Puteri Indonesia 2014 Elvira Devinamira (21) kepincut dengan masakan khas Banyuwangi, Jawa Timur, yakni rujak soto. Dalam dua hari pertama kunjungan ke kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu, gadis ini selalu menyisipkan rujak soto sebagai menu sehari-harinya. Rujak soto itu kesukaan saya banget. Di rumah saya selalu menantikan masakan rujak soto dari tante. Kalau sudah ketemu menu itu, saya bisa nambah pake lombok tujuh sekaligus, kata gadis yang ikut memopulerkan batik banyuwangi lewat Banyuwangi Batik Festival ini. Beruntung ketika berkunjung ke Banyuwangi, Elvira tak hanya mencicip rujak soto, tetapi ikut pula mengulek sambelnya saat membuka acara Festival Rujak Soto bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan chef Priscil. Di Banyuwangi, selain mencicip dan mengulek sambel rujak soto, Puteri asal Jawa Timur ini juga menyempatkan diri berkunjung ke pantai Pulau Merah, pulau yang saat ini jadi tempat surfing wisatawan. Satu hal yang membuat ia terkesan adalah sambutan warga yang sangat hangat dan ramai. Meski ingin mengajak foto bareng, warga terlebih dahulu memberikan kesempatan bagi Elvira untuk beristirahat menikmati pantai sejenak. Saya jadi ingin kembali lagi ke Banyuwangi, katanya. (nit)
Smoke on the Water...
Oleh: Bre Redana
BAGI sejumlah pemusik dari Jakarta, tak terbayangkan mereka akan latihan di desa di Gunung Merbabu, yang untuk mencapainya harus melewati jalanan terjal berbatu-batu. Sebagian dari mereka takjub melihat ladang di kiri-kanan. Ada kubis, tembakau, serta pohon- pohon cabe yang tengah berbuah. Kalau kolaborasi musik etnik, jalannya pun harus begini, seloroh Masri AP. Gitaris ini menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan main band, termasuk di kafe-kafe di Jakarta dengan grup yang terkenal di kalangan generasi 1970-an, Yeah Yeah Boys. Band ini hafal semua lagu Generasi Bunga, seperti Santana, Chicago, dan James Gang. Ia bagian dari pemusik yang akan ambil bagian dalam kolaborasi antara pemusik/etnomusikolog Rizaldi Siagian dan Komunitas Lima Gunung. Rizaldi, akademikus lulusan San Diego State University yang kini tinggal di Jakarta, bersama Komunitas Lima Gunung (Gunung Merbabu, Merapi, Andong, Sindoro, dan Sumbing) yang dipimpin Sutanto, tengah menggarap kolaborasi berjudul Lakon Lakuning Laku. Karya tersebut akan dipentaskan di Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Jakarta, 3 Oktober mendatang. Agraris Latihan berlangsung di sanggar milik seniman dusun bernama Riyadi. Di sekitar tempat latihan, orang berjalan memanggul rumput, menjemur tembakau, menggembala ternak, dan melakukan kegiatan sehari-hari lainnya. Di tengah situasi agraris yang hendak digenjot oleh presiden terpilih Joko Widodo inilah, anak muda bernama Wukir Suryadi menciptakan sensasi bunyi luar biasa dengan alat yang dia bikin dari garu. Garu, alat pertanian untuk menggarap sawah, dia lengkapi dengan string, pick up, seperti biasa terdapat pada gitar listrik, serta amplifier. Ketika digesek dengan bow (penggesek biola atau rebab), alat ini mengeluarkan bunyi yang tak kalah kaya dari synthesizer. Kesadaran saya adalah memainkan instrumen bikinan sendiri. Saya otodidak, kata Wukir. Dengan alat bikinan sendiri, termasuk sebelumnya instrumen dari bambu, bersama satu temannya yang tergabung dalam grup Senyawa, Wukir menjelajah berbagai negara. Dia bermain di sejumlah kota di Australia, Eropa, dan Asia dalam festival jazz dan festival- festival musik eksperimental. Baru saja kami pulang dari Jepang. Di sana berkolaborasi dengan pemusik-pemusik avant garde, cerita Wukir. Menurut jadwal kami, nanti tanggal 20-an Oktober kami berangkat lagi ke Eropa, ujarnya. Alat musik garu, katanya, ia ciptakan sekitar empat tahun lalu. Saat itu, kenangnya, Indonesia sedang mengalami krisis kedelai. Tempe langka. Beras impor juga tengah menjadi isu media massa. Garu itu, ketika dia berhasil mengolahnya sebagai alat musik, menjadi semacam ekspresi keresahannya sebagai bagian masyarakat agraris. Arupadhatu Dalam kolaborasi ini, efek musik elektronik garunya akan dipadu dengan bunyi dan gerak dari bentuk kesenian gunung yang disebut soreng. Soreng merupakan ekspresi bunyi dan gerak, yang didasarkan terutama pada pola ritme. Suara dan geraknya sangat dinamis, penuh vitalitas, setangguh para petani Merbabu menggarap ladangnya. Selama berhari-hari, Rizaldi Siagian mencoba menyintesiskan berbagai kemungkinan yang bisa muncul dari kesenian semacam ini. Dia naik ke Candi Borobudur, mempelajari relief- relief candi. Pada relief candi bisa ditemukan berbagai pelukisan alat musik. Itukah kompleksitas kesenian, kompleksitas kehidupan, yang bisa ditafsirkan dari level candi yang dikategorikan sebagai Rupadhatu? Borobudur terdiri atas tiga tingkatan. Paling bawah, kini terkubur, bernama Kamadhatu. Tingkat kedua, yang penuh relief, Rupadhatu. Tingkat paling atas, berupa stupa-stupa kosong, disebut Arupadhatu. Satu relief paling ujung di tingkat atas menggambarkan kerang sebagai alat musik. Kalau ditiup, kerang hanya menghasilkan satu nada. Sederhana dan hening. Puncak spiritualitas? Reuni inilah yang kemudian hendak diungkapkan dalam Lakon Lakuning Laku. Judul bermakna sebagai proses yang tak pernah selesai. Berkesenian adalah menjalani proses itu sendiri, bukan untuk hasil yang bisa dipetik seketika seperti dalam reality show. Prek-lah itu.... Dalam proses latihan, banyak akademisi dari Yogyakarta, pejabat daerah, pengusaha, pendeknya mereka yang semasa muda dulu bermain musik rock berkumpul. Acara ini menjadi seperti reuni. Di sela-sela latihan, para seniman mendaulat Masri yang punya pengalaman bergabung dengan beberapa grup, dari Great Session di Medan sampai kemudian Yeah Yeah Boys, untuk menghibur mereka semua. Dia hidupkan lagi amplifier gitar listrik kebanggaannya, yang ia bikin sendiri. Merbabu seperti menggetarkan magma. Getarannya mengalir bersama permainan gitar solo Masri, lewat nomor Deep Purple yang diakrabi the last Mohican ini: Smoke on the Water. Semua kesurupan....
Tak Ada Kesepakatan, Pengesahan Ditunda
JAKARTA, KOMPAS Dewan Perwakilan Rakyat, Senin (29/9), batal mengesahkan 87 daerah otonom baru. Hal tersebut terjadi karena antara Komisi II DPR dan pemerintah tidak didapat kesepakatan terkait 21 DOB yang bisa disahkan. Dalam Rapat Paripurna DPR, kemarin, di Jakarta, Ketua Komisi II Agun Gunanjar Sudarsa menuturkan, hasil rapat kerja dengan agenda pengambilan keputusan tingkat pertama antara Komisi II DPR dan pemerintah memutuskan menunda pengesahan 87 daerah otonom baru (DOB). Pembahasan seluruh DOB diputuskan akan dilanjutkan pemerintah dan DPR periode 2014-2019. Keputusan tersebut diambil karena tidak tercapai kesepakatan antara anggota Komisi II DPR terkait 21 DOB yang bisa disahkan. Jumlah 21 DOB itu mengacu hasil kajian dari pemerintah dan juga kemampuan pemerintah, salah satunya terkait kemampuan keuangan negara. Menurut Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, pemerintah menyatakan hanya 21 DOB yang disahkan karena hanya itu yang memenuhi syarat sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah. Pemerintah tidak mungkin menambah lebih dari 21 DOB karena kita berpedoman pada peraturan, katanya. Kondisi ini membuat ratusan orang dari berbagai daerah yang berada di balkon dan di luar ruang Rapat Paripurna DPR kecewa dan marah. Massa yang antara lain dari sejumlah daerah di Papua dan Papua Barat, Sulawesi Utara, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, dan Jawa Barat itu kemudian berteriak-teriak mengganggu jalannya rapat. Melihat kondisi ini, Wakil Ketua DPR M Sohibul Iman yang memimpin rapat memutuskan agar Komisi II dan pemerintah kembali membahas usulan DOB-DOB. Hasilnya harus dipaparkan saat rapat paripurna terakhir anggota DPR periode 2009-2014, Selasa (30/9) ini. Menurut Wakil Ketua Umum Komisi II DPR dari Fraksi Demokrat Khatibul Umam Wiranu, tidak tercapainya kesepakatan mengenai 21 DOB itu di Komisi II disebabkan pengesahan DOB itu akan memicu kecemburuan dari daerah lain yang tidak disahkan pemekarannya. Ini akan memicu gejolak di masyarakat. Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah Robert Endi Jaweng berharap pemerintah dan Komisi II DPR konsisten dengan keputusannya dan tidak kalah dengan tekanan massa yang meminta pengesahan DOB. DOB ini masalah serius, jangan ada lagi DOB gagal hingga hanya menghamburkan uang. Pembahasan DOB jadi lebih baik ditunda untuk dimatangkan pemerintah dan DPR selanjutnya, kata Robert. (RYO/APA/A13)
Gelombang Uji Materi ke MK Presiden Punya Alternatif untuk Cegah Berlakunya UU Pilkada
JAKARTA, KOMPAS Hanya dalam sehari, yakni pada Senin (29/9), Mahkamah Konstitusi menerima empat permohonan uji materi Undang-Undang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota atau lebih dikenal dengan UU Pilkada. Gelombang uji materi diprediksi terus mengalir. Mengalirnya dukungan itu karena sejumlah pihak lain telah merencanakan pengujian UU yang sama. Salah satu yang punya gagasan mendaftarkan permohonan uji materi itu adalah Dewan Perwakilan Daerah. Senin kemarin, permohonan diajukan sejumlah perorangan warga negara dan lembaga swadaya masyarakat. Mereka adalah Supriyadi Widodo Eddyono bersama International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) dan kawan-kawan (pendaftar pertama), diikuti OC Kaligis sebagai pendaftar kedua. Kemudian Budi Arie Setia Budi dkk (pendaftar ketiga) serta Hendrasmo selaku Direktur Eksekutif Indo Survei dan Strategi dkk (pendaftar keempat). Dalam berkas permohonannya, OC Kaligis mengungkapkan, penyelenggaraan pemilihan kepala daerah melalui DPRD bertentangan dengan Pasal 1 Ayat (2), Pasal 28D Ayat (3), serta Pasal 28I Ayat (4) dan (5) UUD 1945. Pemilihan kepala daerah secara langsung mencerminkan prinsip kedaulatan rakyat. Adapun pemilihan kepala daerah melalui DPRD hanya merefleksikan daulat partai politik. Kuasa hukum Indo Survei dan Strategi, Andi M Asrun, mengatakan, UU Pilkada menghambat partisipasi warga dalam pemerintahan dengan pembatasan sistematik saat penentuan kepala daerahnya. Penentuan kepala daerah oleh DPRD sangat bergantung pada dukungan anggota DPRD, bukan lagi oleh rakyat. Lebih dari itu, tambahnya, penentuan calon kepala daerah sangat ditentukan dukungan dan restu pimpinan parpol sehingga menimbulkan oligarki politik tanpa memperhatikan aspirasi di daerah. Ketua DPD Irman Gusman berpendapat, sikap politik DPD adalah mempertahankan pilkada langsung dengan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan kualitas demokrasi. Bagi DPD, pilkada oleh DPRD merupakan kemunduran demokrasi. Kami kecewa dengan hasil (UU Pilkada) ini. Kami berharap DPD periode mendatang mencari cara untuk membatalkan keputusan yang sudah ada, salah satunya melalui judicial review (uji materi) di Mahkamah Konstitusi. Langkah itu tak bisa dilakukan DPD periode sekarang karena undang-undangnya sendiri belum disahkan dan masa jabatan DPD periode sekarang hanya sampai 30 September, katanya. Hamdan ditelepon SBY Ketua MK Hamdan Zoelva menyatakan, dirinya dihubungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Minggu (28/9) sore. Presiden, seperti dikutip Hamdan, mengungkapkan, pihaknya tidak mendapatkan aktualisasi terakhir dan konfirmasi terakhir RUU itu sehingga Presiden merasa kecewa atas putusan DPR. Dalam jawabannya kepada Presiden, Hamdan mengungkapkan, dalam praktik ketatanegaraan di Indonesia, proses pengambilan keputusan terhadap RUU didahului pendapat DPR melalui fraksi-fraksinya, lalu diikuti sambutan pemerintah. Menurut Hamdan, Presiden tak mengungkapkan permintaan khusus kepada dirinya, seperti untuk membatalkan UU Pilkada. Presiden hanya menyampaikan dinamika pengambilan keputusan di DPR. Hamdan menyatakan telah menyampaikan sejak awal bahwa UU tersebut berpotensi diuji di MK sehingga tak memberikan komentar apa pun. Langkah Yudhoyono Pada Senin muncul sejumlah pendapat terkait pilihan langkah yang bisa dilakukan Yudhoyono jika Presiden benar-benar kecewa atas putusan DPR itu. Alternatif langkah pertama, diungkapkan Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia Ray Rangkuti, Yudhoyono disarankan bertemu pimpinan DPR dan menyampaikan surat ketidaksetujuan terhadap hasil pembahasan RUU Pilkada di tingkat paripurna DPR. Yudhoyono tak perlu berkonsultasi dan mendatangi MK karena bisa dinilai mengintervensi hukum. Alternatif kedua, seperti disampaikan oleh Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Andalas, Padang, Saldi Isra, adalah penerbitan peraturan pemerintah pengganti undang- undang (perppu). Presiden bisa mengeluarkan perppu dengan alasan UU Pilkada dianggap mencederai kedaulatan rakyat dan membahayakan demokrasi di Indonesia, katanya. Menurut Saldi, penerbitan perppu itu harus secepatnya sebelum masa jabatan Presiden berakhir 20 Oktober. Sementara wakil presiden terpilih Jusuf Kalla menilai, rencana Presiden Yudhoyono untuk memperjuangkan pemilihan kepala daerah langsung melalui uji materi UU Pilkada tidak mungkin dilakukan. Hal ini karena Presiden Yudhoyono tidak punya legal standing untuk mengajukan uji materi UU Pilkada itu. Legal standing-nya tidak ada. Dia itu presiden, bagaimana bisa menolak, kata Kalla. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menuturkan, saat Rapat Paripurna DPR, Jumat dini hari lalu, ia menelepon Wakil Ketua DPR dari PDI-P Pramono Anung untuk menyampaikan usulan Yudhoyono agar PDI-P menerima usul Demokrat, yaitu menerima pilkada langsung dengan 10 syarat. Saya bukan melobi, tetapi menyampaikan usulan SBY selaku Ketua Umum Partai Demokrat, katanya. Namun, Pramono mengatakan, telepon Djoko Suyanto itu sudah tidak berarti apa-apa lagi. Sebab, saat dia menelepon, proses pemungutan suara anggota DPR untuk RUU Pilkada sudah selesai, ujarnya. Selain itu, Fraksi Demokrat sudah walk out. Pramono menjelaskan, fraksi yang mendukung pilkada langsung, yaitu PDI-P, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Hanura, sudah mendukung opsi Demokrat, yaitu mekanisme pilkada langsung dengan 10 syarat. Dukungan itu tak hanya saat paripurna, tetapi juga saat forum lobi. Bahkan, jika Demokrat mengajukan lima syarat lagi, juga kami akan setujui, katanya. Dari Kyoto, Jepang, dilaporkan, Yudhoyono menyatakan, setibanya di Tanah Air pada Selasa (30/9) dini hari, dirinya akan segera menggelar rapat kabinet terbatas dengan Wakil Presiden Boediono, Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin, serta Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi terkait UU Pilkada. Hasil rapat terbatas akan segera diumumkan kepada masyarakat. (har/ato/osa/why/ana/fer/apa/iam)
Presiden Mencari Jalan Lain UU Pilkada Oleh: C Wahyu Haryo
JAKARTA, KOMPAS Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masih berupaya mencari jalan lain agar pilkada dapat dikembalikan pada sistem dipilih langsung oleh rakyat. Namun, Presiden belum bersedia menyampaikan opsi yang akan ditempuh karena masih dalam pembahasan di internal pemerintah. Awalnya, Presiden SBY menjajaki kemungkinan pembatalan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah yang baru diputuskan DPR beberapa waktu lalu dengan tidak memberikan persetujuan tertulis terhadap UU tersebut. Namun, setelah dikonsultasikan dengan Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva, upaya untuk tidak memberikan persetujuan itu tidak mungkin diambil SBY. Seperti yang saya sampaikan, kalau plan A tidak tembus, kami akan melangkah ke plan B. Plan B inilah yang kami matangkan hingga hari ini dan akan kami lanjutkan besok, kata Presiden saat memberikan keterangan pers, Selasa (30/9) dini hari, seusai memimpin rapat kabinet terbatas di ruang VVIP Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta. Bisa menjadi blunder Rapat berlangsung sesaat setelah Presiden dan rombongan tiba dari kunjungan di Jepang, pukul 00.40. Wakil Presiden Boediono, Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Jaksa Agung Basrief Arief, Kepala Polri Jenderal (Pol) Sutarman, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, serta Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana yang menjemput kedatangan Presiden langsung mengikuti rapat kabinet terbatas yang berlangsung hingga pukul 03.00. Rapat membahas upaya yang mungkin dilakukan pemerintah untuk menolak UU Pilkada yang diputuskan DPR, Jumat lalu. Sebelumnya, Presiden menegaskan, sikap pemerintah dalam sistem pilkada ini mendukung pilkada langsung dengan perbaikan-perbaikan mendasar. Sementara keputusan sidang paripurna DPR adalah pilkada oleh DPRD. Untuk mengembalikan sistem pilkada langsung oleh rakyat, Presiden menyatakan, sejak berada di Osaka, Jepang, telah berkonsultasi dengan Ketua MK melalui telepon tentang tafsir dari Pasal 20 UUD 1945 dalam konteks penyusunan undang-undang (UU). Ketentuan itu menyangkut proses RUU menjadi UU yang harus mendapatkan persetujuan bersama antara DPR dan presiden. Presiden merasa secara eksplisit belum memberikan persetujuan tertulis atas hasil pemungutan suara di DPR kemarin. Karena itu, ia bertanya kepada pimpinan MK, apakah masih ada jalan baginya untuk tidak memberikan persetujuan. Dari hasil konsultasi itu diperoleh jawaban bahwa praktik yang berlaku sekarang ini dalam setiap pembahasan RUU, presiden menunjuk menteri untuk mewakili dan membahas RUU itu. Menteri yang ditunjuk mewakili presiden itu dimaknai termasuk dalam pemberian persetujuan. Kesimpulannya, tidak ada jalan bagi presiden untuk tidak setuju atas apa yang dihasilkan dari paripurna DPR beberapa hari yang lalu, katanya. Dengan tidak dimungkinkannya opsi itu, Presiden menyatakan tengah menyiapkan opsi atau rencana. Namun, ia belum bersedia menjelaskan lebih lanjut opsi itu. Dihubungi terpisah, pengamat sosial politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Drajat Tri Kartono, menyatakan, saat ini memang tidak ada langkah yang bisa dilakukan Presiden untuk menghentikan proses perundang-undangan atas UU Pilkada. Jika Presiden tidak memberikan persetujuan terhadap UU Pilkada, justru langkah itu aneh dan bisa menjadi blunder atau mendatangkan persoalan baru bagi pemerintah. Masalah mendasar dari Presiden adalah keterlambatan dalam menyikapi secara tegas proses pembahasan RUU Pilkada. Seharusnya ketika masih dibahas dalam beberapa tahap sebelum paripurna DPR, Presiden bisa memerintahkan Mendagri Gamawan Fauzi untuk menarik RUU itu dari pembahasan. Sikap Presiden tentang pilkada secara langsung baru disampaikan di saat terakhir dan itu sudah terlambat, katanya.
Judicial Review atau Political Review
Oleh: Budiman Tanuredjo
PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono mempercepat kepulangannya ke Tanah Air. Begitu mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Yudhoyono langsung menggelar rapat terbatas dengan sejumlah menterinya. Topik yang dibahas adalah penolakan terhadap RUU Pilkada oleh masyarakat. Rapat paripurna DPR melalui voting telah merampas hak politik rakyat untuk memilih pemimpin daerah dan dialihkan hak memilih itu ke DPRD. Pemungutan suara itu berlangsung mulus setelah 124 anggota Partai Demokrat yang mendukung opsi pilkada langsung dengan 10 perbaikan itu malah melakukan walk out. Fraksi Partai Demokrat yang meninggalkan ruang sidang memang memicu kemarahan publik. Respons publik mengusik Yudhoyono. Yudhoyono pun menjanjikan akan bersama rakyat mengembalikan pilkada langsung. Dalam jumpa pers, Selasa dini hari, Yudhoyono mengatakan sudah berkonsultasi dengan Ketua MK Hamdan Zoelva. Awalnya, Yudhoyono akan menggunakan Pasal 20 UUD 1945 Ayat (2) soal perlunya persetujuan bersama antara pemerintah dan DPR untuk pembahasan sebuah undang-undang. Kepada publik, Yudhoyono menyatakan tidak setuju dengan pilkada oleh DPRD. Namun, kehadiran Mendagri Gamawan Fauzi, yang memberikan persetujuan atas RUU Pilkada itu, menutup pintu bagi Presiden Yudhoyono untuk menggunakan opsi itu. Melalui akun Twitter-nya, ahli hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra telah memberikan saran kepada Yudhoyono. Yusril menyarankan agar Yudhoyono tidak menandatangani RUU Pilkada itu dan saat 20 Oktober 2014 ketika kekuasaan beralih, Yusril juga menyarankan Presiden Joko Widodo untuk mengembalikan RUU Pilkada itu ke DPR. Usul itu masuk akal, tetapi mempunyai risiko politik bagi pemerintahan baru. Jalan aman dan konstitusional untuk mengupayakan pembatalan pilkada oleh DPRD hanyalah dua opsi. Opsi pertama, membiarkan masyarakat yang nyata-nyata dirugikan hak konstitusionalnya melakukan uji materi ke MK. Dalih harus dibangun untuk meyakinkan MK bahwa telah terjadi perampasan hak politik rakyat dan terciptanya ketidakpastian hukum. Dalam uji materi, pilkada lewat DPRD bisa dikabulkan bisa juga ditolak. Opsi kedua ada pada pemerintahan baru. Pemerintahan baru atau anggota DPR baru bisa mengajukan perubahan UU Pilkada oleh DPRD melalui DPR. Namun, pengajuan revisi UU Pilkada oleh DPRD itu harus memperhitungkan kekuatan politik di DPR. Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla harus mampu mengonsolidasikan kekuatan di parlemen yang masih berserakan. Gagasan ideal yang ditawarkan Jokowi berupa ide koalisi tanpa syarat rasanya belum bisa diterapkan dalam sistem politik Indonesia sekarang ini. Jika kedua langkah itu gagal, rakyat memang harus menerima pembajakan demokrasi oleh 226 anggota DPR yang memberikan persetujuan perampasan hak politik rakyat. Sejarah akan mencatat siapa mereka dan dari partai mana.
budiman.tanuredjo@kompas.com
Tata Cara Pelantikan Presiden Dipertanyakan
JAKARTA, KOMPAS Tata cara pelantikan presiden dan wakil presiden yang diatur dalam Tata Tertib Majelis Permusyawaratan Rakyat berpotensi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan politik tertentu. Anggota MPR dari Fraksi PDI-P, Rieke Diah Pitaloka, mengatakan, potensi itu antara lain ada di poin 4-7 Pasal 114 Tata Tertib MPR. Dalam poin 4 disebutkan, pelantikan presiden dan wakil presiden dilakukan dengan bersumpah menurut agama atau berjanji dengan bersungguh-sungguh di hadapan sidang paripurna MPR. Jika MPR tidak dapat menyelenggarakan sidang, presiden dan wakil presiden bersumpah dan dilantik di hadapan Rapat Paripurna DPR. Jika DPR tidak bisa bersidang, presiden bersumpah dan dilantik oleh pimpinan MPR dan disaksikan oleh Mahkamah Agung. Kalau pimpinan MPR tidak bisa datang, bagaimana? Apakah cukup dilantik di depan Mahkamah Agung seperti zaman Pak Habibie dulu? tanya Rieke dalam Sidang Paripurna MPR di Jakarta, Senin (29/9). Namanya politik bisa ditekuk, bisa dibuat tidak kuorum juga (sidang paripurna). Mudah- mudahan tidak perlu ada insiden, tambah Eva Kusuma Sundari, anggota MPR dari Fraksi PDI-P. Namun, Ketua Panitia Ad Hoc I MPR (yang bertugas membahas Tatib MPR) Daryatmo Mardiyanto mengatakan, pasal tersebut tidak perlu dikhawatirkan. Ia malah meminta semua pihak berdoa agar pelantikan presiden 20 Oktober berjalan dengan lancar. Ketua MPR Sidarto Danusubroto yang memimpin sidang menyatakan, substansi tatib tidak bisa diubah karena semua fraksi sudah membacakan pandangan dan menyetujuinya. Selain mengesahkan tatib, sidang paripurna yang dihadiri 456 dari 692 anggota MPR itu juga memutuskan, MPR akan membentuk badan sosialisasi, pengkajian, dan anggaran sebagai bagian dari alat kelengkapan. Dengan adanya badan tersebut, MPR diberi tugas melakukan pengkajian dan penguatan Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, Ketetapan MPR, mengkaji sistem ketatanegaraan, dan menyerap aspirasi rakyat, kata Daryatmo. Rekomendasi Dalam rapat itu, MPR juga merumuskan tujuh rekomendasi untuk periode selanjutnya. Panitia Ad Hoc II, M Jafar Hafsah, mengatakan, rekomendasi itu antara lain perubahan UUD 1945 dengan tetap berdasarkan Pancasila; penguatan MPR sebagai lembaga tertinggi dalam mengubah, menetapkan, dan menafsirkan UUD 1945; menguatkan wewenang DPD; serta penyederhanaan sistem kepartaian. Itu semua hanya rekomendasi berdasarkan hasil kajian tim kerja kajian sistem ketatanegaraan Indonesia. Pelaksanaannya bergantung anggota MPR mendatang, kata Jafar. (A13)
Ketua DPR Sah Dipilih Dua Hakim MK Ajukan Pendapat Berbeda
JAKARTA, KOMPAS Mahkamah Konstitusi menolak seluruh permohonan yang diajukan PDI-P dan sejumlah calon anggota DPR terpilih dari PDI-P. Dengan demikian, pemilihan ketua dan wakil ketua DPR, seperti diatur dalam UU No 17/2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, sah dan konstitusional. Mekanisme pengisian jabatan pimpinan DPR, menurut MK, merupakan open legal policy atau kebijakan hukum terbuka yang dapat ditentukan pembuat UU. Konstitusi tidak mengatur secara spesifik susunan organisasi kelembagaan DPR, termasuk tata cara pengisian jabatan pimpinannya. Pasal 19 Ayat (2) UUD 1945 menyerahkan persoalan tersebut kepada pembentuk UU. Bagaimana organisasi termasuk mekanisme pemilihan pimpinannya adalah wilayah kebijakan pembentuk undang-undang untuk mengaturnya, kata hakim konstitusi Patrialis Akbar saat membacakan pertimbangan putusan MK, Senin (29/9). Sidang yang dihadiri tujuh hakim konstitusi itu dipimpin Ketua MK Hamdan Zoelva. MK tak dapat menerima alasan pemohon yang mendalilkan, konfigurasi pimpinan DPR harus mencerminkan konfigurasi pemenang pemilu untuk menghormati kedaulatan rakyat. Alasan itu dinilai tak berdasar. Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD, presiden, dan wakil presiden sesuai ketentuan Pasal 22 E UUD 1945. Pemilu bukan untuk memilih pimpinan DPR. Dalam praktik politik di Indonesia yang menganut sistem presidensial dengan sistem multipartai, kesepakatan dan kompromi politik di DPR sangat menentukan ketua dan pimpinan DPR karena tidak ada partai politik yang benar-benar memperoleh mayoritas mutlak kursi di DPR sehingga kompromi dan kesepakatan berdasarkan kepentingan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, ujar Patrialis. MK juga menolak pengajuan uji formil. Mengenai tidak dilibatkannya DPD dalam pembahasan RUU, MK berpegang pada terbatasnya kewenangan konstitusional DPD untuk ikut dalam pembahasan UU. Putusan itu dijatuhkan dengan suara tak bulat. Dua hakim konstitusi, Arief Hidayat dan Maria Farida, mengajukan pendapat berbeda atau dissenting opinion. Keduanya berpendapat, permohonan PDI-P seharusnya dikabulkan. Maria mengungkapkan, pembentukan UU 17/2014 bertentangan dengan asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat, serta asas keterbukaan. Pembentukan UU itu juga tidak sesuai putusan MK No 92/PUU-X/2012 yang seharusnya melibatkan DPD. Menurut Arief, UU MD3 sejak kelahirannya mengalami cacat baik formil pembentukannya maupun materiil materi muatannya. Ketua Bidang Hukum DPP PDI-P Trimedya Panjaitan kecewa dengan putusan MK. Menurut dia, hakim konstitusi seharusnya mendengarkan ahli yang akan diajukannya sebelum menjatuhkan putusan final. Paket di DPR Di DPR, pertarungan politik menguat. Sesuai UU No 17/2014 serta Tatib DPR, calon pimpinan DPR harus diajukan dalam bentuk paket. Gabungan fraksi harus mengajukan lima calon pimpinan DPR sekaligus dan tidak boleh dari fraksi yang sama. Koalisi Merah Putih lebih berpeluang dengan lima fraksi anggota koalisinya. Koalisi Indonesia Hebat hanya terdiri dari empat fraksi dan tengah mencari tambahan fraksi. (ANA/RYO/NTA)
Bupati Biak Numfor Dituntut 6 Tahun
JAKARTA, KOMPAS Bupati Biak Numfor, Papua, Yesaya Sombuk dituntut 6 tahun penjara dan denda Rp 250 juta subsider 5 bulan kurungan. Yesaya yang dilantik jadi bupati pada April 2014 itu juga dituntut pidana tambahan berupa pencabutan hak dipilih dalam jabatan publik. Demikian tuntutan tim Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi yang dibacakan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (29/9). Sidang dipimpin Ketua Majelis Hakim Artha Theresia. Jaksa Haerudin saat membacakan surat tuntutan mengatakan, Yesaya terbukti menerima suap 100.000 dollar Singapura (setara Rp 950 juta) dari pengusaha Teddy Renyut terkait proyek rekonstruksi tanggul laut di Kabupaten Biak Numfor. Terdakwa Yesaya Sombuk terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan korupsi secara berlanjut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 12 huruf a UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Korupsi jo Pasal 64 Ayat (1) KUH Pidana, ujar Haerudin. Perkara ini berawal ketika pada Juni 2014 Yesaya menghubungi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Biak Numfor Yunus Saflembolo dan menyampaikan membutuhkan uang sekitar Rp 600 juta. Pada 5 Juni 2014, Yesaya yang sedang di Jakarta menelepon Teddy Renyut dan mengajaknya bertemu di Hotel Acacia Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Yesaya menyampaikan bahwa dia membutuhkan uang Rp 600 juta. Teddy mengatakan bisa mengambil kredit dari bank jika Yesaya bisa memberinya pekerjaan yang pasti. Teddy lalu menyampaikan, dalam APBN-P 2014 terdapat program di bidang bencana untuk Biak Numfor yang akan dianggarkan oleh Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal sekitar Rp 20 miliar. Sebagai realisasi permintaan uang oleh Yesaya yang telah disetujui Teddy, pada 13 Juni 2014 Teddy menemui Yesaya di Hotel Acacia dan menyerahkan sebuah amplop warna putih yang di dalamnya berisi uang 63.000 dollar Singapura. Pada 16 Juni 2014, Teddy kembali menemui Yesaya di Hotel Acacia dan menyerahkan uang 37.000 dollar Singapura. Jaksa menyimpulkan, pemberian uang oleh Teddy tersebut untuk menggerakkan Yesaya agar proyek tanggul laut di Biak Numfor diberikan kepadanya. Menanggapi tuntutan ini, Yesaya dan kuasa hukumnya akan mengajukan pembelaan. Sementara itu, Teddy Renyut kemarin dituntut hukuman 4 tahun penjara dan denda Rp 150 juta subsider 3 bulan kurungan. (faj)
JAYAPURA, KOMPAS Kejaksaan Negeri Jayapura diduga menutupi keterlibatan Wakil Bupati Keerom Muhammad Markum dalam dugaan korupsi proyek fiktif pengadaan pupuk bagi petani kakao di lima wilayah pada 2012. Proyek fiktif itu bernilai Rp 819 juta. Padahal, nama Muhammad telah berulang kali disebut dalam tahap penyidikan sebagai pihak yang mengeluarkan rekomendasi pencairan dana dalam proyek itu. Saat ini, kasus tersebut memasuki tahap mendengarkan keterangan saksi-saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jayapura. Terdakwa dalam kasus ini adalah Joko Susilo, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Keerom; Sunarto, petugas pemeriksa barang; Abdul Karim, penjabat pembuat komitmen kerja; Flasius Marabia, panitia lelang; dan Ahmad Harjono, kontraktor dan adik kandung Muhammad Markum. Para terdakwa dinyatakan terlibat dalam pengadaan fiktif 50.140 kilogram pupuk bagi 2.000 petani di Distrik Arso dan Distrik Skamto. Namun, dalam tahapan penyidikan, Joko selaku kuasa pengguna anggaran mengaku hanya menjalankan perintah Muhammad untuk menandatangani pencairan dana bagi adiknya, Ahmad Harjono. Kejari Jayapura tak pernah berinisiatif menghadirkan Muhammad dari tahapan penyidikan hingga proses persidangan. Padahal, seluruh terdakwa dalam tahap penyidikan mengaku hanya menjalankan perintah Muhammad untuk melancarkan penunjukan langsung kontraktor ke adik Muhammad, yakni Ahmad Harjono. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar bagi kami, kata Hotwy Gultom, kuasa hukum Joko Susilo, di Jayapura, Papua, Selasa (30/9). Hotwy menuturkan, jaksa penuntut umum Kejari Jayapura hanya menghadirkan dua saksi dalam persidangan kasus kliennya, yakni Ika Rinaningsih, Bendahara Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Keerom dan Sukanto, rekan bisnis Ahmad Harjono. Padahal, keduanya bukanlah auktor intelektualis di balik kasus ini. Kami akan mengajukan permintaan ke pihak majelis hakim untuk menghadirkan Muhammad dalam persidangan, ujarnya. Tiga kali dipanggil Ketika dikonfirmasi, Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Jayapura Piet Nahamury mengatakan, pihaknya telah mengirimkan surat pemanggilan kepada Muhammad sebanyak tiga kali. Namun, Muhammad beralasan sedang mengikuti kegiatan Lemhannas di Jakarta. Kami tak bisa terus menunggu kedatangan Muhammad. Sebab, proses penyidikan perkara hanya berjangka waktu dua bulan saja. Apabila kuasa hukum terdakwa mengajukan permintaan kepada majelis hakim, kami siap untuk menghadirkan Muhammad dalam persidangan, kata Piet.
1965, Dulu dan Sekarang
THE ACT OF KILLING tidak hanya menguliti kekejaman di era penumpasan Partai Komunis Indonesia tahun 1965. Film dokumenter nominator Oscar 2012 ini juga menggugat komitmen bangsa Indonesia menyelesaikan masa lalunya. Film ini merekonstruksi pembunuhan-pembunuhan di tahun 1965. Pelaku-pelaku yang masih hidup tidak hanya diminta bercerita, tetapi juga mereka ulang tindakan mereka. Alhasil, yang terjadi seperti dejavu alias melihat hal-hal yang masih terjadi hingga kini. Tidak hanya pengerahan preman oleh penguasa, tetapi kekerasan yang terjadi atas nama nilai yang dianggap lebih tinggi daripada nilai-nilai kemanusiaan dan konsensus kebangsaan. Dampak peristiwa 65 tidak hanya di masa lalu, tetapi pada kita sekarang, kata dosen Universitas Indonesia Hilmar Farid dalam diskusi di Universitas Tarumanagara seusai pemutaran film tersebut, Senin (29/9). Ia mengatakan, inti dari peristiwa 65 adalah diizinkannya kondisi pengecualian. Atas nama sesuatu yang lebih penting, yang dalam kasus ini berlatar politik yaitu anti PKI, prinsip-prinsip dasar kemanusiaan diabaikan. Kondisi pengecualian ini berulang sepanjang Orde Baru, seperti pembantaian ulama, pembunuhan preman-preman secara misterius di Yogyakarta, kasus Talangsari, Nipah, sampai peristiwa Mei 1998. Semua berpola sama. Atas nama keamanan dan ketertiban, semua boleh dilakukan. Bahkan, negara sampai membuat Kopkamtib, yaitu Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban. Bukan hanya di atas hukum, Kopkamtib adalah hukum itu sendiri, katanya. Hingga kini, kondisi pengecualian itu tidak kunjung diselesaikan negara. Akibatnya, pola- pola serupa berulang, seperti larangan membangun rumah ibadah sampai larangan beribadah. Semua terjadi karena ada yang merasa nilai-nilainya lebih tinggi daripada negara. Sosok tanpa nama yang menjadi salah satu kru film The Act of Killing saat diwawancara via Skype mengatakan, pola kekerasan dulu dan sekarang mirip. Salah satunya, ketika kepentingan ekonomi berbenturan dengan kepentingan penguasa. Rakyat biasa dilatih menjadi milisi dan membuat kekerasan. Kata banal bisa jadi tepat menggambarkannya. Adegan dalam The Act of Killing yang membuat bergidik, bukan karena darah, tapi karena kesadisan yang dingin. Seorang pemain figuran yang berperan sebagai korban bercerita, ayah tirinya benar-benar jadi korban pembantaian 1965. Si pemain yang saat itu masih kecil melihat sendiri ayahnya dibawa pukul 03.00 dan ditemukan tewas seperti kambing keesokan harinya. Stanley Adi Prasetyo, anggota Dewan Pers yang juga mantan Wakil Ketua Komnas HAM, mengatakan, soal masa lalu harus diselesaikan agar tidak berulang. Ia mengajukan bentuk rekonsiliasi. Yang penting, negara membuka kebenaran dan mengakui kesalahan. Ini beban negara yang selalu mengulik kepekaan organisasi dan orang-orang tertentu. Film The Act of Killing selesai dalam waktu 166 menit. Namun, lembar-lembar hitam sejarah bangsa Indonesia belum selesai hingga kini, 49 tahun kemudian. (Edna C Pattisina)
Mafia Minyak Marah-marah
TANGGAL 5 Maret 1976, di Departemen Pertambangan dan Energi, Jakarta, berlangsung acara serah terima jabatan Direktur Utama Pertamina dari Letnan Jenderal Ibnu Sutowo kepada Mayor Jenderal Piet Haryono. Pergantian ini terjadi setelah pada 1970, mahasiswa turun ke jalan menuntut penyelidikan terhadap dugaan korupsi di Pertamina. Soeharto segera membentuk tim penyelidikan korupsi yang disebut Tim Empat yang dipimpin Wilopo (tokoh Partai Nasional Indonesia). Empat anggotanya adalah IJ Kasimo (Partai Katolik), Anwar Tjokroaminoto (Partai Serikat Islam Indonesia), Johannes (mantan Rektor Universitas Gadjah Mada Yogyakarta), dan Mohammad Hatta (mantan Wakil Presiden). Tim Empat berhasil membongkar adanya kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di Pertamina, Bulog, dan pelayanan umum di Indonesia. Presiden RI 1967-1978 Soeharto menyebut kasus ini sebagai krisis Pertamina yang parah. Tetapi, Soeharto menunggu waktu selama enam tahun untuk menggeser Ibnu Sutowo dari jabatannya. Alasannya, agar situasi tidak panas. Tanggal 15 April 1976, di Istana Negara, Presiden Soeharto melantik Piet Haryono sebagai Dirut Pertamina. Kepada Saudara Piet Haryono, saya percayakan tugas untuk memimpin Pertamina. Atau lebih tepat kalau saya katakan, rakyat Indonesia memercayakan kepada Saudara pengelolaan minyak bumi yang merupakan kekayaan alam ini, berguna sebesar- besarnya untuk kemakmuran rakyat, demikian kata Soeharto. Ketika kepercayaan rakyat itu diselewengkan, terjadilah unjuk rasa. Unjuk rasa massal kemudian memuncak pada 21 Mei 1998 yang membuat Soeharto lengser. Soeharto lengser, tetapi KKN yang kemudian mewujud dalam mafia minyak mulai terbangun. Senin, 25 Mei 1998, empat hari setelah Soeharto lengser, di Bina Graha yang dibangun Ibnu Sutowo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada tahun 1970-an, Menteri Pertambangan dan Energi Kuntoro Mangkusubroto, antara lain, mengatakan, pemerintahan Presiden BJ Habibie akan mengatur kembali tata niaga ekspor dan impor minyak yang dilakukan tiga perusahaan mitra Pertamina dan membasmi KKN. Saat itu istilah mafia minyak mulai merebak. Saat itu pula, di DPR, Dirut Pertamina (Juni 1998-Desember 1998) Soegianto mengatakan, ada tiga perusahaan mitra Pertamina, yakni Permindo Trading Oil Co Ltd, Perta Oil Marketing Ltd, dan Pacific Petroleum. Menggurita Kamis, tanggal 12 Agustus 2004, dua bulan sebelum pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri lengser, Menteri Badan Usaha Milik Negara Laksamana Sukardi mengatakan, Dirut Pertamina (2004-2006) Widya Purnama diharapkan bisa memberantas mafia perminyakan yang selama itu bercokol di Pertamina. Tetapi, mafia minyak telah jadi gurita raksasa yang tak terkalahkan sampai kini. Selasa, 10 Juni 2014 lalu, para pengunjuk rasa di depan Istana Merdeka menyerukan pemberantasan mafia minyak oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pengunjuk rasa juga mempertanyakan pembangunan kilang minyak di Indonesia yang tidak kunjung terealisasi. Presiden terpilih Joko Widodo dan wakil presiden terpilih Jusuf Kalla telah mencanangkan perang terhadap mafia, termasuk mafia minyak. Dalam berbagai kesempatan kampanye, masyarakat mencatat hal itu. Mafia minyak jadi pembicaraan luas. Seorang pekerja perusahaan minyak Eropa yang ada di Jakarta dan tidak mau dibuka identitasnya mengatakan, saat ini mafia minyak Indonesia sedang marah besar dan terganggu. Bahaya lho kalau mafia minyak itu marah. Saat ini sudah kelihatan tanda-tandanya, ujar pekerja perusahaan minyak yang punya pengalaman menyaksikan mafia di perusahaannya di Eropa itu. Berani dan sanggupkah Jokowi, JK, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan rakyat menghadapi kemarahan ini? (J Osdar)
Parpol Orba Diprediksi Bungkam KPK
JAKARTA, KOMPAS Sejumlah elemen masyarakat sipil mengkhawatirkan keberadaan DPR yang didominasi kekuatan sejumlah partai politik yang ingin mengembalikan sistem Orde Baru dengan melemahkan KPK. Indikasi itu menguat setelah parpol-parpol itu sukses memperjuangkan pengesahan UU MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) dan UU Pilkada. Pelemahan itu bisa melalui proses uji kelayakan-kepatutan di DPR, serta pembahasan revisi UU KPK, Tipikor, KUHP, dan KUHAP nanti. Kekhawatiran itu disampaikan anggota Badan Pekerja Indonesia Corruption Watch Emerson Yuntho, Direktur Eksekutif Lingkaran Masyarakat Madani Ray Rangkuti, pengamat hukum Asep Iwan Iriawan, dan Koordinator Bantuan Hukum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Yulius Ibrani kepada pers, Senin (29/9), di Jakarta. Emerson mengungkapkan, elemen masyarakat harus waspada terhadap sepak terjang sejumlah parpol di DPR setelah parpol di DPR itu memuluskan UU MD3 dan UU Pilkada. Tidak menutup kemungkinan sejumlah parpol tersebut memiliki agenda melemahkan KPK. Emerson menambahkan, patut diduga ada empat agenda besar yang menjadi target sejumlah parpol di DPR. Agenda pertama, menguasai parlemen dengan UU MD3. Kedua, menguasai pemerintah daerah dengan UU Pilkada. Ketiga, menguasai atau melemahkan KPK dengan seleksi pimpinan DPR dan sejumlah revisi produk UU terkait pemberantasan korupsi. Keempat, menguasai pemerintahan dengan merevisi UU Pilpres untuk dipilih langsung oleh DPR/MPR. Apalagi, lanjut Emerson, sejumlah politisi parpol itu terjerat kasus korupsi di KPK. Artinya, patut diwaspadai motivasi para politisi untuk menyelamatkan diri dari tuntutan hukum. Orde Baru Ray menambahkan, sejumlah parpol itu ingin mengembalikan sistem Orde Baru (Orba). Pemilihan kepada daerah oleh DPRD salah satu bukti upaya mengembalikan pola Orba. Oleh karena itu, menurut Ray, lembaga-lembaga yang terbentuk pada era Reformasi sebagai bentuk perubahan dari Orba, seperti KPK atau MK, dapat dibubarkan oleh parpol-parpol tersebut. Asep mengungkapkan, proses pemilihan enam pimpinan KPK, seperti uji kelayakan dan kepatutan di DPR nanti, dikendalikan sejumlah parpol. Kewenangan pemberantasan korupsi dapat dipangkas melalui orang-orang yang dimasukkan sebagai pimpinan KPK oleh parpol tertentu. Yulius menambahkan, masyarakat mengkhawatirkan sejumlah parpol tersebut juga memiliki agenda melemahkan KPK dengan produk UU, seperti revisi UU KPK, UU Tipikor, UU KUHP, dan UU KUHAP nanti. (FER)
Ada yang Ingin Bikin Novel, Mengajar, hingga Tetap Mengabdi di Partai
Saya ingin sekali menulis novel, kata Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari, Senin (29/9), ditanya menjelang akhir masa baktinya di parlemen. Hajriyanto tidak akan berkantor lagi di Senayan karena tidak lolos dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah IV. Hajriyanto dikenal punya perbendaharaan kosakata yang luas didukung wawasan nyaris tak bertepi dalam tiap diskusi. Selama ini, para pengamat, wartawan, dan masyarakat menikmati tutur lisan dari Hajriyanto, namun kiranya baik jika ia menumpahkan pengalaman politiknya dalam sebuah novel. Itu cita-cita lama. Saya punya janji dengan Taufik Ismail dan (alm) Dr Kuntowijoyo. Keduanya meminta saya dengan sungguh-sungguh untuk menulis novel dan cerpen, ujar Hajriyanto. Dia mengaku, hingga kini selalu ditagih novel jika bertemu Taufik Ismail. Anggota DPR/MPR akan mengakhiri tugasnya pada Selasa (30/9) ini. Mereka yang tidak terpilih kembali harus meninggalkan Senayan. Hajriyanto segera pulang ke Karanganyar, Jawa Tengah. Mungkin dari Karanganyar, suatu hari nanti kita akan mendengar didirikannya Padepokan Sastra Gunung Lawu yang dipimpin Hajriyanto. Saya juga berpikir mau mengajar lagi di Universitas Diponegoro, tetapi ya masih mikir- mikir. Sementara ini, mau menikmati kebebasan setelah 20 tahun aktif di politik, kata Hajriyanto, yang sejak tahun 1997 menjadi anggota DPR dari Partai Golkar. Nudirman Munir, politisi Partai Golkar dari Dapil Sumatera Barat, berencana kembali menjadi pengacara, profesinya sebelum menjadi wakil rakyat. Kembali ke habitat asal, katanya. Nudirman mengaku tak akan berhenti memperjuangkan kepentingan rakyat. Politisi PPP Ahmad Yani juga kembali ke profesi semula, yaitu pengacara dan dosen. Saya sudah ditawari mengajar di sejumlah perguruan tinggi di Jakarta dan juga di daerah lain. Jadi walau karier di DPR berakhir, bukan berarti hidup ikut berakhir, katanya. Yani berencana membuat buku mengenai pengalamannya di DPR. Saya juga mau menyelesaikan S-3 di Universitas Padjadjaran (Bandung), katanya. Ketua DPR Marzuki Alie, yang juga tak lolos dari dapil neraka Jakarta III, memilih mengabdikan diri di dunia pendidikan. Marzuki mengaku akan menjadi Rektor dan Direktur Pascasarjana di Universitas Indo Global Mandiri di Palembang. Partai itu tempat pengabdian tanpa akhir, ujar Marzuki, yang telah menyatakan tetap setia di Partai Demokrat. Namun, harus didukung finansial yang cukup agar tidak ikut-ikutan dalam praktik transaksional. Jadi, saya akan fokus di pendidikan dan bisnis, katanya. Sambil fokus di pendidikan dan bisnis, Marzuki mengatakan menunggu penugasan dari Partai Demokrat. Apa pun penugasannya, saya siap untuk tetap mengabdi bagi partai, ujar Marzuki, yang pernah menjadi Direktur Komersial PT Semen Baturaja (persero) tahun 1999- 2006. Hal berbeda ditempuh Eva Kusuma Sundari yang tidak lolos dari Dapil Jawa Timur VI (Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Tulungagung, Kota Blitar, dan Kota Kediri). Peraih gelar master dari Jurusan Politics of Development Institute of Social Studies (Belanda) dan master Jurusan Development Economics University of Nottingham (Inggris) itu mengatakan akan berjuang di akar rumput. Dia tetap akan mengawal kehendak rakyat dan ikut mengawasi pemerintahan dan parlemen dengan berjuang melalui beberapa LSM. Eva tetap berkegiatan di Kemitraan, Seknas Jokowi, dan Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat. Modal Eva memang cukup besar. Selain lama bergabung dengan LSM, dia juga kritis. Dia juga dibekali dengan sejumlah aktivitas, di antaranya pernah mengikuti Summer Course Democracy and Pluralism di Polandia (2001), Global Woman Leadership di Amerika (2007), Woman Leaders in Moslem Countries (2007), dan mengikuti Summer Course Public Account Committee di Australia (2008). Mantan aktris Nurul Arifin, yang dikenal cukup vokal di DPR, justru berniat kembali mengabdi di Partai Golkar seusai tak terpilih lagi. Nurul tercatat jadi salah satu Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar. Sejauh ini, Nurul memang berhasil membuktikan diri tidak sekadar jual kecantikan di panggung dunia politik. Dia membuktikan diri sebagai politisi tulen. Nurul, peraih Young Global Leaders dari World Forum- Swiss, itu kini hanya membutuhkan wahana yang tepat untuk kembali memperjuangkan aspirasi masyarakat. Apakah Nurul masih tertarik jadi wali kota Depok? Untuk (wali kota) Depok lihat mandat partai dulu, ujar Nurul. Pendulum memang sedang bergeser. Baru saja DPR memutuskan kepala daerah tidak lagi dipilih langsung, tapi melalui DPRD. Mereka yang hengkang dari Senayan memang punya strategi masing-masing untuk menjalani hidup di masa depan. Mudah-mudahan lancar dan bermanfaat untuk bangsa dan negara, kata Hajriyanto. (HARYO DAMARDONO/A PONCO ANGGORO) Reformasi Fiskal Menjadi Prasyarat
JAKARTA, KOMPAS Tanpa reformasi fiskal, Joko Widodo sebagai presiden terpilih hanya akan meneruskan model fiskal miskin stimulus. Anggaran menggelembung, tetapi alokasinya terkuras untuk membiayai program rutin, wajib, dan boros. Sementara program pro rakyat dan pro penciptaan lapangan kerja menjadi minimalis. Fiskal miskin stimulus tersebut sudah tampak pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 yang disahkan dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat, di Jakarta, Senin (29/9). Di samping meneruskan pola lama yang miskin stimulus, APBN 2015 adalah anggaran yang disusun berdasarkan pagu dasar karena bersifat transisional. Reformasi fiskal adalah langkah pertama yang harus menjadi prioritas pemerintahan Jokowi. Reformasi fiskal adalah prasyarat bagi Jokowi agar bisa menjalankan visi-misinya semaksimal mungkin, kata peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Latief Adam. Dalam APBN 2015, pendapatan negara ditargetkan sebesar Rp 1.793,59 triliun, sedangkan belanja negara dianggarkan Rp 2.039,48 triliun. Jadi, defisit anggaran mencapai Rp 245,9 triliun atau 2,21 persen terhadap produk domestik bruto. Dibandingkan dengan APBN Perubahan 2014, pendapatan meningkat Rp 158,19 triliun. Ditambah target utang tahun 2015, artinya ada tambahan anggaran Rp 404,09 triliun pada 2015. Namun, alih-alih untuk membiayai kegiatan produktif, tambahan anggaran tersebut lebih banyak untuk membiayai program rutin dan mengikat. Salah satunya subsidi energi yang mencapai Rp 334,7 triliun atau 24,75 persen dari total belanja pemerintah pusat senilai Rp 1.392,44 triliun. Sementara anggaran produktif dan mendasar justru merosot dibandingkan dengan pagu 2014. Contohnya anggaran kesehatan dan infrastruktur. Anggaran kesehatan turun dari Rp 70,5 triliun menjadi Rp 68 triliun. Anggaran infrastruktur turun dari Rp 206 triliun menjadi Rp 169 triliun. Anggaran penanggulangan kemiskinan hanya naik Rp 500 miliar, dari Rp 134,5 triliun menjadi Rp 135 triliun. Jika asumsi inflasi tahun 2015 sebesar 4,4 persen dihitung, nilai riil anggaran infrastruktur juga merosot. Menurut Latief, tanpa reformasi fiskal, penambahan volume APBN hanya akan terus- menerus terkuras untuk membiayai program tak produktif dan boros yang juga menggelembung. Oleh karena itu, reformasi fiskal menjadi keniscayaan. Secara terpisah, dosen Universitas Atma Jaya Jakarta, Agustinus Prasetyantoko, berpendapat, pemerintah belum bisa melakukan ekspansi fiskal pada 2015. Alasannya, fasenya memang sedang stabilisasi. Pertumbuhan ekonomi juga belum akan kembali ke 6 persen atau lebih. Untuk mengubah lanskap ekonomi dalam lima tahun ke depan, kita harus melakukan perubahan yang tidak enak, yakni mengurangi subsidi BBM (bahan bakar minyak). Ini termasuk dalam reformasi fiskal yang mesti menjadi prioritas, katanya. Kenaikan harga BBM bersubsidi, menurut Prasetyantoko, akan memberikan ruang fiskal meskipun tidak serta-merta lebar. Namun, langkah itu akan meningkatkan kepercayaan pelaku ekonomi bahwa pemerintah bergerak ke arah yang benar. Saat rapat kerja antara Badan Anggaran DPR dan Kementerian Keuangan, Fraksi Partai Golkar dan Fraksi PKS bermaksud melucuti kewenangan pemerintah soal penyesuaian harga BBM bersubsidi. Namun, usaha ini gagal karena Menteri Keuangan M Chatib Basri dan fraksi lain berketetapan menjaga kewenangan tersebut di tangan pemerintah. Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani menegaskan, satu-satunya penyesuaian harga yang harus melalui persetujuan DPR adalah tarif listrik. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Kebijakan Moneter, Fiskal, dan Publik Hariyadi B Sukamdani, serta Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Sanny Iskandar menyesalkan ulah elite politik yang lebih memikirkan kelompok daripada kepentingan bangsa. Kemelut politik bermotif ketidakpuasan setelah pemilihan presiden merugikan karena iklim investasi memburuk. (LAS/HAM)
Subsidi BBM Lebih Besar daripada Kesehatan
JAKARTA, KOMPAS Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015 mengalokasikan anggaran subsidi bahan bakar minyak Rp 276 triliun. Kendati ada sedikit penghematan dibandingkan nota keuangan, alokasinya tetap saja jauh lebih besar dibandingkan anggaran produktif seperti kesehatan. Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 disahkan dalam rapat paripurna di Jakarta, Senin (29/9). Rapat yang dipimpin Mohamad Sohibul Iman dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera itu dihadiri Menteri Keuangan M Chatib Basri. Ketua Badan Anggaran DPR dari Fraksi Partai Golongan Karya Ahmadi Noor Supit dalam laporannya menyatakan, alokasi subsidi bahan bakar minyak (BBM), bahan bakar nabati, dan elpiji tabung 3 kilogram untuk tahun 2015 mencapai Rp 276 triliun. Alokasi ini berkurang Rp 15 triliun dibandingkan alokasi dalam nota keuangan yang sebesar Rp 291 triliun. Berkurangnya alokasi tersebut, menurut Ahmadi, disebabkan kuota BBM bersubsidi yang semula 48 juta kiloliter turun menjadi 46 juta kiloliter. Dengan demikian, kuota BBM bersubsidi tahun 2015 sama persis dengan kuota tahun 2014. Meskipun jumlahnya berkurang, alokasi subsidi BBM tetap besar. Ditambah subsidi listrik senilai Rp 68,69 triliun, maka subsidi energi menjadi Rp 344,69 triliun. Dibandingkan belanja pemerintah pusat dalam APBN 2015 yang sebesar Rp 1.392 triliun, porsi subsidi energi mencapai 24,76 persen. Besarnya alokasi subsidi bahan bakar minyak itu meneruskan pola yang ada selama ini. Alokasi anggaran subsidi BBM tahun 2015 itu dua kali anggaran pengentasan rakyat miskin yang mencapai Rp 135 triliun. Jika dibandingkan dengan anggaran kesehatan pada APBN 2015 yang sekitar Rp 68 triliun, subsidi BBM tersebut mencapai empat kalinya. Efisiensi subsidi Chatib Basri dalam pendapat akhir pemerintah menyatakan, efisiensi anggaran subsidi menjadi salah satu kebijakan penting pada belanja APBN 2015. Langkah ini ditempuh dengan kebijakan alokasi subsidi yang lebih tepat sasaran, program pengurangan penggunaan BBM bersubsidi secara bertahap, dan kebijakan pengembangan energi baru dan terbarukan. Sebelumnya, Direktur Perdagangan dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya menyatakan, konversi BBM ke bahan bakar gas akan menjadi tren kebijakan pemerintah ke depan. Untuk itu, Pertamina mengaku siap mendukung, antara lain dengan membangun 150 stasiun pengisian bahan bakar gas pada 2015. Subsidi BBM sebesar Rp 276 triliun pada 2015 itu terdiri dari subsidi premium dan bahan bakar nabati Rp 108,28 triliun, subsidi solar dan bahan bakar nabati Rp 80,27 triliun, subsidi minyak tanah Rp 6 triliun, dan subsidi elpiji tabung 3 kilogram Rp 55,12 triliun. Perhitungan subsidi BBM itu juga mencakup Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 24,98 triliun, perkiraan subsidi LGV atau gas untuk kendaraan Rp 4,2 miliar, dan tagihan subsidi 2014 yang dialihkan ke 2015 sebesar Rp 46,28 triliun. Subsidi listrik yang pada nota keuangan dianggarkan Rp 72,42 triliun disepakati menjadi Rp 68,69 triliun. Penghematan terjadi karena pembayaran tagihan tahun 2014 senilai Rp 3,73 triliun tidak disetujui untuk dibebankan pada APBN 2015. Mulai tahun 2015, PT PLN (Persero) tidak lagi diberi margin 7 persen, tetapi insentif investasi Rp 19,97 triliun. (LAS)
Celah Eksploitasi oleh Pihak Asing RI Akan Berkiprah di Laut Lepas
JAKARTA, KOMPAS Ketua Dewan Pembina Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia Riza Damanik mengemukakan, Indonesia membutuhkan Undang-Undang Kelautan untuk memperbesar kehadiran negara di laut serta mempercepat konsolidasi kelembagaan dan instrumen hukum di laut sehingga pengelolaan laut menjadi optimal. Pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kelautan hingga Senin (29/9) pukul 21.00 masih menunggu pengesahan RUU yang lain. Jika disahkan, UU itu akan menyelesaikan sebagian persoalan di laut, di antaranya kelembagaan pengawasan laut dan peningkatan alokasi anggaran daerah kepulauan. Akan tetapi, hal itu belum menjawab kepentingan strategis, seperti mewujudkan kedaulatan ekonomi di laut agar bangsa Indonesia menjadi tuan rumah di laut sendiri. Substansi UU Kelautan masih mengandung sejumlah celah penyimpangan, antara lain pengaturan izin lokasi yang bernuansa eksploitatif dan melenceng dari fungsi awal UU Kelautan, yakni mengonsolidasikan regulasi dan kelembagaan di laut. Indonesia telah mengeluarkan skema perizinan di perairan kurang dari 22,22 kilometer dan kini UU Kelautan mempromosikan skema izin lokasi di atas 22,22 km hingga 370,4 km. Hal itu dikhawatirkan membuka lebar peluang dilibatkannya swasta asing dalam pemanfaatan laut ZEEI, khususnya untuk pertambangan dan industri perikanan. Penentuan skema perizinan untuk wilayah 12-200 mil laut (22,22-370,4 km) ceroboh karena kita belum mengetahui persis kekayaan di perairan itu, katanya, di Jakarta, Senin (29/9). Ke depan, diperlukan perhatian khusus terhadap peraturan pemerintah untuk menghindari arus liberalisasi di laut yang berdampak pada semakin sempitnya kesempatan rakyat untuk memanfaatkan potensi kelautan. Sementara itu, terjadi ambiguitas kegiatan reklamasi dalam Pasal 27 UU Kelautan. Pengaturan reklamasi telah digunakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Pekerjaan Umum sehingga berpotensi tumpang tindih dan destruktif. Kelemahan lain, tidak dimasukkan cuaca ekstrem akibat badai tropis dan asidifikasi (pengasaman) air laut sebagai bentuk bencana pemanasan global. Padahal, keduanya penting disebutkan karena memberi dampak nyata bagi nelayan dan laut. Terobosan UU Kelautan untuk mendorong politik anggaran provinsi/kabupaten/kota untuk pembangunan kelautan tidak ditopang skema disinsentif apabila daerah abai mengalokasikan anggaran untuk pembangunan kelautan berperspektif kepulauan dan melindungi warganya. Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengemukakan, pengesahan UU Kelautan akan menjadi sejarah karena merupakan UU pertama yang dihasilkan DPR, pemerintah, dan Dewan Perwakilan Daerah yang melampaui proses panjang. Inisiatif pembentukan UU Kelautan mulai digulirkan sejak awal reformasi dan dilakukan pembentukan Dewan Maritim Indonesia yang berganti nama menjadi Dewan Kelautan Indonesia pada tahun 2007. UU Kelautan penting karena dua alasan. Pertama, Indonesia merupakan penggagas konsepsi negara kepulauan berciri Nusantara. Deklarasi Djuanda 1957 adalah tonggak sejarah pertama perjuangan diplomasi menuju pengakuan dunia. Kedua, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki potensi ekonomi, keanekaragaman hayati, dan budaya bahari. Sumber daya kelautan meliputi tiga hal. Pertama, sumber daya alam terbarukan, antara lain perikanan, terumbu karang, mangrove, rumput laut, dan padang lamun (seagrass). Kedua, sumber daya alam tak terbarukan, yaitu minyak, gas bumi, bahan tambang, dan mineral lain. Ketiga, energi kelautan berupa energi gelombang, energi pasang surut, energi arus laut, dan energi panas laut. Sharif menambahkan, salah satu substansi penting dalam UU Kelautan adalah penegasan Indonesia sebagai negara kepulauan yang, menurut Konvensi Hukum Laut Internasional 1982, selain memiliki laut teritorial, wilayah yurisdiksi, dan kawasan dasar laut, juga mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan potensi maritim di laut lepas. Penegasan ini mengisyaratkan bahwa Indonesia, selain akan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya lautnya sendiri, juga akan mulai berkiprah di laut lepas dan kawasan dasar laut, katanya. (RYO/LKT)
Pipa Transmisi Gas Arun Segera Selesai
BELAWAN, KOMPAS PT Pertamina menginvestasikan dana 750 juta dollar AS untuk membangun proyek regasifikasi dan pipanisasi untuk PLN dan industri di Aceh dan Sumatera Utara. Proyek ini dilaksanakan oleh PT Pertamina Gas. Penyelesaian proyek diharapkan mampu mengatasi krisis energi di Aceh dan Sumut. Demikian disampaikan Direktur Pengembangan Bisnis dan Komersial PT Pertamina Gas (Pertagas) Ahmad Kudus saat memeriksa penyelesaian pipanisasi di kompleks pembangkit listrik tenaga uap dan gas PLN Belawan, Sumut, Minggu (28/9) sore. Untuk pembangunan instalasi pengolahan gas cair kembali menjadi gas uap di Arun, Lhokseumawe, Aceh, Pertamina menginvestasikan dana 90 juta dollar AS, sedangkan untuk pembangunan jaringan pipa penyalur gas uap ke Arun hingga Belawan, Pertamina menyiapkan dana 480 juta dollar AS, ungkap Ahmad. Diharapkan dalam 20 tahun kedua proyek yang dikerjakan oleh Pertagas ini bakal mencapai titik impas atau kembali modal. Yang lebih penting dari itu adalah penyelesaian kedua proyek ini akan mengakhiri krisis energi yang membelit PLN dan sejumlah kawasan industri di Aceh dan Sumut, ucapnya. Ahmad menyebutkan, gas cair akan didatangkan dari Tangguh, Papua; PT Badak, Bontang, Kalimantan Timur; dan Amerika Serikat. Instalasi pengolahan gas cair menjadi gas yang disebut sebagai proses regasifikasi itu berada di Blang Lancang, Arun, Lhokseumawe. Dari tempat ini, lewat jaringan pipa, gas dialirkan ke Aceh dan Sumut melalui dua stasiun kompresor di Rantau Panjang dan Pangkalan Brandan. Kedua stasiun tersebut berfungsi meningkatkan tekanan gas. Pendistribusian gas ini untuk memenuhi kebutuhan PLN serta dua kawasan industri di Sumut, yaitu Kawasan Industri Medan (KIM) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Simalungun. Sesuai kontrak, kami akan menyuplai gas ke PLN sebanyak 120 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari), sedangkan untuk KIM dan KEK kami akan menyuplai gas masing- masing 75 MMSCFD, katanya. Pembangunan jaringan pipa transmisi gas Arun akan selesai pada tanggal 10-15 Oktober dan siap untuk uji coba (commissioning). (WIN) Efisiensi Jadi Pertimbangan KPPU Dorong Otoritas Jasa Keuangan Batasi Suku Bunga Deposito
JAKARTA, KOMPAS Komisi Pengawas Persaingan Usaha mendorong Otoritas Jasa Keuangan untuk menetapkan batas atas suku bunga deposito perbankan. Hal ini perlu dilakukan supaya perbankan makin efisien dan tidak terbebani biaya dana. Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) M Nawir Messi mengatakan, suku bunga deposito cenderung tinggi karena struktur pendanaan bank dikuasai oleh sedikit nasabah. Struktur dana nasabah tidak masuk akal karena 70 persen di antaranya dikuasai oleh beberapa orang atau korporasi, kata Nawir, Senin (29/9), di Jakarta. Selain memberi suku bunga deposito tinggi, perbankan juga meningkatkan promosi supaya nasabah tertarik menempatkan dananya. Hanya di Indonesia bank memberi hadiah mobil mewah kepada nasabah. Di negara lain tak ada promosi yang semahal itu, ujar Nawir. Biaya dana dan biaya operasional yang tinggi mendorong inefisiensi perbankan. Untuk meningkatkan efisiensi, perbankan harus menurunkan suku bunga simpanan dan mengurangi biaya promosi. Pembatasan suku bunga deposito hanya bisa dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perbankan bisa saja melakukan kesepakatan pembatasan, tetapi mereka akan terkena aturan mengenai kartel. Supaya perbankan tidak terkena aturan kartel, tetapi mereka juga tidak terbebani biaya bunga, hanya OJK yang bisa memberi batasan suku bunga deposito, ujar Nawir. Namun, KPPU juga meminta OJK untuk menetapkan batas atas yang masih masuk akal. Jika batas itu ditetapkan terlalu rendah, pemilik dana dikhawatirkan akan menempatkan dana di perbankan luar negeri. Komisioner KPPU, Muhammad Syarkawi Rauf, mengungkapkan, pasar perbankan Indonesia juga hanya dikuasai oleh beberapa bank. Sebanyak 40 persen pangsa pasar perbankan dikuasai oleh empat bank saja. Adapun empat bank tersebut bersama 10 bank lain menguasai sekitar 80 persen pangsa pasar perbankan Indonesia. Dengan struktur pasar perbankan seperti itu, peran deposan dalam menggiring penentuan suku bunga sangat besar, kata Syarkawi. Persaingan OJK sudah sejalan dengan rekomendasi KPPU. Pekan lalu, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menyatakan, pihaknya sudah meminta perbankan untuk menghentikan persaingan suku bunga deposito. Persaingan itu hanya menguntungkan deposan besar, tetapi merugikan perbankan. Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono menilai, harus ada penguatan gerakan menabung supaya perbankan mendapatkan dana pihak ketiga (DPK) berbiaya murah. Peningkatan DPK diperlukan perbankan supaya likuiditas tetap terjaga. Berhubung deposito masih dominan, harus ada upaya meningkatkan volume tabungan supaya perbankan masih bisa mempertahankan tingkat penyaluran kredit, kata Sigit. (AHA)
Bukan Urusan Citra
SEMUA paham, ruang fiskal pemerintah di negeri ini sudah demikian sempit. Tahun depan, subsidi dari APBN untuk bahan bakar minyak sekitar Rp 291 triliun. Jumlah ini kalau kuota BBM 46 juta kiloliter bisa dijaga. Padahal, konsumsi BBM tahun ini diperkirakan akan jebol 1,6 juta kiloliter. Anggaran subsidi pun bertambah. Penentuan kuota 46 juta kiloliter ini dilakukan DPR dan pemerintah, dengan sadar serta penuh perhitungan. Soalnya, kuota BBM sebelumnya mencapai 48 juta kiloliter. Jadi, seharusnya kuota ini bertambah karena terjadi pertumbuhan ekonomi yang berarti konsumsi meningkat. Penjualan kendaraan bermotor juga mencapai jutaan unit per tahun. Semangat mengurangi kuota ini untuk menekan beban subsidi BBM. Tetapi, kenyataan di lapangan berkata lain. Konsumsi BBM bersubsidi melonjak. Terjadi penyimpangan penggunaan BBM subsidi, khususnya solar. Tidak heran, PT Pertamina (Persero) yang bertanggung jawab atas pasokan BBM subsidi beberapa bulan lalu mengurangi pasokan BBM subsidi. Apakah langkah Pertamina keliru? Tidak, jika dilihat dari ketentuan bahwa apabila kuota BBM subsidi jebol, kelebihan konsumsi di atas kuota akan ditanggung Pertamina. Dalam urusan merugi, bukan lagi urusan citra. Sebagai entitas bisnis, rugi bagi Pertamina adalah rugi, bukan citra. Rugi harus dihentikan, dikendalikan. Pasokan BBM subsidi diteruskan oleh Pertamina setelah ada jaminan pemerintah. Jaminan tanpa ada kebijakan bagaimana mengendalikan konsumsi BMM subsidi. Juga tak ada upaya keras mengatasi penyimpangan BBM subsidi. Di sisi lain, pemerintah demi menjaga citra tetap tak mau menaikkan harga BBM subsidi. Padahal, wewenang ada di tangan pemerintah. Lupakan saja pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dalam urusan menaikkan harga BBM subsidi. Karena dalam urusan beban fiskal yang sudah demikian berat, yang sebagian dari anggaran negara ini sudah dibiayai dengan utang, pencitraan bukan lagi hal tepat. Perlu pemerintah yang bisa menerapkan kebijakan subsidi tepat sasaran, bukan pada BBM yang lebih banyak dikonsumsi kelas menengah. Belakangan ini muncul wacana agar wewenang kenaikan harga BBM subsidi dikembalikan kepada DPR. Wacana ini muncul dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang APBN 2015 antara Badan Anggaran DPR dan Kementerian Keuangan pada Jumat (26/9) malam. Dari pengalaman, kenaikan harga BBM subsidi tidak pernah jalan karena DPR lebih banyak memunculkan pencitraan ketimbang beban riil. Pada tahun 2012, pemerintah tidak pernah mendapat dukungan DPR menaikkan harga BBM subsidi. Pemungutan suara di DPR selalu berakhir dengan penolakan kenaikan harga BBM subsidi. Padahal, ketika itu, pemerintah perlu menekan subsidi yang kian memberatkan. Praktis tidak ada dana untuk pembangunan infrastruktur kelistrikan dan jalan raya. Terjadi keterlambatan yang membuat pasokan listrik kini sangat terbatas dan rentan. Mahkamah Konstitusi, Mei 2014, telah membatalkan kewenangan DPR membahas APBN secara rinci hingga tingkat kegiatan dan jenis belanja (satuan tiga) serta menunda pencairan anggaran karena dinilai bertentangan dengan konstitusi. DPR memang tidak pas membahas secara rinci, termasuk kenaikan harga BBM subsidi. Ini urusan teknis pemerintah. Menaikkan harga BBM subsidi diakui bisa berdampak luas menyangkut kepentingan rakyat banyak. Tetapi, pemerintah jelas punya alasan kuat dan jelas, penuh perhitungan rinci, mengapa harga BBM subsidi harus dinaikkan. Pemerintah paham benar, tekanan anggaran sudah demikian berat. Perlu berutang untuk menutup defisit anggaran. Sekarang ini bukan lagi urusan citra, melainkan melihat kenyataan. (Pieter P Gero)
SP3 Kasus Fadel Digugat Mantan Sekretaris Daerah Sulsel Divonis 2 Tahun Penjara
GORONTALO, KOMPAS Untuk kedua kali, Kejaksaan Tinggi Gorontalo digugat atas surat perintah penghentian penyidikan perkara kasus korupsi dana mobilisasi APBD Provinsi Gorontalo senilai Rp 5,4 miliar dengan tersangka mantan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad. Gugatan itu sebagai upaya pencarian kebenaran. Kami menggugat untuk mencari kebenaran. Tindakan kejaksaan melakukan SP3 memperburuk penegakan hukum. Masak ketua DPRD dihukum, sedangkan gubernur dibebaskan, kata Koordinator Gorontalo Corruption Watch, Deswerd Zougira, Senin (29/9), di Gorontalo. Dalam kasus korupsi dana mobilisasi DPRD Provinsi Gorontalo senilai Rp 5,4 miliar, Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Amir Piola Isa divonis Mahkamah Agung 1,6 tahun penjara. Ia dinilai bersalah dan bertanggung jawab dalam penggunaan bantuan dana mobilisasi kepada anggota DPRD Gorontalo periode 2001-2004. Menurut Deswerd, Amir bersama Fadel membuat Surat Keputusan Bersama Nomor 112 Tahun 2002 dan No 16/2002 yang tidak melalui rapat paripurna atau rapat pimpinan untuk membagikan dana APBD kepada anggota DPRD Provinsi Gorontalo sebesar Rp 200 juta per orang. Kepala Seksi Hukum dan Penerangan Kejati Gorontalo, Mulyadi, menjelaskan, SP3 kasus Fadel diputuskan pada 8 November 2013. Kejaksaan menilai Fadel tak bersalah dan tak ada bukti cukup menyeret Fadel ke pengadilan. Kasus Pak Fadel pengembangan dari kasus Ketua DPRD Amir Piola Isa. Sudah dua kali kami periksa, tetapi tidak juga menemukan kesalahan. Bukti tak cukup kuat, katanya. Fadel Muhammad mengakui telah menerima SP3 Kejati Gorontalo pada 13 November 2013. Saya tidak bersalah, tidak ada kerugian negara. Dana APBD sudah dikembalikan oleh anggota yang menerima, ujarnya. Divonis 2 tahun Mantan Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Andi Muallim divonis 2 tahun penjara dan denda Rp 50 juta oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Makassar, Senin. Muallim terbukti bersalah dalam kasus korupsi bantuan sosial Pemerintah Provinsi Sulsel tahun 2008 yang merugikan negara Rp 8,867 miliar. Majelis hakim yang diketuai M Damis menyatakan, yang bersangkutan saat kasus ini terjadi masih menjabat sebagai Sekda Sulsel bertanggung jawab atas pemberian dana bansos terhadap 202 lembaga, organisasi, dan yayasan senilai Rp 8,867 miliar. Belakangan diketahui, ke-202 lembaga itu tidak jelas keberadaannya, alamat tidak ada, dan ada yang alamatnya ada tetapi tidak diketahui lembaganya. Atas vonis itu, Muallim menyatakan banding. Karena saya meyakini tak bersalah, saya menyatakan banding, katanya di hadapan sidang. Adapun pihak jaksa penuntut umum yang diwakili Greafik LTK dan Muhammad Yusuf menyatakan pikir-pikir atas vonis tersebut. Di Sulawesi Tengah, Kejaksaan Negeri Palu melakukan penahanan kota terhadap pejabat Kementerian Perumahan Rakyat, Andri Dirgantara. Perlakuan atas tersangka korupsi pembangunan rumah susun sederhana sewa ini dinilai tak memberi efek jera. Sejak Kamis lalu, tersangka menjadi tahanan kota menyusul pelimpahan kasus ini dari Kepolisian Resor Palu. Ada surat jaminan dari atasan AD (Andri Dirgantara) dari kementerian, ujar Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Palu Nur Alim Rachim. Polres Palu menetapkan dua tersangka dalam kasus pembangunan rusunawa di kompleks RSUD Anatapura, Palu. Selain Andri, polisi juga menjerat Agusry Membia, rekanan proyek. Andri jadi pejabat pembuat komitmen dalam proyek milik Kemenpera dari APBN 2013 sebesar Rp 5 miliar. Ia menandatangani dokumen pencairan dana 100 persen meski proyek belum selesai. Kejati Jawa Tengah menahan mantan Bupati Kudus periode 2003-2008, M Tamzil, tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan sarana dan prasarana pendidikan Kabupaten Kudus tahun 2004- 2005. Kasus itu merugikan negara sebesar Rp 2,85 miliar. Asisten Intelijen Kejati Jateng, Yacob Hendrik, Senin, menjelaskan, penahanan tersebut dilakukan bertepatan dengan pelimpahan tahap kedua, yaitu proses menuju persidangan. Selain Tamzil, kejati juga menahan dua tersangka lain, yaitu mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kudus Ruslin serta Direktur CV Ghani and Son, Abdul Ghani. Hendrik menjelaskan, Tamzil melakukan penunjukan langsung rekanan atas proyek pengadaan sarana dan prasarana pendidikan tanpa melalui proses lelang. Total proyek tersebut mencapai Rp 19 miliar. Diduga dana sebesar Rp 2,85 miliar mengalir ke sejumlah pihak. Dalam proses penyidikan, pihak CV Ghani and Son telah mengembalikan kerugian negara sebesar Rp 1,8 miliar. Penahanan kami lakukan untuk mempermudah proses persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang dan agar para tersangka tidak menghilangkan barang bukti, ujarnya. (ENG/VDL/ZAL/UTI)
Warga Tetap Melarang Penanggulangan Lumpur Lapindo Belum Bisa Dilakukan
SIDOARJO, KOMPAS Upaya penanggulangan luapan lumpur Lapindo yang menyembur dari Sumur Banjarpanji di Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, hingga kini masih terhenti. Akibatnya, kondisi sejumlah tanggul kritis dan rawan jebol. Bahkan, dipastikan lumpur meluber keluar tanggul apabila hujan mengguyur. Juru Bicara Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Dwinanto Hesti Prasetyo, mengatakan, pihaknya tidak dapat berbuat banyak menghadapi sikap warga korban lumpur yang bersikeras melarang aktivitas penanggulangan. Langkah yang dilakukan saat ini tidak lebih dari pemantauan sejumlah titik tanggul yang dianggap kritis. Sebenarnya kami ingin segera aktif karena musim hujan semakin dekat sehingga aliran lumpur berpotensi meluber keluar tanggul. Namun, kami tidak ingin bentrok dengan warga, ujar Dwinanto, Senin (29/9), di Sidoarjo. Seperti diberitakan sebelumnya, empat bulan ini BPLS tidak bekerja karena dihalangi warga. Akibatnya, upaya penanggulangan semburan lumpur berhenti total. Kondisi tanggul kritis, bahkan tanggul titik 68 jebol dan lumpur meluber ke permukiman warga. Menyikapi kondisi itu, BPLS mengadakan rapat kerja dengan Bupati Sidoarjo dan Gubernur Jatim, Rabu (24/9). Hasilnya ada dua pilihan. Pertama, pemerintah menalangi pembayaran sisa ganti rugi, lalu Lapindo membayar kepada pemerintah. Pilihan kedua, pemerintah membayar sisa ganti rugi dan tanah warga yang dibayar itu menjadi aset negara. Nilai yang ditanggung Rp 786 miliar dari total tunggakan Lapindo sebesar Rp 1,256 triliun. Menanggapi niat baik pemerintah menyelesaikan pembayaran ganti rugi, warga korban lumpur, Minggu, menggelar doa bersama (istigasah). Dalam acara di tanggul titik 42 Desa Jatirejo, Porong, itu, mereka menggelar doa sebagai ungkapan syukur. Warga menunggu Namun, warga korban tidak serta-merta bergembira. Alasannya, mereka menunggu uang ganti rugi cair. Sikap warga didasari pengalaman selama delapan tahun menderita akibat pembayaran ganti rugi yang tertunggak. Kami menyambut baik rencana pemerintah membayar sisa ganti rugi yang menjadi tanggungan PT Lapindo Brantas Inc dari dana APBN. Namun, sebelum pembayaran terealisasi, penanggulangan lumpur belum boleh dilakukan, ujar Djuwito, koordinator warga korban lumpur Lapindo. Warga beralasan sudah kenyang dengan janji-janji pelunasan yang diberikan Lapindo dan Minarak Lapindo Jaya. Sekarang pemerintah juga menjanjikan akan menyelesaikan masalah itu. Namun, karena pengalaman sebelumnya, yakni janji kerap diingkari, warga menjadi tidak mudah percaya. Pokoknya kami tidak percaya sebelum menerima uangnya. Apalagi ini, kan, prosesnya masih panjang, ujar Sunarni, salah satu korban lumpur. Bupati Sidoarjo Syaiful Illah meminta warga korban lumpur bersabar menunggu. Ia juga meminta warga mengizinkan BPLS bekerja supaya semburan lumpur tertanggulangi. Tolong jangan jadi orang jahat, izinkan BPLS beraktivitas demi kebaikan warga Sidoarjo, kata Syaiful. Dapat dipidanakan Syaiful sempat mengingatkan warga, jika tetap menghalangi kerja BPLS, mereka dapat dipidanakan. Ia khawatir jika BPLS tidak bekerja, akan berdampak melubernya semburan lumpur, terutama di tanggul titik 22 Desa Siring. Luberan akan mengenai rel kereta dan jalan sehingga melumpuhkan transportasi dan ekonomi di Sidoarjo dan Jawa Timur. Namun, permintaan Bupati Sidoarjo itu belum dituruti oleh warga. Lumpur Lapindo mulai menyembur 29 Mei 2006. Luberan lumpur panas mengenai 621 hektar kawasan di Kecamatan Tanggulangin, Porong, dan Jabon. Masyarakat yang terkena lumpur masuk dalam peta area terdampak mendapat ganti rugi dari Lapindo Brantas. Adapun masyarakat di luar peta mendapat penggantian dari pemerintah. Satu meter persegi tanah dinilai Rp 1 juta per dan 1 meter persegi bangunan Rp 1,5 juta. Namun, Lapindo tidak menunaikan kewajibannya sehingga menunggak pembayaran Rp 1,256 triliun. Jumlah itu terdiri dari tanggungan terhadap warga sebesar Rp 786 miliar dan sekitar Rp 500 miliar tanggungan terhadap pelaku usaha korban lumpur. (NIK)
Pelaku Dituntut 4 Bulan Penjara
SLEMAN, KOMPAS Abdul Kholiq (39), terdakwa kasus penyerangan rumah Direktur Galang Press Julius Felicianus (54), di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dituntut 4 bulan penjara oleh jaksa penuntut umum. Tuntutan jaksa tersebut dinilai terlalu ringan dan tidak memberi efek jera kepada para pelaku kekerasan dan intoleransi di DIY. Tuntutan kepada Abdul Kholiq itu dibacakan Jaksa Penuntut Umum Sugana dalam persidangan di Pengadilan Negeri Sleman, Senin (29/9). Sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Marliyus itu hanya berlangsung sekitar 15 menit dan dihadiri oleh belasan rekan terdakwa. Dalam tuntutannya, Sugana menyebut Kholiq terbukti melakukan kekerasan di rumah Julius di Dusun Tanjungsari, Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, pada Kamis malam, 29 Mei 2014, bersama sekitar empat orang lain. Kholiq disebut memukul dan melemparkan pot bunga kepada Julius sehingga korban mengalami patah tulang selangka kiri serta luka di kepala. Kholiq dan kawan-kawan juga melakukan kekerasan terhadap korban lain bernama Nur Wahid yang kala itu sedang duduk di teras rumah Julius. Menurut Sugana, Kholiq memukuli Nur Wahid sehingga korban mengalami luka memar di kepala dan tangan kiri. Terdakwa dan pelaku lain juga merobohkan sejumlah sepeda motor yang ada di depan rumah Julius, serta melakukan pelemparan yang mengakibatkan kaca jendela dan lampu taman pecah serta taman di depan rumah menjadi rusak, katanya. Sugana menambahkan, peran Kholiq dalam kekerasan itu didasarkan pada sejumlah kesaksian di persidangan, baik yang dituturkan langsung oleh saksi maupun kesaksian tertulis yang dibacakan oleh jaksa. Faktor yang memberatkan Kholiq adalah perbuatannya menimbulkan keresahan di masyarakat. Sementara itu, faktor meringankan antara lain adanya kesepakatan damai antara pelaku dan korban dalam kasus tersebut. Perbuatan terdakwa melanggar Pasal 170 Ayat 2 ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Karena itu, kami sebagai jaksa penuntut umum menuntut supaya majelis hakim memutuskan menyatakan terdakwa terbukti bersalah dan menjatuhkan pidana penjara 4 bulan dikurangi masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani, ujar Sugana. Sesudah pembacaan tuntutan, sidang ditunda hingga Kamis (9/10) dengan agenda pembelaan dari terdakwa dan kuasa hukumnya. Disayangkan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, Samsudin Nurseha, menyayangkan tuntutan jaksa yang sangat ringan terhadap Kholiq. Kami prihatin dengan tuntutan jaksa karena ini akan menjadi preseden buruk dalam penegakan hukum kasus intoleransi di DIY. Tuntutan yang ringan ini akan membuat pihak lain tidak takut melakukan tindakan kekerasan dan intoleransi, katanya. Samsudin mengingatkan, penyerangan rumah Julius bukan merupakan aksi kekerasan biasa. Alasannya, peristiwa itu terjadi saat sejumlah umat Katolik berdoa bersama di rumah tersebut. Oleh karena itu, LBH Yogyakarta meminta majelis hakim yang menangani kasus tersebut memberikan sanksi pidana yang lebih berat daripada tuntutan jaksa. (HRS)
Pejabat Diduga Memalsukan Izin Kampus
PALU, KOMPAS Sekretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rahman A Intang membangun rumah toko di dekat kampus Institut Agama Islam Negeri Palu dengan memalsukan persetujuan dari lembaga tersebut. Pihak kampus mendesak Pemerintah Kota Palu untuk mencabut izin mendirikan bangunan ruko itu. Ruko yang dibangun mulai Mei lalu itu berada di Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat. Ruko tiga lantai yang dibangun di atas lahan seluas 157 meter persegi itu berada persis di samping timur kampus IAIN Palu. Hari Senin (29/9), sekitar 200 mahasiswa anggota Badan Eksekutif Mahasiswa IAIN Palu berunjuk rasa di Balai Kota Palu. Kami mendesak pihak berwajib untuk mencabut IMB ruko tersebut karena melanggar prosedur yang ditetapkan. Ada pemalsuan tanda tangan pejabat kampus yang kami nilai sangat memalukan dilakukan oleh seorang pejabat pemerintahan, ujar Agus Salim, koordinator aksi. Menurut Agus, cacatnya penerbitan IMB ruko tersebut mengindikasikan adanya konspirasi antara pemerintah dan pengembang. Kami sudah protes pembangunan ruko pada Mei lalu, tetapi tidak ada respons positif dari pemerintah, ujarnya. IMB ruko tersebut terbit pada 2012. Saat itu, Rahman menjabat Sekretaris Dinas Penataan Ruang dan Perumahan, dinas yang berhak memverifikasi dan mengeluarkan IMB. Dalam lembaran pernyataan persetujuan tetangga yang diperoleh Kompas, tercantum tanda tangan yang mengatasnamakan STAIN (kini IAIN). Namun, tidak disebutkan jabatan penanda tangan. Hal sama juga terjadi kepada tiga pemberi rekomendasi lain dengan nama Taman Budaya 1, Taman Budaya 2, dan Jalan. Kami sudah cek semua ke pegawai kampus, tidak ada yang pernah membubuhkan tanda tangan. Jelas ini rekayasa yang melukai dunia akademis. Tidak ada pilihan lain bagi pemerintah selain mencabut IMB dan menghentikan pembangunan, ujar Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Palu, Muhtadin Dg Mustafa. Muhtadin memastikan, pihaknya akan memproses secara hukum pengembang atau pemilik ruko atas pemalsuan rekomendasi persetujuan tetangga. Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Penataan Ruang dan Perumahan Kota Palu Singgih B Prasetyo mengatakan, penanganan kasus yang melibatkan Rahman tersebut berada di bawah Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Kota Palu Ansyar Sutiadi. Ketika menerima mahasiswa, Ansyar mempersilakan IAIN memproses hukum pemberi izin, (Dinas Penataan Ruang dan Perumahan), serta pemilik ruko. (VDL)
Turki Kerahkan Tank Obama: Agen Rahasia AS Meremehkan NIIS
MURSITPINAR, SENIN Turki mengerahkan tank-tank mereka di sebuah perbukitan, mengarah ke kota perbatasan dengan Suriah, Kobani, yang sepekan lebih dikepung milisi Negara Islam di Irak dan Suriah, Senin (29/9). Ankara akan mengajukan usul kepada parlemen, meminta mandat aksi militer di Irak dan Suriah bersama pasukan koalisi. Menurut koresponden kantor berita Reuters, sedikitnya 15 tank dikerahkan Turki di dekat pangkalan militer di sebelah barat laut Kobani. Moncong senjata tank-tank Turki itu mengarah ke teritorial Suriah. Pengerahan tank Turki itu sebagai respons atas tindakan milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) yang menembakkan artileri ke wilayah Turki. Kepulan asap tembakan terlihat membubung ke angkasa di sisi timur dan barat Kobani. Selama ini Turki menahan diri, tak mau terlibat atau bergabung dengan pasukan koalisi internasional melawan NIIS. Sikap itu diambil Turki terkait penahanan puluhan diplomat dan keluarga mereka oleh NIIS di Mosul. Melalui operasi rahasia, Turki berhasil membebaskan warganya yang disandera NIIS. Dilaporkan, sandera Turki itu ditukar dengan pembebasan 50 personel NIIS. Setelah warganya bebas, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan posisi Turki telah berubah. Ia memberikan sinyal untuk bersikap lebih tegas terkait kelompok militan NIIS. Kami akan berdiskusi dengan lembaga terkait pekan ini. Kami pasti akan berada di posisi yang seharusnya. Kami tak bisa berada di luar (terkait NIIS) ini, kata Erdogan. Senin, Pemerintah Turki mengatakan sepertinya akan mengajukan usul kepada parlemen dalam waktu 24 jam untuk memperoleh mandat aksi militer di Irak dan Suriah. Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu berharap usulan itu dibahas parlemen hari Kamis. Sambil menunggu mandat parlemen, Turki mengerahkan tank dan kendaraan lapis baja ke perbatasan Suriah. Dua tembakan NIIS jatuh di Turki. Militer Turki menegaskan akan membalas tembakan ke wilayahnya. Lebih dari sepekan, NIIS mengepung Kobani atau Ain al-Arab, kota yang didominasi warga Kurdi, dari tiga penjuru. Akibat serangan itu, lebih dari 150.000 warga Kurdi Suriah mengungsi ke Turki. Sebelumnya, Turki telah kebanjiran lebih dari 1,5 juta pengungsi Suriah. Minggu malam, pesawat tempur Amerika Serikat terus menggempur NIIS di Suriah dengan target tambang gas alam di Suriah timur. Demikian laporan Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR). Serangan AS juga menghantam gudang penyimpanan padi, menewaskan warga sipil. Serangan udara AS, dibantu lima negara Arab, dimulai Selasa lalu. Sejauh ini serangan itu gagal menghentikan laju NIIS. Semalam, NIIS tinggal berjarak 5 kilometer dari Kobani. Pengakuan Dalam wawancara dengan stasiun televisi CBS, Minggu, Presiden AS Barack Obama mengakui, agen rahasia AS telah meremehkan aktivitas NIIS di Suriah. Pada saat bersamaan, AS juga menilai terlalu tinggi kemampuan bertempur tentara Irak melawan NIIS. Namun, selama beberapa tahun, saat berlangsung perang saudara di Suriah, tempat secara esensial Anda menguasai wilayah begitu besar di luar kontrol pemerintah, mereka menyusun diri kembali dan memanfaatkan kekacauan itu, kata Obama. Dan, tempat ini menjadi pusat kelompok jihadis di seluruh dunia. (AP/AFP/REUTERS/SAM)
Pendemo Abaikan Imbauan Tiongkok Pantau Ketat Demo di Hongkong, Inggris Minta Hak Rakyat Dihormati
HONGKONG, SENIN - Setelah sepanjang Minggu malam bentrok dengan para pengunjuk rasa, aparat kepolisian Hongkong, Senin (29/9), dilaporkan mulai menarik diri. Sementara itu, di sejumlah lokasi, puluhan ribu pengunjuk rasa masih melanjutkan aksi protes mereka dan menolak mematuhi imbauan agar segera membubarkan diri. Setelah bentrokan, para pendemo juga tak lagi terkonsentrasi di jalan-jalan utama dan kawasan pusat bisnis tertentu. Pengunjuk rasa telah menyebar ke lokasi-lokasi lain, seperti kawasan permukiman dan sejumlah pusat belanja. Seperti diwartakan, pengunjuk rasa yang terdiri dari gabungan mahasiswa, pelajar, masyarakat sipil, dan para aktivis pro demokrasi Occupy Central berdemo menentang kebijakan pemerintah pusat Tiongkok yang dianggap mencemari demokrasi di bekas koloni Inggris itu. Saya akan tetap bertahan hingga akhir. Sampai kami mendapatkan apa yang kami inginkan, yaitu demokrasi sejati, ujar Michael Wan (18), pelajar sekolah menengah atas. Tuntutan pengunjuk rasa juga bertambah dengan desakan agar Pemimpin Eksekutif Hongkong Leung Chun-ying segera mundur. Dalam pernyataannya, Leung membantah rumor yang menyebutkan Beijing akan mengerahkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) untuk menangani aksi unjuk rasa. Angkatan bersenjata Tiongkok itu diketahui menempatkan garnisunnya di Hongkong. Akan tetapi, pihak Tiongkok sampai sekarang menilai otoritas Hongkong masih mampu mengatasi situasi. Peringatan Tiongkok Beijing juga sudah memperingatkan agar negara lain tidak ikut campur dan membantu demonstrasi ilegal di Hongkong. Selain itu, Pemerintah Tiongkok juga dilaporkan telah memblokade media sosial Instagram. Selama ini, media sosial internet dimanfaatkan para aktivis untuk menyebarluaskan perjuangan dan aksi unjuk rasa mereka. Dari Taipei dilaporkan, Presiden Taiwan Ma Ying-jeou, Senin, meminta Beijing menerapkan pendekatan damai dan hati-hati dalam menghadapi aksi unjuk rasa di Hongkong. Beijing harus mendengar dengan saksama keinginan rakyat di sana. Kami mendukung perjuangan rakyat Hongkong, tetapi tak menginginkan ada konflik, ujar Ma dalam pernyataan tertulis. Pemerintah Inggris juga menyuarakan kecemasan terkait eskalasi situasi di Hongkong. Kementerian Luar Negeri Inggris meminta agar segera digelar dialog konsultasi demi kemajuan demokrasi bekas koloninya itu. Pihak Inggris juga mengingatkan bahwa hak warga Hongkong berunjuk rasa dilindungi Deklarasi Bersama Tiongkok-Inggris. Deklarasi itu menyebutkan, Hongkong pada prinsipnya melestarikan sistem kapitalis dan cara hidup sebelum penyerahan kembali wilayah itu dari Inggris ke Tiongkok hingga tahun 2047. Perekonomian terpukul Gelombang unjuk rasa besar yang terjadi empat hari terakhir itu juga memukul sektor perekonomian Hongkong dan mengakibatkan saham jatuh 1,90 persen, Senin. Indeks Saham Hang Seng dilaporkan jatuh sebesar 449,20 poin menjadi 23.229,21. Bank-bank besar, termasuk HSBC, Citigroup, Bank of China, Standard Chartered, dan DBS, bahkan terpaksa menutup sejumlah kantor cabang mereka dan meminta pegawai bekerja dari rumah atau kantor cabang sekunder lain. Menyikapi eskalasi unjuk rasa di Hongkong, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hongkong mengimbau warga Indonesia tidak mendatangi lokasi unjuk rasa. Konsul Pensosbud KJRI Helena Tuanakotta mengatakan, tiga wilayah yang perlu dihindari adalah Mongkok, Causeway Bay, dan Admiralty. Apabila tidak ada keperluan yang sangat mendesak, kami menganjurkan kepada warga Indonesia yang berada di Hongkong agar tidak keluar, kata Helena. Ia menambahkan, meskipun KJRI Hongkong berada di wilayah Causeway Bay, konsulat tetap memberikan pelayanan seperti biasa. (AFP/BBC/REUTERS/DWA/JOS)
Irlandia Bantu Apple Gelapkan Pajak
LONDON, SENIN Uni Eropa menuduh perusahaan raksasa teknologi Amerika Serikat, Apple, mendapatkan bantuan dari Pemerintah Irlandia. Itu sebabnya, selama dua dekade Apple menikmati fasilitas pajak rendah karena dukungan yang dianggap ilegal menurut UE. Demikian diberitakan harian Inggris The Financial Times, Senin (29/9). Sebuah komisi UE telah melakukan investigasi terhadap kebijakan perpajakan Irlandia, yang secara de facto mengenakan pajak rendah di bawah 2 persen. Namun, ditemukan bantuan sengaja dari Pemerintah Irlandia yang memungkinkan Apple menggelapkan pajak. Departemen Keuangan Irlandia mengonfirmasikan, UE kemungkinan akan memublikasikan sebuah dokumen terkait isu itu. Akan tetapi, dikatakan komisi UE tidak menyebut secara khusus bahwa ada bantuan negara di balik kasus itu. Irlandia yakin tidak ada pelanggaran dalam kasus ini dan telah mengeluarkan respons formal pada awal September 2014, demikian pernyataan Departemen Keuangan Irlandia. Sejak Juni UE telah meneliti skema bantuan negara Irlandia yang memungkinkan Starbucks dan Fiat (Italia) menggelapkan pajak. UE tidak saja menyelidiki bantuan Pemerintah Irlandia, tetapi juga Pemerintah Belanda dan Luksemburg. Irlandia terkenal sebagai pilihan utama untuk markas bisnis di kawasan Eropa oleh beberapa perusahaan multinasional, termasuk Amazon, Facebook, PayPal, dan Twitter. Apple memilih kota York di barat daya Irlandia sebagai markas di Eropa. Di kota ini Apple mempekerjakan 4.000 orang untuk bisnisnya. Irlandia memiliki tingkat pajak perusahaan setinggi 12,5 persen. Besaran pajak ini dikritik oleh sejumlah negara anggota UE sebagai tidak adil karena hampir semua negara UE mengenakan pajak lebih tinggi. Irlandia kukuh membela tingkatan pajak tersebut. Negara surga pajak Akan tetapi, masalah yang terjadi adalah Irlandia tidak memungut pajak 12,5 persen, tetapi jauh lebih rendah. Hal itu dimungkinkan karena Irlandia mendukung korporasi melakukan rekayasa yang dikenal dengan sebutan Double Irish. Pada awal bulan ini Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mulai meredam praktik penggelapan pajak oleh perusahaan multinasional. Berdasarkan skema Double Irish, sebuah perusahaan akan membayar pajak setara dengan tingkat pajak yang berlaku di negara-negara surga pajak (safe havens). Sebagai contoh, meski Apple memiliki markas di Irlandia, perusahaan ini dimungkinkan membayar pajak rendah. Hal itu dilakukan dengan mendirikan lagi sebuah anak perusahaan yang bermarkas di negara surga pajak. Ditemukan indikasi bahwa Pemerintah Irlandia memfasilitasi tindakan seperti itu. Dengan demikian, Apple hanya dibebani pembayaran pajak rendah sesuai tingkat pajak yang berlaku di negara lokasi anak perusahaan Apple. Perusahaan Apple belum memberikan respons atas berita tersebut. Namun, selama ini Apple selalu membantah tuduhan serupa. Irlandia pun terus membela diri. (AFP/AP/REUTERS/MON)
Pemerintahan Persatuan Bekerja Pasca Idul Adha
Kairo, Kompas - Anggota komite pusat faksi Fatah, Azzam Ahmad, Senin (29/9), mengungkapkan, pemerintahan persatuan nasional Palestina akan mulai bekerja secara resmi di Jalur Gaza dan Tepi Barat pasca Idul Adha. Seperti dimaklumi, Hamas-Fatah, Kamis pekan lalu, di Kairo, mencapai kesepakatan tentang kembalinya otoritas Palestina. Ini ditandai dengan aparat keamanannya mengontrol semua pintu gerbang di Jalur Gaza, mulai dari pintu gerbang Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza hingga pintu gerbang Erez antara Israel dan Jalur Gaza. Menurut Ahmad, seperti dikutip harian Jordania Al-Ghad, kesepakatan Kairo memuat mekanisme pelaksanaan kesepakatan tersebut. Adapun Pelapor Khusus PBB tentang situasi HAM di wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak tahun 1967, Makarim Wibisono, dalam laporan investigasinya yang disebarluaskan di Kairo mengungkapkan kekhawatirannya melihat dampak konflik Gaza terhadap penduduk sipil. Wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, melaporkan, Wibisono berada di Amman dan Kairo selama sepekan lalu untuk investigasi perkembangan terakhir di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Wibisono mengemukakan kekhawatirannya atas biaya luar biasa yang dipikul penduduk sipil Palestina, khususnya anak-anak di Gaza, sebagai akibat dari operasi militer Israel yang berlangsung 50 hari, sejak 7 Juli sampai dengan 26 Agustus 2014. Wibisono telah mengunjungi para korban konflik Gaza yang dirawat di Rumah Sakit Raja Hussein di Amman. Korban itu antara lain Manar, gadis berusia 14 tahun, berasal dari Beit Hanoun, yang telah kehilangan dua kakinya akibat serangan brutal Israel. Manar juga kehilangan ibunya dan tiga saudara kandungnya dalam serangan yang sama. Rangkaian kekerasan terakhir di Gaza telah membunuh 1.479 orang, dengan 506 orang di antaranya anak-anak. Sebanyak 11.231 penduduk sipil Palestina mengalami cedera dan luka- luka, termasuk 3.436 anak-anak. Banyak anak-anak seperti Manar yang sekarang berjuang dengan cacat badan seumur hidup. Lebih dari 10.000 anak-anak mengalami trauma akibat menyaksikan sendiri, di depan matanya, pembunuhan keji terhadap anggota keluarganya, teman-temannya, dan tetangganya. Wibisono mengamati bahwa kecenderungan yang memprihatinkan itu telah berkembang sebagai akibat dari tiga operasi militer Israel selama enam tahun terakhir yang telah mengabaikan hak-hak asasi manusia. Wibisono menegaskan, Israel harus segera mencabut blokade darat, laut, dan udara terhadap Gaza, serta segera mengizinkan masuknya bahan-bahan material untuk rekonstruksi dan pemulihan wilayah Gaza yang luluh lantak.
Tim Pencari Temukan Lagi Lima Korban
TOKYO, SENIN - Di tengah bahaya embusan gas beracun, tim pencari hari Senin (29/9) menemukan lagi lima jenazah di dekat puncak Gunung Ontake yang meletus Sabtu lalu. Letusan tiba-tiba gunung yang berada lebih kurang 200 kilometer di barat Tokyo, Jepang, itu sejauh ini telah menewaskan 36 orang. Dikhawatirkan jumlah korban akan terus bertambah karena gunung tersebut meletus ketika banyak pendaki, termasuk anak-anak, berada di gunung itu. Seorang juru bicara polisi mengatakan, kelima jenazah itu ditemukan tidak jauh dari 31 jenazah yang telah ditemukan pada Minggu lalu. Ratusan petugas pemadam kebakaran, polisi, dan tentara, yang didukung pencarian udara dengan menggunakan helikopter, sepanjang Senin terus berupaya mencari korban yang masih terjebak di gunung berketinggian 3.067 meter itu. Seorang perwira tentara Jepang yang ikut dalam pencarian mengatakan, tim penolong dilengkapi dengan helm, rompi anti peluru, kacamata, dan masker untuk melindungi diri dari setiap letusan baru. Saya melihat batu berukuran hingga 1 meter kubik terlempar ke udara, katanya. Tebalnya abu juga menghalangi upaya tim pencari untuk menemukan korban lain. Operasi pencarian dihentikan pada Senin sore karena kekhawatiran munculnya gas beracun. Ontake adalah salah satu gunung berapi yang tergolong aktif di Jepang. Letusan besar terakhir terjadi pada 1979. Tujuh tahun lalu gunung tersebut juga meletus. Para pendaki gunung mengatakan, mereka tidak mendapat peringatan saat hendak mendaki Ontake pada Sabtu lalu. Ketika tiba-tiba Ontake meletus, ratusan orang terperangkap. Saya merasakan embusan angin panas di punggung saya dan saya segera berjongkok ke tanah. Saya merasa akan mati, kata seorang pria. Di luar prediksi Apa yang terjadi pada Sabtu lalu berada di luar metode prediksi kami saat ini, kata Toshitsugu Fujii, Kepala Badan Meteorologi Jepang. Fujii juga mengatakan sulit meramalkan kapan gunung meletus. Hal itu didukung oleh sejumlah ahli lainnya, apalagi tidak ada perubahan lain pada Gunung Ontake. Terkait letusan Ontake, Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan, letusan gunung itu tidak berdampak pada reaktor nuklir Sendai yang berada di barat daya Jepang. Suga menambahkan, Badan Meteorologi Jepang yang memonitor aktivitas gunung berapi mempertimbangkan kembali sistem pengawasan mereka. Perdana Menteri Shinzo Abe menyatakan belasungkawa tulus kepada para korban dan berjanji untuk melakukan upaya maksimal dalam menyelamatkan korban.(AFP/Reuters/JOS)
Pengangguran Masalah Serius Lulusan Perguruan Tinggi Masih Perlu Bekali Diri
JAKARTA, KOMPAS Penganggur terdidik dari perguruan tinggi pada jenjang diploma ataupun sarjana yang masih tinggi menjadi ancaman serius dalam persaingan tenaga kerja menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Sejauh ini, kajian tentang lulusan perguruan tinggi di Indonesia dan relevansinya dengan dunia kerja belum selesai. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Illah Sailah mengatakan, saat ini sedang diadakan tracer study (penelusuran rekam jejak alumni). Studi itu memberikan gambaran jejak lulusan perguruan tinggi dan relevansinya dengan dunia kerja. Dari studi itu didapat informasi penyerapan alumni di dunia kerja, perkembangan karier, dan sejauh mana pendidikan di perguruan tinggi membekali alumni untuk sukses di dunia kerja. Belum selesai kajiannya, kata Illah, di Jakarta, Senin (29/9). Seperti diberitakan sebelumnya (Kompas, 29/9), saat ini, lebih dari 600.000 lulusan perguruan tinggi Indonesia menganggur. Penganggur intelektual itu sebagian besar lulusan S- 1, yakni 420.000 orang, dan sisanya lulusan diploma. Data Badan Pusat Statistik Februari 2014 mencantumkan pengangguran terbuka lulusan universitas di Indonesia berjumlah 398.298 orang. Jumlah itu setara dengan 4,31 persen dari total pengangguran terbuka sebanyak 7.147.069 orang. Terkait kemampuan perguruan tinggi menyiapkan lulusan yang dapat bersaing di pasar kerja ASEAN, Illah mengatakan, Ditjen Pendidikan Tinggi menyiapkan program student mobility dengan sistem alih kredit. Mahasiswa bisa kuliah di perguruan tinggi negara-negara ASEAN selama satu semester atau lebih dan perolehan kreditnya diakui. Ada pula sistem uji kompetensi untuk tenaga kesehatan. Hal itu agar perawat, bidan, dokter, dan dokter gigi memiliki kompetensi untuk bersaing dengan tenaga kesehatan dari negara asing. Serius Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Edy Suandi Hamid mengingatkan agar pemerintah serius menyiapkan rencana tenaga kerja. Dengan demikian, diketahui perkiraan kebutuhan lulusan perguruan tinggi dalam bidang-bidang yang dibutuhkan. Pembukaan program studi lebih mengikuti tren. Sekarang ini, misalnya, menjadi guru diminati, program pendidikan guru dibuka di mana-mana, kata Edy. Demikian juga program studi ekonomi yang dimiliki hampir semua perguruan tinggi, harus bisa dikaji kebutuhannya. Jika berlebih, hanya akan menimbulkan penganggur terdidik. Menurut Edy, dengan acuan rencana tenaga kerja, terjadi sinergi antara pemerintah (Kementerian Tenaga Kerja, Badan Pusat Statistik, dan Kemdikbud), dunia usaha, serta perguruan tinggi. Terkait tracer study, menurut Edy, belum semua perguruan tinggi serius melakukannya. Umumnya, pelaporan perguruan tinggi lebih untuk kebutuhan akreditasi dibandingkan untuk memotret keterkaitan perguruan tinggi dengan dunia kerja. Pilih-pilih Keinginan mencari pekerjaan sesuai dengan minat, bakat, dan ilmu membuat wisudawan rela menunggu hingga satu tahun, bahkan lebih. Sementara menunggu, mereka membekali diri dengan kursus bahasa asing dan memperluas jaringan. Mereka menyadari, untuk bersaing di era ekonomi terbuka dibutuhkan keterampilan, termasuk berbahasa asing, seperti bahasa Inggris. Pekerjaan yang spesifik untuk ilmu yang saya pelajari masih terbatas. Saya tak berminat masuk pekerjaan yang umum, seperti di bank atau perusahaan swasta, kata I Nyoman Alit Anggara (24), alumnus Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Senin. Hal senada diungkapkan Arum Sejati (24), alumnus Fakultas Hukum UGM. Menurut dia, persaingan mendapatkan pekerjaan berat karena jumlah pekerjaan jauh lebih sedikit dibandingkan wisudawan. Pekerjaan yang saya inginkan pembukaan lowongannya sedikit, hanya beberapa tahun sekali, ujarnya. Sambil menunggu, mereka meningkatkan keterampilan. Syukri (24), sesama alumnus Fakultas Hukum UGM, mengungkapkan, sambil menunggu pembukaan lowongan untuk calon hakim pada Oktober, dia kursus bahasa Inggris dan memperluas jaringan. Rieska Indah Mulyani, sarjana asal Institut Pertanian Bogor, juga mengikuti kursus agar mendapatkan skor memuaskan dalam tes International English Language Testing System.(ELN/A07/A15)
Demokratisasi Media Penyiaran Diperlukan Jokowi-JK Diminta Perkuat Kewenangan KPI
YOGYAKARTA, KOMPAS Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla diminta memperkuat kewenangan Komisi Penyiaran Indonesia untuk mendorong demokratisasi media penyiaran. Hal itu karena penyebab utama monopoli kepemilikan dan isi siaran televisi di Indonesia adalah lemahnya kewenangan Komisi Penyiaran Indonesia mengontrol media penyiaran. Gagasan itu mengemuka dalam peluncuran dan diskusi buku Mengawal Demokratisasi Media: Menolak Konsentrasi, Membangun Keberagaman karya wartawan senior Amir Effendi Siregar di kampus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Senin (29/9). Buku tersebut berisi tulisan-tulisan Amir di berbagai media massa dan diterbitkan Penerbit Buku Kompas. Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Masduki, mengatakan, pergantian pemerintahan pada tahun ini harus menjadi momentum untuk mendorong terjadinya demokratisasi media penyiaran. Hal itu karena selama masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, upaya mewujudkan iklim demokratis dalam industri penyiaran selalu gagal karena adanya hambatan regulasi. Akibatnya, kepemilikan televisi di Indonesia memusat pada sejumlah kelompok dan isi siaran televisi yang memakai frekuensi publik itu didikte oleh sekelompok elite. Pemerintahan baru di bawah Jokowi-Kalla (Joko Widodo-Jusuf Kalla) harus didorong agar memindahkan kewenangan yang selama ini berada di Kementerian Kominfo (Komunikasi dan Informatika) ke KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) dengan merevisi Undang-Undang Penyiaran. Tanpa migrasi kewenangan itu, praktik monopoli televisi di Indonesia akan sulit dihapuskan, kata Masduki. Dia menambahkan, selain kewenangan mengawasi isi siaran, KPI juga perlu diberi kewenangan untuk mengatur izin frekuensi media penyiaran. Selama ini, kewenangan memberikan izin frekuensi media penyiaran dipegang oleh Kementerian Kominfo sehingga pengawasan media penyiaran yang komprehensif tak bisa dilakukan. Selama ini teguran yang dikeluarkan KPI kepada stasiun televisi kurang digubris karena lembaga itu tak punya kewenangan terkait frekuensi televisi, tuturnya. Ketua KPI Judhariksawan mengatakan, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran sebenarnya memberikan kewenangan cukup besar kepada KPI. Sejumlah pasal undang-undang itu menyebut KPI harus dilibatkan dalam penyusunan peraturan pemerintah (PP) sebagai turunan UU Penyiaran. Namun, sejumlah pihak kemudian mengajukan uji materi undang-undang itu ke Mahkamah Konstitusi sehingga KPI kehilangan kewenangan untuk ikut membuat PP turunan UU Penyiaran. Hilangnya kewenangan KPI itulah yang merupakan salah satu sebab utama terjadinya oligarki media penyiaran di Indonesia saat ini, kata Judhariksawan. Dia menambahkan, media penyiaran, khususnya televisi, harus diawasi secara ketat karena operasional televisi menggunakan frekuensi publik. Selain itu, televisi juga bisa masuk ke ruang pribadi warga dan memberikan dampak besar. Amir Effendi Siregar menyatakan, demokratisasi media penyiaran harus ditandai adanya keberagaman dalam dua hal, yakni kepemilikan dan isi siaran. Dari sisi kepemilikan, pemerintah harus melarang kepemilikan stasiun televisi terpusat pada kelompok tertentu. Isi siaran televisi juga harus beragam serta tak hanya mencerminkan kondisi dan kepentingan Jakarta. (HRS)
Polutan Udara Menambah Risiko
JAKARTA, KOMPAS Lingkungan dengan polusi udara tinggi meningkatkan risiko kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Oksidan atau molekul oksigen yang tak stabil akibat polusi udara yang terserap tubuh menyebabkan kerentanan pembuluh darah. Demikian disampaikan Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) Anwar Santoso pada Peringatan Hari Jantung Sedunia, Senin (29/9). Data menunjukkan korelasi positif antara tingginya polusi dengan penyakit jantung dan pembuluh darah. Melihat kondisi saat ini, yaitu prevalensi hipertensi 25 persen, prevalensi diabetes melitus 5- 10 persen, prevalensi kolesterol tinggi 40 persen, dan prevalensi merokok 30 persen, ditambah polusi udara tinggi, risiko penyakit jantung dan pembuluh darah akan kian berlipat. Sayangnya, kesadaran masyarakat untuk hidup sehat masih rendah, ujar Anwar. Ketua Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Amiliana M Soesanto menambahkan, penyakit kardiovaskular di Indonesia sudah menjadi ancaman yang patut diperhatikan. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kardiovaskular, termasuk jantung koroner dan stroke, merupakan pembunuh nomor satu di dunia. Sebanyak 30 persen kematian dunia pada 2005 disebabkan penyakit itu. Menurut Anwar, memerangi oksidan dalam tubuh membutuhkan konsumsi sayuran dan buah yang banyak. Hidup sehat dengan mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak juga perlu dilakukan. (ADH)
UJARAN yang berbunyi Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak itu mewujud sebagai realitas di Riau dan Aceh. Hewan berbelalai panjang itu terabaikan. Gajah kemudian dikeluarkan dari diskursus ranah ekosistem dan keragaman hayati. Keberadaannya diposisikan sebagai musuh masyarakat sekitar kawasan hutan. Ancaman utama terhadap gajah sumatera (Elephas maximus) adalah hilangnya tutupan hutan di dataran rendah dan tanah kering, bukan di daerah gambut sedalam lebih dari 100 sentimeter. Habitat asli mamalia besar ini dataran rendah bervegetasi, ujar Direktur Konservasi WWF-Indonesia Arnold Sitompul, beberapa waktu lalu. Gajah tidak hidup di hutan lebat di pegunungan. Gajah butuh hutan dengan bukaan untuk sinar matahari masuk. Menurut pakar keanekaragaman hayati dari Departemen Biologi Universitas Indonesia, Jatna Supriatna, Gajah memakan vegetasi yang di bawah, bukan dari pohon-pohon bertajuk tinggi. Saat ini, menurut dia, adalah titik krusial. Berada di bibir jurang kepunahan, katanya. Ironisnya, gajah tak pernah didata. Gajah sumatera merupakan salah satu gajah asia. Laporan penelitian WWF oleh Ajay A Desai dan Samsuardi, 2009, Status of Elephants in Riau Province, kini tinggal sekitar 14 persen wilayah dataran rendah tersisa dari luas tahun 1982. Deforestasi lebih luas terjadi pada dataran kering yang sesuai habitat gajah, dibandingkan kawasan yang tak sesuai untuk habitat gajah. Kurang dari dua dekade, sekitar 80 persen habitat gajah hilang, tulis laporan itu. Sebaliknya, kata Arnold, kini sekitar 80 persen habitat gajah bersinggungan dengan kawasan dilindungi. Pemerintah daerah sering melupakan pentingnya konservasi gajah, katanya. Pembangunan mewujud dalam perluasan permukiman, pertanian, untuk industri bubur kertas dan kertas, kelapa sawit, serta pertambangan yang menyebabkan habitat gajah kian tergerus. Akhirnya gajah diburu, gajah masuk ke wilayah pertanian atau perkebunan sehingga muncul konflik antara manusia dan gajah. Eksistensi gajah kian terancam, kata Arnold. Berita tentang gajah mati diracun, ditembak, atau kelebihan dosis anestesi menjadi berita langganan. Berita terakhir, pekan pertama September 2014, tiga gajah ditemukan mati di Aceh. Satu gajah di antaranya sedang hamil. Beberapa orang ditangkap untuk diperiksa. Penegakan hukum terhadap kasus pembunuhan gajah masih amat lemah, ucapnya. Kawasan hidup untuk kawanan gajah pun semakin terfragmentasi. Habitat gajah terpotong- potong daerah pertanian dan perkebunan. Meski terus-menerus terancam kelangsungannya, rasa khawatir gajah akan punah rupanya belum ada. Hingga sekarang tak ada pendataan populasi gajah. Kini, bersama Lembaga Biologi Molekuler Eijkman sedang dilakukan penelitian dengan teknik identifikasi individu melalui DNA dari kotoran gajah di Tesso Nilo, kata Sunarto dari WWF-Indonesia. Pada Forum Gajah, Maret 2014, disampaikan, estimasi populasi gajah sumatera di alam liar ada 1.724 ekor. Di Riau ada sekitar 310 gajah. Estimasi, antara lain, didapatkan dari data pertemuan penduduk dengan gajah di sejumlah area. Penelitian menghitung populasi gajah bukan hal mudah karena area jelajahnya sekitar 10.000 hektar. Itu minimal, agar bisa bertahan, kata Arnold. Menurut Nyoman Iswarayoga, Direktur Komunikasi dan Advokasi WWF-Indonesia, seekor gajah dalam sehari bisa berjalan sejauh 12 kilometer. Menghilang Dalam penelitian WWF-Indonesia yang dilaporkan Juli 2010 dengan pemimpin tim penulis Yumiko Uryu, Sumatras Forests, Their Wildlife and the Climate, Windows in Time: 1985, 1990, 2000 and 2009, dituliskan, di Sumatera pada 1985 terdapat 2.800-4.800 gajah di 43 area. Pada 2008, gajah telah punah di 23 areadari 43 area itu Di Riau, tinggal 210 gajah di sembilan area. Padahal, Riau punya populasi gajah terbanyak di Sumatera, lebih dari 1.600 ekor. Saat ini, dua habitat gajah yang berpotensi untuk konservasi dalam jangka panjang adalah Taman Nasional Tesso Nilo dan Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Menurut Desai dan Samsuardi, di dua kluster tersebut, fragmentasi berhenti dan terjadi pembalikan. Sementara kawasan perbatasan dengan tanaman akasia berpotensi menjadi perluasan habitat gajah. Keseimbangan Selain gadingnya yang bernilai ekonomi tinggi, nilai penting gajah secara keseluruhan seakan tak terpikirkan secara umum. Menurut Jatna, secara filosofis, perlu dipahami prinsip koeksistensi. Untuk hutan tropis, Indonesia harus berterima kasih kepada gajah yang bisa menyebarkan biji. Daya jelajah yang jauh turut menebar bibit-bibit vegetasi. Oleh karena tak memahami itu, kata Jatna, manusia yang menentukan mana yang boleh hidup dan tak boleh. Itu memperciut keanekaragaman. Menurut penelitian, kata Arnold, bekas tapak gajah menjadi suatu ekosistem tersendiri bagi serangga kecil. Sunarto menambahkan, perlakuan tak manusiawi manusia kepada gajah karena manusia asing pada gajah. Ada penyangkalan bahwa gajah merupakan bagian dari ekosistem yang sehat. Bahwa manusia dan gajah seharusnya hidup berdampingan. Akibatnya, manusia tidak menghiraukan kebutuhan gajah. Seharusnya, jalur migrasi gajah tidak boleh dipotong, rombongan gajah tidak boleh dipecah saat sedang berjalan. Dan, janganlah gajah dianggap hama.
Harmoni Barca Ancam PSG Serigala Roma Serbu Markas Manchester City
BARCELONA, SENIN Barcelona kembali tampil atraktif dan mencetak gol-gol artistik saat menikam Granada 6-0. Barca bergetar harmonis seperti dawai kecapi yang berdenting merdu tetapi mematikan. Harmoni itu kini mengancam Paris Saint- Germain di Liga Champions, Rabu (1/10) pukul 01.45 WIB. Barcelona bangkit dari penampilan buruk saat gagal melepaskan satu pun tendangan ke gawang Malaga. Anak-anak asuh pelatih Luis Enrique ini menjawab kritik dengan menceploskan enam gol ke gawang Granada. Neymar mencetak hattrick, Lionel Messi dua, dan satu dari Ivan Rakitic yang mengendalikan lini tengah. Kemenangan besar ini diraih seiring lonjakan level permainan. Barca bermain cepat dan para gelandangnya bekerja keras memutus aliran bola lawan. Di lini belakang pun Barca belum kemasukan gol. Saat ini, saya tidak melihat ada pemain yang tidak bisa tampil brilian di Paris. Bagi saya, itu sebuah keuntungan, ujar Enrique. Ini modal krusial saat menantang Paris Saint-Germain (PSG) di Parc des Princes. Laga besar ini menjadi salah satu ujian Barca di era Enrique. Neymar dan Messi yang semakin padu dalam kerja sama satu-dua di jantung pertahanan lawan diharapkan menjadi kunci mengoyak pertahanan anak-anak asuh Laurent Blanc. Tahun pertama adalah adaptasi, tetapi sekarang saya merasa lebih baik dan bisa bermain dalam level yang lebih tinggi, ujar Neymar. Kami disatukan lebih sebagai pasangan dan saya sangat senang dengan gol-gol yang saya cetak saat ini yang merupakan hasil kerja tim, kata pemain serang asal Brasil itu. Barca berangkat ke Paris dengan kekuatan penuh. Ini menjadi tantangan berat bagi PSG yang diragukan bisa diperkuat bomber Zlatan Ibrahimovic. Striker asal Swedia itu sudah absen dalam dua laga karena cedera tungkai kaki. Tanpa Ibra, PSG kesulitan mencetak gol seperti saat bermain 1-1 melawan Toulouse, pekan lalu. Pilihan lini serang menipis menyusul cedera otot paha Ezequiel Lavezzi. Blanc bisa menurunkan Edinson Cavani di lini depan. Namun, striker tim nasional Uruguay tersebut belum mencapai permainan terbaiknya musim ini. Para staf akan melakukan apa pun yang mereka bisa supaya dia (Ibra) bisa pulih tepat waktu, ujar Blanc yang juga kehilangan bek tengah Thiago Silva. Cedera pemain yang menghantam PSG itu dinilai oleh Enrique tidak akan mengurangi kekuatan juara Ligue 1 itu. PSG memang bergantung kepada Ibra. Akan tetapi, mereka juga memiliki pemain lain yang sama berbahayanya, seperti Cavani. Namun, bagi bek tengah Barca Jeremy Mathieu, PSG tanpa Ibra akan sangat berbeda. Jika dia (Ibra) tidak ada, PSG bukanlah tim yang sama, ujar Mathieu. City-Roma Di Grup E, Manchester City harus berjuang menuai tiga poin saat menjamu AS Roma. Ini laga yang sangat berisiko bagi City yang kalah 0-1 dari Bayern Muenchen di laga pertama. Jika kembali kalah, peluang City lolos ke babak 16 besar sangat tipis. Ini laga yang sangat penting karena Roma menang di laga pertama mereka dan kami kalah. Ini akan menjadi grup yang sangat ketat dan kami tidak bisa membuang poin di sini, di kandang. Sangat penting bagi kami memenangi laga ini, kata Manajer City Manuel Pellegrini tegas. City harus berhati-hati melawan tim berjuluk Serigala Roma itu. Musim ini mereka kembali tampil brilian, selalu menang dalam lima laga di Serie A Italia. Di Liga Champions, mereka menggulung CSKA Moskwa 5-1. Di Serie A, Roma baru kemasukan satu gol dan telah mencetak sembilan gol. Jika City terlalu menggebu mengejar gol, gerombolan Serigala Roma bisa melukai melalui serangan balik yang cepat dan efektif. City juga harus membatasi ruang gerak gelandang Miralem Pjanic yang menjadi motor permainan Roma. (Reuters/AFP/Marca/ANG)
Rossi Hanya Pusing, Marquez Akui Salah
ARAGON, SENIN Pebalap tim Yamaha Valentino Rossi memaksa diri keluar dari rumah sakit setelah hasil pemindaian kepalanya tidak menunjukkan ada masalah berarti. Rossi mengunggah fotonya di Twitter yang menunjukkan dia dalam kondisi baik dan hanya mengaku pusing. Hai kawan-kawan, saya baik-baik saja. Hanya sedikit pusing, tulis Rossi, Minggu (28/9). Sebelumnya, pada MotoGP seri Aragon di siang harinya, Rossi terjatuh dengan keras pada putaran keempat setelah mencoba menyalip Dani Pedrosa. Rossi hampir tertimpa sepeda motornya dan harus ditandu tim medis untuk menuju ke pos kesehatan. Rossi tidak mengalami cedera berarti dan dikirim ke rumah sakit untuk pemindaian kepala. Saat hasil pemindaiannya tidak menunjukkan ada masalah, para dokter tetap meminta agar Rossi menginap untuk pencegahan jika ada masalah yang tiba-tiba muncul. Namun, saran para dokter itu ditolak Rossi. Valentino pulih dengan cepat. Di Alcaniz, pemindaian kepala negatif, dan meski dokter lokal meminta dia bermalam, Valentino memaksa keluar, kata Michele Zasa, dokter di MotoGP. Setelah keluar dari rumah sakit, Rossi bergabung dengan timnya di markas mereka. Namun, tim dari Clinica Mobile tetap memantau kondisi kesehatan Rossi sepanjang malam. Rossi diperkirakan tidak mengalami masalah berarti dan bakal siap berlaga lagi dua pekan mendatang di Jepang. Marquez mengaku salah Sementara itu, Marc Marquez mengakui dirinya salah dalam menerapkan strategi sehingga ia terjatuh di lintasan basah dan gagal merebut kemenangan. Ini sepenuhnya kesalahan saya. Sebelum lomba, saya dan tim sudah berdiskusi mengenai strategi apabila lintasan berubah dari kering menjadi basah. Semua diserahkan pada keputusan saya karena tidak ada yang mengetahui kondisi lintasan secara tepat selain saya, papar Marquez. Marquez tetap melaju di lintasan yang basah karena hujan menggunakan ban kering. Dia tidak mau masuk ke pit untuk mengganti motor sehingga dia terjatuh dan finis di posisi ke- 13. Menurut Marquez, dirinya bertahan di lintasan karena hanya mengkhawatirkan jarak pebalap di belakangnya dan tidak memikirkan risiko berkendara dengan ban kering di lintasan basah. Saat itu, masih ada Dani Pedrosa dan beberapa pebalap lain yang tidak masuk pit. Tim memperingatkan hujan akan turun sebelum finis. Namun, saya hanya memikirkan lomba dan mengabaikan risiko. Saya meminta maaf kepada tim karena saya gagal merebut hasil bagus, kata Marquez. Namun, Marquez mengatakan gembira dengan kejadian itu karena mendapatkan tambahan pengalaman. Pertarungan dengan perubahan cuaca menjelang finis adalah pengalaman pertama bagi Marquez di MotoGP. Dani Pedrosa yang juga terjatuh sebelum Marquez menyatakan, insiden itu merupakan keputusannya yang salah. Pedrosa berharap dapat merebut posisi terdepan dengan terus bertahan di lintasan basah dengan ban kering. Itu kesalahan saya sepenuhnya, kata Pedrosa yang finis di posisi ke-14. (AFP/ECA)
Tim Inti Tidak Banyak Berubah
JAKARTA, KOMPAS Komposisi pemain tim nasional sepak bola U-19 yang akan dibawa pelatih Indra Sjafri ke kompetisi Piala Asia (AFC) U-19 di Myanmar, Oktober, tidak mengalami banyak perubahan setelah diciutkan menjadi 23 pemain. Ini adalah nama-nama final yang akan turun di Piala AFC. Mereka langsung didaftarkan, kata Sekretaris Badan Tim Nasional (BTN) Sefdin Syaifudin, di Jakarta, Senin (29/9). Dalam daftar ke-23 pemain yang disodorkan Indra itu, Rully Desrian yang merupakan penjaga gawang tim Semen Padang U-21 didaftarkan menggantikan Awan Setho Rahadjo yang masih dalam proses penyembuhan cedera kelingking tangan kiri. Sebelumnya, Indra menjelaskan, para pemain sudah mengetahui standar yang dia minta sehingga mereka yang dicoret tahu alasannya. Tiga pemain yang terpaksa dicoret berada di posisi yang memang gemuk, yaitu lini tengah, sehingga persaingannya sangat ketat. Mereka adalah Miftahul Hamdi, Irfandi Zein, dan Yabes Roni yang sering menempati posisi sayap. Di posisi penjaga gawang, Indra akan membawa Ravi Murdianto, Mochamad Diky Indriyana, dan Rully Desrian. Posisi pemain belakang adalah Putu Gede Juni Antara, Mahdi Fahri Albaar, Hansamu Yama Pratama, Ricky Fajrin Saputra, Sahrul Kurniawan, Muhammad Fatchurohman, Rudolof Yanto Basna, dan Febly Gushendra. Di lini tengah, Indra mengandalkan Evan Dimas Darmono, Muhammad Hargianto, Paulo Oktavianus Sitanggang, Zulfiandi, Ilham Udin Armaiyn, Maldini Pali, Dinan Yahdian Javier, Hendra Sandi Gunawan, dan Ichsan Kurniawan. Adapun lini depan diisi trio yang sudah tidak asing lagi, Muhammad Dimas Drajad, Muchlis Hadi Ning Syaifulloh, dan Septian David Maulana. Di Piala Asia U-19 tahun 2014, Indonesia berada di Grup B bersama Uni Emirat Arab, Uzbekistan, dan Australia yang umumnya memiliki keunggulan fisik atas pemain Indonesia. Pengalaman latihan dan pertandingan di Spanyol diharapkan membuat para pemain semakin siap. (BTN/OKI) Buah Upaya Mengeruk Tabungan
Hasil akhirnya bagaimana, ya? tanya atlet lompat jauh Maria Natalia Londa kepada wartawan Kompas, Wisnu Aji Dewabrata, yang menunggunya di area wawancara di kolong Stadion Utama Asiad, Incheon, Korea Selatan, Senin (29/9). Ternyata, Maria belum sadar, dialah peraih emas lompat jauh Asian Games 2014 yang baru saja dia ikuti. Dalam lomba itu, lompatan terbaik Maria adalah 6,55 meter. Maria memang melakukan lompatan terakhir pada giliran awal sehingga dia tidak tahu ukiran lompatan lawan-lawannya. Setelah upacara penghormatan pemenang, wajah Maria sangat berseri-seri. Ia menghadiri sesi jumpa pers dengan wartawan internasional, didampingi Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Atletik Seluruh Indonesia Tigor M Tanjung dan pelatihnya, I Ketut Pageh. Senyum lebar selalu tersungging di bibirnya saat melayani pertanyaan wartawan. Indonesia mengirimkan tiga atlet putri di cabang atletik Asian Games. Mereka ialah Dedeh Erawati (100 meter gawang), Rini Budiarti (3.000 meter halang rintang), dan Maria di lompat jauh dan lompat jangkit. Prestasi puncak di puncak pesta olahraga Asia ini tidak datang tiba-tiba. Maria menjalani pelatnas atletik bersama pelatih I Ketut Pageh di Pantai Legian, Bali. Latihan rutin dilakukan di pantai berpasir putih setiap pagi dan sore lengkap dengan lalu lalang para turis. Di Indonesia, lompat jauh dan jangkit adalah nomor yang sepi peminat. Namun, Maria menemukan dunianya di dua nomor langka itu. Saya selalu minta kepada Tuhan agar diberikan yang terbaik. Dari sebelum berangkat, saya yakin dapat emas, tapi masih perlu diyakinkan pelatih. Kalau kita mau berusaha, pasti bisa, ujar atlet berusia 23 tahun itu. Menurut Maria, dengan berlatih keras dan berkat Tuhan, ia optimistis dapat meraih prestasi. Kalau kita mau usaha, pasti ada hasilnya, kata atlet yang berlatih lompat jauh sejak kelas III SD dan lompat jangkit sejak kelas VI SD tersebut. Maria mengaku tidak panik saat lompatannya beberapa kali gagal di final, kemarin. Dalam pertandingan lompat jauh, kegagalan melakukan lompatan adalah hal yang biasa. Saya percaya, sebelum lompatan terakhir, siapa pun masih punya peluang juara. Itulah yang membuat saya yakin, ucap atlet yang meraih dua emas di SEA Games Myanmar 2013 itu. Pageh yang melatih Maria secara intensif sejak kelas I SMP mengungkapkan, ia melihat potensi Maria meski, secara postur, Maria tidak terlalu tinggi. Tapi, Maria punya bakat dan kemauan, kata sang pelatih. Kemauan segunung untuk mencapai prestasi tertinggi yang mengantar Maria ke podium tertinggi di Asian Games Incheon. Pageh menuturkan, Maria berhasil meraih emas setelah melalui tahapan bertahun-tahun. Ia tak mau memaksa Maria mencapai suatu target jika belum sampai waktunya. Pada SEA Games 2009 yang merupakan SEA Games pertamanya, ia hanya ditarget perunggu. Pada SEA Games 2011, dia ditarget perak. Saya ditanya kenapa tidak emas sebab kalau dipaksa harus emas bisa membuatnya cedera. Akhirnya baru pada SEA Games 2013 Maria dapat emas, papar Pageh. Rp 2 juta untuk suplemen Menurut Pageh, atlet jangan dipaksa berprestasi puncak kalau belum saatnya. Ibarat buah yang dipaksa matang, rasanya tidak enak. Maria pun berjuang meraih medali tanpa banyak perhatian pemerintah. Menurut Pageh, Maria menyisihkan uang tabungannya Rp 2 juta per minggu untuk membeli suplemen. Tidak ada bantuan pemerintah untuk membeli suplemen yang sangat dibutuhkan atlet. Motivasi lain yang mendorong Maria meraih medali di Asian Games adalah utang Rp 150 juta untuk membangun rumah. Maria berhasil mengumpulkan uang dari bonus atlet Rp 400 juta, tapi untuk membangun rumah perlu Rp 550 juta. Dia berharap mendapat medali sehingga bisa melunasi utangnya, kata Pageh yang kerap menalangi dana untuk kebutuhan makanan dan suplemen Maria yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri. Tigor mengatakan, prestasi Maria memang mengagumkan, tetapi sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Sebab, lompatan sejauh 6,55 meter pernah dilakukannya. Dengan catatan itu, Maria memang berpeluang meraih medali. Koordinator Cabang Terukur Satlak Prima Hadi Wihardja memuji Pageh karena mampu membuat kondisi Maria mencapai puncak saat pertandingan. Padahal, waktu persiapan Maria sejak kedatangan di Incheon sampai hari perlombaan terhitung mepet.
Perjalanan Undang-undang
Penulis dan dokter kesehatan jiwa Nova Riyanti Yusuf (36) akan mengakhiri masa kerjanya di DPR dengan sebuah buku. Ia menulis cerita perjalanan sebuah undang-undang yang diperjuangkannya selama bertugas di Komisi IX DPR. Buku berbahasa Inggris dengan judul A Rookie & Passage of Mental Health Law: The Indonesian History itu akan diluncurkan pada peringatan Hari Kesehatan Jiwa, 10 Oktober. Niatnya ingin membuat buku memoar perjuangan Undang-Undang Kesehatan Jiwa. Saya merasa berhak dan wajib membagi perjuangan mengusulkan sebuah undang-undang sebagai inisiatif pribadi, katanya. Nova mulai menulis buku pada awal September lalu setelah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa lahir. Buku yang terbagi dalam tiga bab ini diawali dengan alasan pentingnya Undang-Undang Kesehatan Jiwa. Memperjuangkan kesehatan jiwa tidak hanya dalam bentuk undang-undang, tetapi juga membuat model project, seperti mobile mental health service, ungkap penulis Atas Nama Jiwa ini. Nova bercerita tentang asal kata rookie yang diambil dari kamus Merriam-Webster. Artinya, seseorang yang memulai bekerja dengan sedikit pengalaman. Ini fakta. Waktu mulai kerja di DPR, saya benar-benar rookie, banyak learning by doing dan trial and error. Akhirnya berhasil menyelesaikan lima tahun dengan undang-undang, katanya. Memilih buku berbahasa Inggris, Nova berharap bisa mengatakan kepada dunia bahwa Indonesia punya Undang-Undang Kesehatan Jiwa. Indonesia juga pada jalur yang tepat untuk menyelesaikan masalah pelanggaran HAM, seperti pemasungan sekitar 56.000 orang dengan gangguan jiwa. (SIE)
TAJUK RENCANA Menanti Langkah Konkret
KEGERAMAN publik atas walk out-nya 124 anggota Partai Demokrat belum reda. Ekspresi kegeraman dalam bahasa keras bisa dilihat di media sosial. Kegeraman publik itu dialamatkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Umum Partai Demokrat. Dengan segala kekuasaan yang dimilikinya, sebagai ketua umum partai, sebagai kepala pemerintahan, dan kepala negara, Yudhoyono sebenarnya bisa menyelamatkan hak rakyat untuk memilih kepala daerah. Harapan publik itu wajar karena sebenarnya sudah disampaikan Yudhoyono dalam pidato melalui Youtube. Seandainya Yudhoyono memerintahkan 124 anggota Demokrat mendukung opsi pilkada langsung, hak rakyat itu tetap aman! Namun, jangankan berjuang mengamankan opsi pilkada langsung, 124 anggota Demokrat itu malah meninggalkan ruang rapat paripurna. Juru bicara Fraksi Partai Demokrat, Benny K Harman, mengumumkan sikap Demokrat yang netral dan melakukan walk out. Langkah walk out Demokrat sebagai ruling party dengan kekuatan 124 anggota memang tidak masuk akal. Publik marah dan mencerca. Seandainya saja 124 anggota Demokrat memberikan suara pada pilkada langsung, pasti citra Yudhoyono tetap baik sebagai Bapak Demokrasi. Sebagian syarat perbaikan sudah terakomodasi dalam undang-undang. Namun, sejarah tak mengenal kata jika. Hak rakyat memilih (right to vote) pemimpin daerah telah diambil DPRD. Inilah warisan menyedihkan. Menanggapi kemarahan publik itu, Yudhoyono menggelar tiga kali jumpa pers dalam lawatannya ke luar negeri. Dia menjanjikan bersama rakyat mengembalikan pilkada langsung. Yudhoyono menyatakan ketidaksetujuannya atas substansi pilkada oleh DPRD. Penjelasan Yudhoyono tetap ditanggapi skeptis. Tanpa ada penjelasan memadai mengenai walk out Demokrat, publik susah menerima penjelasan elite Demokratyang penjelasannya juga berbeda-beda. Penjelasan elite Demokrat soal kesalahan komunikasi all out dan walk out rasanya terlalu sederhana untuk urusan sepenting itu. Dalam sejumlah media, berkembang spekulasi bahwa walk out dirancang sejak awal. Ada barter politik di sana. Dalam ruang samar, memang terbuka ruang untuk menganalisis peristiwa politik, termasuk dengan mencermati pembagian kursi di pimpinan MPR atau pimpinan DPR, pada 1 Oktober. Kini, rakyat menunggu langkah konkret yang mau diambil Yudhoyono, baik sebagai Presiden selaku kepala pemerintahan dan kepala negara maupun sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Masih ada ruang bagi Yudhoyono untuk menyelamatkan hak memilih rakyat meskipun ruang itu kecil karena masa jabatannya berakhir 20 Oktober 2014. Karena itulah, kekuatan masyarakat sipil yang nyata-nyata dirugikan hak konstitusionalnya bisa menyusun permohonan uji materi ke Mahkamah Konstitusi. Dalih uji materi tidak hanya didasarkan pada soal konstitusionalitas pilkada DPRD, tetapi juga asas kepastian hukum dan pencabutan hak politik warga negara (right to vote).
TAJUK RENCANA India dan Misi Mars
INDIA senantiasa memunculkan kontras dan kejutan. Selain soal kemiskinan atau kecelakaan transportasi, India tampil dengan berita spektakuler. India mencatat keberhasilan dalam misi ke Planet Mars, planet keempat dari Matahari dalam tata surya kita. Setelah diluncurkan Desember 2013, pada Rabu 24 September lalu wahana bernama Mangalyaan, yang merupakan karya putra-putri India, tiba di orbit Mars. Dengan itu, India menjadi negara pertama di Asia yang mampu meluncurkan wahana antariksa ke orbit Mars. Sebelum ini, hanya negara adidaya Amerika Serikat, Rusia, dan kemudian Eropa yang memiliki kemampuan ini. Jepang pernah mencoba, tetapi gagal. Rusia yang berhasil membawa wahana ke orbit masih belum berhasil mengoperasikan wahana pendaratnya di Mars. Semua itu memperlihatkan, teknologi ruang angkasa merupakan teknologi canggih yang hanya dikuasai sedikit orang di dunia. Tiongkok akhir-akhir ini juga memperlihatkan kemajuan berarti dengan keberhasilan meluncurkan antariksawan dan kini sedang mempersiapkan stasiun ruang angkasa. Menyebut Tiongkok hanya untuk menegaskan, program ruang angkasa lazimnya baru bisa dilakukan setelah negara mencapai tingkat kemajuan ekonomi tertentu. Maklum, jika masih banyak rakyat hidup di bawah tingkat sejahtera, program antariksa hanya akan dianggap sebagai mercusuar yang tidak relevan. Yang menarik memang India. Benar negara ini sudah banyak mencapai kemajuan di bidang perekonomian sehingga dimasukkan dalam kelompok BRIC yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok. Namun, juga harus diakui, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan India untuk memakmurkan mayoritas rakyatnya. Jadi, mengapa ketika masih banyak rakyat belum sejahtera, India meluncurkan wahana ke Planet Mars? Di sinilah persisnya kita melihat visi India yang jauh, dan bukan kali ini saja kita melihat bukti akan visi konsisten India. Boleh jadi didorong oleh kebutuhan untuk survival, karena hidup dikelilingi oleh negara pesaing, India lalu memutuskan langkah strategis. Dalam visi ini, negara mungkin masih punya PR untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, tetapi bangsa tidak boleh kehilangan visi dan komitmen terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, industri, dan manufacturing. Melalui program ke Mars, India bisa memperlihatkan inovasi, proyek ruang angkasa bisa dilaksanakan dengan biaya relatif murah. Proyek Mars AS menelan 671 juta dollar AS, sementara proyek India hanya butuh 74 juta dollar AS. Kita juga yakin, melalui proyek Mars, pemimpin India ingin terus menebarkan semangat ilmiah bagi generasi muda agar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir, yang bisa membawa negara pada kejayaan.
Tujuan Universitas
Oleh: Daoed Joesoef
Pikiran memindahkan pendidikan tinggi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ke Kementerian Riset dan Teknologi adalah demi terwujudnya integrasi yang lebih baik antara fungsi keilmuan pembelajaran universiter dengan riset dan teknologi industrial. Di Indonesia sebenarnya sudah ada beberapa lembaga ilmiah yang menangani riset yang diharapkan itu atau membuhul kontrak kerja dengan komunitas bisnis, yaitu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), atau lembaga penelitian lain. Bukankah di lembaga-lembaga tersebut ada guru besar riset yang membuat riset tidak dalam rangka perkuliahan (pendidikan), tetapi demi pembangunan dunia bisnis dan industri. Kalau bersamaan dengan hal itu, sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi dosen dituntut menjadi ujung tombak di bidang riset, tentu bisa saja tanpa harus memindahkannya ke jajaran Kemristek. Hal ini wajar mengingat universitas/institut merupakan kumpulan dari the relatively best brains of the country. Riset sudah membudaya Adapun riset, sejatinya, sudah ada sejak awal pembentukan perguruan tinggi, sudah membudaya dan bukan hal yang baru lagi. Bagi dosen, melaksanakan riset merupakan satu panggilan karena pekerjaannya lebih merupakan vokasi ketimbang profesi. Nyaris semua ilmuwan yang mendapat anugerah Nobel adalah guru besar yang memanfaatkan fasilitas di lembaganya atau menggunakan dana pribadi. Madame Curie yang mempelajari radioaktivitas alami, misalnya, menyewa bekas gudang batubara sebagai laboratorium riset. Dia memakai sisa-sisa batubara sebagai bahan bakar dan ketika bahan ini habis, dia pakai perabotan rumahnya sendiri karena ketiadaan uang. Dia menerima penghargaan Nobel dua kali, dalam fisika (1903) dan kimia (1911), dan menjadi perempuan pertama yang dikukuhkan menjadi guru besar di Sorbonne. Mengenai dia, Einstein berkata, she is the only person where glory had not corrupted. Sumbangan universitas/institut dapat berupa periset yang ia cetak melalui proses pendidikannya. Periset lalu berkarya di lembaga-lembaga penelitian, di pusat-pusat penelitian di perguruan tinggi, maupun badan-badan R&D perusahaan. Mereka inilah yang melaksanakan riset fundamental maupun riset terapan yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu, meningkatkan daya produktif dan daya saing industrial, dan kemudian dipatenkan. Di samping ini para dosensecara individual atau berkelompoktetap harus turut berpartisipasi dalam riset seperti itu di lingkungan universitas/institut. Dapat dibayangkan empat jenis kegiatan riset yang relevan, yaitu (i) riset fundamental bebas, (ii) riset fundamental terarah (yang berusaha mendalami satu sektor khusus di bidang pengetahuan), (iii) riset terapan yang bertujuan mendapat solusi dari masalah praktis, dan (iv) studi terapan yang dipusatkan pada eksploitasi efektif ilmu pengetahuan demi perbaikan produksi barang dan jasa. Kegiatan riset ini dipaparkan dalam makalah dan/atau jurnal yang beredar di komunitas ilmiah regional dan internasional. Dari isi paparan itulah komunitas ini lalu menetapkan ranking keilmuan dari universitas/institut berdasarkan kriteria yang disepakati. Ranking ini pada gilirannya menentukan gengsi akademis dari universitas/institut yang bersangkutan. Riset seperti itu pasti memerlukan dana dan ia bukan tidak ada di Kemdikbud. Namun, penyalurannya semakin tidak memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan dan kekisruhan inilah yang menyebabkan beberapa rektor mengusulkan agar PT dipindah saja ke Kemristek. Mengenai siapa yang menjadi pengelola dana riset ini pasti perlu pembahasan tersendiri. Namun, dalam kesempatan ini ada baiknya dikemukakan kehadiran sebuah lembaga sejak 30 Januari 2012, berbentuk Badan Pelayanan Umum, bernama Lembaga Penyalur Dana Pendidikan (LPDP), berada di jajaran Kementerian Keuangan. Dana yang dikelola lembaga ini meliputi antara lain beasiswa dan pendanaan riset. Sampai sekarang tidak ada keluhan mengenai kinerjanya, dana yang dikelola diaudit dengan baik, tidak melakukan riset atas nama sendiri, semata-mata melayani kebutuhan dana dari Kemdikbud, Kementerian Agama, dan individu untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang telah disepakati bersama sebelumnya. Apabila masalah pendanaan riset sudah terjawab, ada masalah lain yang membayangi kegiatan riset oleh universitas/institut, yaitu akibat sampingan yang bisa merusak holisme pemikiran universiter. Akibat sampingan ini justru timbul apabila riset dilakukan sebagaimana seharusnya correct, terarah, dan dengan penuh tanggung jawab. Maka kemungkinan ini perlu direnungi bersamaan dengan pengambilan keputusan riset agar jauh- jauh hari sudah disiapkan cara menanggulangi konsekuensi yang tidak dikehendaki itu. Pembagian radikal Bayangkan! Tiga dari keempat jenis riset tersebut mengakibatkan lahirnya suatu pembagian radikal dalam pengetahuan, suatu kompartementalisasi ketat, suatu superspesialisasi bidang riset/pengetahuan. Berarti, spesialisasi menjadi semakin sempit dan tajam, para peneliti semakin dikondisikan oleh logika intern dari sektor-sektor yang digarap. Setiap orang sibuk menggali salurannya sendiri, setiap orang mengunci diri dalam biro dan laboratoriumnya, hingga pertemuan antarpribadi akademisi menjadi semakin jarang. Maka kontak antara anggota-anggota dari universitas dan institut yang sama menjadi semakin lemah dan terjadilah isolasi human dari individu. Universitas/institut cenderung menjadi pemusatan guru besar dan dosen-dosen muda yang superspesialis, yang tidak lagi menguasai jenis-jenis pengetahuan yang memungkinkan transmisi high knowledge, mengabaikan kompleksitas dari realitas dan kesukaran manusia untuk memahaminya. Mereka puas dengan menghasilkan teknokrat yang juga puas dan bangga dengan pengetahuan spesialistisnya, tidak mau tahu dengan pengetahuan teknokratis lain. Mereka anggap wajar kalau masing-masing bertanggung jawab atas solusi dari masalah khas masing-masing. Padahal, masalah gawat biasanya timbul pada konjungsi antara solusi- solusi sepihak yang diambil secara terpisah. Lalu masalah ini tanggung jawab siapa? Universitas/institut ditantang untuk melawan kecenderungan yang merusak holisme pemikiran universiter. Sementara fakultas dari universitas dan departemen dari institut membanjiri masyarakat dengan spesialis bidang tertentu yang memang dibutuhkan, universitas/institut perlu mengimbanginya dengan menghasilkan lulusan terlatih menurut pendekatan keterkaitan monodisiplin pokok. Untuk keperluan ini universitas/institut membuka suatu program pembelajaran S-2 dan S-3. Dengan menangani sendiri pelaksanaan program ini, universitas/institut berarti tidak hanya berfungsi administratif, koordinator dari fakultas/departemen yang dicakupnya, tetapi melaksanakan pula fungsi edukatif, sesuai dengan khitah awal jadinya. Kuliah program ini membahas subjeknya melalui visi poliokuler. Kuliah pembangunan atau kesehatan nasional, misalnya, terang akan lebih mencerahkan apabila semua aspek dibahas sama penting. Yang menjadi concern perkuliahan universitas/institut bukanlah suatu sintetis, tetapi suatu pikiran yang tidak pecah di perbatasan antardisiplin. Yang menjadi perhatian adalah gejala multidimensional dan bukan disiplin yang mengiris-iris dimensi di gejala. Sebab, apa-apa yang human adalah sekaligus psikis, sosiologis, ekonomis, historis, demografis, antropologis. Maka penting bahwa aspek-aspek tersebut tidak dipisah-pisah, diabstraksi dengan asumsi ceteris paribus, tetapi dikerahkan menjadi satu visi poliokuler. Ini bukan perkuliahan yang mengada-ada. Kompleksitas adalah suatu gejala yang didesakkan oleh realitas kepada kita dan yang tidak dapat ditolak begitu saja. Yang perlu ditentang adalah simplifikasi arogan yang memuja formalisasi yang mereduksi kesatuan global jadi unsur-unsur konstitutifnya. Perkuliahan ini bukan hendak mengetengahkan sistem kompleksitas, tetapi menyadarkan adanya uncontourable problem of complexity. Mungkin mahasiswa yang tertarik pada program ini tidaklah banyak. Tidak apa, sebab not the many is good, but the goodness is many. Ketahuilah bahwa kemajuan kita selaku bangsa tidak akan bisa lebih cepat daripada kemajuan pendidikan nasional. Ia memang butuh pembenahan agar bisa maju, tetapi bukan dengan jalan mengubah strukturnya. Para pengasuhnya perlu diganti besar-besaran. Kalau di suatu rumah diketahui ada maling, sebagai perbaikan bukan rumah itu yang harus dibakar, tetapi malingnya yang harus ditangkap.
KEBAIKAN itu tidak datang dari niat buruk. Politik memang bekerja atas dasar kepentingan. Namun, dalam politik beradab, kepentingan itu harus diletakkan sesuai dengan makna politik itu sendiri; penyelesaian masalah melalui praktik-praktik etis deliberasi dan argumentasi demi kebajikan hidup bersama. Demokrasi Pancasila bekerja dalam kerangka etis cita kerakyatan, cita permusyawaratan, dan cita hikmat-kebijaksanaan. Cita kerakyatan hendak menghormati suara rakyat; dengan memberikan jalan bagi peranan dan pengaruh besar rakyat dalam pengambilan keputusan oleh pemerintah. Cita permusyawaratan memancarkan kehendak untuk menghadirkan negara persatuan yang dapat mengatasi paham perseorangan dan golongan, dengan mengakui kesederajatan/persamaan dalam perbedaan. Cita hikmat-kebijaksanaan merefleksikan orientasi etis bahwa kerakyatan yang dianut bangsa Indonesia bukan kerakyatan yang mencari suara terbanyak semata, melainkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat-kebijaksanaan. Orientasi etis (hikmat-kebijaksanaan) ini dihidupkan melalui daya rasionalitas, kearifan konsensual, dan komitmen keadilan yang menghadirkan sintesis terbaik. Rambu-rambu etis demokrasi Pancasila itu tidak diindahkan dalam keputusan dramatis menyangkut Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah. Jebolnya semangat kekeluargaan membuat pembelahan politik yang saling menafikan: apakah bersama kami atau bersama mereka; tanpa menyisakan ruang bagi kemungkinan sintesis terbaik. Dalam semangat saling menafikan, yang pertama kali dimatikan adalah penalaran. Di negara demokratis di dunia, pilkada bisa dilakukan langsung atau tidak langsung. Keduanya sama- sama demokratisnya meski kecenderungan global kian mengarah ke pilkada langsung. Yang harus dilakukan adalah memahami secara baik prinsip-prinsip penerapan kedua model pemilihan itu serta plus-minus penerapan kedua model pilkada tersebut dalam pengalaman Indonesia. Di kebanyakan negara Eropa, pilkada dilakukan tidak langsung. Dengan ketentuan, partai pemenang diberikan kesempatan untuk membentuk pemerintahan. Penghormatan kepada partai pemenang ini penting karena mencerminkan arus kehendak di akar rumput. Apabila partai pemenang tidak berhasil membentuk pemerintahan, barulah partai pemenang kedua diberi kesempatan, dan seterusnya berdasarkan urutan. Di belahan dunia lain, beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Jepang, dan Filipina, melakukan pilkada langsung. Negara dengan tingkat pluralitas masyarakat yang tinggi, di luar negara komunis (bekas komunis), cenderung ke pilkada langsung. Yang harus dilakukan Indonesia adalah memilih sistem yang sesuai dan efektif dalam konteks sosiokultural bangsa ini. Harus ditekankan bahwa Pancasila tidak memihak pilkada langsung atau tak langsung. Kepedulian Pancasila hanya ingin memastikan sistem apa pun harus menghasilkan pemerintahan yang menghormati daulat rakyat dengan menjadikan warga sebagai subyek berdaulat, bukan obyek tindasan dan manipulasi tirani oligarki penguasa atau pemodal. Indonesia punya pengalaman menerapkan pilkada tidak langsung dan langsung. Keduanya tidak berujung pada penghormatan daulat rakyat. Dalam sistem pertama, aspirasi rakyat dibajak oligarki elite partai; kedua, dibajak oligarki pemodal. Kita harus mengevaluasi sumber-sumber distortif dari kedua sistem itu dan menemukan sistem mana yang lebih cocok diterapkan dengan segala perbaikannya. Menerapkan pilkada tidak langsung mengandaikan bahwa anggota-anggota Dewan adalah orang-orang dengan moralitas dan akuntabilitas publik yang bisa diandalkan sehingga bisa memilih pemimpin harapan publik. Apakah prasyarat itu bisa dipenuhi DPRD kita yang merupakan produk biaya politik yang mahal? Dalam pilkada tak langsung, konvensinya adalah pemberian kesempatan kepada partai pemenang untuk membentuk pemerintahan. Masalahnya, dalam sistem multipartai yang begitu kompleks, pembentukan koalisi selalu rumit dan tidak ada jaminan partai pemenang bisa mudah meraih dukungan mayoritas. Sistem ini juga mempersempit akses masuk kandidat-kandidat alternatif. Dengan demikian, gelombang aspirasi rakyat mudah terdistorsi oleh persekongkolan kepentingan elitis. Menerapkan pilkada langsung menggelembungkan biaya politik, baik untuk penyelenggaraan maupun kampanye. Situasi inilah yang menjadi pintu masuk bagi korupsi dan penetrasi pemodal dalam penguasaan sumber daya di daerah. Sistem ini juga rawan bagi manipulasi politik identitas di akar rumput. Namun, sistem ini lebih membuka ruang partisipasi dan dapat menghindari pembajakan aspirasi rakyat oleh persekongkolan elite partai. Sistem ini juga menjadi solusi atas kesulitan partai pemenang membentuk pemerintahan dalam sistem multipartai yang kompleks. Oleh karena itu, sistem pilkada langsung bisa menjadi pilihan saat ini, dengan sejumlah perbaikan yang bisa mengatasi mahalnya biaya politik dan politisasi identitas. Proposal perbaikan ini sesungguhnya telah diajukan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sayang proposal ini setengah hati; terkesan sebagai usaha menohok dengan cara menghindar. Sebagai presiden, SBY semestinya sudah harus memasukkan proposal perbaikan ini dalam RUU yang diajukan pemerintah. Partainya juga bisa beraliansi dengan kekuatan pro pilkada langsung sebagai batu lompatan menuju proposal perbaikan. Mengetahui masalah tanpa berusaha memperjuangkannya adalah pertanda kepengecutan. Pilihan lainnya adalah mengombinasikan pilkada langsung dan tak langsung. Pilkada langsung bisa diterapkan untuk kabupaten/kota. Pilkada tak langsung untuk provinsi. Di luar itu, apabila kita datang dengan visi otonomi asimetris, soal pilkada ini sesungguhnya bisa saja diserahkan kepada daerah masing-masing untuk menentukan pilihan terbaik sesuai konteks lokal. Alhasil, banyak pilihan yang bisa didiskusikan sebelum ketuk palu. Namun, dalam politik tanpa hikmat-kebijaksanaan, penalaran sudah dimatikan oleh kepentingan dan kesumat.
YUDI LATI F Pemikir Kenegaraan dan Kebangsaan
Dewan Presiden
Oleh: Bahrul Ilmi Yakup
Kegagalan Joko Widodo-Jusuf Kalla mewujudkan struktur kabinet ramping dengan jumlah pos kementerian lebih kecil daripada 34, sebagaimana struktur Kabinet Indonesia Bersatu II SBY, menjadi indikator pertama bahwa perjuangan Jokowi-JK mewujudkan visi-misinya yang berbungkus Nawa Citasembilan jalan perubahan menuju Indonesia berdaulatberat dan terjal. Perjuangan itu justru akan menjadi lebih berat setelah Jokowi-JK dilantik. Pada saat itu masa bulan madu Jokowi-JK dengan konstituen pendukungnya akan berakhir, yang secara pasti akan mengubah sikap konstituen dari memuji menjadi mencaci, dari mendukung menjadi memancung, dari apresiasi menjadi destruksi. Pada saat itu, niscaya Jokowi-JK akan menuai kritik dan kecaman bertubi-tubi dan abadi, yang secara alami akan membuatnya kesepian dan kesendirian dalam visi-misinya yang terbungkus rapi. Pengalaman demikian dialami semua presiden Indonesia di era Reformasi: Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan terakhir Susilo Bambang Yudhoyono. Ketiganya mengalami kegetiran ketika harus menghadapi kekecewaan konstituen yang berpaling sikap dan tindakan. Gejala demikian menunjukkan, memang tidak gampang mengelola dan menata sistem politik dan sistem pemerintahan Indonesia sesuai dengan gagasan dan nalar konstitusi. Dalam konteks inilah, Soekarno mengatakan bahwa revolusi akan selalu memakan anaknya sendiri. Nalar zaken konstitusi UUD 1945 hasil amendemen sesungguhnya telah memilih sistem pemerintahan presidensial murni sebagaimana dicirikan oleh masa jabatan presiden secara fixed selama lima tahun; presiden tak tunduk kepada DPR, MA, dan MK; dan presiden tidak dapat diberhentikan di tengah masa jabatan, kecuali atas alasan melanggar UUD 1945 atau melanggar UU. Selanjutnya, UUD 1945 membagi kedaulatan negara ke dalam tiga cabang kekuasaan eksekutif (Pasal 4 Ayat 1), legislatif (Pasal 20 Ayat 1), dan yudisial (Pasal 24 Ayat 2). Sesuai dengan gagasan dan nalar konstitusi tersebut, seharusnya Indonesia memiliki presiden yang kuat mengemban amanat pemerintahannya tanpa harus mengalkulasi kuantitas dukungan anggota DPR. Namun, realitas politik tak memberi citra demikian. Senyatanya, Jokowi-JK tidak dapat melenggang lepas mewujudkan Nawa Cita mereka tanpa memiliki dukungan signifikan dari DPR. Persoalan demikian, sejatinya, bukan hal baru bagi bangsa Indonesia. Isu tersebut sebetulnya sudah diprediksi dan diperdebatkan di Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) ketika membahas sistem pemerintahan dan tipe demokrasi untuk negara Indonesia. Para pendiri negara yang terhimpun di BPUPKI telah membahas dan akhirnya memilih sistem pemerintahan dan tipe demokrasi yang cocok dengan kultur rakyat Indonesia sebagaimana materi sidang 31 Mei 1945 dan pidato Soekarno pada 1 Juni 1945. Intinya, Indonesia tidak memilih demokrasi Barat yang memang tidak sesuai dengan kultur rakyat Indonesia yang memosisikan rakyat hanya dalam kualitas angka mati, tetapi Indonesia akan memilih demokrasi yang sesuai dengan sejarah hukum dan lembaga sosial masyarakat Indonesia. Namun, gagasan dan nalar dasar zaken konstitusi itu dicampakkan begitu saja oleh sekelompok komponen bangsa yang terbakar euforia reformasi yang waktu itu mengendalikan MPR. Tanpa penyelidikan mendalam dan pemahaman sahih atas sejarah hukum dan lembaga sosial masyarakat, mereka mendorong MPR mengusung empat amendemen UUD 1945 yang mencampakkan gagasan dan nalar zaken konstitusi tersebut. Konsekuensinya, Indonesia pada era Reformasi sekarang berada dalam sistem pemerintahan yang tak berarah seraya tidak berbasis pada sejarah hukum dan lembaga sosial masyarakat. Moral politicking Dampaknya, negara Indonesia saat ini dikendalikan oleh para anggota DPR yang hanya memiliki moral dan milieu politicking, anggota DPR yang berperilaku sebagai pedagang kebijakan legislasi, yang tidak memahami spirit UUD 1945 sebagai zaken konstitusi. Dengan anggota DPR yang demikian itulah, Jokowi-JK harus berhadapan dan berpacu untuk mewujudkan Nawa Cita selama lima tahun ke depan. Dengan demikian, adalah suatu keniscayaan jika langkah dan kiprah pemerintahan Jokowi-JK harus mendaki bukit terjal yang berbatu padas. Dalam konteks demikian, dapat diprediksi bahwa sinergi pemerintahan Jokowi-JK dengan DPR akan senantiasa fluktuatif. Distribusi pos kabinet dalam kerangka koalisi belum tentu mampu menjamin terwujudnya pemerintahan yang stabil. Karena itu, Jokowi-JK harus mencari pilar tambahan yang akan mengukuhkan pemerintahannya. Pilar tambahan itu dapat digali dari sumber daya kultural bangsa Indonesia yang masih berada dalam lingkungan kultur kepemimpinan karismatik. Rakyat Indonesia masih kental menghormati wibawa para tokohnya. Di antara para tokoh negara yang memegang simpul karisma adalah para mantan presiden dan wakil presiden. Dalam prisma demikian, cukup bijak dan piawai apabila Jokowi-JK menyatukan para mantan presiden dan wakil presiden dalam suatu forum yang disebut Dewan Presiden. Dari forum Dewan Presiden tersebut, Jokowi-JK dapat memetik karisma dan hikmah kepemimpinan seraya memahami pengalaman teknokratis sebagai modal membangun dan mengelola Indonesia lima tahun mendatang. Pemikiran dan pengalaman Dewan Presiden yang merupakan tokoh-tokoh utama dalam mengelola Indonesia secara akademis merupakan sumber pengetahuan primer yang dapat menjadi substitusi Garis-garis Besar Haluan Negara yang pernah ada sebagai garis kontinum prismatik dalam membangun Indonesia.
BAHRUL I LMI YAKUP Ketua Asosiasi Advokat Konstitusi; Advokat dan Konsultan Hukum BUMN; Ketua Pusat Kajian BUMN
Pertumbuhan Dua Digit
Oleh: Gustav F Papanek
Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla punya dua pilihan skenario kebijakan ekonomi. Pertama, skenario bisnis seperti biasa dengan sekadar melanjutkan kebijakan ekonomi yang ada saat ini. Kedua, memilih skenario merebut peluang meraih mimpi pertumbuhan dua digit. Skenario pertama hanya memberi peluang penciptaan kurang dari 1 juta lapangan kerja baru per tahun. Pilihan ini kemungkinan juga hanya menghadirkan pertumbuhan pendapatan nasional 5 persen, bahkan kurang, per tahun. Padahal, dua juta angkatan kerja baru tumbuh setiap tahun di Indonesia. Artinya, dengan skenario ini, 1 juta lebih tenaga kerja baru hanya bisa bekerja di lapangan kerja tidak layak, dengan produktivitas rendah, bahkan cenderung sebagai pengangguran. Skenario kedua berbeda. Lewat skenario ini, Indonesia berpeluang menciptakan 4 juta lapangan kerja berkualitas setiap tahun. Pertumbuhan ekonomi akan mencapai 10 persen pada 2019, dan 10 juta keluarga miskin akan beralih status sebagai kelas menengah. Pilihan kedua ini merupakan peluang yang hanya ada sekali dalam seabad. Peluang ini hadir tidak terlepas dari situasi ekonomi di Tiongkok. Negara yang telah mendominasi pasar manufaktur dunia dalam beberapa dekade terakhir itu kini daya saingnya kian merosot. Lima tahun ke depan, negara-negara lainsebagian besar Asiaakan mengambil pangsa pasar ekspor manufaktur Tiongkok. Strategi merebut peluang Dalam buku Pilihan Ekonomi yang Dihadapi Presiden Baru, Dr Raden Pardede, Profesor Suahasil Nazara, dan saya mencoba menggambarkan secara detail kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk membawa ekonomi negeri ini menuju pertumbuhan dan produktivitas yang tinggi. Buku ini dipublikasikan oleh Pusat Transformasi Kebijakan Publik dan secara bebas dapat dibaca melalui www.transformasi.org. Dalam buku itu, kami mengalkulasi, ekspor manufaktur Indonesia akan meningkat sekitar 110 miliar dollar AS jika negara ini dapat mengambil 7 persen saja pangsa pasar manufaktur padat karya Tiongkok hingga lima tahun ke depan. Bertumbuhnya ekspor dan industri pengganti impor, yang dikombinasikan dengan meningkatnya permintaan domestik, akan menciptakan 21 juta lapangan kerja yang layak dan produktif seiring berakhirnya masa jabatan presiden pada 2019. Hal itu berimbas pada meningkatnya ketersediaan lapangan kerja untuk warga berpendidikan rendah dan peningkatan penghasilan penduduk miskin. Berita baik untuk Indonesia: kondisi para kompetitor pun tak sempurna. Mereka punya keuntungan dalam beberapa hal, tetapi bermasalah dalam hal-hal lain. Indonesia tidak harus memangkas seluruh biaya yang ada untuk meningkatkan daya saingnya. Karena itu, pengambil kebijakan negeri ini dapat fokus pada upaya penyesuaian biaya-biaya tertentu saja yang memberikan keuntungan terbesar. Sebagai contoh, biaya logistik Indonesia tergolong tinggi karena tertundanya perbaikan infrastruktur utama. Karena itu, pemerintah mestinya fokus pada upaya perbaikan jalan dan pelabuhan serta menyediakan pasokan listrik memadai guna meningkatkan daya saing. Terkait dengan upaya penyediaan infrastruktur yang baik, peningkatan investasi publik untuk pembangunan infrastruktur nasional sangat diperlukan. Salah satu upaya penting agar dana publik tersedia secara cukup untuk saat ini adalah keputusan yang tegas dan berani guna memangkas subsidi bahan bakar minyak (BBM). Reformasi perpajakan menjadi langkah penting berikutnya untuk meningkatkan penerimaan negara. Investasi publik diprioritaskan ke daerah-daerah yang sukses menarik minat investasi baru di sektor manufaktur sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang cepat dan besar, yang kemudian dapat digunakan untuk membangun infrastruktur di daerah-daerah lain. Kebutuhan akan infrastruktur sangat besar. Pemerintah tidak mungkin memenuhi semua kebutuhan tersebut. Keterlibatan modal dan keahlian swasta pun sangat diperlukan. Sistem bagi hasil dengan sektor swasta, seperti dalam industri minyak, dapat diaplikasikan dalam pembangunan dan operasional sejumlah infrastruktur publik. Rekomendasi lain, termasuk menawarkan kepada perusahaan swasta peluang membangun infrastruktur dengan kompensasi keringanan pajak. Mengonversi BBM kendaraan komersial ke gas alam guna mengurangi biaya transportasi juga sangat penting. Manufaktur padat karya Indonesia juga harus mengurangi ongkos tenaga kerja agar perusahaan dapat berkompetisi dalam pasar dunia untuk kemudian meningkatkan penghasilan tenaga kerja. Devaluasi nilai tukar mata uang merupakan cara ampuh mengurangi biaya tenaga kerja dan biaya domestik lainnya bagi para eksportir. Inflasi yang muncul akibat devaluasi dapat diatasi dengan menstabilkan harga makanan pokok untuk 40 persen penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan. Kami juga merekomendasikan sebuah program yang menjamin lapangan kerja dan penghasilan untuk tenaga kerja di sektor pertanian selama musim paceklik atau saat bencana alam. Program tersebut tak hanya memberikan lapangan kerja, tetapi juga secara efisien dapat memberi keuntungan kembali bagi daerah berupa terbangunnya infrastruktur serta memberi kontribusi signifikan untuk jaring pengaman sosial. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih banyak dipengaruhi ledakan harga komoditas di pasar global, terutama sumber daya alam. Hal yang sama akan sulit terulang. Karena itu, jika Indonesia tidak mendongkrak daya saingnya dalam pengembangan industri manufaktur berbasis padat karya, pendapatan ekspor akan tersendat, permintaan domestik akan melemah karena lambannya pertumbuhan. Memperkuat daya saing di pasar manufaktur dunia menjadi pilihan terbaik bagi pemerintah baru ke depan untuk meraih pertumbuhan dua digit. Langkah tersebut memerlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, pelaku bisnis, dan gerakan buruh. Dengan cara itu, era baru tak mustahil dihadirkan, yaitu era kesejahteraan bersama.
GUSTAV F PAPANEK Profesor Emeritus Bidang Ekonomi, Universitas Boston, AS
Setelah Heboh 4 x 6 Vs 6 x 4
Oleh: Hendra Gunawan
ADA kejadian luar biasa di negeri kita pada September 2014 ini. Tiba-tiba orang Indonesia ramai berbicara tentang soal matematika walau yang menjadi topik pembicaraan hanya seputar 4 x 6 atau 6 x 4. Pada mulanya siswa kelas II sekolah dasar diminta mengerjakan sejumlah soal penjumlahan berulang oleh gurunya. Siswa diminta menuliskan penjumlahan berulang tersebut sebagai bentuk perkalian terlebih dahulu sebelum menuliskan jawabannya. Seorang siswa menulis: 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 4 x 6 = 24. Oleh gurunya, ia pun disalahkan. Gurunya menulis bahwa penjumlahan berulang tersebut seharusnya adalah 6 x 4, bukan 4 x 6. Kakak sang siswa protes dan mengunggah lembar jawaban adiknya yang telah diperiksa oleh guru tersebut ke media sosial. Indonesia pun ramailah. Bahkan, di tengah riuhnya soal pilkada lewat DPRD, anggota DPR pun turut bicara. Seru! Beberapa isu Memang ada beberapa isu dalam kasus di atas. Pertama, apa arti tanda = (baca: sama dengan) dalam konteks ini. Ketika guru menyalahkan jawaban anak tersebut, ia sesungguhnya sedang menerapkan arti = yang khas dalam matematika, yaitu = yang dinobatkan atau didefinisikan, bukan = yang merupakan fakta atau konsekuensi dari asumsi-asumsi sebelumnya. Sebagai contoh, dalam kalimat: jika n = 1, maka n2 = 1, tanda = yang pertama berbeda artinya dari tanda = yang kedua. Sebagai bilangan kardinal (yang menyatakan banyaknya sesuatu), 4 + 4 = 8 = 10 2. Kesamaan di sini bukan definisi. Demikian juga 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 4 x 6 = 24. Akan tetapi, dalam kasus di atas, sang guru menuntut siswanya menjawab 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 6 x 4 = 24. Perhatikan bahwa tanda = yang pertama dalam hal ini merupakan = yang didefinisikan. (Dapat diduga bahwa sebelumnya guru tersebut telah mendefinisikan perkalian dua bilangan bulat positif sebagai penjumlahan berulang, atau sebaliknya: penjumlahan berulang sebagai perkalian.) Bagi siswa kelas II SD, ini tentu merupakan isu besar. Saya pun bertanya: apakah anak kelas II SD sudah cukup matang untuk diajak bermain dengan definisi? Menurut saya, belumlah waktunya bagi guru menuntut siswa bekerja dengan definisi (yang ketat pula). Apalagi meminta siswa menuliskan kalimat matematika yang mengandung dua tanda = yang berbeda artinya! Yang namanya definisi itu kesepakatan. Bijakkah guru, seorang manusia dewasa yang sudah bisa berpikir abstrak, mengajak siswa kelas II SD, yang masih berpikir dalam tahap konkret, bersepakat tentang sesuatu yang baru akan mereka pelajari? Rasanya tidak. Lagi pula, dalam matematika, definisi tidak harus unik. Beberapa definisi yang setara bisa dibuat untuk satu hal yang sama. Mengapa memaksakan satu versi definisi? Isu kedua berkenaan dengan penyajian soal. Penjumlahan berulang memang diajarkan lebih dulu daripada perkalian. Namun, soal di atas jelas memperlihatkan, perkalian hanya dianggap sebagai singkatan dari penjumlahan berulang. Bahkan, kita bisa mempertanyakan, andaikan siswa menulis 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 6 x 4 (sebagai definisi), bagaimana kemudian ia tahu bahwa 6 x 4 = 24 (sebagai fakta)? Pada hemat saya, urutannya yang lebih bisa diterima adalah 6 x 4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 24. Ini pun dengan catatan bahwa ada dua tanda = yang berbeda artinya dalam kalimat ini. Bagaimana sebaiknya? Jadi bagaimana sebetulnya, atau katakanlah sebaiknya? Penjumlahan berulang sebetulnya bisa dipandang sebagai metode atau cara untuk menyelesaikan masalah perkalian. Karena itulah, sebelum siswa belajar perkalian, penjumlahan berulang diperkenalkan terlebih dahulu. Tujuannya, ketika siswa belajar perkalian, senjata untuk menyelesaikannya sudah ada. Ingat bagaimana siswa kelas I SD belajar penjumlahan. Sebelumnya siswa belajar menghitung maju lebih dulu. Budi memiliki 5 butir kelereng. Pada hari ulang tahunnya ayahnya memberi ia 10 butir kelereng baru. Berapa banyakkah kelereng Budi kemudian? Jawabannya tentu 15. Namun, bagaimana jawaban ini diperoleh? Siswa menghitung maju, 5 di kepala, 10 di tangan. Masih ingat, bukan? Namun, ada cara kedua, yang lebih efisien, 10 di kepala, 5 di tangan. Dengan cara pertama, siswa menulis: 5 + 10 = 15. Dengan cara kedua, siswa menulis: 10 + 5 = 15. Nah, untuk perkalian, guru seyogianya memulai dengan masalah perkalian, lalu meminta anak untuk menyelesaikannya dengan menggunakan penjumlahan berulang. Masalah atau soal perkalian seperti apa? Soal alami perkalian adalah soal luas daerah persegi panjang. Akan tetapi, untuk anak kelas II SD, tentu guru harus memilihkan soal yang cukup konkret bagi anak. Sebagai contoh, mintalah anak menghitung banyak ubin pada lantai, yang terdiri atas 4 baris, masing-masing baris terdiri atas 6 ubin. Bagaimana anak menghitungnya? Ingat, anak sudah diajarkan penjumlahan berulang sebelumnya. Dalam hal ini, anak bisa menghitungnya baris per baris: 6 + 6 + 6 + 6 = 24. Akan tetapi, ini bukan satu-satunya cara. Anak juga bisa menghitung kolom per kolom: 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 24. Bahkan, anak yang belum mantap dengan penjumlahan berulang bisa juga mencacah ubin tersebut: 1 + 1 + + 1 = 24. Semuanya benar. Guru kemudian dapat memberi soal serupa, misalnya: Ada 3 baris ubin, masing-masing terdiri atas 9 ubin. Berapa ubin semuanya? Setelah cukup bermain dengan ubin, guru pindah ke papan tulis dan menulis (misalnya): Ini adalah 4 x 6. Bagaimana menghitungnya? Berdasarkan permainan dengan ubin sebelumnya, 4 x 6 dapat dihitung baris per baris sebagai 6 + 6 + 6 + 6 atau kolom per kolom sebagai 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4. Dengan cara pertama, siswa menulis: 4 x 6 = 6 + 6 + 6 + 6 = 24. Dengan cara kedua, siswa menulis: 4 x 6 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 24. Di sini tanda = bukan definisi, tetapi fakta atau konsekuensi terkait dengan cara menghitungnya. Kalau ada siswa yang bertanya, Bu, bolehkah saya anggap gambar di atas sebagai 6 x 4? Guru yang ramah akan menjawab: Mengapa tidak, Nak? Kalau kamu anggap 6 x 4, memangnya bagaimana kamu akan menghitungnya? Sama saja, bisa 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4, atau 6 + 6 + 6 + 6, ya, bukan? Soal lainnya yang juga merupakan masalah perkalian bisa diberikan. Misalnya, ada 10 kantong, masing-masing berisi 2 butir kelereng. Berapa kelereng semuanya? Ya, ini adalah masalah perkalian 10 x 2, seperti kata Prof Yohanes Surya. Akan tetapi, bagaimana menghitungnya? Bagi sebagian siswa, banyak kelereng semuanya sama dengan 2 + 2 + ... + 2 = 20. Siswa yang menjawab seperti ini mungkin membayangkan dirinya menghitung kelereng kantong per kantong. Siswa yang lain membayangkan dirinya mengeluarkan kelereng dari masing-masing kantong, lalu menjejerkannya sebagai berikut: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 * * * * * * * * * * 2 * * * * * * * * * * Kemudian ia berpikir bahwa akan lebih mudah baginya bila ia menghitung baris per baris: kelereng pertama dari masing-masing kantong berjumlah 10, demikian juga kelereng kedua. Jadi, banyak kelereng semuanya 10 + 10 = 20. Membangun pemahaman Apa yang ingin saya sampaikan melalui tulisan ini adalah: jangan terburu-buru bermain dengan definisi, apalagi dengan siswa SD kelas bawah. Untuk perkalian, gunakan penjumlahan berulang sebagai metode atau cara, bukan definisi. Ketika ia didudukkan sebagai metode atau cara, ingat prinsip bahwa sering kali ada banyak cara untuk mendapatkan satu hasil yang sama. Dengan pendekatan seperti ini, saya berharap guru pun bisa membangun pemahaman pada siswa bahwa 4 x 6 = 6 x 4. Sifat serupa juga ditemui dalam penjumlahan: 5 + 7 = 7 + 5. Akan tetapi, guru juga mesti mengingatkan bahwa tidak semua operasi bisa dibolak-balik: 4 - 2 2 - 4.
HENDRA GUNAWAN Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung