Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam


kehidupan sehari-hari, di mana-mana mudah menemui orang merokok, lelaki-wanita,
anak kecil-tua renta, kaya-miskin, tidak terkecuali. Merokok merupakan bagian hidup
masyarakat. Dari segi kesehatan tidak ada manfaat yang dikandungnya. Namun tidak
mudah untuk menurunkan terlebih menghilangkannya, karena itu gaya hidup ini
menarik sebagai suatu masalah kesehatan, minimal dianggap sebagai faktor resiko
dari berbagai macam penyakit.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan tembakau membunuh lebih
dari 5 juta orang per tahun dan diproyeksikan akan membunuh 10 juta orang sampai
tahun 2020. Dari jumlah itu 70% korban berasal dari negara berkembang. Lembaga
demografi UI mencatat angka kematian akibat penyakit yang disebabkan oleh
merokok tahun 2004 adalah 427.948 jiwa, berarti 1172 jiwa per hari atau 22,5% dari
total kematian di Indonesia.
Rokok merupakan salah satu produk industri dan komoditi internasional yang
mengandung sekitar 3000 bahan kimiawi. Unsur-unsur yang penting antara lain
adalah tar, nikotin, benzopyrin, metil-kloride, aseton, ammonia dan karbon
monoksida. Di antara sekian banyak zat berbahaya ini ada 3 yang paling penting
khususnya dalam hal kanker yakni tar, nikotin dan karbon monoksida (CO).
Tar mengandung ratusan zat kimiawi yang kebanyakan bersifat karsinogenik.
Nikotin merangsang pelepasan catecholamine yang bisa meningkatkan denyut
jantung. CO merupakan 1-5% dari asap rokok, zat ini mengambil oksigen dalam
darah (eritrosit) dan membentuk carboxihaemoglobin. Seorang perokok akan
mempunyai carboxihaemoglobin lebih tinggi dari orang normal, sekitar 2-15%. Pada
orang normal carboxihaemoglobin hanya sekitar 0,5-2%. Selain itu CO merusak
dinding arteri yang pada akhirnya dapat menyebabkan artherossclerosis dan penyakit
jantung koroner. CO juga merusak bayi dalam kandungan.

www.hoirulblog.co.cc
BAB II
PEMBAHASAN

A. Epidemiologi

Selain AIDS, rokok boleh dikatakan sudah mencapai tingkat pandemisitas.


Merokok sudah menjalari seluruh penduduk dunia dengan prevalansi yang cukup
tinggi, ditambah dengan kecenderungan peningkatan penggunaannya terutama di
negara-negara berkembang.
Negara yang paling menonjol dalam hal merokok adalah Cina di mana:
 Prevalansi pemakai/perokok yang tinggi dan merata.
 Jenis rokok yang dipakai kebanyakan kretek.
 Tampak merupakan bagian budaya/kehidupan masyarakat karena menjadi
hobby semua orang terutama lelaki (61% dari penduduknya).
Tanda-tanda pandemisitas secara rinci dapat dituliskan sebagai berikut:
 Diperkirakan sejumlah 1,1 milyar perokok dunia berumur 15 tahun ke atas,
sepertiga dari total penduduk dunia.
 800 juta perokok berada di Negara-negara sedang berkembang didomonasi
oleh kaum lelaki (700 juta), dan terutama di Asia.
 Peningkatan konsumsi rokok yang sudah mencapai 7 juta ton, dengan
peningkatan 1,4% per tahun. Rata-rata rokok yang dihisap per hari 24
gram/hari di negara-negara maju dan 14 gram/hari di negara-negara sedang
berkembang.
 Menjelang tahun 2020 kematian yang disebabkan oleh rokok akan meningkat
sampai 10 juta, di mana 70% terjadi di negara-negara berkembang.
Ada beberapa penelitian yang menyangkut pengaruh rokok terdapat terjadi
penyakit :
 Penelitian utama dan pertama yang terkenal dilakukan oleh Dr. Richard Doll
dan Dr. A. B. Hill di Inggris tahun 1951-1956. Penelitian ini menunjukan

www.hoirulblog.co.cc
pengaruh rokok terhadap kanker paru dan tingginya kematian di antara dokter
di Inggris.
 Framing Study juga menilai pengaruh rokok terhadap penyakit jantung dan
rokok termasuk tiga besar penyebab penyakit jantung koroner.
 Surgeon General DepKes AS melakukan penelitian bertahun-tahun untuk
sampai pada kesimpulan tentang berbagai penyakit yang berkaitan dengan
rokok.

B. Merokok sebagai Faktor Resiko


Penyakit dimana rokok dianggap sebagai faktor resiko penting, yaitu :
1. Batuk menahun
2. Penyakit paru seperti penyakit paru obstriktif menahun (PPOM), bronchitis
dan empisema
3. Ulkus peptikum
4. Infertility
5. Gangguan kehamilan, bisa berupa keguguran, kehamilan luar rahim
6. Artherosklerosis sampai penyakit jantung koroner
7. Beberapa jenis kanker seperti kanker mulut, kanker paru-paru, kanker system
pernafasan lainnya. Juga kanker kandung kemih, pankreas atau ginjal.
Yang baru ditemukan adalah rokok mempertinggi kerentanan dan
mempercepat seseorang mendapat AIDS, misalnya yang seharusnya menderita
AIDS dalam setahun karena merokok AIDS akan dating dalam setengah tahun.

C. Alasan Orang Merokok


1. sekedar ingin hebat
2. ikut-ikutan
3. kesepian
4. pelarian
5. sebagai gaya
6. meniru orang tua

www.hoirulblog.co.cc
Beberapa kecenderungan mengenai situasi rokok ini yang cukup
mencemaskan dalam pembengkakan permasalan merokok :
1. Umur Usia Merokok Makin Muda
Semua umur bisa merokok, namun tidak ada bayi yang lahir dengan merokok.
Ditemukan sekitar 30% perokok di AS adalah golongan usia di bawah 20
tahun. Di Indonesia, kepulan asap bukanlah hal yang langka ditenukan di
sekolah menengah dan ternyata makin awal seseorang merokok makin sulit
untuk berhenti merokok kelak. Rokok mempunyai dose-response effect
artinya makin muda usia rokok akan makin besar pengaruhnya.
2. Ancaman Khusus Kelompok Anak
Ancaman khusus rokok terhadap kelompok usia anak merupakan suatu yang
tidak bias disepelakan. Hal ini telah mencemaskan semua pihak terutama
kelompok perlindungan anak. Rokok mengancam masa depan kesehatan dan
kepribadian anak. Rokok harus dilihat juga sebagai bahan adiktif buat anak.
Anak terpapar dengan bahaya rokok melalui beberapa cara antara lain:
 Terpapar dengan kampanye dan reklame gencar perusahaan rokok di
semua sudut kota dan desa melalui billboard, leaflet, media tulis maupun
siaran televisi/radio.
 Tercemar asap rokok passive smoking dari orang tua atau orang dewasa
serumah atau di lingkungannya. Di Kuba tercatat 69% anak terpapar
passive smoking di rumah, di Indonesia 63% dan India sekitar 34%.
Keterpaparan rokok ini umunya tidak disadara oleh kalangan orang tua dan
tidak punya upaya atau sistem yang melindungi anak dari keterpaparan
tersebut. Perlindungan khusus dari pemerintah sangat kurang juga. Tidak
disadari bahwa mengiklankan rokok sama dengan mempromosikan bahan
adiktif terhadap anak-anak. Padahal UU No. 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak menyatakan, pemerintah wajib dan bertanggung jawab
untuk memberikan perlindungan khusus pada anak-anak termasuk yang
menjadi korban zat adiktif (pasal 59). Pasal 89 ayat 2 menegaskan, “ setiap
orang yang dengan sengaja menempatkan, membiarkan, menyuruh melibatkan

www.hoirulblog.co.cc
anak dalam penyalahgunaan, produksi atau distribusi alkohol dan zat adiktif
lainnya dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun…..”
Badan POM mencatat 14.249 iklan rokok tersebar di media elektronik (9230)
media luar ruangan (3239) dan media cetak (1780). Hingga kini tanpa kendala
iklan rokok terus mempromosikan bahan yang sarat pelanggaran hak anak,
baik hak hidup, hak tumbuh dan berkenbang, maupun hak untuk memperoleh
perlindungan.
3. Semakin Banyak Wanita Merokok
Pada Negara berkembang sekitar 48% perokok. Tampak kaum lelaki perokok
menurun tetapi tempatnya diambil alih oleh wanita.
Masalah rokok untuk wanita ini menjadi lebih serius jika dikaitkan dengan
kehamilan dan reproduktivitas. Pengaruh rokok terhadap kehamilan dapat
berupa abortus spontan, kelahiran prematur, berat badan bayi rendah dan
kematian perinatal.
4. Kecenderungan peningkatan konsumsi rokok di negara sedang berkembang
alasannya, makin banyak Negara sedang berkembang yang menjadi tempat
pelemparan komoditi tembakau karena:
 Demografis: dalam 20 tahun terakhir ini terdapat pertambahan penduduk
dari 1,5 menjadi 2 miliyar di negara-negara sedang berkembang.
 Kesadaran penduduk yang rendah terhadap bahaya rokok.
 Sosial ekonomi meningkat dan kemampuan membeli rokok juga
meningkat.
 Proteksi terhadap zat-zat berbahaya umumnya kurang.
 Perokok juga didominasi oleh kelompok pendapatan rendah dan pekerja
kasar (blue colar). Pendapatan yang seharusnya dipakai untuk membeli
protein atau makanan harus melayang menjadi asap rokok.
5. Makin meningkatnya masalah Passive Smoking
Lingkungan kerja atau tempat tinggal (kamar) yang semakin tertutup
memungkinkan terjadinya pengaruh passive smoking. Hal ini menunjukan

www.hoirulblog.co.cc
bahaya ganda rokok yang tidak saja untuk perokok sendiri tetapi untuk orang
lain di sekitarnya.
Udara yang tercemar oleh perokok akan mencemari orang yang tidak
merokok disekitarnya. Beberapa penyelidikan menunjukan bahwa anak-anak
yang orang tuanya merokok akan mudah menderita penyakit gangguan
pernafasan.
6. Tobacco can kill in two dozen way
Kandungan karsinogenik dan zat-zat lainnya yang beribu-ribu banyaknya
menyebabkan rokok dapat menbunuh dengan berbagai cara. Sudah terbukti
hubungan kausal rokok dengan kanker pancreas, kanker serviks uteri. Kanker
kandung kemih dan ginjal.
7. Pengiriman Rokok ke Negara-negara berkenbang
Sebanyak 5,5 x 1.000.000.000.000 rokok di produksi di dunia pada tahun
1994 dimanan 50% dibuat di Cina, AS, Jerman dan Jepang. Negara maju
mendapatkan uang dengan mengekspor rokok dan Negara miskin membakar
uang dengan menghisap rokok.
Pengiriman rokok ini disertai dengan reklame atau kampanye rokok yang
gencar dengan diselubungi dengan gaya yang menarik dan persuasive,
dipakailah tokoh atau idola remaja (penyanyi, artis, kelompok musik, tokoh
masyarakat) sebagai remaja ideal dengan rokoknya. Rokok ditampilkan
sebagai sesuatu yang baik tergambar dalam identifikasi rokok sebagai suatu
yang nikmat, tampan, berani, macho, trendi, kompak, santai, optimistis,
kreatif, penuh petualangan, dan penuh kebanggaan.

D. Berhenti Merokok
Merokok bukanlah gaya hidup yang sehat. Hal ini disadari baik oleh
perokok maupun yang bukan perokok, karena itu dikatakan bahwa 90% perokok
pernah mencoba untuk berhenti merokok tetapi sangat kurang yang berhasil untuk
menghentikannya.
Berhentilah merokok, mungkin dengan cara :

www.hoirulblog.co.cc
 Menurunkan jumlahnya secara bertahap
 Berhenti “cold turkey” berhenti segera
 Mencarikan bentuk penggantinya misalnya gula-gula
 Dan berbagai cara lainnya
Walter S. Ross dalam bukunya “you can quit smoking in four teen days”
mengemukakan sepuluh hukum untuk berhenti merokok:
1. Untuk berhenti merokok harus dengan kemauan keras
2. Merokok adalah sesuatu yang dipelajari, tidak ada orang yang lahir sebagai
perokok.
3. Diperlukan jangka waktu yang lama untuk mengembangkan kebiasaan
merokok.
4. Jangan mencoba berhenti merokok sebelum memahami mengapa Anda
merokok dan apa motif untuk berhenti.
5. Berhentilah dengan “cold turkey method” tetapi banyak juga cara perlahan-
lahan.
6. Jangan bandingkan diri Anda dengan perokok lainnya.
7. Berhenti merokok tidak selalu gampang.
8. Berhenti merokok tidaklah seharusnya terlalu sukar dan tidak pula terlalu
menyiksa.
9. Tidak ada sihir atau sulap untuk menjauhkan diri dari merokok segara.
10. Merokok dan berhenti merokok itu adalah masalah pribadi.
Berbagai aturan internasional dan nasional telah dikeluarkan misalnya PP
No. 19 Tahun 2003 dan Peraturan Gubernur DKI No. 75/2005, namun perilaku
merokok dan perdagangan rokok jalan terus. Walaupun demikian catatan yang
selalu harus diingat adalah bahwa bagaimanapun berhenti merokok adalah
alternatif terbaik untuk memecahkan masalah rokok untuk kesehatan.

www.hoirulblog.co.cc
E. Contoh Kasus Dan Pembahasan
1. Epidemiologi
Angka-angka prevalensi yang tepat secara mengejutkan hanya sedikit, tetapi
diperkirakan sekitar 14 juta orang di Amerika Serikat telah terserang PPOK
(Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronis). Dalam survey ketiga Kesehatan
Nasional AS dan Pemeriksaan Gizi, obstruksi aliran udara ditemukan sekitar
14 persen perokok laki-laki kulit putih, sedangkan dari laki-laki kulit putih
bukan perokok sekitar 3 persen; prosentase untuk wanita kulit putih dan hitam
yang perokok sedikit lebih rendah dibandingkan perokok laki-laki kulit putih.
PPOK sekarang penyebab utama keempat kematian di Amerika Serikat, dan
itu adalah satu-satunya penyebab kematian yang meningkat. PPOK sebagai
penyebab kematian cenderung dianggap remeh, karena mungkin PPOK
memberikan kontribusi umum penyebab kematian lainnya.

Terjadi peningkatan prevalensi dan kematian dari PPOK, bahkan di negara-negara


industri. Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 2020 memprediksi bahwa PPOK
akan meningkat dari saat ini 12 peringkat sebagai penyakit yang paling umum di

www.hoirulblog.co.cc
seluruh dunia untuk ke-5 dan dari ke-6 paling umum penyebab kematian ke-3.
Alasan untuk peningkatan yang dramatis dalam mengurangi angka kematian
PPOK termasuk dari penyebab lain, seperti penyakit jantung di negara industri
dan penyakit menular di negara-negara berkembang, bersama dengan
meningkatnya merokok dan pencemaran lingkungan di negara-negara
berkembang.
2. Faktor resiko
Di negara-negara industri, merokok merupakan penyebab sebagian besar kasus
PPOK, tetapi di negara-negara berkembang polutan lingkungan lainnya, seperti
articulatesparticulates di ruang terbatas merupakan penyebab penting.
Kemungkinan ada interaksi penting antara faktor lingkungan dan kecenderungan
genetik untuk PPOK. Polusi udara (terutama sulfur dioksida dan partikulat),
paparan bahan kimia tertentu (seperti kadmium), dan merokok pasif merupakan
faktor risiko. Peran saluran nafas hyperresponsiveness dan alergi merupakan
faktor risiko PPOK tetapi masih tidak pasti. Atopi, konsentrasi serum IgE, dan
eosinophilia bukan faktor risiko penting, tetapi Lung Health Study menunjukkan
bahwa peningkatan responsivitas untuk menghirup udara yang mengandung
methacholine adalah prediktor akselerasi penurunan fungsi paru-paru selama lima
tahun. Namun, ini bukan tipe yang sama dengan saluran napas responsif abnormal
yang terlihat pada asma. Berat lahir rendah juga merupakan faktor risiko PPOK,
mungkin karena gizi buruk sehingga penurunan fungsi normal paru-paru.
3. Terapi Non Farmakologi
a. Noninvasif Ventilasi
Penggunaan positif noninvasif dan tekanan ventilasi dengan masker hidung
yang sederhana, yang menghilangkan perlunya intubasi endotracheal,
mengurangi kebutuhan akan ventilasi mekanis pada PPOK eksaserbasi akut di
rumah sakit, meskipun beberapa penelitian telah menunjukkan sedikit atau
tidak ada manfaat yang tidak terkendali. Penelitian telah menunjukkan bahwa
positif noninvasif dan tekanan ventilasi yang digunakan di rumah dapat
memperbaiki oksigenasi dan mengurangi penerimaan rumah sakit pada pasien

www.hoirulblog.co.cc
dengan PPOK berat dan hypercapnia dan dapat meningkatkan kelangsungan
hidup jangka panjang, meskipun besar, sekarang dibutuhkan uji coba
terkontrol. Dalam lingkup kecil, controlled trial , positif noninvasif dan
tekanan ventilasi tidak dapat ditoleransi dengan baik dan hanya memproduksi
marjinal benefits. Kombinasi positif noninvasif dan tekanan ventilasi dan
jangka panjang terapi oksigen mungkin lebih efektif, tetapi cobaan yang lebih
besar diperlukan sebelum terapi kombinasi ini dapat secara rutin
direkomendasikan.
b. Rehabilitasi Paru
Rehabilitasi paru terdiri dari program terstruktur pada pendidikan, olahraga,
dan fisioterapi yang telah ditunjukkan pada uji coba terkontrol untuk
meningkatkan kapasitas latihan dan kualitas hidup di antara pasien dengan
PPOK berat, serta untuk mengurangi jumlah perawatan kesehatan yang
diperlukan.
c. Lung-Volume-Reduction Surgery
Operasi pengangkatan bagian emphysematous paru-paru berguna untuk
meningkatkan fungsi ventilasi. Pengurangan hiperinflasi meningkatkan
efisiensi mekanis otot inspirasi. Pasien dengan emfisema lokal lobus atas
muncul untuk melakukan yang terbaik; resistensi paru yang relatif rendah
selama inspirasi tampaknya merupakan prediktor yang baik dan menunjukkan
bahwa FEV1 membaik setelah operasi. Perbaikan fungsional meliputi
peningkatan FEV1, mengurangi kapasitas total paru-paru dan kapasitas residu
fungsional, meningkatkan fungsi dari otot-otot pernapasan, meningkatkan
kapasitas latihan, dan peningkatan kualitas hidup. Manfaatnya bertahan
selama ± satu tahun pada sebagian besar pasien, tetapi follow-up sangat
diperlukan untuk mengevaluasi keuntungan jangka panjang dari terapi ini.
Studi multicenter yang luas yang dilakukan oleh Emfisema National
Treatment Trial, sekarang sedang berjalan di Amerika Serikat untuk
menyelidiki efektivitas dan biaya operasi pengurangan volume paru
dibandingkan dengan terapi konvensional.

www.hoirulblog.co.cc
4. Terapi Baru
Selain berhenti merokok, tidak ada pengobatan, termasuk kortikosteroid yang
dapat memperlambat perkembangan PPOK. Namun penyakit ini dikaitkan dengan
proses peradangan aktif dan cedera proteolitik progresif pada jaringan paru-paru,
menunjukkan bahwa intervensi farmakologi mungkin terjadi. Pemahaman yang
lebih baik dari mekanisme seluler dan molekuler yang terlibat dalam PPOK
memberikan target molekuler baru untuk pengembangan obat-obatan dan
beberapa kelas obat baru yang sekarang dalam perkembangan.

www.hoirulblog.co.cc
F. Peran Farmasi
Promosi kesehatan yang dapat dilakukan berupa :
1. Memberikan informasi tentang bahaya dan dampak dari merokok kepada
perokok aktif.
2. Melakukan edukasi tentang cara-cara terapi untuk mengurangi kecanduan
merokok.
3. Menghindari lingkungan yang sebagian besar menjadi perokok aktif.
4. Menyarankan perokok aktif agar tidak merokok di tempat umum, sehingga
tidak menyebabkan orang lain menjadi perokok pasif.
5. Aktif dalam kampanye antirokok.

www.hoirulblog.co.cc
BAB III
KESIMPULAN

1. Alasan Orang Merokok antara lain sekedar ingin hebat, ikut-ikutan, kesepian,
pelarian, sebagai gaya, meniru orang tua
2. Berhentilah merokok dengan cara :
 Menurunkan jumlahnya secara bertahap
 Berhenti “cold turkey” berhenti segera
 Mencarikan bentuk penggantinya misalnya gula-gula
 Dan berbagai cara lainnya

www.hoirulblog.co.cc

Anda mungkin juga menyukai