....................................
PENUNTUN PRAKTIKUM
KIMIA TANAH
Oleh:
Dr. Ir. Syaiful Anwar, MSc
Dr. Ir. Arief Hartono, MSc
KATA PENGANTAR
Penuntun praktikum ini disusun berdasarkan sebagian reaksi-reaksi kimia tanah
yang umumnya terjadi pada tanah-tanah di Indonesia.
Tanah-tanah di Indonesia
terbentuk dari bermacam-macam bahan induk dengan tingkat pelapukan yang berbeda.
Ultisol, Inceptisols dan oxisols adalah order-order tanah yang dominan pada tanah yang
pelapukannya lanjut dan biasanya mempunyai mineral liat kaolinit dan oksida-oksida besi
dan aluminium. Vertisols (Grumusol) adalah order tanah yang dominan di tanah dengan
tingkat pelapukan yang relatif belum lanjut dan biasanya di dominasi oleh liat 2:1.
Sementara Andisols banyak terdapat pada daerah volkanik dengan ketinggian lebih dari
1000 m di atas permukaan laut, dan didomiasi oleh liat alofan dan oksida-oksida besi dan
aluminium yang amorf. Perbedaan karakter liat yang dipunyai masing-masing tanah
tentu mempengaruhi sifat-sifat kimia yang dimilikinya.
Karakteristik yang harus diketahui pada tanah-tanah di Indonesia adalah dalam
erapan anion-anion penting bagi tanaman.
adalah fosfor (P). Karena itu dalam praktikum ini dipelajari erapan P oleh berbagai jenis
tanah.
Hampir sebagian besar tanah subur di Indonesia digunakan untuk padi sawah.
Pada sistem sawah, tanah mengalami siklus reduksi oksidasi. Untuk itu perlu diketahui
bagaimana perubahan pH tanah, potensial reduksi oksidasi (Eh) dan status unsur-unsur
yang berpotensi mengalami proses reduksi oksidasi seperti misalnya Fe dan Mn.
Bogor, Pebruari 2015
Tim Penyusun
Tabung sentrifuse dicuci dengan bersih. Tahap pencucian adalah sebagai berikut:
1. Buat 40 L larutan HCl 0.2 M . Buat dari larutan HCl pekat 12 M.
Menggunakan rumus V1 x M1 = V2 x M2
2.
3.
4.
5.
Ambil 666 mL larutan HCl pekat lalu tuangkan ke ember yang berisi sektar
40 L air.
Rendam tabung sentrifuse dan tutupnya
Keluarkan tabung sentrifuse dari ember dan cuci dan bilas dengan air kran
Bilas dengan aquadest menggunakan botol semprot yang berisi aquadest
Keringkan
40 L larutan HCl 0.2 M digunakan untuk satu kelas. Tiga kelompok dalam satu
kelas menggunakan 40 L larutan HCl 0.2 M secara bergantian.
Penetapan kadar air tanah pecobaan
Kadar air tanah percobaan harus dtetapkan sebelum percobaan erapan P.
Penetapan kadar air tanah dilakukan dengan metode gravimetri.
Dalam cara gravimetri, kadar air ditetapkan secara langsung dengan mengukur
penurunan bobot karena air hilang akibat pengeringan tanah.
Tahap-tahap pekerjaannya sebagai berikut:
1. Masukkan contoh tanah ( 10 g) ke dalam botol timbang yang bersih dan kering
serta diketahui bobotnya, kemudian timbang tepat.
2. Keringkan contoh tanah tersebut dalam oven (tutup botol terbuka) pada suhu
105C sampai bobotnya tetap ( 24 jam).
3. Dinginkan botol timbang dan isinya dalam eksikator sampai mencapai suhu
kamar (botol timbang tertutup), kemudian timbang tepat.
4. Hitung kadar airnya atas dasar bobot tanah kering oven 105C dengan persamaan
sebagai berikut:
Bobot air = bobot botol berisi tanah lembab bobot botol berisi tanah kering
105C
Bobot tanah tanah kering 105C = bobot botol berisi tanah kering 105C bobot
botol.
Bobot air
% kadar air tanah =
x 100%
bobot tanah kering 105C
Pembuatan larutan
Buat larutan 1000 mL 1000 mgP/L (ppm):
1.
2.
3.
4.
5.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Bobot
tanah
(g BKU)
Volume
0.02 M
CaCl 2
(ml)
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Volume
300 ppm P
(ml)
15
15
15
15
15
15
15
15
15
0
1
2
3
5
7
10
12
15
Volume
Aquadest
(ml)
15
14
13
12
10
8
5
3
0
Konsentra
si deret
larutan P
(ppm P)
0
10
20
30
50
70
100
120
150
Untuk tanah:
Andosol Sukamantri (Andisol)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Bobot
tanah
Volume
(g BKU)
0.02 M CaCl 2
(ml)
15
15
15
15
15
15
15
15
15
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Untuk tanah:
Grumusol Cihea (Vertisol)
Volume
600 ppm P
(ml)
0
1
2
3
5
7
10
12
15
Volume
Aquadest
Konsentrasi
deret larutan P
(ml)
(ppm P)
15
14
13
12
10
8
5
3
0
0
20
40
60
100
140
200
240
300
Bobot
tanah
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
(g BKU)
Volume
Volume
0.02 M
CaCl 2
(ml)
100 ppm
P
(ml)
0
1
2
3
5
7
10
12
15
3
3
3
3
3
3
3
3
3
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Volume
Aquades
t
Konsentrasi
deret larutan
P
(ml)
(ppm P)
15
14
13
12
10
8
5
3
0
0
3,33
6,67
10,0
16,7
23,3
33,3
40
50
Untuk tanah:
Gambut Kayuagung, Sumatera Selatan (Histosol)
Bobot
tanah
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
(g BKU)
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Volume
0.02 M
CaCl 2
(ml)
Volume
Volume
Aquades
t
Konsentrasi
deret larutan
P
50 ppm P
(ml)
(ppm P)
(ml)
15
15
15
15
15
15
15
15
15
0
1
2
3
5
7
10
12
15
15
14
13
12
10
8
5
3
0
0
1,67
3,33
5,00
8,33
11,7
16,7
20
25
b
(mg P/kg)
k
(L/mg)
P 0.2
(mg P/kg)
Gambaran pola sebaran oksigen pada interfase air dan tanah disajikan pada
Gambar 1.
Gambar 1.
2.
3.
4.
5.
Ukur ph tanah dan Eh tanah pada setiap periode inkubasi dan kemudian saring
untuk memperoleh supernatan yang akan digunakan untuk pengukuran konsentrasi Fe
dan Mn
6.
7.
ph
Eh
Fe (ppm)
Mn (ppm)
PRESENTASI PERUBAHAN pH TANAH, Eh TANAH, Fe DAN Mn PADA
KONDISI TERGENANG
DAFTAR PUSTAKA
Fox, R. L. and E. J. Kamprath. 1970. Phosphate sorption isotherms for evaluating the
phosphate requirements of soils. Soil Sci. Soc. Am. Proc. 34: 902-907.
Murphy, J. and J. P. Riley. 1962. A modified single solution method for determination of
phosphate in natural waters. Anal. Chim. Acta. 27: 31-36.