Anda di halaman 1dari 8

ANATOMI FISIOLOGI LIDAH MANUSIA

Kebanyakan neuron mengirimkan sinyal melalui akson, walaupun beberapa jenis mampu
melakukan komunikasi dendrit ke dendrit. (faktanya, jenis-jenis neuron disebut sel amakrin tidak
memiliki akson, dan berkomunikasi hanya melalui dendrit mereka.) Sinyal neural berpropagasi
sepanjang sebuah akson dalam bentuk gelombang elektrokimia yang disebut potensial aksi,
yang menghasilkan sinyal sel ke sel di tempat terminal akson membentuk kontak sinaptik
dengan sel lain.[31]
Sinaps dapat berupa elektrik atau kimia. Sinaps elektrik membuat hubungan elektrik langsung di
antara neuron-neuron,[32] tetapi sinaps kimia lebih umum, dan lebih beragam dalam fungsi.[33] Di
sebuah sinaps kimia, sel mengirimkan sinyal yang disebut presinaptik, dan sel yang menerima
sinyal disebut postsinaptik. Baik presinaptik dan postsinaptik penuh dengan mesin molekular
yang membawa proses sinyal. Daerah presinaptik mengandung sejumlah besar vessel bulat
yang sangat kecil yang disebut vesikel sinaptik, dipenuhi oleh bahan-bahan kimia
neurotransmitter.[31] Ketika terminal presinaptik terstimulasi secara elektrik, sebuah susunan
molekul yang melekat pada membran teraktivasi, dan menyebabkan isi dari vesikel dilepaskan
ke dalam celah sempit di antara membran presinaptik dan postsinaptik, yang disebut celah
sinaptik (synaptic cleft). Neurotransmitter kemudian berikatan dengan reseptor yang melekat
pada membran postsinaptik, menyebabkan neurotransmiter masuk ke dalam status
teraktivasi.[33]Tergantung pada tipe reseptor, efek yang dihasilkan pada sel postsinaptik mungkin
eksitasi, penghambatan, atau modulasi dalam berbagai cara yang lebih rumit. Contohnya,
pelepasan neurotransmitter asetilkolin pada kontak sinaptik di antara neuron motorik dan sebuah
sel otot menginduksi kontraksi cepat dari sel otot.[34] Seluruh proses transmisi sinaptik
memerlukan hanya sebuah fraksi dari sebuah milidetik, walaupun efek pada sel postsinaptik
mungkin berlangsung lebih lama (bahkan tidak terbatas, dalam kasus ketika sinyal sipatik
mengarah pada informasi sebuah jejak ingatan).[8]
Secara harfiah ada beratus-ratus jenis sinaps. Faktanya, ada lebih dari seratus neurotransmitter
yang diketahui, dan banyak di antara mereka memiliki jenis reseptor ganda.[35] Banyak sinaps
menggunakan lebih dari 1 neurotransmittersebuah pengaturan umum untuk sebuah sinaps
adalah menggunakan sebuah molekul neurotransmiter kecil yang bekerja cepat
seperti glutamat atau GABA, sejalan dengan 1 atau lebih neurotransmiter peptida yang
memainkan peran modulatoris yang lebih lambat. Ahli saraf molekular biasanya membagi
reseptor menjadi 2 kelompok besar:kanal ion berpagar kimia (chemically gated ion channels)
dan sistem pengantar pesan kedua (second messenger system). Ketika sebuah kanal ion
berpagar kimia teraktivasi, kanal tersebut akan membentuk sebuah tempat untuk dapat dilalui
yang mengizinkan jenis ion tertentu yang spesifik untuk mengalir melalui membran. Tergantung
jenis ion, efek pada sel sasaran mungkin eksitasi atau penghambatan. Ketika sebuah sistem
pengantar pesan kedua teraktivasi, sistem ini akan memulai kaskade interaksi molekular di
dalam sel sasaran, yang pada akhirnya akan memproduksi berbagai macam efek
rumit/kompleks, seperti peningkatan atau penurunan sensitivitas sel terhadap stimuli, atau
bahkan mengubah transkripsi gen.

Menurut hukum yang disebut prinsip Dale, yang hanya memiliki beberapa pengecualian, sebuah
neuron melepaskan neurotransmiter yang sama pada semua sinapsnya.[36]Walaupun demikian,
bukan berarti bahwa sebuah neuron mengeluarkan efek yang sama pada semua sasarannya,
sebab efek sebuah sinaps tergantung tidak hanya pada neurotransmitter, tetapi pada reseptor
yang diaktivasinya.[33] Karena sasaran yang berbeda dapat (dan umumnya memang)
menggunakan berbagai jenis reseptor, hal ini memungkinkan neuron untuk memiliki efek
eksitatori pada 1 set sel sasaran, efek penghambatan pada yang lain, dan efek modulasi
rumit/kompleks pada yang lain. Walaupun demikian, 2 neurotransmitter yang paling sering
digunakan, glutamat dan GABA, masing-masing memiliki efek konsisten. Glutamat memiliki
beberapa jenis reseptor yang umum ada, tetapi semuanya adalah eksitatori atau modulatori.
Dengan cara yang sama, GABA memiliki jenis reseptor yang umum ada, tetapi semuanya
adalah penghambatan.[37]Karena konsistensi ini, sel glutamanergik kerapkali disebut sebagai
"neuron eksitatori", dan sel GABAergik sebagai "neuron penghambat". Ini adalah penyimpangan
terminologi reseptornyalah yang merupakan eksitatori dan penghambat, bukan neuronnya
tetapi hal ini umum terlihat bahkan dalam publikasi ilmiah.
Satu subset sinaps yang paling penting mampu membentuk jejak ingatan dengan cara
perubahan dalam kekuatan sinaptik tergantung aktivitas yang bertahan lama.[38] Ingatan neural
yang paling dikenal adalah sebuah proses yang disebut potensiasi jangka panjang (long-term
potentiation, disingkat LTP), yang beroperasi pada sinaps yang menggunakan neurotransmitter
glutamat yang bekerja pada sebuah jenis reseptor khusus yang dikenal sebagai reseptor
NMDA.[39] Reseptor NMDA memiliki sifat "assosiasi" : jika 2 sel terlibat dalam sinaps yang
terkavitasi keduanya pada kurang lebih waktu yang sama, sebuah kanal terbuka sehingga
mengizinkan kalsium untuk mengalir menuju sel sasaran.[40] Pemasukan kalsium memicu
sebuah kaskade pengantar pesan kedua yang pada akhirnya mengarah pada peningkatan
sejumlah reseptor glutamat dalam sel sasaran, sehingga meningkatkan kekuatan efektif sinaps.
Perubahan kekuatan ini dapat berlangsung beberapa minggu atau lebih panjang. Sejak
penemuan LTP pada tahun 1973, banyak jenis jejak ingatan sinaptik ditemukan, termasuk
peningkatan atau penurunan dalam kekuatan sinaptik yang diinduksi oleh berbagai kondisi, dan
berlangsung dalam berbagai periode yang beragam.[39] Pembelajaran pahala (reward learning),
contohnya, bergantung pada bentuk variasi dari LTP yang dikondisikan pada sebuah ekstra
masukan yang berasal dari jalur pensinyalan pahala (reward-signalling pathway)
menggunakan dopamin sebagai neurotransmitter.[41] Semua bentuk modifikasi sinaptik ini,
secara kolektif, menimbulkan neuroplastisitas, yaitu kemampuan sebuah sistem saraf untuk
beradaptasi pada variasi dalam lingkungan.
DEFINISI
Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron.
Neurotransmiter terbungkus oleh vesikel sinapsis, sebelum dilepaskan bertepatan dengan datangnya
potensial aksi.
Neurotransmitter dalam bentuk zat kimia bekerja sebagai penghubung antara otak ke seluruh
jaringan saraf dan pengendalian fungsi tubuh. Secara sederhana, dapat dikatakan neurotransmiter
merupakan bahasa yang digunakan neuron di otak dalam berkomunikasi. Neurotransmiter muncul
ketika ada pesan yang harus di sampaikan ke bagian-bagian lain.

Seluruh aktivitas kehidupan manusia yang berkenaan dengan otak di atur melalui tiga cara, yaitu
sinyal listrik pada neuron, zat kimiawi yang di sebut neurotransmitter dan hormon yang dilepaskan ke
dalam darah. Hampir seluruh aktivitas di otak memanfaatkan neurotransmitter.
Beberapa neurotransmiter utama, antara lain:
Asam amino: asam glutamat, asam aspartat, serina, GABA, glisina
Monoamina: dopamin, adrenalin, noradrenalin, histamin, serotonin, melatonin
Bentuk lain: asetilkolina, adenosina, anandamida, dll.
Puluhan jenis neurotransmiter yang telah teridentifikasi di bentuk melalui asupan yang berbeda.
Bahan dasar pembentuk neurotransmiter adalah asam amino.
Asam amino merupakan salah satu nutrisi otak terpenting, yang berfungsi meningkatkan
kewaspadaan, mengurangi kesalahan, dan memacu kegesitan pikiran.
Fungsi asam amino antara lain :
Penyusun protrein, termasuk enzim.
kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama vitamin ,hormon, dan
asam nukleat)
pengikat logam penting yang di perlukan dalam reaksi enzimatik (kofaktor).
Asam amino di dapatkan dari sumber-sumber protein. Kadar protein tinggi dapat ditemukan pada
makanan/minuman seperti susu, daging, telur dan keju. Sedangkan protein yang terdapat dalam
sayur-sayuran memiliki kadar terbatas.

MACAM NEUROTRANSMITER
Neurotransmiter dapat dibagi dalam beberapa macam yaitu :
1. Asetilkolin (Ach).
Fungsi asetilkolin antara lain mempengaruhi kesiagaan, kewaspadaan, dan pemusatan perhatian.
Berperan pula pada proses penyimpanan dan pemanggilan kembali ingatan, atensi dan respon
individu. Di otak, asetilkolin ditemukan pada cerebral cortex, hippocampus (terlibat dalam fungs
ingatan), bangsal ganglia (terlbat dalam fungs motoris), dan cerebrlum (koordinasi bicara dan
motoris). Ach merupakan neurotransmitter yang tidak diproduksi didalam neuron. Ia ditransportasikan
ke otak dan ditemukan pada seluruh bagaian otak. AcH memiliki konsentrasi tinggi di basal ganglia
dan cortex motorik.
a) Fungsi Utama Acetylcholine (ACh) adalah mengatur atensi, memori, rasa haus, pengaturan mood,
tidur REM, memfasilitasi perilaku sexual dan tonus otot.
b) Gejala Defisit
Kurangnya inhibisi
Berkurangnya fungsi memori
Euphoria
Antisosial
Penurunan fungsi bicara
c) Gejala Berlebihan
Over-inhibisi
Anxietas & Depresi
Keluhan Somatic

Asetilkolin merupakan neurotransmiter hasil sintesa dari bahan utama berupa kolin. Saat ini, sangat
cukup banyak penelitian yang mengkaji peranan kolin dalam pembelajaran.
Asupan kolin pada kolin yang biasa di temui sehari-hari dapat di lihat sebagai berikut.

Tabel Kandungan Kolin (mg/100g makanan)


1.
Makanan Kolin
2.

Susu Murni 5.6

3.

Telur 0.4

4.

Hati 650

5.

Kembang Kol 78

6.

Kentang 40

7.

Buncis 21

8.

Wortel 6-13

9.

Oatmeal 131

10.

Kacang kedelai 237

2. Dopamin
Berbagai penelitian menunjukkan dopamin juga makin mendekatkan pada kesimpulan bahwa
neurotransmiter jenis ini mempengaruhi proses pengingatan. Melalui mekanisme kompensasi yang di
munculkan oleh dopamin, maka hubungan zat kimia ini dalam proses belajar dan ingatan dapat
terlihat jelas.
Dopamin di produksi pada inti-inti sel yang terletak dekat dengan sistem aktivasi retikuler. Dopamin di
bentuk dari asam amino tirosin, yang berfungsi membantu otak mengatasi depresi, meningkatkan
ingatan dan meningkatkan kewaspadaan mental.
Walaupun dopamin di produksi oleh otak, individu tetap membutuhkan asupan tirosin yang cukup
guna memproduksi dopamin. Tirosin di temukan pada makanan berprotein seperti : daging, produkproduk susu (sperti keju), ikan , kacang panjang, kacang-kacangan dan produk kedelai. Dengan 3-4
ons protein sehari, energi kita akan lebih terjaga.
Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh neuron-neuron yang
berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada regio striata ganglia basalis.
Pengaruh dopamin biasanya sebagai inhibisi.(Guyton,1997: 714).
Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada beberapa area. Sistem
norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak, sementara serotonin dan dopamin
terutama ke regio ganglia basalis dan sistem serotonin ke struktur garis tengah
(midline).(Guyton,1997: 932)
3. Norepinephrine
Norepinephrine memiliki konsentrasi tinggi di dalam locus ceruleus serta dalam konsentrasi sekunder
dalam hippocampus, amygdala, dan kortex cerebral. Selain itu ditemukan juga dalam konsentrasi
tinggi di saraf simpatis.
Norepinephrine dipindahkan dari celah synaptic dan kembali ke penyimpanan melalui proses
reuptake aktif.
a) Fungsi Utama adalah mengatur fungsi kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi; mengatur fightflightdan proses pembelajaran dan memory.
b) Gejala Defisit :
Ketumpulan
Kurang energi (Fatique)
Depresi
c) Gejala Berlebihan :
Anxietas
kesiagaan berlebih
Penurunan rasa awas
Paranoia
Kurang napsu makan.

Paranoid
4. Serotonin (5HT)
Kelainan Serotonin (5HT) berimplikasi terhadap beberapa jenis gangguan jiwa yang mencakup
ansietas, depresi, psikosis, migren, gangguan fungsi seksual, tidur, kognitif, dan gangguan makan.
Banyak tindakan dalam perawatan gangguan jiwa adalah dengan jalan mempengaruhi sistem
serotonin tersebut.
a) Fungsi Utama dari Serotonin (5HT) adalah dalam pengaturan tidur, persepsi nyeri, mengatur status
mood dan temperatur tubuh serta berperan dalam perilaku aggresi atau marah dan libido.
b) Gejala Defisit :
Irritabilitas & Agresif
Depresi & Ansietas
Psikosis
Migren
Gangguan fungsi seksual
Gangguan tidur & Gangguan kognitif
Gangguan makan.
Obsessive compulsive disorder (OCD)
c) Gejala Berlebihan :
Sedasi
Penurunan sifat dan fungsi aggresi
Pada kasus yang jarang: halusinasi.
5. Glutamate
Glutamat merupakan neurotransmitter excitatory utama pada otak dimana hampir tiap area otak berisi
glutamate. Glutamat memiliki konsentrasi tinggi di corticostriatal dan di dalam sel cerebellar.
Gangguan pada neurotrasmitter ini akan berakibat gangguan atau penyakit bipolar afektif dan
epilepsi.
a) Fungsi Utama Glutamat adalah pengaturan kemampuan memori dan memelihara ufngsi automatic.
b) Gejala Defisit :
Gangguan memori
Low energy
Distractibilitas.
Schizophrenia
c) Gejala Berlebihan :
Kindling
Seizures
Bipolar affective disorder.
6. Gamma Amino Butyric Acid (GABA)
GABA merupakan neurotransmitter yang memegang peranan penting dalam gejala-gejala pada
gangguan jiwa. Hampir tiap-tiap area otak berisi neuron-neuron GABA.
Banyak pathway di otak menggunakan GABA dan merupakan Neurotransmitter utama untuk sel
Purkinje. GABA dipindahkan dari synaps melalui katabolism oleh GABA transaminase
a) Fungsi Utama adalah menurunkan arousal dan mengurangi agresi, kecemasan dan aktif dalam
fungsi eksitasi.
b) Gejala Defisit :
Irritabilitas
Hostilitas
Tension and worry
Anxietas
Seizure.
c) Gejala Berlebihan :

Mengurangi rangsang selular


Sedasi
Gangguan memori
7. Peptide: Opiod Type
a) Fungsi Utama dari Peptide Opiod Type adalah mengatur emosi dan fungsi pusat reward.
b) Gejala Defisit :
Hypersensitivas untuk menyakitkan dan menekan
Kurangnya sensasi rasa senang
Dysphoria.
Substance abuse
c) Gejala Berlebihan :
Insensitivitas terhadap rangsang nyeri
Gangguan catatonic-like
Halusinasi dengar
Memori menurun.
8. Endorphin
Endorphin adalah suatu bahan-kimia diproduksi di dalam otak dan spinal cord yang mengurangi rasa
nyeri dan meningkatkan mood. Dalam keadaan defisit adalah Keluhan Somatic.

PENDAHULUAN
Pada umumnya rasa sakit atau nyeri timbul sebagai reaksi dari mekanisme protektif,
tetapi sering kali muncul tanpa tujuan yang berguna dan dapat mengganggu
kemampuan kerja, tidur, makan dan dalam bentuk ekstrim malah mempengaruhi
keinginan hidup seseorang. Sebagai suatu gejala, rasa nyeri menuntut pertolongan
segera dan biasanya membawa banyak penderita pergi kedokter daripada penyebab
yang lainnya. Rasa nyeri ini bukan hanya pengalaman yang menyengsarakan tetapi
apabila berlangsung terus menerus juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan
pada organ-organ vital yang mengakibatan gangguan atau kerusakan jaringan.
Macam-macam cara dipakai untuk memerangi rasa nyeri tersebut. Obat untuk
menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan anestesi.
Analgetik adalah obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total.
seseorang yang mengkonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Analgetik
tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa nyeri.
Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang
lainnya hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap
sadar. Anestesi antara lain adalah blok syaraf atau blok analgesic melalui penyuntikan
anestesi lokal atau bahan-bahan neurolitik ke dekat atau ke dalam syaraf/syaraf-syaraf
atau ke dalamstruktur yang peka akan rasa nyeri. Cara ini relatif sederhana tidak
memerlukan peralatan macam-macam, ruang dan tenaga yang banyak, dan masa
perawatan singkat. Untuk lebih memahami tentang anestesi, macam-macam anestesi
dan mekanisme kerjanya, maka di dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam tentang
anestesi tersebut.

Fungsi saraf simpatis parasimpatis. Pembagian simpatis dan parasimpatis biasanya berfungsi
bertentangan satu sama lain. Tapi oposisi ini lebih baik disebut pelengkap di alam daripada
antagonis. Untuk analogi, seseorang mungkin berpikir divisi simpatik sebagai akselerator dan
pembagian parasimpatik sebagai rem. Pembelahan simpatik biasanya berfungsi dalam tindakan
yang membutuhkan respon cepat. Fungsi divisi parasimpatis dengan tindakan yang tidak

memerlukan reaksi langsung. Pertimbangkan simpatik sebagai melawan atau lari dan
parasimpatis sebagai istirahat dan mencerna.

Fungsi saraf simpatis parasimpatis


Namun, banyak kasus aktivitas simpatis dan parasimpatis tidak bisa dikaitkan untuk keadaan
melawan atau istirahat. Misalnya, berdiri dari posisi berbaring atau duduk akan memerlukan
penurunan berkelanjutan dalam tekanan darah jika tidak untuk peningkatan kompensasi dalam
tonus simpatik arteri. Contoh lain adalah konstan, modulasi kedua-untuk-kedua denyut jantung
oleh pengaruh simpatis dan parasimpatis, sebagai fungsi dari siklus pernapasan. Secara umum,
kedua sistem harus dilihat sebagai fungsi vital permanen modulasi, dalam biasanya menentang
fashion, untuk mencapai homeostasis. Beberapa tindakan khas dari sistem simpatis dan
parasimpatis tercantum di bawah ini:
Sistem saraf simpatis

Mengalihkan aliran darah dari saluran gastro-intestinal (GI) dan kulit melalui vasokonstriksi.

Aliran darah ke otot rangka dan paru-paru tidak hanya dipertahankan, tapi ditingkatkan
(sebanyak 1200 persen, dalam kasus otot rangka).

Melebarkan bronkiolus paru-paru, yang memungkinkan untuk pertukaran oksigen alveolar


yang lebih besar.

Meningkatkan denyut jantung dan kontraktilitas sel jantung (miosit), sehingga memberikan
suatu mekanisme untuk aliran darah ditingkatkan untuk otot rangka.

Melebarkan pupil dan melemaskan lensa, memungkinkan lebih banyak cahaya masuk ke
mata.
Sistem saraf parasimpatis

Memperbesar pembuluh darah yang menuju ke saluran pencernaan, meningkatkan aliran


darah. Hal ini penting mengikuti konsumsi makanan, karena tuntutan metabolik yang lebih
besar ditempatkan pada tubuh oleh usus.

Sistem saraf parasimpatis juga dapat menyempitkan diameter bronchiolar ketika kebutuhan
oksigen telah berkurang.

Selama akomodasi, sistem saraf parasimpatis menyebabkan penyempitan pupil dan lensa.

Sistem saraf parasimpatis merangsang sekresi kelenjar ludah, dan mempercepat gerak
peristaltik, jadi, sesuai dengan istirahat dan fungsi mencerna, PNS sesuai aktivitas menengahi
pencernaan makanan dan secara tidak langsung, penyerapan nutrisi.

Juga terlibat dalam ereksi alat kelamin, melalui saraf splanknikus pelvis 2-4.

Anda mungkin juga menyukai