OAINS
A6
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat
Telp. (021) 5605140 Fax. 021-5631731
PENDAHULUAN
karbondioksida
dari
seluruh
sel
ke
paru-paru
untuk
dikeluarkan
dari
tubuh. Kekurangan kadar hemoglobin ini akan menyebabkan kurangnya transportasi oksigen
ke seluruh tubuh sehingga menimbulkan suatu kumpulan gejala yang disebabkan sindrom
anemia. Oleh karena ia merupakan suatu sindrom dan bukannya suatu kesatuan penyakit
(disease entity) maka penting untuk mencari berbagai penyakit yg mendasarinya (underlying
disease).
Anemia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan penurunan kadar
hemoglobin, nilai hematokrit atau jumlah eritrosit dalam sirkulasi darah. Keadaan ini
mengakibatkan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen berkurang sehingga akan
timbul gejala-gejala akibat terjadinya hipoksia dari ringan sampai berat.1 Anemia dapat
disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah merah, peningkatan kehilangan sel darah
merah melalui perdarahan kronis, perdarahan mendadak, atau lisis (destruksi) sel darah
merah yang berlebihan. Anemia pasca perdarahan adalah anemia normositik normokromik
yang terjadi akibat kehilangan darah secara mendadak atau kronis pada orang sehat.
Perdarahannya dapat jelas atau samar.2
SKENARIO XII
Seorang lelaki berumur 46 tahun datang dengan keluhan lemas sejak 1 minggu yang
lalu. Sebelumnya pasien muntah hitam dan BAB berwarna hitam sebanyak 3x. Pasien
juga mengeluhkan nyeri ulu hatinya dan mual. Pasien pernah BAB hitam 3bulan yang lalu,
ada penyakit maag sejak 7 bulan yang lalu dan sering minum obat penghilang nyeri dalam
2 tahun terakhir.
ANAMNESIS
Merupakan suatu wawancara antara pasien dengan dokter untuk mengetahui riwayat
kondisi pasien, riwayat penyakit pasien dahulu, riwayat penyakit keluarga, gejala-gejala yang
dialami pasien. Jenis anamnesis yang dapat dilakukan adalah autoanamnesis dan
alloanamnesis. Autoanamnesis dapat dilakukan jika pasien masih berada dalam keadaan
sadar. Sedangkan bila pasien tidak sadar, maka dapat dilakukan alloanamnesis yang
menyertakan kerabat terdekatnya yang mengikuti perjalanan penyakitnya.4
1. Identitas Pasien
Menanyakan kepada pasien : nama lengkap pasien, usia, tanggal lahir, jenis kelamin,
agama, alamat, pendidikan dan pekerjaan ,suku bangsa.4
2. Keluhan Utama : 4
Menanyakan keluhan utama pasien yaitu : lemas sejak 1 minggu yang lalu, muntah
hitam dan BAB berwarna hitam sebanyak 3 kali, nyeri ulu hati dan mual.
3. Riwayat Penyakit Sekarang.4
Pernahkah pasien muntah darah atau ada butiran seperti kopi ? Berapa banyak,
berapa kali dan sejak kapan pasien muntah ?
Adakah gangguan pencernaan, nyeri dada, refluks asam, atau nyeri abdomen ?
Adakah kehilangan darah per rektum (melena) ? Apakah darah tercampur atau
terpisah dari tinja ?
Apakah pasien pingsan atau pusing, khususnya saat duduk/ berdiri tegak ?
Adakah
riwayat
kehilangan
darah
lewat
saluran
cerna
sebelumnya
Apakah pasien pernah mengkonsumsi aspirin, OAINS, obat anti koagulan atau Fe
?
PEMERIKSAAN FISIK
Temperatur dibawah 35C (95F ) atau di atas 41C (105.8F) atau tekanan darah sistolik
di bawah 90 mmHg menandakan keadaan gawat darurat.
inspeksi pada :6
a. Warna kulit : pucat, plethora, sianosis, ikterus, kulit telapak tangan kuning.
b. Purpura : ptechie, echimosis.
c. Kuku : koilonychia (kuku sendok).
d. Mata : ikterus, konjungtiva pucat, perubahan fundus.
e. Mulut : ulserasi, hipertrofi gusi, perdarahan gusi, atrofi papil lidah, glossitis dan
stomatitis angularis.
f. Limfadenopati dan hepatosplenomegali.
g. Nyeri tulang atau nyeri sternum.6
Pemeriksaan Fisik Abdomen
Pemeriksaan ini dilakukan dengan posisi pasien terlentang, kepala rata atau
dengan satu bantal, dengan kedua tangan di sisi kanan-kirinya. Sebaiknya vesika urinaria
dikosongkan dahlu sebelum pemeriksaan dilakukan. Pemeriksaan abdomen ini terdiri dari 4
tahap yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.5
a. Inspeksi
Pada pemeriksaan inspeksi, diperhatikan kelainan-kelainan yang terlihat pada
perut seperti jaringan parut karena pembedahan, asimetri perut yang menunjukkan
adanya masa tumor, striae, vena yang berdilatasi. Cari kaput medusa (aliran berjalan
keluar dari umbilicus), atau obstruksi vena kava inferior, peristaltis usus, distensi dan
hernia. Pada keadaan normal, dinding perut terlihat simetris. Bila ada tumor atau
abses atau pelebaran setempat lumen usus membuat perut terlihat tidak simetris. Pada
keadaan normal dan fisiologis, pergerakan dinding usus akibat peristaltic usus tidak
terlihat. Bila terlihat
hiperperistaltik dan dilatasi sebagai akibat obstruksi lumen usus. Perhatikan kontur
suara peristaltic dengan nada tinggi dan suara logam (metallic sound). Suara murmur
sistolik atau diastolic mungkin dapat didengar pada auskultasi abdomen. Bruit sistolik
dapat didengar pada aneurisma aorta atau pada pembesaran hati karena hepatoma.
Bising vena yang kadang-kadang disertai dengan terabanya getaran, dapat didengar
diantara umbilicus dan epigastrium.5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Hematologi
a. Darah lengkap :
-Kadar Hb, hitung leukosit, trombosit, eritrosit
-Laju endap darah (LED)
-Nilai hematokrit
- hitung retikulosit
- sediaan hapus darah tepi: menilai morfologi eritrosit
- Nilai Eritrosit Rata-rata (NER) VER(MCV), HER (MCH),
KHER(MCHC)
MCH=
Hb(g/dL) x
10(pg)
Eritrosit(juta/uL)
MCHC=
100(%)
Ht(%)
Hb(g/dL) x
Nilai normal
MCV
80-95 fl
MCH
27-34 pg
MCHC
32-36%
b. Sum-sum tulang
2. Pemeriksaan Urin : mencari adanya pendarahan melalui saluran kernih (traktus
urinarius)
Makroskopik, mikroskopik, kimia (tes darah samar)
3. Pameriksaan tinja (test darah samar) :mencari pendarahan melalui saluran pencernaan
(traktus digestivus)
Makroskopik, mikroskopik, kimia (tes darah samar)
4. Pemeriksaan kimia
a. Kadar bilirubin indirek serum
b. Menilai cadangan besi tubuh : Besi serum (BS), daya ikat besi total (DIBT),
saturasi transferin, kadar ferritin serum
5. Pemeriksaan lain
a. Pemeriksaan faal ginjal
b. Pemeriksaan hati : SGOT, SGPT
c. Pemeriksaan kalenjar tiroid
Working Diagnosis(WD)
Anemia pendarahan kronis et causa gastropati OINS
Anemia
Gastropati
Gastropati yang disebabkan oleh refluks empedu dan OINS sering disebut sebagai
gastropati kimiawi atau gastropati reaktif atau gastritis tipe C. OINS merupakan first line
therapy untuk artritis dan digunakan secara meluas pada kasus trauma, nyeri pasca
pendarahan dan nyeri-nyeri lain. Sebagian besar efek samping OINS pada saluran cerna
bersifat ringan dan reversibel. Hanya sebagian kecil yang menjadi berat yakni tukak peptik,
pendarahan saluran cerna dan perforasi. Risiko untuk mendapatkam efek samping OINS tidak
sama untuk semua orang tergantung kepada faktor usia, digunakan bersama steroid, riwayat
pernah mengalami efek samping OINS , dosis tinggi atau kombinasi dengan lebih dari satu
macamOINS dan diabilitas.
Anemia pendarahan kronis
Gejala klinik yang timbul pada anemia tidak selalu sama walaupun kadar hemoglobin
penderita tersebut sama. Hal ini disebabkan gejala anemia yang timbul karena beberapa
faktor antara lain kecepatan terjadinya anemia, daya kompensasi fisiologis tubuh dan
aktivitas penderita.
Bagi anemia yang terjadi dalam waktu singkat/akut (seperti pendarahan akut)
akan menimbulkan gejala berat. Sebaliknya bila anemia terjadi secara perlahan ( menahun )
maka gejalanya akan lebih ringan karena pada keadaan ini penderita telah dapat
menyesuaikan diri dan terjadi kompensasi tubuh terhadap keadaan tersebut. Gejala klinik
anemia pada orang beraktivitas tinggi lebih terlihat karena kebutuhan oksigen yang lebih
tinggi. 2,5
Epidemiologi
Anemia merupakan kelainan yang sangat sering dijumpai baik di klinik maupun di lapangan.
Diperkirakan lebih dari 30% penduduk dunia atau 1500 juta orang menderita anemia dengan
sebagian besar tinggal di daerah tropik. Angka prevalensi anemia di dunia sangat bervariasi
tergantung pada geografi. Angka prevalensi anemia di Indonesia menurut Husaini dkk adalah
sebagai berikut :6
Etiologi
Patofisiologis
Gejala umum anemia (sindrom anemia) adalah gejala yang timbul pada setiap
kasus anemia, apapun penyebabnya, apabila kadar hemoglobin turun di bawah harga tertentu.
Gejala umum anemia ini timbul karena anoksia organ, mekanisme kompensasi tubuh
terhadap berkurangnya daya angkut oksigen. Gejala umum anemia menjadi jelas (anemia
simptomatik) apabila kadar hemoglobin telah turun di bawah 7 g/dl. Berat ringannya gejala
umum anemia tergantung pada derajat penurunan hemoglobin, kecepatan penurunan
hemoglobin, usia, adanya kelainan jantung atau paru sebelumnya. Sindrom anemia terdiri
dari rasa lemah, lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, pusing, telinga mendenging (tinnitus),
mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin, sesak nafas dan dispepsia. Pada pemeriksaan,
pasien tampak pucat, yang mudah dilihat pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan
dan jaringan di bawah kuku. Gejala yang timbul akibat penyakit dasar yang menyebabkan
anemia sangat bervariasi tergantung dari penyebab anemia tersebut.5
Reaksi klinis dan morfologis terhadap kehilangan darah bergantung pada kecepatan
perdarahan dan apakah perdarahan bersifat eksternal atau internal. Pengeluaran darah kronik
memicu anemia jika kecepatan perdarahan melebihi kapasitas regeneratif sumsum tulang atau
jika cadangan besi berkurang.7 Gastropati akibat NSAID bervariasi sangat luas, dari hanya
berupa keluhan nyeri ulu hati sampai pada tukak peptik dengan komplikasi perdarahan
saluran cerna bagian atas.5
Gejala yang timbul mirip pada anemia perdarahan kronis mirip dengan anemia jenis
lain dan bervariasi dari ringan sampai berat, tergantung pada seberapa banyak darah yang
hilang dan seberapa cepat. Jika kehilangan darah terjadi secara perlahan selama beberapa
minggu atau lebih, kehilangan sampai dua pertiga dari volume darah dapat menyebabkan
gejala hanya berupa kelelahan dan kelemahan.5 Gejala klinis yang dapat dijumpai pada
anemia pasca perdarahan jika dihubungkan dengan perdarahan adalah sebagai berikut :12
Differential Diagnosis(DD)
Anemia pendarahan kronis et causa ulkus peptikum
Bisul melibatkan iritasi, luka atau lesi pada tingkat yang berbeda dari saluran
pencernaan. Penyebab utama dari ulkus dianggap infeksi dengan bakteri yang disebut
Helicobacter pylori, yang dapat diperoleh melalui konsumsi makanan atau air yang
terkontaminasi. Penyebab lain dari ulkus adalah produksi berlebihan dari asam klorida dan
pepsin. Ketika secara berlebihan, asam lambung dapat merusak dinding pelindung dari
lambung atau organ internal tertentu, memungkinkan bakteri untuk menyebabkan kerusakan
yang lebih besar. Meskipun bakteri Helicobacter pylori dan sekresi lambung berlebihan
terutama bertanggung jawab untuk pengembangan ulkus, ada juga faktor lain yang dapat
berkontribusi pada proses: merokok, konsumsi alkohol, kafein, dll
Ketika asam klorida dan pepsin juga terlibat dalam pengembangan maag, gangguan
ini disebut sebagai ulkus peptikum. Jika ulkus terjadi pada tingkat duodenum, gangguan ini
disebut ulkus duodenum. Jika ulkus berkembang dalam perut, gangguan perut atau disebut
tukak lambung. Ulkus lambung dianggap suatu bentuk gangguan pencernaan serius, karena
dapat mengakibatkan komplikasi dan bahkan kanker. Komplikasi yang paling parah adalah
perdarahan ulkus peptikum dan perforasi ulkus. 1
Obat-obat tertentu (terutama aspirin, ibuprofen dan obat anti peradangan non-steroid
lainnya), menyebabkan timbulnya erosi dan ulkus di lambung, terutama pada usia lanjut.
Erosi dan ulkus ini cenderung akan membaik jika pemakaian obat tersebut dihentikan dan
jarang kambuh kembali kecuali jika obat digunakan kembali.
Energi dan protein cukup, sesuai dengan kemampuan pasien untuk menerima.
Rendah lemak, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara
bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.
Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis,
mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima perseorangan)
Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak dianjurkan minum
susu terlalu banyak.
Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk
memberikan istirahat pada lambung.
mampu
mencegah timbulnya komplikasi berat OAINS pada saluran cerna atas. Pasien yang dapat
menghentikan OAINS, obat-obat anti tukak seperti golongan sitoproteksi, ARH2 dan PPI
dapat diberikan dengan hasil yang baik. Sedangkan pasien yang tidak mungkin menghentikan
OAINS dengan berbagai pertimbangan sebaiknya menggunakan PPI.5
KOMPLIKASI
1) Kegagalan jantung dimana fungsi jantung menjadi lemah dan tidak mencukupi. Masalah
jantung.
Anemia
jantung
yang
PROGNOSIS
Prognosis akan bertambah baik jika peyakit dasarnya dikesan dan di tangani lebih
awal. Anemia merupakan simptom yang menandakan adanya kelainan lain di tubuh.
Sifat-sifat gejala anemia dapa dipakai untuk membantu diagnosis. Pada orang yang sudah
berusia/lansia prognosis anemia lebih buruk karena daya ketahanan tubuh yang semakin
berkurang. 5
Kesimpulan
Laki-laki usia 46 tahun dengan keluhan lemas sejak 1 minggu yang lalu, muntah
hitam, BAB hitam 3 kali, nyeri ulu hati, mual, sering minum obat penghilang nyeri sejak 2
tahun terakhir menderita anemia perdarahan kronis karena gastropati OAINS.
Daftar Pustaka
1. Sudiono H, Iskandar I, Edward H, Halim SK, Santoso R. Penuntun patologi klinik
hematologi. Jakarta: FK Ukrida;2009.h.103-121.
2. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi ke-3. Jakarta: EGC;2009.h.410-25.
3. 1.Suyata, Bustami E, Bardiman S, Bakry F. Nsaid gastropathy. Volume 5. Jakarta:
The
Indonesian
Journal
of
Gastroenterology,
Hepatology
and
Digestive
Endoscopy;2004.h.89-94.
4. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga;2007.h.2930.
5. Sudoyo WA. Setiyohadi B, Alwi I et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Volume 1 &
2. Edisi ke-5. Jakarta: Interna Publishing;2009.h.447, 509-518, 1109-1113.
6. Bakta IM. Hematologi klinik ringkas. Jakarta: EGC;2012.h.12-40.
7. Mitchell, Kumar K, Abbas, Fausto N. Robbins & cotran dasar patologis penyakit.
Edisi ke-7. Jakarta: EGC;2010.h.641-2.
8. Staf pengajar ilmu kesehatan anak FK UI. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: FK
UI;2005.h.430-1.
9. Sadikin M. Biokimia darah. Jakarta: Widya Medika;2002.h.25-37.
10. Grace PA, Borley NR. At a glance ilmu bedah. Jakarta: Erlangga;2007.h.23.
11. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu kesehatan anak nelson. Volume 2. Edisi ke-15.
Jakarta: EGC;2000.h.1326.
12. Bakta IM. Gawat darurat di bidang penyakit dalam. Jakarta: EGC;2000.h.139.