Seorang laki-laki yang merasa khawatir mempunyai penyakit jantung
KELOMPOK I 03007034 ARWITA SARI 03008128 IRFAN SUGIYANTO 03008163 MIRIA NOOR SHINTAWATI 03009039 AYU RIZKIYAH 03009076 DYKA JAFAR HUTAMA PUTRA 03009109 HEIDI ANGELIKAANGGARIA 03009112 HIKMAH SORAYA 03009120 INDIRA WULANDARI 03009143 MARGO SEBASTIAN CHANDRA 03009165 NADYA ANGGUN MOWLINA 03009180 PENNY NASTITI R L 03009192 RATIKA YOS WIDYA 03009206 RIKA SUSANTI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA, 22 MARET 2013 BAB I PENDAHULUAN
Tutorial modul EMG kasus III dilaksanakan dalam 2 sesi, sesi pertama pada hari Selasa tanggal 19 Maret 2013 dan sesi kedua hari Rabu tanggal 20 Maret 2013. Jumlah peserta diskusi pada sesi pertama sebelas orang dan pada sesi kedua dua belas orang, semua peserta berperan aktif dalam memberikan pendapatnya tentang topik diskusi. Ketua diskusi sesi pertama adalah Ratika Ros Widya dengan didampingi sekretaris Ayu Rizkyah. Pada sesi kedua dipimpin oleh Margo Sebastian Chandra dan didampingi oleh sekretaris Heidi Angelikaanggria. Topik diskusi ini yaitu Seorang laki-laki yang merasa khawatir mempunyai penyakit jantung.
BAB II LAPORAN KASUS
Tn. Cholid berusia 38 tahun datang ke RS untuk melakukan general check up karena ia khawatir mempunyai penyakit jantung. Ia menyangkal mempunyai masalah kesehatan dan tidak sedang meminum obat apapun. Ia bekerja sebagai pembuat program computer. Ia tidak merokok tapi mempunyai kebiasaan minum bir 2 hingga 3 gelas tiap akhir minggu sejak 3 tahun terakhir. Ayahnya mendapat serangan jantung pertama kali pada usia 37 tahun dan akhirnya meninggal pada usia 49 tahun. Kakak laki-laki Tn. Cholid beberapa minggu yang lalu sakit dan oleh dokternya dikatakan ia menderita kencing manis dan kadar kolesterolnya tinggi. Pada pemeriksaan awal didapat: TD : 170/100 mmHg Nadi : 92x/menit TB : 175cm BB : 82kg GDS : 160mg/dl Pada pemeriksaan fisik lainnya tidak ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan laboratorium ternyata didapatkan : Kolesterol total : 362mg/dl Trigliserida : 800mg/dl HDL : 26mg% LDL : 266mg% HbA1c : 7% BAB III PEMBAHASAN
IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.Cholid Umur : 38 tahun Jeniskelamin : Laki-laki Pekerjaan : Pembuat program computer Agama : -
ANAMNESIS Keluhan Utama: khawatir mempunyai penyakit jantung. Untuk membantu menegakkan diagnosis maka diperlukan anamnesis tambahan sebagai berikut : Riwayat Penyakit Sekarang - Apakah pasien sering merasa mudah lelah? - Apakah pasien sering berkemih? - Apakah pasien pernah merasakan nyeri dada?
Riwayat Penyakit Dahulu - Apakah pasien mempunyai penyakit lain yang di derita?
Riwayat Penyakit Keluarga - Apakah ada riwayat hipertensi pada keluarga?
Riwayat Pengobatan - Pasien mengatakan bahwa tidak sedang meminum obat apapun.
Riwayat Kebiasaan - Bagaimana pola makan pasien? Apakah teratur atau konsumsi karbohidrat, lemak, dan protein yang berlebihan? - Apakah pasien sering melakukan aktivitas fisik (olahraga)?
HIPOTESIS DAN DAFTAR MASALAH A. DAFTAR DAN DASAR MASALAH
Masalah Dasar masalah Hipotesis Penyebab Hipertensi grade 2 TD: 170/100 mmHg - Keturunan - Pola makan/hidup yang salah Obesitas kelas 1 (Asia) TB: 175 cm BB: 82 kg BMI: 26,77 - Pola makan/hidup yang salah - Keturunan - Aktivitas yang kurang - Sindroma metabolic Dislipidemia - Kolesterol total: 362 mg/dl - Trigliserida: 800 mg/dl - HDL: 26 mg% - LDL: 266 mg%
- Pola hidup (kebiasaan minum alkohol), reistensi insulin, Dislipidemi (primer atau sekunder) - familial dislipidemia Hiperglikemia HBA 1 C: 7% - Obesitas (resistensi insulin), pola makan - Diabetes mellitus - Sindroma metabolik - Sindroma Metabolik Hipotesis ini diambil karena dari 5 kriteria Sindroma Metabolik menurut International Diabetes Federation (2005) : 1. Lingkar perut untuk pria > 90 cm dan wanita >80 cm 2. Trigliserida serum > 150mg% 3. HDL kolesterol untuk pria < 40 mg% dan wanita < 50mg% 4. Tekanan darah >130/85 mmHg 5. Gula darah puasa > 100mg% atau dalam pengobatan diabetes tipe 2, Pada pasien ini sudah terpenuhi 3 kriteria dari 5 kriteria Sindroma Metabolik, yaitu poin 2-5, dimana keadaan pasien : Trigliserida serum 800mg% HDL kolesterol 26mg% Tekanan darah 170/100mmHg Sehingga sindroma metabolik dapat diambil sebagai hipotesis kasus ini.
PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis Keadaan umum : -
I. Kesadaran : - II. Tanda vital a. Nadi : 92x/menit b. Tekanan darah : 170/100 mmHg c. Pernapasan : - d. Suhu tubuh : - III. Antropometrik a. Berat badan : 82 kg b. Tinggi badan : 175 cm IV. Kelenjar getah bening V. Kepala a. Lingkaran kepala : - b. Wajah : - c. Mata : - d. Mulut : -
VI. Thorax : - a. Palpasi paru i. Simetri / asimetri thorax ii. Fremitus suara paru b. Perkusi paru i. Sonor/ hipersonor/ redup c. Auskultasi paru i. Vesikular ii. Ronchi iii. Wheezing VII. Abdomen : - a. Auskultasi i. Bising usus b. Perkusi i. Fluid wave ii. Shifting dullness c. Palpasi i. Nyeritekan
Pada pemeriksaan fisik yang di dapat : Nadi pasien 92x/m ( nilai normal 60-100x/m) pada pasien ini normal Tekanan darah pasien 170/100 mmHg
Klasifikasi tekanan darah mmHg Normal <120 mmHg dan<80 mmHg Pre hipertensi 120-139 mmHg atau 80-89 mmHg Hipertensi grade I 140-159 mmHg atau 90-99 mmHg Hipertensi grade 2 140-159 mmHg atau 90-99 mmHg
Menurut JNC 7 pasien sudah masuk dalam hipertensi grade 2.Hipertensi adalah factor resiko terjadinya Penyakit jantung
Berat badan 82 kg dan tinggi badannya 175cm
Pada pasien ini dengan menggunakan rumus BMI =
BB (dalam kilogram)
TB 2 (dalam cm)
BMI pasien yaitu 26,7 menurut WHO pasien termasuk pre obese. Obese adalah factor resiko dari penyakit jantung, hipertensi, sindroma metabolic, DM,dll.
Klasifikasi BMI (WHO) Kategori BMI (kg/m 2 ) Normal 18,5-22,9 Overweight 23-24,9 Obesitas stage I 25-29,9 Obesitas stage II >30 Obesitas stage III - PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Hasil Normal Interpretasi GDS 160 mg/dl <200 mg/dl Normal. Tidak menunjukkan adanya DM. Namun mebutuhkan hasil penunjang lainnya Kolesterol 362 mg/dl <200 mg/dl Hiperkolesterolemia Trigliserida 800 mg/dl <150 mg/dl Hipertrigliserida HDL 26 mg/dl >55 mg/dl Menurun LDL 266 mg/dl <150 mg/dl Meningkat HbA1C 7 % <6,7% Peningkatan yang tidak begitu signifikan, maka dibutuhkan pemeriksaan penunjang kearah DM
Kolesterol total, trigliserida dan LDL yang meningkat menunjukkan adanya dislipidemia yang kemungkinan disebabkan oleh genetik yaitu familial combine hiperlipidemia heterozigot, dimana kekurangan sebagian reseptor LDL di jaringan hepatik sehingga LDL banyak menumpuk di aliran darah. Selain itu juga kadar kolesterol total dan trigliserida dapat meningkat dikarenakan adanya intake makanan yang berlebihan (penyerapan dalam bentuk kilomikron) sehingga proses lipolisis asam lemak meningkat dan juga reuptake asam lemak ke hepar untuk membentuk TG-VLDL-LDL juga meningkat. HDL yang menurun menunjukkan berkurangnya proses anti-agregasi endotel pembuluh darah. Selain itu, pada saat lipolisis trigliserid di jaringan adipose meningkat akan menghasilkan asam lemak bebas yang tinggi di darah sehingga di hati akan dipergunakan untuk buat trigliserid kembali dan menjadi bagian VLDL.sehingga VLDL yang dihasilkan itu kaya akan trigliserid atau VLDL besar. Trigliserid VLDL besar dipertukarkan dengan kolesterol ester dari HDL dan mnghasilkan HDL miskin kolesterol ester tapi kaya trigliserid. Kolesterol HDL bentuk demikian lebih mudah dikatabolisme oleh ginjal sehingga jumlah HDL menurun. HbA1c meningkat menunjukkan adanya kadar glukosa darah yang tinggi selama 2-3 bulan sebelumnya. Hal ini dapat terjadi kemungkinan karena adanya glukosa darah tinggi secara genetik maupun akibat intake makanan yang berlebihan namun tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup baik.
Adapun berikut adalah pemeriksaan tambahan yang perlu dilakukan untuk mencapai diagnosis yang lebih tepat, dan sebagai pemantauan
DIAGNOSIS KERJA - Dislipidemia Familial suspect diabetes mellitus dan hipertensi Hipotesis ini diambil karena diamati dari hasil anamnesis didapatkan riwayat penyakit keluarga yang menyatakan ayahnya mendapat serangan jantung pertama kali pada usia 36 tahun dan akhirnya meninggal pada usia 49 tahun, kakak laki-lakinya beberapa minggu yang lalu sakit dan oleh dokternya dikatakan ia menderita kencing manis dan kadar kolesterolnya tinggi. Dari anamnesis tersebut dapat dilihat bahwa adanya suatu penyakit genetik familial pada pasien ini dan keluarganya, kemungkinan pasien menderita Familial Combine Hiperlipidemia heterozigot yang mana tidak terlalu fatal dan baru muncul keluhan bertahun-tahun lain halnya apabila homozigot sudah terlihat manifestasi klinis sejak anak-anak. Diabetes, alkoholisme, dan hipotiroid dapat memperberat penyakit ini. Penyakit yang diturunkan ini terjadi akibatkan oleh adanya defek gen pada reseptor LDL permukaan membran sel tubuh. Ketidakadaan reseptor ini menyebabkan hati tidak bisa mengabsorpsi LDL. Karena mengganggap LDL tidak ada, hati kemudian memproduksi VLDL yang banyak ke dalam plasma sehingga kadar LDL dan VLDL meningkat dalam sirkulasi, dan kondisi ini sangat meningkatkan insidensi terjadinya atherosklerosis karena peningkatan kadar LDL dapat dengan mudah terdeposit di jaringan seperti mata dan endotel pembuluh darah. Individu yang memiliki kelainan genetik familial combine hiperlipidemia ini dapat pula meningkatkan resiko obesitas dan intoleransi glukosa. Adapun berikut adalah pemeriksaan tambahan yang perlu dilakukan untuk mencapai diagnosis yang lebih tepat, dan sebagai pemantauan awal untuk mencegah komplikasi lebih lanjut akibat keadaan yang telah terjadi : 1. Darah rutin : Hb, leukosit, Hitung jenis leukosit, LED 2. Urin rutin : Protein, Glukosa, Sedimen 3. Gula darah puasa dan gula darah 2 jam post prandial 4. Tes toleransi glukosa oral/ OGTT : untuk mengukur kemampuan tubuh menggunakan glukosa sebagai sumber utama energy tubuh. OGTT digunakan untuk mendiagnosis prediabetes dan diabetes. OGTT dilakukan bila meragukan gula darah 2 jam pp antara 140-180 mg%. 5. Faal hati : untuk mengetahui kondisi faal hati untuk mencegah komplikasi lebih lanjut akibat dislipidemia menjadi fatty liver 6. Faal ginjal : untuk mengetahui kondisi faal ginjal untuk mencegah komplikasi lebih lanjut akibat hipertensi. 7. Foto Thoraks : untuk melihat kondisi jantung dan paru-paru, karena tekanan darah pasien tinggi dan pernafasan pasien diatas normal. 8. Exercise ECG testing Pemeriksaan ini dilakukan karena: a. Menegakkan diagnosis penyakit jantung koroner pada penderita yang pada pemeriksaan initial dicurigai adanya kemungkinan menderita penyakit jantung koroner b. Menentukan risiko dan prognosis pada penderita yang sudah menjalani pemeriksaan pendahuluan dan dicurigai menderita penyakit jantung koroner.
9. USG hepar Untuk melihat adanya kemungkinan fatty liver karena risiko pasien yang obesitas dan kadar trigliserid yang tinggi. 10. Pemeriksaan antropometri lingkar perut Untuk melihat adanya obesitas sentral pada pasien, agar dapat mengetahui apakah pasien sudah termasuk sindroma metabolik atau belum.
PATOFISIOLOGI Lipid dalam plasma terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Normalnya lemak ditranspor dalam darah berikatan dengan lipid yang berbentuk globuler. Ikatan protein dan lipid tersebut menghasilkan 4 kelas utama lipoprotein : kilomikron, VLDL, LDL, dan HDL. Peningkatan lipid dalam darah akan mempengaruhi kolesterol, trigliserida dan keduanya (hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia atau kombinasinya yaitu hiperlipidemia). Hiperlipoproteinemia biasanya juga terganggu. Pasien dengan hiperkolesterolemia (> 200 220 mg/dl serum) merupakan gangguan yang bersifat familial, berhubungan dengan kelebihan berat badan dan diet. Makanan berlemak meningkatkan sintesis kolesterol di hepar yang menyebabkan penurunan densitas reseptor LDL di serum (> 135 mg/dl). Ikatan LDL mudah melepaskan lemak dan kemudian membentuk plak pada dinding pembuluh darah yang selanjutnya akan menyebabkan terjadinya arterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Jalur transport lipid dan tempat kerja obat 1. Jalur eksogen Trigliserida dan kolesterol dari usus akan dibentuk menjadi kiomikron yangkemudian akan diangkut ke saluran limfe dan masuk ke duktus torasikus. Didalam jaringan lemak, trigliserida dari kilomikron akan mengalami hidrolisis olehlipoprotein lipase yang terdapat pada permukaan endotel sehingga akanmembentuk asam lemak dan kilomikron remnan (kilomikron yang kehilangan trigliseridanya tetapi masih memiliki ester kolesterol). Kemudian asam lemak masuk ke dalam endotel ke dalam jaringan lemak dan sel otot yang selanjutnya akan diubah kembali menjadi trigliserida atau dioksidasi untuk menghasilkan energi.Kilomikron remnan akan dibersihkan oleh hepar dengan mekanisme endositosis dan lisosom sehingga terbentuk kolesterol bebas yang berfungsi sintesis membran plasma, mielin dan steroid. Kolesterol dalam hepar akanmembentuk kolesterol ester atau diekskresikan dalam empedu atau diubah menjadi lipoprotein endogen yang masuk ke dalam plasma. Jika tubuh kekurangan kolesterol, HMG-CoA reduktase akan aktif dan terjadi sintesis kolesterol dari asetat. 2. Jalur endogen Trigliserida dan kolesterol dari hepar diangkut dengan bentuk VLDL ke jaringan kemudian mengalami hidrolisis sehingga terbentuk lipoprotein yang lebih kecil IDL dan LDL. LDL merupakan lipoprotein dengan kadar kolesterol terbanyak (60-70%). Peningkatan katabolisme LDL di plasma dan hepar yang akan meningkatkan kadar kolesterol plasma. Peningkatan kadar kolesterol tersebut akan membentuk foam cell di dalam makrofag yang berperan pada arterosklerosis prematur. Jenis lipoprotein 1. Kilomikron Lipoprotein dengan komponen 80% trigliserida dan 5% kolesterol ester. Kilomikron membawa makanan ke jaringan lemak dan otot rangka serta membawa kolesterol kembali ke hepar. Kilomikron yang dihidrolisis akan mengecil membentuk kilomikron remnan yang kemudian masuk ke hepatosit.Kilomikronemia post pandrial mereda setelah 8 10 jam.
2. VLDL Lipoprotein terdiri dari 60% trigliserida dan 10 15 % kolesterol. VLDL digunakan untuk mengangkut trigliserida ke jaringan. VLDL reman sebagian akan diubah menjadi LDL yang mengikuti penurunan hipertrigliserida sedangkan sintesis karbohidrat yang berasal dari asam lemak bebas dan gliserol akan meningkatkan VLDL.
3. IDL Lipoprotein yang mengandung 30% trigliserida, dan 20% kolesterol. IDLmerupakan zat perantara sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi IDL.
4. LDLLipoprotein pengangkut kolesterol terbesar (70%). Katabolisme LDL melaluireceptor-mediated endocytosis di hepar. Hidrolisis LDL menghasilkan kolesterolbebas yang berfungsi untuk sintesis sel membran dan hormone steroid. Kolesterol juga dapat disintesis dari enzim HMG- CoA reduktase berdasarkan tinggirendahnya kolesterol di dalam sel.
5. HDL HDL diklasifikasikan lagi berdasarkan Apoprotein yang dikandungnya. ApoA-I merupakan apoprotein utama HDL yang merupakan inverse predictor untuk resiko penyakit jantung koroner. Kadar HDL menurun pada kegemukan, perokok, pasien diabetes yang tidak terkontrol dan pemakai kombinasi estrogen-progestin. HDL memiliki efek protektif yaitu mengangkut kolesterol dari perifer untuk dimetabolisme di hepar dan menghambat modifikasi oksidatif LDL melalui paraoksonase (protein antioksidan yang bersosiasi dengan HDL.
6. Lipoprotein (a) Terdiri atas partikel LDL dan apoprotein sekunder selain apoB-100. Lipoprotein jenis ini menghambat fibrinolisis atau bersifat aterogenik.
PENATALAKSANAAN Non Medikamentosa 1. Edukasi danTerapi Gizi Medik Edukasi merupakan hal yang paling penting diberikan. Pemberitahuan mengenai masalah yang terjadi, penatalaksanaan yang akan dilakukan, sampai komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada pasien. Pemberitahuan mengenai pasien harus menaati anjuran dan pengobatan yang telah diberikan, menjaga pola makan dan hidup yang baik agar mencegah komplikasi lebih lanjut. Edukasi yang dapatdiberikan pada pasien ini adalah : a. Menganjurkan pasien untuk diet rendah kolesterol. Berikut beberapa bahan makanan yang harus dihindari pasien : - Jerohan - Produk susu seperti keju dan eskrim - Daging olahan yaitu kornet, sosis, bacon, dll - Gorengan - Margarin bisa diganti dengan memakai minyak zaitun - Roti, cake, dan cookies Dan berikut makanan yang dapat di makan pasien untuk mencegah komplikasi seperti penyakit jantung : - Bawang putih :konsumsi teratur bawang putih minimal bawang /hari bisa menurunkan penyakit darah tinggi, mencegah penggumpalan darah, mencegah kenaikan gula darah dan kolesterol yang merupakan faktor resiko penyakit jantung. - Ikan salmon :mengandung omega-3 yang dapat mencegah debaran jantung terlalu cepat, mencegah atau menurunkan tingkat pelebaran pembuluh darah arteri, menambah jumlah lemak baik dalam tubuh, dan mencegah kolesterol terpecah dan menjadi sumbatan dalam arteri. - Beras merah :merupakan sumber magnesium yang berfungsi memperlancar aliran pembuluh darah. - Buah apel :mengandung vitamin C dan vitamin A yang efektif menurunkan tingkat kolesterol dan resiko kanker. - Susu kedelai :mengandung vitamin E yang dapat mencegah plak pada pembuluh darah dan serangan jantung koroner. b. Banyak mengonsumsi lemak tidak jenuh (MUFA dan PUFA) seperti mengonsumsi minyak jagung, minyak bunga matahari,ikan tuna, ikan trout, ikan salmon yang mengandung asam linolenat yang menyebabkan peningkatan kadar prostaglandin I3 sebagai antiagregator yang kuat sehingga dapat mengurangi proses thrombosis oleh LDL, dan konsumsi minyak ikan yang banyak mengandung omega 3 (asam eicosapentaecnoic = EPA dan =DHA) yang dapat menurunkan sintesis VLDL sehingga kolesterol pun ikut berkurang. c. Konsumsi tinggi serat seperti sayur dan buah, dapat mengurangi kadar kolesterol dan glukosa dalam darah. d. Diet rendah garam, hal ini ditujukan untuk dapat membantu mengurangi hipertensi pada pasien ini. Intake Natrium yang sedikit dapat membantu tidak terjadinya retensi Na dan air yang menyebabkan kepekatan volume darah sehingga tekanan darah dapat berkurang. e. Merubah pola kebiasaan (gaya hidup) pasien untuk tidak mengonsumsi alkohol, tidak merokok, mengurangi stress. Hal tersebut dapat membantu mengurangi kadar dislipidemia dan kemungkinan komplikasi atherosclerosis dan fatty liver pada pasien. f. Menentukan kebutuhan kalori per hari pada pasien ini. Penentuan kalori per-hari yang dibutuhkan pada pasien ini dapatdihitungsebagaiberikut: Penentuan berat badan ideal : (TB cm-100) 10% (175-100)-10% = 67,5kg Status gizi :dari BMI yang didapatkan pasien menderitaObesitas - Kebutuhan basal (laki-laki) 67,5x30 kalori = 2025kalori - Kebutuhan untuk aktivitas ringan 10%x1620 = 202,5 kalori - Koreksi karenaobesitas 20%x1620 = (-)405 kalori Jadi total kebutuhan kalori perhari adalah : 2025+202,5-405 kalori = 1822,5 kalori, dapat digenapkan menjadi1800 kalori. 2. Latihan Jasmani Pasien ini sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga agar memaksimalkan kerja tubuh untuk mengolah karbohidrat.Untuk menyesuaikan intake makanan dengan penggunaan energi yang harus seimbang. Pasien ini harus dianjurkan latihan jasmani dengan menggunakan prinsip CRIPE system yaitu Continous Rhytmical Interval Progressive Endurance. a. Continous : jumlah olahraga perminggu sebaiknya dilakukan teratur minimal 3- 5x/minggu, dengan durasi 30-60 menit b. Rhytmical : melakukan jenis olahraga yang berirama agar tubuh tetap melakukan gerakan c. Interval : olahraga dilakukan tetap ada jeda d. Progressive : dengan intensitas dimulai dari ringan hingga sedang (60-70% Maximum Heart Rate) e. Endurance :dipilih jenis latihan yang aerobic untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang dan bersepeda.
Latihan jasmani ini ditujukkan untuk dapat menurunkan berat badan. Penurunan berat badan harus SMART: Spesific, Measurable, Achievable, Realistic and Time limited. Tujuan awal dari terapi penurunan berat badan adalah untuk mengurangi berat badan sebesar sekitar 10% dari berat awal. Batas waktu yang masuk akal untuk penurunan berat badan sebesar 10% adalah 6 bulan terapi. Untuk pasien dengan rentang BMI 27-35, penurunan kalori sebesar 300-500 kcal/hari akan menyebabkan penurunan berat badan sebesar 0,5 sampai 1 kg/minggu dan penurunan sebesar 10% dalam 6 bulan.
Medikamentosa 1. Terapi dislipidemia Keadaan dislipidemia yang terjadi pada pasien ini yaitu peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, serta penurunan kadar HDL. Pilihan terapi yang diambil adalah golongan Asam Fibrat yaitu fenofibrat dengan dosis 160mg. Golongan ini bekerja dengan cara meningkatkan sintesis enzim lipoprotein lipase yang berfungsi untuk memecah trigliserida, dan diikuti oleh penurunan kadar kolesterol dan LDL. Obat ini dapat meningkatkan HDL melalui peningkatan apoprotein AI dan AII. 2. Terapi Anti Hipertensi Hipertensi pada pasien ini dapa tdikontrol dengan menggunakan obat golongan ACE Inhibitor yaitu Captopril.ACE Inhibitor bekerja dengan cara menghambat enzim angiotensin coverting enzyme dalam mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II sehingga menimbulkan efek vasodilatasi dengan tidak terjadinya retensi Na. Namun, pada penggunaan ACE inhibitor harus tetap memperhatikan efek samping yang dapat ditimbulkan seperti batuk kering, hipotensi.
KOMPLIKASI Gastritis Alkoholik alkohol merusak selaput lendir lambung sehingga dapat terjadi gastritis. Hepatitis Alkoholik Sirosis Alkoholik Alkohol menghambat sintesis protein. Asetaldehid mempengaruhi mikrotubulus s e h i n g g a h e p a t o s i t me n g g e mb u n g . S e b a l i k n ya s i n t e s i s k o l a g e n b e r t a mb a h sehingga semakin banyak jaringan fibrotik dan terjadilah sirosis hepatis pada 8-20% peminum alkohol kronis. Perdarahan akibat varises alkoholik Pancreatitis Penggunaan alkohol baik secara akut maupun kronis dapat menimbulkan perubahan pada struktu dan fungsi pankreas, yaitu perubahan pada membran sel, meningkatkan fluiditas sel dan mengubah permeabilitasnya terhadap ion, asam amino, dan senyawa lain yang penting untuk metabolisme sel. Melalui mekanisme neurohormonal, alkohol mengubah sekresi kelenjar eksokrin pankreas. Kardiomiopati Disfungsi Seksual Trauma fisik Ensefalopati Wernicke - gangguan neurologis akibat kekurangan vitamin B1 -ditandai dengan tiba-tiba adanya gangguan okulomotorik (nistagmus,kelumpuhan n.abducens bilateral, kelumpuhan dalam mengerlingkan mata, oftalmoplegi total, ptosis, kelainan pupil, dan perdarahan retina), ataksia cerebella (mengena pada badan dan tungkai), dan kekaburan mental(disorientasi, gangguan atensi, mengantuk, kurang tanggap terhadap lingkungan, kadang-kadang stupor sampai koma).
PROGNOSIS Ad vitam : Bonam Ad funsionam : Dubia Ad Bonam Ad sanationam :Dubia Ad bonam
BAB IV TINJAUAN PUSTAKA
DISLIPIDEMIA
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma, yaitu peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan/atau trigliserida, serta penurunan kadar kolesterol HDL dalam darah. Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko utama aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Dislipidemia adalah salah satu komponen dalam trias sindrom metabolik selain diabetes dan hipertensi. Etiologi Penyakit Etiologi dari dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Faktor Jenis Kelamin Risiko terjadinya dislipidemia pada pria lebih besar daripada wanita. Hal tersebut disebabkan karena pada wanita produktif terdapat efek perlindungan dari hormon reproduksi. Pria lebih banyak menderita aterosklerosis, dikarenakan hormon seks pria (testosteron) mempercepat timbulnya aterosklerosis sedangkan hormon seks wanita (estrogen) mempunyai efek perlindungan terhadap aterosklerosis. Akan tetapi pada wanita menopause mempunyai risiko lebih besar terhadap terjadinya aterosklerosis dibandingkan wanita premenopouse. 2. Faktor Usia Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin menurun, begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak perlemakan dalam tubuh semakin meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL relatif tidak berubah. Pada usia 10 tahun bercak perlemakan sudah dapat ditemukan di lumen pembuluh darah dan meningkat kekerapannya pada usia 30 tahun.
3. Faktor Genetik Faktor genetik merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya dislipidemia. Dalam ilmu genetika menyebutkan bahwa gen untuk sifat sifat tertentu (spesific trait) diturunkan secara berpasangan yaitu kita memerlukan satu gen dari ibu dan satu gen dari ayah, sehingga kadar hiperlipidemia tinggi dapat diakibatkan oleh faktor dislipidemia primer karena faktor kelainan genetik. 4. Faktor Kegemukan Kegemukan erat hubungannya dengan peningkatan risiko sejumlah komplikasi yang dapat terjadi sendiri sendiri atau bersamaan. Kegemukan disebabkan oleh ketidakseimbangan antara energi yang masuk bersama makanan, dengan energi yang dipakai. Kelebihan energi ini ditimbun dalam sel lemak yang membesar. Pada orang yang kegemukan menunjukkan output VLDL trigliserida yang tinggi dan kadar trigliserida plasma yang lebih tinggi. Trigliserida berlebihan dalam sirkulasi juga mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL dan HDL mengalami lipolisis, akan menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas ini secara tipikal ditandai dengan kadar HDL kolesterol yang rendah. 5. Faktor Olah Raga Olah raga yang teratur dapat menyebabkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida menurun dalam darah, sedangkan kolesterol HDL meningkat secara bermakna. Lemak ditimbun dalam di dalam sel lemak sebagai trigliserida. Olahraga memecahkan timbunan trigliserida dan melepaskan asam lemak dan gliserol ke dalam aliran darah. 6. Faktor Merokok Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, dan menekan kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok, rokok akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap rokok akan merangsang hormon adrenalin, sehingga akan mengubah metabolisme lemak yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah. 7. Faktor Makanan Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan aterosklerosis. Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol total dan LDL sehingga mempunyai risiko terjadinya dislipidemia. Patofisiologi Dislipidemia Jalur Metabolisme Eksogen (1,2)
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolesterol. Selain kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati yang diekstresi bersama empedu ke usus halus. Baik lemak di usus halus yang berasal dari makanan maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen. Trigliserid dan kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus halus. Trigliserid akan diserap sebagai asam lemak bebas sedang kolesterol sebagai kolesterol. Di dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserid, sedang kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester dan keduanya bersama dengan fosfolipid dan apoloprotein akan membentuk lipoprotein yang dikenal dengan kilomikron. Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe dan akhirnya melalui duktus torasikus akan masuk ke dalam aliran darah. Trigliserid dalam kilomikron akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel menjadi asam lemak bebas free tatty acid (FFA) non- esterified fatty acid (NEFA). Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserid kembali dijaringan lemak (adiposa), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk pembentukan trigliserid hati. Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian besar trigliserid akan menjadi kilomikron remnant yang mengandung kolesterol ester dan akan dibawa ke hati.
Jalur Metabolisme Endogen (1,2)
Trigliserid dan kolesterol yang disintesis di hati disekresi ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein B100. Dalam sirkulasi, triglisirid di VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL), adan VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan mengalamihidrolisis dan berubah menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL dan LDL akan mengangkutkolesterol ester kembali ke hati. LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandungkolesterol. Sebagian dari kolesterol di LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adreal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolesterol LDL. Sebagian lagi dari kolesterol LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap olehreseptor seavebger A (SR-A) di makrofag dan akan menjadi sel busa (foam cell). Makin banyak kadar kolesterol-LDL dalam plasma makin banyak yang akan mengalami oksidasidan ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung darikadar kolesterol yang terkandung di LDL. Beberapa keadaan mempengaruhi tingkat oksidasiseperti: Meningkatnya jumlah LDL seperti pada sindrom metabolic dan diabetes militus. Kadar kolesterol HDL, makin tinggi kadar HDL maka HDL bersifat protektif terhadap oksidasi LDL.
Jalur Reverse Cholesterol Transport (1,2)
HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol yang mengandung apoliprotein (apo) A, C, dan E: dan disebut HDLnascent. HDL nascent berasal dari usushalus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan mengandung apoliprotein A1. HDL nascent akan mendekati makrofag untuk mengambil kolesterol yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil kolesterol dari makrofag. HDLnesecant berubah menjadi HDL dewasa yang berbentuk bulat. Agar dapat diambil oleh HDLnescent , kolesterol (kolesterol bebas) dibagian dalam dari mikrofag harus dibawa kepermukaan membran sel mekrofag oleh suatu transporter yang disebut adenosine triphosphate-binding cassette transporter-1 atau disingkat ABC-1. Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag, kolesterol bebas akan diesterfikasi menjadi kolesterol ester enzim lecithin choles-trol acyltransferase (LCAT). Selanjutnya sebagian kolesterol ester yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua jalur. Jalur pertama ialah ke hati dan ditangkap oleh scavenger receptor class B type 1 dikenal denganSR-B1. Jalur kedua dari VLDL dan IDL dengan bantuan cholesterol ester transfer protein (CETP). Dengan demikian fungsi HDL sebagai penyiap kolesterol dari makrofag mempunyai dua jalur yaitu langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL danIDL untuk membawa kolesterol kembali ke hati.
Metabolisme lipoprotein pada penderita diabetes mellitus (1,2)
Trigliserida dalam jaringan lemak (adiposa) maupun dalam darah (VLDL dan IDL ) akan mengalami hidrolisis menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Proses hidrolis ini terjadi oleh karena adanya enzim trigliserid lipase. Terdapat tiga jenis enzim trigliserid lipase yaitu lipoprotein lipase (LPL) yang terdapat pada endothelium vascular, hormone sensitive lipase (HSL) di sel adipose, dan hepatic lipase (HL) di hati. Kerja enzim lipase tersebut sangat tergantung dari jumlah insulin. Dijaringan adiposa insulin menekan kerja enzim hormone sensitive lipase, makin rendah kadar insulin makin aktif kerja hormon tersebut. Dalam keadaan normal tubuh menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Pada keadaan resistensi insulin, hormon sensitive lipase akan menjadi aktif sehingga lipolisis trigliserid dijaringan adiposa semakin meningkat. Keadaan ini akan menghasilkan asam lemak bebas yang berlebihan. Asam lemak bebas akan memasuki aliran darah, sebagian akan digunakan sebagai sumber energy dan sebagian akan dibawa kehati sebagai bahan baku pembentukan trigliserid. Di hati asam lemak bebas akan menjadi trigliserid kembali dan menjadi bagian dari VLDL. Oleh karena itu VLDL yang dihasilkan pada keadaaan resistensi insulin akan sangat kaya trigliserid, disebut VLDL kaya trigliserid atau VLDL besar. Dalam sirkulasi trigliserid yang banyak di VLDL akan bertukar dengan kolesterol ester dari kolesterol-LDL. Hal ini akan menghasilkan LDL yang kaya trigliserid tetapi kurang kolesterol ester. Trigliserid yang dikandung oleh LDL akan dihidrolisis oleh enzim hepatic lipase ( yang biasanya meningkat pada resistensi insulin ) sehingga menghasilkan LDL yang kecil padat, yang dikenal dengan LDL kecil padat. Partikel LDL kecil padat ini sifatnya mudah teroksidasi, oleh karena itu sangat aterogenik. Trigliserid VLDL besar juga dipertukarkan denan kolesterol ester dari HDL dan dihasilkan HDL miskin kolesterol ester tapi kaya trigliserid. HDL yang bentuk demikian menjadi lebih mudah dikatabolisme oleh ginjal sehingga jumlah HDL serum menurun. Oleh karena itu pada pasien- pasien dengan diabetes terjadi kelainan propil lipid serum yang khas yaitu kadar trigliserid yang tinggi, kolesterol HDL rendah dan meningkatnya subfraksi LDL kecil padat, dikenal dengan nama fenotipe lipoprotein aterogenik atau lipid triad.
Tanda dan Gejala Tanda dan gejala dislipidemia tidak terlihat, oleh karena itu untuk mengetahui adanya tanda dislipidemia harus dilakukan pemeriksaan laboratorium. Untuk menilai apakah kadar kolesterol seseorang tinggi atau rendah, semuanya harus mengacu pada pedoman umum yang telah disepakati dan digunakan diseluruh dunia yaitu pedoman dari NCEP ATP III (National cholesterol Education Program, Adult Panel Treatment III), yang antara lain menetapkan bahwa: 1. Total Kolesterol : Nilai Normal < 200 mg/dl Perbatasan tinggi 200 239 mg/dl Tinggi > 240 mg/dl 2. LDL Kolesterol : Optimal < 100 mg/dl Mendekati optimal 100 129 mg/dl Perbatasan tinggi 130 159 mg/dl Tinggi 160 189 mg/dl Sangat tinggi > 190 mg/dl 3. HDL Kolesterol : Rendah < 40 mg/dl Tinggi 60 mg/dl 4. Trigliserida Normal < 150 mg/dl Perbatasan tinggi 150 -199 mg/dl Tinggi 200 499 mg/dl Sangat tinggi > 499 mg/dl Pengobatan, Perawatan dan Pencegahan Pengobatan dapat dilakukan secara farmakologi dengan pemakaian obat-obatan atau non farmakologi tanpa menggunakan obat-obatan. Penurunan kadar kolesterol dalam darah dengan pengobatan non farmakologi dapat dilakukan dengan cara : Terapi diet Terapi diet dimulai dengan menilai pola makan pasien, mengidentifikasi makanan yang mengandung banyak lemak jenuh dan kolesterol serta berapa sering keduanya dimakan. Jika diperlukan ketepatan yang lebih tinggi untuk menilai asupan gizi, perlu dilakukan penilaian yang lebih rinci, yang biasanya membutuhkan bantuan ahli gizi. Penilaian pola makan penting untuk menentukan apakah harus dimulai dengan diet tahap I atau langsung ke diet tahap ke II. Hasil diet ini terhadap kolesterol serum dinilai setelah 4-6 minggu dan kemudian setelah 3 bulan.
Latihan jasmani Dari beberapa penelitian diketahui bahwa latihan fisik dapat meningkatkan kadar HDL dan Apo AI, menurunkan resistensi insulin, meningkatkan sensitivitas dan meningkatkan keseragaman fisik, menurunkan trigliserida dan LDL, dan menurunkan berat badan. Setiap melakukan latihan jasmani perlu diikuti 3 tahap : 1. Pemanasan dengan peregangan selama 5-10 menit 2. Aerobik sampai denyut jantung sasaran yaitu 70-85 % dari denyut jantung maximal ( 220 umur ) selama 20-30 menit . 3. Pendinginan dengan menurunkan intensitas secara perlahan lahan, selama 5-10 menit. Frekwensi latihan sebaiknya 4-5 x/minggu dengan lama latihan seperti diutarakan diatas. Dapat juga dilakukan 2-3x/ minggu dengan lama latihan 45-60 menit dalam tahap aerobik. Farmakologi Bila terapi Non Farmakologi tidak berhasil maka kita dapat memberikan bermacam-macam obat normolipidemia tergantung dari jenis dislipidemia yang kita dapat. Beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan adalah kemampuan dari pada obat obat tersebut dalam mempengaruhi KHDL, Trigliserida, Fibrinogen, KLDL, dan juga diperhatikan pengaruh atau efek samping dari pada obat-obat tersebut. Saat ini didapat beberapa golongan obat : 1. Golongan resin ( sequestrants ) 2. Asam nikotinat dan Acipimox 3. Golongan Statin (HMG-CoA Reductase Inhibitor) 4. Derivat Asam Fibrat 5. Probutol 6. Lain lain
BAB V KESIMPULAN
Demikian hasil diskusi kelompok kami yang telah kami sajikan dalam bentuk makalah ini. Kesimpulan kelompok kami, berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium yang telah disajikan pada kasus ini, kami mendiagnosis dislipidemia suspect diabetes dan hipertensi dan sindroma metabolik. Terimakasih kepada Tuhan YME atas berkah dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Terimakasih kepada tutor yang telah memberikan waktunya untuk membimbing kami dan terimakasih kepada semua anggota kelompok yang telah berpartisipasi aktif dalam proses diskusi ini maupun pembuatan makalah. Kami mohon maaf atas keterbatasan dan ketidaksempurnaan makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan saran dari para dosen untuk menyempurnakan keterbatasan kami serta menambah wawasan kami selaku mahasiswa.
BAB VI DAFTAR PUSTAKA 1. Adam JMF. Dislipidemia diabetes dan Risiko Kardiovaskuler Peran Statin Sebagai Pencegahan. Dalam: Naskah Lengkap Pertemuan Ilmiah Berkala X Ilmu Penyakit Dalam. Padang 2010:254-73. 2. Adam JMF. Dislipidemia. Dalam Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Editor Sudoyo AW dkk. Jilid III Edisi IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta.2006:1948-54. 3. Ganong W.F, Mcphee S.J. Patofisiologi Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.2011 4. http://secure.pharmacytimes.com/lessons/html/dislipidemia.htm 5. http://www.medscape.com/viewarticle/584885_4