Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELLITUS TIPE II


A. DEFINISI
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002). Insufisiensi fungsi
insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta
Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh
terhadap insulin (WHO, 1999).
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh sel beta yang terdapat dalam
pankreas. Pada keadaan normal, kadar insulin dalam darah akan berfluktuasi tergantung
kadar gula dalam darah. Kadar insulin akan meningkat sesaat setelah makan dan akan
menurun begitu kita tidak memakan sesuatu. Fungsi utama insulin adalah
mendistribusikan glukosa yang terdapat dalam darah ke seluruh tubuh guna di
metabolisme untuk menghasilkan energi. Bila kadar gula atau glukosa yang ada
melebihi kebutuhan maka kelebihan itu akan disimpan dalam hati. Simpanan glukosa ini
akan dilepaskan jika diperlukan, misalnya saat tubuh kita kelaparan.
Diabetes Mellitus tipe 2 atau sering juga disebut dengan Non Insuline Dependent
Diabetes Melitus (NIDDM) merupakan penyakit diabetes yang disebabkan karena
terjadinya resistensi tubuh terhadap efek insulin yang diproduksi oleh sel beta pankreas.
Keadaan ini akan menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi naik tidak terkendali.
B. PATOFISIOLOGI
Pankreas yang disebut kelenjar ludah perut, adalah kelenjar penghasil insulin
yang terletak di belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk
seperti pulau pada peta, karena itu disebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta
yang mengeluarkan hormon insulin yang sangt berperan dalam mengatur kadar glukosa
darah.
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci
yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam
sel glukosa tersebut dimetabolisasikan menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka
glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel dengan akibat kadar glukosa dalam
darah tidak dapat masuk ke dalam sel dengan akibat kadar glukosa dalam darah
meningkat. Keadaan inilah yang terjadi pada diabetes mellitus tipe 1.
Pada keadaan diabetes mellitus tipe 2, jumlah insulin bisa normal, bahkan lebih
banyak, tetapi jumlah reseptor (penangkap) insulin di permukaan sel kurang. Reseptor

insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada
keadaan DM tipe 2, jumlah lubang kuncinya kurang, sehingga meskipun anak kuncinya
(insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang
masuk ke dalam sel sedikit, sehingga sel kekurangan bahan bakar (glukosa) dan kadar
glukosa dalam darah meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama dengan keadaan
DM tipe 1, bdanya adalah pada DM tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi, kadar insulin
juga tinggi atau normal. Pada DM tipe 2 juga bisa ditemukan jumlah insulin cukup atau
lebih tetapi kualitasnya kurang baik, sehingga gagal membawa glukosa masuk ke dalam
sel. Di samping penyebab di atas, DM juga bisa terjadi akibat gangguan transport
glukosa di dalam sel sehingga gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk metabolisme
energi.
C. PATHWAY

D. ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan dehidrasi.

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangren pada ekstremitas, penurunan


suplai darah ke jaringan.
3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhn tubuh berhubungan dengan
mual muntah, gangguan keseimbangan insulin.
4. Resiko injuri berhubungan dengan gangguan penglihatan, retinopati diabetik.
Intervensi Keperawatan
1. Dx 1 : Ketidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan dehidrasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, keseimbangan volume cairan
tubuh terjaga, status nutrisi klien dalam keadaan normal.
KH : Tanda vital dalam batas normal, tidak ada tanda dehidrasi, elastisitas turgor
kulit baik, membran mukosa lembab.
Intervensi :
a. Pantau perubahan berat badan secara rutin
b. Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, tanda-tanda vital, tanda
dehidrasi)
c. Dorong dalam menjaga pola makan yang baik dan seimbang
2. Dx 2 : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangrene pada ekstremitas,
penurunan suplai darah ke jaringan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, integritas kulit dalam keadaan
baik.
KH : Terdapat perbaikan pada jaringan kulit, tidak terdapat lesi pada kulit, klien
mampu mempertahankan kelembaban kulit.
Intervensi :
a. Jelaskan kepada keluarga tentang pengertian kerusakan integritas kulit dan
penyebabnya.
b. Jelaskan kepada keluarga dan klien tentang pencegahan, penatalaksanaan dan diit
Diabetes Melitus.
c. Motivasi keluarga dan klien untuk melakukan perawatan pada kerusakan
integritas kulit.
d. Motivasi keluarga dan klien untuk melakukan diit Diabetes Melitus dengan
benar.
3. Dx 3 : Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhn tubuh berhubungan
dengan mual muntah, gangguan keseimbangan insulin.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, berat badan terkontrol, status
nutrisi baik.
KH : Peningkatan/penurunan berat badan sesuai tujuan, berat badan ideal, tidak
terdapat tanda malnutrisi.

Intervensi :
a. Pantau perubahan berat badan secara rutin
b. Jelaskan kepada keluarga dan klien tentang diit Diabetes Melitus.
c. Motivasi keluarga dan klien untuk melakukan diit Diabetes Melitus.
d. Kaji adanya tanda malnutrisi.
e. Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, tanda-tanda vital, tanda
dehidrasi)
4. Dx 4 : Resiko injuri berhubungan dengan gangguan penglihatan, retinopati diabetik.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien mampu meminimalisir
resiko injuri.
KH : Klien bebas dari cedera, klien mampu memodifikasi lingkungan untuk
mencegah injuri, klien mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
Intervensi :
a. Identifikasi kebutuhan keamanan klien sesuai dengan kondisi fisik.
b. Anjurkan untuk menghindari lingkungan yang berbahaya (misalnya
memindahkan perabotan).
c. Anjurkan modifikasi lingkungan jika memungkinkan (misalnya memasang pagar
tempat tidur).
d. Anjurkan keluarga untuk menemani klien.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah., edisi 8. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Price & Wilson. 2003. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit, edisi 6. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Nurarif, A. H., Kusuma, H. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis
Medis dan Nanda NIC-NOC. Jakarta : Mediaction Publishing.

Pontianak, ........................ 2014


Mahasiswa

(..........................................)

Pembimbing

(...................................................)

Anda mungkin juga menyukai

  • SOP Huknah
    SOP Huknah
    Dokumen5 halaman
    SOP Huknah
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • UP
    UP
    Dokumen6 halaman
    UP
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • Format Konsultasi Pospindu
    Format Konsultasi Pospindu
    Dokumen1 halaman
    Format Konsultasi Pospindu
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • Skema
    Skema
    Dokumen2 halaman
    Skema
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • PJK Omi
    PJK Omi
    Dokumen3 halaman
    PJK Omi
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • Skema
    Skema
    Dokumen2 halaman
    Skema
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • 5 Askep Abses Uretra
    5 Askep Abses Uretra
    Dokumen11 halaman
    5 Askep Abses Uretra
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • 3 LP Hiv Aids
    3 LP Hiv Aids
    Dokumen11 halaman
    3 LP Hiv Aids
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Vaskuler
    Gangguan Vaskuler
    Dokumen28 halaman
    Gangguan Vaskuler
    Luthfiadew Luthfiana
    Belum ada peringkat
  • 1 Angina Pectoris
    1 Angina Pectoris
    Dokumen11 halaman
    1 Angina Pectoris
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • 2 LP Steven Johnson Syndrome
    2 LP Steven Johnson Syndrome
    Dokumen11 halaman
    2 LP Steven Johnson Syndrome
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • Contoh Proposal TAK
    Contoh Proposal TAK
    Dokumen8 halaman
    Contoh Proposal TAK
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • Pathways Stroke
    Pathways Stroke
    Dokumen1 halaman
    Pathways Stroke
    Luthfiadew Luthfiana
    50% (2)
  • 6 LP BPH
    6 LP BPH
    Dokumen10 halaman
    6 LP BPH
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • Pneumonia
    Pneumonia
    Dokumen15 halaman
    Pneumonia
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • LP Tubercolosis
    LP Tubercolosis
    Dokumen10 halaman
    LP Tubercolosis
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • 2 LP Steven Johnson Syndrome
    2 LP Steven Johnson Syndrome
    Dokumen11 halaman
    2 LP Steven Johnson Syndrome
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • 2 Jiwa Analisa Proses Interaksi
    2 Jiwa Analisa Proses Interaksi
    Dokumen7 halaman
    2 Jiwa Analisa Proses Interaksi
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • 1 LP HD
    1 LP HD
    Dokumen12 halaman
    1 LP HD
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • LP Tubercolosis
    LP Tubercolosis
    Dokumen10 halaman
    LP Tubercolosis
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • BBLR
    BBLR
    Dokumen8 halaman
    BBLR
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • Cedera Kepala
    Cedera Kepala
    Dokumen10 halaman
    Cedera Kepala
    Priska Septri WePe
    100% (1)
  • SP Halusinasi
    SP Halusinasi
    Dokumen8 halaman
    SP Halusinasi
    Priska Septri WePe
    100% (1)
  • LP DM Ii
    LP DM Ii
    Dokumen5 halaman
    LP DM Ii
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • Format Penilaian TAK
    Format Penilaian TAK
    Dokumen4 halaman
    Format Penilaian TAK
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • Strategi Komunikasi Keperawatan
    Strategi Komunikasi Keperawatan
    Dokumen6 halaman
    Strategi Komunikasi Keperawatan
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • Leaflet
    Leaflet
    Dokumen2 halaman
    Leaflet
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • Another Silly Story 01
    Another Silly Story 01
    Dokumen5 halaman
    Another Silly Story 01
    Priska Septri WePe
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Halusinasi
    Leaflet Halusinasi
    Dokumen3 halaman
    Leaflet Halusinasi
    Priska Septri WePe
    100% (4)
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat