Anda di halaman 1dari 9

1

MAKALAH
PERAN KELUARGA PADA PEMULIHAN KESEHATAN JIWA



Disusun oleh:

NAMA : HERDI
NIM : I11105024





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2011

2


Disusun oleh :


Herdi
NIM I11105024

LEMBAR PENGESAHAN


Telah disetujui Diskusi Topik dengan judul :
PERAN KELUARGA PADA PEMULIHAN KESEHATAH JIWA

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Modul Psikiatri







Telah disetujui,
Pontianak, 22 Maret 2011
Pembimbing Diskusi Topik Psikiatri


Yuni Djuachiriaty, S.Psi, M








3

TINJAUAN PUSTAKA

1.Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang
lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya
(Bailon dan Maglaya, 1978).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Depkes RI, 1998).
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu
sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial :
suami, istri, anak, kakak dan adik.
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan
fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2. Peranan Anggota Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
2. Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik
fisik, mental, sosial dan spiritual.

4

3. Fungsi Keluarga

Ada 5 fungsi yang dapat dijalankan keluarga menurut Effendi (1998), yaitu:
1) Fungsi biologis
a) Untuk meneruskan keturunan.
b) Memelihara dan membesarkan anak.
c) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
d) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
2) Fungsi psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d) Memberikan identitas keluarga.
3) Fungsi sosialisasi
a) Membina sosilisasi pada anak.
b) Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
4) Fungsi ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi pendidikan
a) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa.
b) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

4.Peran Keluarga Terhadap Pasien Gangguan Jiwa
Pentingnya peran serta keluarga dalam pasien gangguan jiwa dapat dipandang dari
berbagai segi. Pertama, keluarga merupakan tempat dimana individu memulai hubungan
interpersonal dengan lingkungannya. Keluarga merupakan institusi pendidikan utama bagi
individu untuk belajar dan mengembangkan nilai, keyakinan, sikap dan perilaku (Clement dan
Buchanan, 1982). Individu menguji coba perilakunya di dalam keluarga, dan umpan balik
keluarga mempengaruhi individu dalam mengadopsi perilaku tertentu. Semua ini merupakan
persiapan individu untuk berperan di masyarakat.
Jika keluarga dipandang sebagai suatu sistem maka gangguan yang terjadi pada salah satu
anggota merupakan dapat mempengaruhi seluruh sistem, sebaliknya disfungsi keluarga
merupakan salah satu penyebab gangguan pada anggota.
Salah satu faktor penyebab kambuh gangguan jiwa adalah; keluarga yang tidak tahu cara
menangani perilaku pasien di rumah (Sullinger, 1988). Menurut Sullinger, 1988 dan Carson/Ross
1987, pasien dengan diagnosa skizofrenia diperkirakan akan kambuh 50% pada tahun pertama,
5

70% pada tahun kedua dan 100% pada tahun kelima setelah pulang dari rumah sakit karena
perlakuan yang salah selama di rumah atau di masyarakat.

5. Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah suatu cara untuk menata kembali masalah hubungan antar anggota
keluarga (Stuart & Sundeen, 1991).
a) Tujuan terapi keluarga:
1. Menurunkan konflik kecemasan keluarga.
2. Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-masing anggota keluarga.
3. Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis.
4. Mengembangkan hubungan peran yang sesuai.
5. Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar anggota keluarga.
6. Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan anggota
keluarga.
b) Manfaat terapi keluarga :
Manfaat bagi pasien, yaitu:
1. Mempercepat proses penyembuhan.
2. Memperbaiki hubungan interpersonal.
3. Menurunkan angka kekambuhan.
Manfaat bagi keluarga, yaitu:
1. Memperbaiki fungsi & struktur keluarga.
2. Keluarga mampu meningkatkan pengertian terhadap pasien sehngga lebih dapat
menerima, toleran & menghargai pasien.
3. Keluarga dapat meningkatkan kemampuan dalam membantu pasien dalam proses
rehabilitasi.
c) Ciri-ciri fungsional keluarga:
1. Problem emosi merupakan bagian dari fungsi tiap individu.
2. Kontak emosi dipertahankan oleh tiap generasi & antar keluarga.
3. Hubungan antar keluarga yang erat & hindari menjauhi masalah.
4. Perbedaan mendorong utk meningkatkan pertumbuhan antar anggota keluarga &
kreativitas individu.
6

d) Disfungsi keluarga
1. Tidak memiliki satu atau lebih fungsi keluarga.
2. Ayah yang tidak di rumah.
3. Pasangan yang tidak harmonis.
e) Indikasi terapi keluarga:
1. Konflik perkawinan, sibling konflik, konflik beberapa generasi.
2. Konflik orang tua & anak.
3. Proses transisi dalam keluarga ; pasangan baru menikah, kelahiran anak pertama, anak
mulai remaja.
4. Terapi individu yang perlu melibatkan anggota keluarga lain.
5. Tidak ada kemajuan terapi individu.
6.Pendidikan Kesehatan Jiwa Pada Keluarga
Pengertian :
Memberikan bimbingan & penyuluhan kesehatan jiwa kepada keluarga dalam rangka :
Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga, Mencegah penyakit, Mengenali gejala gangguan jiwa
secara dini dan upaya pengobatan.
Bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh keluarga, sehingga
diharapkan : Keluarga mampu :
1. Memberikan stimuli dalam perkembangan anak
2. Menumbuhkan hubungan interpersonal
3. Mengerti tentang kesehatan jiwa & gangguan kesehatan jiwa
4. Mengetahui penyebab gangguan jiwa
5. Mengetahui ciri-ciri gangguan jiwa
6. Mengetahui fungsi & tugas keluarga
7. Upaya pencegahan gangguan jiwa oleh keluarga
8. Upaya perawatan pasien gangguan jiwa di RSU dan Puskesmas.
a. Tugas keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan :
1. Mengenal adanya penyimpangan awal sedini mungkin.
2. Mengambil keputusan dalam mencari pertolongan atau bantuan kesehatan untuk anggota
keluarga.
3. Memberi perawatan bagi anggota keluarga yang sakit, cacat, atau memerlukan bantuan &
menanggulangi keadaan darurat.
7

4. Menciptakan lingkungan keluarga yang sehat.
5. Memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat.
b. Fungsi keluarga dalam upaya mencegah gangguan jiwa.
Contoh upaya keluarga dalam mencegah gangguan jiwa, yaitu:
1. Menciptakan lingkungan yang sehat jiwa bagi anggota keluarga.
2. Saling mencintai, menghargai & mempertcayai antar anggota keluarga.
3. Saling membantu & memberi antar anggota keluarga.
4. Saling terbuka & tidak ada dikriminasi.
5. Memberi pujian & hukuman sesuai dengan perilaku.
6. Menghadapi ketegangan dengan tenang dan menyelesaikan masalah secara tuntas.
7. Menunjukan empati antar anggota keluarga.
8. Membina hubungan dengan masyarakat.
9. Menyediakan waktu untuk kebersamaan, seperti : rekreasi bersama antar anggota
keluarga.
7.Konseling Keluarga
Family Conseling/Therapy dapat didefinisikan sebagai suatu proses interaktif yang
berupaya membantu keluarga memperoleh keseimbangan homeostasis, sehingga setiap anggota
keluarga dapat merasa nyaman (comfortable).
A.Prinsip- Prinsip Konseling Keluarga (Family Conselling)
Secara garis besar, prinsip yang penting dalam pendekatan ini adalah :
1.Bukan metode baru untuk mengatasi human problem.
2.Setiap anggota adalah sejajar, tidak ada satu yang lebih penting dari yang lain.
3.Situasi saat ini merupakan penyebab dari masalah keluarga dan prosesnyalah yang harus
diubah.
4.Tidak perlu memperhatikan diagnostik dari permasalahan keluarga, karena hal ini hanya
membuang waktu saja untuk ditelusuri.
5.Selama intervensi berlangsung, konselor/terapist merupakan bagian penting dalam
dinamika keluarga, jadi melibatkan dirinya sendiri.
6.Konselor/terapist memberanikan anggota keluarga untuk mengutarakan dan berinteraksi
dengan setiap anggota keluarga dan menjadi intra family involved.
7.Relasi antara konselor/terapist merupakan hal yang sementara. Relasi yang permanen
merupakan penyelesaian yang buruk.
8

8.Supervisi dilakukan secara riil/nyata (conselor/therapist center)
a. Proses Konseling
1.Melibatkan keluarga, pertemuan dilakukan di rumah, sehingga konselor mendapat
informasi nyata tentang kehidupan keluarga dan dapat merancang strategi yang cocok
untuk membantu pemecahan problem keluarga.
2.Penilaian Problem/masalah yang mencakup pemahaman tentang kebutuhan, harapan,
kekuatan keluarga dan riwayatnya.
3.Strategi-strategi khusus untuk pemberian bantuan dengan menentukan macam intervensi
yang sesuai dengan tujuan.
4.Follow up, dengan memberi kesempatan pada keluarga untuk tetap berhubungan dengan
konselor secara periodik untuk melihat perkembangan keluarga dan memberikan dukungan
(support).

























9

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 1998. http://www. Depkes.go.id diakses
pada tanggal 21 Maret 2011.

2. Setyonegoro, R. Kusumanto. 1984. Kesehatan jiwa di Indonesia. Jakarta: CV. Rajawali.

Anda mungkin juga menyukai