Anda di halaman 1dari 18

Ini tercermin dalam NEM (nilai Ebtanas murni) IPA yang cenderung rendah, tidak

menunjukkan peningkatan [1].


Berdasarkan pengalaman peneliti pada Program Pengalaman Lapangan (PPL),
salah satu faktor penyebab kegagalan pembelajaran fisika selama ini adalah banyak
anak yang tidak tertarik pada pelajaran IPA khususnya fisika, karena fisika dianggap
susah dan tidak menyenangkan. Selain itu, pada umumnya pembelajaran hanya
berdasarkan pada peristiwa yang benar saja baik dalam buku-buku, artikel-artikel
maupun dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, siswa hanya mampu
menghafal materi-materi yang disampaikan oleh guru tanpa menganalisanya. Akibatnya
siswa tidak bisa berfikir secara kreatif dan inovatif dan kelas terkesan pasif karena tidak
memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi. Padahal tidak semua materi bisa
dihafalkan, khususnya materi-materi dalam fisika.
Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan cara belajar yang berawal dari
sebuah kesalahan yang dianalisa kemudian dibenarkan. Ini bukan merupakan hal yang
mudah karena untuk membenarkan sebuah kesalahan, siswa harus berfikir kritis. Cara
belajar ini dibantu dengan media film kartun karena dalam film kartun banyak kejadiankejadian salah yang sengaja dibuat agar film tersebut terkesan lucu dan menarik.
Penggunaan media film diharapkan dapat membuat siswa lebih tertarik untuk belajar.
Metode pembelajaran ini mengajak siswa untuk melihat suatu kejadian dari film kartun,
kemudian mencari kejadian-kejadian yang salah/aneh/tidak masuk akal dan siswa
diarahkan untuk belajar konsep yang benar. Metode pembelajaran ini termasuk cara
berfikir level tinggi, karena jika tahu kesalahannya pasti tahu benarnya.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah metode Learn Of Error yang
dibantu dengan film kartun Tom and Jerry sebagai media pembelajaran dapat menarik
minat siswa untuk belajar fisika dan meningkatkan kualitas belajar siswa. Serta
bagaimana membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berdasarkan metode
tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) berdasarkan metode Learn Of Error yang dibantu dengan film kartun Tom
and Jerry sebagai media, menerapkan RPP di kelas untuk mengetahui tanggapan siswa
terhadap metode tersebut serta menarik minat siswa agar lebih tertarik dan termotivasi
untuk belajar fisika. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengajak siswa lebih
aktif belajar dan melatih siswa untuk berfikir kritis yaitu dengan menganalisa adegan
adegan yang dianggap salah/aneh/tidak masuk akal sampai dapat membenarkannya,
sehingga membantu siswa untuk lebih memahami konsep konsep fisika.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru, siswa dan
peneliti. Bagi guru dapat dimanfaatkan sebagai contoh metode pembelajaran yang
dapat menarik minat siswa untuk belajar dan memahami konsep-konsep fisika serta
memperkaya metode-metode pembelajaran. Bagi siswa, siswa dapat belajar fisika
dengan metode Learn Of Error serta dapat melatih siswa untuk menganalisa kesalahan
dari suatu kejadian kemudian membenarkannya sehingga meningkatkan cara fikir
mereka.

2. DASAR TEORI
2.1 Media pembelajaran
Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan
perhatian sehingga proses belajar terjadi [2].
Menurut Latuheru, media pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi
komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan
berdayaguna.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka media pembelajaran
merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat
merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi
komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung
secara tepat guna dan berdayaguna [3].
2.2 Pembelajaran Fisika Menggunakan Media Film Kartun
Film kartun sebagai media hiburan sampai sekarang masih mendapat tempat di hati
para pecinta atau penggemarnya. Penggemar film jenis ini tidak memandang usia, yang
membedakan film kartun anak-anak dengan film kartun dewasa adalah pada
penokohan, tema cerita dan amanat/pesan.
Film kartun selain mengandung unsur hiburan juga mengandung unsur pendidikan,
oleh karena itu film kartun dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Tidak semua
film kartun layak dijadikan sebagai media pembelajaran, oleh karena itu guru
seharusnya melakukan proses seleksi terlebih dahulu mana film yang relevan dan layak
dijadikan media pembelajaran.
Berikut ini langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran menggunakan
film :
Langkah pertama adalahpersiapan guru, dalam hal ini guru mencari film apa yang akan
digunakan dalam pembelajaran. Tentang film itu sendiri perlu dicatat antara lain,
panjangnya film, tahun produksi film, dan deskripsi dari film tersebut. Sebelum film itu
digunakan, sebaiknya dicoba dulu sehingga guru memperoleh data lengkap tentang film
yang akan dipergunakan, kemudian diintegrasikan dengan rencana pembelajaran.
Langkah kedua adalah persiapan kelas. Persiapan kelas bukan hanya persiapan
ruangan dan perlengkapan yang diperlukan , tetapi juga mempersiapkan siswa dalam
menghadapi pengajaran dengan film itu.
Langkah ketiga adalah penyajian. Dalam langkah ini, film yang sudah dipersiapkan
digunakan di dalam kelas. Apabila diperlukan , pemutaran film dapat diulangi tergantung
pada masalah yang dibicarakan.
Follow-up dan aplikasi. Setelah pemutaran film diperlukan adanya kegiatan-kegiatan
lanjutan sebagain aplikasi dengan maksud memperkuat atau lebih menguasai serta
memperluas pengetahuan yang mereka peroleh. Kegiatan itu dapat berupa test,
demonstrasi, diskusi, eksperimen dan proyek.

10

Membuat record, record semacam ini berisi catatan baik secara bibiografi maupun
catatan-catatan tentang korelasi fim dengan pelajaran. Berisikan penilaian-penilaian dan
penemuan-penemuan dalam film. Selain itu, dicantumkan pula reaksi siswa terhadap
fim itu, dan saran-saran yang man sesuatu film dapat diperguanakan. Jadi segala sesuatu
tentang film dalam hubungannya dengan murid dan pelajaran, tentang isi termasuk
waktu dan lain-lain dicatat dalam sebuah record yang menjadi milik guru [4].
2.3 Belajar berdasarkan Kesalahan (Learn Of Error)
Psikolog Henry L. Roediger dan Bridgid Finn meninjau beberapa keuntungan dari
belajar melalui kesalahan. Mereka mengasumsikan bahwa cara terbaik untuk mengajar
anak-anak adalah dengan memberikan kesalahan pada siswa untuk dianalisa, sampai
siswa dapat membenarkannya sehingga respon yang benarakan tertanam dalam otak.
Mendapatkan jawaban yang salah membantu kita mengingat yang benar [5].
2.4 Elastisitas Benda
Teori elastisitas menyebutkan bahwa bila suatu benda pejal dibebani oleh gaya luar,
benda tersebut akan berubah bentuk (deformasi) sehingga menimbulkan tegangan dan
regangan. Geometri benda sangat berpengaruh pada distribusi tegangan. Tegangan
akan terkonsentrasi pada daerah-daerah dimana terjadi perubahan bentuk yang tibatiba seperti lubang dan tarikan.
Benda-benda yang memiliki elastisitas misalnya karet. baja, dan kayu, di sebut
benda elastis. sebaliknya, benda-benda yang tidak memiliki sifat elastis, misalnya
pelastisin, lumpur dan tanah liat disebut benda plastis. [6]
2.5 Hukum Hooke
Hukum Hooke adalah ketentuan atau hukum mengenai gaya dalam bidang ilmu
fisika yang terjadi karenasifat elastisitas. Besarnya gaya Hooke ini secara proporsional
akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya, atau lewat
rumus matematis dapat digambarkan sebagai berikut :
Dimana F adalah gaya (N), k adalah konstanta pegas (N/m), x adalah jarak pergerakan
pegas dari posisi normalnya (m) [7]
3. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action
research) dengan model guru sebagai peneliti (teacher as researcher). Peneliti yang
berperan sebagai guru menentukan masalah yang akan diselesaikan, merancang
tindakan
yang
akan
digunakan
untuk
mengatasi
masalah
tersebut,
menerapkan/melaksanakan rancangan tindakan dalam pembelajaran, dan mengevaluasi
penelitian yang telah dilakukan [8]. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas X SMA
Theresiana Salatiga.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa RPP(Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran), lembar pengamat KBM (yang termasuk pengamatan afektif), soal post
test, dan kuisioner.

11

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan cara sebagai berikut: (i) RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dilaksanakan di kelas, (ii) Lembar pengamat KBM
termasuk pengamatan afektif yang berisi keaktifan siswa diisi oleh pengamat lain saat
KBM berlangsung, (iii) Soal post tes diberikan setelah pembelajaran selesai kepada
seluruh siswa secara individual untuk mengetahui pencapaian pemahaman siswa
tentang konsep-konsep fisika dengan menggunakan metode Learn Of Error yang
dibantu film kartun Tom and Jerry sebagai media pembelajaran,(iv) kuesioner diberikan
setelah post test selesai dan diisi oleh setiap siswa.
Prosedur penelitian dibagi dalam 2 tahap yaitu (i) tahap persiapan ; mencari dan
menentukan film kartun yang akan digunakan, pembuatan RPP
berdasarkan
metodeLearn Of Error yang dibantu film kartun Tom and Jerry sebagai media
pembelajaran, pembuatan alat pengumpul data yang meliputi soal post test, lembar
observasi, dan kuesioner, (ii) tahap pelaksanaan ; minta izin kepada Kepala Sekolah
untuk melakukan penelitian, KBM dijalankan sementara para observer sudah siap di
kelas untuk mengisi lembar pengamatan KBM, setelah KBM selesai,diadakan Post Test
dan lembar kuesioner dibagikan untuk diisi oleh tiap siswa, kemudian koreksi dilakukan,
(iii) tahap refleksi, hasil yang diperoleh dari tahap pelaksanaan yaitu dari jawaban post
test, lembar pengamatan KBM, dan lembar kuesioner dianalisa. Dari hasil refleksi
tersebut bisa dilihat apakah pelaksanaan dan target yang ditetapkan dalam indikator
keberhasilan sudah tercapai atau belum. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila
minimal 80% siswa memiliki skor pemahaman (nilai post test) minimal 70, minimal 80%
siswa aktif merespon pertanyaan-pertanyaan dari guru, dan minimal 80% siswa
menjawab senang dengan metode pembelajaran yang diterapkan dari lembar kuesioner.
Jika indikator keberhasilan sudah tercapai, berarti penelitian sudah berhasil dan
dihentikan kemudian dilanjutkan dengan pembuatan laporan, tetapi jika indikator
keberhasilan belum tercapai maka diadakan perbaikan pada alat pengumpul data dan
penelitian diulang.

4. Hasil dan Pembahasan


Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diawali dengan kegiatan awal yaitu motivasi
yang diberikan pada siwa. Motivasi berupa pemutaran Film kartun Tom and Jerry.
Sebelum penayangan Film, siswa diberi tahu terlebih dahulu bahwa saat menonton Film
siswa harus memperhatikan setiap adegan yang ada dalam Film Kartun Tom and Jerry
tersebut. Saat penayangan film berlangsung, seluruh siswa memperhatikan film tersebut
dan sangat antusias. Setelah penayangan film selesai, guru memberikan pertanyaan
pada siswa: Setelah kalian menonton Film Kartun Tom and Jerry tersebut, apakah
menurut kalian ada adegan-adegan yang salah/tidakmasuk akal/menyimpang dari
kenyataan berdasarkan materi elastisitas?. Sebagian besar siswa menjawab ada.
Kemudian guru bertanya lagi adegan yang mana saja? pertanyaan ini membuat siswa
saling mengemukakan pendapat mereka. Kemudian mereka dihadapkan pada suatu
masalahDimana letak kesalahan dari adegan adegan tersebut?. Sebagian besar siswa
mengutarakan pendapatnya, dan dari hasil jawaban sementara siswa adalah sudah pipih

12

seharusnya mati tetapi bisa hidup lagi, kepala kucing bisa dibentuk menjadi kepala
keledai, tikus bisa masuk dalam sedotan minuman.
Selanjutnya kegiatan belajar mengajar dilanjutkan dengan kegiatan inti. Kegiatan inti
terdiri dari 1 demonstrasi, 2 percobaan dan pemecahan masalah. Percobaan pertama
adalah percobaan untuk menyelidiki benda benda yang bersifat elastis dan benda
benda yang bersifat plastis. Dalam percobaan ini, guru menunjukkan benda - benda yang
akan digunakan untuk percobaan. Selanjutnya guru memberikan beberapa pertanyaan
menggiring mengamati dan pertanyaan menggiring menarik kesimpulan. Percobaan
kedua adalah percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya pegas
terhadap simpangan (x). Dalam percobaan ini guru menunjukkan sebuah pegas
kemudian menyuruh salah satu siswa maju ke depan untuk menarik pegas tersebut.
Siswa yang bersangkutan langsung bersedia untuk maju ke depan dan siswa yang lain
juga ikut mengamati. Selanjutnya guru memberikan beberapa pertanyaan menggiring
merancang percobaan dan menggiring menarik kesimpulan. Percobaan dilakukan oleh
salah satu siswa yang ditunjuk oleh guru. Percobaan terakhir adalah percobaan untuk
Menyelidiki hubungan antara kelenturan pegas dengan gaya pegas
. Dalam
percobaan ini guru juga mengajukan beberapa pertanyaan menggiring merancang
percobaan dan menggiring menarik kesimpulan. Percobaan dilakukan oleh salah satu
siswa yang ditunjuk oleh guru. Siswa tersebut langsung bersedia maju ke depan untuk
melakukan percobaan dengan senang hati tanpa dipaksa oleh guru.
Setelah ketiga percobaan dilakukan, pembelajaran dilanjutkan dengan pemecahan
masalah. Dalam kegiatan ini siswa dibagi dalam 4 kelompok yang setiap kelompok terdiri
dari 5 anggota. Pembagian kelompok cukup sulit diikuti oleh siswa. Hal ini disebabkan
karena ada sebagian siswa yang sudah memiliki geng dan ada yang memilih milih teman.
Akhirnya guru membiarkan siswa untuk menentukan kelompok sendiri. Dalam kegiatan
pemecahan masalah ini, setiap kelompok melakukan diskusi untuk menganalisa adegan
salah yang ada dalam Film Kartun Tom and Jerry yang sudah ditonton siswa sebelumnya.
Analisa adegan yang harus diisi oleh setiap kelompok adalah narasi dari adegan
tersebut, kesalahan dan teori yang benar berdasarkan materi elastisitas yang sudah
dibahas sebelumnya. Guru membagikan selembar karton yang sudah ditempeli gambar
cuplikan adegan yang salah. Sebelumnya guru memberikan contoh analisa satu adegan
sebagai berikut :

13

Gambar adegan yang salah


1

Gambar 1. Adegan saat Jerry masuk dalam celah yang sangat sempit.
Analisa adegan yang salah

Adegan :
Jerry masuk ke celah pintu yang sangat sempit. Saat Jerry memasuki celah
tersebut, tubuhnya pipih sehingga Jerry dapat melewati celah tersebut tetapi setelah
keluar dari celah tersebut tubuh Jerry dapat kembali ke bentuk semula.
- Kesalahan :
Jerry merupakan benda elastis
- Teori yang benar :
Jerry bukan merupakan benda elastis tetapi merupakan benda plastis. Jika Jerry
masuk dalam celah sempit yang menyebabkan tubuhnya pipih, maka setelah keluar
celah tubuh Jerry tidak akan kembali ke bentuk semula. Bahkan seharusnya Jerry tidak
bisa memasuki celah yang sangat sempit.
Setiap kelompok menganalisa satu adegan. Diskusi berjalan dengan lancar,
sesekali perwakilan dari kelompok bertanya pada guru tentang apa yang belum
dimengerti. Guru berkeliling pada tiap kelompok untuk memberikan bimbingan. Setiap
anggota kelompok mengemukakan pendapatnya dan dirundingkan kemudian dipilih
jawaban yang paling tepat menurut kelompok. Setelah diskusi selesai, perwakilan dari
tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Berikut hasil diskusi dari tiap
tiap kelompok :
a. Hasil diskusi dari Kelompok A
2

Gambar 2. Jerry masuk dalam sedotan minuman.

14

Adegan :
Tom dan Jerry minum jus jeruk kemudian Jerry tersedot ke dalam sedotan yang
disedot Tom sehingga Jerry masuk ke dalam sedotan. Tom mengeluarkan Jerry dari
sedotan dan sedotan kembali ke bentuk semula
- Kesalahan :
Sedotan merupakan benda elastis yang setelah terkena gaya dapat kembali ke
bentuk semula.
- Teori yang benar :
Sedotan bukan merupakan benda elastis namun benda plastis.
b. Hasil diskusi dari Kelompok B
1

Gambar 3. Kepala Tom dibentuk menjadi kepala keledai tetapi dapat kembali ke bentuk semula

Adegan :
Kepala Tom yang diubah menjadi kepala keledai dan dapat kembali ke bentuk
semula
Kesalahan :
Karena kepala Tom dapat diubah ubah dan dapat kembali ke bentuk semula
jadi kepala Tom merupakan benda elastis.
Teori yang benar :
Kepala Tom tidak dapat diubah ubah karena bukan merupakan benda elastis.

c. Hasil diskusi dari Kelompok C


1

Gambar 4. Jerry diijak oleh Tom

Adegan :
Tom menginjak Jerry hingga Jerry menjadi pipih, tetapi kemudian Jerry kembali
ke bentuk semula

15

Kesalahan :
Jerry merupakan benda elastis yang setelah terkena gaya dapat kembali ke
bentuk semula.
Teori yang benar :
Jerry bukan merupakan benda elastis tetapi benda plastis. Jika Jerry diinjak Tom
seharusnya menjadi pipih dan tidak bisa kembali ke bentuk semula bahkan Jerry
tidak bisa menjadi semula karena diinjak.

d. Hasil diskusi dari Kelompok D


1

Gambar 5. Tom dan mobilnya terlindas oleh mobil Blacky.

Adegan :
Tom tertindas mobil blacky dan leher Tom berubah menjadi pegas.
Kesalahan :
Tom merupakan benda elastis yang setelah tertindas dapat kembali ke bentuk
semula.
Teori yang benar :
Kepala Tom bukan benda elastis yang bisa kembali semula. Jika benar kepala
Tom tertindas mobil, seharusnya bentuk kepala Tom pipih.
Setelah keempat kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka,
kemudian guru membahas adegan satu persatu. Berikut pembahasan adegan oleh
guru :

Kunci adegan 1
- Adegan :
Jerry masuk dalam sedotan minuman dan sedotan minuman tersebut berbentuk
tubuh Jerry. Ketika Tom menekan sedotan untuk mengeluarkan Jerry, sedotan
minuman dapat kembali ke bentuk semula.
- Kesalahan :
Sedotan minuman merupakan benda elastis
- Teori yang benar:

16

Sedotan minuman merupakan benda plastis sehingga Jerry tidak mungkin bisa
masuk dalam sedotan. Ketika tubuh Jerry mengenai mulut sedotan, kemungkinan
sedotan akan robek terkena gaya dari Jerry.
Kunci adegan 2
- Adegan :
Caty menekan dan menarik kepala Tom, sehingga kepala Tom berbentuk kepala
keledai. Setelah beberapa saat kepala Tom dapat kembali ke bentuk semula.
- Kesalahan :
Untuk beberapa saat kepala Tom merupakan benda plastis yang dapat dibentuk
menjadi berbagai bentuk dan tidak kembali ke bentuk semula, tetapi setelah itu
bersifat elastis karena setelah berubah bentuk menjadi kepala keledai, kepala Tom
dapat kembali ke bentuk semula.
- Teori yang benar :
Kepala Tom memang merupakan benda plastis yang setelah diberi gaya tidak
dapat kembali ke bentuk semula, tetapi kepala Tom tidak bisa ditarik dan ditekan
sehingga berubah bentuk seekstrim itu. Kucing (Tom) memang memiliki sifat elastis,
tetapi pada bagian bagian tertentu saja contohnya kulit. Jika kulit kucing ditarik,
maka kulitnya akan melar tetapi jika tarikan kita lepaskan maka akan kembali ke
bentuk semula saat itu juga.
Kunci adegan 3
- Adegan :
Jerry diinjak Tom sehingga tubuhnya pipih, tetapi setelah beberapa saat kembali
ke bentuk semula.
- Kesalahan :
Jerry merupakan benda elastis yang setelah terkena gaya dari kaki Jerry dapat
kembali ke bentuk semula.
- Teori yang benar :
Jerry bukan merupaka benda elastis tetapi merupakan benda plastis. Jika Jerry
diinjak oleh Tom yang menyebabkan tubuhnya pipih, maka Jerry tidak akan kembali
ke bentuk semula.
Kunci adegan 4
- Adegan :
Tom yang sedang mengendarai mobilnya, tiba-tiba ditindas oleh mobil Blacky
sehingga Tom dan mobilnya pipih. Tetapi kepala Tom dan pegas mobilnya dapat
kembali ke bentuk semula.
- Kesalahan :
Kepala Tom merupakan benda elastis yang setelah diberi gaya dapat kembali ke
bentuk semula.

17

Teori yang benar :


Tom adalah benda plastis, sehingga jika terkena gaya/ditindas oleh mobil Blacky
yang menyebabkan Tom pipih, kepala Tom tidak akan kembali ke bentuk semula.

Setelah guru melakukan pembahasan atas hasil diskusi dari tiap kelompok,
kegiatan dilanjutkan dengan memberikan soal Post test pada masing masing siswa.
Post test diberikan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang
materi yang telah dipelajari. Selanjutnya lembar kuesioner dibagikan pada siswa
secara individu. Kuesioner diberikan ungtuk mengetahui tanggapan dan minat siswa
terhadap membelajaran dengan Metode Learn of Error yang dibantu dengan Film
Kartun Tom and Jerry sebagai media.
Dilihat dari kegiatan belajar mengajar (KBM) di atas, dapat disimpulkan bahwa
kegiatan belajar mengajar berjalan cukup lancar. Hal ini terlihat dari reaksi siswa dalam
beberapa tahap pembelajaran. Penggunaan media film digunakan saat pemberian
motivasi. Seperti dilihat dalam tujuan penelitian, dijelaskan bahwa penelitian ini
bertujuan untuk menarik minat siswa agar lebik tertarik untuk belajar Fisika. Dari lembar
observasi telah diperoleh data bahwa saat pemberian motivasi dengan pemutaran film
kartun, dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk belajar Fisika dengan
alasan lebih menarik dan menyenangkan karena menggunakan metode menonton film
dan menganalisa, karena lebih mudah diingat, dan cara pembelajarannya mudah
dimengerti. Dalam kegiatan motivasi tersebut, sebagian besar siswa antusias untuk
menyaksikan film kartun tersebut dan dapat mengidentifikasi adegan adegan yang
salah dalam film kartun baik yang berhubungan dengan materi elastisitas atau tidak,
tetapi siswa belum bisa memberikan alasan yang tepat mengapa adegan adegan
tersebut salah. Hal ini mungkin disebabkan karena siswa belum mempelajari materi
tentang elastisitas sebelumnya.
Pada demonstrasi yang dilakukan oleh guru, sebagian besar siswa antusias untuk
mengamati demonstrasi dari guru. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam
menjawab pertanyaan pertanyaan dari guru serta kemampuan untuk membuat hasil
pengamatan, dan membuat kesimpulan dari hasil pengamatan. Selain itu, siswa juga
padat membedakan antara benda elastis dan benda plastis. Pada percobaan kedua
sebagian besar siswa bisa menjawab beberapa pertanyaan menggiring mengamati,
tetapi ada beberapa anak yang tidak merespon pertanyaan guru dan ramai sendiri.
Disinilah peran guru sebagai pengajar harus ditonjolkan. Guru menegur siswa tersebut
dan memberikan pertanyaan pada siswa tersebut sampai siswa dapat menjawab.
Sebagai contoh siswa A ramai sendiri saat guru memberikan pertanyaan menggiring
merancang percobaan. Siswa lain menjawab pegas, tetapi siswa A ribut sendiri bersama
siswa B. kemudian guru mengarahkan arah pandangnya pada mereka dan memberikan
pertanyaan sebagai berikut
o Guru
: peralatan apa lagi yang diperlukan untuk mengetahui hubungan
antara simpangan dengan gaya pegas?
o Siswa A
: tidak tahu bu, kemudian guru memberikan pertanyaan yang sifatnya
memancing.

18

Guru
: kita akan menyelidiki hubungan antara gaya pegas dan simpangan,
berarti selain pegas, peralatan apa lagi yang kita perlukan?
o Siswa A
: penggaris
o Guru
: apa lagi? Itu lho alat yang digunakan untuk mengukur gaya!
o Siswa B
: neraca pegas
Siswa juga dapat menentukan variabel yang harus diubah ubah dalam
melakukan percobaan yaitu simpangan (x), variabel yang akan diukur yaitu gaya luar
(
), dan variabel yang dibuat sama untuk melakukan percobaan yaitu pegasnya.
Selain itu siswa juga bisa membuat hasil pengamatan (dapat dilihat pada lampiran) dan
membuat kesimpulan dari hasil pengamatan secara matematis bahwa gaya pegas
sebanding dengan simpangan (
) meski harus diberikan pertanyaan tambahan yang
sifatnya memancing. Jadi bisa disimpulakan bahwa pertanyaan pertanyaan yang
diberikan guru sudah efektif untuk mengajak siswa merancang percobaan, membuat
hasil pengamatan, dan membut kesimpulan. Pada percobaan ketiga dapat disimpulkan
bahwa siswa sudah bisa menjawab setiap pertanyaan dari guru dengan cepat dan tepat.
Siswa juga sudah dapat menentukan variabel yang harus diubah yaitu jenis pegasnya,
variabel yang akan diukur yaitu gaya luarnya, dan variabel yang dibuat tetap yaitu
simpangannya. Hal ini disebabkan karena mereka sudah pelajar dari percobaan
sebelumnya. Selain itu, siswa juga bisa membuat hasil pengamatan (dapat dilihat pada
lampiran) dan membuat hasil kesimpulan dengan tepat tidak harus diberi pertanyaan
yang bersifat memancing karena mereka sudah berpengalaman dalam menyimpulkan
percobaan yang sebelumnya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa pertanyaan- pertanyaan dari
guru sangat efektif untuk mengajak siswa merancang percobaan, membuat hasil
pengamatan, dan membuat kesimpulan secara matematis, sampai dapat mendapatkan
persamaan Hukum Hooke yaitu
Tujuan utama dari Metode Learn of Error yang dibantu dengan Film Kartun Tom
and Jerry sebagai media adalah mengajak siswa untuk lebih aktif belajar, dan melatih
siswa menganalisa adegan adegan dalam film kartun yang dianggap salah/ aneh/tidak
masuk akal, sampai dapat membenarkannya sehingga membantu siswa memahami
konsep konsep fisika. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dengan menggunakan
metode tersebut, siswa sudah dapat menganalisa adegan adegan salah yang terdapat
dalam film dan siswa lebih aktif untuk belajar. Dengan melihat film kartun, kemampuan
berdiskusi jadi lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan berdiskusi dalam setiap
kelompok. Mereka saling mengemukakan pendapat tentang letak kesalahan dari adegan
dalam film dan bagaimana teori yang benar sehingga menimbulkan tanggapan antar
anggota kelompok. Diskusi juga berjalan dengan baik karena setiap anggota kelompok
sudah bisa aktif berdiskusi tanpa dikejar kejar guru. Setiap anggota kelompok
mendiskusikan analisa dari adegan yang salah dalam film kartun tersebut. Setiap
kelompok sudah bisa menuliskan analisa dari adegan salah yang terdiri dari narasi
adegan, kesalahan , dan teori yang benar, tetapi hasil analisa dari kelompok B dan D
tidak seperti yang diinginkan yaitu pada bagian penulisan narasi adegan. Pada bagian
mengisi letak kesalahan, kelompok B menuliskan Karena kepala Tom dapat diubah
ubah dan dapat kembali ke bentuk semula jadi kepala Tom merupakan benda elastis.

19

Hal ini disebabkan karena mungkin mereka kurang jeli dalam melihat adegan dan
gambar. Mereka hanya melihat kepala Tom dapat kembali ke bentuk semula setelah
diberi gaya. Letak kesalahan adegan yang seharusnya adalah Untuk beberapa saat
kepala Tom merupakan benda plastis yang dapat dibentuk menjadi berbagai bentuk dan
tidak kembali ke bentuk semula, tetapi setelah itu bersifat elastis karena setelah
berubah bentuk menjadi kepala keledai, kepala Tom dapat kembali ke bentuk semula.
Hal ini juga berdampak pada penulisan teori yang benar, kelompok B menuliskan bahwa
Kepala Tom tidak dapat diubah ubah karena bukan merupakan benda elastis. Hal ini
disebabkan karena mereka hanya melihat sifat plastisnya saja tanpa melihat sifat elastis
dari seekor kucing (Tom). Teori yang benar seharusnya Kepala Tom memang
merupakan benda plastis yang setelah diberi gaya tidak dapat kembali ke bentuk
semula, tetapi kepala Tom tidak bisa ditarik dan ditekan sehingga berubah bentuk
seekstrim itu. Kucing (Tom) memang memiliki sifat elastis, tetapi pada bagian bagian
tertentu saja contohnya kulit. Jika kulit kucing ditarik, maka kulitnya akan melar tetapi
jika tarikan kita lepaskan maka akan kembali ke bentuk semula saat itu juga. Sedangkan
kelompok D menuliskan bahwa " Tom terlindas mobil Blacky dan leher Tom berubah
menjadi pegas, adegan yang seharusnya Tom dan mobilnya terlindas oleh mobil
Blacky yang menyebabkan Tom dan mobilnya pipih, tetapi kepala dan pegas mobilnya
dapat kembali ke bentuk semula. Hal ini disebabkan karena dilihat dari gambar, setelah
Tom dan mobilnya dilindas oleh mobil Blacky yang menyebabkan Tom dan mobilnya
pipih, yang muncul kembali adalah hanya kepala Tom tanpa badan dan pegas dengan
posisi kepala Tom di ujung pegas. Jadi mereka menganggap bahwa leher Tom berubah
menjadi pegas. Dari kuesioner, diperoleh data bahwa pembagian kelompok dalam
diskusi dapat meningkatkan kerjasama antar siswa, siswa bisa belajar bersama sama,
dan siswa jadi berani mengemukakan pendapatnya tentang analisa adegan yang salah
dalam film. Dengan presentasi dapat melatih siswa untuk berani mengemukakan
pendapat di depan orang banyak dan menanggapi tanggapan kelompok lain.
Untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi, maka diadakan post test
dimana soal soal yang diberikan adalah soal soal analisa adegan yang salah dan soal
soal yang berhubungan dengan Hukum Hooke seperti di bawah ini :
1)
i. Jelaskan letak kesalahan dari gambar cuplikan adengan di bawah ini!
ii. Jelaskan teori yang benar dari kesalahan adegan tersebut!
1

20

Dilihat dari jawaban siswa, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa
menjawab benar soal nomer 1, tetapi terdapat perbedaan dalam penulisan kalimat
terutama pada bagian menuliskan teori yang benar. Ada beberapa siswa yang salah
menjawab seharusnya menuliskan kesalahan dari adegan, tetapi mereka menuliskan
narasi adegannya. Hal ini disebabkan karena siswa kurang teliti dalam membaca soal.
2) Hitung gaya pegas yang bekerja pada Jerry setelah diinjak Tom jika tebal tubuh
Jerry mula-mula 5cm menjadi 1cm! (k = 1000 N/m)
3) Pegas mula-mula memiliki panjang 2cm, setelah ditarik dengan gaya 40N
panjangnya menjadi 10cm. hitung konstanta pegas dari pegas tersebut!
4) Hitung pertambahan panjang pegas jika konstanta pegas 700N/m dan gaya yang
bekerja sebesar 21N!
5) Sebuah pegas yang memiliki panjang 1 cm jika ditarik dengan gaya sebesar 40 N
maka panjangnya menjadi 10 cm. Berapa gaya yang dibutuhkan untuk menarik
pegas agar panjangnya menjadi 12 cm?
Soal nomor 2,3,4, dan 5 membahas tentang Hk. hooke. Dilihat dari jawaban
siswa, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa bisa menjawab benar soal
tersebut, tetapi ada beberapasiswa yang sering lupa menuliskan satuan atau salah
satuan sehingga mengurangi nilai. Ada juga beberapa siswa yang tidak menjawab soal
nomor 5, hal ini disebabkan karena soal nomer 5 terdiri dari 2 pertanyaan, dan
memang harus benar benar bisa memahami soal terlebih dahulu baru bisa
mengerjakan. Hal ini juga disebabkan karena siswa sudah lelah dan ingin pulang karena
mereka sudah lelah usai mengerjakan test dari sekolah.

Hasil belajar siswa


Tabel 1. Hasil belajar siswa
No
Siswa
Nilai
1
A
75
2
B
79
3
C
57
4
D
82
5
E
100

21

6
F
7
G
8
H
9
I
10
J
11
K
12
L
13
M
14
N
15
O
16
P
17
Q
18
R
19
S
20
T
Rata rata kelas

68
87
76
78
78
100
87
72
77
79
74
76
82
80
85
79,6

Tabel 2.Kategori penilaian kognitif


Interval Skor

Keterangan

49

Gagal

50 59

Kurang

60 69

Cukup

70 -79

Baik

80 - 100

Baik sekali

Dari hasil jawaban siswa diperoleh sebanyak 8 siswa dalam kategori baik
sekali, 10 siswa dalam kategori baik, dan 2 siswa dalam kategori cukup. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada 18 siswa dari 20 jumlah siswa nilainya diatas
70. Ini berarti bahwa sebagian besar siswa yaitu sebanyak 90% (prosentase penilaian
dapat dilihat pada lampiran) siswa paham terhadap materi yang diajarkan karena
selama proses KBM siswa antusias mengikuti percobaan, aktif menjawab pertanyaan
dari guru, dan bekerjasama memecahkan masalah dari kesalahan dalam adegan
sehingga tertanam bagaimana teori yang benar karena sudah tahu salahnya. Ada 2
siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 70. Hal ini disebabkan karena siswa tersebut
kurang memperhatikan guru saat mengajar dan ramai sendiri, siswa tersebut juga
tidak aktif untuk mengemukakan pendapat dalam kelompok.

22

Metode Learn of Error yang dibantu dengan Film Kartun Tom and Jerry sebagai
media dikatakan berhasil jika minimal 80% anak mendapatkan skor pemahaman (nilai
post test) minimal 70, sehingga berdasarkan prosentase keberhasilan yang diperoleh
maka penelitian dikatakan berhasil
Setelah proses belajar mengajar selesai, guru membagikan lembar kuesioner
pada siswa secara individual. Lembar kuesioner ini digunakan untuk mengetahui
tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan Metode Learn of Error yang
dibantu dengan Film Kartun Tom and Jerry sebagai media. Penilaian sikap (aspek afektif)
diperoleh dari jawaban siswa pada lembar kuesioner. Dari hasil penelitian diperoleh :
Sejumlah 85% siswa menganggap bahwa metode pembelajaran ini merupakan
metode yang baru bagi mereka karena belum pernah diajarkan menggunakan metode
tersebut, sedangkan 15% siswa menganggap metode ini bukan sesuatu yang baru bagi
mereka karena biasa saja dan sudah sangat sering. Setelah diajar menggunakan metode
ini, sebanyak 80% siswa lebih tertarik untuk belajar Fisika dengan alasan :
lebih menarik dan menyenangkan
karena menggunakan metode menganalisa dan menonton film
karena lebih santai dan seru
Sedangkan sebanyak 20% siswa tidak tertarik untuk belajar Fisika karena
namanya saja BELAJAR, karena tidak suka Fisika , dan bagi dia belajar Fisika tidak
bisa.Siswa juga mendapatkan beberapa pelajaran dari belajar berkelompok antara lain
bisa berdiskusi memecahkan masalah bersama sama, membahas materi bersama
sama, mengajukan pendapat dan dibahas bersama anggota kelompok, membantu satu
sama lain dan belajar kekompakan dalam kelompok. 100% siswa merasa mampu
menganalisa kejadian-kejadian salah yang terdapat dalam film. Setelah diajar
menggunakan metode ini, sebanyak 95% siswa memahami materi tentang elastisitas
benda, sedangkan sebanyak 5% siswa kurang memahami materi elastisitas tetapi tanpa
memberikan alasan. 100% siswa mampu berfikir kritis hingga mendapatkan konsep
konsep yang benar dari konsep konsep yang salah. Sebanyak 15% siswa mengaku agak
kesulitan dan terlalu santai dalam belajar.
Dari jawaban jawaban siswa di atas padat disimpulkan bahwa pembelajaran
menggunakan Metode Learn of Error yang dibantu dengan Film Kartun Tom and Jerry
sebagai media dapat menarik minat siswa untuk belajar Fisika, tetapi ada beberapa
siswa yang tidak tertarik terhadap metode ini karena bagi mereka namanya saja
belajar dan tidak bisa belajar fisika sehingga menganggap metode ini biasa saja.
Sebagian besar siswa senang terhadap metode yang digunakan karena dapat menonton
film sekalian belajar, siswa lebih bisa memahami materi karena pembelajarannya
mengenangkan, dan siswa bisa belajar dari kesalahan adegan sampai bisa menganalisa
adegan tersebut. Selain itu, siswa juga mandapatkan beberapa hal dari belajar kelompok
seperti berdiskusi memecahkan masalah dan mengemukakan pendapat. Pembelajaran
menggunakan Metode Learn of Error yang dibantu dengan Film Kartun Tom and Jerry
sebagai media, memberikan dampak baik bagi siswa. Hal ini bisa dilihat dari jawaban
kuesioner siswa yang mengatakan bahwa dengan diajar menggunakan metode ini siswa
lebih mudah mengingat materi karena pembelajarannya menarik dan mudah ditangkap,

23

dengan metode ini siswa mampu untuk berfikir kritis dengan alasan karena dapat
mengetahui mana teori yang benar dan mana teori yang salah, sehingga dengan melihat
kesalahan lebih tertanam bagaimana teori yang benar. Metode ini juga memiliki
kekurangan, hal ini diperoleh dari jawaban siswa pada lembar kuesioner. Beberapa
siswa perpendapat bahwa metode ini sedikit sulit dan terlalu santai. Hal ini disebabkan
karena siswa bisa menemukan adegan yang salah dalam film tetapi tidak mengetahui
bagaimana teori yang benar dan pembelajarannya menyaksikan film jadi mereka anggap
terlalu santai.
Perlu diperhatikan bahwa penggunaan metode ini harus memperhatikan
beberapa aspek seperti :
1. Waktu
Waktu harus diperhatikan agar pembelajaran dapat efektif.
2. Penguasaan kelas
Harus bisa mengarahkan siswa pada materi yang akan dipelajari.
3. Sekolahan/tempat
Tempat pembelajaran perlu diperhatikan karena metode ini menggunakan
peralatan seperti laptop/computer dan LCD. Jadi sebaiknya metode ini diterapkan di
sekolah yang sarana dan prasaranya lengkap. Jika guru akan menerapkan metode ini di
sekolah sekolah yang sarana dan prasarananya kurang, maka guru harus menyediakan
dan menyiapkan peralatan sendiri.

4. Film
Film harus diperhatikan karena tidak semua film kartun dapat digunakan untuk
pembelajaran. Film yang digunakan adalah fil yang didalamnya terdapat adegan
adegan salah yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.

5. Kesimpulan dan Saran


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran menggunakan Metode Learn of Error yang dibantu dengan Film Kartun
Tom and Jerry sebagai media berhasil menarik minat siswa dan membuat siswa
temotivasi untuk lebih aktif belajar serta dapat meningkatkan cara fikir siswa karena
siswa dilatih untuk menganalisa adegan adegan salah/aneh/tidak masuk akal yang
terdapat dalam film kartun Tom and Jerry dimulai dari menemukan adegan yang salah,
kemudian menemukan dimana letak kesalahannya, sampai mendapatkan teori yang
benar berdasarkan teori fisika yang sudah dipelajari. Pembelajaran menggunakan
metode ini juga dapat meningkatkan kerjasama siswa dalm kelompok, menjadikan siswa
lebih aktif untuk mengemukakan pendapat. Dari segi kognitif dapat ilihat bahwa dari
hasil belajar siswa pada materi yang diajarkan, cukup memuaskan, hal ini dilihat dari
hasil belajar siswa pada tebel 1.

24

5.2 Saran
Saran dari penulis berdasarkan kesimpulan di atas adalah :
1. Metode Learn of Error yang dibantu dengan Film Kartun sebagai media, sebaiknya
sering diterapkan pada pembelajaran karena metode ini dapat menarik minat siswa
dan memotivasi siswa untuk belajar fisika. Selain itu, metode ini juga dapat
meningkatkan cara fikir siswa karena mereka dapat menganalisa suatu kejadian
yang berhubungan dengan fisika dari kesalahan konsep yang mereka temukan.
2. Bagi para guru yang belum pernah menggunakan metode pembelajaran ini,
diharapkan dapat mencoba dan menerapkan metode ini dalam pembelajaran, tetapi
harus memperhatikan beberapa aspek diantaranya pemilihan film dan
ketersediaannya peralatan yang ada di sekolah. Selain itu, diharapkan penelitian ini
bisa memberikan contoh metode pembelajaran bagi guru bahwa belajar tidak hanya
dari teori yang benar saja, tetapi bisa dari teori yang salah.
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan Metode Learn of Error yang dibantu
dengan Film Kartun sebagai media dengan materi materi yang lain dalam Fisika.

6. Referensi.
1. Hasibuan, Malayu, S.P . 2007.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
2. Sadiman. 2002. Pengertian Media Pembelajaran. jurnal
3. Hamdani. 2005. Pengertian Media Pembelajaran. Jurnal
4. Woleka, Fransina Rambu. 2010.Analisa Konsep Gerak Pada Film Kartun Tom and
Jerry Dan Pemanfaatannya Dalam Pembelajaran. Skripsi tidak diterbitkan.
Salatiga:UKSW Fakultas Sains dan Matematika Program Pendidikan Fisika
5.
6.
7.
8.

Lehrer, Yunus. 2009.Belajar Dari kesalahan. New York


Setiawan, Bimo. 2010.Makalah Elastisitas. Jurnal
Fitur Wikipedia. hukum Hooke.http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum Hooke
Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas : Untuk
Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung. Remaja Rosdakarya

25

Anda mungkin juga menyukai