: Cinthya Marbella
: 123020221
: 4 (empat)
:H
: 31 Maret 2015
: Ratu Julia Harni
I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2)
Tujuan Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.
1.1. Latar Belakang
Kelapa (Cocos nucifera L.) sebagai salah satu kekayaan hayati Indonesia
telah berabad-abad dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi berbagai
kebutuhan, baik sebagai sumber makanan, obat-obatan, industri dan lain-lain.
Hasil-hasil produk kelapa di Indonesia secara umum masih bertumpu pada
minyak kelapa, padahal kelapa merupakan tanaman yang serbaguna. Tanaman
kelapa memiliki keragaman produk yang tinggi, karena dari daun sampai akar
memiliki manfaat dan nilai sosial ekonomi.
VCO atau virgin coconut oil (dalam bahasa Indonesia disebut sebagai
minyak kelapa murni) merupakan produk modern buah kelapa yang memiliki
kemampuan meningkatkan taraf kesehatan, mengobati dan bahkan dimanfaatkan
dalam bidang kecantikan atau kosmetika. Walaupun sebagai produk modern,
pengembangan minyak VCO tetap berkaitan dengan akar budaya masyarakat yang
menggantungkan hidup pada tanaman kelapa.
Dengan adanya berbagai produk olahan dari kelapa, implementasinya akan
membawa perkembangan industri komoditas kelapa, peningkatan penyerapan
tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya disamping
mengembalikan citra Indonesia sebagai negeri nyiur melambai. (fajar,2012)
1.2.Tujuan Percobaan
Untuk penanekaragaman/diversifikasi produk olahan kelapa, menambah
nilai ekonomis, dan mengetahui pembuatan minyak.
1.3.
Prinsip Percobaan
Berdasarkan proses pemanasan sehingga emulsi minyak lemak terganggu
Minyak
Santan
Penyaringan
Pengendapan
Pemisahan
Skim
Krim
CH3COOH
Uap air
Penyaringan
Galendo
Minyak
8.
Hasil Pengamatan
Analisa
Nama Produk
Basis
Bahan Utama
Bahan Tambahan
Berat Produk
%Produk
Organoleptik
a. Warna
b. Rasa
c. Aroma
d. Kenampakan
e. Tekstur
Minyak kelapa
483 gram
Santan kelapa
483 gram
Asam asetat glasial
2,415 gram
118,9 gram
24,62%
Gambar
Produk
3.2. Pembahasan
minyak dalam air dan harus dipisahkan untuk mendapatkan minyak yang
diinginkan. Dalam industri kecil pemisahan minyak tersebut umumnya dilakukan
dengan pemanasan santan sampai semua air menguap. Minyak dan protein
(galendo) yang diperoleh berwarna kecoklatan dan minyak menjadi mudah tengik
(Hegenmaier, 1975).
Krim yang diperoleh kemudian dipanaskan pada suhu 90-100C, selama
+ 20 menit. Pemanasan ini bertujuan untuk menguapkan semua air yang
terkandung dalam krim, sehingga diperoleh campuran minyak dan protein yang
menggumpal (galendo).
Pada percobaan didapatkan galendo yang sedikit gosong, hal ini
dikarenakan terlalu lamanya pemanasan, proses pemanasan harus diperhatikan
karena berpengaruh terhadap kualitas minyak yang dihasilkan. Semakin lama
pemanasan, maka semakin tinggi reaksi oksidasi pada minyak, karena bilangan
peroksida yang dihasilkan tinggi.
Setelah proses pemanasan, kemudian dilanjutkan dengan proses ekstraksi
yang tujuannya untuk memisahkan minyak dari protein. Pemisahan ini harus
dilakukan dengan teliti dan hati-hati, agar diperoleh minyak yang jernih dan sudah
tidak bercampur dengan protein (galendo).
Minyak yang dihasilkan harus mempunyai warna yang jernih. Bila warna
minyak tidak jernih, hal ini mungkin disebabkan oleh adanya zat warna dan
kotoran-kotoran lainya. Warna coklat pada minyak kelapa yang mengandung
protein dan karbohidrat, dapat pula disebabkan oleh reaksi pencoklatan antara
karbonil yang berasal dari pemecahan peroksida dengan asam amino dari protein.
dilakukan dengan teliti dan hati-hati, agar diperoleh minyak yang jernih dan sudah
tidak bercampur dengan protein (galendo).
Perbedaan minyak yang dibuat dilaboratorium TTP dengan yang di
industri adalah bahan baku yang digunakan di lab TPP adalah kelapa biasa
sedangkan di industri menggunakan kelapa sawit dan biasanya diindustri itu
menggunakan beta karoten sehingga warna minyak menjadi kuning.
Macam-macam bentuk minyak kelapa adalah:
kelapa ini dihasilkan dengan cara memeras daging buah kelapa segar untuk
menghasilkan minyak tanpa proses pemasakan. Jadi prosesnya tanpa melakukan
pemanasan seperti pada pembuatan minyak tradisional.Karena itulah minyak ini
disebut juga dengan Cold Expelled Coconut Oil (CECNO) atau minyak kelapa
ekstrak dingin. Proses ini memiliki keunggulan yaitu minyak yang dihasilkan
dapat bertahan hingga dua tahun, tanpa menjadi tengik (rancid) (Anonim, 2013).
Dalam pembuatan atau pengolahan minyak, ada beberapa hal yang harus
sangat diperhatikan dalam mengolah minyak.Critical Control Point (CCP) pada
pengolahan minyak ini adalah pada proses pemanasan sebab proses ini akan
menentukan mutu hasil akhir roti yang dihasilkan. Semakin lama pemanasan,
maka semakin tinggi reaksi oksidasi pada minyak, karena bilangan peroksida yang
dihasilkan tinggi, sehingga kualitas minyak menjadi buruk.
Berdasarkan tabel syarat mutu pada SNI dimana minyak kelapa yang
bermutu baik adalah minyak yang memiliki warna kuning jingga hingga kemerahmerahan maka hasil minyak yang dibuat di laboratorium tidak sesuai dengan yang
seharusnya karena bahan baku yang digunakan pun berbeda yaitu kelapa tua.
Bab ini akan membahas mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan minyak kelapa didapatkan hasil
bahwa dengan basis 483 gram dapat menghasilkan berat produk 118.9 gram
dengan % produk 24.62 %. Berdasarkan sifat organoleptik minyak kelapa
memiliki warna kuning bening transparan, rasa kelapa, aroma khas kelapa, tekstur
cair berlemak, dan kenampakan yang menarik.
4.2. Saran
Praktikan lebih teliti dalam menimbang bahan. Praktikan harus benarbenar bersih dalam melakukan setiap percobaan agar kehigienisan produk tetap
terjaga. Praktikan lebih tertib di dalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
2013.
Proses
Pengolahan
minyak.
http://www.dekindo.com/
content/teknologi/Proses_Pengolahan_Minyak_Kelapa.pdf.
Diakses: 04 April 2015.
Anonim. 2015. Minyak. http://wikipedia.org. Diakses : 04 April 2015.
Anonim. 2015. Kelapa. http://Wikipedia.org. Diakses: 04 April 2015..
Hagenmaler. 1975. Nutrive value and Food Ures of Coconut Skim Milk Solid.
J.Food : New York.
SNI. 1995. Minyak Kelapa. Departemen Perindustrian RI.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
W produk
100
W basis
produk=
118.9 gram
100
483 gram
produk=24.62
LAMPIRAN KUIS
1. Jelaskan tujuan prinsip pembuatan tempe berikut dengan diagram alirnya!
2. Diketahui : Kacang tanah 250 gram (80.59%)
Gula 2.88 %
Minyak 10 %
Margarin : mentega (1 : 1.5) 6.53 %
Ditanyakan : hitung basis dan berapa yang ditimbang!
3. Jelaskan fungsi blanching dan sebutkan macam-macam blanching!
4. Diketahui : Basis 250 gram
Ragi 1 %
Sukrosa 5 %
Margarin : mentega 18.95 %
Tepung 386 gram
Garam 7.5 gram
Susu 117.3 gram
Bread improver 43.65 gram
Ditanyakan : hitung berat yang ditimbang dan % tepung, garam, air, susu, dan
bread improver!
5. Sebutkan fungsi dari:
a. Bread improver pada pembuatan roti
b. Soda kue pada pembuatan mie
c. Air panas pada pembuatan tahu
d. Asam asetat glasial pada pembuatan minyak
Jawaban
1. Tujuan dari percobaan pembuatan tempe adalah untuk diversifikasi produk
olahan kacang kedelai dan untuk mengetahui proses pembuatan tempe.
Prinsip dari percobaan tempe pembuatan tempe dalah berdasarkan
fermentasi kacang kedelai oleh Rhizopus oligosporus sehingga kacang
kedelai akan ditutupi oleh miselium dari kapang.
2. Basis
250 g
80,59%
X
x 100%
X = 310,21 gram
Gula
2,88 =
Mentega : margarin
Xg
6.53 %
310.21
= 20.27 gram
1
x 20,27 gram
Mentega
2,5
Xg
310,21 x 100%
= 8,93 gram
x 100%
= 8.11 gram
1,5
x 20,27 gram
2,5
Margarin =
Minyak
=12,16 gram
Xg
10 =
310,21 x 100%
= 31.02 gram
3. Fungsi blanching adalah untuk mengnonaktifkan enzim dan mikroorganisme,
untuk melunakan jaringan, untuk memperbaiki warna dan tekstur, untuk
menghilangkan gas yang tertinggal pada buah atau sayuran, menghilangkan
kontaminan.
Macam-macam blanching :
Blanching dengan uap panas
Blanching dengan air panas
4. Ragi
Xg
750 g
1
x 142,13 gram
1%
2
Margarin =
x 100%
= 71,065 gram
386 g
750 g
X = 7,5 gram
Tepung =
Sukrosa
= 51,47%
7,5 g
Garam = 750 g x 100%
Xg
6%
750 g
x 100%
X = 45 gram
Mentega : Margarin
= 1%
Air susu =
117,3 g
750 g
x 100%
x 100%
18,95 =
Xg
750 g x 100%
= 142,13 gram
100%
1
x 142,13 gram
Mentega
2
= 15,64 %
Bread improver =
= 71,065 gram
43,65 g
750 g
= 5,82%
5. Fungsi:
Bread improver : untuk bahan penghalus serat roti, pengembang roti
Soda kue : untuk memberikan kesan kering, garing, dan renyah, serta
terdenaturasi
Asam asetat glacial : untuk mempercepat proses pemisahan protein
dan minyak dalam santan.
Syarat Mutu
0,5
0,05
8-18
255-265
5,0
5,0
normal
negatif
nagatif
Sumber: Standar Nasional Indonesia (1992).