Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I PENDAHULUAN Obstruksi jalan napas menyebabkan gejala sesak napas. Sesak napas adalah kesukaran bernapas yang dirasakan oleh pasien sebagai suatu gejala subjektif. Kelainan sesak napas dapat disebabkan oleh kelainan rongga dada, kelainan paru, sumbatan saluran napas, kelainan vaskuler paru dan lain-lain. Sesak napas di bidang THT terutama disebabkan oleh sumbatan saluran napas atas, sumbatan bronkus se ara mekanik disebabkan oleh gangguan ventilasi, dan drainase sekret bronkus. Se ara fisiologis, bronkus yang sangat erat hubungannya dengan ventilasi dan drainase paru, daya pertahanan paru, tekanan intrapulmonal, keseimbangan sirkulasi dan tekanan karbondioksida. !rainase paru se ara normal, bila terdapat infeksi traktus trakheobronkhial dilakukan dengan gerak silia, batuk sehingga sekret yang terkumpul dapat dikeluarkan sebelum terjadi penyempitan saluran napas. "papun yang mempengaruhi mekanisme fisiologis tersebut menyebabkan terjadinya sumbatan bronkus. #aktor lain adalah silia yang tertutup oleh edema mukosa dan sekret kental yang disebabkan oleh peradangan.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Obstruksi Saluran Napas Atas Obstruksi saluran napas atas adalah sumbatan pada saluran napas atas %laring& yang disebabkan oleh adanya radang, benda asing, trauma, tumor dan kelumpuhan nervus rekuren bilateral sehingga ventilasi pada saluran pernapasan terganggu.1 2.2 Penyebab an !e"ala #linis Obstruksi Saluran Napas Atas Obstruksi saluran napas bagian atas disebabkan oleh trauma, tumor, infeksi akut, kelainan kongenital hidung atau laring, difteri, paralysis satu atau kedua plika vokalis, pangkal lidah jatuh ke belakang pada penderita yang tidak sadar karena penyakit, edera, atau narkose maupun karena benda asing. Obstruksi saluran napas bagian atas ditandai dengan sesak napas, stridor inspiratore, ortopne, pernapasan uping hidung, dan ekung di daerah jugularissupraklavikula-interkostal. Selanjutnya penderita akan sianotik dan gelisah. Obstruksi jalan napas atas Kongenital atresia koane stenosis supraglotis,glottis dan infraglotis kista duktus tireoglosus kista bronkiegen yang besar 'adang laringokel yang besar laringotrakeitis epiglotitis hipertrofi adenotonsiler angina lud(ig abses parafaring atau retrofaring

Traumatik

ingesti kaustik patah tulang (ajah atau mandibula edera laringotrakeal intubasi lama* udem+stenosis dislokasi krikoaritenoid paralysis n. laringeus rekurens bilateral hemangioma higroma kistik papiloma laring rekuren limfoma tumor ganas tiroid karsinoma sel skuamosa laring, faring atau oesofagus benda asing udem angioneurotik

Tumor

,ain-lain

Kelainan Kongenital Atresia koane Koane dapat menyumbat total atau sebagian, di satu atau dua sisi, akibat kegagalan absorpsi membran bukofaringeal. Obstruksi mungkin berupa membran atau tulang. -ejalanya ialah kesulitan bernapas dan keluar sekret hidung terus menerus. !iagnosis mudah dibuat dengan timbulnya sianosis pada (aktu diam yang menghilang pada (aktu menangis, dan melihat sumbatan di belakang rongga hidung. .engobatan dengan pembedahan.

Sindrom Piere Robin

Sindrom ini terdiri dari trias gejala yaitu mikrognasia, elah langit-langit, dan oleh karena mikrognasia, lidah jatuh ke belakang mengakibatkan obstruksi jalan napas atas. Kadang sindroma ini disertai defek pada mata. Selaput (web) glotis dan stenosis glotis .ita suara terbentuk dari membran hori0ontal primordial yang terbelah pada garis tengah. Kegagalan pemisahan mengakibatkan berbagai derajat stenosis glotis, mulai dari selaput pada komisura anterior sampai atresia total glotis. 1iasanya ditandai suara parau sedangkan pada bayi menifestasinya berupa suara serak dan menangis tidak keras. !erajat sesak dan disfonia tergantung dari luasnya kelainan. .engobatan sementara pada bayi atau anak dengan businasi. !iperlukan tindakan bedah untuk memisahkan pita suara melalui tirotomi. Obstruksi di subglotis jarang ditemukan, yaitu berupa penyempitan jalan napas setinggi ra(an krikoid. Radang Angina Ludwig "ngina ,ud(ig ialah selulitis di dasar mulut dan leher akut yang invasif, menyebabkan udem hebat di leher bagian atas yang dapat menyumbat jalan napas. Kuman penyebab biasanya streptokokus atau stafilokokus. 2nfeksi biasanya berasal dari lesi di mulut seperti abses alveolar gigi atau infeksi sekunder pada karsinoma dasar mulut. Kelainan ini epat meluas melalui ruang fasia tertutup dan dapat menyebabkan udem glotis yang dapat mengan am ji(a karena obstruksi jalan napas. Karena radang dasar mulut ini lidah terdorong ke palatum dan ke dorsal, ke arah dinding dorsal faring sehingga menutup jalan napas. !iagnosis dibuat berdasarkan gejala klinis dan dibantu dengan pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman dari nanah. 1ila dapat dibuat diagnosis dini maka pemberian antibiotik kadang-kadang memberikan hasil yang memuaskan. 1ila pembengkakan leher dan dasar mulut tidak

segera berkurang maka dilakukan dekompresi terhadap ruang fasia yang tertutup di dasar mulut dan leher, selanjutnya dipasang pipa penyalir. Trauma Menelan bahan kaustik ,arutan asam kuat seperti asam sulfat, nitrat dan hidroklorit, atau basa kuat seperti soda kaustik, potasium kaustik dan ammonium bila tertelan dapa mengakibatkan terbakarnya mukosa saluran erna. .ada penderita yang tak sengaja minum bahan tersebut, kemungkinan besar luka baker hanya pada mulut dan faring karena bahan tersebut tidak ditelan dan hanya sedikit saja masuk ke dalam lambung. Tetapi pada mereka yang oba bunuh diri akan terjadi luka bakar yang luas pada esofagus bagian tengah dan distal karena larutan tersebut berdiam di sini agak lama sebelum memasuki kardia lambung. !iagnosis didasarkan ri(ayat menelan 0at kaustik dan adanya luka bakar di sekitar dan di dalam mulut. Kasus ke elakaan biasanya terjadi pada anak usia diba(ah enam tahun, sedangkan kasus bunuh diri pada de(asa. Trauma trakea Trauma tajam atau tumpul pada leher dapat mengenai trakea. Trauma tumpul tidak menimbulkan gejala atau tanda tetapi dapat juga mengakibatkan kelainan hebat berupa sesak napas, karena penekanan jalan napas atau aspirasi darah atau emfisema kutis bila trakea robek. !ari pemeriksaan photo roentgen dapat dilihat benda asing, trauma penyerta seperti fraktur vertebra servikal atau emfisema di jaringan lunak di mediastinum, leher dan subkutis. Trauma tumpul trakea jarang memerlukan tindakan bedah. .enderita diobservasi bila terjadi obstreksi jalan napas dikerjakan trakeotomi. .ada trauma tajam yang menyebabkan robekan trakea segera dilakukan trakeotomi di distal robekan. Kemudian robekan trakea dijahit kembali.

Trauma intubasi .emasangan pipa endotrakea yang lama dapat menimbulkan udem laring dan trakea. Keadaan ini baru diketahui bila pipa di abut karena suara penderita terdengar parau dan ada kesulitan menelan, gangguan aktivitas laring, dan beberapa derajat obstruksi pernapasan. .engobatan dilakukan dengan pemberian kortikosteroid. 1ila obstruksi napas terlalu hebat maka dilakukan trakeotomi. Stenosis trakea adalah komplikasi pemasangan pipa endotrakea berbalon dalam (aktu lama. Tekanan balon menyebabkan nekrosis mukosa trakea disertai penyembuhan dengan jaringan fibrosis yang mengakibatkan stenosis. .engobatan stenosis ini berupa peregangan bagian yang stenosis dalam (aktu lama, tetapi seringkali perlu dilakukan reseksi segmental trakea dan anstomosis ujung ke ujung. Dislokasi krikoaritenoid Trauma pada laring dapat menyebabkan dislokasi persendian krikoaritenoid yang mengakibatkan suara parau disertai obstruksi jalan napas bagian atas. .ada pemeriksaan roentgen leher tampak dislokasi struktur laring, penyempitan jalan napas, dan udem jaringan lunak. .enanganannya berupa trakeotomi, kemudian dislokasi direposisi se ara terbuka dan dipasang bidai dalam. Kelambatan penanganan dislokasi krikoaritenoid dapat mengakibatkan stenosis laring. Paralisis korda vokalis bilateral Kedua pita suara tidak dapat bergerak sedangkan posisinya paramedian dan enderung bertaut satu sama lain (aktu inspirasi. .enderita mengalami sesak napas hebat yang mungkin memerlukan intubasi dan atau trakeotomi. Tumor Papiloma laring rekuren (papilomatosis laring infantil)

Tumor epithelial papiler yang multipel pada laring ini disebabkan oleh papova virus yang banyak didapatkan di lembah sungai 6issisipi %"S&. .enderitanya sering mempunyai veruka kulit yang mengandung virus. 1iasanya kelainan sudah mulai pada usia dua tahun. 7ika si ibu mempunyai veruka vagina maka kelainan ini dapat terjadi pada bayi usia enam bulan. -ejala khas berupa disfonia dan sesak napas yang bertambah hebat sampai terjadi sumbatan total jalan napas. Terapi terdiri dari pembedahan dengan mikrolaringoskopi. 8ksisi papiloma dilakukan tanpa mengikutsertakan jaringan sehat. Kadang digunakan laser 9O$, pembedahan dingin atau radiasi ultrasonik. "ngka kekambuhan tinggi sehingga perlu dilakukan pembedahan berulang kali. .apiloma pada orang de(asa merupakan lanjutan dari papilomatosis infantile atau tumbuh pada usia pertengahan dan tetap sebagai satu lesi tunggal terbatas pada satu korda. Kedua keadaan ini dapat berubah jadi karsinoma sel skuamosa. .erubahan ke keganasan terjadi khusus pada penderita yang sebelumnya pernah mendapat radioterapi. .enanganannya sama seperti pada anak-anak, hanya tidak memerlukan trakeotomi. eoplasma tiroid Karsinoma tiroid dapat berinvasi ke laring dan mempengaruhi jalan napas. "danya invasi ini harus di urigai bila tumor tiroid tidak dapat digerakkan dari dasarnya, disertai suara parau dan gangguan napas. .ada pemeriksaan photo roentgen leher terlihat distorsi laring atau bayangan suatu massa yang menonjol ke lumen laring dan trakea. Kadang tumor tiroid berada pada saluran napas atas se ara primer. !iduga tumor primer di laring atau trakea bagian atas berasal dari sisa tiroid yang terletak dalam submukosa yang melapisi krikoid dan in in trakea atas yang ditemukan pada 1-$ : populasi. Tumor ini harus dieksisi dengan laringektomi. !dem angioneurotik

<dem angiopneurotik mukosa laring adalah salah satu penyebab obstruksi laring yang disebabkan oleh alergi. -ejala berupa suara parau yang progresif setelah kontak dengan menghirup atau menelan alergen tanpa tanda infeksi. Kadang diperlukan trakeotomi untuk menyelamatkan ji(a.$ 2.$ Dia%n&sis Obstruksi Saluran Napas Atas$'( !iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. -ejala dan tanda sumbatan yang tampak adalah * = = = = Serak %disfoni& sampai afoni Sesak napas %dispnea& Stridor %nafas berbunyi& yang terdengar pada (aktu inspirasi. 9ekungan yang terdapat pada (aktu inspirasi di suprasternal, epigastrium, supraklavikula dan interkostal. 9ekungan itu terjadi sebagai upaya dari otototot pernapasan untuk mendapatkan oksigen yang adekuat. = = -elisah karena pasien haus udara %air hunger& >arna muka pu at dan terakhir menjadi sianosis karena hipoksia. untuk mengetahui letak

1eberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan sumbatan, diantaranya adalah * = = =

,aringoskop. !ilakukan bila terdapat sumbatan pada laring. ,aringoskop dapat dilakukan se ara direk dan indirek. ?asoendoskopi @-ray. !ilakukan pada foto torak yang men akup saluran nafas bagian atas. "pabila sumbatan berupa benda logam maka akan tampak gambaran radiolusen. .ada epiglotitis didapatkan gambaran thumb like.

= = = =

#oto polos sinus paranasal 9T-S an kepala dan leher 1iopsi

2.( Sta iu) Obstruksi Saluran Napas Atas 7a kson membagi sumbatan laring yang progresif dalam / stadium* Stadium 2 * "danya retraksi di suprasternal dan stridor. .asien tampak tenang Stadium 22 * 'etraksi pada (aktu inspirasi di daerah suprasternal makin dalam, ditambah lagi dengan timbulnya retraksi di daerah epigastrium. .asien sudah mulai gelisah. Stadium 222 Stadium 2B * 'etraksi selain di daerah suprastrenal, epigastrium juga * 'etraksi bertambah jelas, pasien sangat gelisah, tampak terdapat di infraklavikula dan di sela-sela iga, pasien sangat gelisah dan dispnea. sangat ketakutan dan sianosis, jika keadaan ini berlangsung terus maka penderita akan kehabisan tenaga, pusat pernapasan paralitik karena hiperkapnea. .ada keadaan ini penderita tampaknya tenang dan tertidur, akhirnya penderita meninggal karena asfiksia.1 2.* +in akan pa a Obstruksi Saluran Napas Atas, .ada prinsipnya penanggulangan pada obstruksi atau obstruksi saluran napas atas diusahakan supaya jalan napas lan ar kembali. Tindakan konservatif * .emberian antiinflamasi, antialergi, antibiotika serta pemberian oksigen intermiten, yang dilakukan pada obstruksi laring stadium 2 yang disebabkan oleh peradangan. Tindakan operatif+resusitasi * 6emasukkan pipa endotrakeal melalui mulut %intubasi orotrakea& atau melalui hidung %intubasi nasotrakea&, membuat trakeostoma yang dilakukan pada obstruksi laring stadium 22 dan 222, atau melakukan krikotirotomi yang dilakukan pada obstruksi laring stadium 2B.1,3,4 <ntuk mengatasi gangguan pernapasan bagian atas ada tiga ara, yaitu *

1C

1. Intubasi 2ntubasi dilakukan dengan memasukkan pipa endotrakeal le(at mulut 2ntubasi endotrakea merupakan tindakan penyelamat %lifesaving atau hidung. pro"edure& dan dapat dilakukan tanpa atau dengan analgesia topikal dengan Dylo ain 1C:. 2ndikasi intubasi endotrakea adalah * <ntuk mengatasi obstruksi saluran napas bagian atas. 6embantu ventilasi. 6en egah aspirasi sekret yang ada di rongga mulut atau berasal dari lambung. Keuntungan intubasi, yaitu* - Tidak a at karena tidak ada jaringan parut. - 6udah dikerjakan. Kerugian intubasi, yaitu* - !apat terjadi kerusakan lapisan mukosa saluran napas atas. Tidak dapat digunakan dalam (aktu lama. Orang de(asa 1 minggu, anak-anak 5-1C hari. - Tidak enak dirasakan penderita. - Tidak bisa makan melalui mulut. - Tidak bisa bi ara. Komplikasi yang dapat timbul yaitu stenosis laring atau trakea. Teknik intubasi endotrakea* .osisi pasien tidur telentang, leher fleksi sedikit dan kepala ekstensi melalui mulut sebelah kanan, sehingga lidah terdorong ke kiri. Spatel - ,aringoskop dengan spatel bengkok dipegang dengan tangan kiri, dimasukkan

- 6emudahkan mengisap sekret dari traktus trakeobronkial.

11

diarahkan menelusuri pangkal lidah ke valekula, lalu laringoskop diangkat keatas, sehingga pita suara dapat terlihat. !engan tangan kanan, pipa endotrakea dimasukkan melalui mulut terus melalui elah antara kedua pita suara kedalam trakea. Kemudian balon diisi udara dan pipa endotrakea difiksasi dengan baik. telentang itu pundaknya harus diganjal dengan bantal pasir, sehingga kepala mudah diekstensikan maksimal. - ,aringoskop dengan spatel yang lurus dipegang dengan tangan kiri dan dimasukkan mengikuti dinding faring posterior dan epiglotis diangkat hori0ontal ketas bersama-sama sehingga laring jelas terlihat. - .ipa endotrakea dipegang dengan tangan kanan dan dimasukkan melalui elah pita suara sampai di trakea. Kemudian balon diisi udara dan pipa endotrakea difiksasi dengan plester. - 7ika menggunakan spatel laringoskop yang lurus maka pasien yang tidur

1$

!a)bar $. +eknik pelaksanaan intubasi en &trakea

2. Larin%&t&)i .#rik&tir&t&)i/ ,aringotomi dilakukan dengan membuat lubang pada membran tirokrikoid %krikotirotomi&. Krikotiromi merupakan tindakan penyelamat pada pasien dalam keadaan ga(at napas. 1ahayanya besar tetapi mudah dikerjakan, dan harus dikerjakan epat (alaupun persiapannya darurat. Krikotirotomi merupakan kontraindikasi pada anak di ba(ah usia 1$ tahun, demikian juga pada tumor laring yang sudah meluas ke subglotik dan terdapat laringitis. 1ila kanul dibiarkan terlalu lama maka akan timbul stenosis subglotik karena kanul yang letaknya tinggi akan mengiritasi jaringan-jaringan di sekitar

1)

subglotis, sehingga terbentuk jaringan granulasi dan sebaiknya diganti dengan trakeostomi dalam (aktu /; jam. Teknik krikotirotomi* .asien tidur telentang dengan kepala ekstensi pada artikulasi atlantooksipitalis. .un ak tulang ra(an tiroid mudah diidentifikasi difiksasi dengan jari tangan kiri. !engan telunjuk jari tangan kanan tulang ra(an tiroid diraba ke ba(ah sampai ditemukan kartilago krikoid. 6embran krikotiroid terletak di antara kedua tulang ra(an ini. !aerah ini diinfiltrasi dengan anestetikum kemudian dibuat sayatan hori0ontal pada kulit. 7aringan di ba(ah sayatan dipisahkan tepat pada garis tengah. Setelah tepi ba(ah kartilago terlihat, tusukkan pisau dengan arah ke ba(ah. Kemudian masukkan kanul bila tersedia. 7ika tidak, dapat dipakai pipa plastik untuk sementara.

!a)bar (. #rik&tir&t&)i yan% ilakukan pa a &bstruksi larin% sta iu) I0

1/

$. +rake&st&)i Trakeostomi adalah suatu tindakan bedah dengan mengiris atau membuat lubang sehingga terjadi hubungan langsung lumen trakea dengan dunia luar untuk mengatasi gangguan pernapasan bagian atas. 2ndikasi trakeostomi adalah* 1. $. ). /. 6engatasi obstruksi laring. 6engurangi ruang rugi %dead air spa"e& di saluran pernapasan atas. 6empermudah pengisapan sekret dari bronkus. <ntuk memasang alat bantu pernapasan %respirator&. 3. a. <ntuk mengambil benda asing di subglotik, apabila tidak mempunyai fasilitas bronkoskopi. Keuntungan trakeostomi yaitu* !apat dipakai dalam (aktu lama. Trauma saluran napas tidak ada. .enderita masih dapat berbi ara sehingga kelumpuhan otot laring dapat dihindari. .enderita merasa enak dan pera(atan lebih mudah .enderita dapat makan seperti biasa. 6enghindari aspirasi, menghisap sekret bronkus. 7alan napas lan ar, meringankan kerja paru. Kerugian trakeostomi, yaitu* Tindakan lama. 9a at dengan adanya jaringan sikatrik. 2risan vertikal di garis median leher. 2risan hori0ontal.

7enis irisan trakeostomi ada dua ma am*

1erdasarkan jenis trakeostomi*

13

Trakeostomi letak tinggi, yaitu di in in trakea $-). Trakeostomi letak tengah, yaitu setinggi trakea )-/. Trakeostomi letak rendah, yaitu setinggi in in trakea /-3.

<ntuk pera(atan trakeostomi, yang harus diperhatikan adalah* 1. Kelembaban udara masuk. !apat dilakukan dengan uap air basah hangat. ?ebuli0er. Kassa steril yang dibasahi diletakkan di permukaan stoma. 7angan tersumbat oleh sekret, dianjurkan disuksion E-1 jam pada $/ jam pertama dan tidak boleh terlalu lama setiap suksion, biasanya 1C-13 detik. 1ila lama penderita bisa sesak atau hipoksia atau "ardia" arrest. ,akukanlah berkali-kali sampai bersih. ). "nak* kanul dibersihkan setiap hari kemudian pasang kembali.

$. Kebersihan dalam kanul.

.engangkatan kanul dilakukan se epatnya, atau dengan indikasi berikut* Tutup lubang trakeostomi selama ) menit, penderita tidak sesak. !alam $3 jam tidak ada keluhan sesak bila lubang trakeostomi ditutup (aktu tidur, makan dan bekerja. .enderita sudah dapat bersuara. >aktu operasi* .erdarahan, lesi organ sekitarnya, apnea dan sho k. .as a operasi* 2nfeksi, sumbatan, kanul lepas, erosi ujung kanul atau desakan "uff pada pembuluh darah, fistel trakeokutan, sumbatan subglotis dan trakea, disfagia, granulasi.

Komplikasi trakeostomi* -

Teknik trakeostomi*

14

.enderita tidur telentang dengan kaki lebih rendah )CF untuk menurunkan tekanan vena di daerah leher. .unggung diberi ganjalan sehingga terjadi ekstensi. ,eher harus lurus, tidak boleh laterofleksi atau rotasi.

!ilakukan desinfektan daerah operasi dengan betadin atau alkohol. "nestesi lokal subkutan, prokain $: atau silokain di ampur dengan epinefrin atau adrenalin 1+1CC.CCC. "nestesi lokal atau infiltrasi ini tetap diberikan meskipun trakeostomi dilakukan se ara anestesi umum.

!ilakukan insisi. insisi ini lebih mudah dan alir sekret lebih mudah

- 2nsisi vertikal* dimulai dari batas ba(ah krikoid sampai fossa suprasternum, - 2nsisi hori0ontal* dilakukan setinggi pertengahan krikoid dan fossa sternum, membentang antara kedua tepi depan dan medial m.sternokleidomastoid, panjang irisan /-3 m. 2risan mulai dari kulit, subkutis, platisma sampai fasia olli superfisial se ara tumpul. 1ila tampak ismus, maka ismus disisikan ke atas atau ke ba(ah. 1ila mengalami kesukaran dan tidak memungkinkan, potong saja. - 1ila sudah tampak trakea maka difiksasi dengan kain tajam. Kemudian suntikkan anestesi lokal kedalam trakea sehingga tidak timbul batuk pada (aktu memasang kanul. - Stoma dibuat pada in in trakea $-) bagian depan, setelah dipastikan trakea yaitu dengan menusukkan jarum suntik dan letakkan benang kapas tersebut. Kemudian kanul dimasukkan dengan bantuan dilator. - Kanul difksasi dengan pita melingkar leher, jahitan kulit sebaiknya jahitan longgar agar udara ekspirasi tidak masuk ke jaringan diba(ah kulit.

15

!a)bar *. +rake&st&)i yan% ilakukan pa a &bstruksi larin% sta iu) II an III

1;

(. Perasat Hei)li12 .Heimlich Maneuver/ .erasat heimli h adalah suatu ara mengeluarkan benda asing yang menyumbat laring se ara total atau benda asing ukuran besar yang terletak di hipofaring. .rinsip mekanisme perasat heimli h adalah dengan memberi tekanan pada paru. !iibaratkan paru sebagai sebuah botol plastik berisi udara yang tertutup oleh sumbatan. !engan memen et botol plastik itu sumbatan akan terlempar keluar. .erasat heimli h ini dapat dilakukan pada orang de(asa dan juga pada anak. Komplikasi yang dapat terjadi adalah ruptur lambung, ruptur hati dan Teknik perasat heimli h* .enolong berdiri di belakang pasien sambil memeluk badannya. Tangan kanan dikepalkan dan dengGan bantuan tangan kiri, kedua tangan diletakkan pada perut bagian atas. Kemudian dilakukan penekanan pada rongga perut kearah dalam dan kearah atas dengan hentakan beberapa kali. !iharapkan dengan hentakan /-3 kali benda asing akan terlempar keluar. .ada anak, penekanan ukup dengan memakai jari telunjuk dan jari tengah kedua tangan. .ada pasien yang tidak sadar atau terbaring, dapat dilakukan dengan ara penolong berlutut dengan kedua kaki pada kedua sisi pasien. Kepalan tangan diletakkan di ba(ah tangan kiri di daerah epigastrium. !engan hentakan tangan kiri ke ba(ah dan ke atas beberapa kali udara dalam paru akan mendorong benda asing keluar.

fraktur iga.

1A

!a)bar 3. Perasat 2ei)li12

$C

BAB III PENU+UP Obstruksi saluran napas atas adalah sumbatan pada saluran napas atas %laring& yang disebabkan oleh adanya radang, benda asing, trauma, tumor dan kelumpuhan nervus rekuren bilateral sehingga ventilasi pada saluran pernapasan terganggu. Obstruksi saluran napas atas dapat disebabkan oleh radang akut dan radang kronis, benda asing, trauma akibat ke elakaan, perkelahian, per obaan bunuh diri dengan senjata tajam dan trauma akibat tindakan medik yang dilakukan dengan gerakan tangan yang kasar, tumor pada laring baik berupa tumor jinak maupun tumor ganas, serta kelumpuhan nervus rekuren bilateral. 7a kson membagi sumbatan laring yang progresif dalam / stadium, yaitu Stadium 2* adanya retraksi di suprasternal dan stridor. .asien tampak tenang. Stadium 22* retraksi pada (aktu inspirasi di daerah suprasternal makin dalam, ditambah lagi dengan timbulnya retraksi di daerah epigastrium. .asien sudah mulai gelisah. Stadium 222* retraksi selain di daerah suprastrenal, epigastrium juga terdapat di infraklavikula dan di sela-sela iga, pasien sangat gelisah dan dispnea. Stadium 2B* retraksi bertambah jelas, pasien sangat gelisah, tampak sangat ketakutan dan sianosis, jika keadaan ini berlangsung terus maka penderita akan kehabisan tenaga, pusat pernapasan paralitik karena hiperkapnea. .ada keadaan ini penderita tampaknya tenang dan tertidur, akhirnya penderita meninggal karena asfiksia. .enanggulangan pada obstruksi saluran napas atas diusahakan supaya jalan napas lan ar kembali. Tindakan konservatif berupa pemberian antiinflamasi, antialergi, antibiotika serta pemberian oksigen intermitten, yang dilakukan pada sumbatan laring stadium 2 yang disebabkan oleh peradangan. Tindakan operatif atau resusitasi dengan memasukkan pipa endotrakeal melalui mulut %intubasi orotrakea& atau melalui hidung %intubasi nasotrakea&, membuat trakeostoma yang dilakukan pada sumbatan laring stadium 22 dan 222, atau melakukan krikotirotomi yang dilakukan pada sumbatan laring stadium 2B.

$1

DA4+A5 PUS+A#A 1. Soepardi 8", 2skandar ?. 8ditor. 1uku ajar ilmu kesehatan telinga-hidung-tenggorok. 8disi 3. .enerbit #akultas Kedokteran <niversitas 2ndonesia. 7akarta. $CC3. $. Sjamsuhidajat ', >im de 7ong. 8ditor. #epala dan Leher dalam* 1uku ajar ilmu bedah. 8disi revisi. .enerbit 1uku Kedokteran 8-9. 7akarta. 1AA5. ). ! -erard,6!. 8piglotitis. !alam* !aniel 7 Kelley 6!, #ran is o Talavera, harm!, .h!, -regory 9 "llen,6!, 9hristopher , Sla k, 6!, "rlen ! 6eyers,6!,61" %editor&. http*++(((.emedi ine. om. /. ! -erard,6!. 9roup !alam* !aniel 7 Kelley 6!, #ran is o Talavera, .harm!, .h!, -regory 9 "llen,6!, 9hristopher , Sla k, 6!, "rlen ! 6eyers,6!,61" %editor&. http*++(((.emedi ine. om. 3. "dams -,, 1oies ,', 7r. Highler .". 1oies 1uku "jar THT. 8disi 4. 8ffendi H. Santoso '"K. 8ditor. .enerbit 1uku Kedokteran 8-9. 1AA). 4. 1allenger 77. .enyakit telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher. 8disi 1). .enerbit 1inarupa "ksara. 7akarta. 1AA/. 5. Hermani 1, "bdurra hman. .enanggulangan sumbatan laring. !alam* S.".8fiaty, 2.?urbaiti, 1.7enny, '.!.'atna %editor&. 1uku "jar 2lmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala H ,eher. 8disi B2. #akultas Kedokteran <niversitas 2ndonesia. 7akarta* $CC) * $/) - $3).

Anda mungkin juga menyukai