LAPORAN KASUS
A. IDENTIFIKASI
Nama
: Nurhaedah
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tanggal lahir
: 5 Disember 1962
MRS
: 28/04/2014
Rekam Medis
: 65-91-85
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Benjolan pada payudara kanan
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Sakit sedang/ gizi cukup / sadar
Status Vitalis
Tekanan Darah
: 110/70mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Pernafasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,5oC
Kepala
Konjungtiva
: Anemis (-)
Sklera
: Ikterus (-)
Bibir
Gusi
: Perdarahan (-)
Mata
pupil bulat, isokor, 2,5mm/2,5mm, RC +/+
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Sonor R=L
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
: MT(-), NT(-)
Hepar/Lien tidak teraba.
Perkusi
: Timpani
Status Lokalis
Mammae dextra
Inspeksi
Palpasi
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil
Nilai normal
WBC
6.7
4,00-10,0
RBC
3.85
4,00-6,00
HGB
11.7
12,0-16,0
HCT
36.2
37,0-48,0
PLT
287
150-400
Ureum
21
10-50
Kreatinin
0.50
L(<1,3); P(<1,1)
GOT
25
< 38
GPT
18
< 41
Na
145
136-145
4.3
3,5-5,1
Cl
105
97-111
HbSAg
Non reactive
Non reactive
USG Abdommen
- hepar : ukuran dan echo perenkim dalam batas normal. Tidak tampak
lesi lesinoduler
- pancreas, GB Lien : normal
- kedua ginjal : ukuran dan echo perenkim normal.batu (-) SOL (-)
- VU : Mukosa regular& tidak menebal. Echo batu (-), SOL (-)
- tidak tampaj pembesaran KGB
Kesan : organ organ intraabdominalis dalam batas normal. Tidak
tampak tanda- tanda metastasis pada USG abdomen ini
Sitologi (FNA)
Makroskopik :
Jaringan tumor ukuran 4.3.3 cm, putih kekuningan padar, 1c
Mikroskopik :
Sediaan jaringan tumor mamma menunjukkan sel-sel tumor inti atipik
dengan nucleoli prominen, umumnya bentuk duktus, mitosis cukup
banyak, tumbuh infiltrative ( pleomorfism 2. Mitosis 2, bentuk duktus 2)
Diagnosis :
Invasif Ductal carcinoma Mamma, moderate grade
Foto thorax AP
- Cor dan pulmo baik
- Tidak tampak tanda-tanda metastase pada foto thorax ini
E. RESUME
Perempuan usia 64 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan tumor pada
mamma, sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Tumor baru dirasakan
setelah membesar seperti telur ayam. Tidak dirasakan nyeri tekan pada daerah
benjolan. Pertama, pasien ke Rumah Sakit Umum Daerah Andi Djemma
Masamba untuk mendapatkan rawatan. Disana pasien dibiopsy dan hasilnya
adalah invasive ductal carcinoma mamma, moderate grade. Kemudian pasien
di rujuk ke Rumah Sakit Wahidin. BAB: Biasa,kuning. BAK: lancar, kuning.
Riwayat batuk lama tidak ada, riwayat haid kali pertama pada umur 12 tahun,
riwayat haid teratur, riwayat haid terakhir umur 48 tahun, riwayat bernikah
ada, riwayat melahirkan ada, riwayat keluarga dengan penyakit sama ada.
Pemeriksaan Fisis :
Status Generalis
Sakit sedang/ gizi cukup / sadar
Status Vitalis
Tekanan Darah
: 110/70mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Pernafasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,5oC
Status Lokalis
Mammae dextra
Inspeksi
Palpasi
DIAGNOSIS KERJA
Ca mamma Dextra, cT1N0M0
F. PENATALAKSANAAN
Modified redical mastectomy.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
Pendahuluan.
Kanker payudara adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum
wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara namun kemungkinannya
lebih kecil yaitu 1 dari 1000 orang. Secara statistik resiko kanker payudara pada
wanita meningkat pada nullipara, menarche dini, menopause terlambat, dan pada
wanita yang mengalami kehamilan anak pertama di atas usia 30 tahun. Sebanyak
<1%, kanker payudara terjadi pada usia <25tahun, dan insiden meningkat cepat pada
usia >39tahun. Insiden tertinggi dijumpai pada usia 45-50tahun.
Angka kelangsungan hidup penderita kanker payudara yang hidup di
negara maju memiliki insidensi yang tinggi dan prognosis yang baik. Sedangkan di
negara berkembang, insidensi kanker payudara lebih rendah tetapi memiliki
prognosis yang buruk. Angka kelangsungan hidup berkaitan dengan deteksi dan
diagnosis dini sehingga dapat dilakukan terapi yang lebih baik dalam menurunkan
mortalitas, dengan demikian, deteksi dini dan penanganan yang efektif dianggap
merupakan hal yang paling penting untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas
akibat kanker payudara.
Insidensi kanker payudara di Indonesia masih rendah. Angka kejadian
disesuaikan dengan umur (menurut populasi dunia)3 di Semarang Jawa Tengah
adalah 18,6 per 100.000 penduduk pada 1985-19895 dibandingkan dengan negara
barat dimana insidensi kanker payudara pada 1985 adalah lebih dari 50%. Kanker
payudara menduduki peringkat ke-2 di Indonesia setelah kanker cervix.
Mayoritas dari lesi yang terjadi pada mammae adalah benigna. Hampir 40%
dari pasien yang mengunjungi poliklinik dengan keluhan pada mammae mempunyai
lesi jinak. Perhatian yang lebih sering diberikan pada lesi maligna karena kanker
payudara merupakan lesi maligna yang paling sering terjadi pada wanita di negara
barat walaupun sebenarnya insidens lesi benigna payudara adalah lebih tinggi
berbanding lesi maligna. Penggunaan mammografi, Ultrasound , Magnetic
Resonance Imaging dan juga biopsi payudara dapat membantu dalam menegakkan
diagnosis lesi benigna pada mayoritas dari pasien.
7
II.
Anatomi
Mammae adalah kelenjar kulit
serta
lateral
Kompleks
linea
mid-
nipple-areola
dari 10 sampai 90) buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan
vena brakialis.
Kelenjar limfe regional dibagi atas :
1. Aksila (ipsilateral) : kelenjar
interpektoral
(Rotters)
dan
hubungannya
muskulus
pektoralis
minor :
a. Tahap I (low-axilla) : kelenjar
limfa
terletak
muskulus
lateral
pektoralis
dari
minor,
dari
muskulus
lelenjar
limfa
sentral
dan
interpektoral.
c. Tahap III (apical axilla) : kelenjar limfa terletak medial atau batasan atas dari
muskulus pektoralis minor, terdiri dari kelompok lelenjar limfa subklavikular.
2. Mammaria interna (ipsilateral) : kelenjar limf pada sela iga sepanjang sternum
pada
fasia
endothorasik.
beberapa saraf lagi yang perlu diingat sehubung dengan penyulit paralisis dan mati
rasa pasca bedah, yakni nervus interkostobrakialis, nervus kutaneus brakialis
medialis yang mengurus sensibilitas daerah aksila dan bagian medial lengan atas.
Pada diseksi aksila, saraf ini sukar disingkirkan sehingga sering terjadi mati rasa
pada daerah tersebut. Saraf nervus pektoralis yang menginervasi muskulus pektoralis
mayor dan minor, nervus torakodorsalis yang menginervasi muskulus latissimus
dorsi, dan nervus torakalis longus yang menginervasi muskulus serratus anterior
sedapat mungkin dipertahankan pada mastektomi dengan diseksi aksila.
III.
Fisiologi
saat menstruasi
2.
3.
4.
10
b.
Tetap dalam posisi berdiri, gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara
kanan dengan cara merabanya, dan sebaliknya untuk payudara kiri. Angkat
tangan kiri Anda. Gunakan tiga atau empat empat jari tangan kanan untuk
merasakan payudara sebelah kiri dengan teliti dan menyeluruh. Dimulai dari
ujung bagian luar, tekan dengan bagian jari-jari yang pipih dalam gerakan
melingkar kecil, bergerak perlahan-lahan di sekitar payudara. Anda dapat
memulai pada bagian ujung luar payudara dan secara perlahan-lahan
bergerak ke bagian puting, atau sebaliknya. Yakinlah untuk meraba semua
bagian payudara dan termasuk daerah sekitar payudara dan ketiak, termasuk
bagian ketiak itu sendiri.
11
c.
Dekap tangan Anda di belakang kepala dan tekan tangan Anda ke depan.
Kemudian, tekan tangan Anda erat pada pinggul dan sedikit menunduk ke
depan cermin ketika Anda menarik punggung dan sikut ke depan. Ini akan
melengkapi bagian pemeriksaan payudara di depan cermin.
d.
e.
f.
Lakukan hal serupa pada payudara sebelah kiri, yaitu dengan meletakkan
tangan kiri di bawah kepala, lalu gunakan tangan kanan untuk memeriksa
payudara sebelah kiri. Bila Anda mendapati adanya kejanggalan, segeralah
periksakan diri ke dokter.
12
Jenis tes yang baru menyertakan juga tes gen HER2 (human epidermal
growth factor receptor-2) untuk tumor. Gen ini berhubungan dengan pertumbuhan
sel kanker yang agresif. Pasien dikatakan HER2-positif jika pada tumor ditemukan
HER2 dalam jumlah besar. Kanker dengan HER2-positif dikenal sebagai bentuk
agresif dari kanker payudara dan memiliki perkiraan perjalanan penyakit yang lebih
buruk dari pada pasien dengan HER2-negatif. Diperkirakan satu dari empat sampai
lima pasien dengan kanker payudara tahap akhir memiliki HER2-positif.
Age 20-39
> 40
BSE
Monthly
Monthly
Clinc Breast Ex
Ev 3 years
Annualy
Mammography
None
Annualy
13
V. KLASIFIKASI
Untuk klasifikasi kanker payudara kita gunakan sistem TNM, TNM merupakan
singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor, "N" yaitu node atau kelenjar
getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor
T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah
operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara,
penilaian TNM sebagai berikut:
Stadium 0: T0 N0 M0
Stadium I: T1 N0 M0
14
Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
VI. HISTOPATOLOGIS
1. Carcinoma In Situ
Penyakit Paget
Paget disease of the nipple adalah invasi dermis papilla mammae oleh
carcinoma ductal, berupa suatu lesi kronis pada areola dan nipple dengan erupsi
eczematoid, krusta, bersisik, dan hiperemis. Tumor primernya dapat tidak teraba
pada palpasi dan erosi atau krusta sering terkacaukan dengan dermatitis. Angka
kejadiannya adalah sekitar 2 % dari seluruh Ca mammae dan hampir selalu
timbul bersama-sama dengan Ca ductal atau invasive. Gejalanya berupa nyeri,
gatal, panas dan kadang berdarah. Penting sekali untuk dilakukan biopsi papilla
mammae. Penyakit paget harus diterapi sebagai carcinoma ductal invasive,
biasanya masih pada stadium 1.
Carcinoma Medullare
Sekitar 3-5 % keganasan mammae, neoplasma ini dianggap berasal dari
ductus yang besar dan ditandai oleh penampilan makroskopik hemorrhagic yang
lunak. Biasanya mobile dan terletak profunda di dalam mammae. Saat diagnosis,
kulit sering tertarik diatas massa sferis besar yang berdiameter lebih dari 3 cm.
Riwayat progresifitas lambat, walaupun tumor dapat membesar dengan cepat,
sekunder terhadap perdarahan atau nekrosis. Hanya kurang dari 20 % kasus Ca
medullare ini yang timbul bilateral dan kurang dari 10 % yang mengandung
16
Comedo carcinoma
Salah satu bentuk Ca invasif yang berasal dari ductus, sekitar 5-10 % dari
pasta
yang
dapat
dikeluarkan
dari
permukaan
neoplasma.
gelatin yang menjadi bagian utama carcinoma ini. Angka kejadiannya sekitar 2
% dari seluruh Ca mammae. Neoplasma jenis ini mempunyai potensi
pertumbuhan yang lambat dengan metastasis lanjut. Survival rate 5 dan 10
tahunnya masing-masing 73 % dan 59 %. Secara makroskopik tumor ini
berbatas tegas tetapi tidak berkapsul. Bila dipotong, benang materi mukoid
melekat pada scalpel.
Papillary carcinoma
Angka kejadiannya kurang dari 2 % dari seluruh Ca mammae, sering
ditemukan pada usia 70-an, dan mempunyai 5 year survival rate terbaik. Lesi
biasanya kecil, jarang melebihi 2-3 cm dan berbatas tegas. Dapat timbul
nekrosis, perdarahan sentral, dan menghasilkan sekret yang keluar dari papilla.
Tubular carcinoma
Merupakan suatu lesi yang berasal dari ductus, berdiferensiasi baik, yang
penyakit fibrokistik mammae dan harus dibedakan dari hyperplasia atipik fokal.
Survival rate-nya mendekati 100 %.
VII. TERAPI
Stadium I, II, III awal (stadium operable) sifat pengobatan adalah kuratif.
Pengobatan pada stadium I, II dan IIIa adalah operasi primer, terapi lainnya bersifat
adjuvant. Untuk stadium I dan II pengobatannya adalah radikal mastectomy atau
modified radikal mastectomy dengan atau tanpa radiasi dan sitostatika adjuvant.
Stadium IIIa terapinya adalah simple mastectomy dengan radiasi dan sitostatika
adjuvant. Stadium IIIb dan IV sifat pengobatannya adalah paliatif, yaitu terutama
untuk mengurangi penderitaan dan memperbaiki kualitas hidup. Untuk stadium IIIb
atau yang dinamakan locally advanced pengobatan utama adalah radiasi dan dapat
diikuti oleh modalitas lain yaitu hormonal terapi dan sitostatika. Stadium IV
pengobatan primer adalah yang bersifat sistemik yaitu hormonal dan khemoterapi.
18
Prosedur ini paling banyak digunakan, terdapat 2 bentuk prosedur yang biasa
digunakan oleh para ahli bedah.
B. Total Mastectomy
Total mastectomy kadang disebut juga dengan simple mastectomy yang
mencakup operasi pengangkatan seluruh mammae, axillary tail dan fascia
pectoralis. Total mastectomy tidak mencakup diseksi axilla dan sering
dikombinasi dengan terapi radiasi post operasi. Prosedur ini didasarkan pada teori
bahwa KGB merupakan sumber suatu barrier terhadap sel-sel Ca mammae dan
seharusnya tidak diangkat, juga ada alasan bahwa terapi radiasi akan dapat
menahan penyebaran sel-sel ganas sebagai akibat trauma operasi.
19
C. Segmental Mastectomy
Berdasarkan cara operasinya, prosedur ini dibagi dalam 3 cara:
Eksisi terbatas hanya mengangkat seluruh tumornya saja. Cara ini tidak
dianjurkan untuk Ca mammae
Eksisi seluruh tumor beserta jaringan mammae yang melekat pada tumor
untuk meyakinkan batas jaringan bebas tumor.
pasien dengan tumor yang kecil (<4cm atau dalam beberapa kasus <2 cm).
Mastectomy segmental harus dilanjutkan dengan terapi radiasi karena tanpa
radiasi resiko kekambuhannya tinggi.
D. Hormonal terapi
30-40 % Ca mammae adalah hormon dependen. Pada kanker payudara
dengan reseptor estrogen positif stadium awal, terapi hormonal berperan penting
dalam terapi adjuvant, sebagai terapi tunggal maupun kombinasi dengan
kemoterapi. Pada kanker payudara dengan estrogen dan progesterone reseptor,
sekitar 77% memberikan respon yang positif terhadap terapi hormonal. Untuk
wanita premenopause terapi hormonal berupa terapi ablasi yaitu bilateral
oophorectomy. Untuk post menopause terapinya berupa pemberian obat anti
esterogen, dan untuk 1-5 tahun menopause jenis terapi tergantung dari aktivitas
efek esterogen. Efek esterogen positif dilakukan terapi ablasi, efek esterogen
negative dilakukan pemberian obat-obatan anti esterogen Indikasi pemberian
terapi hormonal adalah bila penyakit menjadi sistemik akibat metastasis jauh.
Biasanya bersifat paliatif dan diberikan sebelum kemoterapi.. Terapi hormonal
berfungsi menrunkan kemampuan estrogen untuk merangsang mikrometastasis
atau sel kanker dorman.
a) Tamoxifen
Tamoxifen merupakan selective estrogen receptor modulator
(SERM), yang mengikat dan menghambat reseptor estrogen di
20
mengubah
hormon-hormon
steroid
menjadi
estrogen.
21
22
E. Chemoterapy
Terapi ini bersifat sistemik dan bekerja pada tingkat sel. Terutama diberikan
pada Ca mammae yang sudah lanjut, bersifat paliatif, tapi dapat pula diberikan
pada Ca mammae yang sudah dilakukan mastectomy bersifat terapi adjuvant.
Biasanya diberikan kombinasi CMF (Cyclophosphamide, Methotrexate,
Fluorouracil).
Kemoterapi dan obat penghambat hormon seringkali diberikan segera setelah
pembedahan dan dilanjutkan selama beberapa bulan atau tahun. Pengobatan ini
menunda kembalinya kanker dan memperpanjang angka harapan hidup
penderita. Pemberian beberapa jenis kemoterapi lebih efektif dibandingkan
dengan kemoterapi tunggal. Tetapi tanpa pembedahan maupun penyinaran, obatobat tersebut tidak dapat menyembuhkan kanker payudara.
Efek samping dari kemoterapi bisa berupa mual, lelah, muntah, luka terbuka
di mulut yang menimbulkan nyeri atau kerontokan rambut yang sifatnya
sementara. Pada saat ini muntah relatif jarang terjadi karena adanya obat
ondansetron. Tanpa ondansetron, penderita akan muntah sebanyak 1-6 kali
selama 1-3 hari setelah kemoterapi. Berat dan lamanya muntah bervariasi,
tergantung kepada jenis kemoterapi yang digunakan dan penderita. Selama
beberapa bulan, penderita juga menjadi lebih peka terhadap infeksi dan
perdarahan. Tetapi pada akhirnya efek samping tersebut akan menghilang.
Tamoxifen adalah obat penghambat hormon yang bisa diberikan sebagai
terapi lanjutan setelah pembedahan. Tamoxifen secara kimia berhubungan
dengan estrogen dan memiliki beberapa efek yang sama dengan terapisulih
hormon (misalnya mengurangi risiko terjadinya osteoporosis dan penyakit
jantung serta meningkatkan risiko terjadinya kanker rahim). Tetapi tamoxifen
tidak mengurangi hot flashes ataupun merubah kekeringan vagina akibat
menopause.
23
Penderita yang tidak menunjukkan tanda-tanda kanker selama lebih dari 2 tahun
setelah terdiagnosis
Obat tersebut sangat efektif jika diberikan kepada penderita yang berusia 40
tahun dan masih mengalami menstruasi serta menghasilkan estrogen dalam
jumlah besar atau kepada penderita yang 5 tahun lalu mengalami menopause.
Tamoxifen memiliki sedikit efek samping sehngga merupakan obat pilihan
pertama. Selain itu, untuk menghentikan pembentukan estrogen bisa dilakukan
pembedahan untuk mengangkat ovarium (indung telur) atau terapi penyinaran
untuk menghancurkan ovarium.
Jika kanker mulai menyebar kembali berbulan-bulan atau bertahun-tahun
setelah pemberian obat penghambat hormon, maka digunakan obat penghambat
hormon yang lain.
Aminoglutetimid adalah obat penghambat hormon yang banyak digunakan
untuk mengatasi rasa nyeri akibat kanker di dalam tulang. Hydrocortisone (suatu
hormon steroid) biasanya diberikan pada saat yang bersamaan, karena
aminoglutetimid menekan pembentukan hydrocortisone alami oleh tubuh.
F. Neoadjuvant chemoterapy
Kemoterapi yang diberikan sebelum tindakan bedah ataupun terapi radiasi.
Dengan adanya terapi ini, maka ahli bedah dapat melakukan terapi bedah
konservatif pada Ca mammae stadium lanjut. Tujuan dari terapi ini adalah untuk
menyusutkan tumor yang besar sehingga dapat dilakukan bedah konservatif
untuk mengangkat tumor Tindakan bedah konservatif adalah yang dikenal
dengan nama Breast Conserving Treatment yaitu tindakan bedah dengan hanya
mengangkat tumor yang diikuti diseksi axilla dan radiasi kuratif.
24
Sentinel lymph nodes adalah nodi limfe yang pertama kali dicapai oleh sel
kanker yang bermetastasis pada Ca mammae. Sentinel lymph nodes biopsy
adalah prosedur diagnosis terbaru yang digunakan untuk mengetahui apakah
sudah terdapat metastasis Ca mamme ke kelenjar limfe axilla. sel tumor, maka
selanjutnya tidak perlu lagi mengangkat kelenjar limfe lainnya yang terdapat
pada daerah axilla.
H. Radiation therapy
Diberikan secara teratur selama beberapa minggu setelah dilakukan
lumpectomy atau partial mastectomy dengan tujuan untuk membunuh sel tumor
yang tersisa yang terdapat di dekat area tumor. Radiasi dilakukan tergantung dari
besar tumor, jumlah KGB axilla yang terkena. Kadang terapi radiasi diberikan
sebelum tindakan bedah untuk menyusutkan ukuran tumor yang besar sehingga
mudah untuk diangkat.
Terapi radiasi sangat efektif mengurangi terjadinya rekurensi Ca mammae
pada kedua mammae dan dinding thorax. Tipe terapi radiasi yang paling banyak
digunakan untuk Ca mammae adalah terapi radiasi yang diberikan dari sumber
yang berada diluar tubuh yang dikenal dengan nama external-beam radiation
therapy. Terapi radiasi juga dapat diberikan dengan cara menanamkan pil ke
dalam area tumor (internal radiation therapy).
25