Anda di halaman 1dari 9

Pendahuluan

Reproduksi merupakan suatu proses perkembang biakan pada ternak yang diawali
dengan bersatunya sel telur (ovum) dengan sel mani (sperma) sehingga terbentuk zigot
kemudian embrio hingga fetus dan diakhiri dengan apa yang disebut dengan kelahiran. Pada
proses reproduksi ini menyangkut hewan betina dan jantan. Secara umum, proses reproduksi
ini melibatkan dua hal yakni, sel telur atau yang biasa disebut dengan ovum dan sel mani atau
yang biasanya disebut dengan sperma. Ovum sendiri dihasilkan olah ternak betina melalui
proses ovulasi setelah melalui beberapa tahap perkembangan folikel (secara umum disebut
dengan proses oogenesis yakni proses pembentukan sel telur atau ovum), sedangkan sperma
diproduksi oleh ternak jantan melalui proses spermatogenesis (proses pembentukansel gamet
jantan atau sperma yang terjadi di dalam testis tepatnya pada tubulusseminiferus).Selain
kedua hal tersebut diatas, terdapat beberapa hal yang juga mempunyai peranan penting dalam
terbentuknya sebuah proses reproduksi yang baik. Hal tersebutadalah organ reproduksi pada
ternak jantan dan betina itu sendiri, karena hal inilahyang nantinya dapat mempengaruhi
produksi ovum dan sperma. Selain itu, prosesestrus (masa keinginan kawin), ovulasi, dan
fertilisasi (proses bertemunya sel gamet jantan dan sel gamet betina) juga sangat berperan
dalam proses reproduksi.
Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa
nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan nukleus.
Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus
(kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri fundamental dari kebanyakan siklus
seksual eukariota, dan pada dasarnya gamet-gamet yang melebur adalah haploid. Bilamana
keduanya motil seperti pada tumbuhan, maka fertilisasi itu disebut isogami, bilamana berbeda
dalam ukuran tetapi serupa dalam bentuk maka disebut anisogami, bila satu tidak motil (dan
biasanya lebih besar) dinamakan oogami. Hal ini merupakan cara khas pada beberapa
tumbuhan, hewan, dan sebagian besar jamur. Pada sebagian gimnofita dan semua antofita,
gametnya tidak berflagel, dan polen tube terlibat dalam proses fertilisasi.

Fertilisasi
Ada dua komponen yang berperan dalam proses fertilisasi yaitu sel telur ovum dan
sperma. Ovum terdiri dari inti, sitoplasma dan dinding. Sperma terdiri dari kepala, leher dan
ekor. Fertilisai (pembuahan), proses penyatuan gamet pria dan wanita, terjadi di daerah
ampula tuba uterina. Ini adalah bagian terlebar tuba dan terletak dekat dengan ovarium.
Spermatozoa mungkin tetap dapat hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama beberapa
hari. Hanya 1% sperma yang mengendap di vagina masuk ke serviks, tempat sperma tersebut
mungkin bertahan hidup berjam-jam. Pergerakan sperma dari serviks ke tuba uterine terutama
terjadi melalui dorongan dirinya sendiri, meskipun gerakan tersebut juga mungkin dibantu
oleh gerakan cairan yang tercipta oleh silia uterus. Perjalanan dari serviks ke oviduk
memerlukan waktu minimal 2 sampai 7 jam, dan setelah mencapai istmus, sperma menjadi
kurang gesit dan berhenti bermigrasi. Saat ovulasi, sperma kembali gesit dan berenang
menuju ampula, tempat pembuahan biasanya terjadi. Spermatozoa tidak mampu membuahi

oosit segera setelah tiba di saluran genitalia wanita karena harus menjalani (a) kapasitas dan
(b) reaksi akrosom untuk memperoleh kemampuan ini.
Kapasitasi adalah periode pengondisian di saluran reproduksi wanita yang pada
manusia berlangsung sekitar 7 jam, melibatkan interaksi epithelial antara sperma dan
permukaan mukosa tuba. Selama periode ini, selubung glikoprotein dan protein plasma
semen disingkirkan dari membran plasma yang menutupi region akrosom spermatozoa.
Hanya sperma yang telah terkapasitasi dapat menembus sel-sel korona radiata dan mengalami
reaksi akrosom.
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida, dipicu oleh proteinprotein zona. Reaksi ini memuncak pada pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk
menembus zona pelusida, termasuk bahan mirip akrosin dan mirip tripsin. Fase pembuahan
mencakup penetrasi korona radiate, fase 2 penetrasi zona pelusida, dan fase 3 penyatuan
membrane sel sperma dan oosit.
Urutan kejadian fertilisasi adalah sebagai berikut :
1. Mula-mula kita lihat kepala sperma masuk ke dalam pusat telur, kepala sperma
membengkak, ekor terlepas, menjadi struktur terbuka dan menjadi pronukleus jantan.
2. Granula mitokondria dan apparatus golgi dari sperma tersebar di dalam sitoplasma sel
telur. Pada saat ini pembelahan maturasi sel telur telah selesai dan inti sel telur yang
lebih kecil (pronukleus betina) telah siap untuk bergabung.
3. Timbul sentrosom di antara kelompok kromosom dan membelah dua, dianggap
berasal dari sentriol anterior sperma. Klimaks fertilisasi tercapai bila kedua
pronukleus saling berdekatan dan kemudian bersatu.
4. Disini jumlah kromosom menjadi lengkap lagi, setelah untuk sementara menjadi
setengah yaitu dalam gamet setelah maturasi.
5. Sekarang fertilisasi menjadi sempurna, dan sel telur membelah dengan cara mitosis
biasa.
6. Fertilisai pada manusia terjadi pada sepertiga proksimal dari tuba uterus. Pada
umumnya sel telur yang masak bila telah mendekati uterus sudah mengalami
kemunduran dan biasanya tidak dapat dibuahi lagi, kemudian dikeluarkan dalam
uterus.
Fertilisasi hanya akan terjadi apabila sperma yang dating tegak lurus dengan dinding ovum.
Tempat terjadinya kontak sperma dan ovum akan terjadi penonjolan yang disebut konus
fertilisasi.
Pembelahan dan Perkembangan Zigot
Pada semua hewan multiseluler, ada tingkat perkembangan awal yang ditandai oleh :
gametogenesis (yang meliputi proses pematangan sel-sel gamet) dan fertilisasi. Selanjutnya
fase perkembangan awal yang secara fundamental sama pada semua hewan adalah : cleavage
dan gastrulasi (yaitu proses pembentukan lapisan germinal atau germ layers).
Cleavage (pembelahan)

Pembelahan atau cleavage disebut juga segmentasi, terjadi setelah pembuahan. Zigot
membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel kecil yang disebut blastomer.
Pembelahan bisa meliputi seluruh bagian, dapat pula hanya pada sebagian kecil zigot. Pada
umumnya pembelahan terjadi secara mitosis.
Sel telur yang telah dibuahi mengalami serangkaian proses pembelahan mitosis yang
bersifat melengkapi unit-unit penyusun tubuh organisme. Proses pada sel yang bersifat
membentuk sel baru, yaitu sel-sel individual yang banyak disebut cleavage atau pembelahan
sel yang spesifik. Sel telur yang telah dibuahi mengalami pembelahan menjadi sel-sel yang
lebih kecil yaitu blastomer. Sampai stadium delapan sel, sel-sel ini berkumpul secara longgar
membentuk gumpalan. Namun, setelah pembelahan ketiga, blastomer memaksimalkan
kontak satu sama lain, membentuk suatu bola sel padat yang disatukan oleh taut erat. Proses
ini, pemadatan memisahkan sel-sel bagian dalam yang berkomunikasi secara ekstensif
melalui gap junction dari sel-sel luar. Sekitar 3 hari setelah pembuahan, sel-sel kembali
membelah untuk membentuk morula 16 sel.
Tipe Cleavage
Cleavage adalah proses pembelahan zigot (pembelahan mitosis) pada proses ini
dihasilkan sel-sel baru yang mempunyai ukuran lebih kecil dari sel semula, akhir dari
cleavage tidak akan terjadi pertambahan volume sel. Sel-sel baru yang terbentuk disebut
blastomer. Cleavage tergantung dari distribusi yolk atau disebut juga deutoplasma, sehingga
setiap jenis spesies mempunyai tipe cleavage masing-masing.
Proses terjadinya Implantasi
Implantasi adalah proses bersarangnya blastosis dalam rahim, sehingga terjadi
hubungan antara selaput ekstra embrionik dengan selaput lendir rahim. Pada reptilia, unggas
bertelur, implantasi berarti proses melekatnya blastosis pada kuning telur oleh karena embrio
berkembang di luar tubuh induk. Pada waktu terjadi implantasi, blastosis berperan aktif.
Dengan teknik sinematografi dapat diperlihatkan bahwa dari blastosis ada penjuluran kaki
palsu menembus lapisan epitel rahim. Pada stadium progestasi, rahim mampu
mengimplantasi sepotong jaringan otot / tumor. Keadaan ini menunjukkan bahwa rahim juga
aktif pada waktu implantasi. Kegagalan implantasi merupakan salah satu sebab hewan
menjadi tidak bunting. Sinkronisasi antara blastosis dan kesiapan endometrium merupakan
faktor penting untuk kesempurnaan implantasi. Perlambatan perkembangan atau
keterlambatan blastosis masuk ke dalam rahim atau endometrium belum siap menerima
blastosis mengakibatkan kegagalan implantasi. Sinkronisasi antara blastosis dan keadaan
rahim penting pada proses pelaksanaan transfer embrio.
Menjelang terjadi implantasi, zona pelusida lenyap dengan jalan lisis. Sebelum
implantasi, cairan blastosul mengandung banyak ion kalium dan bikarbonat. Bahan ini
berasal dari cairan rahim. Setelah terjadi implantasi, jumlah kalium dan bikarbonat
berkurang, sehingga sama dengan kadar yang terdapat di dalam serum induk. Tetapi kadar
protein dan glukosa fosfor serta klor yang mula-mula rendah menjadi tinggi, sehingga
mencapai kadar seperti di dalam serum induk. Menurunnya kadar bikarbonat mungkin akibat
meningkatnya kadar ensim karbonik anhidrase di dalam endometrium rahim. Kadar ensim
meningkat menyebabkan asam karbonat terurai menjadi CO2 dan O2 yang akan dikeluarkan

melalui peredaran darah induk. Pelepasan bikarbonat dari blatosis mempermudah tropoblas
melekat pada selaput lendir rahim, dengan demikian memperlancar implantasi. Setelah zona
pellusida lenyap, sel-sel tropoblas langsung berhadapan dengan epitel rahim dan sel-sel
tersebut berproliferasi. Pada saat itu blastosis berubah menjadi semacam gelembung,
panjangnya bisa lebih dari beberapa sentimeter dan cakram embrio berupa suatu penebalan di
bagian tengah gelembung tersebut.
Setelah fertilisasi, zigot pada manusia akan berkembang menjadi organisme multi
seluler melalui tahap-tahap perkembangannya. Perkembangan tersebut melalui pola dasar
tertentu yang dapat dibagi beberapa tahap, yaitu pembelahan, blastulasi, gastrulasi, oogenesis,
dantumbuh.
1.

Fase Morula
Morula merupakan pembelahan sel yang terjadi setelah sel berjumlah 32 sel dan
berakhir bila sel sudah menghasilkan sejumlah blastomer yang berukuran sama akan tetapi
ukurannya lebih kecil. Sel tersebut memadat untuk menjadi blastodik kecil yang membentuk
dua lapisan sel. Pada saat ini ukuran sel mulai beragam. Sel membelah secara melintang dan
mulai membentuk formasi lapisan kedua secara samar pada kutup anima. Stadium morula
berakhir apabila pembelahan sel sudah menghasilkan blastomer. Blastomer kemudian
memadat menjadi blastodisk kecil membentuk dua lapis sel.
Pada akhir pembelahan akan dihasilkan dua kelompok sel. Pertama kelompok sel-sel
utama (blastoderm), yang meliputi sel-sel formatik atau gumpalan sel-sel dalam (inner mass
cells),fungsinya membentuk tubuh embrio. Kedua adalah kelompok sel-sel pelengkap, yang
meliputi trophoblast, periblast, dan auxilliary cells. Fungsinya melindungi dan menghubungi
antara embryo dengan induk atau lingkungan luas.
Tropoblast melekat pada dinding uterus. Sel-selnya memperbanyak diri dengan cepat
dan memasuki epitelium uterus pada tahap awal implantasi. Setelah 9 hari, seluruh
blastokista tertahan dalam dinding uterus. Sewaktu ini berlangsung, sel-sel yang berada
disebelah bawah dari masa sel dalam menyusun diri menjadi suatu lapisan yang disebut
endoderm primer yang akan membentuk saluran pencernaan makanan. Sel-sel sisa dari masa
sel dalam memipihmembentuk suatu keping yaitu keping embrio.Antara keping embrio
dantropoblast yang menutupi timbulnya suatu rongga (rongga amnion) berisi carian.Dinding
rongga yaitu amnion, menyebar mengelilingi embrio dan dikelilingi bantalan yaitu cairan
amnion.
Fase Blastula
Blastulasi adalah proses yang menghasilkan blastula yaitu campuran selsel blastoderm yang membentuk rongga penuh cairan sebagai blastocoel. Pada
akhir blastulasi,
sel-sel
blastoderm
akan
terdiri
dari
neural,
epidermal,
notochordal,mesodermal, dan endodermal yang merupakan bakal pembentuk organorgan.Dicirikan dua lapisan yang sangat nyata dari sel-sel datar membentuk blastocoeldan
blastodisk berada di lubang vegetal berpindah menutupi sebagian besar kuning telur. Pada
blastula sudah terdapat daerah yang berdifferensiasimembentuk organ-organ tertentu seperti
sel saluran pencernaan, notochord syaraf eksoderm, ectoderm, mesoderm, dan endoderm.

Pada manusia, hasil pembelahan berbentuk suatu bola padat (morulla).Lapisan luar
dari blastula ini membentuk lapisan yang mengelilingi embriosebenarnya, sedangkan embrio
dibentuk dari bagian morulla (inner cells mass ataumasa sel dalam)./lapisan luar (tropoblast)
pada satu sisi masa sel dalammelepaskan diri, membentuk suatu bentuk yang mirip suatu
blastula dan struktur ini disebut sebagai blastokista embrio akan menempel dan menetap pada
dinding uterus untuk periode waktu tertentu, ditempat dimana embrio akan
mendapatkan makanan sampai dilahirkan.
Fase Gastrulasi
Gastrulasi merupakan proses dimana sel-sel berkembang dan bermigrasi dalam
embrio untuk mengubah masa sel dalam tahap blastokista menjadi embrio yang berisi tiga
lapisan germinal primer. Migrasi sel-sel tersebut terjadi secara terintegrasi yang dilakukan
melalui berbagai macam gerakan-gerakan morfogenik. Hasil penting gastrulasi adalah bahwa
beberapa sel pada atau dekat permukaan blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih
dalam.hal ini akan mentransformasikan blastula menjadi embrio berlapis tiga yang disebut
dengan gastrula. Saat blastula terimplantasi di uterus, masa sel bagian dalam membentuk
cakram pipih dengan lapisan sel bagian atas (epiblast) dan lapisan sel bagian bawah
(hipoblast, embrio manusia akan berkembang secara keseluruhan dari sel-sel epiblast,
sementara sel-sel hipoblast membentuk kuning telur (yolk sac). Gastrulasi terjadi melalui
pergerakan ke arah dalam sel-sel lapisan atas melalui primitive streak untuk membentuk
mesoderm dan endoderm.
Ketiga lapisan yang di hasilkan oleh gastrulasi itu adalah jaringan embrio yang
disebut sebagai ektoderm, endoderm dan mesoderm yang secara kolektif disebut juga jarngan
germinal embrio. Ektoderm membentuk lapisan luar gastrula, endoderm melapisi
saluransaluran pencernaan embrio dan mesoderm mengisi sebagai ruangan diantara ektoderm
dan endoderm. Pada akhirnya, ketiga lapisan tersebut berkembang menjadi bagian tubuh
individu dewasa. Sebagai contoh, lapisan saraf manusia berasal dari ektoderm, lapisan paling
luar saluran pencernaan kita dan organ-organnya berasal dari endoderm dan sebagian besar
organ dan jaringan lain, seperti ginjal, jantung dan otot berasal dari lapisan mesoderm.
Dalam proses gastrulasi terjadi beberapa gerakan morfogenik. Gerakan-gerakan
morfogenik tersebut antara lain epiboli, involusi, konvergensi, invaginasi, evaginasi,
delaminasi, divergensi dan extensi.

Penataan dan pergerakan sel yang terjadi dari bentuk blastula menjadi
gastrula melibatkan mekanisme seluler yang luar biasa, yaitu :
1. Perubahan dalam motilitas sel,
2. Perubahan dalam bentuk sel, dan
3. Perubahan dalam adhesi seluler (penempelan dari sel ke sel ain atau ke
matriks ekstraseluler).

Adapun hasil akhir dari proses gastrulasi ini adalah :


1. Menghasilkan gastrula, embrio berlapis tiga (3 lapisan germinal) dengan
rongga pencernaan rudimenter (arkenteron),
2. Tiga lapisan germinal hasil gastrulasiakan menjadi ciri umum
perkembangan pada sebagian filumhewan, yaitu tipe tubuh tripoblastik,
3. Ketiga lapisan tersebut (ektoderm, endoderm dan mesoderm) akan
berkembang menjadi berbagai jaringan dan organ dalam sistem tubuh
dewasa.
Organogenesis
Organogenesis mengubah massa amorf sel menjadi organ lengkap dalam
pengembanganembrio. Sel-sel dari suatu daerah organ pembentuk mengalami perkembangan
diferensial dan gerakan untuk membentuk primordial organ, atau anlage. Organogenesis
merupakan proses gabungan dua periode, yaitu periode pertumbuhan antara dan periode
pertumbuhan akhir. Pada periode pertumbuhan antara terjadi transformasi dan diferensiasi
bagian-bagian tubuh embrio dari bentuk primitif hingga menjadi bentuk definitif. Sedangkan
pada periode pertumbuhan akhir, embrio akan mengalami penyelesaian pertumbuhan.
Dalam perkembangan selanjutnya, ketiga lapisan lembaga akan membentuk jaringanjaringan khusus dan organ-organ tubuh, dimana proses ini disebutorganogenesis. Tahapan
organogenesis diantaranya adalah:
1. Ektoderm, terbagi atas:
a) Epidermis
1)
Lapisan epidermis kulit, dengan derivatnya yang bertekstur (susunan kimia)
tanduk: sisik, bulu, kuku, tanduk, cula, taji.
2)
Kelenjar-kelenjar kulit: kelenjar minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar ludah,
kelenjar lendir, kelenjar air mata.
3)
Lensa mata, alat telinga dalam, indra bau dan indra peraba.
4)
Stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya seperti lapisan email gigi,
kelenjar ludah dan indra pengecap.
5)
Proctodeum menumbuhkan dubur bersama kelenjarnya yang menghasilkan bau
tajam.
6)
Lapisan enamel gigi.
b)

Neural (saraf)
1) Otak dan sumsum tulang belakang.
2) Saraf tepi otak dan punggung.
3) Bagian persyarafan indra, seperti mata, hidung dan kulit.
4) Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang berpigmen.

2. Mesoderm

a)
b)
c)
d)
e)

Otot : lurik, polos dan jantung.


Mesenkim yang dapat berdifferensiasi menjadi berbagai macam sel dan jaringan.
Gonad, saluran serta kelenjar-kelenjarnya.
Ginjal dan ureter.
Lapisan otot dan jaringan pengikat (tunica muscularis, tunica adventitia, tunica
musclarismucosa dan serosa) berbagai saluran dalam tubuh, seperti pencernaan,
kelamin, trakea, bronchi, dan pembuluh darah.
f) Lapisan rongga tubuh dan selaput-selaput berbagai alat: pleura, pericardium,
peritoneum dan mesenterium.
g) Jaringan ikat dalam alat-alat seperti hati, pankreas, kelenjar buntu.
h) Lapisan dentin, cementum dan periodontum gigi, bersama pulpanya.
3. Endoderm
a) Lapisan epitel seluruh saluran pencernaan mulai faring sampai rectum.
b) Kelenjar-kelenjar pencernaan misalnya hepar, pankreas, serta kelenjar lendir yang
mengandung enzim dalam esophagus, gaster dan intestium.
c) Lapisan epitel paru atau insang.
d) Kloaka yang menjadi muara ketiga saluran: pembuangan (ureter), makanan (rectum),
dan kelamin (ductus genitalis).
e) Lapisan epitel vagina, uretra, vesika urinaria dan kelenjar-kelenjarnya
Perkembangan Sistem Organ
1. Susunan Saraf Pusat
Neurulasi adalah pembentukan lempeng neural (neural plate) dan lipatan neural (neural
folds) serta penutupan lipatan ini untuk membuat neural tube, yang terbenam ke dalam
dinding tubuh dan berdiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis. Neural tube terbentuk
sempurna pada akhir minggu ke 4.
Mesoderm paraksial berdiferensiasi untuk membentuk pasangan blok jaringan / somit.
Somit berdiferensiasi menjadi sklerotom, miotom dan dermtom, yang masing-masing
menghasilkan tulang rangka sumbu, otak rangka dan dermis kulit. Organ sensorik untuk
janin berkembang sekitar pertengahan masa gestasi.
2. Sistem Pencernaan
Antara minggu ke 6 dan 8 perkembangan proliferasi sel epitel yang melapisi bagian
dalam lumen menyebabkan obliterasi yang kemudian secara bertahap mengalami
regionalisasi. Pertumbuhan awal usus sangat cepat sehingga usus keluar ke dalam rongga
amnion. Enzim pencernaan terdapat di sekitar minggu ke 24 28, dengan pengecualian
laktasi. Koordinasi peristaltik usus janin mulai jelas pada minggu ke 14. Pada minggu ke
34 sudah terjadi koordinasi mengisap, menelan, dan peristalsis.
3. Wajah
Wajah terbentuk antara minggu ke 5 dan 12 dari arkus brakialis. Hidung tumbuh sebagai
pilar jaringan mata terbentuk dari kombinasi jaringan saraf dan ektoderm khusus. Telinga
mula-mula terletak rendah. Di bawah hidung tonjolan maksilaris meluas untuk

4.

5.

6.

7.

membentuk dasar hidung dan atap mulut. Bibir atas terbentuk dari tonjolan yang meluas
untuk bertemu di bagian tengah.
Tengkorak
Tengkorak terbentuk dari jaringan mesenkim di sekitar otak. Tengkorak di bentuk dari
neurokranium yang melindungi otak dan viserokranium yang membentuk kerangka
wajah. Tiap-tiap elemen tengkorak ini memiliki komponen dan kartilaginosa pada janin.
Fontanel posterior menutup sekitar 3 bulan setelah lahir dan fontanel posterior menutup
saat bayi berusia sekitar 18 bulan.
Sistem Kardiovaskular
Merupakan sistem yang pertama terbentuk pada beberapa sel di mosederm yolk yang
kemudian membentuk kelompok yang disebut pulau darah. Pulau-pulau darah menyatu,
membentuk saluran pembuluh darah yang saling berhubungan untuk membentuk rute
yang jelas. Organisasi rute melintas yolk sac serupa dengan organisasi geografis delta
sungai.
Jantung primitif berkembang dari tapal kuda mesoderm embrionik. Bentuk khas
jantung dihasilkan oleh aliran sel darah di dalam saluran pembuluh yang menyebabkan
tabung jantung mengambil bentuk lengkung huruf S yang akhirnya berbentuk jantung.
Pada hari ke-21 sel yang mengelilingi jantung berdiferensi menjadi sel miokardium yang
mampu menghasilkan respons hingga jantung yang terdiri atas 4 rongga berurutan mulai
berdenyut.
Sistem Pernafasan
Trakea dan bronkus utama tumbuh sebagai kantung keluar pada saluran pencernaan,
perkembangannya bergantung pada interaksi antara tonjolan endoderm dari usus depan
yang sedang tumbuh dan mesoderm splantik yang diinvasinya sekitar hari ke-22 dan
mengalami percabangan antara hari ke-26 dan 28.
Sistem Perkemihan
Berkembang dari mesoderm intermeitat dan saling berkaitan erat dengan kelamin selama
perkembanganmasa janin terbentuk 3 pasang ginjal: pronetroi, mesonefroi dan
metanefroi.
Pronetroi, merupakan struktur transien nonfungsional yang muncul hanya selama
beberapa minggu.
Mesonefroi, muncul pada minggu ke-4 berfungsi sebagai ginjal antara sampai akhir
periode mudigah.
Metanefroi, minggu ke-5, berfungsi sekitar 4 minggu. Janin menghasilkan sampai 600 ml
urinperhari.

8. Otot dan Tungkai


Otot yang pertama terbentuk: otot punggung dari pasangan somit.Anggota badan mulai
tampak sebagai tonjolan yang berkaitan dengan somit tertentu pada minggu ke-4
perkembangan. Osifikasi perubahan ke struktur tulang dimulai sejak usia 8 minggu tapi
tetap belum sempurna saat lahir. Menonjolnya jumlah tulang rawan di kerangka,

mempermudah pengeluaran janin saat melahirkan. Pada minggu ke-9 kerangka tubuh
hampir sempurna walaupun tulang tengkorak masih terus dibentuk.

Anda mungkin juga menyukai