Anda di halaman 1dari 19

VAGINOSIS BAKTERIAL

I.

Pendahuluan Vaginosis bakteri (BV) adalah kondisi polimikroba umum vagina yang terjadi dengan pengurangan keasaman vagina (pH) dan pengurangan flora bakteri normal. Pada populasi yang lebih muda, BV dikaitkan dengan douching, hubungan seksual dengan banyak pasangan, seks oral dengan pasangan seksual yang berbeda, dan merokok. Selanjutnya, BV pada anita muda juga telah dikaitkan dengan infeksi pada lapisan saluran genital rahim dan bagian atas, yang pada dapat meningkatkan risiko komplikasi infeksi setelah gangguan ginekologi. BV juga meningkatkan risiko infeksi menular seksual seperti H!V. " Bakterial vaginosis adalah sindrom klinik akibat pergantian Lactobacillus Spp penghasil hidrogen peroksida (H#$#) yang merupakan flora normal vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi (%ontoh& Bacteroides Spp, Mobilincus Spp), Gardnerella vaginalis, dan Mycoplasma hominis. 'adi, bakterial vaginosis bukan suatu infeksi yang disebabkan oleh suatu organisme, tetapi timbul akibat perubahan kimia i dan pertumbuhan berlebih dari bakteri yang berkolonisasi di vagina. # Pemeriksaan yang dilakukan terhadap vagina normal dan dominan pada anita dengan bakteriologis anita dengan bakterial vaginosis, ditemukan bakteri aerob

dan bakteri anaerob pada semua perempuan. (a%toba%illus adalah organisme anita dengan sekret vagina normal dan tanpa vaginitis. anita dengan sekret vagina (a%toba%illus biasanya ditemukan )*+,- . pada vaginosis.0 II. Epidemiologi 1rekuensi bergantung pada tingkatan sosial ekonomi penduduk pernah disebutkan bah a -* . anita aktif seksual terkena infeksi G.

normal. Sebaliknya, (a%toba%illus ditemukan #-+/- . pada bakterial

vaginalis, Pada penelitian terhadap pega ai kantor s asta, jumlahnya berkisar antara 2 3 "4 ., pada mahasis i jumlahnya berkisar antara 2 3 #- ., pada anita hamil rata 3 ratanya hampir sama dengan anita yang tidak hamil yaitu berkisar antara / 3 0#.. 5eskipun kasus bakterial vaginosis dilaporkan lebih tinggi pada klinik P5S, tetapi peranan penularan se%ara seksual tidak jelas." Bakterial vaginosis yang rekuren dapat meningkat pada pada anita yang mulai aktivitas seksualnya sejak umur muda, lebih sering juga terjadi anita berkulit hitam yang menggunakan kontrasepsi dan merokok. anita tersebut berganti+ Bakterial vaginosis yang rekuren prevalensinya juga tinggi pada pasangan+ pasangan lesbi, yang mungkin berkembang karena vagina.0 Hampir ,* . laki+laki yang mitra seksual dalam uretra, tetapi tidak menyebabkan uretritis.4 III. Flora Normal Vagina 1lora vagina merupakan lingkungan yang rumit, terdiri dari puluhan mi%robiologi%al spe%ies dalam jumlah variable dan proporsi yang relative. 7eseimbangan kompleks dan rumit dari pemeliharaan mikroorganisme flora vagina normal didominasi oleh genus (a%toba%illius, yang se%ara umum mempertahankan keasaman pH vagina.#,2 (a%toba%illus spe%ies merupakan mikroorganime predominant dengan jumlah sekitar ,-. dari semua bakteri yang ada. (a%toba%illus diper%aya untuk menyediakan pertahanan mela an infeksi, dengan mempertahankan keasaman pH vagina dan memproduksi hidrogen peroksida yang mana menghambat %atalase negative dari bakteri dan memproduksi ba%terio%idin, selain itu la%toba%illus juga mempengaruhi perlekatan bakteri ke sel epitel vagina.2 8kosistem vagina adalah biokomuniti yang dinamik dan kompleks yang terdiri dari unsur+unsur yang berbeda yang saling mempengaruhi. Salah satu komponen lengkap dari ekosistem vagina adalah mikroflora vagina anitanya terinfeksi 6ardnerella vaginosis, mengandung 6.vaginalis dengan biotipe yang sama ganti pasangan seksualnya ataupun yang sering melakukan penyemprotan pada

endogen, yang terdiri dari gram positif dan gram negatif aerobik, bakteri fakultatif dan obligat anaerobik. 9ksi sinergetik dan antagonistik antara mikroflora vagina endogen bersama dengan komponen lain, mengakibatkan tetap stabilnya sistem ekologi yang mengarah pada kesehatan ekosistem vagina. Beberapa faktor : kondisi yang menghasilkan perubahan keseimbangan menyebabkan ketidakseimbangan dalam ekosistem vagina dan perubahan pada mikroflora vagina. ;alam keseimbangannya, ekosistem vagina didominasi oleh bakteri (a%toba%illus yang menghasilkan asam organik seperti asam laktat, hidrogen peroksida (H#$#), dan bakteriosin.9sam laktat seperti organi% a%id lanilla yang dihasilkan oleh (a%toba%illus, memegang peranan yang penting dalam memelihara pH tetap di ba ah 2,- (antara 0,) + 2,#), dimana merupakan tempat yang tidak sesuai bagi pertumbuhan bakteri khususnya mikroorganisme yang patogen bagi vagina. 7emampuan memproduksi H#$# adalah mekanisme lain yang menyebabkan (a%toba%illus hidup dominan daripada bakteri obligat anaerob yang kekurangan en<im katalase. Hidrogen peroksida dominan terdapat pada ekosistem vagina normal tetapi tidak pada bakterial vaginosis. 5ekanisme ketiga pertahanan yang diproduksi oleh (a%toba%illus adalah bakteriosin yang merupakan suatu protein dengan berat molekul rendah yang menghambat pertumbuhan banyak bakteri khususnya 6ardnerella vaginalis.-

Gambar Sel La !oba illu"


3

IV.

E!iologi 5eskipun penyebab dari vaginosis ba%terialis belum diketahui dengan pasti namun telah diketahui berhubungan dengan kondisi keseimbangan bakteri normal dalam vagina yang berubah. 8kosistem vagina normal adalah sangat kompleks. Lactobacillus merupakan spesies bakteri yang dominan (flora normal) pada vagina anita usia subur, tetapi ada juga bakteri lainnya yaitu bakteri aerob dan anaerob. Pada saat bakterial vaginosis mun%ul, terdapat pertumbuhan berlebihan dari beberapa spesies bakteri yang ditemukan, dimana dalam keadaan normal ada dalam konsentrasi rendah.0 Penyebab bakterial vaginosis bukan organisme tunggal. Pada suatu analisis dari data flora vagina memperlihatkan bah a ada 0 kategori dari bakteri vagina yang berhubungan dengan bakterial vaginosis, yaitu & ". Gardnerella vaginalis Berbagai kepustakaan selama 0* tahun terakhir membenarkan observasi 6ardner dan ;ukes= bah a Gardnerella vaginalis sangat erat hubungannya dengan bakterial vaginosis./ $rganisme ini mula+mula dikenal sebagai H.vaginalis kemudian diubah menjadi genus Gardnerella atas dasar penyelidikan mengenai fenetopik dan asam dioksi+ribonukleat. >idak mempunyai kapsul, tidak bergerak dan berbentuk batang gram negatif atau variabel gram. >es katalase, oksidase, reduksi nitrat, indole, dan urease semuanya negatif.2 7uman ini bersifat fakultatif, dengan produksi akhir utama pada fermentasi berupa asam asetat, banyak galur yang juga menghasilkan asam laktat dan asam format. ;itemukan juga galur anaerob obligat. ;an untuk pertumbuhannya dibutuhkan tiamin, riboflavin, niasin, asam folat, biotin, purin, dan pirimidin.2 Berbagai literatur dalam 0* tahun terakhir membuktikan bah a G. vaginalis berhubungan dengan ba%terial vaginalis. Bagaimanapun dengan media kultur yang lebih sensitive G. Vaginalis dapat diisolasi dalam konsentrasi yang tinggi pada anita tanpa tanda+tanda infeksi vagina. Saat ini diper%aya bah a G. vaginalis berinteraksi dengan bakteri anaerob dan hominis menyebabkan bakterial vaginosis./

6ardnerella vaginalis yang mengelilingi sel epitel vagina 2. Mycoplasma hominis Pertumbuhan Mycoplasma hominis mungkin distimulasi oleh putres%ine, satu dari amin yang konsentrasinya meningkat pada bakterial vaginosis. 7onsentrasi normal bakteri dalam vagina biasanya "*organisme:ml %airan vagina dan meningkat menjadi "*)+, organisme:ml pada bakterial vaginosis. >erjadi peningkatan konsentrasi Gardnerella vaginalis dan bakteri anaerob termasuk Bacteroides, Leptostreptococcus, dan Mobilincus Spp sebesar "**+"*** kali lipat.0

Gambar 5y%oplasma hominis

0. Bakteri anaerob & Mobilincus Spp dan Bacteriodes Spp Spiegel menyimpulkan bah a bakteri anaerob berinteraksi dengan G. Vaginalis untuk menimbulkan vaginosis. Peneliti lain memperkuat adanya hubungan antara bakteri anaerob dengan bakterial vaginosis. 5enurut pengalaman, Bacteroides Spp paling sering dihubungkan dengan bakterial vaginosis. 5ikroorganisme anaerob yang lain yaitu Mobilincus Spp, merupakan batang anaerob lengkung yang juga ditemukan pada vagina bersama+sama dengan organisme lain yang dihubungkan dengan bakterial vaginosis. Mobilincus Spp hampir tidak pernah ditemukan pada anita normal, )- . organisme ini.0,/ anita dengan bakterial vaginosis mengandung

Gambar Ba%teroides V. Pa!o#i"iologi Ba%terial vaginosis disebabkan oleh faktor 3 faktor yang mengubah lingkungan asam normal di vagina menjadi keadaan basa yang mendorong pertumbuhan berlebihan bakteri 3 bakteri penghasil basa. (a%toba%illus adalah bakteri predominan di vagina dan membantu mempertahankan sekresi vagina yang bersifat asam. 1aktor 3 faktor yang dapat mengubah pH melalui efek alkalinisasi sehingga memungkinkan meningkatnya pertumbuhan 6ardnerella vaginalis, 5y%oplasma hominis, dan bakteri anaerob. , metabolisme bakteri anaerob

menyebabkan lingkungan menjadi basa yang menghambat pertumbuhan bakteri lain.faktor+faktor tersebut antara lain& + ?as, promiskuitas, stabilitas marital, penggunaan !@;, 5u%us serviks, Semen, ;arah haid, 5en%u%i vagina (dou%hing), Pemakaian antibioti%, Perubahan hormone saat hamil dan menopause 5en%u%i vagina (dou%hing) sering dikaitkan dengan keluhan disuria, keputihan, dan gatal pada vagina. Pada berkurangnya anita yang beberapa kali melakukan pen%u%ian vagina (dou%hing ), dilaporkan terjadi perubahan pH vagina dan konsentrasi mikroflora normal sehingga memungkinkan anita usia terjadinya pertumbuhan bakteri pathogen yang oportunistik.0 Se%ret vagina adalah suatu yang umum dan normal pada produktif. ;alam kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu %airan jernih yang keluar, ber%ampur dengan bakteri, sel 3 sel vagina yang terlepas dan sekesi kelenjar bartolini. Pada anita, se%ret vagina ini merupakan suatu hal yang alami dari tubuh untuk membersihkan diri, sebagai peli%in, dan pertahanan diri dari berbagai infeksi. ;alam kondisi normal, se%ret vagina tersebut tampak jernih, putih keruh atau be arna kekuningan ketika mengering di pakaian, memiliki pH kurang dari -,* terdiri dari sel 3 sel epitel yang matur, sejumlah normal leukosit, tanpa jamur, >ri%omonas, dan tanpa %lue sel.4 Pada bakterial vaginosis dapat terjadi simbiosis antara 6. vaginalis sebagai pembentuk asam amino dan kuman anaerob beserta bakteri fakultatif dalam vagina yang mengubah asam amino menjadi amin sehingga menaikkan pH se%ret vagina sampai suasana yang sesuai bagi pertumbuhan 6. vaginalis. Beberapa amin diketahui menyebabkan iritasi kulit dan menambah pelepasan sel epitel dan menyebabkan bau tidak sedap keluar dari vagina . basil 3 basil anaerob yang menyertai ba%terial vaginosis diantaranya Bakteriodes bivins, B. Aapilosus, dan B. disiens yang dapat diisolasikan dari infeksi genitalia.2 6. vaginalis melekat pada sel 3 sel epitel vagina invitro, kemudian menambahkan deskuamasi sel epitel vagina sehingga terjadi perlekatan duh tubuh pada dinding vagina. $rganisme ini tidak invasive dan respon inflamasi lo%al yang terbatas dapat dibuktikan dengan sedikitnya jumlah leukosit dalam se%ret vagina dan dengan pemeriksaan histopatologis. >imbulnya ba%terial

vaginosis dan hubungannya dengan aktivitas seksual atau pernah menderita infeksi tri%homonas.4

Patofisiologi Vaginosis Bakterial ?ekurensi pada Ba%terial vaginosis belum sepenuhnya dipahami namun ada 2 kemungkinan, yaitu & 0 ". !nfeksi berulang dari pasangan yang telah ada mikroorganisme penyebab ba%terial vaginosis. (aki 3 laki yang mitra seksualnya anita terinfeksi 6. vaginalis mengandung 6. vaginalis dengan biotipe yang sama dalam uretra tetapi tidak menyebabkan uretritis pada laki 3 laki (asimptomatik) sehingga anita yang telah mengalami pengobatan ba%terial vaginosis %enderung untuk kambuh lagi akibat kontak seksual yang tidak menggunakan pelindung. #. 7ekambuhan disebabkan oleh mikroorganisme ba%terial vaginosis yang hanya dihambat pertumbuhannya tetapi tidak dibunuh. 0. 7egagalan selama pengobatan untuk mengembalikan (a%toba%illus sebagai flora normal yang berfungsi sebagai prote%tor dalam vagina.0 2. 5enetapnya mikroorganisme lain yang belum teridentifikasi faktor hostnya pada penderita, membuatnya rentan terhadap kekambuhan.
8

VI.

$ani#e"!a"i Klini" Pada -*. anita tidak memiliki gejala. 'ika ada gejala bisanya berupa dis%harge dari vagina yang biasanya be arna abu + abu atau kekuning 3 kuningan, bau yang tidak enak (bau amis), gatal disekitar dan diluar vagina, rasa terbakar pada saat berkemih. 6ejala yang paling sering adalah adanya %airan vagina yang abnormal (terutama setelah melakukan hubungan seksual) dengan adanya bau vagina yang khas yaitu bau amis (fishy odor) disebabkan oleh adanya amin yang menguap bila %airan vagina menjadi basa. Aairan seminal yang basa (pH 4,#) menimbulkan terlepasnya amin dari perlekatannya pada protein dan amin yang menguap menimbulkan bau yang khas. /,)

7linis Vaginosis Bakterial Balaupun beberapa sebagian besar anita mempunyai gejala yang khas, namun pada

anita dapat asimptomatik. !ritasi daerah vagina atau sekitar

vagina (gatal, rasa terbakar), kalau ditemukan lebih ringan daripada yang disebabkan oleh >ri%homonas vaginalis atau A.albi%ans. Sepertiga penderita mengeluh gatal dan rasa terbakar, dan seperlima timbul kemerahan dan edema pada vulva. Cyeri abdomen, dispareuria, atau nyeri terjadi, dan kalau ada karena penyakit lain.2 Pada pemeriksaan biasanya menunjukkan sekret vagina yang tipis dan sering ber arna putih atau abu+abu, viskositas rendah atau normal, homogen, dan jarang berbusa., Sekret tersebut melekat pada dinding vagina aktu ken%ing jarang

dan terlihat sebagai lapisan tipis atau kelainan yang difus. 6ejala peradangan umum tidak ada. Sebaliknya sekret vagina normal, lebih tebal dan terdiri atas kumpulan sel epitel vagina yang memberikan gambaran bergerombol.0,2 Pada penderita dengan bakterial vaginosis tidak ditemukan inflamasi pada vagina dan vulva. Bakterial vaginosis dapat timbul bersama infeksi traktus genital ba ah seperti trikomoniasis dan servisitis sehingga menimbulkan gejala genital yang tidak spesifik./ VII. %iagno"i" ;iagnosis bakterial vaginosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan mikroskopis. 6ardner dan ;ukes (",)*) menyatakan bah a setiap anita dengan aktivitas ovum normal mengeluarkan %airan vagina ber arna abu+abu, homogen, berbau dengan pH - + -,- dan tidak ditemukan >.vaginalis, kemungkinan besar menderita bakterial vaginosis. BH$ (",)*) menjelaskan bah a diagnosis dibuat atas dasar ditemukannya %lue %ells, pH vagina lebih besar dari 2,-, tes amin positif dan adanya 6. vaginalis sebagai flora vagina utama menggantikan (a%toba%illus. Bal%k ell (",)#) menegakkan diagnosis berdasarkan adanya %airan vagina yang berbau amis dan ditemukannya %lue %ells tanpa >. vaginalis. >es amin yang positif serta pH vagina yang tinggi akan memperkuat diagnosis.4 ;engan hanya mendapat satu gejala, tidak dapat menegakkan suatu diagnosis, oleh sebab itu didapatkan kriteria klinis untuk bakterial vaginosis yang sering disebut sebagai kriteria 9msel (",)0). .0,2,),"*,"" kriteria 9msel (",)0) terdapat tiga dari empat gejala, yaitu& a) 9danya sekret vagina yang homogen, tipis, putih, melekat pada dinding vagina dan abnormal atau abnormal gray dis%harge b) pH vagina D 2,- 0 %) >es amin yang positif, yang mana sekret vagina yang berbau amis sebelum atau setelah penambahan 7$H "*. (Bhiff test) d) 9danya %lue %ells pada sediaan basah (sedikitnya #* dari seluruh epitel) 6ejala diatas sudah %ukup untuk menegakkan diagnosis.0,2,),"*,""

10

&.

Anamne"i" 6ejala yang khas adalah %airan vagina yang abnormal (terutama setelah berhubungan seksual) dengan adanya bau vagina yang khas yaitu bau amis (fishy odor). Pasien sering mengeluh rasa gatal, iritasi, dan rasa terbakar. Biasanya kemerahan dan edema pada vulva. 7adang penderita mengeluh iritasi pada vagina disertai disuria:dispareunia, atau nyeri abdomen."*,""

'.

Pemeri("aan #i"i( 6ardner dan ;ukes (",)*) menyatakan bah a setiap anita dengan aktivitas ovum normal mengeluarkan %airan vagina ber arna abu+abu, homogen, berbau dengan pH - + -,- dan tidak ditemukan >.vaginalis, kemungkinan besar menderita bakterial vaginosis.2. Se%ret tersebut melekat pada dinding vagina dan terlihat sebagai lapisan tipis tau kelainan yang difus. 6ejala peradangan umum tidak ada. Sebaliknya se%ret vagina normal, lebih tebal dan terdiri atas kumpulan sel epitel vagina yang memberikan gambaran bergerombol.2

).

Pemeri("aan Penun*ang a. Pemeri("aan Ph Vagina Pada pemeriksaan pH, kertas lakmus ditempatkan pada dinding lateral vagina. Barna kertas dibandngkan dengan D 2,-. 0,2,),"*,"" b. +hi## Te"! Bhiff test dikatakan positif bila mun%ul bau amine ketika %airan vaginal di%ampur dengan satu tetes "* 3 #* . potassium hydroEide (7$H). Bau mun%ul sebagai pelepasan amine dan asam organik hasil alkalisasi bakteri anaerob.0,2,, arna standart. pH normal vagina 0,) 3 2,# pada )* 3 ,* . ba%terial vaginosis ditemukan pH

11

. Pemeri("aan Prepara! ba"ah ;ilakukan dengan meneteskan satu atau dua tetes %airan CaAl *,, . pada se%ret vagina diatas objek glass kemudian ditutup dengan %overslip. ;an dilakukan pemeriksaan mikroskopik menggunakan kekuatan tinggi (2** kali) untuk melihat %lue %ell, yang merupakan sel epitel vagina yang diselubungi dengan bakteri (terutama 6ardnerella vaginalis). Pemeriksaan preparat basah memiliki sensitivitas /* . dan spesifisitas ,). untuk mendeteksi ba%terial vaginosis.0,2,,

Gambar ,lue ,ell" d. Pe-arnaan Gram Se(re! Vagina Pe arnaan gram sekret vagina dari bakterial vaginosis tidak ditemukan (a%toba%illus sebaliknya ditemukan pertumbuhan berlebihan dari 6ardnerella vaginalis dan atau 5obilin%us Spp dan bakteri anaerob lainnya.0,2 e. %e!e("i .a"il $e!aboli( >es proline aminopeptidase & 6. vaginalis dan 5obilin%us Spp menghasilkan proline aminopeptidase, dimana laktobasilus tidak menghasilkan en<im tersebut. Suksinat : laktat & batang gram negative anaerob menghasilkan suksinat sebagai hasil metaboli%. Perbandingan suksinat terhadap laktat dalam se%ret vagina ditunjukkan dengan analisa kromotografik %airan + gas

12

meningkat pada ba%terial vaginosis dan digunakan sebagai test s%reening untuk ba%terial vaginosis dalam penelitian epidemiologi klinik."

#. Varie!/ %NA Ba"ed Re"!ing $e!hode Penggunaan Variety ;C9 Based >esting 5ethods seperti Broad ?ange dan Fuantitative PA? telah mengidentifikasi novel ba%teria yang berhubungan dengan ba%terial vaginosis, dan juga lebih objektif, dalam mengukur kuantitatif bakteri. itu juga memungkinkan pemahaman yang lebih kompleks terhadap perubahan mikroflora yang mendasari ba%terial vaginosis dan untuk mengembangkan tes diagnosti%."

VIII.

%iagno"i" Banding

13

9da beberapa penyakit yang menggambarkan keadaan klinik yang mirip dengan bakterial vaginosis, antara lain & ". >rikomoniasis >rikomoniasis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh >ri%homonas vaginalis. Biasanya penyakit ini tidak bergejala tapi pada beberapa keadaan trikomoniasis akan menunjukkan gejala. >erdapat duh tubuh vagina ber arna kuning kehijauan, berbusa dan berbau. 8ritem dan edem pada vulva, juga vagina dan serviks pada beberapa perempuan. Serta pruritos, disuria, dan dispareunia.",# Pemeriksaan apusan vagina >rikomoniasis sering sangat menyerupai penampakan pemeriksaan apusan bakterial vaginosis. >api 5obilin%us dan %lue %ell tidak pernah ditemukan pada >rikomoniasis. Pemeriksaan mikroskopoik tampak peningkatan sel polimorfonuklear dan dengan pemeriksaan preparat basah ditemukan proto<oa untuk diagnosis. Bhiff test dapat positif pada trikomoniasis dan pH vagina - pada trikomoniasis.",# '. Kandidia"i" 7andidiasis merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans atau kadang Aandida yang lain. 6ejala yang a alnya mun%ul pada kandidiasis adalah pruritus akut dan keputihan. 7eputihan seringkali tidak ada dan hanya sedikit. 7adang dijumpai gambaran khas berupa vaginal thrush yaitu ber%ak putih yang terdiri dari gumpalan jamur, jaringan nekrosis epitel yang menempel pada vagina. ;apat juga disertai rasa sakit pada vagina iritasi, rasa panas dan sakit saat berkemih. ",# Pada pemeriksaan mikroskopik, sekret vagina ditambah 7$H "*. berguna untuk mendeteksi hifa dan spora Aandida. 7eluhan yang paling sering pada kandidiasis adalah gatal dan iritasi vagina. Sekret vagina biasanya putih dan tebal, tanpa bau dan pH normal.

14

Perbedaan ketiga penyakit ini dapat dilihat dari table berikut &

6ambar perbedaan BV, >rikomoniasis dan Aandidiasis

I0.

Pena!ala("anaan ". >erapi sistemik a. 5etronida<ol merupakan antibiotik yang paling sering digunakan yang memberikan keberhasilan penyembuhan lebih dari ,*., dengan dosis # E 2** mg atau -** mg setiap hari selama 4 hari, 5etronida<ol dapat menyebabkan mual dan urin menjadi gelap.2 'ika pengobatan ini gagal,

15

maka diberikan ampisilin oral (atau amoksisilin) yang merupakan pilihan kedua dari pengobatan keberhasilan penyembuhan sekitar //.).0,2 + 7urang efektif bila dibandingkan regimen 4 hari + 5empunyai aktivitas sedang terhadap 6.vaginalis, tetapi sangat aktif terhadap bakteri anaerob + efektifitasnya berhubungan dengan inhibisi anaerob./ b. 7lindamisin 0** mg, # E sehari selama 4 hari. Sama efektifnya dengan metronida<ol untuk pengobatan bakterial vaginosis dengan angka kesembuhan ,2.. 9man diberikan pada klindamisin dapat menembus 9S!, anita hamil. Sejumlah ke%il oleh karena itu sebaiknya

menggunakan pengobatan intravagina untuk perempuan menyusui.0 %. 9moklav (-** mg amoksisilin dan "#- mg asam klavulanat) 0 E sehari selama 4 hari. Aukup efektif untuk metronida<ol.0 d. >etrasiklin #-* mg, 2 E sehari selama - hari.0 e. ;oksisiklin "** mg, # E sehari selama - hari.0 f. 8ritromisin -** mg, 2 E sehari selama 4 hari. g. Aefaleksia -** mg, 2 E sehari selama 4 hari. #. >erapi topikal0 a. 5etronida<ol gel intravagina (*,4-.) - gram, " E sehari selama - hari. b. 7lindamisin krim (#.) - gram, " E sehari selama 4 hari. %. >etrasiklin intravagina "** mg, " E sehari. d. >riple sulfonamide %ream.(0,/) (Sulfa%tamid #,)/., Sulfaben<amid 0,4. dan Sulfatia<ol 0,2#.), # E sehari selama "* hari, tapi akhir+akhir ini dilaporkan angka penyembuhannya hanya "- 3 2- .. 0. Pengobatan Vaginosis Bakterial pada masa kehamilan >erapi se%ara rutin pada masa kehamilan tidak dianjurkan karena dapat mun%ul masalah. 5etronida<ol tidak digunakan pada trimester pertama kehamilan karena mempunyai efek samping terhadap fetus. ;osis yang lebih rendah dianjurkan selama kehamilan untuk mengurangi efek samping anita hamil dan intoleransi terhadap

16

(5etronida<ol #**+#-* mg, 0 E sehari selama 4 hari untuk jelas tidak sama efektifnya dengan metronida<ol pada

anita hamil).

Penisilin aman digunakan selama kehamilan, tetapi ampisilin dan amoksisilin anita tidak hamil dimana kedua antibiotik tersebut memberi angka kesembuhan yang rendah. Pada trimester pertama diberikan krim klindamisin vaginal karena klindamisin tidak mempunyai efek samping terhadap fetus. Pada trimester !! dan !!! dapat digunakan metronida<ol oral alaupun mungkin lebih disukai gel metronida<ol vaginal atau klindamisin krim.0,,,"" 2. @ntuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual >erapi juga diberikan kepada pasangan seksual dan dianjurkan tidak berhubungan selama masih dalam pengobatan. 0. Kompli(a"i Pada kebanyakan kasus, bakterial vaginosis tidak menimbulkan komplikasi setelah pengobatan.-,"# Camun pada keadaan tertentu, dapat terjadi komplikasi yang berat.) Bakterial vaginosis sering dikaitkan dengan penyakit radang panggul (Pelvi% !nflamatory ;isease:P!;), dimana angka kejadian bakterial vaginosis tinggi pada penderita P!;.0 Pada penderita bakterial vaginosis yang sedang hamil, dapat menimbulkan komplikasi antara lain & kelahiran prematur, ketuban pe%ah dini, bayi berat lahir rendah, dan endometritis post partum. $leh karena itu, beberapa ahli menyarankan agar semua anita hamil yang sebelumnya melahirkan bayi prematur agar alaupun tidak memeriksakan diri untuk s%reening vaginosis bakterial, resiko infeksi traktus urinarius. Prinsip bah a konsentrasi tinggi bakteri pada suatu tempat meningkatkan frekuensi di tempat yang berdekatan. >erjadi peningkatan infeksi traktus genitalis atas berhubungan dengan bakterial vaginosis.0 0I. Progno"i"

menunjukkan gejala sama sekali.0 Bakterial vaginosis disertai peningkatan

17

Prognosis bakterial vaginosis sangat baik, karena infeksinya dapat disembuhkan., ;ilaporkan terjadi perbaikan spontan pada lebih dari ":0 kasus. ;engan pengobatan metronida<ol dan klindamisin memberi angka kesembuhan yang tinggi ()2+,/.).0 Bakterial vaginosis dapat timbul kembali pada #*+0*. anita alaupun tidak menunjukkan gejala. Pengobatan ulang dengan antibiotik yang sama dapat dipakai.,

18

KESI$P1LAN Bakterial vaginosis adalah suatu keadaan yang abnormal pada vagina yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi (Ba%teroides Spp, 5obilin%us Spp, 6ardnerella vaginalis, 5y%oplasma hominis) menggantikan flora normal vagina ((a%toba%illus Spp) yang menghasilkan hidrogen peroksida sehingga vagina yang tadinya bersifat asam (pH normal vagina 0,) 3 2,#) berubah menjadi bersifat basa. 5enurut 9msel, untuk menegakkan diagnosa dengan ditemukannya tiga dari empat gejala, yakni & sekret vagina yang homogen, tipis, putih dan melekat, pH vagina D 2,-, tes amin yang positifG adanya %lue %ells pada sediaan basah (sedikitnya #*. dari seluruh epitel) yang merupakan penanda bakterial vaginosis. Pengobatan bakterial vaginosis biasanya menggunakan antibiotik seperti metronida<ol dan klindamisin. @ntuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual terapi juga diberikan kepada pasangan seksual dan dianjurkan tidak berhubungan selama masih dalam pengobatan.

19

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen28 halaman
    Presentation 1
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Gantung Diri (Hanging)
    Gantung Diri (Hanging)
    Dokumen48 halaman
    Gantung Diri (Hanging)
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Lansia Sehat
     Leaflet Lansia Sehat
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Lansia Sehat
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • PP Efusi Pleura
    PP Efusi Pleura
    Dokumen17 halaman
    PP Efusi Pleura
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Dokumen9 halaman
    Laporan Kasus
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • HAID DAN KELAINANNYA
    HAID DAN KELAINANNYA
    Dokumen41 halaman
    HAID DAN KELAINANNYA
    Paleh Tath Ganaih
    100% (2)
  • Slide Granuloma
    Slide Granuloma
    Dokumen21 halaman
    Slide Granuloma
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Glaukoma
    Glaukoma
    Dokumen16 halaman
    Glaukoma
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen19 halaman
    Presentation 1
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Dokumen1 halaman
    Laporan Kasus
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen15 halaman
    Bab I
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Kondiloma Akuminata
    Kondiloma Akuminata
    Dokumen24 halaman
    Kondiloma Akuminata
    Leonita Budi Utami
    100% (4)
  • Refer at
    Refer at
    Dokumen1 halaman
    Refer at
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Presentation 2
    Presentation 2
    Dokumen23 halaman
    Presentation 2
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen19 halaman
    Presentation 1
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Di
    Di
    Dokumen1 halaman
    Di
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen31 halaman
    Bab I
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Refer at
    Refer at
    Dokumen1 halaman
    Refer at
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Referat HNP
    Referat HNP
    Dokumen30 halaman
    Referat HNP
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • PENGGUNAAN PIRACETAM
    PENGGUNAAN PIRACETAM
    Dokumen8 halaman
    PENGGUNAAN PIRACETAM
    Afrida Sahestina
    0% (1)
  • Status Pasien Parkinson
    Status Pasien Parkinson
    Dokumen22 halaman
    Status Pasien Parkinson
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Status Neurologi
    Status Neurologi
    Dokumen21 halaman
    Status Neurologi
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Guillain-Barré Syndrome (GBS)
    Guillain-Barré Syndrome (GBS)
    Dokumen23 halaman
    Guillain-Barré Syndrome (GBS)
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Presentation Referat
    Presentation Referat
    Dokumen16 halaman
    Presentation Referat
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Jaras Piramidalis Dan Ekstramidalis
    Jaras Piramidalis Dan Ekstramidalis
    Dokumen11 halaman
    Jaras Piramidalis Dan Ekstramidalis
    Pramasanti Hera
    100% (2)
  • Status Neurologi
    Status Neurologi
    Dokumen21 halaman
    Status Neurologi
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Presentation Kasus
    Presentation Kasus
    Dokumen28 halaman
    Presentation Kasus
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen25 halaman
    Bab I
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat