Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asfiksia adalah kumpulan dari berbagai keadaan dimana terjadi gangguan
dalam pertukaran udara pernapasan yang normal. Gangguan tersebut dapat
disebabkan karena adanya obstruksi pada saluran pernapasan dan gangguan yang
diakibatkan karena terhentinya sirkulasi. Kedua gangguan tersebut akan
menimbulkan suatu keadaan dimana oksigen dalam darah berkurang (hipoksia)
yang disertai dengan peningkatan kadar karbondioksida (hiperkapnea).
1,2
Asfiksia dalam bahasa Indonesia disebut dengan mati lemas!. "ebenarnya
pemakaian kata asfiksia tidaklah tepat, sebab kata asfiksia ini berasal dari bahasa
#unani, menyebutkan bah$a asfiksia berarti absen%e of pulse! ( tidak
berdenyut), sedangkan pada kematian karena asfiksia, nadi sebenarnya masih
dapat berdenyut untuk beberapa menit setelah pernapasan berhenti. Istilah yang
tepat se%ara terminologi kedokteran ialah anoksia atau hipoksia.
&,'
Asfiksia merupakan penyebab kematian terbanyak yang ditemukan dalam
kasus kedokteran forensik. Asfiksia yang diakibatkan oleh karena adanya
obstruksi pada saluran pernafasan disebut asfiksia mekanik. Asfiksia jenis inilah
yang paling sering dijumpai dalam kasus tindak pidana yang menyangkut tubuh
dan nya$a manusia. (engetahui gambaran asfiksia, khususnya pada postmortem
serta keadaan apa saja yang dapat menyebabkan asfiksia, khususnya asfiksia
mekanik mempunyai arti penting terutama dikaitkan dengan proses penyidikan.
)alam penyidikan untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban
yang diduga karena peristi$a tindak pidana, seorang penyidik ber$enang
mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau
dokter dan atau ahli lainnya. "eorang dokter sebagaimana pasal 1*+ K,-A.
$ajib memberikan keterangan yang sebaik/baiknya dan yang sebenarnya menurut
pengetahuan di bidang keahliannya demi keadilan. ,ntuk itu, sudah selayaknya
seorang dokter perlu mengetahui dengan seksama perihal ilmu forensik, salah
satunya asfiksia. (akalah ini se%ara garis besar akan membahas mengenai
asfiksia, khususnya asfiksia mekanik.
1
BAB II
ASFIKSIA
A.
Terminologi
Asfiksia berasal dari bahasa#unani, yaitu terdiri dari a! yang berarti
tidak!, dan sphin0! yang artinya nadi!. 1adi se%ara harfiah, asfiksia diartikan
sebagai tidak ada nadi! atau tidak berdenyut!. .engertian ini sering salah dalam
penggunaannya. Akibatnya sering menimbulkan kebingungan untuk membedakan
dengan status anoksia lainnya
(1).
B.
Definisi Asfiksia
Asfiksia atau mati lemas adalah suatu keadaan berupa berkurangnya kadar
oksigen (2
2
) dan berlebihnya kadar karbon dioksida (32
2
) se%ara bersamaan
dalam darah dan jaringan tubuh akibat gangguan pertukaran antara oksigen
(udara) dalam al4eoli paru/paru dengan karbon dioksida dalam darah kapiler paru/
paru. Kekurangan oksigen disebut hipoksia dan kelebihan karbon dioksida disebut
hiperkapnia
(1,2,&).
)alam kenyataan sehari/hari, hipoksia ternyata merupakan gabungan dari
empat kelompok, dimana masing/masing kelompok tersebut memang mempunyai
%iri tersendiri. 5alaupun %iri atau mekanisme yang terjadi pada masing/masing
kelompok akan menghasilkan akibat yang sama bagi tubuh. Kelompok tersebut
adalah
(2,')6
a. -ipoksik/hipoksia
)alam keadaan ini oksigen gagal untuk masuk ke dalam sirkulasi darah.
b. Anemik/hipoksiaKeadaan dimana darah yang tersedia tidak dapat
memba$a oksigen yang %ukup untuk metabolisme dalam jaringan.
%. "tagnan/hipoksia
Keadaan dimana oleh karena suatu sebab terjadi kegagalan sirkulasi.
d. -istotoksik/hipoksia
"uatu keadaan dimana oksigen yang terdapat dalam darah, oleh karena
suatu hal, oksigen tersebut tidak dapat dipergunakan oleh jaringan.
C.
Eiologi Asfiksia
)ari segi etiologi, asfiksia dapat disebabkan oleh hal berikut
(1,')6
2
1) .enyebab Alamiah, misalnya penyakit yang menyumbat saluran
pernafasan seperti laryngitis difteri, tumor laring, asma bronkiale, atau
menimbulkan gangguan pergerakan paru seperti fibrosis paru,
pneumonia, 32.).
2) 7rauma mekanik, yang menyebabkan asfiksia mekanik, misalnya
trauma yang mengakibatkan emboli, pneumotoraks bilateral, sumbatan
atau halangan pada saluran napas dan sebagainya. 8mboli terbagi atas
2 ma%am, yaitu emboli lemak dan emboli udara. 8mboli lemak
disebabkan oleh fraktur tulang panjang. 8mboli udara disebabkan oleh
terbukanya 4ena jugularis akibat luka.
&) Kera%unan bahan yang menimbulkan depresi pusat pernafasan,
misalnya barbiturate, narkotika.
D.
Ge!ala Asfiksia
Ada ' stadium gejala 9 tanda dari asfiksia, yaitu
(1,:)
;ase dispneu 9 sianosis
a) ;ase kon4ulsi
b) ;ase apneu
%) ;ase akhir 9 terminal 9 final
.ada fase dispneu 9 sianosis asfiksia berlangsung kira/kira ' menit. ;ase ini
terjadi akibat rendahnya kadar oksigen dan tingginya kadar karbon dioksida.
7ingginya kadar karbon dioksida akan merangsang medulla oblongata sehingga
terjadi perubahan pada pernapasan, nadi dan tekanan darah. .ernapasan terlihat
%epat, berat, dan sukar. <adi teraba %epat. 7ekanan darah terukur meningkat.
;ase kon4ulsi asfiksia terjadi kira/kira 2 menit. A$alnya berupa kejang
klonik lalu kejang tonik kemudian opistotonik. Kesadaran mulai hilang, pupil
dilatasi, denyut jantung lambat, dan tekanan darah turun.
;ase apneu asfiksia berlangsung kira/kira 1 menit. ;ase ini dapat kita amati
berupa adanya depresi pusat pernapasan (napas lemah), kesadaran menurun
sampai hilang dan relaksasi spingter.
;ase akhir asfiksia ditandai oleh adanya paralisis pusat pernapasan lengkap.
)enyut jantung beberapa saat masih ada lalu napas terhenti kemudian mati.
3
E.
Gam"aran Posmorem #a$a Asfiksia
Karena asfiksia merupakan mekanisme kematian, maka se%ara menyeluruh
untuk semua kasus akan ditemukan tanda/tanda umum yang hampir sama, yaitu6
.ada pemeriksaan luar
(1,',:)
6
(uka dan ujung/ujung ekstremitas sianotik ($arna biru keunguan) yang
disebabkan tubuh mayat lebih membutuhkan -b32
2
daripada -b2
2
.
a) 7ardieu=s spot pada konjungti4a bulbi dan palpebra. 7ardieu=s spot
merupakan bintik/bintik perdarahan (petekie) akibat pelebaran kapiler
darah setempat.
b) >ebam mayat %epat timbul, luas, dan lebih gelap karena terhambatnya
pembekuan darah dan meningkatnya fragilitas9permeabilitas kapiler. -al
ini akibat meningkatnya kadar 32
2
sehingga darah dalam keadaan lebih
%air. >ebam mayat lebih gelap karena meningkatnya kadar -b32
2
..
%) ?usa halus keluar dari hidung dan mulut. ?usa halus ini disebabkan
adanya fenomena ko%okan pada pernapasan kuat.
.ada pemeriksaan dalam
(1,',:)
6
a) 2rgan dalam tubuh lebih gelap @ lebih berat dan ejakulasi pada mayat
laki/laki akibat kongesti 9 bendungan alat tubuh @ sianotik.
b) )arah termasuk dalam jantung ber$arna gelap dan lebih %air.
%) 7ardieu=s spot pada pielum ginjal, pleura, perikard, galea apponeurotika,
laring, kelenjar timus dan kelenjar tiroid.
d) ?usa halus di saluran pernapasan.
e) 8dema paru.
f) Kelainan lain yang berhubungan dengan kekerasan seperti fraktur laring,
fraktur tulang lidah dan resapan darah pada luka.
Gambar 1. ,jung/ujung jari yang sianotik pada kasus asfiksia
4
Gambar 2. 7ardieu=s spot pada konjungti4a palpebrae
Gambar &. >ebam mayat pada kasus asfiksia
F.
Asfiksia %ekanik
(')
Asfiksia mekanik adalah mati lemas
yang terjadi bila udara pernafasan
terhalang memasuki saluran pernafasan oleh berbagai kekerasan (yang bersifat
mekanik), misalnya 6
1. .enutupan lubang saluran pernafasan bagian atas6
a. .embekapan (smothering)
b. .enyumbatan (gagging dan %hoking)
2. .enekanan dinding saluran pernafasan6
a. .enjeratan (strangulation)
b. .en%ekikan (manual strangulation)
%. Gantung (hanging)
&. External pressure of the chest yaitu penekanan dinding dada dari luar.
5
'. Drawning (tenggelam) yaitu saluran napas terisi air.
:. Inhalation of suffocating gases.
Karena mekanisme kematian pada kasus tenggelam bukan murni disebabkan
oleh asfiksia, maka ada sementara ahli yang tidak lagi memasukkan tenggelam ke
dalam kelompok asfiksia mekanik, tetapi dibi%arakan sendiri. ?erikut akan
dibahas beberapa kasus asfiksia mekanik.
&. PENGGANTUNGAN 'HANGING(
&.& Definisi
.enggantungan (hanging) merupakan suatu strangulasi berupa tekanan
pada leher akibat adanya jeratan yang menjadi erat oleh berat badan korban
(1,&,').
&.) Eiologi Kemaian #a$a Penggan*ngan
Ada ' penyebab kematian pada penggantungan, yaitu
(1,&)6

a) Asfiksia
b) Iskemia otak akibat gangguan sirkulasi
%) Aagal refle0
d) Kerusakan medulla oblongata atau medulla spinalis
&.+ Cara Kemaian #a$a Penggan*ngan
Ada & %ara kematian pada penggantungan, yaitu
(1)6
a. ?unuh diri (paling sering).
b. .embunuhan, termasuk hukuman mati.
%. Ke%elakaan, misalnya bermain dengan tali lasso, tali parasut pada terjun
payung, dan penggunaan tali untuk mendapat kepuasan seks.
,ntuk mengetahui lebih jelas %ara kematian ini, hal yang perlu diperhatikan, yaitu
(1,&)6
6
a) Ada tidaknya alat penumpu korban, misalnya bangku dan sebagainya.
b) Arah serabut tali penggantung.
"erabut tali penggantung yang arahnya menuju korban dapat memberi
petunjuk bagi kita bah$a korban melakukan bunuh diri. "ebaliknya, bila
arah serabut tali menjauhi korban menjadi bukti korban dibunuh lebih
dahulu sebelum digantung.
%). >ebam mayat.
)istribusi lebam mayat harus kita perhatikan se%ara seksama, apakah
sesuai dengan posisi mayat ataukah tidak.
d). 1enis simpul tali gantungan.
-al ini penting diperhatikan karena dapat kita jadikan sebagai patokan
apakah korban melakukan bunuh diri ataukah korban pembunuhan.
"impul tali, baik simpul hidup maupun simpul mati, bila mele$ati lingkar
kepala korban dapat menunjukkan korban melakukan bunuh diri. Apabila
simpul tali tidak mele$ati lingkar kepala korban, berarti korban dibunuh
lebih dahulu sebelum digantung. "impul hidup harus dilonggarkan se%ara
maksimal untuk membuktikannya.
&., Gam"aran Posmorem #a$a Penggan*ngan
&.,.& Pemeriksaan l*ar
'1,&)
-
a. Kepala.
(uka korban penggantungan akan mengalami sianosis dan terlihat pu%at
karena 4ena terjepit. "elain itu, pu%at pada muka korban juga disebabkan
terjepitnya arteri. (ata korban dapat melotot akibat adanya bendungan
pada kepala korban. -al ini disebabkan terhambatnya 4ena/4ena kepala
tetapi arteri kepala tidak terhambat.
?intik/bintik perdarahan pada konjungti4a korban terjadi akibat pe%ahnya
4ena dan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah karena asfiksia.
>idah korban penggantungan bisa terjulur, bisa juga tidak terjulur. >idah
terjulur apabila letak jeratan gantungan tepat berada pada kartilago
tiroidea. >idah tidak terjulur apabila letaknya berada diatas kartilago
tiroidea.
7
b. >eher.
1) Alur jeratan pada leher korban penggantungan berbentuk lingkaran (A
shape). Alur jerat berupa luka le%et atau luka memar dengan %iri/%iri 6
Alur jeratan pu%at.
2) 7epi alur jerat %oklat kemerahan.
&) Kulit sekitar alur jerat terdapat bendungan.
') Alur jeratan yang simetris 9 tipikal pada leher korban penggantungan
(hanging) menunjukkan letak simpul jeratan berada dibelakang leher
korban. Alur jeratan yang asimetris menunjukkan letak simpul
disamping leher.
%. anggota gerak (lengan dan tungkai).
Anggota gerak korban penggantungan dapat kita temukan adanya lebam
mayat pada ujung ba$ah lengan dan tungkai. .enting juga kita ketahui
ada tidaknya luka le%et pada anggota gerak tersebut.
d. )ubur dan Alat kelamin.
)ubur korban penggantungan dapat mengeluarkan feses. Alat kelamin
korban dapat mengeluarkan mani, urin, dan darah (sisa haid). .engeluaran
urin disebabkan kontraksi otot polos pada stadium kon4ulsi atau pun%ak
asfiksia. >ebam mayat dapat ditemukan pada genitalia eksterna korban.
&.,.)
Pemeriksaan Dalam
(1,&)-
a. Kepala.
Kepala korban penggantungan dapat kita temukan tanda/tanda
bendungan pembuluh darah otak, kerusakan medulla spinalis dan
medulla oblongata. Kedua kerusakan tersebut biasanya terjadi pada
hukuman gantung (judi%ial hanging).
b. >eher
>eher korban penggantungan dapat kita temukan adanya perdarahan
dalam otot atau jaringan, fraktur (os hyoid, kartilago tiroidea, kartilago
krikoidea, dan trakea), dan robekan ke%il pada intima pembuluh darah
leher (4ena jugularis).
%. )ada dan perut.
.ada dada dan perut korban dapat ditemukan adanya perdarahan
(pleura, perikard, peritoneum, dan lain/lain) dan bendungan9kongesti
organ.
d. )arah.
8
)arah dalam jantung korban penggantungan (hanging) $arnanya lebih
gelap dan konsistensinya lebih %air.
7abel 1. .erbedaan antara penggantungan antemortem dan postmortem
No Penggan*ngan anemorem Penggan*ngan #osmorem
1 7anda/tanda penggantungan ante/mortem
ber4ariasi. 7ergantung dari %ara kematian
korban
7anda/tanda post/mortem menunjukkan kematian
yang bukan disebabkan penggantungan
2 7anda jejas jeratan miring, berupa
lingkaran terputus (non-continuous) dan
letaknya pada leher bagian atas
7anda jejas jeratan biasanya berbentuk lingkaran
utuh (continuous), agak sirkuler dan letaknya
pada bagian leher tidak begitu tinggi
& "impul tali biasanya tunggal, terdapat pada
sisi leher
"impul tali biasanya lebih dari satu, diikatkan
dengan kuat dan diletakkan pada bagian depan
leher
' 8kimosis tampak jelas pada salah satu sisi
dari jejas penjeratan. >ebam mayat tampak
di atas jejas jerat dan pada tungkai ba$ah
8kimosis pada salah satu sisi jejas penjeratan
tidak ada atau tidak jelas. >ebam mayat terdapat
pada bagian tubuh yang menggantung sesuai
dengan posisi mayat setelah meninggal
: .ada kulit di tempat jejas penjeratan teraba
seperti perabaan kertas perkamen, yaitu
tanda par%hmentisasi
7anda par%hmentisasi tidak ada atau tidak begitu
jelas
B "ianosis pada $ajah, bibir, telinga, dan
lain/lain sangat jelas terlihat terutama jika
kematian karena asfiksia
"ianosis pada bagian $ajah, bibir, telinga dan
lain/lain tergantung dari penyebab kematian
* 5ajah membengkak dan mata mengalami
kongesti dan agak menonjol, disertai
dengan gambaran pembuluh dara 4ena
yang jelas pada bagian kening dan dahi
7anda/tanda pada $ajah dan mata tidak terdapat,
ke%uali jika penyebab kematian adalah
pen%ekikan (strangulasi) atau sufokasi
C >idah bisa terjulur atau tidak sama sekali >idah tidak terjulur ke%uali pada kasus kematian
akibat pen%ekikan
+ .enis. 8reksi penis disertai dengan
keluarnya %airan sperma sering terjadi pada
korban pria. )emikian juga sering
ditemukan keluarnya feses
.enis. 8reksi penis dan %airan sperma tidak ada.
.engeluaran feses juga tidak ada
1D Air liur. )itemukan menetes dari sudut
mulut, dengan arah yang 4ertikal menuju
dada. -al ini merupakan pertanda pasti
penggantungan ante/mortem
Air liur tidak ditemukan yang menetes pad kasus
selain kasus penggantungan.
7abel 2. .erbedaan penggantungan pada bunuh diri dan pada pembunuhan
No Penggan*ngan #a$a "*n*. $iri Penggan*ngan #a$a #em"*n*.an
1 ,sia. Gantung diri lebih sering terjadi pada
remaja dan orang de$asa. Anak/anak di
ba$ah usia 1D tahun atau orang de$asa di
atas usia :D tahun jarang melakukan
gantung diri
7idak mengenal batas usia, karena tindakan
pembunuhan dilakukan oleh musuh atau la$an
dari korban dan tidak bergantung pada usia
2 7anda jejas jeratan, bentuknya miring,
berupa lingkaran terputus (non-continuous)
dan terletak pada bagian atas leher
7anda jejas jeratan, berupa lingkaran tidak
terputus, mendatar, dan letaknya di bagian tengah
leher, karena usaha pelaku pembunuhan untuk
9
No Penggan*ngan #a$a "*n*. $iri Penggan*ngan #a$a #em"*n*.an
membuat simpul tali
& "impul tali, biasanya hanya satu simpul
yang letaknya pada bagian samping leher
"impul tali biasanya lebih dari satu pada bagian
depan leher dan simpul tali tersebut terikat kuat
' Ei$ayat korban. ?iasanya korban
mempunyai ri$ayat untuk men%oba bunuh
diri dengan %ara lain
"ebelumnya korban tidak mempunyai ri$ayat
untuk bunuh diri
: 3edera. >uka/luka pada tubuh korban yang
bisa menyebabkan kematian mendadak
tidak ditemukan pada kasus bunuh diri
3edera berupa luka/luka pada tubuh korban
biasanya mengarah kepada pembunuhan
B Ea%un. )itemukannya ra%un dalam
lambung korban, misalnya arsen, sublimat
korosif dan lain/lain tidak bertentangan
dengan kasus gantung diri. Easa nyeri
yang disebabkan ra%un tersebut mungkin
mendorong korban untuk melakukan
gantung diri
7erdapatnya ra%un berupa asam opium
hidrosianat atau kalium sianida tidak sesuai pada
kasus pembunuhan, karena untuk hal ini perlu
$aktu dan kemauan dari korban itu sendiri.
)engan demikian maka kasus penggantungan
tersebut adalah karena bunuh diri
* 7angan tidak dalam keadaan terikat, karena
sulit untuk gantung diri dalam keadaan
tangan terikat
7angan yang dalam keadaan terikat mengarahkan
dugaan pada kasus pembunuhan
C Kemudahan. .ada kasus bunuhdiri, mayat
biasanya ditemukan tergantung pada
tempat yang mudah di%apai oleh korban
atau di sekitarnya ditemukan alat yang
digunakan untuk men%apai tempat tersebut
.ada kasus pembunuhan, mayat ditemukan
tergantung pada tempat yang sulit di%apai oleh
korban dan alat yang digunakan untuk men%apai
tempat tersebut tidak ditemukan
+ 7empat kejadian. 1ika kejadian
berlangsung di dalam kamar, dimana pintu,
jendela ditemukan dalam keadaan tertutup
dan terkun%i dari dalam, maka kasusnya
pasti merupakan bunuh diri
7empat kejadian. ?ila sebaliknya pada ruangan
ditemukan terkun%i dari luar, maka
penggantungan adalah kasus pembunuhan
1D 7anda/tanda perla$anan, tidak ditemukan
pada kasus gantung diri
7anda/tanda perla$anan hampir selalu ada
ke%uali jika korban sedang tidur, tidak sadar atau
masih anak/anak.
). PEN/ERATAN 'STRANGULATION BY LIGATURE(
).& Definisi
1erat (strangulation by ligature) adalah suatu strangulasi berupa tekanan pada
leher korban akibat suatu jeratan dan menjadi erat karena kekuatan lain bukan
karena berat badan korban
(1,').
).) Eiologi Kemaian #a$a Pen!eraan
Ada & penyebab kematian pada jerat (strangulation by ligature), yaitu
(1,',B)6

Asfiksia
10
a) Iskemia
b) Aagal refleks
).+ Cara Kemaian #a$a Pen!eraan-
Ada & %ara kematian pada kasus jeratan (strangulation by ligature), yaitu (1,',B)6
a. .embunuhan (paling sering).
.embunuhan pada kasus jeratan dapat kita jumpai pada kejadian
infanti%ide dengan menggunakan tali pusat, psikopat yang saling
menjerat, dan hukuman mati (Faman dahulu).
b. Ke%elakaan.
Ke%elakaan pada kasus jeratan dapat kita temukan pada bayi yang
terjerat oleh tali pakaian, orang yang bersenda gurau dan pemabuk.
Aagal refle0 menjadi penyebab kematian pada orang yang bersenda
gurau.
%. ?unuh diri.
.ada kasus bunuh diri dengan jeratan, dilakukan dengan melilitkan tali
se%ara berulang dimana satu ujung difiksasi dan ujung lainnya ditarik.
Antara jeratan dan leher dimasukkan tongkat lalu mereka memutar
tongkat tersebut.
-al/hal penting yang perlu kita perhatikan pada kasus jeratan, antara lain
(1,B)6

Arah jerat mendatar 9 horisontal.
a. >okasi jeratan lebih rendah daripada kasus penggantungan.
b. 1enis simpul penjerat.
%. ?ahan penjerat misalnya tali, kaus kaki, dasi, serbet, serbet, dan lain/lain..ada
kasus pembunuhan biasanya kita tidak menemukan alat yang digunakan untuk
menjerat.
)., Gam"aran Posmorem
.emeriksaan otopsi pada kasus jeratan (strangulation by ligature) mirip kasus
penggantungan (hanging) ke%uali pada (1,')6
a. )istribusi lebam mayat yang berbeda.
11
b. Alur jeratan mendatar 9 horisontal.
%. >okasi jeratan lebih rendah.
+. PENCEKIKAN 'MANUAL STRANGULASI(
+.& Definisi
.en%ekikan (manual strangulasi) adalah suatu strangulasi berupa tekanan pada
leher korban yang dilakukan dengan menggunakan tangan atau lengan ba$ah.
.en%ekikan dapat dilakukan dengan & %ara, yaitu6
a) (enggunakan 1 tangan dan pelaku berdiri di depan korban.
b) (enggunakan 2 tangan dan pelaku berdiri di depan atau di belakang korban.
%) (enggunakan 1 lengan dan pelaku berdiri di depan atau di belakang korban.
Apabila pelaku berdiri di belakang korban dan menarik korban ke arah pelaku
maka ini disebut mugging
(1,').

+.) Eiologi Kemaian #a$a Pen0ekikan
Ada & penyebab kematian pada pen%ekikan, yaitu
(1)
6
Asfiksia
a) Iskemia
b) Aagal refle0
+.+ Cara Kemaian #a$a Pen0ekikan
Ada 2 %ara kematian pada kasus pen%ekikan, yaitu
(1)6

a) .embunuhan (hampir selalu).
b) Ke%elakaan, biasanya mati karena 4agal refle0.
+., Gam"aran Posmorem Pen0ekikan
+.,.& Pemeriksaan L*ar-
12
#ang perlu diperhatikan pada pemeriksaan luar kasus pen%ekikan, antara lain
(1,')6

a) 7anda asfiksia.
7anda/tanda asfiksia pada pemeriksaan luar otopsi yang dapat kita
temukan antara lain adanya sianotik, petekie, atau kongesti daerah kepala,
leher atau otak. >ebam mayat akan terlihat gelap.
b) 7anda kekerasan pada leher.
%) 7anda kekerasan pada leher yang penting kita %ari, yaitu bekas kuku dan
bantalan jari. ?ekas kuku dapat kita kenali dari adanya %res%ent mark,
yaitu luka le%et berbentuk semilunar9bulan sabit. 7erkadang kita dapat
menemukan sidik jari pelaku. .erhatikan pula tangan yang digunakan
pelaku, apakah tangan kanan (right handed) ataukah tangan kiri (left
handed). Arah pen%ekikan dan jumlah bekas kuku juga tak luput dari
perhatian kita
d) 7anda kekerasan pada tempat lain.
7anda kekerasan pada tempat lain dapat kita temukan di bibir, lidah,
hidung, dan lain/lain. 7anda ini dapat menjadi petunjuk bagi kita bah$a
korban melakukan perla$anan.
+.,.) Pemeriksaan Dalam-
-al yang penting pada pemeriksaan dalam bagian leher kasus pen%ekikan, yaitu
(1,')6

a. .erdarahan atau resapan darah.
.erdarahan atau resapan darah dapat kita %ari pada otot, kelenjar tiroid,
kelenjar ludah, dan mukosa @ submukosa pharing atau laring.
b. ;raktur.
;raktur yang paling sering kita temukan pada os hyoid. ;raktur lain pada
kartilago tiroidea, kartilago krikoidea, dan trakea.
%. (emar atau robekan membran hipotiroidea.
d. >uksasi artikulasio krikotiroidea dan robekan ligamentum pada mugging.
,. PE%BEKAPAN 'SMOTHERING(
13
,.& Definisi
.embekapan (smothering) adalah suatu suffo%ation dimana lubang luar jalan
napas yaitu hidung dan mulut tertutup se%ara mekanis oleh benda padat atau
partikel/partikel ke%il
(1).
,.) Eiologi Kemaian #a$a Pem"eka#an-
Ada & penyebab kematian pada pembekapan (smothering), yaitu
(1)6

a) Asfiksia
b) 8dema paru
%) -iperaerasi
8dema paru dan hiperaerasi terjadi pada kematian yang lambat dari
pembekapan.
,.+ Cara Kemaian #a$a Pem"eka#an-
3ara kematian pada kasus pembekapan, yaitu
(1,')6

a) Ke%elakaan (paling sering), misalnya tertimbun tanah longsor atau salju,
alkoholisme, bayi tertutup selimut atau mammae ibu
b) .embunuhan, misalnya hidung dan mulut diplester, bantal ditekan ke
$ajah, serbet atau dasi dimasukkan ke dalam mulut
%) ?unuh diri
,., Gam"aran Posmorem Pem"eka#an
-al/hal penting pada pemeriksaan otopsi kasus pembekapan, yaitu
(1,')6
a) (en%ari penyebab kematian.
b) (enemukan tanda/tanda asfiksia.
%) (enemukan edema paru, hiperaerasi dan sianosis pada kematian yang
lambat.
1. TERSEDAK 'CHOCKING(
1.& Definisi
14
7ersedak (chocking) adalah suatu suffocation dimana ada benda padat yang masuk
dan menyumbat lumen jalan udara
(1).
1.) Cara Kemaian Pa$a Kas*s Terse$ak
Ada 2 %ara kematian pada kasus tersedak, yaitu
(1,')6

a. Ke%elakaan (paling sering), seperti gangguan refleks batuk pada alkoholisme,
pada bayi atau anak ke%il yang gemar memasukkan benda asing ke dalam
mulutnya, tonsilektomi, aspirasi, dan kain kasa yang tertinggal pada anestesi
eter.
b. .embunuhan (kasus infanti%ide)
1.+ Gam"aran Posmorem
-al/hal penting pada pemeriksaan otopsi kasus tersedak (chocking), yaitu
(1,')
6
a) (en%ari bahan penyebab dalam saluran pernapasan. 1uga kadang/kadang
ada tanda kekerasan di mulut korban.
b) (enemukan tanda asfiksia.
%) (en%ari tanda/tanda edema paru, hiperaerasi dan atelektasis pada
kematian lambat.
d) 7ersedak dapat terjadi sebagai komplikasi dari bronkopneumonia dan
abses.
2. ASFIKSIA TRAU%ATIK 'EXTERNAL PRESSURE OF THE CHEST(
2.& Definisi
Asfiksia traumatik (external pressure of the chest) adalah terhalangnya udara
untuk masuk dan keluar dari paru/paru akibat terhentinya gerak napas yang
disebabkan adanya suatu tekanan dari luar pada dada korban
(1,').
2.) Cara Kemaian Pa$a Kas*s Asfiksia Tra*maik
a) 3ara kematian pada kasus asfiksia traumatik, antara lain
(1,')6
Ke%elakaan
(paling sering), misalnya terjepit antara lantai dengan ele4ator, antara 2
15
kendaraan, atau antara dinding dengan kendaraan yang mundur, tertimbun
runtuhan benda atau bangunan, pasir, atau batubara atau berdesakan di
pintu sempit akibat panik.
b) .embunuhan (misalnya burking)
2.+ Gam"aran Posmorem
Ada 2 hal yang penting kita lakukan pada pemeriksaan otopsi korban kasus
asfiksia traumatik (external pressure of the chest), yaitu
(1,')6

a) (en%ari tanda kekerasan di dada.
b) (enemukan tanda asfiksia.
3. INHALATION OF SUFFOCATING GASSES
3.& Definisi
Inhalation of suffocating gasses adalah suatu keadaan dimana korban menghisap
gas tertentu dalam jumlah berlebihan sehingga kebutuhan 2
2
tidak terpenuhi
(1)
.
3.) Cara kemaian #a$a kas*s Inhalation of suffoatin! !ass"s-
Ada & %ara kematian pada korban kasus inhalation of suffocating gasses, yaitu
menghisap gas
(1)6

a)
32
b)
32
2
%)
-
2
"
Gas 32 banyak pada kebakaran hebat. Gas 32
2
banyak pada sumur tua dan
gudang ba$ah tanah. Gas -
2
" pada tempat penyamakan kulit.
BAB III
PENUTUP
16
Asfiksia atau mati lemas adalah suatu keadaan berupa berkurangnya kadar
oksigen dan berlebihnya kadar karbon dioksida se%ara bersamaan dalam darah dan
jaringan tubuh akibat gangguan pertukaran antara oksigen dalam al4eoli paru/paru
dengan karbon dioksida dalam darah kapiler paru/paru. Asfiksia mekanik adalah
mati lemas yang terjadi bila udara pernafasan terhalang memasuki saluran
pernafasan oleh berbagai kekerasan (yang bersifat mekanik), misalnya pada kasus
pembekapan (smothering), penyumbatan (gagging dan chocking), penjeratan
(strangulation), pen%ekikan (manual strangulation), penggantungan (hanging),
external pressure of the chest yaitu penekanan dinding dada dari luar, dan
inhalation of suffocating gasses.
DAFTAR PUSTAKA
17
1. (uhammad Al ;atih II. Asfiksia dalam ;orensik Klinik. 2DD*. A4ailable at
http699$$$.klinikindonesia.%om9forensik.php. )iakses tanggal B (aret 2DDC
2. Abdul (un=in Idries. .edoman Ilmu Kedokteran ;orensik 8disi .ertama.
?inarupa Aksara. 1++*. -al 1*D/1*:
&. Anonim. 7anatologi )an Identifikasi Kematian (endadak (Khususnya .ada
Kasus .enggantungan). A4ailable at http699fkuii.org9tiki/
do$nloadG$ikiGatta%hment.phpHattIdI1'. )iakses tanggal 1& Agustus 2D1'
'. ?udiyanto A. Kematian Akibat Asfiksia (ekanik dalam Ilmu Kedokteran
;orensik 8disi I. 1akarta. ?agian Kedokteran ;orensik ;akultas Kedokteran
,ni4ersitas Indonesia. 1++*. -al :: J *D.
:. "urya .utra. .enentuan "tandar Asfiksia "ebagai .enyebab Kematian di
Instalasi Kedokteran ;orensik E",) )E."ardjito. ?adan >itbang Kesehatan,
)epartemen Kesehatan EI. A4ailable at http699digilib.litbang.depkes.go.id.
)iakses tanggal 1& Agustus 2D1'
B. Amy E. "ui%idal >igature "trangulation6 3ase Eeport and Ee4ie$ of the
>iterature. 2DDD. A4ailable at http699$$$.forensikkasus.fkui.%om. )iakses
tanggal 1& Agustus 2D1'
18

Anda mungkin juga menyukai