Nastalia Sindy
10-2010-321
F2
Mahasiswa Kedokteran Semester 1 Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara no.6 Jakarta Barat 11470
Email:nastaliasindy@yahoo.co.id
Pendahuluan
Sistem otot adalah suatu jalinan jaringan otot yang kompleks, sangat khusus dan
saling berhubungan dengan yang lainnya.Otot merupakan sebuah jaringan konektif
dalam tubuh yang tugas utamanya berkontraksi. Sebuah otot dapat memiliki beberapa ratus
atau ribuan serat. Eksitasi serat otot rangka oleh neuron motoriknya menimbulkan kontraksi
melalui serangkaian proses yang menyebabkan filamen-filamen tipis bergeser saling mendekat
satu sama lain di antara filamen tebal.Kontraksi otot digunakan
untuk memindahkan
bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh.Hampir semua gerakan oleh tubuh makhluk
vertebrata hasil dari otot yang berkontraksi.Kontraksi otot tertentu yang berlebihan, terjadi secara
mendadak tanpa disadari itu menimbulkan kram. Kram kaki adalah nyeri akibat spasme otot di
kaki yang timbul karena otot berkontraksi terlalu keras .Kram paling sering terjadi pada otot betis
ataupun kaki.Otot yang mengalami kram sulit untuk menjadi rileks kembali. Bisa dalam hitungan
menit bahkan jam untuk meregangkan otot yang kram itu. Kontraksi dari kram otot sendiri dapat
terjadi dalam waktu beberapa detik sampai beberapa menit. Selain itu, kram otot dapat
menimbulkan keluhan nyeri.
berfungsi
untuk
tempat
perlekatan
ligament
7. Ujung bawah tibia melebar untuk beratikulasi dengan tulang talus pergelangan
kaki.Maleolus medial adalah tonjolan yang membentuk benjolan (mata kaki) pada
sisi medial pergelangan kaki.1
b. Fibula adalah tulang yang paling ramping dalam tubuh,panjangnya proporsional,dan
tidak turut menopang berat tubuh.Kegunaan tulang ini adalah untuk menambah area yang
tersedia sebagai tempat perlekatan otot pada tungkai.
1. Bagian kepala fibula berartikulasi dengan fase fibular di bawah kondilus lateral
tulang tibia.
2. Ujung bawah tulang berartikulasi secara medial dengan takik fibular pada tulang
fibia,dan memanjang ke arah lateral menjadi maleolus lateral yang seperti
maleolus tibia lateral,dapat diraba di pergelangan kaki.1
2. Tulang kalkaneus terletak di bawah talus dan menonjol di belakang talus menjadi
tulang tumit.Tulang ini menopang talus dan meredam goncangan saat tumit
menginjak tanah.
3. Tulang navikular memiliki permukaan posterior berbentuk konkaf untuk
berartikulasi dengan talus dan permukaan anterior berbentuk konveks untuk
berartikulasi dengan tiga tulang tarsal.
4. Tulang kuneiform yang berbentuk baji,diberi nomor dari sisi medial ke sisi
lateral,sebagai
kuneiform
pertama,kedua,dan
ketiga.Masing-masing
tulang
tulang.Oleh karena itu,tulang sangat vascular,dan menampakkan system saluran atau kanal unik
yang disebut kanalikuli.Cabang-cabang sitoplasma dari osteosit yang terdapat di dalam lakuna
masing-masing terjulur ke dalam kanalikuli dan memancar ke segala arah dari setiap
lacuna.Kanalikuli berisi cairan ekstrasel,dan cabang-cabang sitoplasma memungkinkan
hubungan antarosteosit dan hubungan osteosit dengan materi yang terdapat di dalam pembuluh
darah yang memasok matriks tulang.Dengan cara ini,kanalikuli memungkinkan mekanisme
pertukaran yang sangat efisien:nutrient dibawa ke osteosit,terjadi pertukaran gas antara darah dan
sel,dan limbah metabolisme dikeluarkan dari osteosit.2
Sel Tulang
Tulang dewasa dan yang sedang berkembang mengandung empat jenis sel
berbeda :sel osteogenik (osteoprogenitor),osteoblas,osteosit,dan osteoklas.2
Sel osteogenik adalah sel induk pluripoten yang belum berdiferensi,berasal dari
jaringan ikat mesenkim.Selama perkembangan tulang,sel osteogenik berproliferasi melalui
mitosis dan berdiferensiasi menjadi osteoblas.Pada tulang dewasa,sel osteogenik dijumpai
diluar (pada jaringan ikat periosteum dan di dalam lapisan tunggal endosteum
internal).Periosteum
dan
endosteum
menghasilkan
osteoblas
baru
untuk
adalah meresorpsi tulang selama remodeling.Osteoklas ini sering terdapat di dalam sebuah
lekuk dangkal pada tulang yang teresorpsi atau terkikis secara enzimatik yang disebut
lakuna Howship.Osteoklas mula-mula berada di dalam tulang berasal dari prekursor
mirip monosit.2
Struktur Otot Rangka
Setiap otot rangka tersusun dari banyak sel otot,yang disebut serat-serat otot.Sebuah otot
dapat memiliki beberapa ratus atau ribuan serat.3
Otot rangka juga disebut otot serat lintang karena adanya garis-garis lintang yang dapat
dilihat di seluruh otot melalui mikroskop cahaya.Garis-garis lintang tersebut adalah subunit dari
masing-masing serat otot:myofibril.Sebuah sel otot di bentuk dari banyak myofibril.Miofibril
terdiri dari subunit-subunit yang lebih kecil:mikrofilamen.Mikrofilamen adalah unit fungsional
sel otot.Unit ini terdiri dari protein-protein kontraktil yang tebal dan tipis,yang berkelompok
bersama ke dalam suatu pola berulang yang disebut sarkomer.3
Gambar 3.Miofibril
Sarkomer
Setiap sarkomer mengandung filament tebal dan tipis.Filamen tebal terletak di daerah
sentral sarkomer,dan terdiri dari beberapa ratus salinan protein kontraktil myosin.Filamen tipis
melekat ke bagian tepi sarkomer.Filamen tipis ini terdiri dari protein tropomiosin,troponin,dan
aktin.3
Daerah sarkomer dimana hanya terdapat filament tebal disebut zona H.Daerah dimana
hanya terdapat filament tipis disebut zona I.Pita A adalah tempat filament tipis dan tebal saling
tumpang tindih.Garis Z adalah tepi sarkomer tempat aktin melekat.Setiap sarkomer terentang
dari suatu garis Z ke garis berikutnya.3
Gambar 4.Sarkomer
Aktin dan Miosin merupakan Protein Utama Otot
Massa otot terbentuk 75% dari air dan lebih dari 20% protein.Dua protein utama adalah
aktin dan miosin.4
Monomer G-aktin (43 kDa;G,globular)membentuk 25% protein otot berdasarkan
berat.Pada kekuatan ionic fisiologis dan dengan keberadaan Mg2+,G-aktin mengalami
polimerasi secara nonkovalen untuk membentuk filamen heliks-ganda tak larut yang disebut Faktin.Serabut F-aktin memiliki tebal 6-7 nm dan memiliki puncak atau struktur berulang setiap
35,5 nm.4
Miosin adalah suatu family protein,dengan paling sedikit 12 kelas yang telah berhasil
diindetinfikasikan dalam genom manusia.Miosin I dalah suatu spesies monomer yang berikatan
dengan membrane sel.Miosin I dapat berfungsi sebagai penghubung antara mikrofilamen dan
membran sel di lokasi tertentu.4
Miosin membentuk 55% protein otot berdasarkan berat dan membentuk filamen
tebal.Miosin adalah heksamer asimetris dengan massa molekul sekitar 460 kDa.Miosin memiliki
8
sebuah ekor fibrosa yang terdiri dari dua heliks yang saling menggulung.Masing-masing heliks
memiliki sebuah bagian kepala globular yang melekat pada suatu sisi.Heksamer terdiri dari satu
pasang rantai panjang (heavy [H]) yang masing-masing memiliki massa molekul 200 kDa,dan
dua pasang rantai pendek (light [L]) masing-masing memiliki massa molekul 200 kDa,dan dua
pasang rantai pendek ( light[L]) masing-masing dengan massa molekul 20 kDa.Rantai L
dibedakan lagi,yakni satu rantai disebut rantai ringan esensial dan yang lain rantai ringan
regulatorik.Miosin otot rangka mengikat aktin untuk membentuk aktomiosin (aktin-miosin),dan
aktivitas ATPase intrinsiknya sangat meningkat dalam kompleks ini.Terdapat isoform-isoform
miosin yang jumlahnya bervariasi pada keadaan patologis,fisiologis,dan anatomis yang berbeda.4
Serabut Kedut Lambat dan Cepat
Di otot rangka dideteksi jenis-jenis serabut yang berbeda.Salah satu klasifikasi membagi
jenis serabut menjadi type 1 (kedut lambat,slow twitch),type II A(kedut cepat-oksidatif),dan type
II B (kedut cepat-glikolitik).Serabut type 1 tampak merah karena mengandung mioglobin dan
mitokondria;metabolisme serabut ini bersifat aerobic,dan serabut-serabut ini mempertahankan
kontraksi yang relative menetap.Serabut type II,karena tidak memiliki mioglobin dan
mengandung sedikit mitokondria,terlihat putih;serabut ini memperoleh energi dari glikolisis
anaerob dan memperlihatkan durasi kontraksi yang relative singkat.Proporsi kedua type serabut
bervariasi di antara otot tubuh,bergantung pada fungsi.Proporsi juga bervariasi sesuai latihan.4
Persendian
A. Klasifikasi structural persendian :
1. Persendian fibrosa tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan
ikat fibrosa.
2. Persendian kartilago tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan
kartilago.
3. Persendian synovial memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan
ligamen artikular yang membungkusnya.1
B. Klasifikasi fungsional persendian
1. Sendi sinarthrosis atau sendi mati.Secara structural,persendian ini dibungkus
dengna jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
a. Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat dan
hanya ditemukan pada tulang tengkorak.Contoh sutura adalah sutura sagital
dan sutura parietal.
b. Sinkondrosis adalah sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan
kartilago hialin.Salah satu contohnya adalah lempeng epifisis.Sementara
anatara epifisis dan diafisis pada tulang panjang seorang anak.Saat
sinkondrosis
sementara
berosifikasi,maka
bagian
tersebut
dinamakan
sinostosis.
2. Amfiartrosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan
terjadinya sedikit gerakan sebagai respons terhadap torsi dan kompresi.
a. Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan
diskus
terutama
terdiri
atas
akson
bermielin,beberapa
akson
tanpa
mielin,dan
sel
10
penyokong.Selubung mielin pada akson memberikan warna putih (alba).Substansi grisea terdiri
atas neuron,dendrite,dan sel neuroglia.Tidak adanya selubung mielin memberikan warna kelabu
(grisea) pada daerah SSP ini.2
Anatomi Fungsional Saraf
Struktur anatomic sinapsis dari berbagai tempat pada system saraf mamalia,sangat
beragam.Ujung-ujung serat presinaptik umunya melebar membentuk tonjolan akhir(tonjolan
sinaptik).Ujung-ujung serat presinaptik itu biasanya berakhir pada dendrit atau kadang berakhir
pada spina dendritik,yaitu tonjolan-tonjolan kecil yang keluar dari dendrit.Di beberapa
tempat,cabang-cabang akhir akson dari neuron presinaptik membentuk keranjang atau jala
sekeliling soma sel presinaptik (sel-sel keranjang sereblum dan ganglion otonom).Di tempattempat lain,cabang-cabang akhir tersebut saling menjalin dengan dendrit sel postsinaptik (seratserat climbing sereblum) atau berakhir langsung pada dendrite (dendrite apical dari piramida
kortikal) atau pada akson (akhiran akso-aksonal).5
impuls
sepanjang
jalur
neural
atau
akson
ke
SSP
untuk
11
kelompok
utama
neuron
adalah
multipolar,bipolar,dan
unipolar.Klsifikasi
anatomiknya di dasarkan pada jumlah dendrite dan akson yang keluar dari badan sel.Neuron
multipolar adalah jenis yang paling banyak terdapat di dalam SSP dan mencakup neuron motoris
dan interneuron otak dan medulla spinalis.Banyak dendrite bercabang terjulur dari badan sel
neuron mulripolar.Pada sisi lain yang berlawanan dari neuron,terdapat satu cabang,yaitu
akson.Neuron bipolar,yang lebih sedikit,merupakan neuron sensoris murni.Pada neuron ini,satu
dendrite dan satu akson keluar dari badan sel.Neuron bipolar adalah sel reseptor sensoris pada
retina mata,telinga dalam,dan epitel olfaktoris di bagian atap rongga hidung.2
Serat Saraf
Saraf terdiri dari akson dengan berbagai ukuran dan selubung yang mengelilinginya.Di
SST,semua akson dikelilingi oleh sel Schwann (neurilema).Sel ini meluas ke sepanjang akson
perifer,dari asalnya sampai berakhir di dalam otot atau kelenjar.Sel Schwann membentuk
selubung mielin yang kaya lipid di sekitar akson yang lebih besar.Di SSP,pembentukan dan
mielinisasi selubung mielin dilakukan oleh oligodendrosit.2
Akson yang lebih kecil,seperti pada susunan saraf otonom (SSO),hanya dikelilingi
sitooplasma sel Schwann.Akson seperti itu tidak memiliki selubung mielin dan dikatakan tanpa
mielin.Akson lebih besar dibungkus berlapis-lapis membran plasma sel Schwann yang
membentuk selubung mielin;akson yang dibungkus selubung mielin dikatakan bermielin.Di
sepanjang akson bermielin,terdapat celah-celah kecil dalam selubung mielin di anatara sel
Schwann sehingga di situ akson terpajan oleh lingkungan ekstrasel.2
Pengertian Pembuluh Darah
Pembuluh darah merupakan system saluran tertutup yang membawa darah dari jantung
ke jaringan dan kembali ke jantung.Sejumlah cairan interstisial masuk ke pembuluh limfe dan
berjalan melalui pembuluh ini ke system vascular.Aliran darah melalui pembuluh terutama
gerakan maju yang diberikan kepadanya oleh pompa jantung,meskipun pada kasus sirkulasi
sistematik,recoil diastolic dinding arteri,tekanan pada vena oleh otot rangka selama
12
berolahraga,dan tekanan negative dalam rongga dada selama inspirasi juga menggerakan darah
ke depan.5
Anatomi Pembuluh Darah
1. Arteri dan arteriol
Dinding aorta dan arteri yang berdiameter besar relative mengandung banyak jaringan
elastic.Arteriol adalah tempat utama tahanan terhadap aliran darah dan sedikit perubahan
pada garis tengahnya membuat perubahan besar dalam tahanan perifer total.5
2. Kapiler
Arteriol dibagi menjadi pembuluh berdinding otot lebih kecil ,kadang-kadang disebut
metateriol,dan ini selanjutnya memberikan ke kapiler.5
3. Pembuluh limfe
Aliran sistem limfatik dari paru dan dari bagian lain jaringan tubuh melalui sistem
pembuluh yang bersama-sama dan akhirnya masuk ke dalam vena subklavia kanan dan
kiri pada sambungannya dengan vena jugularis interna masing-masing.Pembuluh limfe
mengandung katup dan secara teratur melintasi nodus limfatikus sepanjang
perjalannnya.Ultrastruktur pembuluh limfe kecil berbeda dengan kapiler dalam beberapa
pokok:Tidak ada fenestrasi yang dapat dilihat dalam endotel pembuluh limfe;jika ada
terdapat sedikit sekali lamina basalis di bawah endotel;dan hubungan antara sel-sel
endotel terbuka;,dengan hubungan antar sel yang tidak ketat.5
Mekanisme Umum Kontraksi Otot
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan tahap-tahap berikut :
1. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada
serabut otot.
2. Di setiap ujung,saraf menyekresi substansi neurotransmitter,yaitu asetilkolin,dalam
jumlah sedikit.
3. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serabut otot untuk membuka
banyak kanal bergerbang asetilkolinmelalui molekul-molekul protein yang terapung
pada membran.
13
selangkah demi selangkah.Apabila tidak terdapat lagi potensial aksi local,kantung lateral secara
aktif menyerap Ca++,troponin dan tropomiosin bergeser kembali ke posisi mengahambatnya,dan
terjadi relaksasi otot.Keseluruhan respons kontraktil berlangsung sekitar seratus kali lebih lama
daripada potensial aksi.7
Mekanisme Kontraksi Otot Rangka
Unit motorik.Setiap motoneuron yang meninggalkan medulla spinalis akan mempersarafi
beragam serabut otot,dan jumlahnya bergantung pada jenis otot.Semua serabut otot yang
dipersarafi oleh satu serabut saraf disebut unit motorik.Pada umunya,otot-otot kecil yang
bereaksi dengan cepat dan yang pengaturannya harus tepat mempunyai lebih banyak serabut
saraf untuk serabut otot yang lebih sedikit jumlahnya (misalnya,hanya ada dua sampai tiga
serabut otot per unit motorik pada beberapa otot laring).Sebaliknya,otot besar yang tidak
memerlukan pengaturan halus,seperti otot soleus,mungkin mempunyai beberapa ratus serabut
otot dalam satu unit motorik.6
Serabut-serabut otot dalam setiap unit motorik tidak seluruhnya terkumpul bersama-sama
dalam satu otot tetapi menumpang tindih unit motorik lain dalam satu berkas mikro yang terdiri
dari 3 sampai 15 serabut.Pertautan ini menyebabkan unit motorik yang terpisah akan
berkontraksi untuk membantu unit yang lain dan bukan secara keseluruhan sebagai segmen
tersediri.6
Kesimpulan
Hipotesis bener,yaitu kram terjadi akibat gangguan fungsi otot. Apabila metabolisme
tubuh yang kurang akan menyebabkan asam lakatat tidak secara sempurna diolah kembali
sehingga menyebabkan penumpukkan pada aliran darah yang mengalir melalui pembuluh darah
Hal tersebut menyebabkan timbulnya kontraksi secara terus-menerus karena aliran darah yang
membawa O2 dan CO2 terhambat oleh asam laktat.
Daftar Pustaka
1. Sloane Ethel.Anatomi dan Fisiologi untuk pemula.Jakarta:EGC;2003.h.110-113.
2. Eroschenko Victor P.Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional.Edisi
9.Jakarta:EGC;2009.h.44-109.
15
3. J Elizabeth.Handbook of pathophysiologi.Jakarta:EGC;2001.h.280-281.
4. Murray Robert K,Granner Daryl K,Rodwell Victor W.Biokimia harper.Edisi
27.Jakarta:EGC;2009.h.582-585.
5. Ganong William F.Fisiologi kedokteran.Edisi 22.Jakarta:EGC;2008.h.81-560.
6. Guyton Arthur C,Hall John E.Buku ajar fisiologi kedokteran.Edisi
11.Jakarta:EGC;2007.h.100-105.
7. Sherwood Lauralee.Fisiologi manusia: Dari sel ke sistem.Edisi 2.Jakarta :
EGC;2001.h.253.
16