Anda di halaman 1dari 27

1

1.1. Fungsi Metabolik Hati Hati berfungsi sebagai tempat utama biotransfarmasi vitamin dan bentuk aktif vitamin tersebut. Pada pasien dengan penyaklit kronis atau sirosis akan mengalami penurunan kadar vitamin dalam serum secara signifikan, terutama vitamin yang larut dalam lemak. Selain itu juga terjadi penurunan pada niasin, vitamin 12, asam folat dan vitamin B6. dapun fungsi metabolik !ati yaitu" 1.1.1. Membantu dalam metabolisme karbohidrat #ungsi !ati menjadi penting, karena !ati mampu mengontrol kadar gula dalam dara!. $isalnya pada saat kadar gula dalam dara! tinggi, maka !ati dapat menguba! glukosa dalam dara! menjadi glikogen yang kemudian disimpan dalam !ati %&likogenesis', lalu pada saat kadar gula dara! menurun, maka cadangan glikogen di !ati atau asam amino dapat diuba! menjadi glukosa dan dilepakan ke dalam dara! %glukoneogenesis' !ingga pada ak!irnya kadar gula dara! diperta!ankan untuk tetap normal. Hati juga dapat membantu pemeca!an fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa dan serta glukosa menjadi lemak. 1.1.2. Membantu dalam metabolisme lemak $embantu proses Beta oksidasi, dimana !ati mampu meng!asilkan asam lemak dari setil (oen)im . $enguba! kelebi!an setil (oen)im menjadi badan keton %(etogenesis'. $ensintesa lipoprotein*lipoprotein saat transport asam*asam lemak dan kolesterol dari dan kedalam sel, mensintesa kolesterol dan fosfolipid juga meng!ancurkan kolesterol menjadi garam empedu serta menyimpan lemak Membantu dalam metabolisme protein #ungsi !ati dalam metabolisme protein adala! dalam deaminasi %menguba! gugus amino, +H2' asam*asam amino agar dapat digunakan sebagai energi atau diuba! menjadi karbo!idrat dan lemak. $enguba! amoniak %+H,' yang merupakan substansi beracun menjadi urea dan dikeluarkan melalui urin %ammonia di!asilkan saat deaminase dan ole! bakteri*bakteri dalam usus', sintesis dari !ampir seluru! protein plasma, seperti alfa dan beta globulin, albumin, fibrinogen, dan protombin %bersama*sama dengan sel tiang, !ati juga membentuk !eparin' dan transaminasi transfer kelompok amino dari asam amino ke substansi %alfa*keto acid' dan senya-a lain Menetralisir obat-obatan dan hormon Hati dapat berfungsi sebagai penetralisir racun, yakni pada obat*obatan seperti penisilin,ampisilin, eryt!romisin, dan sulfonamide juga dapat menguba! sifat*sifat kimia atau mengeluarkan !ormon steroid, seperti aldosteron dan estrogen serta tiroksin Mensekresikan cairan empedu Bilirubin, yang berasal dari !eme pada saat perombakan sel dara! mera!, diserap ole! !ati daridara! dan dikeluarkan ke empedu. Sebagian besar dari bilirubin di cairan empedu dimetabolisme di usus ole! bakteri*bakteri dan dikeluarkan di feses. .alam proses konjugasi yang berlangsung di dalam retikulum endoplasma sel !ati tersebut, mekanisme yang terjadi adala! melekatnya asam glukuronat %secara en)imatik' kepada sala! satu atau kedua gugus asam propionat dari bilirubin. Hasil konjugasi %yang kita sebut sebagai bilirubin terkonjugasi' ini, sebagian besar berada dalam bentuk diglukuronida sebesar /01' dan sebagian kecil dalam bentuk mono glukuronida. Penempelan gugus glukuronida pada gugus propionat terjadi melalui suatu ikatan ester, se!ingga proses yang terjadi disebut proses esterifikasi. Proses esterifikasi tersebut dikatalisasi ole! suatu en)im yang disebut bilirubin uridin*difosfat glukuronil transferase %la)imnya disebut en)im glukuronil transferase saja' yang berlokasi di retikulum endoplasmik sel !ati. kibat konjugasi tersebut, terjadi peruba!an sifat bilirubin. Perbedaan yang paling mencolok antara bilirubin terkonjugasi dan tidak terkonjugasi adala! sifat kelarutannya dalam air dan lemak. Bilirubin tidak terkonjugasi bersifat tidak larut dalam air, tapi mempunyai afinitas tinggi ter!adap lemak. (arena sifat inila!, bilirubin tak terkonjugasi tidak akan diekskresikan ke urin. Sifat yang sebaliknya terdapat pada bilirubin terkonjugasi. (arena kelarutannya yang tinggi pada lemak, bilirubin tidak terkonjugasi dapat larut di dalam lapisan lemak dari membran sel. Peningkatan dari bilirubin tidak terkonjugasi dapat menimbulkan efek yang sangat tidak kita inginkan, berupa kerusakan jaringan otak. Hal ini terjadi karena otak merupakan jaringan yang banyak mengandung lemak

1.1.3.

1.1.4.

1.1.5.

2
1.1.6. Mensintesis garam-garam empedu &aram*garam empedu digunakan ole! usus kecil untuk mengemulsi dan menyerap lemak,fosfolipid, kolesterol, dan lipoprotein Sebagai tempat penyimpanan Selain glikogen, !ati juga digunakan sebagai tempat menyimpan vitamin % , B12, ., 2, (' serta mineral %#e dan 3o'. Sel*sel !ati terdiri dari sebua! protein yang disebut apoferritin yang bergabung dengan #e membentuk #erritin se!ingga #e dapat disimpan di !ati. #e juga dapat dilepaskan jika kadarnya didara! turun. Sebagai !agosit Sel*sel (upffers dari !ati mampu memakan sel dara! mera! dan sel dara! puti! yang rusak serta bakteri.

1.1.7.

1.1. .

1.1.".

Mengakti!kan #itamin $ Hati dan ginjal dapat berpartisipasi dalam mengaktifkan vitamin .. 1.1.1%. Menghasilkan kolesterol tubuh Hati meng!asilkan sekitar separu! kolesterol tubu!, sisanya berasal dari makanan. Sekitar /01 kolesterol yang dibuat di !ati digunakan untuk membuat empedu. (olesterol merupakan bagian penting dari setiap selaput sel dan diperlukan untuk membuat !ormon*!ormon tertentu %termasuk !ormon estrogen, testosteron dan !ormon adrenal' 1.3. Perubahan Fungsi Yang terjadi pada Hati akibat Penyakit Hati Berikut ini beberapa fungsi !ati yang beruba! akibat adanya penyakit pada !ati yaitu " 1.3.1. &erubahan 'ungsi Metabolik a. $etabolisme glukosa b. (onversi amonia c. $etabolisme protein d. $etabolisme lemak e. Penyimpanan vitamin dan )at besi 1.3.2. 1.3.3. Metabolisme (bat &erubahan 'ungsi )ksretorik a. Pembentukan empedu b. 2ksresi bilirubin

1.4.

Tes Fungsi Hati dan Manifestasi Klinik angguan Fungsi Hati 4es fungsi !ati atau lebi! dikenal dengan liver panel atau liver function test adala! sekelompok tes dara! yang mengukur en)im atau protein tertentu di dalam dara! anda. 4es fungsi !ati umumnya digunakan untuk membantu mendeteksi, menilai dan memantau penyakit atau kerusakan !ati. Biasanya jika untuk memantau kondisi !ati, tes ini dilakukan secara berkala atau dilakukan juga ketika memiliki risiko perlukaan !ati, ketika memiliki penyakit !ati, atau muncul gejala*gejala tertentu seperti jaundice. 5ntuk tes ini pengambilan dara! melalui pembulu! vena umumnya pada lengan pasien. .an sebelum tes dilakukan, tidak diperlukan persiapan k!usus, kecuali tes dilakukan bersamaan dengan tes lain yang mungkin memerlukan persiapan k!usus. (elema!an dari 6#4 %4es #ungsi 6iver' yaitu" cadangan fungsi liver cukup besar, setiap jenis 6#4 tidak spesifik, fungsi liver yang beraneka macam se!ingga !arus dilakukan kombinasi beberapa test. Berikut adala! pembagian 6#4 " 1.4.1. *'+ berdasarkan !ungsi detoksi!ikasi dan eksresi a. Serum Bilirubin Bilirubin 7 biasanya dua tes bilirubin digunakan bersamaan %apalagi pada jaundice'" Bilirubin total mengukur semua kadar bilirubin dalam dara!8 Bilirubin direk untuk mengukur bentuk yang terkonjugasi. +ilai normalnya adala!" Bilirubin direct " 0,,92 mg1, Bilirubin indirect " 0,662 mg1 dan Bilirubin 4otal " : 1 mg 1 Bilirubin dalam serum ; 1 9 mg1 akan memberikan gejala ikterus. 5nconyugated bilirubin tidak dapat larut dalam air. 3onyugated bilirubin dapat larut dalam air. .alam laboraturium dikenal istila! " Bilirubin .itekt dan bilirubin indirect %total'.

3
Peningkatan bilirubin dalam serum terjadi pada " % kelainan !ati selalu <' 1. 4erjadi c!olestasis %bendungan pada saluran empedu' regurgitasi 2. &angguan eksresi sel !epar ,. (eradangan sel !epar Peningkatan bilirubin indirect terjadi pada " 1. Produksi bilirubin yang meningkatkan %misi !emolitik' 2. 3!olestasis. b. 5robilin 5rin Peningkatan urobilin pada urine terjadi pada " 1. Pembentukan bilirubin yang meningkat dalam dara! misalnya !emolitik 2. &angguan faal !ati ,. Peningkatan Bakteri usus Penurunan kadar urobilin dalam urine terjadi pada " 1. =bstruksi saluran emoedu intra>ekstra !epatik 2. Penurunan bakteri usus ,. .iarr!ea c. 5robilinogen #eses ?arang dilakukan pemeriksaan. Bila feses tidak mengandung urobilinogen, maka akan ber-arna puti! % c!olis '. @ni terjadi pada obstruksi total saluran empedu yang biasanya disebabkan ole! carcinoma pancreas. (adarnya meningkat pada " anemia !emolitik, dan menurun pada " =btruksi saluran empedu. +ilai normal berkisar antara A9 7 ,90 mg>gram feses. Pemberian antibiotik yang membunu! kuman peng!asil urobilinogen akan mengganggu !asil. 1.4.2. *'+ berdasarkan metabolisme a. $etabolisme (arbo!idrat" &alaktose 4olarance 4est %&44' Prinsip" &alaktosa 4ubu! 6iver, diuba! jadi glukosa, disimpan sebagai glikogen. pabila terjadi kerusakan dalam liver, fungsi tersebut menurun, se!ingga galaktosa akan dibuang le-at urine , dan !al dapat di deteksi. b. $etabolisme 6ipid" 3!olesterol 4otal didara! (olesterol dibentuk dalam liver. +ormal " 169 7 269 mg 1. Bila kadarnya menurun berarti terjadi gangguan fungsi liver c. $etabolisme Protein " lbumin, globulin dan faktor pembekuan dara! (esemuanya itu diproduksi di dalam liver. Bila terjadi gangguan fungsi liver maka kadar albumin akan menurun dan kadar faktor pembekuan dara! akan menurun. ?ika kadar globalin meningkat. Hal tersebut karena &lobulin terdiri dari alfa, beta dan gamma globulin. lfa dan beta gtlobulin kadarnya kecil dan disintesa ole! liver, sedangkan &amma &lobulin kadarnya banyak dan sintesanya dijaringan B2S. +ilai +ormal " lbumin" ,,/ 7 C,C gr>dl, &lobulin" 0,A 7 1,, gr>dl dan Protein total" 6,6 7 /,/ gr>dl *'+ berdasarkan perubahan akti#itas en,im a. S&=4 %Serum &lutamate =Daloacetat 4ransminase' dan S&P4 %Serum &lutamate Pyruvate 4ransaminase' S&=4 E S4 % aspartat transaminase' spartate minotransferase % S4' 7 en)im ditemukan di !ati dan di beberapa tempat lain di tubu! seperti jantung dan otot. .ulu disebut sebagai S&=4 %Serum &lutamic =Doloacetic 4ransaminase', dilepaskan pada kerusakan sel*sel parenkim !ati, umumnya meningkat pada infeksi akut. S&4P E 64 %alanine transaminase' lanine minotransferase % 64' 7 suatu en)im yang utamanya ditemukan di !ati, paling baik untuk memeriksa !epatitis. .ulu disebut sebagai S&P4 %Serum &lutamic Pyruvate 4ransaminase'. 2n)im ini berada di dalam sel !ati>!epatosit. ?ika sel rusak, maka en)im ini akan dilepaskan ke dalam aliran dara!. (edua en)yme ini berfungsi untuk mengkatalisa peminda!an group alfa dari asam amino ke ketoacid. (adarnya dalam dara! akan meningkat bila terjadi kerusakan dan iritasi sel. S&=4 lebi! banyak terdapat di jantung, liver, otot skelet, ginjal, dan sel dara! mera!. S&P4 lebi! banyak terdapat di liver dan sedikit di jantung, otot, skelet, ginjal. (erusakan liver ringan maka peningkatan S&4P menonjol, sedangkan pada kerusakan yang lebi! berat, peningkatan S&=4 yang lebi! menonjol. +ilai normal " S&=4 " :29F5>6 dan S&4P " :2G5>6. (edua en)ym ini

1.C.,.

4
akan cepat meningkat pada kerusakan sel liver dan kemudian menurun dengan cepat pada proses penyembu!an. Biasanya meningkat pada Hiral Hepatitis, nekrosis sel !ati ole! karena racun jamur, obat b. 6.H %6aktat .e!idrogenase' 4erdapat dalam jumla! yang besar pada " otot jantung, otot skelet, liver dan ginjal lebi! sering dipakai untuk mendeteksi adanya infarct myocard. 4erdapat 9 isoen)ym " 6.H 1 I 2 pada otot jantung dan sel dara! mera!, sedangkan 6.H 9 terdapat pada 6iver dan otot skelet. (adarnya dapat pula meningkat pada " keganasan dan leakimia. c. 6P % lkali P!osp!atase' lkaline P!osp!atase % 6P' 7 suatu en)im yang terkait dengan saluran empedu8 seringkali meningkat jika terjadi sumbatan. 2n)ym ini terdapat di liver, tulang, mucosa usus, ginjal dan plasenta %ke!amilan trimester ,'. .alam keadaan normal dapat dijumpai peningkatan pada anak yang tumbu! dan ke!amilan trimester ,. Peningkatan terjadi pada obstruksi saluran empedu, peningkatan aktivitas saluran empedu, !epatoma. penyakit liver seperti abses,Penyakit tulang %rikets, osteomalasia'. Penurunan dapat terjadi pada !ypot!yroid, malnutrisi, defisiensi Hit 3, !ypop!osp!atemia merupakan indikator yang peka adanya c!olestasis, tetapi tidak spesifik. +ilai +ormal pada anak " C 7 10 C.

d. &amma &4 %&&4' .apat dijumpai pada " Hepatobiliar, dan end!otel jaringan. 4idak terdapat di tulang dan Plasenta, Se!ingga pada anak yang tumbu! dan ke!amilan kadar dalam dara! tidak meningkat. +ilai normal " 6*2C 5>6 pada pria, sedangkan pada c!olestasis, penyakit liver alko!ol, penyakit syaraf, post myocard infarct, minum obat anti konvulsan, pada alko!olisme" garam &4 lebi! peka di banding S&=4>S&P4. e. 3!olinesterase 4erdapat 2 macam jenis 1. cet!yl c!olin esterase terdapat pada jaringan syaraf dan sel dara! mera! 2. Pseodo esterase " terdapat pada dara!, liver, usus, Pancreas $erupakan indikator terjadinya penyembu!an dan prognosa viral !epatitis. Bila terjadi sirr!osis !epatic dengan penurunan kadar 3H2 %c!olinesterase' memberikan prognosa yang jelek. .apat pula digunakan untuk mendeteksi keracunan organop!osate pada pestisida. +ilai normal " C,00 7 10.900 5>6. 1.C.C. *'+ berdasarkan reaksi immunologi a. #P % lfa #eto Protein' $erupakan suatu fetal globulin yang dibuat di 6iver dan yolk sae kemudian masuk aliran dara!. Pada usia 6 minggu, kadar #P akan meng!ilang di dara!. Bila terdapat !epatoma primer maka #P akan timbul lagi dalam dara!, sedangkan pada orang normal > se!at kadar #P tidak di jumpai dalam dara! $anfaat pemeriksaan #P" 1. .iagnosa penderita sirosis !epatis dengan kadar #P yang meningkat J H2P 4=$ 2. 2valuasi terap!y " Hepatoma di terap!y, kadar #P turun Baik, bila #P meningkat jelek. $eningkat pada regenerasi sel !ati, misalnya " Post !epatektomi b. 32 %3arcino 2mbriogenic ntigen' (adar dalam dara! meningkat pada " Hepatitis, Hepatoma, alco!ol sirrosis, 3a 3olon dan 3a Pankreas. .apat digunakan untuk diagnosa dan evaluasi terap!y 3a 3olo 4abel berikut menunjukkan beberapa kombinasi !asil yang mungkin ditemukan pada beberapa tipe kondisi>penyakit !ati tertentu. (ondisi (erusakan !ati akut %infeksi, racun, obat' Bilirubin +ormal atau meningkat biasanya setela! peningkatan 64 I S4 64 I S4 6P +ormal atau !anya meningkat sedikit lbumin +ormal P4 Biasanya normal Biasanya sangat meningkat8 64 umumnya lebi! tinggi daripada S4

5
Penyakit !ati kronis Hepatitis alko!olik Sirosis +ormal atau meningkat +ormal atau meningkat Sedikit meningkat S4 biasanya dua kali kadar 64 +ormal atau sedikit meningkat +ormal atau lumayan meningkat +ormal +ormal

+ormal

+ormal

Bisa jadi S4 biasanya +ormal atau meningkat tapi lebi! tinggi dari meningkat !anya pada 64, namun kondisi yang kadarnya suda! berlanjut biasanya lebi! renda! daripada penyakit alko!olik +ormal atau +ormal !ingga meningkat8 lumayan meningkat meningkat pada obstruksi penu! +ormal atau sedikit meningkat $eningkat, sering lebi! tinggi C kali dari nilai normal

Biasanya menurun

Biasanya memanjang

=bstruksi duktus biliaris, kolestasis

Biasanya Biasanya normal, namun normal jika berlangsung kronis, kadar dapat menurun +ormal

(anker yang Biasanya suda! menyebar normal ke !ati (anker yang asli berasal dari !ati %!epatoselular karsinoma' $ungkin meningkat, umumnya jika penyakit progresif

Biasanya sangat +ormal meningkat Biasanya menurun

S4 lebi! +ormal atau tinggi dari 64, meningkat namun kadar lebi! renda! daripada penyakit alko!olik 6umayan meningkat +ormal atau sedikit meningkat

Biasanya memanjang

utoimmune

+ormal atau meningkat

+ormal atau menurun

+ormal

1.4.5.

Mani!estasi -linik .annguan 'ungsi /epatik a. Sakit kuning %jaundice' b. c. d. e. f. Pembesaran !ati Pengumpulan cairan di dalam perut %asites' Perdara!an saluran pencernaan yang berasal dari varises Hipertensi portal (ulit" 1' 2' ,' g. Pembulu! dara! memberikan gambaran seperti laba*laba 4elapak tangan kemera!an &atal*gatal

.ara!" 1' Penurunan jumla! sel dara! mera! %anemia'

6
2' Penurunan jumla! sel dara! puti! %leukopenia' ,' Penurunan jumla! trombosit %trombositopenis' C' $uda! mengalami perdara!an %koagulopati' !. Hormon*!ormon" 1' 2' ,' i. (adar insulin meningkat, tetapi respon ter!adap insulin jelek &angguan siklus menstruasi dan penurunan kesuburan %pada -anita' @mpotensia dan feminisasi %pada pria'

?antung dan pembulu! dara!" 1' 2' $eningkatnya denyut jantung dan jumla! dara! yang dipompa 4ekanan dara! renda! %!ipotensi'

j.

&ejala umum" 1' (elela!an 2' (elema!an ,' Penurunan berat badan C' +afsu makan yang buruk 9' $ual 6' .emam.

1.!.

"arises #sofagus 1.5.1. $e!enisi 0arises )so!agus Harises esofagus adala! penyakit yang ditandai dengan pembesaran abnormal pembulu! dara! vena di esofagus bagian ba-a!. 2sofagus adala! saluran yang meng!ubungkan antara kerongkongan dan lambung. Harises esofagus adala! konisi yang biasanya ber!ubungan dengan sirosis dan !ipertensi portal dimana vena di esofagus kecil menjadi distensi serta ruptur akibat dari peningkatan tekanan dalam sistem portal. Harises esofagus adala! penyakit yang ditandai dengan pembesaran abnormal pembulu! dara! vena di esofagus bagian ba-a!. Harises esofagus terjadi jika aliran dara! menuju !ati ter!alang. liran tersebut akan mencari jalan lain, yaitu ke pembulu! dara! di esofagus, lambung, atau rektum yang lebi! kecil dan lebi! muda! peca!. 1.5.2. )tiologi 0arise )so!agus Berbagai penyakit terlibat dalam aliran dara! vena porta dan meng!asilkan peningkatan tekanan vena porta se!ingga membentuk varises esop!agus. Penyebab peningkatan vena porta bisa diklasifikasikan berdasarkan pre !epatik, intra !epatic dan post !epatik. Harises esofagus biasanya merupakan komplikasi sirosis !ati. Sirosis adala! penyakit yang ditandai dengan pembentukan jaringan parut di gati. Penyebabnya antara lain !epatitis B dan 3 atau konsumsi alko!ol dalam jumla! besar. Penyakit lain yang dapat menyebabkan sirosis adala! tersumbatnya saluran empedu. Beberapa keadaan lain yang juga dapat menyebabkan varises esofag!us antara lain" a. 4rombosis danya bekuan dara! di vena porta atau vena splenikus. Suatu bekuan dara! dalam vena portal atau di vena lienalis yang feed ke dalam vena portal, bisa menyebabkan varises esop!agus. b. Sarkoidosis

7
@ni penyakit radang dimulai di paru 7 paru, tetapi dapat mempengaru!i !ampir setiap organ dalam tubu! termasuk !ati. Hal ini jarang menyebabkan sirosis. c. Sc!istomiasis @nfeksi parasit ini mempengaru!i jutaan orang di negara berkembang, k!ususnya bagian frika, merika Selatan, (aribia, 4imur 4enga! dan sia 4enggara. Hal ini dapat merusak !ati serta paru*paru, usus dan kandung kemi!. d. Sindrom Budd 7 3!iari .alam kondisi yang jarang, gumpalan dara! menyumbat pembulu! dara! yang memba-a dara! keluar dari !ati nda. e. &agal jantung kongestif yang para! Hal ini terjadi ketika !ati tidak dapat memompa cukup dara! untuk memenu!i kebutu!an tubu!. Pada gagal jantung kongestif, dara! punggung sampai ke vena antara !ati dan sisi kanan jantung anda, meningkatkan tekanan dara! dalam vena portal. 1.5.3. &ato!isiologi 0arises )so!agus Harises esofagus terjadi jika aliran dara! menuju !ati ter!alang. liran tersebut akan mencari jalan lain yaitu ke pembulu! dara! di esofagus, lambung atau rektum yang lebi! kecil dan lebi! muda! peca!. 4idak imbangnya antara tekanan aliran dara! dengan kemampuan pembulu! dara! mengakibatkan pembesaran pembulu! dara!. $ayoritas dara! dari kerongkongan yang dikeringkan melalui vena esofagus yang memba-a terdeoksigenasi dara! dari kerongkongan ke vena a)igos yang pada gilirannya mengalir langsung ke dalam vena cava superior. Hena ini tidak memiliki bagian dalam pengembangan varises kerongkongan. .ara! yang tersisa dari kerongkongan yang mengalir ke vena permukaan lapisan mukosa esofagus, yang mengalir ke pembulu! dara! koroner %Kkiri vena lambung' yang pada gilirannya mengalir langsung ke dalam vena portal. Hena superfisial %biasanya !anya sekitar 1mm diameter' menjadi buncit sampai dengan 1 7 2 cm diameter dalam !ubungan dengan !ipertensi portal. 4ekanan normal portal adala! sekitar G mmHg dibandingkan dengan tekanan vena cava inferior dari 2*6 mmHg. Hal ini menciptakan gradien tekanan normal ,*A mmHg. ?ika naik tekanan portal diatas 12mmHg, gradien ini meningkat menjadi A*10 mmHg. Sebua! gradien yang lebi! besar dari 9 mmHg dianggap !ipertensi portal . Pada gradien yang lebi! besar dari 10 mmHg. liran dara! meskipun sistem portal !epatik yang diara!kan dari !ati ke daera! dengan tekanan vena renda!. @ni berarti ba!-a sirkulasi agunan berkembang di ba-a! kerongkongan , dinding perut, perut, dan rektum. Pembulu! dara! kecil di daera! ini menjadi buncit, menjadi lebi! tipis berdinding, dan muncul sebagai varicosities. Selain itu, kapal ini kurang didukung ole! struktur lain, karena mereka tidak dirancang untuk tekanan tinggi. .alam situasi di mana portal tekanan meningkat, seperti dengan sirosis, ada pelebaran pembulu! dara! di anastomosis, yang mengara! ke varises kerongkongan. 4rombosis vena limpa adala! suatu kondisi yang jarang yang menyebabkan varises kerongkongan tanpa tekanan portal mengangkat. splenektomi dapat menyembu!kan pendara!an variceal karena trombosis vena limpa. Harises juga dapat terbentuk di daera! lain dari tubu!, termasuk perut % varises lambung ', duodenum % varises duodenum ', dan rektum % varises dubur '. Pengobatan jenis varises mungkin berbeda. -omplikasi 0arises )so!agus (ompikasi utama varises esofag!us adala! perdara!an. Harises esofag!us biasanya rentan tejadi perdara!an ulang, terutama dalam C/ jam pertama. (emungkinan terjadi perdara!an ulang juga meningkat pada penderita usia tua, gagal !ati atau ginjal dan pada peminum alko!ol. (omplikas varises esofag!us adala!" a. Syok !ipovolemik (arena adanya varises esop!agus mengakibatkan terjadinya pendara!an, se!ingga pasien akan mengalami syok !ipovolemik yang mengakibatkan pasien ke!ilangan dara! secara akut>ke!ilangan cairan. b. 2nsefalopati 2nsefalopati berarti penyakit pada otak.conto!nya ensefalopati anoksik umumnya merujuk pada kerusakan otak permanen. c. @nfeksi, misalnya pneumonia aspirasi +anda dan .e1ala 0arises )so!agus dapun tanda dan gejala dari perdara!an varises esofagus antara lain a. Syok b. Pusing

1.5.4.

1.5.5.

8
c. d. e. f. 1.5.6. Sangat !aus $unta! dara! B B be-arna !itam (encing menjadi sedikit

&enatalaksanaan 0arises )so!agus Perdara!an pada varises esofagus !arus segera diatasi, jika tidak dapat terjadi kematian. Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi perdara!an antara lain" a. 6igasi varises $engikat pembulu! dara! yang sedang berdara! dengan pita elastis. @ni adala! pengobatan pili!an untuk perdara!an varices esop!agus. Selama prosedur ini, dokter menggunakan endoskopi untuk menjerat varises dengan band elastis, yang pada dasarnya mencekik pembulu! dara!. 6igasi Hariceal biasanya menyebabkan komplikasi serius lebi! sedikit daripada perlakuan lainnya. @ni juga kurang kemungkinan mengakibatkan pendara!an berulang. b. 4erapi injeksi endoskopik $enyuntik pembulu! dara! dengan larutan tertentu agar pembulu! dara! tersebut ber!enti berdara!. Pada prosedur ini, perdara!an varises yang disuntikkan dengan solusi yang menyusut mereka. Pendara!an biasanya dikendalikan setela! pera-atan satu atau dua, namun komplikasi dapat terjadi, termasuk perforasi kerongkongan dan parut pada esofagus yang dapat menyebabkan gangguan menelan %disfagia'. c. =bat 7 obatan =bat berjudul octreotide %Sandostatin, Sandostatin 6 B sering digunakan dalam kombinasi dengan terapi endoskopi untuk mengobati perdara!an dari varises kerongkongan. =ctreotide bekerja dengan mengurangi tekanan di varises. =bat ini biasanya berlangsung selama lima !ari setela! episode perdara!an. d. Balon tamponade Prosedur ini kadang*kadang digunakan untuk meng!entikan pendara!an para! sambil menunggu prosedur yang lebi! permanen. 4abung dimasukkan melalui !idung dan ke dalam perut dan kemudian meningkat. 4ekanan ter!adap pembulu! dara! sementara dapat meng!entikan pendara!an. e. Porto sistemik intra !epatik transjugularis S!unt .alam prosedur ini, disebut portosystemic s!unt intra !epatik transjugular %4@PS', tabung kecil yang disebut s!unt ditempatkan antara vena portal dan vena !ati, yang memba-a dara! dari !ati kembali ke jantung. 4abung ini tetap terbuka dengan stent logam. .engan menyediakan jalur buatan untuk dara! melalui !ati, s!unt sering dapat mengontrol perdara!an dari varises kerongkongan. 4api 4@PS dapat menyebabkan sejumla! komplikasi serius, termasuk gagal !ati dan ensefalopati, yang dapat berkembang ketika racun yang biasanya akan disaring ole! !ati dile-atkan melalui s!unt langsung ke dalam aliran dara!. 4@PS terutama digunakan ketika semua pengobatan lain gagal atau sebagai tindakan sementara pada orang menunggu pencangkokan !ati.

1.$.

Hepatitis Hepatitis berarti peradangan atau pembengkakan liver atau !ati. Hepatitis adala! penyakit berba!aya karena menyerang !ati, yang merupakan organ penting dengan ratusan fungsi. Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik ole! virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel*sel !ati yang meng!asilkan kumpulan peruba!an klinis, biokimia serta seluler yang k!as Hepatitis terbagi atas dua " 1.6.1. /epatitis 0irus Sampai saat ini suda! teridentifikasi lima tipe !epatitis virus yang pasti " Hepatitis , B, 3, . dan 2. Hepatitis dan 2 mempunyai cara penularan yang serupa %jalur fekal 7 oral' sedangkan Hepatitis B, 3 dan . memiliki karakteristik yang sama. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus 4erdiri atas " a. Hepatitis 1. .eskripsi Hepatitis adala! satu*satunya !epatitis yang tidak serius dan sembu! secara spontan tanpa meninggalkan jejak

9
2. Penyebab Hirus B+ dari famili enterovirus. Hirus !epatitis biasanya ditemukan dalam tinja pasien, dan virus !idup di air atau es. Hirus ini menyebar melalui " a' #ekal b' =ral Seseorang penderita penyakit !epatitis minum yang tercemar air atau makan makanan yang tidak dimasak dengan benar, se!ingga virus tetap !idup pada makanan atau bisa juga karena orang yang mempersiapkan makanan tidak benar mencuci tangan dulu, tapi bisa di tangan virus !epatitis . Pencega!an a' Haksin Hepatitis b' Pemberian preparat imun globulin $anifestasi (linis a' noreksia b' @kterus dan urin ber-arna pekat c' .ispepsia disertai nyeri epigastrium, mual, nyeri ulu !ati dan flatulensi d' Pembesaran !ati dan limpa $anajemen a' 4ira! baring selama stadium akut b' .iet yang bergi)i c' Selama periode anoreksia, pasien !arus makan sedikit*sedikit tapi sering Prognosis Penderita !epatitis biasanya akan puli! kembali8 !epatitis jarang berlanjut menjadi nekrosis !ati yang akut atau !epatitis fulminan dan berak!ir dengan sirosis !ati atau kematian (ebutu!an Pera-atan .i Buma! Pasien !epatitis dapat dira-at di ruma! jika gejalanya tidak berat. Pendididkan kese!atan yang dapat diajarkan pada pasien " a' ir minum direbus dulu, untuk mematikan kuman*kuman tersebut b' Hindari jajan makanan dan minuman yang dijajakan dalam keadaan tidak tertutup c' Hindari pula jajan bua!*bua!an potong yang tidak diketa!ui kondisi kebersi!annya. d' 3uci bersi! terlebi! dulu bua! dan sayurannya dengan air matang berkali*kali sampai nda yakin bua! dan sayuran tersebut tela! benar*benar bersi! dan terbebas dari virus penyakit !epatitis e' 3ucila! tangan dengan sabun dan air bersi! setiap kali keluar dari kamar mandi f' ?ika nda merasa berisiko tinggi terinfeksi penyakit !epatitis , mintala! vaksinasi

,.

C.

9.

6.

A.

b.

Hepatitis B 1. .eskripsi Hepatitis B adala! jenis penyakit liver berba!aya dan dapat berakibat fatal. Pada G01 kasus HBH meng!ilang secara alami, tetapi pada 101 kasus lainnya virus tersebut tetap berta!an dan mengembangkan penyakit kronis, yang kemudian bisa menyebabkan sirosis atau kanker !ati. Banyak bayi dan anak*anak yang terkena !epatitis B tidak betul*betul sembu!, se!ingga mendapatkan masala! liver di usia de-asa.. 2. Penyebab Hirus Hepatitis B %HBH' Hirus Hepatitis B %HBH' dapat ditularkan melalui" a' 3airan tubu! dan dara! seperti tranfusi dara!, air liur, air mani atau cairan vagina ke dalam aliran dara! orang se!at. b' Peralatan medis yang tidak steril c' @bu ke anak pada saat mela!irkan ,. Pencega!an Pencega!an penyakit ini dapat dilakukan dengan "

10
a' Skrining kontinyu akan adanya Hbs & ter!adap donor dara! akan mengurangi lebi! lanjut resiko penularan melalui tranfusi dara! b' Penggunaan alat*alat medis seperti spuit, jarum suntik, infus set sekali pakai c' Praktik !ygiene perorangan yang baik d' .esinfeksi ruang laboratorium setiap !ari e' &unakan sarung tangan ketika menangani sample dara! $anifestasi (linis Hepatitis B seringkali tidak menimbulkan gejala. Bila ada gejala, kelu!an yang k!as dirasakan adala!" a' +yeri dan gatal di persendian b' $ual c' (e!ilangan nafsu makan d' +yeri perut e' @kterik $anajemen Hepatitis B dapat ditangkal dengan vaksin. nak*anak biasanya mendapatkan vaksin ini sebagai bagian dari program vaksinasi anak. Prognosis Perlu ber!ati*!ati dengan virus HBH karena dapat ditularkan ole! orang yang se!at %yang tidak mengembangkan penyakit !epatitis B' tetapi memba-a virus ini $ortalitas !epatitis B perna! dilaporkan sampai setingi 101. Hepatitis B tetap menjadi penyebab utama sirosis dan karsinoma !epatoseluler di seluru! dunia. (ebutu!an Pera-atan .i Buma! Pasien dan keluarga dipersiapkan untuk pera-atan diruma! a' @stira!at yang cukup b' +utrisi yang baik c' Bagi keluarga berikan informasi resiko untuk dapat terjangkit !epatitis dan bagi mereka upayakan untuk mendapat vaksin !epatitis B d' (arena adanya resiko penularan melalui !ubungan seksual, strategi pertukaran cairan tubu! perlu diajarkan, strategi ini mencakup penggunaan kondom dan pantang senggama. e' 4idak mengkonsumsi minuman beralko!ol.

C.

9. 6.

A.

c.

Hepatitis 3 1. .eskripsi Hepatitis 3 merupakan sala! satu penyebab kematian terbesar di dunia. penyakit !epatitis 3 di sebabkan ole! virus !epatitis 3 % H3H' Sayangnya gejala !epatitis 3 ini sulit di identifikasi. Biasanya penderita tidak akan menunjukkan gejala !epatitis 3 apapun. Hepatitis 3 baru akan terli!at ketika penderita suda! berada dalam titik kronis. @tula! sebabnya mengapa banyak penderita !epatitis 3 yang tidak bisa tertolong lagi atau tidak dapat diselamatkan ji-anya karena memang suda! terlambat untuk menanganinya. 3ara ampu! yang bisa digunakan seseorang untuk mengeta!ui apaka! dia terserang !epatitis 3 atau tidak adala! dengan memeriksakan diri ke laboratorium dan melakukan serangkaian tes berkenaan dengan penyakit tersebut. +amun demikian, sebenarnya kita bisa mendeteksi sendiri gejala !epatitis 3 itu sebagai langka! a-al untuk mengenali penyakit ini dan gejala !epatitis 3 yang ditimbulkannya. 2. Penyebab Hirus !epatitis 3 %HH3' Penularan virus ini dapat terjadi melalui " a' Hepatitis 3 menular terutama melalui dara!. Sebelumnya, transfusi dara! bertanggung ja-ab atas /01 kasus !epatitis 3. (ini !al tersebut tidak lagi terjadi berkat kontrol yang lebi! ketat dalam proses donor dan transfusi dara!. b' Hirus ditularkan terutama melalui penggunaan jarum suntik untuk menyuntikkan obat* obatan, pembuatan tato dan body piercing yang dilakukan dalam kondisi tidak !igienis. c) Penularan virus !epatitis 3 %H3H' juga dimungkinkan melalui !ubungan seksual dan dari ibu ke anak saat mela!irkan, tetapi kasusnya lebi! jarang.

11
d' ,. Seperti !alnya pada !epatitis B, banyak orang yang se!at menyebarkan virus ini tanpa disadari $anifestasi (linis a' $uda! lela! dan capek. Bila orang normal pada umumnya tidak akan merasa capek ketika melakukan kegiatan tersebut, maka tidak begitu dengan orang yang memiliki gejala !epatitis 3. 5ntuk kegiatan yang tidak terlalu berat saja, seseorang yang memiliki gejala !epatitis 3 akan langsung mengalami kelela!an luar biasa. b' (kurang atau tidak adanya nafsu makan. Sebenarnya, berkurang atau tidak adanya nafsu makan bisa dikatakan normal bila !al ini tidak berlangsung dalam jangka -aktu lama. Banyak juga di antara kita yang mungkin sering mengalami rasa enggan untuk makan. +amun, bagi seseorang yang memiliki gejala !epatitis 3 tidak adanya nafsu makan sangat terli!at jelas dan berlangsung terus menerus. c' Larna urine menjadi lebi! pekat atau gelap. Bila !al tersebut terjadi, maka, suda! se!arusnya penderita segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebi! lanjut. d' Sakit perut. $eskipun dalam kondisi normal, sakit perut dikatakan sebagai gejala yang -ajar e' Larna kulit dan bagian puti! mata cenderung beruba! menjadi kuning. &ejala !epatitis 3 tersebut memang !anya terjadi pada beberapa kasus, tetapi jika kita meli!at terjadinya peruba!an pada -arna kulit dan bagian puti! mata seseorang, kita !arus -aspada ba!-a itu bisa jadi merupakan gejala !epatitis 3 yang memerlukan pengobatan lebi! lanjut $anajemen Pemeriksaan skrining !epatitis 3 pada dara! yang akan digunakan untuk tranfusi tela! mengurangi jumla! kasus !epatitis yang berkaitan dengan tranfusi. Prognosis Besiko untuk menderita penyakit !epatitis kronis termasuk sirosis dan kanker !ati.

C. 9. d.

Hepatitis . 1. .eskripsi Hepatitis ., juga disebut virus delta, adala! virus cacat yang memerlukan pertolongan virus !epatitis B untuk berkembang biak se!ingga !anya ditemukan pada orang yang terinfeksi !epatitis B. Hirus !epatitis . %H.H' adala! yang paling jarang tapi paling berba!aya dari semua virus !epatitis. 2. Penyebab Hirus !epatitis . %H.H' Pola penularan !epatitis . mirip dengan !epatitis B. .iperkirakan sekitar 19 juta orang di dunia yang terkena !epatitis B %HBs g <' juga terinfeksi !epatitis .. @nfeksi !epatitis . dapat terjadi bersamaan %koinfeksi' atau setela! seseorang terkena !epatitis B kronis %superinfeksi'. =rang yang terkena koinfeksi !epatitis B dan !epatitis . mungkin mengalami penyakit akut serius dan berisiko tinggi mengalami gagal !ati akut. =rang yang terkena superinfeksi !epatitis . biasanya mengembangkan infeksi !epatitis . kronis yang berpeluang besar %A01 d* /01' menjadi sirosis ,. Pencega!an 4idak ada vaksin !epatitis ., namun dengan mendapatkan vaksinasi !epatitis B maka otomatis nda akan terlindungi dari virus ini karena H.H tidak mungkin !idup tanpa HBH C. $anifestasi (linis &ejala !epatitis . serupa dengan gejala !epatitis B, kecuali pasien lebi! cenderung untuk menderita !epatitis fulminan dan berlanjut menjadi !epatitis aktif yang kronis serta sirosis !epatis. 9. $anajemen Penatalaksanaan !epatitis . serupa dengan terapi pada bentuk !epatitis yang lain. 6. Prognosis =rang yang terkena koinfeksi !epatitis B dan !epatitis . mungkin mengalami penyakit akut serius dan berisiko tinggi mengalami gagal !ati akut. =rang yang terkena superinfeksi !epatitis . biasanya mengembangkan infeksi !epatitis . kronis yang berpeluang besar %A01 d* /01' menjadi sirosis. Hepatitis 2

e.

12
1. .eskripsi Hepatitis 2 menyebabkan penyakit akut tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis. Secara umum, penderita !epatitis 2 sembu! tanpa penyakit jangka panjang. Pada sebagian sangat kecil pasien %1*C1', terutama pada ibu !amil, !epatitis 2 menyebabkan gagal !ati akut yang berba!aya. Saat ini belum ada vaksin !epatitis 2 yang tersedia secara komersial. nda !anya dapat mencega!nya melalui penerapan standar kebersi!an yang baik. Penyebab Hirus !epatitis 2 %H2H' Penularan melalui jalan fekal oral Penyakit ini ditularkan melalui" a' ir yang tercemar tinja manusia b' $enyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi ole! virus. c' 4ingkat tertinggi infeksi !epatitis 2 terjadi di daera! bersanitasi buruk yang mendukung penularan virus

2.

,. C.

9.

6.

Pencega!an $enng!indari kontak dengan virus melalui !ygiene perorangan yang baik seperti mencuci tangan. $anifestasi (linis &ejala mirip !epatitis yaitu " a' .emam b' Pegal linu, c' 6ela!, d' Hilang nafsu makan dan sakit perut. e' Penyakit yang akan sembu! sendiri % self*limited ', kecuali bila terjadi pada ke!amilan, k!ususnya trimester ketiga, dapat mematikan. $anajemen $anajemen yang dapat dilakukan pada pasien dengan !epatitis 2 diantaranya " a' @stira!at yang cukup b' +utrisi yang adekuat Prognosis Penyakit yang akan sembu! sendiri % self*limited ', kecuali bila terjadi pada ke!amilan, k!ususnya trimester ketiga, dapat mematikan. 4abel 2.1. Perbandingan Hepatitis Hirus Hepatitis Hepatitis B +ama Hepatitis Hepatitis Sebelumnya @nfeksiosa Serum 2pidemiologi Penyebab Sumber virus Hepatitis 3 Hepatitis +on Hepatitis +on B Hirus Hepatitis %H H' .ara!, feces, saliva Hirus Hepatitis B %HBH' .ara!, saliva, semen, sekresi vagina Parenteral8 atau le-at kontak dengan karier atau penderita infeksi akut8 kontak Hirus Hepatitis 3 %H3H' 4erutama melalui dara! Hirus Hepatitis . %H.H' $elalui dara! Hirus Hepatitis 2 %H2H' .ara!, feces, saliva Hepatitis . Hepatitis 2

3ara Penularan

?alur fekal 7 oral8 sanitasi yang jelek. (ontak antar manusia. .iba-a ole! ir dan $akanan

4ransfusi dara! dan produk dara!8 terkena dara! yang terkontaminasi le-at peralatan atau

Sama seperti HBH, antigen permukaan HBH diperlukan untuk replikasi8 pola penularan

?alur fekal* oral8 kontak antar manusia dimungkinka n meskipun resikonya renda!

13
seksual dan oral*oral. Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya. ncaman kese!atan kerja yang penting bagi petugas kese!atan. 2/ 7 160 !ari Bata*rata " A0*/0 !ari Homologus parafenalia obat serupa dengan pola penularan !epatitis B

@nkubasi %!ari'

19 7 CG !ari Bata*rata ,0 !ari Homologus

19 7 160 !ari Bata*rata " 90 !ari Serangan kedua dapat Homologus menunjukkan imunitas yang renda! atau infeksi ole! agens lain $enyebar luas, dapat berkembang sampai kronis

21 7 1C0 !ari Bata*rata " ,9 !ari Homologus

19 7 69 !ari Bata*rata " C2 !ari 4idak diketa!ui

@munitas

(epara!an

4ak ikterik dan asimtomatik

Para!

Peningkatan insiden kronis dan gagal !epar akut

Sama dengan .

Sifat Sakit 4anda dan &ejala

.apat terjadi dengan atau tanpa gejala8 sakit mirip flu. #ase praikterik " sakit kepala, malaise, fatiMue, anoreksia, febris #ase ikterik " urin yang ber-arna gelap, gejala ikterus pada skleradan kulit, nyeri tekan pada !ati.

.apat terjadi sakit pada otot dan persendian8 munta!8 ke!ilangan nafsu makan8 mata dan kulit menguning8 lesu dan pucat .apat timbul artalgia, ruam

.apat terjadi menurunya nafsu makan8 leti!, lesu, lela!" gatal* gatal8 otot nyeri8 sakit pada bagian perut8 munta!* munta!, demam8 berat badan menurun8 dan kulit menguning

.apat terjadi sakit pada otot dan persendian8 munta!8 ke!ilangan nafsu makan8 mata dan kulit menguning8 lesu dan pucat .apat timbul artalgia, ruam

Serupa dengan H H. .apat terjadi dengan atau tanpa gejala8 sakit mirip flu. #ase praikterik " sakit kepala, malaise, fatiMue, anoreksia, febris #ase ikterik " urin yang ber-arna gelap, gejala ikterus pada skleradan kulit, nyeri tekan pada !ati. Sangat berta pada -anita yang !amil

14
Hasil ak!ir Biasanya ringan dengan pemuli!an. ngka fatalitas " : 11. 4idak terdapat status karier atau meningkatnya resiko !epatitis kronis, sirosis atau kanker !ati Haksinasi Sanitasi yang baik dan sempurna Pemberian imonoglobulin $eng!indari membeli makanan di tempat yang muda! terkontaminasi $enjau!i minuman beralko!ol .apat berat. ngka fatalitas 8 11 * 10 1. Status karier mungkin terjadi. $eningkatn ya resiko !epatitis kronis, sirosis dan kanker !ati. .apat ditularkan melalui dara! dan produk dara! pada transfusi dara!, pasien !epatitis sebaiknya tidak menjadi donor dara! @mmunisasi !epatitis B, dilakukan pemberian vaksinasi !epatitis B pada bayi Hindari pemakaian jarum suntik yang tidak steril Hindari !ubungan seks bebas 1.6.2. Sering terjadi status karier yang kronis dan penyakit !ati yang kronis. $eningkatnya resiko kanker !ati Serupa dengan HBH, tetapi kemungkinan status karier, !epatitis aktif yang kronis dan sirosis lebi! besar. Serupa dengan H H, kecuali sangat berat pada -anita yang !amil.

Pencega!an

Ber!ati 7 !ati menerima donor ?angan biarkan bagian tubu! yang terluka ?angan berbagi jarum, pisau cukur atau alat gunting kuku ?angan meng!isap dara! %orang lain' Hindari !ubungan seks yang mengakibatka n pendara!an

.apat ditularkan melalui dara! dan produk dara! pada transfusi dara!, pasien !epatitis sebaiknya tidak menjadi donor dara! @mmunisasi !epatitis B, dilakukan pemberian vaksinasi !epatitis B pada bayi Hindari pemakaian jarum suntik yang tidak steril Hindari !ubungan seks bebas

$emperbaik i sanitasi lingkungan Haksinasi Proses pengola!an makanan

Hepatitis +on Hirus 4erdiri atas" a. Hepatitis 4oksik Fat*)at kimia tertentu memilki efek toksik pada !ati dan bila diberikan peroral atau secara parenteral dapat menimbulkan nekrosis sel !ati akut 1. Penyebab Fat kimia yang paling sering terlibat dalam kelainan ini adala! karbon tetra klorida, fosfor, kloroform dan senya-a emas. 2. $anifestasi klinis $empunyai gejala yang sama seperti !epatitis virus. Seperti " a' noreksia b' $ual dan munta! c' @kterus

15
,. d' Hepatomegali Penatalaksanaan a' $emperta!ankan keseimbangan cairan dan elektrolit b' Penggantian dara! c' $emberikan rasa nyaman

1.%.

Hepatitis =bat*obatan =bat juga dapat menyebabkan terjadinya !epatitis meskipun lebi! bersifat sensitisasi ketimbang toksik. Serupa dengan !epatitis virus -alaupun demikian kerusakan parenkim !ati cenderung lebi! luas. 1. Penyebab Beberapa jenis obat*obatan yang dapat menyebabkan !epatitis " a' ntituberkulosis misal" @sonia)id b' ntidepresan c' Halotan d' setaminofen e' ntibiotik tertentu f' ntimetabolit g' Psikotropik !' ntikonvulsan i' =bat*obat anestesi 2. $anifestasi klinis a' &ejala a-al sensitivitas ter!adap obat seperti " menggigil, panas, ruam, pruritus, artalgia, anoreksia dan mual b' Berikutnya dapat kita temukan ikterus, urine yang ber-arna gelap, !ati yang membesar dan nyeri saat ditekan. ,. Penatalaksanaan Hentikan penggunaan obata*obatan segera ketika pasien melaporkan gejala*gejala atau reaksi alergi ter!adap obat*obatan teretentu. &irosis Hepatis 1.7.1. $e!enisi Sirosis /epatis Sirosis Hepatis adala! penyakit kronis !ati akibat tersumbat saluran empedu serta pus se!ingga timbul ajaringan baru yabg berlebi!an yang tidak ber!ubungan yang di kelilingi ole! jaringan perut. Sirosis !epatis adala! penyakit yang difus di tandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul Sirosis !epatis adala! penyakit yang ditandai dengan adanya peradangan difus dan membran pada !ati, diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, degenerasi dan regresi sel*sel !ati, se!ingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim !ati. 1.7.2. )tiologi Sirosis /epatis Beberapa !al yang menjadi penyebab sirosis !epatis adala! " a. Hepatitis virus tipe B dan 3 b. lko!ol c. $etabolik %.iabetes melitus' d. (olestatis kronik e. 4oksik dari obat " @+H f. $alnutrisi -asi!ikasi Sirosis /epatis Secara makroskopik, sirosis dibagi atas" a. Sirosis mikronodular .itandai dengan terbentuknya septa tebal teratur, didalam septa parenkim !ati mengandung nodul !alus dan kecil merata diseluru! lobus, besar nodulnya sampai , mm. Sirosis mikronodular ada yang beruba! menjadi makronodular b. Sirosis makronodular .itandai dengan terbentuknya septa dengan ketebalan bervariasi, dengan besar nodul lebi! dari , mm. c. Sirosis campuran 5mumnya sirosis !epatis adala! jenis campuran ini.

b.

1.7.3.

16

Selain klasifikasi diatas, sirosis !epatis terbagi dalam , pola yaitu " a. Sirosis laennec>sirosis alko!olik, portal dan sirosis gi)i Sirosis ini ber!ubungan dengan penyala!gunaan alko!ol kronik. Sirosis jenis ini merupakan 901 atau lebi! dari seluru! kasus sirosis. Peruba!an pertama pada !ati yang ditimbulkan alko!ol adala! akumulasi lemak secara gradual didalam sel*sel !ati %infiltrasi lemak'. kumulasi lemak mencerminkan adanya sejumla! gangguan metabolik. Pada kasus sirosis laennec yang sangat lanjut, membagi parenkim menjadi nodula*nodula !alus. +odula* nodula ini dapat membesar akibat aktifitas regenerasi sebagai usa!a !ati untuk mengganti sel* sel yang rusak. Hati tampak terdiri dari sarang*sarang sel*sel degenerasi < regenerasi yang dikemas padat dalam kapsula fibrosa yang tebal. Pada keadaan ini sirosis sering disebut sebagai sirosis nodular !alus.Hati akan menciut, keras dan !ampir tidak memiliki parenkim normal pada stadium ak!ir sirosis, dengan akibat !ipertensi portal dan gagal !ati. b. Sirosis post nekrotik 4erjadi menyusul nekrosis berbercak pada jaringan !ati, menimbulkan nodula*nodula degeneratif besar dan kecil yang dikelilingi dan dipisa!*pisa!kan ole! jaringan parut, berselang*seling dengan jaringan parenkim !ati normal. Sekitar 291 kasus memiliki ri-ayat !epantis virus sebelumnya. Banyaknya pasien dengan !asil tes Hbs g positif menunjukkan ba!-a !epatitis kronik aktif agaknya merupakan peristi-a yang besar peranannya.Beberapa kasus ber!ubungan dengan intoksikasi ba!an kimia industri, dan ataupun obat*obatan seperti fosfat, kloroform dan karbon tetraklorida>jamur beracun. Sirosis jenis ini merupakan predisposisi ter!adap neoplasma !ati primer. Sirosis Billaris (erusakan sel !ati dimulai disekitar duktus billaris, penyebabnya obstruksi billaris post !epatik. Sifat empedu menyebabkan penumpukan empedu didalam masa !ati dengan akibat kerusakan sel*sel !ati, terbentuk lembar*lembar fibrosa di tepi lobulus. Sumber empedu sering ditemukan dalam kapiler*kapiler, duktulus empedu dan sel*sel !ati seringkali mengandung pigmen !ijau.

c.

1.7.4.

&ato!isiologi Sirosis /epatis Hati pada a-al perjalanan penyakitnya cenderung membesar dan sel*selnya dipenu!i ole! lemak* lemak. Hati tersebut menjadi keras dan dapat diketa!ui melalui palpasi. +yeri abdomen dapat terjadi akibat pembesaran !ati yang cepat se!ingga menyebabkan regangan pada selubung fibrosa !ati %kapsule glissoni'. Pada perjalanan penyakit yang lebi! lanjut ukuran !ati akan mengecil setela! jaringan parut menyebabkan pengerutan jaringan. pabila dapat dipalpasi maka permukaan !ati akan teraba benjol*benjol. Sirosis 6aennec merupakan penyakit yang ditandai ole! episode nekrosis yang melibatkan sel*sel !ati dan kadang*kadang berulang di sepanjang perjalanan penyakit tersebut. Sel*sel !ati tersebut secara berangsur*angsur digantikan ole! jaringan parut. k!irnya jumla! jaringan parut melebi!i jumla! jaringan !ati yang masi! berfungsi. Pulau*pulau jaringan normal yang masi! tersisa dan jaringan !ati !asil regeneasi dapat menonjol dari bagian*bagian yang berkonstruksi se!ingga !ati yang sirotik memperli!atkan gambaran mirip paku sol sepatu berkepala besar %!obnail appearance' yang k!as. Sirosis !epatis biasanya memiliki a-itan yang insidius dan perjalanan penyakit yang sangat panjang se!ingga kadang*kadang mele-ati rentang -aktu ,0 ta!un atau lebi! Harises esofagus merupakan pembulu! dara! yang berdilatasi, berkelok*kelok dan biasanya dijumpai pada sub mukosa bagian ba-a!, namun varises ini dapat terjadi pada bagian lebi! tinggi atau meluas sampai ke lambung. (eadaaan semacam ini !ampir selalu disebabkan ole! !ipertensi portal yang terjadi obstruksi pada saluran vena porta, pada !ati yang mengalami serosis. Peningkatan obstrukisi pada vena porta menyebabkan dara! vena dari traktus intestinal dan limpa akan mencari jalan keluar melalui kolateral %lintasan baru untuk kembali ke atrium kanan'. kibat yang ditimbulkan adala! peningkatan tekanan, k!usunya adala! pembulu! dara! pada lapisan submukosa esofagus bagian ba-a! dan lambung bagian atas. Pembulu!*pembulu! kolateral ini tidak bersifat elastis tapi bersifat rapu!, berkelok*kelok dan muda! mengalami perdara!an. Penyebab varises lainya yang lebi! jarang ditemukan adala! kelainan sirkulasi dalam vena linealis atau vena kava superior dan trombosis vena !epatika.

17
Harises esofagus yang mengalami perdara!an dapat menyebabkan kematian dan menyebabkan syok !aemorargik yang menyebabkan penurunan perfusi serebral, !epatik serta ginjal. Selanjutnya akan terjadi peningkatan beban nitrogen akibat perdara!an kedalam traktus gastrointestinal dan kenaikan kadar amonia serum yang meningkatkan resiko encefalopati. (emungkinan terjadinya perdara!an pada varises esofagus !arus dicurigai jika ada !ematemisis dan melena, k!ususnya pada klien yang biasa mengkonsumsi minuman keras Hena yang mengalami dilatasi biasanya tidak mengalami gejala kecuali jika ada peningkatan tekanan porta yang tajam dan mukosa atau struktur yang menyangga menjadi tipis, se!ingga kemungkinan akan timbul !aemorargik masif. #aktor*faktor yang menimbulkan perdara!an bisa jadi dari mengangkat barang berat, mengejan pada saat defekasi, bersin, batuk atau munta!, esofagitis, atau iritasi pembulu! dara! akibat makan makanan yang tidak dikunya! dengan baik atau minum cairan yang merangsang. Salisilat dan setiap obat yang dapat menimbulkan erosi mukosa, serta mengganggu replikasi sel dapat pula menyebabkan perdara!an. 1.7.5. Mane!estasi -linik Serosis /epatis a. &ejala*gejala gastrointestinal yang tidak k!as seperti anoreksia, mual, munta! dan diare b. .emam, berat badan turun dan lekas lela! b. sites, !idrot!oraks dan edema c. @kterus, kadang*kadang urine menjadi lebi! tua -arnanya atau kecoklatal. d. Hepatomegali, bila tela! lanjut !ati dapat mengecil karena fibrosis. Bila secara klinis didapati adanya demam, ikterus dan asites, dimana demam bukan karena sebab*sebab lain, dikatakan Sirois dalam keadaan aktif. e. Hati*!ati akan timbulnya prekoma dan koma !epatikum f. (elainan pembulu! dara! seperti kolateral*kolateral di dinding abdomen dan t!oraks, kaput medusa, -asir dan varises esofagus. -omplikasi Sirosis /epatis a. Perdara!an dan !emorargia b. 2nsefalopati !epatic c. Hematemisis melena d. (oma !epatikum e. 2ncefalo !epatik yang disebabkan ole! peningkatan kadar amonia dara!. f. sites ruang disebabkan ole! ekstravasase cairan serosa ke dalam rongga peritoneal yang disebabkan ole! peningkatan !ipertensi portal, peningkatan reabsorpsi ginjal ter!adap natrium dan penurunan albumin serum. g. Sindrom !epatorenal yang disebabkan ole! de!idrasi atau infeksi. !. &angguan endokrin yang disebabkan ole! depresi sekresi gonadotropi &emeriksaan $iagnostik Sirosis /epatis a. Pemeriksaan 6aboratorium Pada dara! dijumpai HB renda!, anemia normokrom nomosister, !ipokrom mikrosister>!ipokrom makrosister. b. (enaikan kadar en)im transaminase*S&=4, S&P4 bukan merupakan petunjuk berat ringannya kerusakan parenkim !ati, kenaikan kadar ini timbul dalam serum akibat kebocoran dari sel yang rusak, pemeriksaan billirubin, transaminase dan gamma &4 tidak meningkat pada sirosis inaktif. c. lbumin akan merenda! karena kemampuan sel !ati yang berkurang, dan juga globulin yang naik merupakan cerminan daya ta!an sel !ati yang kurang dan meng!adapi stress. d. Pemeriksaan 3H2 %kolinesterasi'. @ni penting karena bila kadar 3H2 turun, kemampuan sel !ati turun, tapi bila 3H2 normal>tamba! turun akan menunjukkan prognosis jelek. e. (adar elektrolit penting dalam penggunaan diuretic dan pembatasan garam dalam diet, bila ensefalopati, kadar +a turun dari C meg>6 menunjukkan kemungkinan tela! terjadi sindrom !epatorenal. f. Pemeriksaan marker serologi seperti virus, Hbs g>Hbs b, Hbc g, HcvB+ , untuk menentukan etiologi sirosis !ati dan pemeriksaan #P % lfa #eto Protein' penting dalam menentukan apaka! tela! terjadi transformasi ke ara! keganasan g. Pemeriksaan penunjang lainnya"

1.7.6.

1.7.7.

18
1. Badiologi dengan barium s-allo- dapat dili!at adanya varises esop!agus untuk konfirmasi !ipertensi portal 2. 2sofagoskopi dapat dili!at varises esop!agus sebagai komplikasi sirosis !ati>!ipertensi portal. ,. 5ltrasonografi " pada saat pemeriksaan 5S& suda! mulai dilakukan sebagai alat pemeriksaan rutin pada penyakit !ati. &enatalaksanaan Medis Sirosis /epatis 4erapi dan prognosis sirosis !ati tergantung pada derajat komplikasi kegagalan !ati dan !ipertensi portal. .engan kontrol pasien yang teratur pada fase dini akan dapat diperta!ankan keadaan kompensasi dalam jangka panjang dan kita dapat memperpanjang timbulnya komplikasi a. .iet renda! protein diet !ati @@@ " Protein 1g>kg bb, 99g protein, 200 kalori', bila ada asites diberikan diet renda! garam @@ %600*/00 mg' atau @@@ %1000*2000 mg'. Bila proses tidak aktif, diperlukan diet tinggi kalori %2000*,000' dan tinggi protein %/0*129g>!ari'. b. Bila ada tanda*tanda prekoma atau koma !epatikum, jumla! protein dalam makanan di!entikan %diet !ati @ 'untuk kemudian diberikan sedikit demi sedikit sesuai toleransi dan kebutu!an tubu!. Pemberian protein yang melebi!i kemampuan klien atau meningginya !asil metabolisme protein dalam dara! viseral dapat mengakibatkan timbulnya koma !epatikum. .iet yang baik dengan protein yang cukup perlu diper!atikan. c. $engatasi infeksi dengan antibiotik, dengan pengunaan obat*obatan yang jelas tidak !epatotoksik. d. $emperbaiki keadaan gi)i, bila perlu dengan memberikan asam aminoesensial berantai cabang dan glukosa. e. Pemberian robboransia. Hitamin B kompleks

1.7. .

1.'.

Kanker Hati 1. .1. $e!enisi -anker /ati (anker !ati %!epatocellular carcinoma' adala! kanker yang timbul dari !ati. ?uga dikenal sebagai kanker !ati primer atau !epatoma. $ayoritas kanker !ati primer %lebi! dari G0 sampai G91' timbul dari sel !ati, yang membentuk /01 jaringan !ati, dan disebut kanker atau karsinoma !epatoselular. Penyakit !ati metastatik %kanker' atau kanker !ati sekunder, adala! kanker yang tela! menyebar ke !ati, yang berasal dari organ lain seperti usus, lambung, pankreas, payudara, dan paru*paru. ?adi, istila! kanker !ati sesunggu!nya bisa merujuk pada kanker !ati metastatik atau kanker !epatoselular. Seperti bagian tubu! lainnya, sel*sel !ati dapat mengalami peruba!an dan menjadi kanker. Sel*sel !ati yang bersifat kanker membentuk kanker !ati %!epatoselular karsinoma, H33'. Sel*sel kanker yang berasal dari bagian tubu! lainnya dan menyebar ke !ati, misalnya kanker usus besar yang suda! menyebar, pada dasarnya tidak dianggap sebagai kanker !ati melainkan dikenal sebagai tumor !ati sekunder atau kanker metastasis ke !ati. (anker !ati %!epatocellular carcinoma' adala! suatu kanker yang timbul dari !ati. @a juga dikenal sebagai kanker !ati primer atau !epatoma. (anker !ati primer %!epatocellular carcinoma' umumnya dialami orang de-asa yang menderita !epatitis B dan !epatitis 3 kronis. Sayangnya, sebagian besar pasien yang didiagnosis terkena kanker !ati tidak diketa!ui gejala a-alnya !ingga suda! sampai pada stadium lanjut.

1.8.2.

Stadium Kanker Hati Sejau! ini dalam tingkat internasional masi! belum terdapat standarisasi pembagian stadiumkanker liver, 5S menerapkan pembagian stadium 4+$, 4 menandakan besar kecilnya tumor, + menandakan metastase kelenjar geta! bening, $ menandakan ada tidaknya metastase pada organ lain, selanjutnya akan dijabarkan lebi! mendetail tentang , penanda tersebut. a. 41 $enandakan ukuran tumor lebi! kecil dari 2cm, masi! belum dijumpai metastase ke dara! dan kelenjar geta! bening. b. 42 $enandakan ba!-a meskipun ukuran tumor tidak mencapai 2cm, namun tumor tela! invasi ke pembulu! dara! yang terdekat atau terdapat dua benjolan tumor yang bersarnya lebi! kecil dari 2cm, namun belum invasi ke pembulu! dara!8 tumor dengan ukuran lebi! besar dari 2cm, tetapi belum invasi ke pembulu! dara! juga termasuk dalam kategori ini. c. 4, $enandakan ukuran tumor lebi! dari 2cm, tela! invasi ke pembulu! dara! atau pada saat ini terdapat beberapa benjolan kecil tumor yang diameternya tidak lebi! dari 2cm, namun tela! invasi ke pembulu! dara! atau terdapat satu benjolan tumor atau lebi! dengan ukuran lebi! dari 2cm.

19
d. e. f. 4C menandakan ba!-a terdapat tumor pada ke dua lobus liver atau tumor tela! invasi ke portal vena. +0 menandakan ba!-a tidak terjadi metastase kelenjar geta! bening, +1 menandakan adanya metastase. $0 menandakan ba!-a tidak terjadi metastase jarak jau!, $1 menandakan adanya metastase jarak jau!.

Stadium "

a. b. c. d. e.
1. .3.

Stadium @ Pasien 41+0$0 termasuk dalam satidum @, yakni stadium a-al. Stadium @@ Pasien 42+0$0 termasuk dalam stadium @@. Stadium @@@ " Pasien 41+1$042+1$04,+1$0 termasuk dalam stadium @@@. Stadiu( )"a * Pasien 4C$0, tidak terjadi metastase jarak jau!. Stadium @Hb " Pasien 4C$1, tela! terjadi metastase jarak jau!.

)tiologi -anker /ati 4iga faktor penyebab utama kanker !ati adala! status sebagai pemba-a !epatitis*B, infeksi !epatitis* 3 dan penyakit !ati alko!olik. Penyebab lainnya yang lebi! langka terjadi adala! racun %aflatoksin' dari jamur yang tumbu! dalam makanan yang dia-etkan secara buruk %terutama biji*bijian', kondisi kongenital %kekurangan alfa*1 anti*tripsin', dan setiap penyebab pengerasan !ati atau sirosis misalnya !aemakromatosis. Besiko individu dengan !epatitis*B atau 3 mengalami kanker !ati adala! 100 kali lebi! tinggi dibandingkan dengan individu normal. Pola perkembangan kanker !ati di seluru! dunia ber!ubungan erat dengan pola infeksi !epatitis B dan 3. .i negara*negara di mana imunisasi untuk !epatitis*B tela! dimulai, jumla! kanker !ati dalam seta!un juga turun seiring dengan penurunan jumla! kasus !epatitis*B. lko!ol adala! penyebab utama untuk kanker !ati pada populasi Barat. Hati rusak ole! penyala!gunaan alko!ol berulang kali dan berlebi!an yang mengakibatkan pengerasan !ati %sirosis' dan peruba!an kanker. (anker !ati dapat dikenali dari faktor*faktor yang bisa diidentifikas, penyakit yang perna! atau sedang diderita. $eliputi" a. Hepatitis B kronis b. 4erinfeksi !epatitis 3 c. 3irr!osis pada liver d. .iabetes mellitus e. 4erinfeksi racun, seperti jamur aflatoDin, vinyl c!loride, anabolic steroids, dan arsenik f. kibat merokok g. $engkonsumsi air yang terkontaminasi dalam jangka panjang. !. $engkonsumsi makanan berjamur dalam jangka panjang. i. $engkonsumsi makanan yang diasinkan, digoreng, diasapkan dalam jangka panjang. j. Selain daripada itu, penyakit parasit % terutama yang dimaksudkan adala! penyakit parasit liver ', banyak mengkonsumsi alko!ol jangka panjang, polusi lingkungan dan sebagainya juga merupakan faktor penyebab kanker liver. 1. .4. +anda dan .e1ala -anker /ati Sebagian besar pasien dengan kanker !ati tidak memiliki gejala apapun. (anker ini sangat sering terdeteksi secara kebetulan sebagai !asil dari tes 5S& atau 34 scan untuk masala! kese!atan yang tidak terkait lainnya. Pada beberapa pasien mungkin ada gejala samar berupa berat atau ketidaknyamanan di sisi kanan perut. &ejala nyeri dan penurunan nafsu makan atau berat badan biasanya muncul lebi! lambat. Pada sekelompok kecil pasien, kanker !ati muncul sebagai rasa sakit tiba*tiba dalam perut sebagai akibat peca!nya tumor. @ni biasanya merupakan pertanda buruk dan ber!ubungan dengan perdara!an tumor dalam perut. (etika kanker bertamba! besar orang akan meli!at satu atau beberapa dari tanda gejala diba-a! ini " a. Sakit pada daera! !ati Sakit pada daera! kanan atas perut yang berketerusan adala! gejala penting yang menandakan ba!-a tumor !ati sebagai tumor titik a-al, yang juga merupakan gejala yang

20
paling umum. =rgan !ati yang membesar sangat cepat se!ingga menekan selaput pembungkus !ati atau tumor kanker menginvasi ke selaput !ati atau selaput perut, dapat juga menyebabkan rasa sakit atau kembung yang berketerusan. 4umor menginvasi ke diafragma, sakit bisa saja merambat ke ba!u kanan atau punggung kanan. 4umor yang tumbu! ke kanan belakang dapat menyebabkan sakit pada pinggang kanan. (etika nodul tumor kanker rusak, sel kanker yang mati dan dara! yang mengalir ke perut dapat mengakibatkan sakit yang kuat pada perut, terjadi gejala seperti radang selaput perut.

b. Hati membengkak
Merupakan gejala yang paling umum pada pasien titik a-al kanker !ati. Hati muda! membengkak, mengeras, lapisan luarnya tidak rata, ada nodul yang tidak sama ukurannya atau besar sekali, ba!kan menonjol dibagian tertentu, ujungnya tidak rapi, sering merasa sakit seperti tertekan. Penyakit kuning 4erjadi pada sekitar 1>, pasien kanker !ati, kebanyakan terjadi pada ta!ap lanjut, dikarenakan ole! kerusakan sel !ati dan benjolan tumor menekan saluran empedu atau penyebab lainnya. .emam +iasanya su!u tidak terlalu tinggi, namun terkadang melebi!i ,G o3, mungkin demam yang berkelanjutan atau demam tinggi yang tidak beraturan. .isebabkan ole! jaringan kanker dalam jumla! banyak tela! rusak dan diserap ole! badan atau kanker tumor meng!impit saluran empedu se!ingga saluran empedu terkena radang atau koinfeksi. Saluran pencernaan dan gejala pada seluru! tubu! +erkurangnya nafsu makan, pencernaan yang kurang baik, mual, munta!, diare, lemas, kurus, seluru! badan tidak bertenaga, kondisi kese!atan yang buruk. &ejala metastase (anker !ati bisa menyebar ke paru*paru, tulang, rongga dada, otak, dan bagian lainnya dan memunculkan gejala yang bersangkutan, misalnya dengan penyebaran ke paru*paru bisa menimbulkan batuk berdara!, penyebaran ke rongga dada bisa menimbulkan sakit pada dada dan muncul cairan pada dada yang bersifat dara!8 penyebaran tulang bisa menimbulkan rasa sakit pada bagian tertentu atau pata! tulang patologis8 penyebaran tulang belakang atau peng!impitan saraf tulang sumsum bisa menimbulkan rasa sakit pada bagian tertentu dan lumpu!, dll8 penyebaran otak bisa menimbulkan sakit kepala, munta! dan gejala lainnya pada saraf. &ejala lainnya Karena metabolisme tumor kanker yang tidak normal dapat menimbulkan cairan endokrin atau gejala lainnya yang ber!ubungan dengan metabolisme, juga disebut sebagai gejala pendamping kanker. Nang sering ditemui seperti berikut " 1. &ula dara! renda! yang bersifat spontan 4erjadi pada 101 * ,01 pasien, karena sel !ati dapat menjadikan cairan endokrin insulin atau )at dalam insulin menjadi tidak normal, atau jaringan kanker !ati meng!abiskan terlalau banyak glukosa. pabila para! bisa mengakibatkan pingsan, s!ock ba!kan meninggal. 2. Sel dara! mera! bertamba! banyak 4erjadi pada 21 * 101, kemungkinan disebabkan ole! bertamba!nya eryt!ropoietin %)at penamba! sel dara! mera!'. ,. 6ainnya (ebanyakan terdapat gejala seperti kolesterol tinggi dan kalsium tinggi dalam dara!, sindroma karsinoid, kematangan dini dan sindroma sekresi gonadotropin, penyakit kulit porfiria, gejala ketidak*normalan fibrinogen dan gejala lainnya dapat saja bersintesis dengan protein abnormal pada jaringan kanker !ati, endokrin ektopik, dan terkait dengan gangguan porfirin.

c.

d.

e. f.

g.

1. .5.

&emeriksaan 'isik dan $iagnostik -anker /ati a. .iagnosis 5S&

21
.engan menggunakan 5S& tipe B dapat melacak ukuran, bentuk tumor, dapat menemukan tumor dengan ukuran 2cm ataupun lesi yang lebi! kecil, merupakan sala! satu cara yang paling sering digunakan dan efektif untuk mendiagnosis kanker liver. ,adionuklir li-er s.an .apat menampilkan besar kecilnya tumor liver, bentuk yang tidak normal, namun untuk tumor yang diameter lebi! kecil dari ,cm tidak muda! dicitrakan. Pe(eriksaan /T 4ingkat resolusi tinggi, dapat mendeteksi kanker liver stadium a-al dengan ukuran kurang lebi! 1 cm, efektif mendeteksi kanker liver stadium a-al. M,) Sensitifitas deteksi sangat tinggi, dapat mengidentifikasi jinak dan ganasnya tumor liver. 3eliac arteri atau ngiografi arteri liver $ampu mencitrakan tumor dengan ukuran 0.9*1mm, dapat menentukan peruba!an tempat penyakit, ukuran, terlebi! lagi sangat efektif ter!adap diagnosa penempatan kanker liver kecil.

b. c. d.
e.

pabila pasien ingin memastikan ada tidaknya kanker liver, pasien !arus puasa sebelum c!ek dara!, berikut adala! pemeriksaan yang !arus dilakukan" a. Pemeriksaan fungsi liver" .isfungsi kanker liver !anya ditemukan pada pasien stadium lanjut. b. Pemeriksaan alp!a*fetoprotein" Spesifisitas penanda tumor dalam diagnosis kanker liver primer, sala! satu metode terbaik untuk diagnosis sel kanker liver spesifik. c. Serum feritin" Serologi penanda kanker liver primer yang kedua.

1./.6. Mana1emen 2edah dan 3on 2edah a. $anajemen +on Beda!


Berikut ini adala! metode pera-atan kanker !ati yang bisa dijadikan pili!an ole! penderita" 1. (emoterapi Sistematis (emoterapi sistematis yang paling umum digunakan adala! doDorubicin % driamycin' dan 9*fluorouracil %9#5'. =bat*obatan ini digunakan secara bersamaan atau kombinasi. Sayangnya, obat*obatan ini sangat beracun, sedangkan !asilnya sering mengece-akan. Selain itu, ada pula obat yang dinamakan tamoDifen %+olvadeD'. +amun, sejau! ini belum menunjukkan manfaat yang signifikan. =bat lainnya adala! octreotide %sandostatin' yang diberikan sebagai suntikan untuk memperlambat perkembangan tumor*tumor kanker !ati yang besar. +amun lagi*lagi keampu!annya belum terbukti. 2. (emoterapi @nfusi rteri Hepatik Hati yang normal mendapat A0 persen suplai dara! dari vena portal dan ,0 persen dari arteri !epatic. (anker !ati mendapat suplai dara! secara eksklusif dari arteri !epatic. =le! karena itu,muncul metode kemoterapi melalui arteri !epatic langsung pada tumor. 4eorinya, obat*obatan dapat diantar ke tumor*tumor tanpa membuat penderita keracunan obat. +amun, dalam kenyataannya obat*obatan kemoterapi bisa mengalir ke seluru! tubu!. kibatnya, kemoterapi intra*arteri justru dapat menyebabkan efek samping yang sistematis. $etode pera-atan ini juga bisa menimbulkan efek samping regional, misalnya peradangan kantung empedu, borok pada usus dan lambung, dan peradangan pancreas. Ba!kan, penderita kanker !ati dalam stadium lanjut bisa menderita gagal !ati setela! melakukan pera-atan ini. Seorang a!li radiologi biasanya melakukan prosedur melalui arteri !epatic. .ia akan bekerja sama dengan a!li kanker yang menentukan jumla! kemoterapi yang diterima penderita pada setiap sesi pera-atan. Beberapa penderita mungkin menjalani sesi* sesi yang berulang pada interval 6*12 minggu. Prosedur ini dilakukan dengan bantuan pencitraan sinar O. Sebua! kateter dimasukkan ke dalam arteri femoral pada selangkangan dan disusupkan ke dalam aorta %arteri utama tubu!'. .ari aorta, kateter didorong masuk ke dalam arteri !epatic. Setela! cabang*cabang dari arteri !epatic yang memberi makan pada kanker

22
!ati diindentifikasi, maka obat*obatan kemoterapi pun diinfuskan. Seluru! prosedur ini memakan -aktu 1*2 jam, kemudian kateter dikeluarkan. 5mumnya, tes*tes !ati meningkat atau memburuk selama 2*,!ari setela! prosedur kemoterapi melalui arteri !epatic dilakukan. Peningkatan tes*tes !ati ini sebenarnya disebabkan ole! kematian sel*sel tumor dan beberapa sel bukan tumor. Setela! kemoterapi melalui arteri !epatic dilakukan, penderita juga bisa mengalami sakit perut dan demam ringan. @ni menandakan ba!-a suatu komplikasi yang lebi! serius tela! berkembang. ,. Proton Beam 4!erapy Proton Beam 4!erapy adala! teknik terapi yang mampu menyampaikan dosis*dosis radiasi tinggi pada suatu area local yang ditentukan. 4erapi ini juga digunakan dalam pera-atan tumor*tumor ganas lainnya. Sayangnya, belum ada bukti tentang kemanjuran metode pera-atan ini untuk kanker !ati. C. Pengobatan tradisional 3!ina Pengobatan tradisional 3!ina berfungsi untuk menyeimbangkan secara menyeluru!, menguatkan fungsi anti kanker, dengan metode konsumsi %oral', terus menerus perfusi arteri obat !erbal 3!ina dan penyerapan atomisasi obat !erbal 3!ina, tidak !anya dapat memperbaiki gejala yang timbul, seperti rasa sakit pada liver, radang, distensi abdomen, asites dan lainnya, namun juga berfungsi untuk mengontrol pertumbu!an kanker, tidak menimbulkan efek samping beracun. 9. Biopsy Hati ?aringan kanker !ati dapat diambil sampelnya dengan menggunakan jarum yang sangat tipis. 4eknik ini disebut penyedotan jarum !alus. Sedangkan, ketika jarum yang lebi! besar digunakan untuk mendapatkan suatu inti jaringan, maka tekniknya disebut biopsy. Para a!li radiologi biasanya menggunakan 34 Scan untuk mengara!kan penempatan jarum ataupun melakukan biopsy dan penyedotan jarum !alus. Besiko yang paling umum dari biopsy adala! perdara!an, terutama karena kanker !ati adala! tumor yang mengandung pembulu!*pembulu! dara!. Prosedur penyedotan bersifat lebi! aman dibandingkan biopsy karena memiliki resiko perdara!an yang lebi! kecil. +amun, tetap saja penyedotan jarum !alus memerlukan seorang a!li patologi dengan keterampilan yang tinggi. ?ika seorang penderita mempunyai faktor resiko kanker !ati, misalnya sirosis, !epatitis B kronis, atau !epatisis 3 kronis, dan tingkat dara! #P yang naik secara signifikan, maka dokter biasanya menyimpulkan tanpa melakukan biopsy ba!-a orang tersebut mempunyai kanker !ati b. $anajemen Beda! 1. =perasi 4indakan operasi dilakukan pada penderita yang memiliki tumor kurang dari lima cm dan terbatas pada !ati. Syarat lainnya untuk tindakan operasi adala! tidak ada invasi dari pembulu!*pembulu! dara! ter!adap !ati.

2.

,.

C.

6iver Besection 6iver resection bertujuan mengangkat semua tumor dan jaringan !ati disekelilingnya tanpa meninggalkan segala tumor di belakangnya. 4indakan ini !anya bisa dilakukan ter!adap penderita yang memiliki tumor*tumor kecil ukuran tiga cm atau kurang, fungsi !ati yang sempurna, dan tanpa sirosis. +amun, karena syarat*syarat itu pula maka tidak banyak penderita kanker !ati yang dapat menjalani penyayatan !ati. (ek!a-atiran terbesar dari liver resection adala! ba!-a setela! operasi, penderita dapat mengalami gagal !ati. &agal !ati juga bisa terjadi jika bagian yang tertinggal dari !ati itu tidak memadai untuk menyediakan dukungan yang perlu untuk !idup. @lmu-an @ran untuk pertama kalinya di 4imur 4enga! tela! menggunakan metode radio farmaka untuk menyembu!kan kanker !ati ganas. Para peneliti di ruma! sakit S!a!id Bajaei, 4e!ran, @ran menggunakan metode angiografi dan menyuntikkan partikel radio aktif ke tumor pembulu! dara!. Serta meng!ancurkan jaringan kanker. $etode baru tersebut, tidak saja menurunkan risiko pasian penyakit !epatitis pada lever, tetapi juga menurunkan kerusakan !ati, kata para peneliti. Pengobatan karakteristik kanker !ati

23
4erapi transplantsi sitem sel. Sumsum tulang diambil dari tubu! pasien ,melalui pemisa!an stem sel di luar tubu!, dimurnikan, dikembangkan, ber!asil mengkultur sel yang baru, normal, yang lebi! muda, dengan mereinfusion suspensi stem sel ke dalam liver yang sakit, stem sel tinggal di liver, berdiferensiasi menjadi sel*sel liver, menggantikan sel normal ataupun abnormal yang tela! mati, membuat fungsi liver kembali normal. Pasien kanker liver yang tidak cocok untuk melakukan operasi, kemoterapi dan radioterapi dapat menerapkan terapi trasplantasi stem sel. 4ransplantasi Hat

9.
1.0.

Transplantasi Hati 1.".1. $e!enisi +ransplantasi /ati 4ransplantasi !ati adala! pili!an terbaik untuk penderita yang mempunyai tumor*tumor dengan ukuran kurang dari lima cm yang juga mempunyai tanda*tanda kegagalan !ati. 4ransplantasi !ati pada penderita yang memiliki tumor*tumor berukuran kurang dari tiga cm, namun tidak memiliki keterlibatan dengan pembulu!*pembulu! dara! bisa berjalan dengan baik. Setela! transplantasi penderita ini mempunyai resiko kekambu!an kanker !ati kurang dari 10 persen. .isisi lain, penderita yang mempunyai tumor*tumor berukuran lebi! dari lima cm atau dengan keterlibatan pembulu!*pembulu! dara! beresiko sangat tinggi untuk mengalami kekambu!an kanker !ati. 4ransplantasi !ati mungkin dilakukan segera setela! kese!atan umum c!eck*up pasien termasuk fungsi jantung dan paru*paru yang dinilai. =perasi ini adala! besar dan memerlukan anestesi umum. 5ntuk anestesi umum diberikan orang perlu tetap pada perut kosong dan fungsi jantung dan paru*paru perlu dinilai. 1.".2. 4enis-4enis +ransplantasi /ati da tiga jenis transplantasi !ati yaitu" a. =rt!otopic transplantasi =rt!otopic transplantasi adala! tipe yang paling umum dari transplantasi !ati. Seluru! !ati diambil dari donor baru meninggal. Hal ini biasanya dari donor yang tela! berjanji nya organ untuk sumbangan sebelum kematian dan penyakit tidak menular atau kanker yang mungkin dikirim ke penerima. 5ntuk operasi beda! membuat sayatan atas perut dan meng!ilangkan sakit !ati. Hati donor akan kemudian menempatkan dalam posisi dan semua pembulu! dara! dan saluran empedu akan ter!ubung. Sayatan kemudian ditutup dengan ja!itan dissolvable atau beda! staples. 4abung drainase yang melekat mengalir cairan tamba!an. @ni meninggalkan selama beberapa !ari setela! operasi. Pasien kemudian bergeser ke unit pera-atan intensif untuk pemuli!an. b. 4ransplantasi donor !idup 4ransplantasi donor !idup berarti donor adala! orang !idup bersedia. .onor tela! operasi pertama di mana dokter beda! meng!apus kiri atau kanan %cuping' !ati mereka. Benar lobus transplantasi biasanya dianjurkan untuk orang de-asa sementara lobus kiri digunakan pada anak*anak. @ni adala! karena lobus tepat lebi! besar dan lebi! cocok untuk orang de-asa, sementara lobus kiri lebi! kecil dan lebi! cocok untuk anak*anak. Penerima kemudian membuka dan sakit !ati akan di!apus. (emudian bagian dari !ati yang diambil dari donor digantikan membuat koneksi dengan pembulu! dara! dan saluran empedu dalam transplantasi ort!otopic. Setela! transplantasi, lobus ditransplantasikan cepat akan meregenerasi itu sendiri. Ba!kan untuk donor bagian di!apus !ati tumbu! kembali. .alam penerima lobus baru biasanya tumbu! !ingga /91 dari !ati ukuran asli dalam seminggu. Kriteria 1onor Penting bagi calon pendonor untuk mema!ami seluru! aspek proses pendonoran, serta faktor risiko menjadi pendonor !idup. 1. Surat Persetujuan 5ntuk Pendonor Hidup, mencakup pada proses persetujuan. 2. Pendonor !arus berkeinginan menyumbangkan tanpa paksaan atau tekanan. ,. Pengungkapan ba!-a pendonor tidak mendapatkan keuntungan berupa uang atau materi karena menyepakati untuk menjadi pendonor. C. $erupakan !al yang dapat diterima ba!-a pendonor akan mendapatkan penggantian untuk pengeluaran biaya perjalanan dalam jumla! terbatas dan menerima bantuan nafka! dan>atau akibat !ilangnya pendapatan bagi pendonor yang bekeja. 9. 2valuasi psikososial pada calon pendonor !arus dilengkapi ole! seorang a!li psikologi atau psikiatri

24
6. A. /. Harus dilakukan pengungkapan prosedur lain yang setara atau rencana pengobatan bagi calon pendonor dan penerima %termasuk terdapatnya keadaan calon penerima yang mengancam ji-a'. kan diselenggarakan valuasi kemampuan calon pendonor untuk mema!ami proses pendonoran %termasuk prosedur risiko pembeda!an yang menyertai pendonor maupun penerima dan kemungkinan !asilnya'. Pema!aman dari pendonor ba!-a ia tidak mendapatkan keuntungan medis dari prosedur pendonoran melalui tindakan operasi. Hal ini termasuk pula pema!aman dari pendonor ba!-a selain !atinya yang akan diangkat, kantung empedunya juga akan diangkat sebagai bagian dari prosedur dan tidak ada konsekuensi jangka panjang untuk !al ini. Pengungkapan ba!-a Pusat 4ransplantasi akan melaporkan informasi tindak lanjut pendonor !idup setidaknya selama dua ta!un setela! transplantasi !ati, jika diperlukan.

G. c.

Split Split sumbangan melibatkan transplantasi !ati dari individu yang baru saja mati untuk dua penerima. Hal ini dimungkinkan jika penerima cocok berikutnya orang de-asa dan anak*anak. Hati sumbangan akan dibagi menjadi lobes kiri dan kanan. .e-asa biasanya menerima lobus benar lebi! besar dan anak akan menerima lobus kecil kiri. Seperti !idup donor transplantasi, bagian ditransplantasikan !ati tumbu! kembali ke ukuran asli ole! regenerasi. $etode ini menguntungkan dua orang pada satu -aktu. &era5atan &asien &ost +ransplantasi /ati Setela! transplantasi !ati pasien biasanya diperbole!kan untuk memuli!kan diri di unit pera-atan intensif sebagai operasi besar. Beberapa pasien mungkin perlu ventilator untuk dibantu bernapas. @ntravena cairan, antibiotik dan gi)i support diperlukan untuk sebagian besar pasien. Pasien mungkin meninggalkan @35 dalam beberapa !ari dan tetap di ra-at di ruma! sakit selama dua sampai tiga minggu lagi sebelum diperbole!kan untuk pulang. Pemuli!an di ruma! adala! biasanya lebi! lama dan banyak proses yang lambat. $ungkin diperlukan -aktu tiga sampai enam bulan sebelum orang dapat kembali bekerja normal dan kegiatan. a. Pemberian immnunosupresan Setela! !ati dari donor ditransplantasi ke penerima, tubu! merasakan sebagai jaringan asing dan timbul reaksi kekebalan ter!adap itu. @ni dapat sangat merusak !ati baru dan disebut graft penolakan reaksi. 5ntuk mencega! !al ini, ada obat yang disebut immunosuppressants. @ni menekan kekebalan dan mencega! menyerang !ati baru. Bisiko penolakan tertinggi dalam tiga bulan pertama setela! transplantasi. .osis tinggi immunosuppressants diresepkan a-alnya. .osis secara berta!ap dikurangi tapi masi! cukup tinggi untuk menekan kekebalan dan mengakibatkan efek samping yang tidak menyenangkan. da dua jenis utama obat*obatan atau immunosuppresants. Nang paling umum adala! kortikosteron dan lain*lain calcineurin in!ibitor. 1. (ortikosteron bekerja dengan mencega! gen sel untuk melepaskan ba!an kimia yang dapat menyerang jaringan asing atau infeksi. (ortikosteroid yang digunakan secara luas pada pasien transplantasi !ati adala! Prednisolon. @tu diberikan secara lisan dan memiliki berbagai macam efek samping bila digunakan selama -aktu yang lama. @ni termasuk" a' 5lcers mulut b' kelema!an otot c' memburuknya diabetes d' tekanan dara! tinggi e' retensi cairan f' tanda kulit g' =steoporosis !' katarak 2. @n!ibitor calcineurin bekerja dengan memblokir efek protein yang disebut calcineurin. 3alcineurin biasanya bekerja dengan mengaktifkan sejenis sel dara! puti! yang diketa!ui sebagai sel t mela-an penyerbu asing seperti infeksi. =bat*obatan yang umum digunakan kelas ini adala! siklosporin dan 4akrolimus. @ni diberikan sebagai pil. Siklosporin menyebabkan efek samping seperti" a' $ati rasa kesemutan b' $ual c' $unta! d' (e!ilangan nafsu makan e' Hipertensi atau tekanan dara! tinggi

1.".3.

25
f' Pusing g' Sakit kepala !' &etaran i' =tot kram dan nyeri j' Pertumbu!an rambut peningkatan pada kulit 4akrolimus dapat menyebabkan" a' @nsomni b' 4ekanan dara! tinggi c' &etaran d' .iare e' (ebingungan f' (ecemasan g' Serangan !' Bambut rontok i' Buam kulit dan rasa gatal .i samping obat ini berinteraksi dengan obat*obatan dan rempa!*rempa!, dan pera-atan !arus diambil. $eskipun efek samping, dosis obat*obatan tidak dapat dikurangi atau mereka tidak dapat di!entikan tanpa nasi!at medis. Semua immunosuppressants mengurangi kemampuan tubu! untuk mela-an infeksi dan orang mungkin beresiko infeksi serius. b. Begular c!eck*up dan tindakan pencega!an Setela! transplantasi ada peningkatan risiko penyakit jantung dan penyakit jantung koroner. @ni perlu diantisipasi dari a-al. Setela! operasi biasa tes dara! yang diperlukan untuk meli!at jika !ati baru berfungsi secara memadai. Penerima transplantasi mungkin pada risiko yang lebi! besar untuk fraktur tulang karena gi)i buruk sebelum transplantasi, penyakit !ati kronis atau jangka panjang penggunaan steroid. 5ntuk memeriksa ini tes kepadatan tulang mungkin diresepkan. .iet Pasien yang dianjurkan untuk makan makanan yang se!at, meng!indari alko!ol dan merokok setela! operasi. +utrisi penting untuk penyembu!an luka dan cepat kembali ke fungsi normal. Berat badan, gula dara! tinggi atau kolesterol !arus di!indari dan dikoreksi sedini mungkin karena ini mungkin merusak !ati baru. Bantuan konsultan diet mungkin penting untuk merancang rencana nutrisi. Penanganan makanan yang aman sangat penting untuk semua orang k!ususnya bagi pasien transplantasi !ati. Pasien ini berada pada risiko yang lebi! tinggi dari infeksi yang bertalian dengan makanan. Semua makanan !arus benar*benar dicuci dan dimasak sebelum konsumsi. Pasien yang dianjurkan untuk meng!indari daging menta! atau matang, ikan %sus!i, tiram', unggas, atau telur. $akanan kaleng atau tinned !arus digunakan sesuai dengan tanggal. Semua susu, keju, dan jus bua! yang dikonsumsi !arus dipasteurisasi. $akanan !arus disimpan sesuai kebutu!an su!u dan kondisi dan tangan dicuci sebelum setiap makan dan sebelum dan setela! menyiapkan makanan dan terutama setela! menyentu! daging menta!, ikan atau unggas. 6ati!an 6ati!an teratur membantu kegiatan normal kembali cepat setela! operasi besar. 6ati!an a-alnya +amun, !arus dia-asi dan seperti yang ditentukan untuk mencega! komplikasi tertunda penyembu!an kerusakan suture. 6ati!an mungkin mulai dengan bantuan terapis fisik. (embali ke kegiatan normal (ebanyakan orang mungkin kembali ke pekerjaan, sekola!, atau kegiatan normal dalam -aktu 2*, bulan setela! operasi. Hal ini sering membantu untuk kembali pada paru! dan meningkatkan jam perla!an*la!an sebagai kenaikan tingkat energi. Sebagian besar pasien dapat melanjutkan mengemudi dalam C*6 minggu setela! transplantasi tetapi ini tergantung pada kese!atan umum pasien. (ebanyakan orang bisa memiliki ke!idupan seks normal setela! transplantasi !ati. $enunggu biasa 6*/ minggu sebelum melanjutkan aktivitas seksual dianjurkan karena mungkin ada stres pada otot*otot perut. Pasien ini adala! pada risiko yang lebi! tinggi menular seksual

c.

d.

e.

26
dan yang disarankan !ubungan monogami, menggunakan kondom lateks dan tindakan pencega!an lainnya. .isarankan ba!-a perempuan meng!indari ke!amilan ta!un pertama setela! transplantasi. $etode kontrasepsi peng!alang menggunakan kondom lateks dengan spermicidal jeli atau krim dianjurkan. Pil atau metode kontrasepsi !ormon !arus didiskusikan dengan dokter ini dapat merusak !ati Perjalanan !arus dilakukan setidaknya 6*12 bulan setela! operasi terutama jika itu suatu tempat jau!. Haksinasi, obat*obatan dll penting sebelum mempertimbangkan liburan. Banyak pusat* pusat menyarankan ba!-a pasien memakai kalung $edic*tanda atau gelang se!ingga mereka dapat diidentifikasi sebagai penerima transplantasi jika terjadi kecelakaan dan>atau jika pera-atan darurat yang diperlukan. Skrining (elompok yang beresiko untuk mengidap kanker !ati didefinisikan dengan baik dan skrining ditargetkan pada kelompok ini. 4ujuannya adala! mencoba mendeteksi kanker pada ta!ap dini ketika operasi masi! mungkin untuk peyembu!an. Berdasarkan pedoman .epartemen (ese!atan Singapura, pasien dengan !epatitis*B atau pemba-a !epatitis*3 atau diketa!ui memiliki liver sirosis akan mendapat manfaat dari test #P an pemeriksaan 5S& secara teratur. 4es ini biasanya dilakukan dengan jangka 6 bulan interval tergantung dari tingkat kepara!an kerusakan !ati, seperti sirosis. 4 B26 2 Pera-atan standar pasien setela! transplantasi !ati Problem cause Benda! !emoglobin %Hb' tingkat !emodilusi dari (e!ilangan dara! koloid atau %HPbert et al, 1GGG'. administrasi kristaloid 2lektrolit ketidakseimbangan transfusi sel dara! mera! (e!ilangan cairan insensible .isfungsi ginjal Pemuli!an sel !ati

f.

intervention Pemberian sel dara! mera! untuk mencapai Hb Q Ag > 6 mati luka dan saluran lokasi untuk perdara!an. Pemantauan berkala kadar elektrolit. 4amba!an untuk tingkat renda! fosfat, kalium dan magnesium %Benten et al 200G'. pemantauan !emodinamik. 3airan dan pemberian vasopressor. Pemantauan keseimbangan cairan. (adar kreatinin !arian untuk memantau fungsi ginjal %Benton et al 200G'. (oloid atau kristaloid Pemberian untuk mencapai tekanan dara! yang memadai Peng!indaran administrasi larutan Hartmann. Pemantauan gas dara! rutin untuk tingkat laktat 4eknik pengendalian infeksi yang ketat ole! semua anggota tim multidisiplin. ntibiotik profilaksis, antijamur dan antivirus mungkin diperlukan

,enal dysfun.tion

Hipoperfusi ginjal Peri*operatif Pre operatif .isfungsi renal

Peningkatan %;2mmol'

serum

laktat

Hipoperfusi jaringan akibat cairan dan ke!ilangan dara! 6iver disfunction Benal dysfunction disfungsi !ati Perangkat invasif, kateter dan luka. Pemberian obat imunosupresif

@nfeksi

4 B26 , Saran kese!atan bagi pasien setela! transplantasi !ati saran rational

27
Hindari jus bua! anggur dan jus jeruk seville Hindari vaksinasi !idup Hindari berjemur dan menggunakan tabir surya faktor perlindungan yang tinggi Hindari daging menta!, ikan dan produk susu yang tidak dipasteurisasi Hubungi &P jika ada peruba!an kese!atan gen imunosupresif !anya bole! diuba! atau disesuaikan ole! dokter yang berpengalaman !ati $engganggu metabolisme beberapa obat imunosupresif Bisiko mengembangkan infeksi aktif Peningkatan risiko mengembangkan karsinoma kulit $eningkatkan resiko infeksi $anfaat jangka kese!atan jangka panjang biasanya lebi! baik pada pasien sebelumnya diperlakukan

Anda mungkin juga menyukai