Anda di halaman 1dari 7

TUGAS DK MANDIRI PEMICU 1 MODUL EMPATI, BIOETIKA UNTUK PENGEMBANGAN PRIBADI DAN PROFESIONALISME DALAM KONTEKS HUMANIORA

DISUSUN OLEH HENDRI SAPUTRA NIM.11112043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2013
1

I.

Pertanyaan

1. Bagaimana sikap dokter dan tenaga kesehatan seharusnya dalam menangani pasien ? 2. Apakah sikap dokter dan tenaga kesehatan sudah benar dalam menangani kasus pemicu ? 3. Apakah yang harus dilakukan oleh perawat terhadap instruksi oleh dokter ? 4. Apakah dokter sudah profesional dalam menghadapi perawat dan pasien ? 5. Apakah perawat sudah profesional dalam menghadapi dokter dan pasien ? 6. Bagaimanakah kepemimpinan dokter di UGD tersebut ? 7. Bagaimanakah solusi terbaik yang seharusnya dilakukan oleh dokter dan tenaga kesehatan ?

II.

Jawaban

1. Berdasarkan Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia (IDI, 2004) kewajiban dokter terhadap pasien adalah: Pasal 10: Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut. Pasal 11: Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasihatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lain. Pasal 12: Setiap dokter wajib merahasikan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia. Pasal 13: Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya. Menurut buku Good Medical Praktice yang diterbitkan oleh IDI Cabang Jakarta Barat praktik kedokteran yang baik adalah semua pasien berhak atas standar praktek dan perawatan yang baik dari dokter. Elemen penting terkandung didalamnya ialah kompetensi profesional; hubungan erat dengan pasien dan sejawat serta kewajiban mengikuti kode etik kedokteran. Sedangkan standar perawatan klinik yang baik meliputi: penilaian adekuat kondisi pasien sesuai keluhan/gejala, jika perlu, dilakukan pemeriksaan yang tepat, merencanakan dan memberikan pemeriksaan atau penatalaksanaan jika diperlukan, melakukan tindakan yang sesuai/tepat jika perlu, merujuk pasien ke dokter lebih ahli sesuai indikasi. Dalam praktik, seorang dokter harus: - membangun relasi dengan pasien - mengumpulkan data (riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik dengan hasil laboratorium atau rekam medis) - menganalisis data - membuat rencana perawatan (tes yang harus dijalani berikutnya, terapi, rujukan) - merawat pasien - memantau dan menilai jalannya perawatan dan dapat mengubah perawatan bila diperlukan(Guidelines for Defining the Legal Health Record for Disclosure Purposes.2005). Seorang dokter yang baik akan menangani pasien dengan seluruh kemampuannya, tanpa melalaikan prinsip bioetika dan Standar Kompetensi Dokter.

2. Di pemicu disebutkan seorang dokter dan dua orang perawat, sedang bekerja di UGD yang memiliki 6 bed. Datang 5 pasien secara bersamaan, dengan keluhan yang berbeda: - pasien umum muntah - pasien umum diare cair akut - pasien anggota polisi berpangkat AKBP dengan luka tusuk paku di telapak kaki kanan - seorang istri anggota polisi berpangkat AKP dengan luka lecet geser pada bagian muka dan lengan kanan - seorang laki-laki kriminal(kasus pencurian motor) dengan luka tembak di bagian kaki kanan dan luka robek dengan perdarahan aktif pada lengan bawah kanan. Disebutkan bahwa dokter meminta perawat menangani pasien anggota polisi berpangkat AKBP dengan luka tusuk paku di telapak kaki kanan terlebih dahulu, dan dia sendiri menangani pasien umum muntah dan pasien umum diare cair akut, namun pasien laki-laki kriminal(kasus pencurian motor) dengan luka tembak di bagian kaki kanan dan luka robek dengan perdarahan aktif pada lengan bawah kanan ditangani terakhir. Prinsip kerja IGD adalah prinsip kegawatadaruratan medis: 1. Persiapan Pra rumah sakit Rumah sakit 2. Triase 3. Primary survey (ABCDE= Airway, Breathing, Circulation, Disability,Exposure/enviroment) 4. Resusitasi 5. Tambahan primary survey dan resusitasi 6. Secondary survey, pemeriksaan head to toe dan anamnesis 7. Tambahan Secondary survey 8. Pemantauan dan reevaluasi berlanjut 9. Penanganan definitif. Mengenai triase sendiri, pasien dibagi berdasarkan tingkat kegawatdaruratannya: 1. Segera-Immediate (merah). Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera. Misalnya:Tension pneumothorax, distress pernafasan (RR< 30x/mnt), perdarahan internal, dsb. 2. Tunda-Delayed (kuning) Pasien memerlukan tindakan defintif tetapi tidak ada ancaman jiwa segera. Misalnya : perdarahan laserasi terkontrol, fraktur tertutup pada ekstrimitas dengan perdarahan terkontrol, luka bakar <25% luas permukaan tubuh, dsb. 3. Minimal (hijau). Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari pertolongan. Misalnya : Laserasi minor, memar dan lecet, luka bakar superfisial.

4. Expextant (hitam) Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal meski mendapat pertolongan. Misalnya : Luka bakar derajat 3 hampir diseluruh tubuh, kerusakan organ vital, dsb. Penderita/korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna merah, kuning, hijau, hitam. Berdasarkan pemicu dokter meminta perawat menangani dengan luka tusuk paku terlebih dahulu dan menangani dengan luka tembak di bagian kaki kanan dan luka robek dengan perdarahan aktif terakhir setelah kelima pasien ditangani, belum sesuai dengan prinsip triase UGD. 3. Dalam tatanan klinis pada dasarnya ada 2 jenis tindakan yang dilakukan oleh perawat yaitu tindakan yang dilakukan berdasarkan instruksi dokter dan tindakan yang dilakukan secara mandiri. Tindakan yang berdasarkan instruksi dokter tidak dapat sepenuhnya secara hukum dibebankan kepada perawat sedangkan tindakan mandiri sepenuhnya dapat dibebankan pada perawat. a. Menjalankan instruksi dokter dalam hal medis: Becker (1983) mengemukakan 4 hal yang harus ditanyakan perawat : 1. Tanyakan setiap pesanan yang diberikan dokter Penting bagi perawat harus memeriksa kembali pesanan sebelum memberikan obat. 2. Tanyakan setiap pesanan bila kondisi pasien telah berubah Perawat bertanggung jawab untuk memberitahu dokter tentang setiap perubahan kondisi pasien. Misalnya bila seorang pasien yang menerima infus intravena tiba-tiba mengalami peningkatan kecepatan denyut nadi, nyeri dada dan batuk, perawat harus segera memberitahu dokter dan menanyakan kelanjutan pengaturan kecepatan tetesan infus. 3. Tanyakan dan catat pesanan verbal untuk mencegah kesalahan komunikasi. Catat waktu/jam, tanggal, nama dokter, pesanan, keadaan yang harus diberitahukan dokter, baca kembali pesanan kepada dokter dan cata bahwa dokter telah menyepakati pesanannya seaktu diberikan. 4. Tanyakan pesanan, terutama bila perawat tidak pengalaman. Hal ini memberikan tambahan tanggung jawab perawat dalam melatih diri membuat keputusan sewaktu melaksanakannya. Bagi perawat yang merasa tidak berpengalaman harus minta petunjuk baik dari perawat senior maupun dokter. b. Melaksanakan intervensi keperawatan mandiri 1. Ikuti kebijaksanaan dan prosedur yang ditetapkan ditempat kerja

2. Selalu identifikasi pasien, terutama sebelum melaksanakan intervensi utama. 3. Pastikan bahwa obat yang benar diberikan dengan dosis, waktu dan pasien yang benar. 4. Lakukan setiap prosedur secara tepat. 5. Catat semua pengkajian dan perawatan yang diberikan dengan cepat dan akurat. 6. Catat semua kecelakaan yang mengenai pasien. Catatan segera memudahkan untuk tetap melindungi kesejahteraan pasien, menganalisa mengapa kecelakaan terjadi dan mencegah pengulangan kembali. 7. Jalin dan pertahankan hubungan saling percaya yang baik dengan pasien. 8. Pertahankan kompetisi praktek keperawatan. Dengan tetap belajar, termasuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan klinis perkembangan jaman. 9. Mengetahui kekuatan dan kelemahan perawat. 10. Sewaktu mendelegasikan tanggung jawa keperawatan, pastikan orang yang diberi delegasi tugas mengetahui apa yang harus dikerjakan dan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan. 11. Selalu wapada saat melakukan intervensi keperawatan dan perhatikan secara penuh setiap tugas yang dilaksanakan. 4. Terhadap perawat, dokter memberikan tugas yang mereka mampu kerjakan, dalam pemicu disebutkan dokter meminta perawat menangani pasien anggota polisi berpangkat AKBP dengan luka tusuk paku di telapak kaki kanan. Sedangkan terhadap pasien, dokter belum mampu menerapkan prinsip triase UGD. 5. Perawat menangani pasien sesuai dengan instruksi dokter dan intervensi keperawatan mandiri yang berdasar kepada Standar Operasional Prosedur (SOP) Keperawatan. Di pemicu disebutkan bahwa perawat menangani pasien anggota polisi berpangkat AKBP dengan luka tusuk paku di telapak kaki kanan. Perawat dalam pemicu sudah bisa dikatakan profesional karena mengikuti instruksi dokter untuk merawat luka tusuk paku, namun tidak disebutkan dalam pemicu apakah penanganan luka tersebut sudah sesuai dengan SOP Keperawatan atau belum. 6. Kepemimpinan sendiri memiliki arti suatu seni/proses mempengaruhi sekelompok orang, shg mereka mau bekerja dg sungguh2 utk meraih tujuan kelompok. 7. 8.

Anda mungkin juga menyukai