombang ultrasonik :

1) Mekanik Efek secara mekanik yaitu membentuk emulsi asap/awan dan disintegrasi beberapa benda padat, dipakai untuk menentukan lokasi batu empedu. 2) Panas Nelson Heerich dan Krusen, menunjukkan bahwa sebagian ultrasonik mengalami refleksi pada titik yang bersangkutan, sedangkan sebagian lagi pada titik tersebut mengalami perubahan panas. Pada jaringan bisa terjadi pembentukan rongga dengan intensitas yang tinggi. 3) Kimia Gelombang ultrasonik menyebabkan proses oksidasi dan terjadi hidrolisis pada ikatan polyester. 4) Efek biologis Efek yang ditimbulkan ultrasonik ini merupakan gabungan dari berbagai efek misalnya akibat pemanasan menimbulkan pelebaran pembuluh darah. Selain itu ultrasonik menyebabkan peningkatan permeabilitas membran sel dan kapiler serta merangsang aktifitas sel. Sesuai hukum Vant Hoff (menimbulkan panas) otot mengalami paralyse dan sel-sel hancur; bakteri, virus dapat mengalami kehancuran. Selain itu menyebabkan keletihan pada tubuh manusia apabila daya ultrasonik ditingkatkan. b. Frekuensi Dan Daya Ultrasonik 1) Untuk diagnostik: f = 1-5 MHz,daya = 0,01 W/cm2 2) Untuk pengobatan: daya sampai 1 W/cm2 3) Untuk merusak sel-sel/jaringan kanker: daya 103 W/cm2 c. Ultrasonik Sebagai Pelengkap Diagnosis Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan gelombang ultrasonik dan sifat gelombang bunyi ultra maka gelombang ultrasonik dipergunakan sebagai diagnosis dan pengobatan. 1) CRT (Ossiloskop) Kristal piezo electric yang bertindak sebagai transduser mengirim gelombang ultrasonik mencapai pada dinding berlawanan, kemudian gelombang bunyi dipantulkan dan diterima oleh transduser tersebut pula. Transduser yang menerima gelombang balik akan diteruskan ke amplifier berupa gelombang listrik kemudian gelombang tersebut ditangkap oleh CRT (ossiloskop). Bunyi yang dihasilkan oleh piezo electric melalui transduser akan dipantulkan dan diterima oleh transduser. Gerakan transduser mula-mula akan menghasilkan echo dapat dilihat adanya dot (dot ini disimpan pada CRT) kemudian transduser digerakkan kearah lain menghasilkan echo pula sehingga kemudian tercipta suatu gambaran dua dimensi. 2) MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan USG (Ultrasonography) MRI adalah salah satu cara pemotretan organ tubuh menggunakan resonansi magnetis. Sistem kerjanya adalah pasien berbaring dalam sebuah tabung. Kemudian gelombang bunyi ultrasonik ditembakkan ke tubuhnya. Gema dari gelombang bunyi itu akan mencitrakan gambar tubuh bagian dalam pasien. Gelombang ultrasonik juga dapat mendeteksi keadaan bayi dalam kandungan, yang dikenal dengan sebutan USG. Pada dasarnya, prinsip kerja dari MRI dan USG adalah sama. Sebuah pulsa singkat dari bunyi ultra dipancarkan oleh sebuah transduser. transduser adalah sebuah alat yang dapat mengubah pulsa listrik menjadi pulsa bunyi. Sebagian dari pulsa dipantulkan pada berbagai permukaan dalam tubuh, dan sebagian besar akan diteruskan. Transduser yang sama digunakan juga untuk mendeteksi pulsa listrik. Pilsa-pulsa ini dapat diperlihatkan pada layar monitor. Penggunaan citra bunyi ini merupakan kemajuan yang sangat penting dalam bidang medis. Penggunaan bunyi ultra, dalam banyak kasus, telah menggantikan prosedur lain yang berbahaya, seperti penggunaan sinar X.

Tidak ada bukti efek yang berbahaya dari penggunaan bunyi ultra ini, sehingga sering dikenal dengan pengujian yang tidak merusak (non destructive testing). d. Hal-Hal Yang Didiagnosis Dengan Ultrasonik Ultrasonik dapat dipergunakan untuk beberapa diagnosis, diantaranya: Mendiagnosis tumor otak (echo encephalo graphy), memberi informasi tentang penyakit-penyakit mata, daerah / lokasi yang dalam dari bola mata, menentukan apakah cornea atau lensa yang opaque atau ada tumor-tumor retina. Untuk memperoleh informasi struktur dalam dari tubuh manusia. Misalnya hati, lambung, usus, mata, mamma, jantung janin. Untuk mendeteksi kehamilan sekitar 6 minggu, kelainan dari uterus/ kandung peranakan dan kasus-kasus perdarahan yang abnormal serta treatened abortus (abortus yang sdang berlangsung). Memberi informasi tentang jantung, valvula jantung, pericardial effusion (timbunan zat cair dalam kantong jantung). e. Penggunaan Ultrasonik Dalam Pengobatan Sebagaimana telah diketahui bahwa ultrasonik mempunyai efek kimia dan biologi maka ultrasonik dapat dipergunakan dalam pengobatan. Ultrasonik memberi efek kenaikan temperature dan peningkatan tekanan; efek ini timbul karena jaringan mengabsorpsi energi bunyi dengan demikian ultrasonik dipakai sebagai diatermi/ pemanasan lokal pada otot yang cedera. Selain itu ultrasonik dapat dipakai untuk menghancurkan jaringan ganas (kanker). Sel-sel ganas akan hancur pada beberapa bagian sedangkan di daerah lain kadang-kadang menunjukkan rangsangan pertumbuhan ; masih diselidiki lebih lanjut. Pada penderita Parkinson, penggunaan ultrasonik dalam pengobatan sangat berhasil namun sangat disayangkan untuk memfokuskan bunyi kearah otak sangat sulit. Sedangkan pada penyakit meniere dimana keadaan penderita kehilangan pendengaran dan keseimbangan, apabila diobati dengan ultrasonik dikatakan 95 % berhasil baik, ultrasonik menghansurkan jaringan dekat telinga tengah. E. BISING Bising ialah bunyi yang tidak dikehendaki yang merupakan aktivitas alam (bicara, pidato) maupun buatan (bunyi mesin) dan dapat menggangu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian yang bersifat relatif. Alat ukur kebisingan adalah sound level meter. 1. Pembagian Kebisingan Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan, tingkat bunyi dan tenaga bunyi, maka bising dibagi dalam 3 katagori : a. Audible noise (bising pendengaran) Bising ini disebabkan oleh frekuensi bunyi antara 31,5 8.000 Hz b. Occupational noise ( bising yang berhubungan dengan pekerjaan) Bising ini disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, bising dari mesin ketik. c. Impuls noise (impact noise = bising impulsif) Bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang menyentak, misalnya pukulan palu, ledakan meriam, tembakan dan lain lain Berdasarkan waktu terjadinya, maka bising dibagi dalam beberapa jenis : Bising kontinyu dengan spektrum luas, misalnya karena mesin, kipas angin Bising kontinyu dengan spektrum sempit, misalnya bunyi gergaji, penutup gas Bising terputus putus, misalnya lalu lintas, bunyi kapal terbang di udara Bising sehari penuh (full noise time) Bising setengah hari (part time noise)

Bising terus menerus (steady noise) Bising impulsive (impuls noise) ataupun bising sesaat (letupan) 2. Pengaruh Bising pada Kesehatan a. Hilangya pendengran sementara b. Kebal atau imun terhadap bising c. Telinga berdengung d. Kehilangan pendengaran menetap, biasanya dimulaidari frekuensi 4000 Hz 3. Daftar Skala Intensitas Kebisingan Tingkat kebisingan Menulikan 100-120 Intensitas (dB) Halilintar Meriam Mesin uap Jalan hiruk pikuk Perusahaan sangat gaduh Pluit polisi Kantor gaduh Jalan pada umumnya Radio Perusahaan Rumah gaduh Kantot umunya Percakapan kuat Radio perlahan Rumah tenag Kantoer perorangan Auditorium Percakapan Bunyi daun Berbisik Batas dengar terendah Batas dengar tertinggi

Sangat hiruk pikuk

80-90

Kuat

60-70

Sedang

40-50

Tenang

20-30

Sangat tenang

0-10

4.

Pencegahan Ketulian dari Proses Bising Prinsip pencegahan ketulian dari proses bising adalah menjauhi dari sumber bising. Untuk tujuan itu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Memberikan pelumas dan peredam pada mesin yang menghasilkan bising b. Menggunakan tembok pemisah antara sumber bising dengan tempat kerja. c. Menggunakan pelindung telinga

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Gelombang bunyi merupakan vibrasi atau gerakan dari molekul-molekul zat dan saling beradu satu sama lain dimana zat tersebut terkoordinasi menghasikan gelombang yang merambat melalui medium padat, cair, dan udara. Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan gelombang ultrasonik dan sifat gelombang bunyi ultra maka gelombang ultrasonik dipergunakan sebagai diagnosis dan pengobatan. Bioakustik dalam keperawatan banyak manfaatnya baik untuk diagnosis suatu penyakit maupun dalam pengobatan. Kebisingan merupakan penyakit akibat kerja yang mana dapat merugikan kesehatan yang berdampak pada gangguan pendengaran dan bila pemaparan dalam waktu yang lama akan menyebabkan ketulian. Pada dasarnya pengendalian kebisingan dapat dilakukan terhadap sumbernya, perjalanannya dan penerimanya. Langkah terakhir adalah penggunaan alat pelindung pendengaran. 3.2 Saran Pentingnya penerapan gelombang bunyi dalam kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan mahasiswa lebih mendalami pemahaman tentang bioakustik terutama dalam keperawatan. Aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kesehatan diharapkan terus dipelajari mahasiswa keperawatan. Telinga sebagai alat pendengaran penting untuk dijaga dari berbagai pengaruh kebisingan.

Laporan Fisika Dasar 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam sistem pengukuran maupun analisis bentuk gelombang serta fenomena lain dalam elektronika dapat digunakan salah satu instrument yang penting dan serba guna yaitu osiloskop. Dengan menggunakan osiloskop maka kita dapat mengetahui besarnya frekuensi dari periode dan tegangan dari suatu sinyal, dengan sedikit penyetelan maka kita dapat menentukan beda fase antara sinyal masukan dan sinyal keluaran. Fungsi osiloskop mirip dengan X-Y plotter. Salah satu kelebihan dari osiloskop dibandingkan dengan X-Y plotter ialah dalam kecepatan tanggapnya dan tanggapan frekuensinya. Piranti penunjuk dari instrumen ini berupa titik terang yang bergerak diayar peraga, menggambarkan tegangan instrumen terhadap tegangan listrik. Kepentingan alat-alat ukur listrik dalam kehidupan kita tidak dapat disangkal lagi. Hampir semua alat ukur berdasarkan energi elektrik, karena setiap kuantitas fisis mudah diubah ke dalam kuantitas elektrik. Begitu pula halnya dengan osiloskop, yang memiliki begitu banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Osiloskop sangat berguna dalam bidang kesehatan, elektronika (listrik) dan lain sebagainya. Mengingat besarnya peranan osiloskop dalam kegiatan manusia maka perlu dilaksanakan praktikum mengenai osiloskop. Dari praktikum ini di harapkan praktikan akan memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas lagi tentang pengaplikasian serta penggunaan osiloskop secara benar dalam menunjang kelangsungan hidup manusia. Serta mengetahui elemen penting dalam osiloskop.

1.2 Tujuan Percobaan

1. 2. 3.

Mengetahui cara kerja osiloskop secara tepat Mempelajari penggunaan dan aplikasi osiloskop dalam kehidupan Mengetahui bagian-bagian utama dari osiloskop

1.3 Manfaat Percobaan

1.

Untuk memahami cara kerja osiloskop secara benar

2. Untuk mengetahui dan memahami penggunaan serta pengaplikasian osiloskop secara umum didalam kehidupan sehari-hari 3. Untuk mengenal bagian-bagian atau perangkat utama dari sebuah osiloskop

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Osiloskop sinar katoda adalah instrumen laboratorium yang bermanfaat untuk pengukuran dan analisa bentuk-bentuk gelombang serta gejala lainnya dalam suatu rangkaian elektronik. Pada dasarnya osiloskop merupakan alat pembuat grafik atau gsmbar X-Y yang sangat cepat dalam memperlihatkan sebuah sinyal masuk terhadap sinyal lain atau terhadap waktu. Kecepatan tanggap osiloskop sangat tinggi dan daerah kerja frekuensinya sangat lebar, mulai dari frekuensi yang sangat rendah ke frekuensi yang sangat tinggi dengan periodik bergerak dari kiri ke kanan pada layar osiloskop. Apabila suatu isyarat memiliki volt yang tinggi maka garisan yang di tunjukkan akan naik ke bagian atas pada screen osiloskop. Sebaliknya pada keadaan volt yang rendah menyebabkan garisan turun ke bawah. Barisan yang di tunjukkan pada screen osiloskop menyatakan perjalanan massa. Osiloskop memiliki dua bagian utama, yaitu display dan panel kontrol. Display merupakan tampilan layar televisi (hanya saja tidak berwarna-warni) yang berfungsi sebagai tempat sinyal uji di sampaikan atau di tampilkan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang dapat digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar. Suatu arus bolak-balik dapat diukur dengan menggunakan galvanometer, hal ini disebabkan karena kumparan kecil dari galvanometer terlalu lambat untuk mengikuti gelombang yang dihasilkan oleh sumber arus bolak-balik. Tetapi bila diukur dengan menggunakan osiloskop, kita dapat melihat nilai-nilai arus atau tegangan yang di hasilkan selalu berubah-ubah terhadap waktu secara periodik, sehingga memperlihatkan bentuk gelombang. Jadi dengan menggunakan osiloskop kita dapat mengamati nilai dan bentuk gelombang yang dihasilkan oleh sumber tegangan bolak-balik. Dari layar osiloskop, kita dapat melihat atau mengamati beberapa gelombang yaitu : 1. Gelombang Sinus 2. Gelombang Kotak 3. Gelombang Segitiga Dalam kehidupan sehari-hari osiloskop sangat berguna, terutama dalam dunia elektronika. Karena, dapat menunjukkan keadaan digital tinggi dan rendah. Selain itu, osiloskop juga dapat digunakan untuk melihat bentuk isyarat elektronik. Misalnya paada komputer menghasilkan isyarat berbeda

dengan isyarat listrik yang pada osiloskop, maka dapat di pastikan dapat terjadi kerusakan pada komputer tersebut. Osiloskop digunakan untuk menunjukkan ciri operasi beberapa komponen listrik seperti transistor dan kapasitor, serta mengambil data dari bacaan volt. Umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal berbeda yang digunakan untuk mendeteksi dua sinyal berlainan. Berikut fungsi dari beberapa tombol yang terdapat pada panel kontrol, di antaranya : a) Fokus, digunakan untuk mengatur titik fokus b) Intensity, untuk mengatur kecerahan garis sumbu Y di layar c) Traeratition, untuk mengatur kemiringan suatu garis sumbu Y d) Volt/div, untuk mengatur beberapa nilai tegangan yang di wakili oleh satu div di layar e) Time/div, untuk besarnya nilai waktu yang di wakili oleh satu div di layar f) Position, untuk mengatur posisi normal sumbu Y (ketika sinyal masukannya nol) g) AC/DC, untuk mengatur fungsi kapasitor yang lepung di terminal osiloskop (masukan osiloskop) h) Ground, digunakan untuk menggerakkan posisi ground di layar i) Chanel 1, 2, untuk memilih saluran kanal yang digunakan

Dalam analisis rangkaian elektronik, osiloskop sangat penting bagi montir alat-alat listrik. Dengan osiloskop kita dapat mengetahui besaran-besaran listrik dan gejala-gejala fisis yang dihasilkan oleh transducer. Para teknisi otomotif juga sangat bergantung pada alat ini, untuk mengukur getaran atau vibrasi pada sebuah transducer mesin, jadi dengan osiloskop dapat ditampilkan sinyal-sinyal listrik yang berkaitan dengan waktu. Posisi titik terang pada layar peraga osiloskop ditentukan oleh penjumlahan dua buah vektor, pergerakan titik terang pada arah sumbu X di pengaruhi sinyal time base, sedangkan jaraknya terhadap sumbu Y berubah sebagai tanggapan adanya perubahan amplitudo tegangan masukan. Komponen dasar osiloskop adalah tabung sinar katoda. Komponen utama dari tabung sinar katoda (cathode ray tube) atau CRT, di antaranya : 1. Perlengkapan senapan elektron 2. Perlengkapan plat defleksi 3. Layar Fronorosensi 4. Tabung gelas dan dasar tabung Osiloskop sinar katoda dapat digunakan untuk menyelidiki gejala yang bersifat periodik. Prinsip kerja tabung sinar katoda adalah sebagai berikut : elektron di pancarkan dari katoda akan menumbuk bidang gambar yang di lapisi oleh zat bersifat Flourecent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai anoda.

Arah gerak elekron pada tabung sinar katoda dapat di pengaruhi oleh medan listrik dan medan magnetik. Umumnya osiloskop sinar katoda mengandung medan gaya listrik untuk mempengaruhi gerak elektron ke arah anoda. Medan listrik di hasilkan oleh lempeng kapasitor vertikal, maka akan terbentuk garis lurus vertikal di dinding gambar, selanjutnya jika pada lempeng horizontal di pasang tegangan periodik, maka elektron yang pada mulanya bergerak secara vertikal, kini juga bergerak secara horizontal dengan laju tetap. Sehingga pada gambar terbentuk grafik sinusoidal. Sebuah benda bergetar sekaligus secara harmonik, getaran harmonik (super posisi) yang berfrekuensi dan mempunyai arah getar sama akan menghasilkan satu getaran harmonik baru, berfrekuensi sama dengan amplitudo dan fase tergantung pada amplitudo dan frekuensi setiap bagian getaran harmonik tersebut. Hal itu berdasarkan metode penambahan trigonometri atau lebih sederhananya lagi dengan menggunakan bilangan kompleks. Bila dua getaran harmonik super posisi berbeda, frekuensi terjadi getaran yang tidak lagi periodik. Basis waktu secara periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri ke kanan mealui permukaan layar. Tegangan yang akan di periksa di masukan ke Y atau masukan vertikal osiloskop menggerakkan bintik ke atas dan ke bawah sesuai dengan nilai tegangan yang di masukkan. Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan jejak berkas gambar pada layar yang menunjukkan variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari waktu. Bila tegangan masukan berkurang dengan laju yang cukup pesat gambar akan kelihatan sebagai sebuah pola yang diam pada layar. Besar-besaran yang dapat diukur dengan osiloskop antara lain : 1. Amplitudo (A), ialah jarak perpindahan titik maksimum dari titik kesetimbangan dalam arah getarannya 2. Periode (T), waktu yang diperlukan untuk membentuk satu gelombang penuh 3. Frekuensi (f), ialah banyaknya gelombang yang terbentuk dalam satu satuan waktu 4. Sudut Fase (), ialah simpangan partikel terhadap posisi kesetimbangan dalam radian Pada osiloskop analog, misalnya dua kanal, ada dua cara untuk menampilkan sinyal gelombang secara bersamaan. Mode bolak-balik (alternate) menggambarkan setiap kanal secara bergantian. Mode ini digunakan dengan kecepatan sinyal dari medium sampai dengan kecepatan tinggi, ketika skala times/div di setting pada 0,5 milisekon atau lebih cepat. Mode chop menggambarkan baganbagian kecil pada setiap sinyal ketika terjadi pergantian kanal. Karena pergantian kanal terlalu cepat untuk di perhatikan, sehingga bentuk gelombang tampak kontinu. Untuk mode ini biasanya digunakan dengan sinyal lambat dengan kecepatan sweep 1 milisekon perbagian atau kurang. Makna umum dari sebuah pola yang berulang terhadap waktu disebut gelombang, termaksud di dalamnya gelombang suara, otak, maupun listrik. Satu siklus sebuah gelombang merupakan bagian dari gelombang yang berulang. Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik, dapat juga diartikan sebagai berikut:

Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya. Listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang dikenal sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena fisika yang dikenal luas, seperti petir, medan listrik, dan arus listrik. Listrik digunakan dengan luas di dalam aplikasiaplikasi industri seperti elektronik dan tenaga listrik. Listrik memberi kenaikan terhadap 4 gaya dasar alami, dan sifatnya yang tetap dalambenda yang dapat diukur. Dalam kasus ini, frase "jumlah listrik" digunakan juga dengan frase "muatan listrik" dan juga "jumlah muatan". Ada 2 jenis muatan listrik: positif dan negatif. Melalui eksperimen, muatansejenis saling menolak dan muatan-lawan jenis saling menarik satu sama lain. Besarnya gaya menarik dan menolak ini ditetapkan oleh hukum Coulomb. Beberapa efek dari listrik didiskusikan dalam fenomena listrik dan elektromagnetik. Osiloskop adalah alat yang digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah terhadap waktu, yang ditampilkan pada layar. Dalam osiloskop terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Bagian-bagian pokok CRT seperti tampak pada gambar 1.

8 1 2 10 9 3 4 5 6 7

Gambar 1. Bagian-bagian pokok tabung sinar katoda Keterangan : 1. 2. 3. 4. Pemanas / filamen Katoda Kisi pengatur Anoda pemusat

5. 6. 7. 8. 9. 10.

Anoda pemercepat Pelat untuk simpangan horisontal Anoda untuk simpangan vertikal Lapisan logam Berkas sinar elektron Layar fluorosensi

Untuk menghitung beda fase dari dua sinyal gelombang dapat di lakukan dengan mensuperposisikan dua sinyal gelombang tersebutPada osiloskop dapat dilakukan dengan membuat gaelombang lissajous. Dari lissajous yang terbentuk dapat di hitung beda fase sebagai berikut :

Beberapa faktor yang mempengaruhi lumenasi yaitu : 1. Arus berkas elektron 2. Kecepatan sweep 3. Karakteristik phosphor Penguat vertikal ini terdiri dari beberapa penguat atau kepekaan total yang biasanya dinyatakan dalam bentuk faktor defleksi V/div. Apabila attenuator berada pada posisi kepekaan tinggi, maka penguatan total berhubungan dengan pembacaan V/div terkecil. Adapun sistem defleksi horizontal mempunyai dua jenis masukan yaitu : 1. Masukan dari dalam (time base generator), 2. Masukan dari luar (operation mode x-y), Dengan menggunakan time base generator berarti osiloskop di gunakan untuk mengamati bentuk gelombang masukan vertikal dengan fungsi waktu.

Hal ini memerlukan tegangan defleksi horizontal yang akan menggerakan titik terang pada layar peraga dari kiri ke kanan dengan kecepatan konstan dan kemudian cepat mengembalikan titik terang tersebut ke posisi semula. Sebuah sumbu horizontal (sumbu x) dari tabung sinar katoda yang digunakan pada osiloskop pada umumnya berdasarkan pada satuan waktu. Bagian instrument yang di tugaskan untuk membuat defleksi pada sumbu x disebut time base generator. Bagian ini membangkitkan sinyal rangkaian trigger, posisi titik terang pada layar peraga osiloskop di tentukan oleh dua vektor. Pergerakkan titik terang pada arah sumbu x di bawah pengaruh sinyal time base, sedangkan jaraknya terhadap sumbu x berubah-ubah sebagai tanggapan adanya perubahan amplitudo tegangan masukan. Adapun yang dapat di lakukan dengan menggunakan osiloskop, namun pada percobaan ini yang akan dilakukan adalah cara menggunakan osiloskop sebagai berikut : 1. Alat ukur tegangan AC dan DC 2. Alat untuk menggambarkan bentuk tegangan 3. Alat ukur frekuensi dan periode sinyal 4. Alat ukur menentukan hubungan fase antara satu sinyal dengan sinyal lainnya. Adapun kekurangan dari osiloskop adalah alat ini tidak dapat dipakai dalam pekerjaan pengukuran sangat cermat. Untuk mengukur amplitudo, dengan memakai alat ukur volt akan lebih cermat, untuk mengukur waktu perioda akan lebih cermat memakai alat ukur (pengkacah) frekuensi. Osiloskop dapat juga mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu dan mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik. Glass envelope merupakan keseluruhan dari tabung katoda ini, dia di kosongkan hingga menjadi hampa udara. Untuk membiarkan aliran elektron bergerak lurus pada tabung, secara mudah. Elektron gun assembly terdiri dari periode dan fokus. Fungsi dari elektron gun adalah sebagai penyedia sumber elektron, caranya dengan mengumpulkan dan memfokuskan mereka ke arus yang baik, dan mempercepat mereka ke arus yang baik, dan mempercepat mereka mendekati layar flouresceal elektron yang membuat berkas cahaya (bean) di berikan oleh Berloconic. Pada a dan b memperbesar bean scan dengan membelokkan elektron melalui disel yang lebih besar, yang memungkinkan frekuensi respon maksimum dari CRT terbatas oleh waktu, di butuhkan

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisika Dasar II dilaksanakan Selasa, 26 April 2011, pukul 10.00 12.00 WITA. Bertempat di laboratorium Fisika Dasar, FMIPA Universitas Mulawarman.

3.2 Alat dan Bahan 1. Osiloskop 2. Power Supply 3. Sinyal Generator 4. Kabel-kabel Penghubung

3.3 Prosedur Percobaan 3.3.1 Penyetelan CRO 1. Di hidupkan osiloskop dan di tunggu beberapa saat sampai tampak garis mendatar pada layar osiloskop. Di atur knop posisi vertikal dan horizontal agar bayangan di trafo/sumber AC 2. Di buat hubungan seperti pada gambar di modul 3. Di hidupkan trafo atau sumber AC dan di amati layar osiloskop 3.3.2 Penggunaan Osiloskop sebagai Pengukuran Tegangan 1. CRO di kalibrasi dengan tegangan DC 2. Di pasangkan sumber tegangan AC seperti pada gambar di modul 3.3.3 Penggunaan CRO sebagai Pengukur Frekuensi dan Beda Fase 1. Di hubungkan sumber AC 50 Hz (trafo input horizontal/channel 1), dan osilator pada input vertikal/channel 2 2. Dengan frekuensi osilator 50 Hz sebagai input horizontal, di amatilah dan di lukis lissejouse yang stabil 3. Di ulangi untuk percobaan seperti pada tugas pendahulua (no.2)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Pengamatan 4.1.1 Tegangan AC

No. E (Volt) Besar Pengukuran (Div) Posisi 1. 5 3,6 2 2. 10 2,6 5 3. 15 4 5 4.1.2 Tegangan DC No. E (Volt) Besar Pengukuran (Div) Posisi 1. 5 1,6 5 2. 10 ( Volt/Div) ( Volt/Div)

3 5 3. 15 4,6 5 4.1.3 Osiloskop sebagai Alat Ukur untuk Frekuensi dan Periode Sinyal No. E (Volt) F (Hz) Jumlah Siklus (Div) Posisi (Time/Div) Jarak Siklus 1. 2 10 5 20 ms 3,2 2. 4 8,33 6 20 ms 5,6 3.

6 8,33 6 20 ms 4,6

4.2 Analisis Data 4.2.1 Menghitung Tegangan AC V = Skala x Posisi (Volt/Div) Data 1 : V = Skala x Posisi = 3,6 x 2 = 7,2 Volt Data 2 : V = Skala x Posisi = 2,6 x 5 = 13,0 Volt Data 3 : V = Skala x Posisi = 4x5 = 20 Volt

Tegangan Efektif x V (maks) 1. 2. 3. x 5 = 3,53 Volt x 10 = 7,07 Volt x 15 = 10,60 Volt

Tegangan Puncak

2 x V maks 1. 2 x 5 = 10 Volt 2. 2 x 10 = 20 Volt 3. 2 x 15 = 30 Volt

4.2.2 Menghitung Tegangan DC V = Skala x Posisi (Volt/Div) Data 1 : V = Skala x Posisi = 1,6 x 2 = 8 Volt Data 2 : V = Skala x Posisi = 3x5 = 15 Volt Data 3 : V = Skala x Posisi = 4,6 x 5 = 23 Volt

Tegangan Efektif x V (maks) 1. 2. 3. x 5 = 10 Volt x 10 = 7,07 Volt x 15 = 10,60 Volt

Tegangan Puncak 2 x V maks 1. 2 x 5 = 10 Volt 2. 2 x 10 = 20 Volt

3. 2 x 15 = 30 Volt

4.2.3 Menghitung Tegangan AC pada Tabel 3 T = Jarak 1 Siklus x Posisi (time/div) Data 1 : T = 5 x 20 ms = 100 ms = 0,1 sekon Data 2 : T = 6 x 20 ms = 120 ms = 0,12 sekon Data 3 : T = 6 x 20 ms = 120 ms = 0,12 sekon

4.2.4 Menghitung Frekuensi Tegangan pada Tabel 3 F= Data 1 : F = = 10 Hz Data 2 : F = = 8,33 Hz Data 3 : F = = 8,33 Hz

4.3 Grafik

4.4 Pembahasan Dalam kehidupan sehari-hari osiloskop sangat berguna, terutama dalam dunia elektronika. Karena, dapat menunjukkan keadaan digital tinggi dan rendah. Selain itu, osiloskop juga dapat digunakan untuk melihat bentuk isyarat elektronika. Misalnya, pada alat elektronik yaitu komputer yang menghasilkan isyarat berbeda dengan isyarat listrik yang dihasilkan pada osiloskop maka dapat dipastikan terjadi kerusakan pada komputer tersebut. Osiloskop digunakan untuk menunjukkan ciri operasi beberapa komponen listrik seperti transistor dan kapasitor, serta mengambil data dari bacaan volt. Umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal berbeda yang digunakan untuk mendeteksi dua sinyal berlainan. Selain itu, bagi para teknisi otomotif sangat penting kegunaannya, yaitu berfungsi untuk mengukur getaran atau vibrasi pada sebuah transducer mesin. Jadi dengan bantuan osiloskop dapat di tampilkan sinyal-sinyal listrik yang berkaitan dengan waktu. Pada pengamatan posisi titik terang pada layar peraga osiloskop ditentukan oleh penjumlahan dua buah vektor. Pergerakan titik terang pada arah sumbu X di pengaruhi sinyal time base, sedangkan jaraknya terhadap sumbu Y berubah sebagai tanggapan adanya perubahan amplitudo tegangan masukan. Misalnya pada isyarat yang memiliki volt yang tinggi maka garisan yang di tunjukkan akan naik ke bagian atas pada screen osiloskop. Sedangkan pada keadaan volt yang rendah menyebabkan garisan turun ke bawah. Barisan tersebutlah yang pada screen osiloskop menyatakan perjalanan massa. Dalam percobaan yang telah dilakukan terdapat beberapa factor kesalahan dalam pengambilan data yaitu : 1. Kesalahan atau kurang telitinya praktikan dalam mengamati layar osiloskop 2. Tegangan yang dilakukan terlalu tinggi, sehingga gelombang pada layar osiloskop tidak dapat terbaca 3. Kesalahan dalam menyambungkan kabel-kabel

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Cara kerja osiloskop, di mana tegangan listrik yang dipasang pada masukan vertikal akan menggerakkan titik terang ke atas atau ke bawah sesuai harga sesaat tegangan masukan. Resultan gerak horizontal titik tersebut membentuk pola seperti gelombang sinusoidal pada layar yang menggambarkan perubahan tegangan masukan tersebut. 2. Osiloskop digunakan sebagai alat ukur tegangan AC atau DC, frekuensi, periode sinyal, dan untuk menentukan hubungan fase antar sinyal serta menggambarkan bentuk tegangan. Umumnya di tentukan pada alat ukur detak jantung (bidang kedokteran), serta bidang elektronika seperti pengecekan kerusakan komputer.

3. Bagian utama osiloskop, diantaranya : filamen osiloskop, layar fluorescence, plat defleksi, selubung gelas dan base tabung.

5.2 Saran Selain pengukuran tegangan listrik, sebaiknya dilakukan pada pengukuran kuat arus listrik dengan menggunakan osiloskop.

DAFTAR PUSTAKA

Holliday, R. 1984. Fisika Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga. Hayt, William H., Kemmerly Jack E., Durbin, Steven M. 2004. Rangkaian Listrik Edisi Ke enam. Jakarta : erlangga. Sutrisno dan Gie, Tan IK. 1979. Fisika Dasar Listrik, Magnet dan Termofisika. Bandung : ITB. Sears, Zemansky. 1992. Fisika Untuk Universitas 2 Listrik Magnet. Bandung : Bina Cipta.

MINGGU, 26 FEBRUARI 2012 Laporan Praktikum Refraktometer 05.21 WeNny Niez Share on facebookShare on twitterShare on emailShare on printMore Sharing Services0

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Refraktometer sebenarnya alat ukur mengukur indek bias suatu zat. Definisiindek bias cahaya suatu zat adalah kecepatan cahaya didalam hampa dibagi dengankecepatan cahaya dalam zat tersebut. Kebanyakan obyek yang dapat kita lihat,tampak karena obyek itu meman tulkan cahaya kemata kita. Pada pantulan yangpaling umum terjadi, cahaya memantul kesemua arah , disebut pantulan baur. Untukkeperluan ini cukup kita melukiskan satu sinar saaja, mustahil ada atau hanyamerupakan abstrasi geometrical saja (Sear,1994). Standar ini berisi antara lain prosedur penentu indeks bias (n) relativemineral transparan dalambent uk butiran atau pecahan mineral transparanberukuran (+/-) 0,6 mm atau berat kirakira 0,01 gr dalam bentuk mediumrendam yang diketahui indeks biasnya dengan menggunakan mikroskop danilminasi piring (Badan Standarisa si Nasional, 2008). Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah 299.792.458 meter perdetik(m/s) atau 1.079.252.848,8 kilometer perjam (km/h) atau 186.286,4 perdetik (mil/s)(Anonim, 2008).

1.2 Maksud Dan Tujuan Maksud praktikum fisika dasar tentang refraktometer untukmenerapkan cara penggunaan refraktom eter dengan baik dan tepat.

Tujuan dari praktikum fisika dasar tentang refraktometer untuk memahamikegunaan dari refraktom eter dan untuk mengetahui bagian-bagian refraktometerbeserta fungsinya.

2.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Refraktometer

Refraktometer adalah alat ukur untuk menentukan indeks bias cairan ataupadat, bahan transparan d an refractometry. Prinsip pengukuran dapat dibedakan,oleh cayaha, penggembalaan kejadian, total r efleksi, ini adlah pembiasan (refraksi)atau reflaksi total cahaya yang digunakan. Sebagai prisma umum menggunakansemua tiga prinsip, satu dengan insdek s bias dikenal (Prisma). Cahaya merambatdalam transisi antara pengukuran prisma dan media sampe l (n cairan) dengankecepatan yang berbeda indeks bias diketahui dari media sampel diukur dengand efleksi cahaya (Wikipedia Commons, 2010).

Salah satu cara untuk membedakan refraktometer berbeda. Klasifikasidalam indtrumen pengukuran analog dan digital, refraktometer analog tradisionalsering digunakan sebagai sumber cahaya sinar matahari atau lampu pijar untukberpisah dengan filter warna. Detector adalah skala yan dapat dibaca dengan systemoptic dengan mata (Wikipedia Commons, 2010).

Digital menggunakan refraktometer sebagai sumber cahaya adalah LED.Detektor adalah sensor CCD yang digunakan sebuah pengukuran temperatureko mpensasi indeks bias bergantung pada suhu. Metode pengukuran apalagirefraktometer digunakan d alam sensor mesin yang lebih kompleks, seperti sebagai sensor hujan dikendaraan atau di perangkat detector untuk kromotografi cair kinierja tinaggi (HPLC). Disini sering bekerja terus detector indeks bias digunakan(Wikipedia Commo ns, 2010).

2.2 Gambar Refraktometer

(Google,images,2010)

2.3 Pembiasan Cahaya

Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahayakarena melalui dua med ium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasancahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu :

Mendekati Garis Normal

Cahaya dibiakan mendekati garis normal jika cahaya merambat darimedium optic kurang rapat keme dium optic lebih rapat, contohnya cahayamerambat dari udara kedalam air. Menjauhi Garis Normal

Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat darimedium optic lebih rapat kedala m optic kurang rapat, contoh cahayamerambat dari dalam air ke udara.

2.4 Hukum Snelius

Hukum snelius adalah rumus matematika yang memberikan hubungan antarasudut datang dan sudu t bias pada cahaya atau gelembang lainnya yang melalui batasantara dua medium isotopik berbeda, seperti udara dan gelas. Nama hukum inidiambil dari matematikawan Belanda Willbrord Snellius, ya ng merupakan salah satupenemuannya. Hukum ini juga dikenal sebagai Hukum Descartes atau Huku mPembiasan (Rashed Rhoshidi, 1990).

Hukum ini menyebutkan bahwa nisbah sinus sudut dating dan sudut biasadalah konstas, yang tergantung pada medium. Perumusan lain yang dcivalen adlahnisbah sudut dating dan sudut bias sama dengan nisbah kecepatan cahaya padakecua medium, yang sama dengan kebalikan nisbah indeks bias.

Perumusan Matematis Hukum Sellius : (Kwan, A, Dudley, J, and Lants, E, 2002).

Pada tahun 1637, Rene Descartes secara terpisah menggunakan argumentheuristic kekekalan momentum dalam bentuk sinus dalam tulisannya Discourse OnMethod untuk menjelaska n hukum ini. Cahaya dikatakan mempunyai kecepatanyang lebih tinggi pada medium yang lebih padat karena cahaya adalah gelombangyang tim

bul akibat terusiknya plenum, substansi kontinu yang membentuk alamsemesta. Dalam bahasa PERA NCIS, hukum snellius disebut Loide DescartesatauLoide Snell-Descartes. 2.5 Indeks Bias Cahaya

Pembiasan cahaya dapat tejadi dikarenakan perbedaan cahaya padamedium yang rapat lebih kecil di bandingkan dengan laju cahaya pada medium yang kurang rapat. Menurut Christian Huygens (16291695) : Perbandingan lajucahaya dalam ruang hampa dengan laju cahaya dalam suatu zat dinamakanInde k Bias.

Secara Matematis Dapat Dirumuskan : n = c/v

n = Indeks Bias

c = Laju cahaya dalam rung hampa (3x108 m/s)

v = Laju cahaya dalam zat

Indeks bias tidak pernah lebih kecil dari 1 (artinya, n1) dan nilainya untuk beberapaditampilkan pada table disamping (Johan, 2008). Indeks bias pada, medium didefinisikan sebagai perbandingan antarakecepatan cahaya dalam ruang hampa udara cepat rambat cahaya padasuatu medium.

2.6 Tabel indek Bias

Beberapa nilai indeks bias

Material (nm) N Hampa udara

Udara @ STP 1 (exatly)

1.000.292,6 Gas @ 00 dan 1atm Udara

Helium

Hidrogen

Karbon Dioksida 589.29

589.29

589.29

589.29

1.000.293

1.000.036

1.000.132

1.000.045 Cairan @ 200C Benzene

Air

Ethyl alcohol (ethanol)Karbon TetrakloridaKarbon Disulfida 589.29

589.29

589.29

589.29

589.29 1.501

1.3330

1.361

1.461

1.628 Benda Padat @ suhu kamar Intan

Strontium Titanate

Ambar FausedSilica NatriumKlorida 589.29

589.29

589.29

589.29

589.29 2.419

2.41

1.55

1.458

1.50 Materiallain

(Wikipedia Indonesia, 2010). (Johan, 2008).

2.7 Salinatas Air Laut, Payau, Tawar

2.7.1 Salinitas Air Laut

Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalamair. Salinitas dapat mengacu pada k andungan garam dalam tanah.Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai dan saluranair a lami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikatagorikan sebagaiair laut. Kandungan garam sebenarnya pada air ini secara definisi,kurang dari 0,5%. Jika lebih dan itu air dikatagorikan sebagai airpayau atau menjadi saline bila konsentrasi 3 sampai 5%, ia disebutbrine (Nontji, 2007).

Air laut adalah air murni yang didalamnya terlarut berbagai zat padatdan gas dalam 1000 g atau laut 96,6% berupa air murni dari 3,5% adalah zatterlarut, jadi ada 35 g senyawasenyawa tersebut secara kolektifdisebut garam. Konsentrasi ratarata seluruh garam yang terdapatdidalam air laut disebut salinitas (Shahola Hutabarat Dan StewartM .Evans, 1986).

2.7.2 Salinitas Payau

Air payau adalah air murni yang didalamnya terdapat kandungan garam yang dimana konsentrasinya lebih dari 0,05% (Romi mohartato. K dan Juwana. S, 2007).

2.7.3 salinitas tawar

Air tawar adalah air murni yang didalamnya terdapat kandungan garam yang dimana konsentrasinya kurang dari 0,05% (Nantji. A, 2007).

3. METODOLOGI

3.1 Alat dan fungsi Alat-alat yang digunakan dalam praktikum fisika dasar refraktometer adalah :

Beaker glass (100 ml) Gelas ukur (100 ml)

: sebagai tempat membuat larutan yang akan diuji Indeks Biasnya : untuk mengukur volume aquadest yang

diperlukan saat melarutkan Nacl Whosing bottle : sebagai wadah aquadest

Spatula

: untuk mengaduk larutan supaya homogen

Sendok tanduk

: untuk mengambil Nacl padat

- Timbangan digital 2 Nampan

: menimbang berat Nacl yang dibutuhkan dengan tingkat ketelitian 10-

: sebagai tempat alat dan bahan

Refraktometer Pipet tetes

: sebagai alat ukur mengukur Indeks Bias suatu zat : untuk mengambil larutan dengan jumlah kecil

Lampu pijar

: sebagai sumber cahaya

3.2 Bahan dan Fungsi

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum fisika dasar materi refraktometer adalah : Nacl padat : sebagai bahan untuk membuat larutan yang akan

diuji indeks biasnya

Tissue

:untuk membersihkan alat-alat yang telah digunakan

Kertas label

: untuk member keterangan

Aquadest

: sebagai pelarut

Kertas alas

: untuk sebagai alas saat menimbang Nacl

3.3 Skema Kerja

4. PEMBAHASAN

4.1 Data

4.2 Perhitungan

4.3 Indeks Bias

4.4 Kecepatan Cahaya

4.5 Analisa Prosedur

Dalam praktikum fisika dasar tentang refraktometer hal yang pertamadilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan adalah :refraktomet er, beaker glass, gelas ukur, pipet tetes, whosing bottle, spatula, sendoktanduk, timbangan digital, la mpu pija dan nampan, bahan yang digunakan adalah :Nacl padat, tissue, alas Nacl, kertas label, dan larutan aquades.

Setelah selesai menyiapkan alat dan bahan, selanjutnya disiapkan alas Nacl untukmenimbang, lalu di siapkan garam dengan ukuran yang sudah ditentukan lalu ditimbangdegan menggunakan tombanga n digital, setelah itu disiapkan beaker glass dan masukkkangaram yang sudah ditimbang kedalam bea ker glass. Dimasukkan larutan aquadest kedalamgelas ukur dengan ketentuan 10 ml. dimasukkan lar utan aquadest yang sudah diukur kedalam aquadest dengan garam sampai homogen, kemiringan 450, dengan menggunakan spatula.

Setelah larutan garam homogeny maka diambil larutan air garam denganmenggunakan pipit tetes, k emudian teteskan sampai 3x diatas kaca prisma dan tutupdaulight plate. Diarahkan refraktometer ke arah sumber cahaya, setelah itu diamatihasilnya dan catat hasil pengamatannya.

4.6 Analisa Hasil

Mengadakan pengamatan pada larutan garam, untuk mengetahui indeks biasdan salinitas suatu larutan

Larutan garam 0,04 gr disiapkan lalu ambil pipet tetes untuk mengambil larutandengan sedikit demis edikit lalu diteteskan ke kaca prisma setelah itu ditutup. Lalu amati,tulis hasil yang diamati, Indeks bi as 1,005 salinitas 6.

Larutan garam 0,1 gr disiapkan lalu ambil pipet tetes untuk mengambil larutandengan sedikit demise dikit lalu diteteskan ke kaca prisma sebanyak 2x setelah ituditutup. Lalu amati, tulis hasil yang diamati, Indeks bias 1,013 salinitas 19.

Larutan garam 0,2 gr disiapkan lalu ambil pipet tetes untuk mengambil larutandengan sedikit demise dikit lalu diteteskan ke kaca prisma sebanyak 2x setelah itu ditutup.Lalu amati, tulis hasil yang diamati, Indeks bias 1,023 salinitas32. Laru tan garam 0,3gr disiapkan lalu ambil pipet tetes untuk mengambil larutan dengan sedikit demisedikit laluditeteskan ke kaca prisma sebanyak 2x setelah itu ditutup. Lalu amati, tulis hasil yangdiamati, In deks bias 1,026 salinitas 36.

Larutan garam 0,4 gr disiapkan lalu ambil pipet tetes untuk mengambil larutandengan sedikit demise dikit lalu diteteskan ke kaca prisma sebanyak 2x setelah ituditutup. Lalu amati, tulis hasil yang diamati, Indeks bias 1,034 salinitas 49.

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini adalah :

Refraktometer adalah alat untuk mengukur indeks suatu zat.

Indeks bias cahaya suatu zat adalah kecepatan cahaya didalam ruang hampadi bagi dengan kecep atan cahaya dalam suatu zat. Bagian-bagian dari refraktometer adalah lensa, kaca prisma, fokus, daulight plate, dan tabung. Garam 0,04 gr, air 10 ml, indeks bias 1,005, salinitas 6, Garam 0,1 gr, air10 ml, indeks bias 1,013, s alinitas 19, Garam 0,2 gr, air 10 ml, indeks bias1,023, salinitas 32, Garam 0,3 gr, air 10 ml, indeks bias 1,026, salinitas 36,Garam 0,4 gr, air 10 ml, indeks bia s 1,034, salinitas 49.

5.2 Saran

Sebaiknya didalam praktikum kali ini waktu yang telah ditetapkan digunakansebaikbaiknya sehingga dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Selain itukerja sama antara asis ten dan praktikan harus ditingkatkan. Terutama dalammembimbing praktikan agar berjalan dengan benar dan sungguh-sungguh dalammelaksanakan praktikum.

http://wennyphysics.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-refraktometer.html

Anda mungkin juga menyukai