Anda di halaman 1dari 26

1

BLOK KARDIOVASKULAR
SAKIT KEPALA
WRAP UP

KELOMPOK A-12
Ketua : Dania Ahdariyah Putri (1102011069)
Sekretaris : Lusy Cristi (1102011143)
Anggota : Adlina Putrianti (1102011010)
Andi Eka Steffy Yuliana (1102011026)
Ariqo Alala (1102010035)
Aulia Vinia Ardelia (1102011052)
Balqis Toda (1102011060)
Fakhri Wicaksono (1102011095)
Lindah Syafaastuti (1102011141)
Lusy Novitasari (1102011144)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2012
2

SAKIT KEPALA
Tn M, 50 tahun mengeluh sering sakit kepala sejak 1 bulan, dan tidak berkurang meskipun sudah
minum obat sakit kepala.Ayahnya memang menderita hipertensi.Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 160/90 mmHg, batas jantung dan bunyi jantung I, II dalam batas
normal.Dokter menganjurkan Tn. M untuk melakukan diet dan minum obat antihipertensi.





















3

SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Jantung Dan Pembuluh Darah
1.1 Makroskopis
1.2 Mikroskopis
2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Jantung Dan Pembuluh Darah
2.1 Fisiologi Jantung
2.2 Fisiologi Pembuluh Darah
3. Memahami dan Menjelaskan Hipertensi
3.1 Definisi
3.2 Etiologi
3.3 Klasifikasi
3.4 Patogenesis
3.5 Manifestasi Klinis
3.6 Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
3.7 Diagnosis
3.8 Penatalaksanaan
3.9 Pencegahan
3.10 Komplikasi
3.11 Prognosis













4

1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Jantung Dan Pembuluh Darah
1.1 Makroskopis
a. Jantung


Jantung adalah salah satu organ muskular yang ber-rongga:
- Berbentuk piramid dari basis ke apex cordis
- Berkontraksi secara teratur dan ebrguna untuk memompa darah ke seluruh tubuh
- Terletak dalam rongga thoraks dalam ruang mediastenum media
- Dibungkus oleh jaringan ikat kuat (perikardium)
- Berat janutng orang dewasa normal 250-300gr, kurang lebih seukuran kepalan tinju
masing-masing. Pada laki-laki 300gr, pada perempuan 250gr.
- Jantung berdenyut 60-70x per menit. Hampir 90.000-100.000x dalam 24 jam sehari
terus menerus tanpa henti selama hidup.
Permukaan Luar Jantung
- Fascies strenocostalis:anterior, dengan sternum dan costa
- Fascies diaphragmatica: inferior, dengan diafragma
- Fascies posterior: posterior, dengan basis cordis

5

Permukaan jantung terdapat 3 buah sulkus:
- Sulcus coronarius
- Sulcus interventricularis anterior
- Sulcus interventricularis posterior
Batas Jantung
- Kanan atas: atrium dextra
- Kiri atas: aurikel sinistra
- Kanan bawah: ventrikel dextra
- Kiri bawah: ventrikel sinistra

Rangka Jantung
Terbentuk dari cincin lapisan fibrosa yang mengelilingi osteum atrioventrikularis, osteum
pulmonale, dan osteum aorta, melanjutkan ke atas pars membranesea septum
interventricularis.

Letak Jantung
- 1/3 bagian terletak sebelah kanan linea mediana sternalis, terdapat atrium dextra,
sedikit atrium sinistra dan ventrikel dextra.
- 2/3 bagian terletak sebelah kiri linea mediana, terdapat ventrikel sinistra, atrium
sinistra, dan ventrikel dextra.

Vaskularisasi Jantung
Jantung mendapatkan nutrisi melalui arteri coronaria sinistra dan dextra yang keluar
melalui pangkal dari aorta (bulbus aorticus).Arteri ini sering mengalami penyumbatan dan
gangguan, sebagai contoh terjadinya atherosclerosis, sehingga menimbulkan PJK (penyakit
jantung koroner). Cabang dari masing-masing arteri coronaria yaitu;
- Arteri coronaria dextra: ramus nodi sino atrialis, ramus marginalis dextra dan ramus
interventricularis posterior
- Arteri coronaria sinistra: ramus nodi sino atrial, ramus interventricularis anterior
dan ramus circumflexus serta ramus marginalis sinistra.
Vena dari jantung berupa sinus coronarius, menerima darah dari vena cordis magna, vena cordis
parva, vena interventricularis posterior sinistra dan vena marginalis.
b. Pembuluh Darah
1. Sirkulasi sistemik
Arteri
- Darah dipompa oleh ventrikel kiri menuju arteri terbesar yaitu aorta. Aorta ini
berjalan naik ke bagian atas jantung,melengkung ke bawah pada arkus aorta dan
menurun tepat di anterior kolumna spinalis.
6

- Aorta bercabang menjadi arteri iliaka kiri dan kanan yang menyuplai darah ke
daerah pelvis dan tungkai
- Arteri besar yang menyuplai kepala,lengan dan jantung berasal dari arkus aorta
- Arteri utama yang menyuplai organ visera berasal dari percabangan aorta desendens
- Aorta dan cabang utamanya (arteri brakiosefalika,carotis comunis,subklavia dan
iliakan komunis) disebut arteri elastika. Arteri ini bercabang menjadi arteri
muskularis dengan dinding yang relative tebal untuk mencegah arteri kolaps data
sendi melipat.
- Arteri muskularis bercabang lagi menjadi pembuluh beresistensi,kadang
bersubklasifikasi menjadi arteri kecil yang memiliki banyak lapisan sel otot polos

Anastomosis
- Ini terdapat dalam banyak sirkulasi dan menyediakan suplai darah alternative bila
satu arteri terblokade. Jika hal ini terjadi maka arteri yang beranstomosis akan
membesar secara bertahap dan menyediakan suatu sirkulasi kolateral

Vena
- Terbagi menjadi venula-venula yang mengandung satu atau dua lapis sel otot polos
dan vena
- Vena eksremitas terutama tungkai mempunyai sepasang jatup semilunaris yang
menjamin agar darah tidak berbalik arah
- Vena-vena kepala,leher, dan lengan akan bersatu membentuk vena cava superior
dan vena-vena tubuh bagian bawah membentuk vena cava inferior
- Satu atau dua vena yang menerima darah dari suatu region tubuh biasanya terletak
disebelah arteri yang menyuplai region tersebut
- Hal itu menyebabkan peningkatan penyimpanan panas karena pada suhu
rendah,darah arteri yang lebih hangat akan membei panasnya ke darah vena yang
lebih dingin daripada ke lingkungan eksternal
- Pulsasi arteri disebabkan oleh denyut jantung yang membantu aliran darah vena

2. Sirkulasi pulmonal
- Sirkulasi pulmonal dimulai saat darah dipompa oleh ventrikel kanan ke arteri
pulmonalis utama yang kemudia langsung bercabang 2 menjadi arteri pulmonalis
kanan dan kiri yang menyuplai ke paru-paru.
- Darah vena ini mengalami oksigenasi saat alirannya melalui kapiler pulmonal.
- Selanjutnya kembali kejantung melalui vena pulmonalis ke atrium kiri yang
memompanya ke ventrikel kiri
7

- Kebutuhan metabolic paru tidak dipenuhi oleh sirkulasi pulmonal namun oleh
sirkulasi bronchial yang muncul dari arteri interkostalis. Sebagian besar vena dari
sirkulasi bronchial berakhir dalam atrium kanan namun beberapa bermuara kedalam
vena pulmonalis

3. System limfatik
- Tubuh memiliki system sirkulasi parallel untuk pembuluh dan nodus linfatik
- System ini berfungsi mengembalikan cairan intertisial ke system kardiovaskular
sekitar 8 liter/hari yang meninggalkan pembuluh penukar menuju jaringan tubuh
- Pembuluh limfatik yang lebih besar melewati nodus limfatik yang berisi limfosit
yang berperan meningkatkan respon imun terhadap mikroba,toksin bakteri dan
material asing lain yang terbawa cairan intertisial ke dalam system limfatik

1.2 Mikroskopis
a. Jantung
Jantung terletak di dalam ruang yang dibentuk oleh membran fibroelastik yaitu
perikardium.Membran ini dilapisi oleh selapis sel gepeng, disebut mesotel.Jantung langsung
dilapisi oleh kapsula fibroelastik disebut epikardium, yang dilapisi oleh selapis sel mesotel.antara
perikardium dan epikardium terdapat ruang disebut cavitas pericardii yang dilapisi cairan.
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan, yaitu epikardium, miokardium, dan endokardium.
1. Epikardium
Lapisan paling luar disebut epikardium, dilapisi oleh mesotel.Dibawahnya terdapat jaringan
penyambung dimana ditemukan kapiler, pembuluh limf, dan serat saraf.
2. Miokardium
Lapisan tengah disebut miokardium, tersusun dari serat muskular jantung.Miokardium pada
ventrikel lebih tebal daripada atrium.
3. Endokardium
Lapisan dalam disebut endokardium, terdiri dari 3 lapisan yaitu endotel, sub endotel, dan
elastiko-muskulosa.
- Lapisan paling dalam disebut endotel, merupakan jaringan ikat halus bersambung
dengan endotel pembuluh darah yang masuk ke jantung.
- Lapisan tengah, sub endotel, terdiri dari jaringan penyambung jarang yang tebal,
mengandung banyak serat elastin.
8

- Lapisan elastiko-muskulosa terbentuk dari jaringan pneyambung tidak beraturan,
terdiri dari serat muskular dan elastin, kadang-kadang di bawahnya terdapat lemak.
Dibawah endotel ada lapisan sub endokardium yang terdiri dari jaringan penyambung jarang,
tempat ditemukannya serat Purinye. Serat Purkinye berguna untuk menghantarkan impuls,
berfungsi untuk menjaga irama jantung dan mengkoordinasi atrium dan ventrikel.Endokardium
atrium lebih tebal daripada ventrikel.
Valvula AV
Mempunyai kerangka yang terbentuk dari jaringan ikat padat fibrosa, bagian dari
endokardium.Permukaan katup yang mengarah ke atrium dilapisi endokardium atrium yang
tebal, sedangkan yang mengarah pada ventrikel lebih tipis.Pada pangkal katup dilingkari oleh
annulus fibrosus.Annulus fibrosus merupakan kerangka jaringan ikat yang menyatu dengan
rangka katup.Diujung katup terdapat chordae tendineae yang berpangkal pada musculus
papillaris.

b. Pembuluh Darah
1. Pembuluh kapiler
- Merupakan tabung endotel sederhana yang menghubungkan sisi arteri dan vena dari
system peredaran darah.
- Garis tengahnya rata-rata 7-9 mikron dan membentuk jaring-jaring saluran halus.
Tingkat metabolism suatu organ menentukan kepadatan jalinannya, contoh yang
padat adalag paru,hati,ginjal
- Dinding kapiler terdiri atas selapis sel endotel gepeng yang dipisahkan dari jaringan
disekitarnya oleh lamina atau membrane basal. Setiap sel endotel berupa lempeng
tipis melengkung dengan inti lonjong
- Kapiler dikeliling selubung tipis yang terdiri atas serat kolagen dan elastic tipis dan
disertai sel perivaskular atau perisit
- Kapiler terbagi menjadi 3 jenis,yaitu:
a. Kapiler sempurna
- Dijumpai dibanyak jaraingan termasuk otot,paru,susunan saraf pusat dan kulit
- Sitoplasma sel endotel menebal di tempat yang berinti dan menipis ditempat lainnya
- Ciri khasnya adalah didalamnya terdapat filament halus dan banyak vesikel kecil
(vesikel pinositik) sepanajng permukaan sel yang menghadap lumen maupun
membrane basal. Vesikel tersebut mempunya diameter 50-70 nanometer
- Sel endotel dilekatkan oleh taut-rigi (interdigitated jaunction)
- Pada umumnya dijumpai celah sempit diantara membrane sel yang berhadaoan
yang mengandung semacam bahan kedap electron
b. Kapiler bertingkap
- Dijumpai di dalam mukosa usus,berbagaikelenjear endokrin
9

- Sitoplasmanya sangat tipis dan ditembusi oleh pori-pori yang berdiameter 50
nanometer. Pori-pori tersebut dipisahkan satu sama lain dengan jarak tertentu dan
ditutup katup tipis yang lebih tipis dari membrane sel
- Sel-sel endotel kapiler ini dipisahakan oleh gap junction
c. Kapiler sinusoid
- Terdapat disalam hati dan organ hemopoetik
- Mempunyai garis tengah lumen lebih besar dari normal sekitar 30 nanometer lebih
- Mempunyai dinding yang berkelok-kelok tidak beraturan dan terdiri atas sel
endotel. Bukan merupakan lapisan utuh seperti kapiler sempurna bahkan terdapat
celah yang lebar diantara sel tersebut
- Membrane basal tidak utuh dan dinding sinusoid dipisahkan dari parenkim organ
hanya oleh jala-jala halus serat retikulin

2. Arteri
Pada umumnya dindin arteri terdiri atas 3 bagian,yaitu:
- Yang paling dalam adalah tunika intima atau interna yang terdiri atas selapis sel
endotel disebelah dalam dan diluarnya dilapisi lapisan subendotel yang merupakan
jaringan ikat fibroelastis halus dan yang yang paling luar merupakan serat elastic
yang disebut membrane elastika interna
- Lapis tengah adalah tunika media yang terdiri atas sel otot polos yang tersusun
melingkar
- Lapisan luar,tunika adventitia yang terdiri dari jaringan ikat yang bersusun
memanjang dan berbatasan dengan tunika media
Arteri digolongkan menjadi 3,yaitu:
a. Arteriol
- Mempunyai diameter 100 nanometer atau kurang
- Tunika intima terdiri dari sel enodtel dan membrane elastika interna,tidak terdapat
jaringan subendotel
- Tunika media terdiri dari satu sampai lima lapis utuh sel otot dengan serat elastic
bertebaran
- Tunika adventisia yang biasanya lebih tipis dari tunika medianya berupas selapis
jaringan ikat yang mengandung serat kolagen dan elastin yang bersusun memanjang
- Mempunya dinding yang relative tebal dengan lumen yang sempit dan relative
kedap,tidak terlibat dalam saling tukar darah cairan jaringan
- Arteriol mapu mengontrol distribusi darah ke dalam berbagai jaringan kapiler yang
berbeda dengan vasokontriksi dan vasodilatasi, serta merupakan pengendali utama
tekanan darah sistemik
b. Arteri kecil dan sedang
10

- Termasuk golongan yang meliputi sema arteri yang termasuk arteri tipe muscular
- Dindingnya relative tebal yang terutama disebabkan banyak serat otot didalam
tunika media
- Disebut juga arteri distribusi atau arteri pembagi karena mereka membagi darah ke
berbagai organ yang mengatur suplai darah ke sesuai dengan tuntutan faal yang
berlainan
- Tunika intima mempunyai tiga lapisan yang jelas,lamina atau membrane elastika
interna jelas,tunika media tersusun melingkar
- Dibawah endotel yang duduk diatas membrane faal yang tipis,terdapat serat otot
polos yang memanjang
- Pada arteri muscular yang lebih besar,serat elastin cukup banyak diantara lapis-lapis
otot polos
- Tunika adventisia sering setebal tunika media,tidak mempunyai batas yang jelas.
Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung serat kolagen dan
elastis
c. Arteri besar
- Digolongkan dalam arteri tipe elastic dengan dinding yang relative tipis disbanding
ukuran pembuluh ini
- Sel endotel tunika intimanya berbentuk polygonal. Lapisan subendotel terdiri atas
serat kolagen dan serat elastic serta fibroblast yang tersebar.
- Dibagian dalam terdapat berkas-berkas kecil serat otot polos
- Tunika media dicirikan oleh banyaknya membrane elastic,tersusun melingkar
- Ruang diantara membrane elastin tersebut mengandung fibroblast,bahan dasar
amorf,jala-jala serat elastin halus dan serat otot polos yang melingkar serta
mempunyai banyak tonjolan pendek
- Tunika adventisia berupa selubung tipis dan susah dibedakan dari jaringan
sekitarnya
- Arteri besar sering disebut arteri penghubung untuk menjelaskan fungsinya sebagai
pengantar darah ke dalam cabang-cabang kecil system pembuluh darah
3. Vena
Vena mempunya tekanan sepersepuluh dari tekanan arteri dan harus menampung volume darah
lebih besar tetapi dindinya lebih tipis karena berkurangnya unsure otot dan elastisnya
Vena digolongan menjadi 3,yaitu:
a. Venula
- Mempunyai intima yang terdiri atas endotel dengan selbung serat kolagen diluarnya
- Terlibat dalam pertukaran metabolit antara darah dan jaringan ikat
- Serat otot melingkar telah membentuk lapisan sempurna setebal 1-3 lapis diluar
endotel
11

- Tersusun lebih renggang daripada arteriol,dipisahkan oleh berkas serat kolagen dan
elastin
- Tunika adventisia tebal dibandingankan keseluruhan dindingnya yang tipis dan
terdiri atas serat kolagen dan tebaran elastic serta fibroblast
b. Vena kecil dan sedang
- Mempunyai diameter yang berkisar 1-9 mm
- Tunika intimanya tipis,sel endotel pendek dan berbentuk polygonal
- Tunika medianya tpis dan terdiri dari berkas kecil serat otot polos yang tersusun
melingkar dipidahkan oleh serat kolagen dan jalinan halus serta elastin
- Tunika adventisianya sangat berkekmbang dan membentuk sebagaian besar
dindingnya. Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar dengan berkas serat
kolagen kasar tersusun memanjang dan kadang terdapat sedikit serat otot polos
c. Vena besar
- Termasuk vena cava inferior dan superior, vena porta dan cabang-cabang utamanya
- Tunika intimanya berstruktur sama dengan vena yang lebih kecil tetapi sedikit lebih
tebal
- Tunika medianya kurang berkembang dan otot polos pembentuknya sangat
berkurang atau tidak ada
Tunika adventisianya paling tebal dari ketiga lapisan lainnya,tepat diluar tunika media berupa
suatu lapis mengandung jaringan ikat padat fibroelastis dengan serat kolagen kasar,daerah tengah
mengandung banyak serat otot memanjang dan paling luar hanya terdiri atas jalinan serat
kolagen kasar dan serat elastin

2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Jantung Dan Pembuluh Darah
2.1 Fisiologi Jantung
Kontraksi jantung
Kontraksi otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar
melalui membran sel otot.Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial
aksi yang ditimbulkan sendiri, suatu sifat yang dikenal dengan otoritmisitas.Terdapat dua jenis
khusus sel otot jantung yaitu 99% sel otot jantung kontraktil yang melakukan kerja mekanis,
yaitu memompa.Sel - sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial
aksi.Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya adalah, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi
mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggungjawab
untuk kontraksi sel - sel pekerja.Kontraksi otot jantung dimulai dengan adanya aksi potensial
pada sel otoritmik.Penyebab pergeseran potensial membran ke ambang masih belum
diketahui.Secara umum diperkirakan bahwa hal itu terjadi karena penurunan siklis fluks pasif K
+

keluar yang langsung bersamaan dengan kebocoran lambat Na
+
ke dalam.Di sel - sel otoritmik
12

jantung, antara potensial - potensial aksi permeabilitas K
+
tidak menetap seperti di sel saraf dan
sel otot rangka. Permeabilitas membran terhadap K
+
menurun antara potensial - potensial aksi,
karena saluran K
+
diinaktifkan, yang mengurangi aliran keluar ion kalium positif mengikuti
penurunan gradien konsentrasi mereka. Karena influks pasif Na
+
dalam jumlah kecil tidak
berubah, bagian dalam secara bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser ke arah
ambang.Setelah ambang tercapai, terjadi fase naik dari potensial aksi sebagai respon terhadap
pengaktifan saluran Ca
2+
dan influks Ca
2+
. Fase ini berbeda dari otot rangka, dengan influks Na
+

bukan Ca
2+
yang mengubah potensial aksi ke arah positif. Fase turun disebabkan seperti
biasanya, oleh efluks K
+
yang terjadi karena terjadi peningkatan permeabilitas K
+
akibat
pengaktifan saluran K
+
.Setelah potensial aksi usai, inaktivasi saluran saluran K
+
ini akan
mengawali depolarisasi berikutnya. Sel sel jantung yang mampu mengalami otortmisitas
ditemukan pada nodus SA, nodus AV, berkas His dan serat purkinje.





















Sebuah potensial aksi yang dimulai di nodus SA pertama kali akan menyebar ke atrium melalui
jalur antar atrium dan jalur antar nodus lalu ke nodus AV. Karena konduksi nodus AV lambat
maka terjadi perlambatan sekitar 0,1 detik sebelum eksitasi menyebar ke ventrikel. Dari nodus
AV, potensial aksi akan diteruskan ke berkas His sebelah kiri lalu kanan dan terakhir adalah ke
sel purkinje.

13
















Potensial aksi yang timbulkan di nodus SA akan menghasilkan gelombang depolarisasi yang
akan menyebar ke sel kontraktil melalui gap junction.
Kontraksi otot jantung dilihat dari segi biokimia, otot terdiri dari aktin, miosin, dan tropomiosin.
Aktin, G aktin monomerik menyusun protein otot sebanyak 25 % berdasarkan beratnya. Pada
kekuatan ion fisiologik dan dengan adanya ion Mg2+ akan membentuk F aktin. Miosin, turut
menyusun 55 % protein otot berdasarkan berat dan bentuk filamen tebal. Miosin merupakan
heksamer asimetrik yang terdiri 1 pasang rantai berat dan 2 pasang rantai ringan. Troponin ada 3
jenis yaitu troponin T yang terikat pada tropomiosin, troponin I yang menghambat interaksi F
aktin miosin dan troponin C yang mengikat kalsium.











14

Mekanisme kontraksi otot, adanya eksitasi pada miosit akan menyebabkan peningkatan kadar
Ca2+ di intraseluler.Eksitasi akan menyebabkan Ca2+ msk dari ECM ke intrasel melalui L
type channels lalu Ca2+ tersebut akan berikatan dengan reseptor ryanodin- sensitive
reseptor di Sarkoplasmik retikulum dan akan dihasilkan lebih banyak lagi Ca 2+ ( CICR =
Ca2+ induced Ca2+ release ). Kalsium yang masuk akan berikatan dengan troponin C dan
dengan adanya energi dari ATP akan menyebabkan kepala miosin lepas dari aktin dan
dengan ATP berikutnya akan menyebabkan terdorongnya aktin ke bagian dalam ( M line ).
Proses ini terjadi berulang ulang dan akhirnya terjadi kontraksi otot. Sumber ATP untuk
kontraksi berasal dari anaerob glikolisis, glikogenolisis, kreatin fosfat, dan fosforilasi
oksidatif. SumberATP pertama sekali adalah cadangan ATP, setelah itu menggunakan
kreatin fosfat diikuti dengan glikolisis anaerob, lalu glikolisis aerob dan akhirnya lipolisis.
Siklus jantung
Siklus jantung adalah periode dimulainya satu denyutan jantung dan awal dari denyutan
selanjutnya. Siklus jantung terdiri dari periode sistol dan diastol. Sistol adalah periode kontraksi
dari ventrikel, dimana darah akan dikeluarkan dari jantung. Diastol adalah periode relaksasi dari
ventrikel, dimana terjadi pengisian darah.Diastol dapat dibagi menjadi dua proses yaitu relaksasi
isovolumetrik dan ventricular filling. Pada relaksasi isovolumetrik terjadi ventrikel yang mulai
relaksaasi, katup semilunar dan katup atrioventrikularis tertutup dan volume ventrikel tetap tidak
berubah. Pada ventricular filling dimana tekanan dari atrium lebih tinggi dari tekanan di
ventrikel, katup mitral dan katup trikuspid akan terbuka sehingga ventrikel akan terisi 80% dan
akan mencapai 100 % jika atrium berkontraksi. Volume total yang masuk ke dalam diastol
disebut End Diastolic Volume. Sistolik dapat dibagi menjadi dua proses yaitu kontraksi
isovolumetrik dan ejeksi ventrikel. Pada kontraksi isovolumetrik, kontraksi sudah dimulai tetapi
katup katup tetap tertutup. Tekanan juga telah dihasilkan tetapi tidak dijumpai adanya
pemendekan dari otot. Pada ejeksi ventrikel , tekanan dalam ventrikel lebih tinggi dibandingkan
dengan tekanan pada aorta dan pulmoner sehingga katup aorta dan katup pulmoner terbuka dan
akhirnya darah akan dipompa ke seluruh tubuh. Pada saat ini terjadi pemendekan dari otot.Sisa
darah yang terdapat di ventrikel disebut End Systolic Volume.Dua bunyi jantung utama dalam
keadaan normal dapat didengar dengan stetoskop selama siklus jantung.Bunyi jantung pertama
bernada rendah, lunak, dan relatif lama-sering dikatakan terdengar seperti lub.Bunyi jantung
kedua memiliki nada yang lebih tinggi, lebih singkat dan tajam- sering dikatakan dengan
terdengar seperti dup. Bunyi jantung pertama berkaitan dengan penutupan katup AV ,
sedangkan bunyi katup kedua berkaitan dengan penutupan katup semilunar. Pembukaan tidak
menimbulkan bunyi apapun. Bunyi timbul karena getaran yang terjadi di dinding ventrikel dan
arteri arteri besar ketika katup menutup, bukan oleh derik penutupan katup. Karena penutupan
katup AV terjadi pada awal kontraksi ventrikel ketika tekanan ventrikel pertama kali melebihi
tekanan atrium, bunyi jantung pertama menandakan awitan sistol ventrikel.Penutupan katup
semilunaris terjadi pada awal relaksasi ventrikel ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan turun di
15

bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis.Dengan demikian bunyi jantung kedua menandakan
permulaan diastol ventrikel.
Denyut jantung dan Tekanan darah
Kecepatan denyut jantung terutama ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA. Nodus SA
dalam keadaan normal adalah pemacu jantung karena memiliki kecepatan depolarisasi paling
tinggi. Penurunan gradual potensial membran secara otomatis antara denyutan secara umum
dianggap disebabkan oleh penurunan permeabilitas terhadap K+. Jantung dipersarafi oleh kedua
divisi sistem saraf otonom, yang dapat memodifikasi kecepatan kontraksi, walaupun untuk
memulai kontraksi tidak memerlukan stimulai saraf. Saraf parasimpatis ke jantung adalah saraf
vagus terutama mempersarafi atrium, terutama nodus SA dan AV, sedangkan persarafan ke
ventrikel tidak signifikan.
Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh darah setiap satuan luas pada pembuluh
darah. Tekanan darah terdiri atas tekanan sistol dan diastol (telah dijabarkan diatas tentang sistol
dan diastol). Tekanan dipengaruhi oleh curah jantung dengan resistensi perifer.Curah jantung
adalah volume darah yang dipompa oleh tiap tiap ventrikel per menit. Dua faktor penentu
curah jantung adalah kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup. Volume sekuncup adalah
volume darah yang dipompa per denyut. Peningkatan volume diastolik akhir akan menyebabkan
peningkatan volume sekuncup. Hal ini disebabkan oleh semakin besar pengisian saat diastol,
semakin besar volume diastolik akhir dan jantung akan semakin teregang.Semakin teregang
jantung, semakin meningkat panjang serat otot awal sebelum kontraksi.Peningkatan panjang
menghasilkan gaya yang lebih kuat pada kontraksi jantung berikutnya dan dengan demikian
dihasilkan volume sekuncup yang lebih besar.Hubungan intrinsik antara volume diastolik akhir
dan volume sekuncup ini dikenal sebagai hukum Frank Starling pada jantung.
Sirkulasi jantung
Sirkulasi darah ditubuh ada dua yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis. Sirkulasi paru dimulai
dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler lalu masuk ke paru,
setelah dari paru keluar melalui vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri.
Sirkulasi ini mempunyai tekanan yang rendah kira kira 15 20 mmHg pada arteri pulmonalis.
Sirkulasi sistemik dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri kecil, arteriol lalu ke
seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar, vena cava inferior, vena cava superior
akhirnya kembali ke atrium kanan.
2.2 Fisiologi Pembuluh Darah
a. Aliran darah : jumlah darah yg mengalir mll pembuluh, organ, atau sirkulasi pd wkt
tertentu
16

b. Tekanan darah : gaya yg ditimbulkan oleh darah pd dinding pembuluh darah di suatu area
tertentu
c. Tahanan : daya yang diberikan pembuluh untuk menahan aliran darah; ditentukan

3. Memahami dan Menjelaskan Hipertensi
3.1 Definisi
Hipertensi adalah naiknya tekanan arterial, dimana tekanan sistol diantara 140-159 dan diastol
antara 90-99. Berdasarkan HWG (Hypertension Writing Group), hipertensi adalah sindrom
kardiovaskular progresif yang berasal dari etiologi yang kompleks dan saling berkaitan.
3.2 Etiologi

1. Hipertensi esensial/primer (90-95% kasus)
2. Hipertensi sekunder
a. Ginjal
- Glomerulonefritis akut
- Penyakit ginjal kronis
- Penyakit polktsik
- Stenosis arteria renalis
- Vaskulitis ginjal
- Tumor penghasil renin
b. Endokrin
- Hiperfungsi adrenokorteks (sindrom Cushing, aldostreronisme primer [ekskresi
aldosteron >>,terjadi retensi Na dan air], hiperplasia adrenal kongenital, ingesti
licorice)
- Hormon eksogen (glukokortikoid, estrogen [termasuk akibat kehamilan dan
kontrasepsi oral], makanan yang mengandung tiramin dan simpatomimetik,
inhibitor monoamin oksidase)
- Feokromositoma (tumor kelenjar adrenal)
- Akromegali
- Hipotiroidisme (miksedema)
- Hipertiroidisme (tirotoksikosis)
- Akibat kehamilan
c. Kardiovaskular
- Koarktasio aorta
- Poliarteritis nodosa
- Peningkatan volume intravaskuler
17

- Peningkatan curah jantung
- Rigiditas(kaku) aorta
d. Neurologik
- Psikogenik
- Peningkatan tekanan intrakranium
- Apnea tidur
- Stress akut, termasuk pembedahan

3.3 Klasifikasi
Berdasarkan rekomendasi JNC 7, klasifikasi hipertensi didasarkan pada kenaikan tekanan darah
(mmHg) untuk usia 18 tahun ke atas.

htttp://www.diabetescenter.blogspot.com

Klasifikasi Hipertensi menurut WHO
Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99
18

Sub grup : perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (hipertensi berat) 180 110
Hipertensi sistol terisolasi 140 < 90
Sub grup : perbatasan 140-149 < 90

Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia
Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap 2 160 Atau 100
Hipertensi sistol
terisolasi
140 Dan < 90

Menurut HWG, pembagian berdasarkan tekanan darah (BP) tidak dapat mengidentifikasi
sebagian besar individual dengan gejala subklinis CVD sebelum kenaikan tekanan darah kronik.
Klasifikasi hipertensi berasal dari pengembangan definisi dan klasifikasi berdasarkan gejala
klinis dan preklinis CVD.











19

3.4 Patogenesis
Hanya berkisar 10-15% kasus hipertensi yang diketahui penyebabnya secara spesifik. Hal ini
penting menjadi bahan pertimbangan karena beberapa dari kasus-kasus hipertensi tersebut bisa
dikoreksi dengan terapi definitif pembedahan, seperti penyempitan arteri renalis, coarctation dari
aorta, pheochromocytoma, cushings disease, akromegali, dan hipertensi dalam kehamilan.
Sedangkan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya sering disebut sebagai hipertensi
esensial.Hipertensi esensial menduduki 80-95% dari kasus-kasus hipertensi.Secara umum
hipertensi selalu dihubungkan dengan ketidaknormalan peningkatan aktivitas simpatis, yaitu
terjadi peningkatan baseline dari curah jantung (CO), seperti pada keadaan febris,
hipertiroidisme atau terjadi peningkatan resistensi pembuluh darah perifer (SVR) atau kedua-
duanya.Peningkatan SVR merupakan penyebab hipertensi pada mayoritas penderita
hipertensi.Pola perkembangan terjadinya hipertensi, awalnya CO meningkat, tetapi SVR dalam
batas-batas normal. Ketika hipertensi semakin progresif, CO kembali normal tetapi SVR
meningkat menjadi tidak normal. Afterload jantung yang meningkat secara kronis menghasilkan
LVH (left ventricle hypertrophy) dan merubah fungsi diastolik.Hipertensi juga merubah
autoregulasi serebral sehingga cerebral blood flow (CBF) normal untuk penderita hipertensi
dipertahankan pada tekanan yang tinggi. Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung
dan SVR, dimana persamaan ini dapat dirumuskan dengan menggunakan hukum Law, yaitu:
BP = CO x SVR
Secara fisiologis TD individu dalam keadaan normal ataupun hipertensi, dipertahankan pada CO
atau SVR tertentu.Secara anatomik ada 3 tempat yang mempengaruhi TD ini, yaitu arterial,
vena-vena post kapiler (venous capacitance) dan jantung.Sedangkan ginjal merupakan faktor
keempat lewat pengaturan volume cairan intravaskuler (gambar 1). Hal lain yang ikut
berpengaruh adalah baroreseptor sebagai pengatur aktivitas saraf otonom, yang bersama dengan
mekanisme humoral, termasuk sistem rennin-angiotensin-aldosteron akan menyeimbangkan
fungsi dari keempat tersebut. Faktor terakhir adalah pelepasan hormon-hormon lokal yang
berasal dari endotel vaskuler dapat juga mempengaruhi pengaturan SVR.
3.5 Manifestasi Klinis
Manifestasi :
- Peningkatan tekanan darah
- Sakit kepala, pusing, rasa berat ditengkuk
- Epistaksis
- Mudah lelah
- Sulit tidur
Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun, dan
berupa:
20

- Nyeri kepala saat terjaga, kadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan tekanan
darah intrakranium
- Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi
- Nokturna karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
3.6 Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

A. Pemeriksaan fisik :
- Pengukuran TD sebanyak dua kali atau lebih, dilakukan setelah duduk dua menit dan
berdiri dua menit, berdasarkan teknik "Standards for Blood Pressure Measurement"
- Menentukan lengan kontralateral (jika nilai berbeda, gunakan nilai yang lebih tinggi)
- Pemeriksaan fundoskopik untuk menilai hipertensi retinopati (contoh: penu=yempitan
arteriol, konstriksi arteriol fokal, perubahan silang arteri-vena, hemorrhage dan eksudat,
edema diskus)
- Penghitungan BMI (Body Mass Index), tinggi, berat dan lingkar pinggang,
- Auskultasi bruit(bunyi yang dihasilkan turbulensi darah saat melalui penyempitan) arteri
karotis, abdominal, dan femoral.
- Palpitasi kelenjar tiroid untuk menilai pembesaran kelenjar tiroid, dan distensi vena
- Pemeriksaan lanjutan jantung dan paru-paru untuk menilai bronkospasma
- Pemeriksaan abdomen untuk menilai pembesaran ginjal, massa, dan pulsasi aorta
abnormal.
- Palpitasi ekstremitas bawah untuk menilai edema dan pulsasi
- Pemeriksaan neurologis

B. Pemeriksaan penunjang

Tes lab rutin:
- Tes darah: Hitung darah lengkap, elektrolit, BUN (Blood Urea Nitrogen), kreatinin dan
GFR (Glomerular Filtration Rate) untuk menilai fungsi ginjal.
- Fungsi kelenjar adrenal atau tiroid abnormal, sebagai factor penyebab hipertensi
sekunder.
- Profil lipid (highdensity lipoprotein kolesterol, lowdensity lipoprotein kolesterol, dan
trigliserid) dilakukan setelah puasa 9-12 jam
- Ultrasound ginjal, CT scan abdomen untuk menilai pembesaran ginjal dan kelenjar
adrenal.
- Elektrokardiogram membantu mengevaluasi ritme dan detak jantung. Merupakan tes
screening yang dapat menentukan ketebalan otot jantung. pada hipertensi kronik, Otot
jantung mengalami hipertrofi, atau membesar, untuk menekan tekanan arteri yang
meningkat
21

- Ekokardiogram adalah pemeriksaan jantung untuk mengevaluasi anatomi dan fungsi
jantung. tes ini dapat menentuksn ketebalan otot jantung, pergerakan jantung, dan ke-
efisienan jantung memompa darah. Selain itu, ekokardiogram dapat juga menilai katup
jantung, mencari stenosis dan kebocoran (insufisiensi atau regurgitasi).
- X-Ray dada dapat digunakan untuk menentukan ukuran jantung, bentuk aorta dan menilai
paru-paru.
- Ultrasound Doppler digunakan unruk menilai aliran darah dari arteri pada lengan, kaki,
tangan dan telapak kaki. Merupakan cara akurat untuk menentukan penyakit vaskuler
perifer terkait hipertensi. Juga dapat mengukur aliran darah ginjal dan terkadang
menggambarkan penyempitan yang mengakibatkan hipertensi pada sedikit pasien.
- Radiologi. Pada gambar rontgen digunakan untuk mengetahui adanya pembesaran
jantung atau tidak. Pada penyakit jantung hipertensi terlihat pembesaran jantung kiri,
elongasi aorta pada hipertensi kronis, dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi.

CTR = Lebar Batas Kanan dan Kiri = 8.5cm x 100% = 74%
Lebar Transversal Cavum Thoraxus 11.5cm

Pada orang dewasa, jika CTR lebih dari 50% maka terjadi kardiomegali. Selain itu juga terlihat
cardiac pacemaker yang ditanam secara trans cutan, dimana alat tersebut merupakan alat pemacu
jantung yang menggunakan impuls listrik untuk menimbulkan atau mengatur irama jantung.
Dijalankan oleh baterai dan dihubungkan dengan jantung melalui sandapan dan elektroda yang
dapat bersifat sementara atau menetap, dapat dimasukan secara intravena, trans cutan, epicardial,
melalui esofagus, arteri coronaria. Alat ini mempunyai derajat yang dapat diprogram dan
mempunyai fungsi antitakikardi.

- Tes lain berupa ekskresi albumin urin atau rasio albumin/kreatinin,urinalisis, glukosa
darah puasa, hematocrit, kalium serum dan kalsium.

3.7 Diagnosis
Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring selama 5 menit.
Angka 140/90 mmHg atau lebih dapat diartikan sebagai hipertensi, tetapi untuk memastikannya
lagi tekanan darah diukur kembali sebanyak 2 kali pada 2 hari berikutnya untuk meyakinkan
adanya hipertensi.
Setelah diagnosis ditegakkan, maka dilakukan pemeriksaan terhadap organ utama, terutama
pembuluh darah, jantung, otak dan ginjal.
22

1. Retina, merupakan satu-satunya bagian tubuh yang secara langsung bisa menunjukkan
adanya efek dari hipertensi terhadap arteriola (pembuluh darah kecil). Untuk
memeriksanya menggunakan oftalmoskop. Dengan menentukan derajat kerusakan retina
(retinopati), maka bisa ditentukan beratnya hipertensi.
2. Perubahan di dalam jantung, terutama pembesaran jantung, bisa ditemukan pada EKG
dan foto rontgen dada
3. Bunyi jantung yang abnormal (bunyi jantung keempat), bisa didengar melalui stetoskop
dan merupakan perubahan jantung paling awal yang terjadi akibat tekanan darah tinggi.
Kerusakan ginjal, biasanya melalui pemeriksaan air kemih biasanya adanya sel darah dan
albumin dalam air kemih.Memeriksanya di perut untuk mendengar adanya bruit.Jika
penyebabnya adalah feokromositoma, maka di dalam air kemih bisa ditemukan adanya bahan-
bahan hasil penguraian hormone epinefrin dan norepinefrin. Biasanya hormone tersebut
menyebabkan gejala sakit kepala, kecemasan, palpitasi (jantung berdebar-debar), keringat yang
berlebihan, tremor dan pucat.
3.8 Penatalaksanaan
1. Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati
hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air yang akan mengurangi
volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah. Diuretik juga
menyebabkan pelebaran pembuluh darah. Diuretik menyebabkan hilangnya kalium
melalui air kemih, sehingga kadang diberikan tambahan kalium atau obat penahan
kalium. Diuretik sangat efektif pada :
- Orang kulit hitam
- Lanjut usia
- Kegemukan
- Penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun
Misal : Hydrochlorothiazide, Chlorthalidone, Metolazone, Indapamide, Spironolactone,
Amiloride, Triamterene, Furosemide, Bumetanide, Ethacrynic acid
2. Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, beta-
blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang menghambat efek sistem saraf simpatis.
Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon
terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah.

Yang paling sering digunakan adalah beta-blocker, yang efektif diberikan kepada:
- Penderita usia muda
- Penderita yang pernah mengalami serangan jantung
- Penderita dengan jantung yang cepat
- angina pektoris (nyeri dada)
- Sakit kepala migren
23

Misal : Atenolol, Metoprolol, Propranolol, Nebivolol, Esmolol, Labetalol, Carvedilol
3. Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan penurunan
tekanan darah dengan cara melebarkan arteri. Obat ini efektif diberikan pada :
- Orang kulit putih
- Usia muda
- Penderita gagal jantung
- Penderita dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal
menahun atau penyakit ginjal diabetik
- Pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat yang lain
Misal : captopril, enalapril, Ramipril, Lisinopril, Aliskiren
4. Angiotensin II blocker menyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme
yang mirip dengan ACE inhibitor.
Misal : Losartan, Valsartan, Olmesartan, Eprosartan, Azilsartan
5. Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme benar
benar berbeda.
Sangat efektif diberikan kepada:
- orang kulit hitam
- lanjut usia
- penderita angina pektoris (nyeri dada)
- denyut jantung yang cepat
- sakit kepala migren.

Misal : Nifedipine, Amlodipine, Clevidipine, Felodipine, Diltiazem, Verapamil
6. Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat dari golongan ini
hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat anti-hipertensi lainnya.

7. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat yang menurunkan
tekanan darah tinggi dengan segera. Beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah
dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah):
- diazoxide
- Nitroprusside
- Nitroglycerin
- Labetalol



24

3.9 Pencegahan
Pencegahan hipertensi mesti dilakukan untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang tidak
diinginkan.Pencegahan hipertensi dapat dilakukan sebelum, selama, ataupun sesudah terjadi
insiden hipertensi.
Pencegahan Hipertensi secara Premordial
Pencegahan hipertensi secara premordial yaitu upaya pencegahan munculnya faktor predisposisi
terhadap hipertensi dimana belum tampak adanya faktor yang menjadi risiko. Upaya ini
dimaksudkan dengan memberikan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan pencegahan
terjadinya hipertensi mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor lainnya,
misalnya menciptakan kondisi sehingga masyarakat merasa bahwa rokok itu suatu kebiasaan
yang kurang baik dan masyarakat mampu bersikap positif terhadap bukan perokok, merubah
pola konsumsi masyarakat yang sering mengonsumsi makanan cepat saji.
Pencegahan Hipertensi secara Primer
Pencegahan hipertensi secara primer dilakukan dengan pencegahan terhadap faktor risiko yang
tampak pada individu atau masyarakat.Sasaran pada orang sehat yang berisiko tinggi dengan
usaha peningkatan derajat kesehatan yakni meningkatkan peranan kesehatan perorangan dan
masyarakat secara optimal dan menghindari faktor resiko timbulnya hipertensi.
Pencegahan primer penyebab hipertensi adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi/menghindari setiap perilaku yang memperbesar resiko, yaitu menurunkan
berat badan bagi yang kelebihan berat badan dan kegemukan, menghindari meminum
minuman beralkohol, mengurangi/membatasi asupan natrium/garam, berhenti merokok
bagi perokok, mengurangi/menghindari makanan yang mengandung makanan yang
berlemak dan kolesterol tingg.
2. Peningkatan ketahanan fisik dan perbaikan status gizi, yaitu melakukan olahraga secara
teratur dan terkontrol seperti senam aerobik, jalan kaki, berlari, naik sepeda, berenang,
dan lain-lain, diet rendah lemak dan memperbanyak mengonsumsi buah-buahan dan
sayuran, mengendalikan stres dan emosi
25

Pencegahan Hipertensi secara Sekunder
Sasaran utama adalah pada mereka terkena penyakit hipertensi melalui diagnosis dini serta
pengobatan yang tepat dengan tujuan mencegah proses penyakit lebih lanjut dan timbulnya
komplikasi.
Pencegahan Hipertensi secara Tersier
Tujuan utama adalah mencegah proses penyakit lebih lanjut dan mencegah cacat/kelumpuhan
dan kematian karena penyakit hipertensi.
Pencegahan tersier penyakit hipertensi adalah sebagai berikut:
1. Menurunkan tekanan darah ke tingkat yang normal sehingga kualitas hidup penderita
tidak menurun.
2. Mencegah memberatnya tekanan darah tinggi sehingga tidak menimbulkan kerusakan
pada jaringan organ otak yang mengakibatkan stroke dan kelumpuhan anggota badan.
3. Memulihkan kerusakan organ dengan obat antihipertensi.

3.10 Komplikasi
Kondisi hipertensi yang berkepanjangan menyebabkan gangguan pembuluh darah di seluruh
organ tubuh manusia.Angka kematian yang tinggi pada penderita darah tinggi terutama
disebabkan oleh gangguan jantung.
1. Organ Jantung
Kompensasi jantung terhadap kerja yang keras akibat hipertensi berupa penebalan otot jantung
kiri. Kondisi ini akan memperkecil rongga jantung untuk memompa, sehingga jantung akan
semakin membutuhkan energi yang besar. Kondisi ini disertai dengan adanya gangguan
pembuluh darah jantung sendiri (koroner) akan menimbulkan kekurangan oksigen dari otot
jantung dan menyebabkan nyeri. Apabila kondisi dibiarkan terus menerus akan menyebabkan
kegagalan jantung untuk memompa dan menimbulkan kematian.
2. Sistem Saraf
Gangguan dari sistem saraf terjadi pada sistem retina (mata bagian dalam) dan sistem saraf pusat
(otak). Didalam retina terdapat pembuluh-pembuluh darah tipis yang akan melebar saat terjadi
hipertensi, dan memungkinkan terjadi pecah pembuluh darah yang akan menyebabkan gangguan
penglihatan.
26


3. Sistem Ginjal
Hipertensi yang berkepanjangan akan menyebabkan kerusakan dari pembuluh darah ginjal,
sehingga fungsi ginjal sebagai pembuang zat-zat racun bagi tubuh tidak berfungsi dengan baik,
akibatnya terjadi penumpukan zat yang berbahaya bagi tubuh yang dapat merusak organ tubuh
lain terutama otak.
- Ensefalopati hipertensif
- Stroke
- Gagal ginjal
- Pendarahan Otak
Dan juga komplikasi karena penyakit lain
3.11 Prognosis
Baik apabila dapat diobati dengan segera dan dapat menjaga diet.Tergantung pada kerusakan
organ target, kondisi klinik yang bersangkutan, respon ke pengobatan, dan kepatuhan penderita.
Adanya kerusakan organ target, terutama pada jantung dan pembuluh darah akan memperburuk
prognosis pasien dan meningkatkan mortalitasnya

Anda mungkin juga menyukai