: Cinthya Marbella
: 123020221
: 4 (empat)
:H
: 31 Maret 2015
: Ratu Julia Harni
I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2)
Tujuan Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.
1.1. Latar Belakang
Kangkung (Ipomoea Spp.) merupakan salah satu sayuran yang tumbuh
baik di daerah tropis. Di Indonesia terdapat dua macam kangkung yang
dibudidayakan secara komersial, yakni kangkung darat (Ipomoea reptans) dan
kangkung air (Ipomoea aquatica). Perbedaan utama dua jenis kangkung ini adalah
pada bentuk daun dan warna bunga. Kangkung darat berwarna hijau terang
dengan ujung daun yang runcing. Warna bunga kangkung darat putih. Sedangkan
kangkung air daunnya berwarna hijau agak gelap dengan ujung yang membulat
atau lebih tumpul sehingga terlihat lebih lebar. Warna bunga kangkung air
cenderung ungu. Selain perbedaan fisik, kebiasaan cara memanen dua jenis
kangkung ini berbeda pula. Kangkung darat di panen dengan cara dicabut,
sedangkan kangkung air dipanen dengnan cara dipotong. (Denny,2013)
Mie basah banyak diproduksi dalam skala rumah tangga atau industriindustri kecil. Mie basah bersifat tidak tahan lama. Bila dibuat serta ditangani
dengan baik maka pada musim panas atau musim kering mie basah dapat tahan
disimpan sekitar 36 jam. Pada musim penghujan mie hanya bertahan selama kirakira 20-22 jam. Mie basah dapat digolongkan sebagai produk yang memiliki kadar
air cukup tinggi ( 60 %), karena itu daya simpannya tidak lama. Agar awet
Prinsip Percobaan
Berdasarkan terbentuknya gluten dari gliadin dan glutenin, yang dapat
Kangkung
Penyaringan
Blanching
Perebusan
Pencampuran
Pembuatan
Untaian
Penghancuran
Penipisan &
Pembaluran
Terigu
Garam ,
soda kue
Pencampuran I
Telur, air
Pencampuran II
Kangkung
Pencampuran III
hingga kalis
Tepung
tapioka
Tepung
tapioka
Air
Penipisan dan
pembaluran
Pembuatan untaian
Perebusan (T: 70-100oC
t: 10menit)
Penirisan
Minyak nabati
Uap air
Penirisan air
Glazzing
Penimbangan
Mie Basah
Bab ini akan membahas mengenai : (1) Hasil Percobaan Pembuatan Mie
basah, (2) Pembahasan
3.1. Hasil Percobaan
Berdasarkan pengamatan pada pembuatan mie basah yang telah dilakukan
maka diperoleh hasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Mie Basah
N
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Analisa
Nama Produk
Basis
Bahan Utama
Bahan Tambahan
Berat Produk
%Produk
Organoleptik
a. Warna
b. Rasa
c. Aroma
d. Kenampakan
e. Tekstur
Hasil Pengamatan
Mie basah
200 gram
Tepung Cakra Kembar
59,9%
Garam
0,6%
Telur
12%
Air
9%
Soda kue
0,5%
Sayuran (Kangkung)
18%
387 gram
193,5%
Gambar
Produk
3.2. Pembahasan
Hijau
Tawar
Khas kangkung
Mengkilap
Kenyal
119,8 g
1,2 g
24 g
18 g
1g
36 g
yang rendah dan memiliki kandungan protein 7,5 - 9 %. Tepung terigu jenis
ini biasanya di gunakan untuk membuat kue kering atau cake, gorengan.
Namun bila anda ingin membuat roti, donat dan sejenisnya, jangan
menggunakan tepung ini, karena sudah pasti akan bantet. Yang termasuk
dalam tepung terigu berprotein rendah adalah Roda biru dan Kunci biru (Vian,
2013).
2. Tepung Terigu Protein Sedang. Tepung terigu jenis ini adalah tepung yang
serba guna. Hal ini karena protein sedang mengandung kadar protein 8 - 10 %
Karena dapat di pakai untuk roti, cake, Pancake, wafel, kue tradisional ( kukus
), aneka pastri dan kue kering. Namun hasilnya tidak akan akan sama jika
menggunakan yang semestinya. Seperti contohnya adalah bila kita membuat
roti, si roti akan empuk namun volumenya tidak akan mengembang jika kita
menggunakan yang berprotein tinggi. Namun bila kita berniat membuat kue
dengan menggunakan tangan, maka hasilnya akan baik. Karena kadar gluten
yang ada di dalamya akan membuat ikatan dalam adonan menjadi lebih kuat.
Sehingga tidak akan mudah hancur ataupun pecah. Yang termasuk dalam
tepung terigu berprotein sedang adalah Segitiga Biru dan gunung Bromo
(Vian, 2013).
3. Tepung Terigu Protein Tinggi. Tepung terigu jenis protein tinggi ini
mengandung gluten sekitar 12%-14% sehingga memiliki kadar protein yang
cukup tinggi. Sehingga gluten bila kena bahan cair akan mengembang dan
saling mengikat dengan kuat membentuk adonan yang bersifat liat (Vian,
2013). Tepung ini sangat baik jika di gunakan untuk membuat roti atau adonan
yang menggunakan ragi. Tidak hanya itu saja, tepung terigu jenis ini juga
sangat baik untuk membuat mie, risoles, pancake, kulit martabak, donat,
brownies. Yang termasuk dalam tepung terigu protein tinggi adalah Cakra
Kembar, Kereta Kencana, Cakra Kembar Emas, Tali Emas (Vian, 2013).
Proses percobaan pembuatan mie basah kangkung antara lain proses
pencampuran, pelapisan dan pembaluran, pembuatan untaian, perebusan (untuk
mie basah), glazzing (untuk mie basah). Hal yang pertama kali dilakukan adalah
pencampuran semua bahan hingga kalis. Proses pencampuran bertujuan untuk
menghidrasi tepung dengan air dan bahan lain seperti tepung, telur, garam, dan
soda kue hingga membuatnya merata dan mencampur dan membuat adonan
dengan bentuk jaringan gluten dengan cara meremas-remas adonan. Kemudian
adalah proses penipisan dilakukan secara berulang-ulang pada adonan melalui
pengaturan tekanan roller yang akan mengubah adonan menjadi lembaran yang
tipis. Saat penipisan gluten ditarik ke satu arah sehingga seratnya menjadi sejajar.
Tujuan penipisan adalah menghaluskan serat-serat gluten dan membuat adonan
menjadi lembaran. Tujuan pembaluran dengan tepung tapioka adalah agar adonan
tidak lengket dan menempel sehingga dihasilkan lembaran tipis yang kalis, tidak
lengket, dan tidak rapuh. Lalu Proses pembuatan untaian bertujuan untuk
mengubah lembaran mie menjadi untaian mie yang dilkaukan dengan memasukan
lembaran mie kedalam pencetak mie sehingga terbentuk mie yang panjang. Proses
perebusan pada pembuatan mie basah bertujuan untuk mematangkan mie, dimana
proses ini menyebabkan gelatinisasi pati dan koagulasi gluten yang dapat
menyebabkan pati meleleh dan membentuk lapisan tipis (film) yang dapat
mengurangi penyerapan minyak dan memberikan lelembutan. Glazzing pada
pembuatan mie basah proses ini dilakukan dengan menambahkan minyak nabati
pada mie yang telah matang yang bertujuan agar mie tidak saling menempel
diperoleh mie yang terlihat mengkilat dan bertekstur lembut. Bahan-bahan pada
pembuatan mie kangkung, yaitu tepung terigu, air, garam, telur, soda kue, tepung
tapioka, dan minyak nabati (untuk pembuatan mie basah). Tepung terigu
merupakan bahan dasar pembuatan mie berfungsi membentuk struktur mie,
sumber protein dan karbohidrat. Kandungan protein utama tepung terigu yang
berperan dalam pembuatan mie adalah gluten (Koswara, 2009).
Gluten dapat dibentuk dari gliadin (prolamin dalam gandum) dan glutenin.
Protein dalam tepung terigu untuk pembuatan mie harus dalam jumlah yang
cukup tinggi supaya mie menjadi elastis dan tahan terhadap penarikan sewaktu
proses produksinya (Koswara, 2009).
Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat,
melarutkan garam, dan membentuk sifat kenyal gluten. Pati dan gluten akan
mengembang dengan adanya air. Garam berperan dalam memberi rasa,
memperkuat tekstur mie, meningkatkan fleksibilitas dan elastisitas mie serta
mengikat air. Garam dapat menghambat aktivitas enzim protease dan amilase
sehingga pasta tidak bersifat lengket dan tidak mengembang secara berlebihan.
Putih telur akan menghasilkan suatu lapisan yang tipis dan kuat pada permukaan
mie. Lapisan tersebut cukup efektif untuk mencegah penyerapan minyak sewaktu
digoreng dan kekeruhan saus mie sewaktu pemasakan. Lesitin pada kuning telur
merupakan pengemulsi yang baik, dapat mempercepat hidrasi air pada terigu, dan
bersifat mengembangkan adonan (Koswara, 2009).
Faktor yang harus diperhatikan dalam membuat adonan dalam pembuatan
mie yang baik adalah, jumlah air yang ditambahakan, lama pengadukan, dan
suhunya. Pada awal pencampuran terdapat pemecahan lapisan tipis air dan tepung.
Semakin lama semua bagian tepung terbasahi, oleh air dan menjadi gumpalangumpalan adonan. Adonan air tersebut juga merupakan serat-serta gluten tertarik,
disusun bersilang dan terbungkus dalam pati, sehingga adonan menjadi lunak,
harus serta elastis (Soraya, 2011).
Berdasarkan segi tahap pengolahan dan kadar airnya, mie dapat dibagi
menjadi 5 golongan :
a. Mie mentah atau segar
Mie mentah adalah mie produk langsung dari proses pemotongan
lembaran adonan dengan kadar air 35 %.
b. Mie basah
Mie basah adalah mie mentah yang sebelum dipasarkan mengalami
perebusan
dalam air mendidih lebih dahulu, jenis mie ini memiliki kadar air sekitar 52 %.
c. Mie kering
Mie kering adalah mie mentah yang langsung dikeringkan, jenis mie ini
memiliki kadar air sekitar 10 %.
d. Mie goreng
Mie goreng adalah mie mentah sebelum dipasarkan lebih dahulu digoreng.
f. Mie instan (mie siap hidang)
Mie instan adalah mie mentah, yang telah mengalamipengukusan dan
dikeringkan sehingga menjadi mie instan kering atau digoreng sehingga menjadi
mie instan goreng (instant freid noodles) (Koswara, 2009).
Perubahan fisik : perubahan fisik terjadi pada saat adonan mie dicetak
menjadi lembaran lembaran mie. Perubahan kimia : pada saat proses fermentasi,
terjadi penguraian glukosa menjadi alkohol dan CO2. Perubahan biologi :
perubahan biologi terjadi pada saat proses pengeringan, kadar air dalam bahan
mie akan berkurang. Critical Control Point pada pembuatan mie ada pada proses
pengemasan dan penyimpanan dimana jika pada saat pengemasan tidak
menggunakan pengemas yang hermetis (kedap udara) rentan sekali dalam
terkontaminasi oleh mikroorganisme dan penyimpanan produk yang disembarang
tempat akan menyebabkan perubahan fisik akibat kontak langsung dengan
lingkungan sekitar. Jika persyaratan SNI tersebut dibandingkan dengan hasil yang
diperoleh dari percobaan yang dilakukan, maka produk mie kering yang diuji
sudah memenuhi persyaratan SNI yang dilihat dari segi kenampakan normal tidak
berjamur, bau dan rasa normal serta tidak mengandung boraks.
IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan membahas mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa mie basah
memiliki warna hijau, rasa tawar, aroma khas kangkung, tekstur kenyal,
kenampakan mengkilap, dan memiliki berat produk 387gram dan %produk
193,5%
4.2. Saran
Praktikan lebih teliti dalam menimbang bahan. Praktikan harus benarbenar bersih dalam melakukan setiap percobaan agar kehigienisan produk tetap
terjaga. Praktikan lebih tertib di dalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Denny,
(2013).
Pembuatan
Mie.
http://dennylaode.blogspot.com/
Eko.
(2003).
Perencana
dan
Mekanisme
Roll
Mie
Sutrisno.
(2009).
Teknologi
Pengolahan
Guna.
(2011).
Pembuatan
Mie. http://gunasoraya.blogspot.com.
dkk.
(2013).
Macam-macam
Tepung
Terigu. http://resep-
Ahmad
Mahmudan.
(2010).
Proses
Pembuatan
LAMPIRAN
1. Mie
Garam 0,6%
Telur 12%
59,9
x 200 gram=119,8 gram
100
0,6
x 200 gram=1,2 gram
100
12
x 200 gram=24 gram
100
Air 9%
0,05
x 200 gram=1 gram
100
9
x 200 gram=18 gram
100
Sayuran18%
18
x 200 gram=36 gram
100
produk=
W produk
100
W basis
produk=
387 gram
100
200 gram
produk=193,5
LAMPIRAN DISKUSI
1. Jelaskan Perbedaan mengenai mie basah, mie kering dan mie instant?
Jawab :
Perbedaan antara mie instant, mie kering dan mie basah adalah proses
pengolahan. Mie Instan adalah mie yang telah mengalami proses gelatinisasi,
sehingga untuk menghidangkannya cukup dengan di rebus dengan air mendidih,
Mie instan biasanya mengacu pada produk-produk yang dikukus dan digoreng
dalam minyak (stemed & deep fried). Mie instan juga dikenal dengan nama
ramen. Mie ini dibuat dengan penambahan beberapa proses setelah menjadi mie
segar. Tahap-tahap tersebut yaitu pengukusan, pembentukan dan pengeringan.
Kadar air mie instan umunya mencapai 5-8% sehingga memiliki daya simpan
yang relatif lama.
2. Jelaskan fungsi dari bahan-bahan berikut ini, dalam pembuatan mie ?
Jawab :
a
Terigu : Tepung terigu sebagai bahan utama dalam pembuatan mie, bisa
membuat mie kenyal tanpa obat, syaratnya tepung terigu yang kita pakai
memiliki protein atau gluten yang tinggi dan ditambahkan telur untuk
meningkatkan kadar protein pada mie sehingga tanpa obatpun mie telur bisa
kenyal. Hal ini dikarenakan putih telur yang menyebabkan kenyal dan kuning
telur bisa memberi warna pada mie juga membuat mie berasa lebih gurih
b Telur : Secara umum penambahan telur dimaksudkan untuk meningkatkan
kaitan mutu protein mie dan menciptakan adonan yang lebih liat sehingga
mudah terputus-putus. Putih telur berfungsi untuk mencegah kekeruhan mie
waktu pemanasan. Penggunaan putih telur harus secukupnya, karena
pemakaian yang berlebihan akan menurunkan kemampuan mie menyerap air
(daya rehidrasi) waktu direbus. Kuning telur dipakai sebagai pengemulsi
karena dalam kuning telur terdapat lechitin. Selain sebagai pengemulsian
(emulsifier), lechitin juga dapat mempercepat hidrasi air pada tepung dan untuk
mengembangkan adonan dan penambahan kuning telur juga akan memberikan
c
dapat menghambat aktivitas enzim protease dan amylase sehingga pasti tidak
bersifat lengket dan tidak mengembang secara berlebihan
d Soda Kue : pembantu pembentukan gluten sehingga mie tidak keras tetapi
e
kenyal.
STPP : Pengenyal ( STPP = Sodium Tri Poly Phosphat ), karena sifatnya yang
dapat mempengaruhi terbentuknya gluten pada mie, sehingga sangat
berpengaruh terhadap tekstur mie yang dihasilkan, dimana tekstur mie akan
menjadi lebih liat. Selain itu STPP juga dapat mengikat air sehingga dapat
menurunkan aktivitas air sehingga kerusakan karena factor mikroba dapat
dicegah
Air: berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dengan karbohidrat (akan
LAMPIRAN KUIS
1. Jelaskan tujuan prinsip pembuatan tempe berikut dengan diagram alirnya!
2. Diketahui : Kacang tanah 250 gram (80.59%)
Gula 2.88 %
Minyak 10 %
Margarin : mentega (1 : 1.5) 6.53 %
2. Basis
Mentega : margarin
80,59%
250 g
X
x 100%
X = 310,21 gram
Gula
2,88 =
6.53 %
x 100%
= 8.11 gram
1,5
x 20,27 gram
2,5
Margarin =
Minyak
10 =
Xg
310.21
= 20.27 gram
1
x 20,27 gram
Mentega
2,5
Xg
310,21 x 100%
= 8,93 gram
=12,16 gram
Xg
310,21 x 100%
= 31.02 gram
3. Fungsi blanching adalah untuk mengnonaktifkan enzim dan mikroorganisme,
untuk melunakan jaringan, untuk memperbaiki warna dan tekstur, untuk
menghilangkan gas yang tertinggal pada buah atau sayuran, menghilangkan
kontaminan.
Macam-macam blanching :
Blanching dengan uap panas
Blanching dengan air panas
4. Ragi
Xg
750 g
1
x 142,13 gram
1%
2
Margarin =
x 100%
= 71,065 gram
386 g
750 g
X = 7,5 gram
Tepung =
Sukrosa
= 51,47%
7,5 g
Garam = 750 g x 100%
Xg
6%
750 g
x 100%
X = 45 gram
Mentega : Margarin
18,95 =
Xg
750 g x 100%
= 1%
Air susu =
117,3 g
750 g
= 15,64 %
x 100%
x 100%
= 142,13 gram
100%
Mentega
1
x 142,13 gram
2
Bread improver =
= 71,065 gram
43,65 g
750 g
= 5,82%
5. Fungsi:
Bread improver : untuk bahan penghalus serat roti, pengembang roti
Soda kue : untuk memberikan kesan kering, garing, dan renyah, serta
terdenaturasi
Asam asetat glacial : untuk mempercepat proses pemisahan protein
dan minyak dalam santan.
Cemaran logam
1. Timbal (Pb)
2. Tembaga (Cu)
3. Seng (Zn)
4. Raksa (Hg)
5. Arsen (As)
Cemaran mikroba
1. Angka lempeng
total
2. E. Coli
3. Kapang
(Sumber : SNI 1992)
Satuan
Syarat
Mutu I
Mutu II
Normal
Normal
Normal
Maks. 8
Maks. 3
Maks. 11
Normal
Normal
Normal
Maks. 10
Maks. 3
Maks. 8
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maks. 1,0
Maks. 10,0
Maks. 40,0
Maks. 0,05
Maks. 0,5
Maks. 1,0
Maks. 10,0
Maks. 40,0
Maks. 0,05
Maks. 0,5
koloni/g
Maks.1,0 x106
APM/g
koloni/g
Maks.10
Maks.1,0 x104
% b/b
% b/b
(N x 6,25), % b/b
Maks.1,0 x106
Maks.10
Maks.1,0 x104