Anda di halaman 1dari 78

LAPORAN DIAGNOSIS KOMUNITAS

PENGETAHUAN TENTANG VENTILASI RUMAH


PADA KELUARGA BINAAN RT/RW 001/006 DESA TANJUNG PASIR,
KECAMATAN TELUK NAGA, KABUPATEN TANGERANG,
PROVINSI BANTEN




Kelompok VI
INTAN SARI WIBAWA (1102006130)
AULYA NOVALDY (1102008048)
JULIAN PRATAMA (1102008127)
PARAMA PUTRI K (1102008187)
AFDA NAKITA (1102009013)
ARANI NADHIRA (1102009039)

Pembimbing :
DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes
dr. Taufit Wirawan
dr. Dwi Yanto


KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
FEBRUARI 2014
1

BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 GAMBARAN UMUM DESA
1.1.1 Gambaran Umum Desa Secara Geografis
Desa Tanjung Pasir terletak di utara dari Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten yang merupakan daerah pesisir pantai dan mempunyai luas
wilayah 564,25 hektar dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian satu
meter dari permukaan laut dengan suhu udara 30
0
-37
0
C.
Luas wilayah terdiri dari sawah seluas 79 hektar, daratan seluas 108,185 hektar
dan empang seluas 377,065 hektar. Pada daratan terdiri dari dua hektar pemakaman
umum. Batas-batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar 1.1
adalah sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.
b. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung.
c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara.
d. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo, dan Pangkalan.











Gambar 1.1 Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir

Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah
Kecamatan Teluk Naga. Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten,
mempunyai luas wilayah 4.763.198 ha (47,631 km
2
). Terdiri dari luas daratan 2.170.120
ha dan sawah 2.593.078 ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter dengan
2

curah hujan rata-rata 24 mm/tahun. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tangerang sekitar 47
km. Batas batas wilayah Kecamata Teluknaga adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah laut Jawa
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Tangerang/Kecamatan Neglasari
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sepatan/Pakuhaji

Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus berada di wilayah Kecamatan Teluk Naga
bagian utara yang terdiri dari enam desa binaan yaitu desa Pangkalan, Tanjung Burung,
Tegal Angus, Tanjung Pasir, Muara dan Lemo.











Gambar 1.2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus

Puskesmas Tegal Angus terdapat di:
a) Desa Tegal Angus, Jl Raya Tanjung Pasir, Kode Pos 15510.
b) Status kepemilikan Tanah : Tanah Pemkab
c) Batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa
d) Batas wilayah sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi
e) Batas wilayah sebelah Selatan berbatasan dengan desa Kampung Melayu
f) Batas wilayah sebelah Barat dengan desa Pakuhaji




3

Prasarana perhubungan dan pengairan di Kecamatan Teluk Naga dihubungkan oleh:
A. Jalan
Panjang jalan yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Naga sepanjang 108
km,dengan klasifikasi sebagai berikut :
1. Berdasarkan status
a. Jalan Propinsi : 9,5 km
b. Jalan Kabupaten : 5 km
c. Jalan Desa : 93,5 km
2. Berdasarkan kondisi fisik
a. Jalan hotmik : 17,5 km
b. Jalan aspal : 67 km
c. Jalan tanah : 14,5 km
B. Jembatan
a. Jembatan besi : 1 km
b. Jembatan beton : 7 km
C. Sungai/kali
Sungai / kali yang mengalir di wilayah Kecamatan teluknaga adalah sungai
Cisadane dengan panjang saluran sejauh 12 km
1. Irigasi/Pengairan: Pengairan dapat mengairi sawah seluas 20.593.649 ha.
2. Bendungan air/Dam: dapat digunakan Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM)
yang menjadi salah satu sumber air bersih yangdimanfaatkan masyarakat.

1.1.2 Gambaran Umum Desa Secara Demografi
1.1.2.1 Situasi Kependudukan
Desa Tanjung Pasir terdiri dari enam kepala dusun, 14 Rukun Warga (RW), dan 34
Rukun Tetangga (RT) yang dapat dilihat pada gambar 1.2. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2010 jumlah penduduk di wilayah Desa Tanjung Pasir adalah 10.225
jiwa terdiri dari 4.115 jiwa laki-laki dan 6.110 jiwa perempuan.

1.1.2.2 Jumlah Penduduk
Kepadatan penduduk rata-rata 1,625 jiwa/km2. Dengan jumlah rumah tangga 1.4853
dan rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga adalah 3.7 jiwa. Berdasarkan data dari Kecamatan
Teluk Naga pada tahun 2012 jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus
adalah 53,831 jiwa yang tersebar di 6 desa seperti yang tercantum di tabel 1.1 dibawah ini :
4

Tabel 1.1Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga Dan
Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan
Sumber : Data BPS Kecamatan Teluk Naga Tahun 2013

Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskemas
Tegal Angus dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
dan Kelompok Umur Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012
No. KELOMPOK UMUR
(TAHUN)
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-
LAKI
PEREMPUAN LAKI-LAKI +
PEREMPUAN
1 2 3 4 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
2,702
2,657
2,896
2,980
2,910
2,877
2,336
2,505
2,511
2,563
2,895
2,960
2,790
2,153
5,207
5,168
5,459
5,875
5,870
5,667
4,489
No. Desa/Kel
Luas
Wilayah
(km
2
)
Jumlah
R
a
t
a
-
R
a
t
a

J
i
w
a
/

R
u
m
a
h

K
e
p
a
d
a
t
a
n

P
e
n
d
u
d
u
k

(
k
m
2
)

P
e
n
d
u
d
u
k

(
J
i
w
a
)

P
e
n
d
u
d
u
k

M
i
s
k
i
n

(
J
i
w
a
)

R
T

R
W

R
w

K
K

R
u
m
a
h

1. Lemo 3,61 6,682 734 32 15 648 1408 10.31 1850.97
2. Muara 5,14 3,566 490 22 6 496 793 7.19 693.77
3. Pangkalan 7,54 16,888 1,495 35 11 4132 3229 4.08 2239.79
4. Tj. Burung 5,24 7,699 740 16 8 2473 1572 3.10 1463.55
5. Tj. Pasir 5,64 9,513 1,348 31 18 1,787 2319 5.32 1686.70
6. Tegal Angus 2,83 9,513 1,081 23 7 2879 1895 3.30 3361.48
Jumlah 30,02 53,831 5,889 139 45 12,415 10,745 4.33 1794
5

8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75+
1,994
1,704
1,401
1,135
741
546
337
252
203
1,888
1,613
1,262
925
656
533
318
281
307
3,882
3,317
2,663
2,060
1,397
1,079
655
533
510
JUMLAH 27,671 26,160 53,831
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang 2012

1.2.2.3 Lapangan Pekerjaan Penduduk
Lapangan pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus cukup
beragam, hal ini berhubungan dengan geografis kecamatan Teluk Naga dimana terdapat
persawahan dan berbatasan dengan laut serta daerah kota Tangerang dan akses ke daerah
Jakarta.

6

Tabel 1.3. Lapangan Pekerjaan Penduduk Desa Tegal Angus
















Sumber : Profil Puskesmas Tegal Angus 2012

2.2.4 Tingkat Pendidikan
Aspek pendidikan merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi kualitas
kehidupan penduduk di wilayah Kecamatan Teluk Naga.Tingkat pendidikan diwilayah kerja
Puskesmas Tegal Angus masih rendah,dari jumlah 53.831 penduduk hanya sebagian kecil
yang mengenyam pendidikan seperti terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel1.4 Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Jenjang Pendidikan
di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

No. Jenjang Pendidikan Jumlah
1. Tidak/belum tamat SD 12598
2. SD/MI 15738
3. SLTP/MTS 4060
4. SLTA/MA 3601
5. AK/Diploma 159
No. Lapangan Kerja Penduduk Jumlah
1. Buruh 4592
2. Buruh industri 13757
3. Industri rakyat 13536
4. Nelayan 386
5. Pedagang 6373
6. Pengangguran 4004
7. Pensiunan PNS 45
8. Pensiunan TNI/POLRI 43
9. Perangkat Desa 141
10. Pertukangan 4109
11. Petani pemilik 13316
12. Petani penggarap 6063
13. PNS 222
14. TNI/POLRI 65
7

6. Universitas 130
Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus, 2012

1.2.2.5 Sarana dan Prasarana
1. Gedung Puskesmas yang terdiri dari:
a. Ruang Kepala Puskesmas : 1 Ruang
b. Ruang TU : 1 Ruang
c. Ruang Dokter : 1 Ruang
d. Ruang Aula : 1 Ruang
e. Ruang Imunisasi : 1 Ruang
f. Ruang Loket : 1 Ruang
g. Ruang Apotik : 1 Ruang
h. Ruang BP umum : 1 Ruang
i. Ruang BP Anak : 1 Ruang
j. Ruang BP Gigi : 1 Ruang
k. Ruang KIA/KB : 1 Ruang
l. Ruang Gizi : 1 Ruang
m. Ruang Gudang Obat : 1 Ruang
n. Ruang TB : 1 Ruang
o. Ruang Lansia : 1 Ruang
p. Ruang Kesling : 1 Ruang
q. Ruang Perpustakaan : 1 Ruang
r. Ruang Mushola : 1 Ruang
s. Ruang Bidan : 1 Ruang
t. Dapur : 1 Ruang
u. Ruang Gudang Perkakas : 1 Ruang

2. Bidan di Desa : 6 orang

3. Posyandu 45 buah, terdiri dari :
a. Tegal Angus : 7 Posyandu
b. Pangkalan : 10 Posyandu
c. Tanjung Burung : 7 Posyandu
d. Tanjung Pasir : 9 Posyandu
8

e. Lemo : 6 Posyandu
f. Muara : 6 Posyandu

4. Pembinaan UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat) :
a. Jumlah Posyandu : 45 buah
b. Jumlah Kader Posyandu di bina : 225 orang
c. Jumlah kader dasa wisma dibina : 34 orang
d. Jumlah TOMA (Tokoh Masyarakat) dibina : 60 orang

5. Sarana Sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus

Tabel 1.5 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja
Puskesmas Tegal AngusTahun 2012
No
Nama Desa JUMLAH SEKOLAH
PAUD TK RA SD MI SMP MTs SMA SMK MA
1 Pangkalan 1 2 0 5 1 2 1 0 1 0
2 Tj. Burung 1 0 0 2 1 0 0 0 0 0
3 Tegal Angus 0 1 0 2 2 2 1 1 0 0
4 Tj. Pasir 0 2 0 2 1 0 1 0 0 0
5 Muara 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0
6 Lemo 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0
Puskesmas 1 3 0 12 4 2 2 1 0 0

Sarana pelayanan kesehatan wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 1.6. Sarana Pelayanan Kesehatan
No. Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah
1. Apotik 0
2. Balai pengobatan/klinik 1
3. Polindes 0
4. Posbindu 6
5. Poskesdes 1
9

6. Posyandu 45
7. Praktek dokter (perorangan)
Dokter umum 7
Dokter gigi 0
Dokter spesialis 0
8. Puskesmas 1
9. Puskesmas keliling (pusling) 1
10. Puskesmas pembantu (pustu) 0
11. Rumah Sakit Bersalin 0
12. Rumah Sakit Jiwa 0
13. Rumah Sakit Khusus Lainnya 0
14. Rumah Sakit Umum 0
15. Toko obat 0
Sumber : Data BPS Kecamatan Teluk Naga Tahun 2012

1.2.2.6 Kesehatan
Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan Instansi terkait, dalam hal ini Puskesmas
untuk pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain :
1. Peningkatan Gizi keluarga
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang ada di setiap posyandu,
pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.
2. Pencegahan penyakit, Vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi polio bagi Balita,
pemberian vitamin A.
3. Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah dengue, Flu Burung,
Chikungunya, dan sejenisnya.
4. Penanganan bagi Balita yang kekurangan Gizi dengan memberikan susu dan makanan
yang bernutrisi
5. Penyuluhan Kessehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan
dengan membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan sekitarnya.
6. Pemanfaatan dengan ditanami sayur mayor dan tanaman Obat keluarga (TOGA),
tabulapot dan Tabulakar.

10

Sebagai penunjang kegiatan tersebut, dibutuhkan sarana kesehatan yang tersedia di
Desa Tanjung Pasir :
1. Poskesdes : 1 unit
2. Pos KB Keluarga : - unit
3. Posyandu : 6 unit
4. Pos Mandiri : - unit
5. Klinik Bersalin/BKIA : - unit
6. Praktek dokter/Bidan : 4 unit
7. Praktek Bidan : 4 unit
8. Paraji : 4 orang
9. Keluarga Berencana : - orang
a. Jumlah Pos/ Klinik KB : - unit
b. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) : 334 Pasang
c. Jumlah Akseptor KB :
1. Pil : 127 orang
2. IUD : 14 orang
3. Kondom: - orang
4. Suntik : 190 orang
5. Implan : 13 orang

1.2.2.7 Ketenagaan Puskesmas Tegal Angus
Staf Puskesmas Tegal Angus berjumlah 30 orang dengan status ketenagaan seperti
tercantum dalam tabel dibawah ini :
Tabel 1.7. Kategori Tenaga di Puskesmas Tegal Angus
No. Kategori Tenaga
Status
Jumlah
PNS PTT/TKK Lain-Lain
1. Dokter Gigi 1 0 0 1
2. Dokter Umum 3 0 0 3
3. AKBID 4 6 1 11
4. AKPER 1 0 0 1
5. D3 Gizi 1 0 0 1
6. D3 Kesling 0

0 0 0
7. Bidan 4 0 0 4
11

8. Perawat 3 2 1 6
9. Pekarya 1 0 0 1
10. Honor 0 0 2 2
JUMLAH 18 8 4 30
Sumber : Ketata Usahaan Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

1.2.2.8 Ketersediaan Pekarangan
Desa Tanjung Pasir merupakan sebuah desa nelayan yang ada di wilayah Banten, di
desa ini tanaman yang dapat tumbuh amat terbatas hal ini dikarenakan kondisi air yang
berkadar garam tinggi dan tanah yang mengandung pasir amat menyulitkan untuk
bertanaman sayuran, tanaman obat maupun tanaman buah-buahan. Mengingat kondisi ini
maka Direktorat Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat melakukan
pengamatan dan menyimpulkan bahwa warga di Desa Tanjung Pasir melirik pekarangan
yang dapat dimanfaatkan dalam berbudidaya sayuran. (Puskesmas,2011)
Pada saat ini, desa Tanjung Pasir dijadikan sebagai percontohan dan pembelajaran
agar budidaya sayuran dapat dilakukan juga di tingkat rumah tangga untuk mengurangi
pengeluaran akan kebutuhan pangan namun dapat meningkatkan pendapatan keluarga.

1.2.2.9Transportasi
Sarana transportasi masyarakat Desa Tanjung Pasir dengan menggunakan angkutan
umum, ojek motor,becak serta sepeda. angkutan umum, ojek motor,becak serta sepeda

1.2 Gambaran Keluarga Binaan
1.2.1 Denah Lokasi Keluarga Binaan
Keluarga binaan berada di RT/RW 001/006 Desa Kampung Empang, Kecamatan
Teluk Naga Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Terdiri dari keluarga Ny Erna,
Tn.Hanafi, Tn.Usman, Tn Ande Wijaya, Tn Sali. Adapun lokasi pemukiman keluarga binaan
adalah sebagai berikut :
12

2
Gambar 1.3 Denah lokasi rumah keluraga binaan RT 001 RW 006

1.2.2.1 Keluarga Ny Erna
1. Ny. Erna Kepala
keluarga
P 25 SD Ibu Rumah
Tangga
2. An. Novi Anak pertama P 4 - -
3. Jenal Ponakan L 15 SD -

Keluarga Ny. Erna bertempat tinggal di Kampung Empang RT 001/RW 006 Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari
Ny, Erna sebagai kepala keluarga dengan seorang putri yang bernama Novi dan seorang
ponakan laki laki anak dari kakak ibu erna yang bernama jenal.
Ny. Erna, berusia 25 tahun, tidak bekerja dengan penghasilan berkisar antara Rp.
100.000,00 Rp 200.000,00 per bulan ditambah dengan beras 5 liter tiap bulannya yang di
peroleh dari kakak ibu erna yang berjualan di pasar. Pendapatan Ny. Erna digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air PAM, makanan, jajan anaknya
dan lain-lain.
Ny. Erna mampu membaca dan menulis karena dia sempat mengenyam pendidikan
hingga kelas 6 SD. Ponakan Ny. Erna mampu membaca dan menulis hingga kelas 6 SD,
namun Ny. Erna hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ny Erna mengurusi anaknya Novi
s
d

Ayam
3
4
5
Tn Hanafi
Ny. Erna
Tn Usman
Tn. Ande Wijaya
Tn. Sali
13

sendiria dikarenakan suaminya Tn. Yoto sudah menceraikannya selama ini untuk biaya hidup
Ny. Erna mengandakan kakaknya saja yang berjualan di pasar.
Anak pertama pasangan Ny. Erna adalah seorang perempuan, bernama Novi yang
saat ini usianya 4 tahun. Saat hamil novi Ny. Erna hanya memeriksakan kandungannya 1 kali
saat usia kehamilan 7 bulan, Ny. Erna memeriksa kehamilan di bidan yang dekat rumahnya
dan saat memeriksa kehamilan Ny. Erna mendapat vitamin. Setelah itu Ny. Erna kembali ke
bidan saat Ny. Erna melahirkan anak pertama dari Tn. Yoto Anak Ny. Erna sejak lahir tidak
pernah di beri ASI dan mengandalkan susu formula yang dibelikan oleh kakaknya . Imunisasi
yang sudah pernah diberikan ke Novi hanya BCG yang di suntikan di tangan dan terdapat
skar pada lengan kanan Novi.
Di dalam keluarga Ny. Erna ponakannya mempunyai kebiasaan merokok di dalam
rumah, menghabiskan rokok sebanyak satu bungkus perhari. Jika jenal merokok anggota
keluarga seperti Ny.Erna dan anaknya bernama Novi Tidak pernah menghindar, Menurut
Ny,Erna jika menghindar takut jenal marah.
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya membeli obat ke
warung. Dan apabila tidak sembuh mereka pergi berobat ke Dokter Cecep yang perakteknya
dekat rumah. Keluarga Ny. Erna jarang sekali berobat ke Puskesmas. Penyakit yang sering
diderita anggota keluarga hamper tidak pernah dirasakan.
Keluarga Ny.Erna tinggal di rumah mereka, dengan luas tanah sekitar 30 m
2
dan luas
bangunan berukuran 5 m x 9 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari
satu ruang tamu berukuran 3 m x 2 m, Tiga kamar tidur masingmasing berukuran 2 m x 2 m
dan 2m x 2 m, ruang dapur dan kamar mandi yg menjadi satu dengan ukuran 5 m x 3 m,
untuk ukuran kamar mandi sendiri berukuran 1 m x 2 m.Tanpa ada WC untuk Buang air
besar Rumah ini terletak di tengah pemukiman pesisir pantai. Sebagian ruangan di dalam
rumah ini berlantaikan keramik, tanah dan beratapkan genteng. Dinding rumah tembok di
semua dinding bagian dalam rumah.
Untuk ventilasi, rumah ini memiliki dua jendela di samping pintu masuk yang
berukuran 0,3 m x 0,5 m. Namun jendela tersebut tidak berfungsi sebagai ventilasi untuk
aliran keluar masuk udara namun hanya untuk sinar matahari masuk ke dalam rumah.
Adapun dua jendela di depan kamar utama mereka tidak bias di buka karna dibuat permanen
Keluarga ini memiliki kamar mandi yang berada di dekat dapur. Menurut keluarga
Ny. Erna keluarganya menggunakan kamar mandi ini hanya untuk mandi dan membuang air
kecil. Kamar mandi dan dapur rumah Ny. Erna tersebut memiliki sumber air dari air yang
mereka beli, yang digunakan untuk mandi, mencuci piring, dan memasak air minum. Dalam
14

sehari, keluarga tersebut menghabiskan air PAM yang disalurkan melalui penampungan air
yang ada di depan rumah Ny. Erna, masing-masing jerigen memiliki kapasitas sekitar 15-20
liter. Satu gerobak yang berisi 6 jerigen air PAM ini seharga Rp. 2000,00.
Sedangkan untuk memasak Ny. Erna menggunakan dapur di dalam rumahnya yang
mempunyai ventilasi hanya berukuran 0.5 m x 2 m. Ny. Erna memasak makanannya dengan
menggunakan kompor gas kecil. Ketika memasak, asap makanannya tetap berada di rumah,
ini dikarenakan ventilasi tidak tersedia. Dalam 1 minggu Ny.Erna menjemur kasur dan bantal
1 kali
Keluarga Ny. Erna tidak memiliki pekarangan untuk membakar sampah sehari-hari.
Sampah-sampah dikumpulkan dan dibuang di tempat pembuangan akhir yang berada di tepi
empang di dekat rumahnya yang berjarak kurang dari 6 meter, lalu dibakar.


Denah Keluaarga Ny. Erna

DAPUR
KAMAR 2
KAMAR 1
TAMPAK BELAKANG
RUANG TAMU
DAN RUANG
KELUARGA
5 METER
9 METER
TAMPAK DEPAN
TEMPAT MANDI
KAMAR 3
u
15

Tabel 1.18 Faktor Internal Keluarga Ny. Erna
No. Faktor Internal Permasalahan
1. Kebiasaan Merokok Jenal mengkonsumsi rokok 1 bungkus sehari.
2. Olah raga Keluarga Ny. Erna tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga.Bahkan hampir tidak pernah
melakukan olahraga.
3. Pola Makan Ny. Erna memasak sendiri dengan komposisi
makanan mengkonsumsi nasi, tahu, tempe, telur a,
dan jarang disertai sayur, buah-buahan, dan jarang
minum susu.kalaupun makan daging ketika
anaknya meminta saja
4. Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka pergi membeli obat
diwarung. Apabila tidak sembuh, mereka baru
berobat ke Dokter.
5. Menabung Kalau ada uang lebih dari penghasilannya di
tabung seberapa yang ada.
6. Aktivitas sehari-hari a. Ny. Erna bekerja sebagai ibu rumah tangga
b. Jenal tidak bekerja.

Tabel 1.19 Faktor Eksternal Keluarga Ny. Erna
No Kriteria Permasalahan
1.

Luas Bangunan Luas rumah 5 m x 9 m
2
dengan lantai sebagian
semen, dan tanah
2.




Ruangan dalam rumah

Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 3 m x
2 m, tiga kamar tidur masingmasing berukuran 2
m x 2 m, 2m x 2m dan 2m x 2 m, ruang dapur dan
kamar mandi yg menjadi satu dengan ukuran 5 m x
3m, untuk ukuran kamar mandi sendiri berukuran 1
m x 3 m.
3.


Ventilasi Keluarga tidak memiliki ventilasi, hanya pintu
yang dibuka sebagai aliran masuknya udara.
16

4. Pencahayaan a. Terdapat dua 1 jendela berukuran 0,3 m x 0,5
m pada bagian depan rumah, tetapi jendela
tidak bias dibuka, hanya kaca saja.
b. Terdapat jendela pada kamar.
c. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 2
berwarna kuning. 1 berwarna putih.
5. MCK a. Tidak memiliki jamban, kalau ingin BAB
keluarga Ny. Erna mencari jamban Umum dan
setelah BAB di bersihkan di rumah .
6. Sumber Air Menggunakan air PAM, keluarga ini membeli air
yang di jual di dekat rumahnya. Biasanya sehari
menggunakan 4 jeregen untuk mandi, masak,
minum.
7. Saluran pembuangan limbah Limbah rumah tangga cair di buang ke lubang
yang mereka buat di bagian belakang rumah
8. Tempat pembuangan sampah Sampah rumah tangga dibuang di depan rumah.
Sampah ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup
banyak lalu dibakar di depan rumah.
9. Lingkungan sekitar rumah Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah
tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga
Ny. Erna masih banyak sampah yang berserakan
dikarenakan penduduk sekitar kurang peduli
dengan lingkungannya. Masih banyak tetangganya
yang membuang sampah di pekarangan rumah.

1.2.2.2. Kelurga Tn Hanafi
1. Tn. Hanafi Kepala
keluarga
L 55 Tidak
sekolah
Nelayan
2. Ny. Sapinah Istri P 46 Tidak
sekolah
Ibu Rumah
Tangga
3. Ny. Siti
Hamidah
Anak pertama P 25 SD Ibu Rumah
Tangga
17

4. Meninggal
dalam
kandungan
Anak kedua - - - -
5. Tn Zainal
Abidin
Anak ketiga L 19 SD Nelayan
6. An. Anas (+) Anak keempat L 5 hari - -

Keluarga Tn. Hanafi bertempat tinggal di Kampung Empang RT 001/RW 006 Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari
Tn. Hanafi sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Sapinah dan
empat orang anak, anak pertama bernama Siti Hamidah dan anak kedua meninggal dunia
ketika masih di dalam kandungan, anak ketiga bernama Zainal Abidin, dan anak keempat
bernama Anas yang meninggal saat usia 7 hari.. siti Hamidah telah bersuami, suaminya
bernama Tn. Mahfud dan telah mempunyai 2 orang anak yang bernama Ziki berusia 5 tahun,
dan Dodi yang berusia 2 tahun
Tn. Hanafi, berusia 55 tahun, bekerja sebagai seorang nelayan dengan penghasilan
berkisar antara Rp. 300.000,00 Rp 350.000,00 per minggu. Pendapatan Tn. Hanafi
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air bersih untuk
mandi, memasak, minum, membali makanan,dan lain-lain. Begitu juga dengan anak
ketiganya Zainal Abidin bekerja sebagai nelayan dan penghasilan Rp 200.000,00 Rp
250.000,00 perminggu , tetapi penghasilan tersebut tidak rutin karena tidak setiap minggu
mereka bekerja.
Tn Hanafi tidak mampu membaca maupun menulis karena tidak sempat mengikuti
jenjang pendidikan. Istrinya Ny sapinah bias membaca dan menulis karena sempat bersekolah
sampai kelas 3 SD. Begitupun anak pertama dan ketiganya yaitu Siti Hamidah dan Zainal
Abidin mapu membaca serta menulis karena mrekea mengenyam pendidikan hingga lulus
SD. Pasangan ini menikah saat berusia 25 dan 19 tahun.
Keluarga Tn. Hanafi memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Sapinah
memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah
nasi, sayur, tahu, tempe dan ikan. keluarga tn Hanafi selalu makan sayur setiap harinya, dan
ikan hasil dari pekerjaannya, namun jarang makan buah. Keluarga Tn Hanafi selalu mencuci
tangan sebelum makan.
18

Anak pertama pasangan Tn. Hanafi dan ny Sapinah adalah seorang perempuan,
bernama Siti Hamidah yang sekarang tinggal bersama suaminya di rumah yang terpisah dari
orang tuanya.. mempunyai dua anak yang bernama Ziki dan Dodi. Anaknya mendapat
imunisasi lengkap.
Anak kedua Tn Hanafi meninggal didalam kandungan karena telat ditolong
melahirkan ketika sudah mules-mules ingin melahirkan. Anak ketiga Tn Hanafi bernama
Zainal Abidin, berusia 19 tahun. Sekarang bekerja sebagai nelayan membantu ayahnya.
Tn. Hanafi beserta anak ketiganya mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah,
masing - masing menghabiskan rokok skira-kira sebanyak setengah bungkus perhari. Jika
mereka sedang merokok terkadang ny Sapinah pergi kedepan rumah untuk mencari udara
segar karena ny Sapinah tidak merokok.
Anak keempat Tn Hanafi meninggal dunia ketika usia 5 hari dikarenakan panas tinggi
kemudian kejang dan meninggal dunia. Semua anak Tn Hanafi lahir didukun kecuali anak
terakhir, lahir di bidan. Ny Sapinah mengatakan selalu datang ketika jadwal imunisasi
sehingga anak-anaknya mendapat imunisasi lengkap.
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya membeli obat ke
warung. Dan apabila tidak sembuh mereka pergi berobat ke Puskesmas terdekat. Ny sapinah
mengatakan sudah sering berobat ke puskesmas. Keluhan yang sering dirasakan adalah flu.
Dan anak ketiganya sering mengeluhkan sakit gigi.
Keluarga Tn. Hanafi tinggal di rumah mereka, dengan luas tanah sekitar 30 m
2
dan
luas bangunan berukuran 6 m x 5 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri
dari satu ruang tamu berukuran 2 m x 2 m, dua kamar tidur masingmasing berukuran 2 m x
1 m dan 1m x 1 m, ruang dapur dan kamar mandi yg menjadi satu dengan ukuran 3 m x 1 m,
untuk ukuran kamar mandi sendiri berukuran 1 m x 1 m. Rumah ini terletak di tengah
pemukiman pesisir pantai. Sebagian ruangan di dalam rumah ini berlantaikan keramik, tanah
dan beratapkan genteng. Dinding rumah anyaman bambu dan sebagian terbuat dari rotan di
semua dinding bagian dalam rumah.
Untuk ventilasi, rumah ini memiliki dua pintu di bagian depan dan belakang rumah
yang dibuka setiap pagi dan sore hari. Rumah ini tidak memiliki jendela.
Keluarga ini memiliki kamar mandi yang berada di dekat dapur. Menurut keluarga Tn.
Hanafi keluarganya menggunakan kamar mandi ini hanya untuk mandi dan membuang air
kecil. Untuk saluran pembuangannya melalui parit kecil yang mengarah ke empang. Untuk
BAB biasanya keluarga ini BAB di jamban umum yang berjarak kurang lebih 30m dari
rumahnya.
19

Kamar mandi dan dapur rumah Tn. Hanafi tersebut memiliki sumber air dari air yang
mereka beli, yang digunakan untuk mandi, mencuci piring, dan memasak air minum. Dalam
sehari, keluarga tersebut menghabiskan 4-5 jerigen air PAM, masing-masing jerigen memiliki
kapasitas sekitar 15-20 liter. Satu jerigen air PAM ini seharga Rp. 2000,00.
Sedangkan untuk memasak Ny. Sapinah menggunakan dapur di dalam rumahnya
yang tidak mempunyai ventilasi. Ny. Sapinah memasak makanannya dengan menggunakan
kompor minyak tanah. Ketika memasak, asap makanannya tetap berada di rumah, ini
dikarenakan ventilasi tidak tersedia.
Keluarga Tn. Hanafi tidak memiliki pekarangan untuk membakar sampah sehari-hari.
Sampah-sampah dikumpulkan dan dibuang di tempat pembuangan akhir yang berada di tepi
empang di dekat rumahnya yang berjarak kurang dari 5 meter, lalu dibakar.
Denah Keluarga Tn. Hanafi


KAMAR 2
KAMAR 1
TAMPAK BELAKANG
RUANG
KELUARGA DAN
RUANG TAMU
5 METER
6 METER
TAMPAK DEPAN
DAPUR

TEMPAT MANDI
u
20

Tabel 1.18 Faktor Internal Keluarga Tn. Hanafi
No. Faktor Internal Permasalahan
1. Kebiasaan Merokok Tn. Hanafi mengkonsumsi rokok 1/2 bungkus
sehari. Tn. Hanafi lebih sering merokok di dalam
rumah. Anaknya Zainal Abidin juga merokok
sebanyak bungkus perharinya.

2. Olah raga Keluarga Tn. Hanafi tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga.Bahkan hampir tidak pernah
melakukan olahraga.
3. Pola Makan Ny. Sapinah memasak sendiri dengan komposisi
makanan mengkonsumsi nasi, tahu, tempe, Ikan,
dan sayur. Mereka jarang makan buah dan hamper
tidak pernah minum susu.
4. Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka pergi membeli obat
diwarung. Apabila tidak sembuh, mereka baru
berobat ke Puskesmas.
5. Menabung Kalau ada uang lebih dari penghasilannya di
tabung seberapa yang ada.
6. Aktivitas sehari-hari c. Tn. Hanafi bekerja sebagai Nelayan
d. Ny. Sapinah bekerja sebagai ibu rumah tangga.
e. Zainal Abidin bakerja sebagai nelayan.

Tabel 1.19 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Hanafi
No Kriteria Permasalahan
1.

Luas Bangunan Luas rumah 6 m x 5 m
2
dengan lantai sebagian
semen, dan tanah
2.




Ruangan dalam rumah

Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 2 m x
2 m, dua kamar tidur masingmasing berukuran 2
m x 1 m dan 1m x 1 m, ruang dapur dan kamar
mandi yg menjadi satu dengan ukuran 3 m x 1 m,
untuk ukuran kamar mandi sendiri berukuran 1 m x
21

1 m.
3.


Ventilasi

Keluarga tidak memiliki ventilasi, hanya pintu
yang dibuka sebagai aliran masuknya udara.
4. Pencahayaan d. Terdapat dua 1 jendela berukuran 0,3 m x 0,5
m pada bagian depan rumah, tetapi jendela
tidak bias dibuka, lubang saja.
e. Tidak terdapat jendela pada kamar.
f. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 3
berwarna kuning.
5. MCK b. Tidak memiliki jamban, kalau ingin BAB pergi
ke jamban umum
6. Sumber Air Menggunakan air PAM, keluarga ini membeli air
yang di jual di dekat rumahnya. Biasanya sehari
menggunakan 4 jeregen untuk mandi, masak,
minum.
7. Saluran pembuangan limbah Limbah rumah tangga cair di buang ke parit yang
mereka buat di bagian belakang rumah
8. Tempat pembuangan sampah Sampah rumah tangga dibuang di belakang rumah.
Sampah ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup
banyak lalu dibuang ketempat penampungan dan
dibakar
9. Lingkungan sekitar rumah Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah
tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga
Tn. Hanafi masih banyak sampah yang berserakan
dikarenakan penduduk sekitar kurang peduli
dengan lingkungannya. Masih banyak tetangganya
yang membuang sampah di pekarangan rumah.
Banyak genangan air disekitar rumah.




22

1.2.2.3 Keluarga Tn.Usman

No Nama Status
Keluarga
Jenis
Kelamin
(L/P)
Usia
(tahun)
Pendidikan Pekerjaan
1. Tn. Usman Kepala
keluarga
L 45 SD Nelayan
2. Ny. Nauni Istri P 43 SD Ibu Rumah
Tangga
3. Tn Rahmat Anak pertama L 35 SMP Nelayan
4. Tn Mawan Anak kedua L 25 SD Nelayan
5. Tn. Nahwa Anak ketiga L 20 SD Buruh
Pabrik
6. Tn Nahrun Anak ke empat L 19 SD Buruh
Pabrik
7 Ny Ustia Anak ke lima P 18 SD Ibu rumah
tangga
8 Tn Nahdi Anak ke enam L 15 SD Buruh
Pabrik
9 An Ustiana Anak ke tujuh P 7 Tidak tamat
sekolah
Pelajar
10 Tn Apen Menantu L 25 SD Buruh
Pabrik

Keluarga Tn. Hanafi bertempat tinggal di Kampung Empang RT 001/RW 006 Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari
Tn. Usman sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Naumi dan 7
orang anak, anak pertama bernama rahmat dan anak kedua bernama mawan, anak ke tiga
bernama nahwa, anak ke empat bernama narun, anak ke lima bernama ustia, anak ke enam
bernama nahdi, anak ke tujuh ustiana. Ustia telah bersuami, suaminya bernama Tn. Apen dan
telah mengandung selama 6 bulan. Ny ustia selama 6 bulan tersebut memeriksa kehamilan
nya di puskesmas, selama 6 bulan ny ustia telah memeriksa kehamilan nya sebanyak 2x dan
di katakana kandung ny Ustia dalam keadaan sehat.
23

Tn. Usman, berusia 45 tahun, bekerja sebagai seorang buruh dengan penghasilan
berkisar antara Rp. 800.000,00 Rp 950.000,00 per bulan. Pendapatan Tn. Usman digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air PAM, makanan,dan lain-
lain. Begitu juga dengan anak pertama nya Rahmat, anak kedua nya Mahwan, anak ke tiga
nya Nahwa, anak ke empat nya narun, anak ke enam nya nahdi dan menantunya Apen
bekerja sebagai buruh dan penghasilan Rp 200.000,00 Rp 250.000,00 perminggu , tetapi
penghasilan tersebut tidak rutin karena tidak setiap minggu mereka bekerja.
Tn. Usman mampu membaca dan menulis karena dia sempat mengenyam pendidikan
hingga kelas 2 SD. Istrinya, Ny. Naumi, yang berusia 43 tahun, juga bisa membaca dan
menulis karena dia juga sempat mengenyam pendidikan hingga kelas 4 SD, namun Ny.
Naumi hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pasangan ini menikah saat berusia 19 dan 16
tahun.
Keluarga Tn. Usman memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Naumi memasak
makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, sayur,
telur, dan tempe. Semua makanan dimasak sampai matang, tetapi tidak semua anggota
keluarga rajin mencuci tangan sebelum makan.
Tn. Usman beserta kelima anak nya dan menantunya mempunyai kebiasaan merokok
di dalam rumah, masing - masing menghabiskan rokok sebanyak satu bungkus perhari.
Semua anak Tn Usman lahir didukun kecuali anak terakhir yang bernama Ustiana, lahir di
bidan. Ny Dini mengatakan selalu datang ketika jadwal imunisasi sehingga anak-anaknya
mendapat imunisasi lengkap.
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya membeli obat ke
warung. Dan apabila tidak sembuh mereka pergi berobat ke Puskesmas terdekat. Keluarga
Tn.Usman jarang sekali berobat ke Puskesmas. Penyakit yang sering diderita anggota
keluarga Tn. Usman adalah batuk , demam, dan flu.
Keluarga Tn.Usman tinggal di rumah mereka, dengan luas tanah sekitar 40 m
2
dan
luas bangunan berukuran 5 m x 8 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri
dari satu ruang tamu berukuran 2 m x 2 m, memiliki ruang untuk nonton TV 2 m x 2 m, dua
kamar tidur masingmasing berukuran 2,5 m x 2,5 m dan 2,5m x 2,5 m, ruang dapur dan
kamar mandi yg berada di depan rumah dengan ukuran 3 m x 1 m, untuk ukuran kamar
mandi sendiri berukuran 1 m x 1 m. Rumah ini terletak di tengah pemukiman pesisir pantai.
ruangan di dalam rumah ini berlantaikan tanah dan beratapkan genteng. Dinding rumah
anyaman bambu dan sebagian terbuat dari rotan di semua dinding bagian dalam rumah.
24

Untuk ventilasi, rumah ini hanya memiliki pintu masuk yang berukuran 1 m x 0,5 m.
Pintu tersebut sebagai ventilasi untuk aliran keluar masuk udara namun hanya untuk sinar
matahari masuk ke dalam rumah.
Keluarga ini memiliki kamar mandi diluar rumah. Menurut keluarga Tn. usman,
keluarganya menggunakan kamar mandi ini hanya untuk mandi dan membuang air kecil.
Kamar mandi Tn. Usman tersebut memiliki sumber air dari air yang mereka beli, yang
digunakan untuk mandi, mencuci piring, dan memasak air minum. Dalam sehari, keluarga
tersebut menghabiskan 4-5 jerigen air PAM, masing-masing jerigen memiliki kapasitas
sekitar 15-20 liter. Satu jerigen air PAM ini seharga Rp. 1000,00.
Sedangkan untuk memasak Ny. Naumi menggunakan dapur di dalam rumahnya yang
tidak mempunyai ventilasi. Ny. Naumi memasak makanannya dengan menggunakan kayu
atau rotan yang dicarinya. Ketika memasak, asap makanannya tetap berada di rumah, ini
dikarenakan ventilasi tidak tersedia.
Keluarga Tn.Usman tidak memiliki pekarangan untuk membakar sampah sehari-hari.
Sampah-sampah dikumpulkan dan dibuang di tempat pembuangan akhir yang berada di tepi
empang di dekat rumahnya yang berjarak kurang dari 5 meter, lalu dibakar
Tn. Usman juga mempunyai kandang yang terletak di depan rumah, Tn. usman
mempunyai 7 ekor ayam, dan 1 ekor kucing. Hewan ini sering keluar masuk rumah nya

.

25


Denah Keluaarga Tn. Usman

Tabel 1.18 Faktor Internal Keluarga Tn. Usman
No. Faktor Internal Permasalahan
1. Kebiasaan Merokok Tn. Usman danke empat anak nya yang beranama
rahmat , mawan , nahwa , nahdi dan menantu nya
yang bernama apen mengkonsumsi rokok 1
bungkus sehari. Tn. Usman dan ke empat anak
dan menantu nya lebih sering merokok di dalam
rumah.
2. Olah raga Keluarga Tn. usman tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga.Bahkan hampir tidak pernah
melakukan olahraga.di dalam keluarga hanya 1
DAPUR
KAMAR 2
KAMAR 1
TAMPAK BELAKANG
RUANG TAMU
DAN RUANG
KELUARGA
5 METER
8 METER
KANDANG
AYAM
PINTU
u
TEMPAT MANDI
TAMPAK DEPAN
26

anak nya yang sering berkelurga yaitu anak ke
tiganya yang bernama nahwa yang setiap minggu
sering bermain sepak bola
3. Pola Makan Ny. Naumi memasak sendiri dengan komposisi
makanan mengkonsumsi nasi, tahu, tempe, telur
asin, dan jarang disertai sayur, buah-buahan, dan
jarang minum susu.
4. Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka pergi membeli obat
diwarung. Apabila tidak sembuh, mereka baru
berobat ke Puskesmas.
5. Menabung Kalau ada uang lebih dari penghasilannya di
tabung seberapa yang ada.
6. Aktivitas sehari-hari f. Tn. usman bekerja sebagai nelayan.
g. Ny. Naumi bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Tabel 1.19 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Usman
No Kriteria Permasalahan
1.

Luas Bangunan Luas rumah 5 m x 8 m
2
dengan lantai sebagian
semen, dan tanah
2.




Ruangan dalam rumah

Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 2 m x
2 m, memiliki ruang untuk nonton TV 2 m x 2 m,
dua kamar tidur masingmasing berukuran 2.5 m x
2,5 m dan 2,5m x 2,5 m, ruang dapur dan kamar
mandi yg menjadi satu dengan ukuran 3 m x 1 m,
untuk ukuran kamar mandi sendiri berukuran 1 m x
1 m.
3.


Ventilasi

Keluarga tidak memiliki ventilasi, hanya pintu
yang dibuka sebagai aliran masuknya udara.
4. Pencahayaan g. Tidak terdapat jendela pada kamar.
h. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 3
berwarna kuning.
27

5. MCK c. Pasien memiliki jamban yang mana jamban na
jarak yang 5 meter dari rumah nya
6. Sumber Air Menggunakan air PAM, keluarga ini membeli air
yang di jual di dekat rumahnya. Biasanya sehari
menggunakan 4 jeregen untuk mandi, masak,
minum.
7. Saluran pembuangan limbah Limbah rumah tangga cair di buang ke lubang
yang mereka buat di bagian belakang rumah
8. Tempat pembuangan sampah Sampah rumah tangga dibuang di depan rumah.
Sampah ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup
banyak lalu dibakar di depan rumah.
9. Lingkungan sekitar rumah Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah
tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga
Tn. usman masih banyak sampah yang berserakan
dikarenakan penduduk sekitar kurang peduli
dengan lingkungannya. Masih banyak tetangganya
yang membuang sampah di pekarangan rumah.

1.2.2.4 Keluarga Tn Ande Wijaya

1. Tn. Ande
Wijaya
Kepala
keluarga
L 30th SMP Nelayan
2. Ny. Anita Istri P 20th SD Ibu Rumah
Tangga
3. An. Suwandi Anak pertama P 3th Tidak tamat
sekolah
-
4. Ny. Tina Mertua P 60th SD Ibu rumah
tangga

Keluarga Tn. Hanafi bertempat tinggal di Kampung Sukamanah Barat RT 001/RW
006 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan TelukNaga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut
terdiri dari Tn. Ande sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Anita
dan satu orang anak bernama Suwandi
28

Tn. Ande, berusia 30 tahun, bekerja sebagai seorang nelayan dengan penghasilan
berkisar antara Rp. 30.000,00 Rp 50.000,00 perbulan. Pendapatan Tn. Ande digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air bersih, makanan,dan lain-
lain.
Tn. Ande mampu membaca dan menulis karena dia berpendidikan hingga kelas 2
SMP. Istrinya, Ny. Anita, yang berusia 20 tahun, juga bisa membaca dan menulis karena dia
juga sempat berpendidikan hingga kelas 5 SD, namun Ny. Anita hanya bekerja sebagai ibu
rumah tangga. Pasangan ini menikah saat berusia 26 dan 16 tahun.
Anak pertama pasangan Tn. Ande dan Ny. Anita adalah seorang laki-laki bernama
Suwandi yang sekarang berumur 3 tahun. Suwandi lahir di paraji umur 8 bulan kehamilan. Di
imunisasi hanya 1x dan tidak ada bekas suntikan BCG. Selama hamil, Ny. Anita control
kehamilan ke bidan.
Keluarga Tn. Ande memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Anita memasak
makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, sayur,
ikan, dan tempe. Semua makanan dimasak sampai matang, tetapi tidak semua anggota
keluarga rajin mencuci tangan sebelum makan.
Tn. Ande mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah, menghabiskan rokok
sebanyak satu bungkus perhari.
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya membeli obat ke
warung. Dan apabila tidak sembuh mereka pergi berobat ke Puskesmas terdekat. Keluarga
Tn. Ande jarang sekali berobat ke Puskesmas. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga
Tn. Hanafi adalah batuk , demam, dan flu.
Keluarga Tn. Ande tinggal di rumah mereka, dengan luas tanah sekitar 9 m
2
dan luas
bangunan berukuran 3 m x 3 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari
satu ruang tamu berukuran 1,5 m x 1,5 m tanpa ruang untuk menonton TV. dua kamar tidur
masingmasing berukuran 1,5 m x 2 m dan 2 m x 2 m, ruang dapur dan kamar mandi yg
menjadi satu dengan ukuran 3 m x 1 m, untuk ukuran kamar mandi sendiri berukuran 1 m x 1
m. Rumah ini terletak di tengah pemukiman pesisir pantai. Seluruh ruangan di dalam rumah
ini berlantaikan tanah dan beratapkan terpal. Dinding rumah anyaman bambu dan sebagian
terbuat dari rotan di semua dinding bagian dalam rumah.
Untuk ventilasi, rumah ini tidak memiliki jendela, hanya memiliki pintu depan dan
pintu belakang yang dibuka setiap pagi dan ditutup setiap sore.
Keluarga ini memiliki kamar mandi yang berada di dekat dapur. Menurut keluarga Tn.
Ande, keluarganya menggunakan kamar mandi ini hanya untuk mandi dan membuang air
29

kecil. Kamar mandi dan dapur rumah Tn. Ande tersebut memiliki sumber air dari air yang
mereka beli, yang digunakan untuk mandi, mencuci piring, dan memasak air minum. Dalam
sehari, keluarga tersebut menghabiskan 3-6 jerigen air PAM, masing-masing jerigen memiliki
kapasitas sekitar 15-20 liter. Tiga jerigen air PAM ini seharga Rp. 1.000,00.
Sedangkan untuk memasak Ny. Anita menggunakan dapur di dalam rumahnya yang
tidak mempunyai ventilasi. Ny. Anita memasak makanannya dengan menggunakan kayu atau
rotan yang dicarinya. Ketika memasak, asap makanannya tetap berada di rumah, ini
dikarenakan ventilasi tidak tersedia.
Keluarga Tn. Ande tidak memiliki pekarangan untuk membakar sampah sehari-hari.
Sampah-sampah dikumpulkan dan dibuang di tempat pembuangan akhir yang berada di tepi
empang di dekat rumahnya yang berjarak kurang dari 5 meter, lalu dibakar
Tn. Ande juga mempunyai kandang yang terletak di depan, dalam, dan belakang
rumah, Tn. Ande mempunyai 8 ekor ayam, dan 2 ekor kucing. Hewan ini sering keluar
masuk rumah nya.


DAPUR
KAMAR 2
KAMAR 1
TAMPAK BELAKANG
RUANG TAMU
DAN RUANG
KELUARGA
3 METER
3 METER
TAMPAK DEPAN
KANDANG
AYAM
TEMPAT MANDI
KANDANG
AYAM
KANDANG
AYAM

u
30

Denah Keluarga Tn. Ande Wijaya

Tabel 1.18 Faktor Internal Keluarga Tn. Ande Wijaya
No. Faktor Internal Permasalahan
1. Kebiasaan Merokok Tn. Ande mengkonsumsi rokok 1 bungkus sehari.
Tn. Ande lebih sering merokok di dalam rumah.
2. Olah raga Keluarga Tn. Ande tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga. Bahkan hampir tidak
pernah melakukan olahraga.
3. Pola Makan Ny. Ani memasak sendiri dengan komposisi
makanan mengkonsumsi nasi, tahu, tempe, ikan
asin, dan jarang disertai sayur, buah-buahan, dan
jarang minum susu.
4. Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka pergi membeli obat
diwarung. Apabila tidak sembuh, mereka baru
berobat ke Puskesmas.
5. Menabung Kalau ada uang lebih dari penghasilannya di
tabung seberapa yang ada.
6. Aktivitas sehari-hari h. Tn. Ande bekerja sebagai nelayan.
i. Ny. Ani bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Tabel 1.19 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Ande Wijaya
No Kriteria Permasalahan
1.

Luas Bangunan Luas rumah 3 m x 3 m dengan lantai tanah liat
2.




Ruangan dalam rumah

.Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan
terdiri dari satu ruang tamu berukuran 1,5 m x 1,5
m tanpa ruang untuk menonton TV. dua kamar
tidur masingmasing berukuran 1,5 m x 2 m dan 2
m x 2 m, ruang dapur dan kamar mandi yg menjadi
satu dengan ukuran 3 m x 1 m, untuk ukuran kamar
mandi sendiri berukuran 1 m x 1 m. Rumah ini
31

terletak di tengah pemukiman pesisir pantai.
Seluruh ruangan di dalam rumah ini berlantaikan
tanah dan beratapkan terpal. Dinding rumah
anyaman bambu dan sebagian terbuat dari rotan di
semua dinding bagian dalam rumah.
3.


Ventilasi

Keluarga tidak memiliki ventilasi, hanya pintu
yang dibuka sebagai aliran masuknya udara.
4. Pencahayaan a. Tidak terdapat jendela pada kamar.
b. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 3
berwarna kuning.
5. MCK Tidak memiliki jamban, kalau ingin BAB dia
mencari tempat seperti kebun, empang, atau di atas
tanah.
6. Sumber Air Menggunakan air PAM, keluarga ini membeli air
yang di jual di dekat rumahnya. Biasanya sehari
menggunakan 6 jerigen untuk mandi, masak,
minum.
7. Saluran pembuangan limbah Limbah rumah tangga cair di buang ke lubang
yang mereka buat di bagian belakang rumah
8. Tempat pembuangan sampah Sampah rumah tangga dibuang di depan rumah.
Sampah ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup
banyak lalu dibakar di depan rumah.
9. Lingkungan sekitar rumah Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah
tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga
Tn. Ande masih banyak sampah yang berserakan
dikarenakan penduduk sekitar kurang peduli
dengan lingkungannya. Masih banyak tetangganya
yang membuang sampah di pekarangan rumah.




32

1.2.2.5 Tn Sali


1.


Tn. Sali

Kepala keluarga

L

28 th

Tidak tamat
sekolah

Buruh

2.


Ny. Nana

Istri

P

24 th

Tidak tamat
sekolah

Ibu Rumah Tangga

3.


An. Nasrul

Anak pertama

L

4,5 th

-

-



Keluarga Tn. Sali bertempat tinggal di Kampung Sukamanah Barat, Garapan RT
001/006 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga
tersebut terdiri dari Tn. Sali sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny.
Nana dan satu orang anak, anak pertama bernama Nasrul yang berusia 4,5 tahun dan belum
sekolah. Tn. Sali menikah saat usianya 23 tahun dan Ny. Nana berusia 19 tahun, usia
pernikahan mereka saat ini kurang lebih selama 5,5 tahun.
Tn. Sali, berusia 28 tahun, bekerja sebagai seorang buruh penggarap pasir dengan
penghasilan berkisar antara Rp. 400.000,00 per minggu. Namun pendapatan itu tidak pasti
karena penggarapan pasir hanya saat mendapat pesanan. Jika tidak ada yang memesan pasir
maka Tn. Sali menjadi buruh las di pabrik dengan penghasilan kurang lebih Rp 50.000,00
perharinya. Pendapatan Tn. Sali digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
seperti membeli bahan makanan pokok, air PDAM,dan lain-lain.
Tn. Sali mampu membaca dan menulis karena dia sempat mengenyam pendidikan
hingga kelas V SD. Istrinya, Ny. Nana, yang berusia 24 tahun, juga bisa membaca dan
menulis karena dia juga sempat mengenyam pendidikan hingga kelas VI SD, namun Ny.
Nana hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Anak pertama pasangan Tn. Sali dan Ny. Nana adalah seorang laki-laki, bernama
Nasrul yang sekarang berusia 4,5 tahun dan belum masuk bangku pendidikan. Nasrul belum
pernah di imunisasi sejak lahir, saat Ia lahir ditolong oleh dukun desa. Nasrul meminum ASI
33

sejak saat lahir sampai usia 1 tahun dan diberi makan bubur SUN saat usia 5 bulan lalu diberi
bubur nasi saat 7 bulan. Keluarga Tn. Sali memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny.
Nana memasak makanan dengan menu keseharian, contoh menu yang disajikan sehari-hari
ialah nasi, sayur, telur, dan tempe. Semua makanan dimasak sampai matang, tetapi tidak
semua anggota keluarga rajin mencuci tangan sebelum makan.
Tn. Sali beserta anak mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah namun
seringkali merokok di luar rumah, Ia menghabiskan rokok sebanyak satu bungkus perhari.
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini langsung berobat ke Puskesmas
Tegal Angus maupun ke Posyandu terdekat. Anak Nasrul seringkali mimisan jika demam dan
setelah bermain sehingga disarankan oleh Posyandu agar periksa rutin setiap obat yang
diberikan habis. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Sali adalah demam,
batuk dan pilek.
Keluarga Tn. Sali tinggal di rumah mereka, dengan luas tanah sekitar luas bangunan
berukuran 5 m x 5 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruangan
berisikan lemari dengan ukuran 2,5 m x 2,5 m, memiliki ruang untuk nonton TV 2,5 m x 2,5
m, satu kamar tidur berukuran 2,5 m x 2,5 m, ruang dapur ukuran 2,5 m x 2,5 m. Rumah ini
dikelilingi oleh 7 rumah lainnya dengan bentuk bangunan yang tidak jauh berbeda serta
beberapa empang di samping rumahnya. Ruangan di rumah ini beralaskan tanah dan
beratapkan genteng. Dinding rumah anyaman bambu dan sebagian terbuat dari rotan di
semua dinding bagian dalam rumah. Atap rumah seringkali tembus air hujan karena tidak
dilapisi oleh plastik terpal sehingga keadaan rumah selalu lembah setelah diguyur hujan.
Untuk ventilasi, rumah ini tidak memiliki jendela namun mempunyai dua pintu yang
terletak pada rumah bagian depan dan belakang yang berukuran 1 m x 2 m. Kedua pintu
tersebut seringkali dibuka agar di dalam rumah tidak terlalu panas dan lembab.
Keluarga ini memiliki kamar mandi yang berada di luar rumah bagian belakang.
Menurut keluarga Tn. Sali, keluarganya menggunakan kamar mandi ini hanya untuk mandi
dan membuang air kecil. Kamar mandi dan dapur rumah Tn. Sali tersebut memiliki sumber
air dari air yang mereka beli, yang digunakan untuk mandi dan mencuci piring. Dalam sehari,
keluarga tersebut menghabiskan 3 jerigen air PDAM, masing-masing jerigen memiliki
kapasitas sekitar 15 liter. Tiga jerigen air PAM ini seharga Rp.2000,00.
Sedangkan untuk memasak Ny. Nana menggunakan dapur di dalam rumahnya yang
tidak mempunyai ventilasi. Ny. Nana memasak makanannya dengan menggunakan tungku.
Ketika memasak, asap makanannya tetap berada di rumah, ini dikarenakan ventilasi tidak
tersedia.
34

Keluarga Tn. Sali tidak memiliki pekarangan untuk membakar sampah sehari-hari.
Sampah-sampah dikumpulkan dan dibuang di tempat pembuangan akhir yang berada di tepi
empang di dekat rumahnya yang berjarak kurang dari 15 meter, lalu dibakar
Tn. Sali juga mempunyai kandang yang terletak di depan rumah, Tn. Hanafi
mempunyai 1 ekor ayam. Hewan ini sering keluar masuk rumah nya.


Denah Keluaarga Tn. Sali

Tabel 1.18 Faktor Internal Keluarga Tn. Sali
No. Faktor Internal Permasalahan
1. Kebiasaan Merokok Tn. Sali mengkonsumsi rokok 1 bungkus sehari.
Tn. Sali merokok di dalam rumah namun
seringkali diluar rumah.
2. Olah raga Keluarga Tn. Sali tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga.
Kandang
R. Lemari
R. TV
Kamar Tidur Dapur
5 meter
5 meter
Tempat Mandi
u
35

3. Pola Makan Ny. Nana memasak sendiri dengan komposisi
makanan mengkonsumsi nasi, tahu, tempe, telur,
dan jarang disertai sayur, hampir tidak pernah
buah-buahan, dan jarang minum susu.
4. Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka berobat ke Puskesmas
maupun Posyandu.
5. Menabung Tidak ada kebiasaan menabung karena penghasilan
yang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
6. Aktivitas sehari-hari j. Tn. Sali bekerja sebagai buruh.
k. Ny. Nana bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Tabel 1.19 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Sali
No Kriteria Permasalahan
1.

Luas Bangunan Luas rumah 5 m x 5 m dengan lantai tanah.
2.




Ruangan dalam rumah

Ruangan berisikan lemari dengan ukuran 2,5 m x
2,5 m, memiliki ruang untuk nonton TV 2,5 m x
2,5 m, satu kamar tidur berukuran 2,5 m x 2,5 m,
ruang dapur ukuran 2,5 m x 2,5 m.
3.


Ventilasi

Keluarga hanya mempunyai 2 pintu yang dibuka
sebagai keluar masuknya udara.
4. Pencahayaan i. Terdapat dua pintu berukuran 1 m x 2 m pada
bagian depan rumah dan belakag
rumah,dibuka saat pagi hingga sore hari.
j. Tidak terdapat jendela pada rumah.
k. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 3
berwarna kuning.
5. MCK d. Tidak memiliki jamban, kalau ingin BAB di
jamban umum yang berjarak kurang lebih 50
meter dari rumahnya.
36

6. Sumber Air Menggunakan air PDAM, keluarga ini membeli air
yang di jual di dekat rumahnya. Biasanya sehari
menggunakan 3 jeregen untuk mandi, mencuci
piring serta mencuci baju. Air olahan isi ulang
untuk minum 2 galon perminggu.
7. Saluran pembuangan limbah Limbah rumah tangga cair di buang ke selokan
yang mereka buat di bagian belakang rumah
8. Tempat pembuangan sampah Sampah rumah tangga dibuang ke tempat
pembuangan sampah yang jaraknya 15 meter dari
rumah.
9. Lingkungan sekitar rumah Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah
tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga
Tn. Sali jarang terdapat sampah karena penghuni
sekitar peduli akan kebersihan lingkungan dengan
menyapu perkarangan rumah setiap pagi dan sore
hari serta membuang sampah pada tempat
pembuangan sampah.

1.3 PENENTUAN AREA MASALAH KESEHATAN
1.3.1 Penjabaran Area Masalah Pada Keluarga Binaan
1.3.1.1 Keluarga Ny Erna
a. Masalah Non Medis
1. Perilaku peggunaan jamban yang terletak diempang depan rumah sebagai tempat
buang air besar bersama
2. Kurangnya sarana sanitasi lingkungan (bak penampungan sampah, tempat sampah di
dalam rumah) yang memadai.
3. Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan sampah
4. Kurangnya ventilasi udara di rumah keluarga binaan
5. Kurangnya pengetahuan akan pentingnya sirkulasi udara danpencahayaan yang
cukup untuk rumah.
6. Kurangnya ketersediaan air bersih pada rumah keluarga binaan
7. Kurangnya kesadaran keluarga akan bahaya merokok baik untuk dirinya maupun
orang lain.
37

b. Masalah Medis
1) Penyakit batuk pilek yang sering dialami oleh keluarga binaan

1.3.1.2 Keluarga Tn. Hanafi
a. Masalah Non Medis
1. Perilaku peggunaan jamban yang terletak diempang depan rumah sebagai tempat
buang air besar bersama
2. Kurangnya sarana sanitasi lingkungan (bak penampungan sampah, tempat sampah di
dalam rumah) yang memadai.
3. Kurangnya ventilasi udara di rumah keluarga binaan
4. Kurangnya pengetahuan akan pentingnya sirkulasi udara dan pencahayaan yang
cukup untuk rumah.
5. Kurangnya ketersediaan air bersih pada rumah keluarga binaan
6. Kurangnya kesadaran keluarga akan bahaya merokok baik untuk dirinya maupun
orang lain.
b. Masalah Medis
1. Ibu Sapinah mengatakan keluarganya jarang sakit

1.3.1.3 Keluarga Tn. Usman
a. Masalah Non Medis
1. Perilaku peggunaan jamban yang terletak diempang di belakamg rumah sebagai
tempat buang air besar bersama
2. Kurangnya sarana sanitasi lingkungan (bak penampungan sampah, tempat sampah di
dalam rumah) yang memadai.
3. Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan sampah
4. Kurangnya ventilasi udara di rumah keluarga binaan
5. Kurangnya pengetahuan akan pentingnya sirkulasi udara danpencahayaan yang cukup
untuk rumah.
6. Kurangnya ketersediaan air bersih pada rumah keluarga binaan
7. Kurangnya kesadaran keluarga akan bahaya merokok baik untuk dirinya maupun
orang lain.
b. Masalah Medis
1. Penyakit batuk pilek yang sering dialami oleh keluarga binaan

38

1.3.1.4 1 Keluarga Tn. Ande Wijaya
a. Masalah Non Medis
1. Penggunaan jamban yang terletak diempang belakang rumah sebagai tempat buang air
besar bersama,
2. Kurangnya sarana sanitasi lingkungan (bak penampungan sampah, tempat sampah di
dalam rumah) yang memadai,
3. Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan limbah keluarga,
4. Ketidaktahuan tentang pentingnya ventilasi udara di rumah keluarga binaan,
5. Kurangnya pengetahuan akan pentingnya sirkulasi udara dan pencahayaan yang
cukup untuk rumah,
6. Kurangnya ketersediaan air bersih pada rumah keluarga binaan,
7. Kurangnya kesadaran keluarga akan bahaya merokok baik untuk dirinya maupun
orang lain.
b. Masalah Medis
1. Penyakit batuk pilek yang terkadang dialami oleh keluarga binaan.

1.3.1.5 Keluarga Tn. Sali
a. Masalah Non Medis
1. Kurangnya pengetahuan akan ventilasi udara
2. Kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya sirkulasi udara dan pencahayaan yang
cukup untuk rumah.
3. Kurangnya ventilasi udara di rumah keluarga binaan
4. Ketidaktersediaannya MCK yang memadai di rumah
5. Perilaku kepercayaan melahirkan ditolong oleh paraji
6. Kurangnya kesadaran keluarga akan bahaya merokok baik untuk dirinya maupun
orang lain.
b. Masalah Medis
1. Penyakit batuk pilek yang sering dialami oleh keluarga binaan

1.3.2 Usulan Area Masalah
1. Kurangnya pengetahuan tentang ventilasi udara yang ada di rumah
2. Kurangnya pengetahuan mengenai dampak perilaku dari membakar sampah
dengan jarak kurang dari 3 meter.
3. Kurangnya pengetahuan mengenai dampak perilaku merokok di dalam rumah
39

4. Terdapatnya kejadian ISPA pda keluarga binaan.
5. Rendahnya tingkat pendidikan pada kelurga binaan

1.3.3 Penetapan Area Masalah
Dalam pengambilan sebuah masalah kelompok kami menggunakan Metode
Delphi. Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh
suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan
diputuskan. Proses penetapan Metode Delphi dimulai degan identifikasi masalah yang
akan dicari penyelesaiannya (Harold, et all, 1975 : 40-55).













Gambar 1.8.Metode Delphi

1.3.4 Alasan Pemilihan Area Masalah
1.3.4.1 Area Masalah Sebagai Diagnosis Komunitas
Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, kami memutuskan untuk mengangkat
permasalahan PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG VENTILASI RUMAH
DI KAMPUNG EMPANG RT 001 / RW 006 DESA TANJUNG PASIR KECAMATAN
TELUK NAGA KABUPATEN TANGERANG

1.3.4.2 Alasan Pemilihan Diagnosis
Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan yaitu:
40

a. Dari data - data Angka kejadian 10 penyakit terbanyak Puskesmas Tegal Angus bulan
Januari Desember 2012, didapatkan angka kejadian ISPA menempati urutan pertama
dalam 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Tegal Angus yaitu mencapai 3757 kasus.
Tabel 1.20 Angka Kejadian 10 Besar Penyakit Bulan Januari-Desember 2012
(Puskesmas Tegal Angus, 2012)
No. Penyakit Jumlah Kejadian Presentase
1 ISPA 3757 31,56%
2 Lain-lain 1658 13,93%
3 Dermatitis 1360 11,42%
4 Demam 839 7,05%
5 Batuk 820 6,89%
6 Hipertensi 812 6,82%
7 Gastritis 803 6,74%
8 Sakit kepala 775 6,51%
9 Diare 572 4,80%
10 Myalgia 510 4,28%


Diagram1.1Persentase Angka Kejadian 10 besar penyakit Bulan Januari-Desember 2012

a. Dari data analisis laporan tahunan Puskesmas mengenai data-data perilaku hidup
bersih dan sehat
Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah yaitu dengan menganalisis laporan
tahunan Puskesmas mengenai data-data perilaku hidup bersih dan sehat dan beberapa
penyakit penting yang ada di wilayah Puskesmas Tegal Angus didapatkan data :
31.56%
13.93%
11.42%
7.05%
6.89%
6.82%
6.74%
6.51%
4.80% 4.28%
Data 10 Besar Penyakit Puskesmas
Tegal Angus Tahun 2012
ISPA
Lain-lain
Dermatitis
Demam
Batuk
Hipertensi
41




1. TB Paru
Berdasarkan data Puskesmas mengenai jumlah kasus TB Paru dan kematian akibat TB Paru
menurut jenis kelamin dari 6 kecamatan di Puskesmas Tegal Angus didapatkan kasus baru
pada :
Laki-laki : 26 orang dari 27.671 orang
Perempuan : 19 orang dari 26.160 orang
Total : 45 orang dari 53.831 orang
Kasus lama : -
Angka insiden per 100.000 penduduk :
Laki-laki : 94,0
Perempuan : 72,0
Total ; 83,6
Jumlah BTA (+) :
Laki-laki : 14 orang
Perempuan : 13 orang
Total : 27 orang
CDR
Laki-laki : 50,0
Perempuan : 48,15
Total : 49,09
Sumber: Program TB Paru, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012

2. Diare
Berdasarkan data Puskesmas mengenai kasus Diare didapatkan:
Jumlah perkiraan kasus:
Laki-laki : 1.170 orang dari 27.671 orang
Perempuan : 1.107 orang dari 26.160 orang
Total : 2.277 orang dari 53.831 orang
Jumlah kasus yang ditangani
Laki-laki : 394 orang (33,7 %)p
Perempuan : 553 orang (50 %)
42

Total : 947 orang (41,6 %)
Sumber : Program Diare Puskesmas Tegal Angus 2012

3. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Berdasarkan data Puskesmas mengenai persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Jumlah ibu yang bersalin : 928 orang dari 1.025 persalinan
Jumlah ibu yang nifas : 1.025 orang
Yankes : 1.022 orang
Sumber : Program Kesehatan Ibu Puskesmas Tegal Angus 2012

4. DBD
Berdasarkan data Puskesmas mengenai DBD
Presentasi rumah bebas jentik nyamuk menurut Kecamatan dan Puskesmas Tegal
Angus
Jumlah rumah yang ada : 12.421
Jumlah rumah yang diperiksa : 8.001
Jumlah rumah yang bebas jentik : 5.827 (72,83 %)
Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012

5. . Kepemilikan jamban
Berdasarkan data Puskesmas mengenai kepemilikan jamban
Presentasi keluarga dengan kepemilikan jamban menurut Kecamatan dan Puskesmas
Jumlah keluarga : 12.421
Jumlah keluarga yang memiliki jamban : 583
Jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat : 129
Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012

6. Tempat Sampah
Presentasi keluarga dengan kepemilikan tempat sampah menurut Kecamatan dan
Puskesmas
Jumlah keluarga : 12.421
Keluarga yang diperiksa : 640
Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah : 31
43

Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah yang sehat : 7
Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012

7. Air Bersih
Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurut Kecamatan
dan Puskesmas
Jumlah keluarga : 12.421
Keluarga yang diperiksa : 640
Jenis sarana air bersih:
Kemasan : 10 keluarga
Ledeng : 36 keluarga
SPT : 21 keluarga
SGL : 82 keluarga
Mata air : 2 keluarga
PAH : 16 keluarga
Lainnya : 17 keluarga
Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012

8. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Presentasi rumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat menurut Kecamatan dan
Puskesmas
Jumlah keluarga : 12.421
Keluarga yang diperiksa : 1.260
Jumlah yang sesuai kriteria PHBS : 183
Sumber: Program Promosi Kesehatan Puskesmas Tegal Angus 2012

9. Rumah Sehat
Presentasi rumah sehat menurut Kecamatan dan Puskesmas
Jumlah keluarga : 12.421
Keluarga yang diperiksa : 640
Jumlah rumah yang sehat : 73
Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012

44

10. Indikator PHBS
Terdapat 10 indikator PHBS di dalam rumah tangga, yakni :
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatan disini
seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada
beberapa masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu
persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril,
penanganan oleh dukun bayi inipun dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan
kematian ibu dan bayi.
2) Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI
Eksklusif yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi
mulai usia nol hingga enam bulan.
3) Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan dimaksudkan
untuk memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini
dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun.
Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari
sinilah akan diketahui perkembangan dari Balita tersebut.
4) Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti
memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak
mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
5) Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat
menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga
tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan
melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan,
setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi.
6) Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk
jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat
dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan
dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi
udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
7) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala
(PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan
45

nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas,
dan di luar rumah seperti talang air, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu.
Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M
(Menguras, Mengubur, Menutup).
8) Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena
banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi
tubuh.
9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun
kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar
sepanjang hari.Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, dan lain-lainnya.
10) Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan
dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan
karbon monoksida (CO).

a. Dari survey dan hasil wawancara yang dilakukan terhadap keluarga binaan di Kampung
Garapan didapatkan kesamaan permasalahan yang di dapatkan di kelima keluarga
binaan, antara lain :
1. Ketidaktahuan tentang pentingnya ventilasi di dalam rumah,
2. Kebiasaan merokok di dalam rumah,
3. Ketidaktahuan tentang gambaran ventilasi rumah yang benar dan manfaaat dari
ventilasi itu sendiri,
4. Kurangnya informasi tentang ventilasi rumah.




46

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Diagnosis dan Intervensi Komunitas
Diagnosis dan intervensi komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan adanya
suatu masalah kesehatan di komunitas atau masyarakat dengan cara pengumpulan data di
lapangan dan kemudian melakukan intervensi sesuai dengan permasalahan yang ada.
Diagnosis dan intervensi komunitas merupakan suatu prosedur atau keterampilan dari ilmu
kedokteran komunitas. Dalam melaksanakan kegiatan diagnosis dan intervensi komunitas
perlu disadari bahwa yang menjadi sasaran adalah komunitas atau sekelompok orang
sehingga dalam melaksanakan diagnosis komunitas sangat ditunjang oleh pengetahuan ilmu
kesehatan masyarakat (epidemiologi, biostatistik, metode penelitian, manajemen kesehatan,
promosi kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan gizi).

2.1.2 Teori Pengetahuan
2.1.2.1 Pengertian Pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2005) pengetahuan merupakan hasil Tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu subyek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran penciuman, rasa, dan raba.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat berperan untuk terbentuknya suatu
tindakan seseorang.
Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmodjo, 2007).

2.1.2.2 Tingkat Pengetahuan
1. Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall).
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan, yaitu: (Notoatmodjo, 2007).



47

2. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu, Tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain :
menyabutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

3. Memahami (comprehension)
Memehami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang
menganai obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan,
contoh menyimpulkan, merencanakan, dan sebagainya terhadap obyek yang telah dipelajari.

4. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam
konteks dan situasi yang lain. Dalam menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah
(problem solving cycle) didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

5. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke
dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada
kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata
kerja. Dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokan, dan sebagainya.

6. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk kesluruhan yang baru. Dengan kata
lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi
yang ada.

48

7. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang
telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi terbagi atas dua,
yaitu faktor internal dan eksternal.
a. Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan
seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir menggunakan inteleknya
atau pikirannya. Cepat atau tidaknya dan terpecahkan tidaknya suatu masalah tergantung
kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam
komunikasi adalah taraf intelegensi seseorang. Secara common sence dapat dikatakan
bahwa orang-orang yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai taraf
intelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya.
b. Usia
Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin
cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir
dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih
dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat
dari pengalaman dan kematangan jiwanya, makin tua seseorang maka makin kondusif dalam
menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi (Azwar, 2009).

2.1.2.4 Faktor Eksternal
a. Pendidikan
Tokoh pendidikan abad 20 Masehi, J. Largevelt, yang dikutip oleh Notoatmodjo
(2003) mendefinisikan bahwa pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,
perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada
kedewasaan. Sedangkan GBHN Indonesia mendefinisikan lain, bahwa pendidikan
sebagai suatu usaha dasar untuk menjadi kepribadian dan kemampuan di dalam dan
di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

49

b. Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan primer ataupun sekunder, keluarga dengan status
ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding dengan keluarga dengan status
ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi termasuk
kebutuhan sekunder. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.

c. Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai pemberitahuan
seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif
baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif dibawa
oleh informasi tersebut apabila arah sikap tertentu. Pendekatan ini biasanya
digunakan untuk menggunakan kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang
berpengaruh perubahan perilaku, biasanya digunakan melalui media massa.

d. Kebudayaan/Lingkungan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap
pengetahuan kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk selalu
menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin berpengaruh dalam
pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

e. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang (Middle Brook, 1974),
yang dikutip oleh Azwar (2009). Mengatakan bahwa tidak adanya suatu pengalaman
sama sekali. Suatu objek psikologis cenderung akan bersikap negatif terhadap objek
tersebut untuk menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan,
pengalaman akan lebih mendalam dan lama membekas.





50

2.1.2.5 CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara tradisional
(non-ilmiah) dan cara modern (ilmiah).
a. Cara tradisional (non-ilmiah)
Cara ini dipakai untuk memperoleh pengetahuan sebelum ditemukannya metode
ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis. Cara penentuan
pengetahuan secara tradisional antara lain:
Coba-coba dan salah
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin
sebelum adanya peradaban. Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
tersebut tidak berhasil akan dicoba dengan kemungkinan yang lain.
Cara kekuasaan (otoritas)
Prinsip dalam cara ini adalah orang lain menerima pendapat yang ditemukan oleh
orang yang mempunyai aktivitas tanpa menguji atau membuktikan kebenaran
terlebih dahulu berdasarkan fakta empiris atau berdasarkan penalaran sendiri.
Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Dilakukan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang ada pada masa
lalu. Pengalaman pribadi dapat menuntun kembali seseorang untuk menarik
kesimpulan dengan benar. Untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan
benar, diperlukan berpikir kritis dan logis.
Melalui jalan pikir
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan
pikirannya secara induksi dan deduksi.
b. Cara modern (ilmiah)
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini lebih sistematis,
logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan jalan
mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan terhadap semua fakta
sebelumnya dengan obyek penelitian (Notoatmodjo, 2005).


51

2.1.2.6 SUMBER PENGETAHUAN
Menurut Istiarti (2000), pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai
macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas
kesehhatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Sumber pengalaman dapat
berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama,
pemegang pemerintahan dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2005).

2.1.3 Teori Tentang Pengetahuan Ventilasi di Dalam Rumah
2.1.3.1 Pengertian dan Fungsi Ventilasi
Ventilasi adalah pertukaran udara secara bebas di dalam ruangan. Fungsi utama
ventilasi dan jendela antara lain adalah sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus
sebagai lubang pertukaran udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela
atau pintu); Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari). (KBBI ONLINE)

2.1.3.2 Syarat Ventilasi
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela sebagai berikut :
1. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan dan luas lubang
ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai, dengan tinggi
lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit.
2. Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan jarak dari
langit-langit sampai jendela minimal 30 cm.
3. Udara yang masuk harud udara yang bersih, tidak dicemari oleh asap pembakaran
sampah, knaolpot kendaraan, debu dan lain-lain.
4. Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruangan.Aliran udara ini diusahakan tidak terhalang
oleh barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat, dan lain-lain.
5. Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.
Prinsip utama dari ventilasi adalah menggerakan udara kotor dalam rumah atau di tempat
kerja, kemidian menggantikannya dengan udara bersih.Sistem ventilasi menjadi fasilitas
penting dalam upaya penyehatan udara pada suatu lingkungan kerja. Menurut ILO (1991),
ventilasi digunakan untuk memberikan kondisi dingin atau panas serta kelembaban di tempat
Kerja. Fungsi lain adalah untuk mengurangi konsentrasi debu dan gas-gas yang dapat
menyebabkan keracunan, kebakaran dan peledakan.
52


2.1.3.3 Bentuk Ventilasi
Secara umum kita mengenal beberapa bentuk ventilasi :
a. Ventilasi alami (Natural Ventilation)
Merupakan suatu bentuk pertukaran udara secara alamiah tanpa bantuan alat-alat
mekanik seperti kipas. Ventilasi alami masih dapat dimungkinkan membersihkan udara
selama pada saat ventilasi terbuka terjadi pergantian dengan udara yang segar dan
bercampur dengan udara yang kotor yang ada dalam ruangan.
Standar luas ventilasi alami (Sumamur, 1987) lebih dari 20 % luas lantai tempat kerja.
Penggunaan ventilasi alami tidak efektif jika digunakan dengan tujuan untuk mengurangi
emisi gas, debu dan vapours ditempat kerja. Hal ini disebabkan tingkat kesulitan yang
tinggi pada ventilasi alami terkait penentuan parameter yang harus kita ketahui
menyangkut kecepatan angin, tekanan angin dari luar, arah angin, radiasi panas dan
berapa besar pengaruh lubang-lubang yang ada pada dinding dan atap.Ventilasi alami
biasanya digunakan dengan tujuan untuk memberikan kesegaran dan kenyamanan pada
tempat Kerja yang tidak memiliki sumber bahaya yang tinggi. (Sumamur, 1987)
b. Ventilasi Umum (General Ventilation)
General ventilation atau ventilasi umum biasanya digunakan pada tempat kerja dengan
emisi gas yang sedang dan derajat panas yang tidak begitu tinggi.Jenis ventilasi ini
biasanya dilengkapi dengan alat mekanik berupa kipas penghisap.Sistem kerja yang
dibangun udara luar tempat kerja di hisap dan di hembuskan oleh kipas kedalam rungan
bercampur dengan bahan pencemar sehingga terjadi pengenceran.Kemudian udara kotor
yang telah diencerkan tersebut dihisap dan di buang keluar.

2.1.3.4 Syarat Ventilasi
Agar udara dalam ruangan segar, persyaratan teknis ventilasi dan jendela adalah
sebagai berikut:
1. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan danluas lubang
ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5%luas lantai, dengan tinggi
lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit.
2. Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantaidan jarak dari
langit-langit sampai jendela minimal 30 cm.
3. Udara yang masuk harud udara yang bersih, tidak dicemari oleh asappembakaran
sampah, knalpot kendaraan, debu, dan lain-lain.
53

4. Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruangan.Aliran udara inidiusahakan tidak terhalang
oleh barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat, dan lain-lain.
5. Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.

Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara:
1. Ventilasi alamiah, merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah,dimana udara
masuk kedalam ruangan melalui jendela, pintu, ataulubang angin yang sengaja dibuat.
2. Ventilasi Mekanik, merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan :
a. AC (Air Conditioner), yang berfungsi untuk menyedot udara dalamruang kenudian
disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan.
b. Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan kedepan.
c. Exhauser, merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan luar ruangan
untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai.

2.1.3.5 Kesehatan menurut WHO
Dampak Asap Bagi KesehatanMenurut WHO tahun 2002, dampak indoor air pollution bagi
kesehatan yaitudapat meningkatkan resiko kesehatan anak dan dewasa seperti berat badan
lahir rendah, kematian perinatal, asma, otitis media atau infeksi telinga tengah, TBC,kanker
nasofaring, katarak, kebutaan, dan penyakit kardiovaskular.
Jika dilihat dari kandungannya, asap memiliki kandungan CO (karbonmonoksida), Amonia,
Nitrogen Oksida, dan Hidrogen Sianida.
1) Karbon monoksida
Adalah sejenis gas yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udaranormal berbentuk gas
yang tidak berwarna. CO mempunyai potensi bersifat racunyang berbahaya karena mampu
membentuk ikatan yang kuat dengan pigmendarah yaitu haemoglobin, yang dapat
mengakibatkan kurangnya oksigen di dalamotak. Tanda-tanda bila keracunan carbon
monoksida antara lain pusing, sakitkepala, dan mual,menurunnya kemampuan gerak tubuh,
gangguan kardoivaskuler,serangan jantung. Hubungan antara konsentrasi CO dengan lama
terpapar danefek yang ditimbulkan sebagai berikut:
a) Konsentrasi CO 100 ppm dengan frekuensi paparan sebantar
tidak menimbulkan efek.
b) Konsentarsi CO 30 ppm dengan frekuensi paparan 8 jam, efek yang
ditimbulkan pusing dan mual
54

c) Konsentarsi CO 1000 ppm denagn frekuensi paparan 1 jam, efek
yangditimbulkan pusing, kulit berubah kemerahan.

2) Amonia dan nitrogen oksidaMerupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Bila
terisap dapatmenyebabkan gangguan pernafasan seprti bronkhitis dan merusak
indera penciuman.

2.2 KERANGKA TEORI
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori Notoatmodjo
(2003), yang menyatakan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
mempengaruhi terbentuknya pengetahuan, yaitu:
a. Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan
seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir menggunakan inteleknya
atau pikirannya. Cepat atau tidaknya dan terpecahkan tidaknya suatu masalah tergantung
kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam
komunikasi adalah taraf intelegensi seseorang. Secara common sence dapat dikatakan
bahwa orang-orang yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan.Dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai taraf intelegensi tinggi akan
mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya.
b. Pendidikan
Tugas dari pendidikan adalah memberikan atau rneningkatkan pengetahuan,
menimbulkan sifat positif, serta memberikan atau meningkatkan kemampuan masyarakat
atau individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat
yang berkembang. Sistem pendidikan (formal dan non-formal) yang berjenjang diharapkan
mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu (Notoatmodjo, 2003). Jadi tingkat
pengetahuan seseorang terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan.
c. Pengalaman
Menurut teori Determinan Perilaku yang disampaikan WHO, yang menyebabkan
seseorang itu berperilaku tertentu salah satunya disebabkan karena adanya pemi kiran
dan perasaan dalam diri seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap,
kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objek tersebut,
dimana seseorang mendapatkan pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun
pengalaman orang lain. (Notoatmodjo, 2003).
55


d. Informasi
Teori depedensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan bahwa media massa
dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peranan penting dalam proses
pemeliharaan, perubahan, dan konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok, atau individu
dalam aktivitas sosial dimana media massa ini nantinya akan mempengaruhi fungsi
kognitif, afektif, dan behavioral. Pada fungsi kognitif diantaranya adalah berfungsi untuk
menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan sistem,
keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-nilai tertentu (Notoatmodjo:
2003).
Media dibagi menjadi tiga yaitu media cetak, yang meliputi booklet, leaflet, rubrik
yang terdapat pada surat kabar atau majalah dan poster. Kemudian media elektronik yang
meliputi televisi, video, slide, dan film serta papan (billboard) (Notoatmodjo, 2003).
e. Kepercayaan
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang, mengenai apa yang berlaku bagi
objek sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar
pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari objek tertentu. (Saifudin,
2002).
f. Umur
Umur dapat mempengaruhi seseorang, semakin cukup umur tingkat kemampuan;
kematangan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan menerima informasi.
g. Sosial budaya
Sosial, termasuk di dalamnya pandangan agama dan kelompok etnis, dapat
mempengaruhi proses pengetahuan, khususnya dalam penerapan nilai-nilai keagamaan untuk
memperkuat super egonya. Disini dilihat tentang bagaimana interaksi sosial; semakin baik
interaksi sosialnya, maka akan semakin baik pula pengetahuan yang akan didapatkan.
h. Ekonomi
Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Individu yang berasal
dan keluarga yang bestatus sosial ekonomi yang baik dimungkinkan lebih memiliki sikap
positif memandang diri dan masa depannya dibandingkan mereka yang berasal dari
keluarga dengan status ekonomi rendah.
56




2.5 Kerangka Konsep
Berdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat suatu kerangka konsep yang
berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada keluarga binaan RT 03/RW 01
Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Kerangka konsep ini terdiri dari variabel independen dari kerangka teori yang dihubungkan
dengan area permasalahan.









Pengetahuan
Intelejensi
Pendidikan
Pengalaman
Informasi
Umur
Kebudayaan
Sosial ekonomi
Gambar Bagan kerangka teori
57

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

Variabel independen Variabel dependen













2.6 Definisi Operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau
diteliti, variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional.Definisi operasional juga
bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamanan terhadap variabel-
variabel yang bersangkutan serta mengembangkan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo,
2006). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
1. Pendidikan Pendidikan formal
terakhir kali yang
ditempuh oleh
keluarga binaan
Kuesioner Wawancara Tinggi :
Perguruan
Tinggi
: SMP-SMA
Rendah : SD /
Tidak Sekolah
Ordinal
KURANGNYA
PENGETAHUAN
KELUARGA BINAAN
TERHADAP FUNGSI DARI
VENTILASI DI DALAM
RUMAH
PENDIDIKAN
KELUARGA
EKONOMI
SOSIAL
PENGETAHUAN
58

2. Pengetahuan Wawasan mengenai
segala masalah yang
berhubungan dengan
manfaat dan dampak
dari pencahayaan
sinar matahari yang
masuk ke dalam
rumah.

Kuesioner Wawancara Jika 6-8
pengetahuan
baik,
Jika 4-6
pengetahuan
cukup baik,
jika 1-4
pengetahuan
kurang baik (
buruk)
Ordinal

3. ekonomi Suatu peralatan yang
dapat digunakan
langsung oleh
responden untuk
membuat udara atau
cahaya matahari yang
masuk ke dalam
rumah yang benar
kuesioner wawancara Jika 5-6 Baik,
Jika 3-5 cukup
baik, jika 1-3
kurang baik
nominal
4. Dukungan
keluarga
Sekumpulan orang
yang berhubungan
erat degan responden
yang mempengaruhi
perilaku responden
dalam pencahayaan
sinar matahari yang
masuk ke dalam
rumah.
Kuesioner Wawancara Jika 7-10
Baik,
Jika 3- 6
cukup baik,
jika 1-3 kurang
baik

Ordinal
5. Sosial Sekelompok orang
dalam suatu
komunitas yang
mempengaruhi
perilaku pemanfaatan
sinar matahari.
Kuesioner Wawancara Jika 7-10
Baik,
Jika 3-6 cukup
baik,
Jika 1-3
kurang baik
ordinal
59

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Tujuan umum dari pengumpulan data adalah untuk memecahkan masalah, langkah -
langkah yang ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam setiap melaksanakan langkah tersebut harus dilakukan secara objektif dan rasional.

3.1 POPULASI PENGUMPULAN DATA
Dalam kegiatan baik yang bersifat ilmiah maupun yang bersifat sosial, perlu dilakukan
pembatasan populasi dan cara pengambilan sampel. Populasi adalah keseluruhan objek
pengumpulan data (Arikunto, 2002). Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah keluarga di
RT 001/ RW 006, Kampung Empang, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

3.2 SAMPEL PENGUMPULAN DATA
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002). Dalam hal
ini yang menjadi sampel adalah kelima keluarga binaan di RT 001/ RW 006, Kampung
Empang, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten.Dan yang menjadi responden terdiri dari dua belas orang yaitu: Ny Erna, Tn hanafi
dan Ny Sapiah, Tn Usman dan Ny Naumi, Tn Ande dan Ny Anita, Tn Sali dan Ny Nana

3.3 JENIS DAN SUMBER DATA
3.3.1 Jenis data
a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata - kata, bukan dalam bentuk angka.
Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya
wawancara, analisis, observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan
(transkrip).
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan
bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik
perhitungan matematika atau statistika.


60

3.3.2 Sumber Data
Sumber data dalam pengumpulan data ini adalah para responden yaitu lima keluarga
binaan di RT 001/ RW 006, Kampung Empang, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
a. Data primer
Data yang langsung didapatkan dari hasil kuesioner semua anggota warga binaan di Desa
Tanjung Pasir, Teluk Naga melalui wawancara terpimpin dan observasi.
b. Data sekunder
Data yang didapat dari data yang sudah ada di Puskesmas Tegal Angus. Berupa data
angka kejadian 10 penyakit terbanyak Puskesmas Tegal Angus tahun 2012
c. Data tersier
Data yang didapat dari buku dan internet.

3.3.3 Penentuan Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah.
Instrumen sebagai alat bantu dalam metode pengumpulan data merupakan sarana yang
dapat diwujudkan berupa benda atau alat, seperti cek list, kuesioner, perangkat tes, pedoman
wawancara, pedoman observasi, skala, kamera foto dan sebagainya.Instrumen yang kami
pakai untuk mengumpulkan data adalah kuesioner.

3.3.4 Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu langkah-langkah diagnosis
komunitas. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka digunakan beberapa metode
dalam proses pengumpulan data.
Metode yang kami pakai dalam mengumpulkan data adalah wawancara dengan
menggunakan instrumen kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data-data.

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Pengumpulan Data
Tanggal Kegiatan
Selasa,18 Februari 2014

a. Pengumpulan data program wajib Puskesmas Tegal Angus,
laporan penyakit dan gambaran Desa Tanjung Pasir.
b. Perkenalan dan sambung rasa dengan keluarga binaan.
61

c. Pengumpulan data dasar masing-masing keluarga binaan.
Rabu, 19 Februari 2014

a. Observasi rumah keluarga binaan.
b. Pengumpulan data dari Puskesmas Tegal Angus yang
berhubungan dengan beberapa masalah yang ditemukan pada
keluarga binaan.
c. Diskusi kelompok menentukan area permasalahan dengan
menjabarkan permasalahan pada keluarga binaan masing-
masing.
Kamis, 20 Februari 2014

Diskusi kelompok menentukan area permasalahan
Pengetahuan keluarga binaan tentang faktor resiko infeksi
saluran pernafasan akut di kampung Empang. desa Tanjung
Pasir RT/RW 003/008 Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang Provinsi Banten
Jumat, 21 Februari 2014

a. Diskusi penetapan area masalah Kurangnya pengetahuan
keluarga binaan tentang faktor resiko infeksi saluran
pernafasan akut di kampung Empang. desa Tanjung Pasir
RT/RW 003/008 Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang Provinsi Banten bersama dr. Dwi, M.Kes selaku
Staff Puskesmas Tegal Angus.
b. Diskusi kelompok :
1. Mengumpulkan referensi literatur yang berkaitan dengan
area masalah.
2. Membuat kerangka teori dan pertanyaan mengenai seputar
faktor-faktor yang berkaitan dengan area masalah.
3. Menentukan teknik dan intrumen pengumpulan data,
disepakati melalui observasi dan wawancara dengan
instrumen kuesioner.
Sabtu, 22 Februari 2014

a. Mengunjungi keluarga binaan untuk pengumpulan data.
b. Diskusi kelompok:
1. Membuat kerangka konsep
2. Membuat definisi operasional
3. Membuat kuesioner
Minggu, 23 Februari 2014 Mengunjungi keluarga binaan untuk pengisian kuesioner,
62

Senin, 24 Februari 2014 1. Mengolah data yang diperoleh dari kuesioner
2. Menganalisis data dan menarik kesimpulan dari kuesioner
3. Merevisi Kuesioner
Selasa, 25 Februari 2014 Mengunjungi keluarga binaan untuk pengisian kuesioner kembali
Rabu, 26 Februari 2014 1. Mengolah data yang diperoleh dari kuesioner
2. Menganalisis data dan menarik kesimpulan dari kuesioner
3. Membuat laporan
Kamis, 27 Februari 2014 a. Mengunjungi keluarga binaan untuk cross check data.
b. Membuat laporan
Jumat, 28 Februari 2014 Pukul 10.00 WIB Diskusi II mengenai Diagnosis dan Intervensi
Komunitas dengan dr. Taufit Wirawan.
Sabtu, 1 Maret 2014 Melengkapi laporan yang sudah di revisi dan Mengunjungi
keluarga binaan untuk melengkapi dokumentasi
Kamis, 6 Maret 2014 Melakukan Intervensi ke keluarga binaan

3.3.5 Pengolahan Data dan Analisa Data
Untuk pengolahan data tentang Pengetahuan keluarga binaan tentang faktor resiko
infeksi saluran pernafasan akut di kampung Empang. desa Tanjung Pasir RT/RW 001/006
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Provinsi Banten digunakan cara manual
dan bantuan software pengolahan data menggunakan Microsoft Word dan Microsoft Excel.
Untuk menganalisa data-data yang sudah didapat adalah dengan menggunakan analisa
univariat.
Analisa Univariat adalah analisa yang dilakukan untuk mengenali setiap variabel dari
hasil penelitian. Analisa univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data sedemikian
rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna.
Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistik, tabel, grafik. Pada diagnosis dan
intervensi komunitas ini, variabel independen yang diukur adalah :
1. Tingkat Pendidikan
2. Pengetahuan tetang arti dan fungsi dari ventilasi di dalam rumah
3. Pendapatan rata-rata keluraga binaan
4. Kebiasan responden dan keluarga responden di dalam rumah
5. Lingkungan yang berhubungan dengan sosial dan kebiasaan responden dalam
masyarakat.
63

BAB IV
HASIL ANALISIS

4.1 Karakteristik Keluarga Binaan
Hasil analisis ini disajikan melalui bentuk diagram yang diambil dari karakteristik
responden yang terdiri dari lima keluarga binaan di Kampung Empang RT 001/RW 006,
Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.
Diagram 4.1.1 Distribusi Frekuensi Usia
Pada Keluarga Binaan di RT 001/RW 006, Desa Tanjung Pasir, Agustus 2013

Berdasarkan dari diagram 4.1.1 tentang frekuensi berdasarkan usia pada keluarga
binaan didapatkan jumlah anggota keluarga terbanyak adalah yang berusia 21 - 40 tahun
(47%)
Diagram 4.1.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan
Pada Keluarga Binaan di RT 001/RW 006, Desa Tanjung Pasir, Agustus 2013

31%
47%
21%
Distribusi Frekuensi Usia
0-20
21-40
> 40
31%
47%
21%
13%
Distribusi Frekuensi tingkat pendidikan
sd
smp
tidak tamat sekolah
belum sekolah
64


Berdasarkan dari diagram 4.2.2 terlihat tingkat pendidikan terbanyak dari keluarga
binaan adalah SD (68.4%)

Diagram 4.1.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan
Pada Keluarga Binaan di RT 001/RW 006, Desa Tanjung Pasir, Agustus 2013


Dari diagram 4.3 terlihat jenis pekerjaan terbanyak dari keluarga binaan adalah ibu
rumah tangga (33%).

4.2 Analisis Univariat
Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan variabel-variabel dalam
kuesioner yang dijawab 5 responden pada bulan Agustus 2013.
Tabel 4.2.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga Binaan
terhadap ventilasi di dalam rumah
Pengetahuan Jumlah Responden %
Baik 0 0%
Cukup 0 0%
Kurang 9 100%
Total 9 100 %
Dari Tabel 4.1.2 didapatkan sembilan responden (100%) memiliki pengetahuan
yang kurang.



31%
47%
21%
13%
8%
Distribusi Frekuensi tingkat pendidikan
ibu ruamh tangga
nelayan
buruh
belum sekolah
pelajar
65

Tabel 4.2.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Keluarga Binaan
terhadap Pengetahuan ventilasi di dalam rumah
Tingkat Pendidikan Jumlah Responden %
Tinggi 0 0%
Rendah 9 100%
Total 9 100%

Dari Tabel 4.2.2 didapatkan semua responden (100%) memiliki pendidikan yang
rendah.
Tabel 4.2.3 Distribusi Frekuensi Ekonomi terhadap Pengetahuan
tentang ventilasi di dalam rumah
Pendapatan Jumlah Responden %
Tinggi 1 11,11%
Sedang
Rendah
3
5
33.33%
55,55%
Total 9 100%

Dari Tabel 4.5. Dari semua responden tidak ada (0%) yang memiliki pendapatan
diatas rata-rata.
Tabel 4.2.4 Faktor hubungan Keluarga terhadap Pengetahuan
tentang Ventilasi di dalam rumah
Keluarga Jumlah Responden %
baik
Cukup baik
5
4
55,55%
44,44%
Kurang baik 0 0%
Total 9 100%

Dari Tabel 4.2.4 didapatkan 10 orang dari 13 responden (77%) memiliki ada
hubungan antara sosial budaya terhadap Pengetahuan Tentang Faktor Resiko
Terjadinya Infeksi Saluran Napas Akut



66

Tabel 4.2.5 Distribusi Frekuensi Paparan Sosial
terhadap Pengetahuan tentang Ventilasi Rumah
Paparan sosial Jumlah Responden %
baik
cukup baik
1
6
11,11%
66,66%
kurang baik 2 22,22%
Total 9 100%
Dari tabel 4.2.3 terlihat bahwa respon yang mendapatkan paparan informasi hanya
sebanyak 3 orang (23%)

4.3 RENCANA INTERVENSI
Berdasarkan hasil analisis fishbone, dilakukan rencana intervensi pada masing-
masing akar penyebab permasalahan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan intervensi
yang memang paling sesuai dan dapat dilakukan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi oleh keluarga binaan di RT 001 / RW 006, Kampung Empang, Desa Tanjung
Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.
Intervensi dapat diartikan sebagai cara atau strategi memberi bantuan kepada
individu, masyarakat dan komunitas. Dalam hal ini menunjukkan kondisi saat
seseorang dapat berperan sebagai mana seharusnya. Tujuan intervensi adalah membawa
perubahan kearah yang lebih baik sehingga tindakan sesuai dengan peran yang
dimilikinya.
Merujuk dari beberapa akar penyebab masalah yang telah diuraikan didapatkan
pada perencanaan intervensi pemecahan masalah, dipilih beberapa akar penyebab
masalah yang diprioritaskan untuk dilakukan pemecahan masalah terhadap
pengetahuan tentang ventilasi di rumah keluarga binaan. Dalam hal ini ada lima
keluarga binaan. Pertimbangannya adalah intervensi yang berupa tindakan nyata yang
mampu dilakukan untuk memecahkan akar penyebab permasalahan. Akar penyebab
masalah yang didapatkan adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya latar belakang pendidikan keluarga binaan.
2. Ketidaktahuan masyarakat tentang pentingnya ventilasi di dalam rumah.
3. Penghasilan yang kurang dari pekerjaan pada tiap keluarga binaan.
4. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan bahaya merokok di dalam rumah.
5. Ketidaktahuan masyarakat akan pentingnya pemanfaatan ventilasi rumah.
67























PERILAKU
PENGGUNAAN
VENTILASI
PERAN KELUARGA SOSIAL
Rendah nya tingkat
pendidikan kelurga
binaan
Kesadaran yang rendah
akan pentingnya
pendidikan
Kurangnya pengetahuan dan
tentang ventilasi di dalam
rumah
Kurangnya dana
untuk pembuatan
ventilasi yang sesuai
Kurang nya
kepeduliaan terhadap
aplikasi ventilasi di
dalam rumah
Penghasilan hanya
mencukupi
kebutuhan sehari-hari
Adanya pekerjaan
pokok yang tidak
menentu


Ketidak tersediaan nya media elektronik
dan media cetak di kelurgaa nbinaan
Kurangnya kepeduliaan
keluarga tentang penggunaan
ventilasi di dalam rumah

Kebiasaan merokok di
dalam rumah pada
keluarga binaan
Kurangnya penyuluhan ventilasi
rumah baik dari media cetak
maupaun elektronik
Salah paradigma
tentang ventilasi rumah
Kurang nya kepeduliaan
tentang ventilasi di dalam
rumah
PENDIDIKAN
PENGETAHUAN
EKONOMI
Keluarga binaan tidak
mengetahui manfaat
dan fungsi ventilasi
dengan baik
68

Tabel 4.3.1 Tabel alternatif pemecahan masalah dan rencana intervensi
No.

Akar Penyebab
Masalah
Alternatif
Pemecahan Masalah
Rencana Intervensi
1. Rendahnya latar
belakang pendidikan
keluarga binaan.
1.Memberikan kesempatan dan
jalan bagi keluarga binaan
untuk menempuh jenjang
pendidikan lebih tinggi.
1. Memberikan informasi
mengenai program kelompok
belajar kejar paket A dan paket
B.
2 Kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang
ventilasi di dalam
rumah
1. Membantu keluarga dengan
memberikan informasi
tentang arti pentingnya dan
pemanfaat ventilasi di
dalam rumah
2. Menjelaskan gambaran
ventilasi rumah yang benar
dan manfaaat dari ventilasi
itu sendiri

1. Memberikan ilustrasi
dengan alat bantu sehingga
mereka mengerti bagaimana
ventilasi yang baik dan
benar dan maanfaat dari
ventilasi itu sendiri.
3. Penghasilan yang
kurang dari
pekerjaan pada tiap
keluarga binaan.

1. Membantu keluarga dengan
memberikan informasi tentang
lapangan pekerjaan yang bisa
di lakukan di dalam rumah dan
di luar rumah.

1. Mengajarkan keterampilan-
keterampilan yang baru
sehingga dapat memberikan
lapangan kerja baru bagi
masing-masing keluarga
binaan.
4. Kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang
pentingnya fungsi
ventilasi di dalam
rumah
1. Menjelaskan informasi
bagaimana cara mengolah
membuat ventilasi di dalam
rumah dan pemanfaatan
ventilasi itu sendiri
1. Menyediakan ilustrasi
dengan alat bantu sehingga
mereka mengerti bagaimana
ventilasi yang baik dan
benar dan maanfaat dari
ventilasi itu sendiri
5. Ketidaktahuan akan
keluarga tentang
pentingnya ventilasi
1. Menjelaskan kepada
keluarga binaan resiko yang
terjadi jika terapapar asap
1. Melakukan ilustrasi
kejadian dengan alat bantu
sehingga mereka mengerti
69

di dalam rumah dan
kebiasaan merokok
di dalam rumah yang
tanpa ventilasi di
dalam rumah
rokok terus menerus
terhadap kelurga binaan dan
fungsi yang di dapatkan oleh
ventilasi udara walaupun
keluarga binaan merokok di
dalam rumah
bagaimana proses sirkulasi
asap rokok di ruangan tanpa
ventilasi.

4.4 INTERVENSI YANG TERPILIH
Dari akar penyebab masalah kurangnya ketersediaan pemberitaan dari media masa
mengenai VENTILASI RUMAH ,kami memilih intervensi berupa:
1. Membuat Leaflet dan poster yang menarik mengenai pentingnya ventilasi rumah.
2. Membuat presentasi power point yang menarik perhatian responden mengenai fungsi
dan dari ventilasi rumah.
3. Memberikan ilustrasi dengan menggunakan alat peraga sebagai edukasi langsung
terhadap keluarga binaan.

















70

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN
5.1.1 Area Masalah
Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke keluarga binaan
yang bertempat tinggal di Kampung Empang RT 001 / RW 006, Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten maka dilakukanlah
diskusi kelompok dan merumuskan serta menetapkan area masalah yaitu
Pengetahuan Keluarga binaan tentang Pengetahuan Ventilasi Rumah di
Kampung Empang Desa Tanjung Pasir RT/RW 001/006 Kecamatan Teluk Naga
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

5.1.2 Alternatif Penyebab Masalah
1. Memberikan pendidikan tambahan bagi keluarga binaaan dapat berupa materi-materi
yang mudah di pahami oleh keluarga binaan.
2. Meningkatkan pengetahuan dari arti pentinganya dan maanfaat yang bisa di dapat kan
dari ventilasi di dalam rumah, dan pembuataan ventilasi yang benar di dalam rumah.

5.1.3 Akar Penyebab Masalah
1. Keterbatasan masing-masing anggota keluarga dalam menempuh jenjang pendidikan
lebih tinggi karena kurangnya dana dan kemauan.
2. Kurangnya ketersediaan pengetahuan tetang arti pentingnya dan manfaat ventilasi di
dalam rumah dan pembuatan ventilasi yang baik dan benar di dalam rumah
3. Penghasilan yang kurang dari pekerjaan pada tiap keluarga binaan
4. Kurang nya ketersidiaan informasi tentang ventilasi di dalam rumah baik secara lisan,
non lisan berupa media tv, radio ataupun poster
5. Kurangnya kepedulian dari keluarga dan masyarakat sekitar mengenai pengetahuan
yang bisa di dapatkan dari ventilasi di dalam rumah

5.1.4 Intervensi yang Dilakukan
Memberikan referensi tentang pentingnya pengetahuan ventilasi di dalam rumah
kepada keluarga binaan.
1. Membuat Leaflet dan poster yang menarik mengenai pentingnya ventilasi rumah.
71

2. Membuat presentasi power point yang menarik perhatian responden mengenai
fungsi dan dari ventilasi rumah.
3. memberikan ilustrasi dengan menggunakan alat peraga sebagai edukasi langsung
terhadap keluarga binaan.
4. Sosialisasi mengenai fungsi ventilasi yang bisa di dapatkan di dalam rumah yang
melibatkan keluarga binaan,warga sekitar .dengan kader sebagai fasilitator.

5.2 SARAN
a) Menyarankan kepada anggota keluarga binaan untuk menerapkan pengetahuan
tentang pembuatan ventilasi rumah baik dan benar serta manfaat yang bisa di
dapat kan dari ventilasi rumah.
b) Menyarankan tokoh masyarakat dan pihak pelayanan kesehatan untuk dapat
berkoordinasi untuk mengadakan kegiatan yang bersifat memberikan informasi
dan penyuluhan tentang pengetahuan ventilasi di dalam rumah.







72

DAFTAR PUSTAKA

Kartikawatie T, Yusnita, & Yanto D. 2012. Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten
Tangerang: Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus 2012. Tangerang: Puskesmas
Tegal Angus.
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta: 43.
Notoatmodjo, S. 2008. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta:
131162.
Azwar, Azrul. 1988. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Binarupa Aksara.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta: 24.
Modul Kepaniteraan Kedokteran Komunitas Dan Kepaniteraan Kedokteran Keluarga.
Jakarta, 2011.
Kamus Besar Bahasa Indonesia

















73

LAMPIRAN 1 (LEMBAR KUISIONER)

PENGETAHUAN TENTANG VENTILASI RUMAH
DESA TANJUNG PASIR, KECAMATAN TELUK NAGA,
KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN

IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :

4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Status perkawinan :

I. PENDIDIKAN
1. Apakah pendidikan terakhir anda?
a. Perguruan Tinggi
b. SMA
c. SMP
d. SD
e. Tidak Sekolah

II. PENGETAHUAN
1. Apakah anda mengetahui tentang ventilasi udara?
a. Tahu,
b. Tidak tahu
2. Apakah anda mengetahui pengertian tentang ventilasi udara?
a. pergerakan udara masuk ke dan keluar dari ruang tertutup
b. Jendela didalam rumah
c. Tidak tahu
3. Apakah anda mengetahui tentang manfaat ventilasi udara?
a. Sebagai masuk dan keluar udara segar dan masuk nya cahaya
b. Sebagai masuk nya angin didalam rumah
74

c. Tidak tahu
4. Apakah anda mengetahui fungsi cahaya matahari terhadap kesehatan?
a. Sebagai pembunuh bakteri penyakit dan menigkatkan kekebalan tubuh
b. Sebagai berjemur pakaian
c. Tidak tahu

III. EKONOMI
1. Berapa penghasilan Anda per bulan?
a. >Rp 1.000.000.
b. Rp 500.000 Rp 1.000.000
c. Rp 100.000- Rp 500.000
2. Apakah bapak/ibu mendapatkan penghasilan tetap perbulan nya?
a. Ya
b.Kadang-kadang
c. Tidak
3. Apakah penghasilan tersebut dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari?
a. Ya
b. Tidak

IV. SOSIAL
1. Apakah didalam tempat tinggal anda tersedia ventilasi udara?
a. Ada
b. Tidak Ada
2. Apakah anda pernah mendapatkan penyuluhan tentang ventilasi udara?
a. Ada
b. Tidak Ada
3. Apakah anda pernah mendengar atau menonton tentang informasi ventilasi
udara?
a. Ya
b.Tidak pernah
4. Apakah anda memperhatikan rumah sekitar mempunyai ventilasi udara?
a. Ada
b.Tidak ada
75

5. Apakah anda melihat tetangga sekitar membuka jendela dan pintu pada pagi
atau siang ?
a. Ada
b. Tidak ada

V. PERILAKU KELUARGA
1. Apakah keluarga anda membuka pintu dan jendela pada pagi atau siang?
a. Ya.
b. Tidak.
2. Apakah keluarga anda ada yang merokok?
a. tidak
b. Ya
3. Apa kah anda merokok
a. Ya
b. tidak

4. Dimanakah biasanya keluarga anda merokok?
a. Di dalam rumah
b. Di luar rumah
5.Apakah anda menghindar disaat keluarga anda merokok?
a. Ya.
b. kadang-kadang
c. tidak

LAMPIRAN II (LEMBAR SKORING)

I. PENDIDIKAN
1. Untuk pertanyaan no.1 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 2
c. Mendapatkan poin 1
d. Mendapatkan poin 0


76

II. ASPEK PENGETAHUAN
No.1: Jika responden menjawab tahu, diberikan poin 2
Jika responden menjawab tidak tidak tahu, diberikan poin 1
No.2: Jika responden menjawab (a) pergerakan udara masuk ke dan keluar dari
ruang tertutup poin 2
Jika responden menjawab (b) jendela di dalam rumah, diberikan poin 1
Jika responden menjawab (c) bukan salah satu di atas, diberikan poin 0
No .3: Jika responden menjawab (a) Sebagai masuk dan keluar udara segar dan
masuk nya cahaya poin 2
Jika responden menjawab (b), Sebagai masuk nya angin didalam rumah
diberikan poin 1
Jika responden menjawab (c) bukan salah satu di atas, diberikan poin 0
No. 4: Jika responden menjawab (a) Sebagai pembunuh bakteri penyakit dan
menigkatkan kekebalan tubuh poin 2
Jika responden menjawab (b), Sebagai berjemur pakaian diberikan poin 1
Jika responden menjawab (c) bukan salah satu di atas, diberikan poin 0

III. ASPEK EKONOMI
No 1. Jika responden menjawab >Rp.1000.000: Pendapatan Tinggi,beri point 2
Jika responden menjawab Rp 500.000-Rp 1000.000 : Pendapatan Rendah. beri
point 1
Jika responden menjawab < Rp 500.000 : Pendapatan Rendah. beri point 0
No.2 Jika responden menjawab ya, diberikan poin 2
Jika responden menjawab kadang-kadang, diberikan poin 1
Jika responden menjawab tidak, diberikan poin 0
No 3. Jika responden menjawab ya, diberikan poin 2
Jika responden menjawab tidak, diberikan point 1

IV. ASPEK SOSIAL
No.01 Jika responden menjawab ya, diberikan poin 2
Jika responden menjawab tidak, diberikan poin 1
No.02 Jika responden menjawab ya, diberikan poin 2
Jika responden menjawab tidak, diberikan poin 1
No.3 Jika responden menjawab ya, diberikan poin 2
77

Jika responden menjawab tidak pernah, diberikan poin 1
No.04 Jika responden menjawab ya, diberikan poin 2
Jika responden menjawab tidak, diberikan poin 1
No.05 Jika responden menjawab ya, diberikan poin 2
Jika responden menjawab tidak, diberikan poin 1

V. ASPEK PERILAKU KELUARGA
No.01 Jika responden menjawab ya, diberikan poin 2
Jika responden menjawab tidak, diberikan poin 1
No.02 Jika responden menjawab tidak, diberikan poin 2
Jika responden menjawab ya , diberikan poin 1
No.3 Jika responden menjawab ya, diberikan poin 2
Jika responden menjawab tidak pernah, diberikan poin 1
No.04 Jika responden menjawab didalam rumah, diberikan poin 2
Jika responden menjawab di luar rumah, diberikan poin 1
No.05 Jika responden menjawab ya, diberikan poin 2
Jika responden menjawab kadang-kadang, diberikan poin 1
Jika responden menjawab tidak, diberikan poin 0

Anda mungkin juga menyukai