Anda di halaman 1dari 1

I.

PENDAHULUAN

Glossitis merupakan suatu kelainan pada permukaan lidah berupa daerah kemerahan, tidak
berpapila dengan penipisan epitel dorsal lidah, biasanya dikelilingi zona sempit dari papila yang
beregenerasi, berwarna lebih putih dari daerah yang dikelilinginya. Penyebabnya tidak diketahui,
tetapi diperkirakan stress emosional, defisiensi nutrisi dan herediter. Keadaan itu biasanya
terbatas pada dorsal dan tepi-tepi lateral dua pertiga anterior lidah dan hanya mengenai papilla
filiformis sedang papilla fungiformis tetap baik (Langlais, 2000).
Lidah geografik ditandai dengan bercak-bercak gundul merah muda sampai merah, tunggal
atau multiple dari papilla filiformis yang dibatasi atau tidak dibatasi oleh pinggiran putih yang
menimbul. Dapat disertai dengan peradangan merah di tepi lesinya. Lesi dapat berpindah dari
suatu daerah ke daerah lain dan berubah pola secara terus menerus (Langlais, 2000).
Glossitis, atau yang biasa disebut lidah geografik, adalah umum dan mengenai kira-kira 1-2%
penduduk. Paling sering mengenai wanita dan orang-orang dewasa usia muda sampai
pertengahan. Keadaan tersebut dapat timbul tiba-tiba dan menetap selama berbulan-bulan atau
bertahun-tahun. Terlihat hilang spontan dan kambuh kembali (Langlais, 2000).
Suatu penelitian yang luas di Israel menunjukkan adanya penyakit lain yang terjadi bersamasama dengan lidah geografik yaitu dermatitis seboroik dan bronchitis spasmodic pada anak-anak
di bawah umur 2 tahun. Studi di Australia menyatakan bahwa lidah geografik adalah gejala
umum pada penderita yang mempunyai kecenderungan penyakit peradangan akut rekurens pada
permukaan yang berhubungan dengan lingkungan luar (missal asma atau rhinitis), penyakit
atopik ataupun tidak. Suatu seri foto menunjukkan suatu kecenderungan bagi pelajar yang
menderita lidah geografik akan mengalami lesi yang lebih parah apabila mereka mengalami
stress emosi daripada mereka dalam keadaan tenang. Di antara penderita psikiatri terdapat
prevalensi lidah geografik 6 kali lebih tinggi pada mereka yang menderita gangguan jiwa
daripada di antara para pelajar (Pindborg, 2009).
Kita perlu mengetahui lebih lanjut mengenai glossitis dari definisi, etiologi, epidemiologi,
pathogenesis dan patofisiologi, penegakan diagnosis, tata laksana agar dapat menangani kasus
yang serupa, serta mengetahui penyakit yang menyertai glossitis agar tidak asing dengan
penyakit ini dan dapat memberikan pengobatan yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai