Anda di halaman 1dari 11

I.

IdentitasPasien
Nama

: An. M.M.F.

JenisKelamin

: Perempuan

Umur

: 8 tahun

Alamat

: Jl. Bintara Jaya I No. 38. 002/003 Bintara Bekasi 17134

Pekerjaan

: Pelajar

II. Anamnesa
Anamnesis diambil dari autoanamnesa serta alloanamnesa dari pasien tanggal 24
Desember 2014, pukul 11.45 WIB
Keluhan Utama

: Gatal pada pergelangan tangan kanan, sejak 3 minggu lalu.

Keluhan Tambahan

: Terasa perih dan keluar nanah terus menerus

Riwayat Penyakit Sekarang:


Tiga minggu sebelum datang ke rumah sakit, orang tua pasien mengeluh gatal di
pergelangan tangan kanan setelah bermain di lapangan dengan temannya. Gatal dirasakan
terus menerus sepanjang hari, sehingga anak pun tidak tahan dan menggaruknya. Rasa gatal
tidak dipengaruhi oleh keringat, dan terasa perih. Setelah dilihat oleh orang tuanya, tampak
satu bentolan kecil berukuran 0,3 mm pada pergelangan tangan kanan.
Dua minggu sebelum datang ke rumah sakit, orang tua pasien mengatakan gatal
semakin hebat meskipun sudah diberikan salep. Orang tua pasien mengatakan lupa nama
salep tersebut, namun salep tersebut pernah diberikan oleh dokter ketika anaknya gatal di
badan. Bentolan semakin besar menjadi 2 kali dari sebelumnya. Karena sering digaruk
menimbulkan luka, namum orang tua pasien mengatakan luka tersebut awalnya sudah
mongering, namun selalu digaruk oleh anaknya, sehingga luka tidak mengering.
Satu minggu sebelum datang ke rumah sakit, orang tua pasien mengatakan bentolan
mulai menyebar dan muncul di bagian yang berdekatan dari bentolan awal. Bentolan yang

baru semakin lama semakin menbesar, awalnya 1 cm, namun makin lama benjolan semakin
melebar dan mulai muncul nanah.
Tiga hari sebelum datang kerumah sakit bentolan semakin melebar dan masih sangat
gatal. Orang tua pasien mengatakan gatal semakin hebat dan anaknya selalu menggaruk
bentolan tersebut, sehingga ditutupi dengan kasa oleh orang tua pasien. Selain gatal juga
terasa perih, sehingga anak menjadi rewel dan menangis terus. Akhirnya dibawa oleh orang
tua pasien ke poli klinik kulit dan kelamin RS Husada. Orang tua pasien mengaku teman
anaknya juga mengalami hal yang sama.
Riwayat Penyakit Dahulu:
-

Teman pasien memiliki riwayat penyakit seperti ini.

Riwayat asma dan alergi obat disangkal.

III. Status Generalis


Keadaan Umum

: Baik

Kesadaran

: Compos mentis

Status Gizi

: Baik

Tekanan Darah

: 120/80 mmHg

Suhu

: 36,9 C

BeratBadan

: 28 kg

IV. Status Dermatologi


Lokasi

: Pergelangan tangan kanan

Efloresensi

: Eritema, edema, likenifikasi, vesikel, papulovesikel, berbatas tegas


dan meninggi.

V. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaanpenunjang

VI. Resume
Pasien perempuan 8 tahun, datang bersama orang tuanya ke klinik penyakit kulit dan
kelamin RS Husada dengan keluham gatal pada pergelangan tangan kanan setelah bermain
dengan temannya di lapangan kira-kira 3 minggu yang lalu. Gatal dirasakan terus menerus ,
sehingga anak pun menggaruknya karena tidak tahan, rasa gatal tidak dipengaruhi oleh
keringat, setelah dilihat oleh orang tuanya, tampak satu bentolan kecil berukuran 0,3 mm
pada pergelangan tangan kanan.
Dua minggu sebelum datang ke rumah sakit, orang tua pasien mengatakan gatal
semakin hebat meskipun sudah diberikan salep. Orang tua pasien mengatakan lupa nama
salep tersebut, namun salep tersebut pernah diberikan oleh dokter ketika anaknya gatal di
badan. Bentolan semakin besar menjadi 2 kali dari sebelumnya. Karena sering digaruk
menimbulkan luka, namum orang tua pasien mengatakan luka tersebut awalnya sudah
mongering, namun selalu digaruk oleh anaknya, sehingga luka tidak mengering.
Satu minggu sebelum datang ke rumah sakit, orang tua pasien mengatakan bentolan
mulai menyebar dan muncul di bagian yang berdekatan dari bentolan awal. Bentolan yang
baru semakin lama semakin menbesar, awalnya 1 cm, namun makin lama benjolan semakin
melebar dan mulai muncul nanah.
Tiga hari sebelum datang kerumah sakit bentolan semakin melebar dan masih sangat
gatal. Orang tua pasien mengatakan gatal semakin hebat dan anaknya selalu menggaruk
bentolan tersebut, sehingga ditutupi dengan kasa oleh orang tua pasien. Selain gatal juga
terasa perih, sehingga anak menjadi rewel dan menangis terus. Akhirnya dibawa oleh orang
tua pasien ke poli klinik kulit dan kelamin RS Husada. Orang tua pasien mengaku teman
anaknya juga mengalami hal yang sama.
Status Dermatologis
Distribusi

: Konfluens dan sirkumskrip

Lokasi

: Pergelangan tangan kanan


3

Efloresensi

: Eritema, edema, likenifikasi, vesikel, papulovesikel, berbatas


tegas dan meninggi

VII. Diagnosis
Diagnosis kerja

: Dermatitis Numularis

Diagnosis Banding

: Dermatitis kontak
Dermatitis atopik
4

Neurodermatitis sirkumskripta
Dermatomikosis

VIII. Penatalaksanaan
a. Non medikamentosa

menyingkirkan penyebab.
Menggunakan pelembab kulit
Lindungi kulit yang terasa gatal dengan pakaian jika tidak dapat menahan diri

untuk menggaruknya.
Gunakan sarung tangan pada malam hari saat akan tidur, mencegah
menggaruk secara tak sengaja.

b. Medikamentosa

Kompres larutan permanganas kalikus 1 : 10.000


R/ Cefadroxil syrup 250ml No I
S 2 dd cth
R/ Loratadine syrup 250 ml No I
S 2 dd cth

IX. Prognosis
Ad vitam

: Ad bonam

Ad fungtionam

: Ad bonam

Ad kosmetikam

: dubia ad bonam

Ad sanationam

: ad bonam

DERMATITIS NUMULARIS
I. Sinonim
5

Eksem numular, ekzem discoid, neurodermatitis numular. Istilah ekzem numular


diperkenalkan oleh Devergie pada tahun 1857.1
II. Definisi
Dermatitis merupakan peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, yang menimbulkan klinis
berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi)
dan keluhan gatal yang cenderung residif dan menjadi kronis.2
Dermatitis numularis sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu kata nummus
yang berarti coin, dan kata dermatitis yang berarti suatu ekzem, kata-kata yang
umum untuk menggambarkan suatu peradangan pada kulit.1
Dermatitis numularis atau yang biasa disebut ekzem numular atau ekzem
discoid merupakan suatu peradangan berupa lesi berbentuk mata uang (coin) atau
agak lonjong, berbatas tegas, dengan efloresensi atau lesi awal berupa papul disertai
vesikel (papulovesikel), biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing) dan biasanya
menyerang daerah ekstremitas.
III.Epidemiologi
Dermatitis numularis pada orang dewasa terjadi lebih sering pada pria
daripada wanita. Usia puncak awitan pada kedua jenis kelamin antara 55 dan 65
tahun, pada wanita usia puncak terjadi juga pada usia 15 sampai 25 tahun. Dermatitis
numularis tidak biasa ditemukan pada anak, bila ada timbulnya jarang pada usia
sebelum satu tahun, umumnya kejadian meningkat seiring dengan meningkatnya
usia.1
IV. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui. Banyak faktor yang ikut berperan. Diduga
stafilokokus dan mikrokokus ikut berperan, mengingat jumlah koloninya meningkat
walaupun tanda infeksi secara klinis tidak tampak, mungkin juga lewat mekanisme
hipersensitivitas. Eksaserbasi terjadi bila koloni bakteri meningkat di atas 10 juta
kuman/cm2.3
Dermatitis kontak mungkin ikut memegang peranan pada berbagai kasus
dermatitis numularis, misalnya alergi terhadap nikel, krom, kobal, demikian pula
iritasi dengan wol dan sabun.4
Trauma fisis dan kimiawi mungkin juga berperan, terutama bila terjadi di
tangan, dapat pula pada bekas cedera lama atau jaringan parut. Pada sejumlah kasus,
stress emosional dan minuman yang mengandung alkohol dapat menyebabkan

eksaserbasi.

Lingkungan

dengan

kelembaban

rendah

dapat

pula

memicu

kekambuhan.1,3
V. Patogenesis
Patofisiologi tentang dermatitis numularis ini belum diketahui dengan pasti,
tetapi pada kulit penderita dermatitis numularis cenderung kering, hidrasi stratum
korneum,rendah.5 Peneliti mengemukakan hipotesa bahwa pelepasan histamine dan
mediator inflamasi lainnya dari sel mast yang kemudian berinteraksi dengan seratsaraf-C yang dapat menimbulkan gatal.
Pada penderita dermatitis numularis, substansi P dan kalsitosin serat peptide
meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada non lesi. Neuropeptida ini dapat
menstimulasi pelepasan sitokin lainnya sehingga memicu timbulnya inflamasi. Hal ini
menunjukkan bahwa neuropeptide berpotensi pada mekanisme proses degranulasi sel
mast.6 Peneliti lain telah menunjukkan bahwa adanya sel mast pada dermis dari pasien
dermatitis numularis menunjukkan aktivitas enzim chymase, mengakibatkan
menurunnya kemampuan menguraikan neuropeptide dan protein. Disregulasi ini
dapat menyebabkan menurunnya kemampuan enzim untuk menekan proses
inflamasi.1,6
Dermatitis pada orang dewasa tidak berhubungan dengan gangguan atopi.
Pada anak, lesi numularis terjadi pada dermatitis atopik.1,2
VI. Gambaran Klinis
Keluhan penderita dermatitis numularis dapat berupa gatal yang kadang sangat
hebat, sehingga dapat mengganggu. Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0,3 1,0 cm), kemudian membesar dengan cara berkonfluensi atau meluas ke samping,
membentuk satu lesi karakteristik seperti uang logam (coin), eritematosa, sedikit
edematosa, dan berbatas tegas.1,3,4 Lambat laun vesikel pecah terjadi eksudasi,
kemudian mengering menjadi krusta kekuningan. Ukuran lesi bisa mencapai garis
tengah 5 cm atau lebih, jumlah lesi dapat hanya satu, dapat pula banyak dan tersebar,
bilateral atau simetris dengan ukuran bervariasi dari miliar sampai numular, bahkan
plakat.7
Dermatitis numularis cenderung hilang timbul, ada pula yang terus menerus,
kecuali dalam periode pengobatan. Bila terjadi kekambuhan umumnya timbul pada
tempat semula. Lesi dapat pula terjadi pada tempat yang mengalami trauma
(fenomena Kobner).1

Gambar 1. Dermatitis Nummuler pada kaki8

Gambar 2. Dermatitis Numularis pada lengan atas8


VII.

Predileksi
Tempat predileksi biasanya terdapat di tungkai bawah, badan, lengan
termasuk punggung tangan.7

VIII.

Pemeriksaan Penunjang
Histopatologi
Gambaran Histopatologi Pada lesi akut ditemukan spongiosis, vesikel
intraepidermal, sebukan sel radang limfosit dan makrofag di sekitar pembuluh
darah. Lesi kronis ditemukan akantosis teratur, hipergranulosis dan
hiperkeratosis, mungkin juga spongiosis ringan. Dermis bagian atas fibrosis,
sebukan limfosit dan makrofag di sekitar pembuluh darah.1,7
8

IX. Diagnosis
Diagnosis dermatitis numularis didasarkan atas gambaran klinis dengan
timbulnya lesi yang berbentuk papulovesikel yang bergabung membentuk satu
bulatan seperti mata uang (coin), dan terasa gatal yang timbul pada daerah predileksi.
Gambaran histopatologi juga bisa membantu dalam menegakkan diagnosa.1,3,7
X. Diagnosis Banding
Sebagai diagnosis banding dari dermatitis numularis antara lain ialah
dermatitis

kontak,

dermatitis

atopik,

neurodermatitis

sirkumskripta

dan

dermatomikosis.1,6,7
1. Dermatitik Kontak
Dermatitis Kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh kontak dengan suatu
zat/ bahan tertentu yang menempel pada kulit, dan menyebabkan alergi atau reaksi
iritasi. ruamnya terbatas pada daerah tertentu dan seringkali memiliki batas yang
tegas.
2. Dermatitis Atopik
Merupakan peradangan kulit yang kronis dan residif, disertai gatal, umumnya
terjadi pada masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan
kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Umumnya
pada pasien dengan lesi pada tangan. Patch test dan prick test dapat membantu
jika terdapat riwayat dermatitis atopik.
3. Neuro Dermatitis Sirkumskripta
Neurodermatitis (Liken Simpleks Kronis) adalah suatu peradangan menahun pada
lapisan kulit paling atas yang menimbulkan rasa gatal. Penyakit ini menyebabkan
bercak-bercak penebalan kulit yang kering, bersisik dan berwarna lebihi gelap,
dengan bentuk lonjong atau tidak beraturan.
4. Dermatomikosis
Merupakan penyakit jamur yang menyerang kulit, yakni pada
jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum
pada epidermis, rambut, dan kuku yang disebabkan oleh dermatofita.
Pada

dermatosis

dapat

terlihat sebagai tinea dengan pinggir aktif,

bagian tengah agak menyembuh, tetapi secara klinis berbeda dari bentuk lesi
tinea. Pada dermatitis numularis bagian tepilebih vesikuler dengan batas relatif
kurang tegas dibandingkan tinea. Pada tinea, dapat dicari hifa dari sediaan
langsung untuk menegakkan diagnosis.

XI. Terapi
Sedapat-dapatnya mencari penyebab atau faktor yang memprovokasi. Bila
kulit kering, diberi pelembab atau emolien. Secara topikal lesi dapat diobati dengan
obat antiinflamasi, misalnya preparat ter, glukokortikoid, takrolimus, atau
pimekrolimus. Bila lesi masih eksudatif, sebaiknya dikompres dahulu misalnya
dengan larutan permanganas kalikus 1:10.000. Kalau ditemukan infeksi bakterial,
diberikan antibiotik secara sistemik. Kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada
kasus yang berat dan refrakter, dalam jangka pendek. Pruritus dapat diobati dengan
antihistamin golongan H1, misalnya hidroksisilin HCl.1,2,6,7
XII.

Prognosis
Dari suatu pengamatan sejumlah penderita yang diikuti selama berbagai
interval sampai dua tahun, didapati bahwa 22% sembuh, 25% pernah sembuh
untuk beberapa minggu sampai tahun, 53% tidak pernah bebas dari lesi
kecuali masih dalam pengobatan.1,7

XIII.

Kesimpulan
Dermatitis Numuler adalah suatu peradangan dan ruam menetap yang
menimbulkan gatal, yang ditandai dengan bintik berbentuk uang logam
disertai lepuhan-lepuhan kecil, keropeng dan sisik-sisik.
Penyebab terjadinya penyakit ini belum jelas namun infeksi
mikroorganisme agaknya turut peran. Adanya sensitivits alergi terhadap
mikroorganisme (Stafilokokus dan mikrokokus) ini dapat memperburuk
penyakit ini. Penyakit ini biasanya terjadi di daerah panas. Kebiasaan minum
alkohol dan adanya ketegangan jiwa dapat mempermudah timbulnya penyakit
ini. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang dewasa dan lebih banyak pada
wanita. Dermatitis kontak juga mengambil peranan sebagai salah satu factor
pencetus, begitupun dengan trauma fisik dan kimiawi.
Bintik-bintik bulat berawal sebagai beruntusan/jerawat dan lepuhan
yang menyebabkan gatal, yang selanjutnya pecah dan membentuk keropeng.
Bintik-bintik ini lebih jelas tampak di punggung lengan atau tungkai dan di
bokong, tetapi bisa juga ditemukan pada batang tubuh.
Puncak awitan pada usia 55-65 tahun, baik pria maupun wanita. Dapat
juga ditemukan pada usia 15-25 tahun. Lesi awal kecil berupa vsikel atau
papulovesikel kemudian bergabung membentuk satu bulatan seperti mata uang
(koin), berbatas tegas, sedikit edema dan eritematosa. Diagnosis ditegakkan
10

berdasarkan gejala-gejalanya. Semakin cepat penanganannya, prognosisnya


semakin bagus.

DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A. Dermatitis Numularis. Dalam : Ilmu Penyakit Kuit dan Kelamin. Edisi
Keenam. Jakarta : FKUI. 2011. H. 148-150
2. Holden AC,Berth-jones J. in : Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C,
Editors.Rooks textbook of dermatology ; Eczema, prurigo, lichenification, and
erithroderma.7th.Italy : Blackwell scienc:2004.P. 1741-1743
3. Gudjonsson JE, Elder JT. Fitzpatricks Dermatology in general medicine. 7 th ed.
United States of America : The McGaw-Hill Medical Companies. 2008; 169-193.
4. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews diseases of the skin clinical
dermatology. 10th ed. Canada : Elsev-lahanier Inc. 2006; 193-201.
5. Eczema and dermatitis. Accessed at December 27th, 2014. Available from:
http://dermnetnz.org/dermatitis/dermatitis/html
6. Journal of Pakistan association of dermatology,2006; 62-64.
7. Fitzpatrics Dermatology in General Medicine Vol I & II , 7 th Edition . 2008. P 158160.
8. Dermatitis numularis. Diunduh dari www.google.com. 28 Desember 2014.

11

Anda mungkin juga menyukai