Anda di halaman 1dari 104

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS

MELALUI METODE KARYA WISATA SISWA


KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH BARAN
KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN
SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh
KRISMAWATI
NIM 12507010
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2010

Drs. Abdul Syukur, M Si


DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEMBIMBING
Lamp

: -

Hal

: Naskah Skripsi
Saudari Krismawati
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama

: Krismawati

NIM

: 12507010

Jurusan / Progdi

: Tarbiyah/PGMI (Pendidikan Guru Madrasah


Ibtidaiyah)

Judul

: UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR


IPS MELALUI METODE KARYA WISATA
SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH
BARAN KECAMATAN AMBARAWA
KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2009/2010

Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Salatiga,
Pembimbing,

Drs. Abdul Syukur, M Si


NIP. 196703071894031002

DEPARTEMEN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706,323433 Fax.323433 Salatiga 50721

PENGESAHAN
Skripsi Saudara

: Krismawati

Nomor Induk

: 12507010

Judul

: UPAYA MENINGKATKAN MINAT

BELAJAR IPS

MELALUI METODE KARYA WISATA SISWA KELAS


V MADRASAH IBTIDAIYAH BARAN KECAMATAN
AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2009/2010
Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Sabtu, 20 Maret 2010 dan telah
diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam
Ilmu Tarbiyah.
Salatiga, 20 Maret 2010
Panitia Ujian
Ketua Sidang

Sekretaris Sidang

Drs. Imam Sutomo, M.Ag


NIP195808271983031002

Dr. H. Muh. Saerozi M.Ag


NIP. 196602151991031001

Penguji I

Penguji II

Drs. Juzan, M.HUM


NIP. 196110241989031002

Drs. Mubasirun, M.Ag


NIP. 195902021990031

Pembimbing

Drs. Abdul Syukur, M Si


NIP. 196703071894031002

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa


skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak bersisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain diluar referensi yang penelitian cantumkan, maka penelitian saggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 20, Maret 2010


Penulis

( Krismawati )

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:
1. Every body is beautifful in their own way (setiap individu mempunyai
kelebihan tersendiri).
2. Akal adalah kehidupan, kalau akal itu hilang terjadilah kematian
3. Barang siapa kenal dirinya maka ia kan kenal Tuhan-Nya

Persembahan :
1. Almamater sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
2. Ayah dan Ibu atas segala dukungan dan doanya
3. Kakak tercinta, untuk segenap semangatnya
4. Teman-teman seperjuanganku PGMI, terima kasih atas saran dan
nasehatnya
5. Seseorang yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan ide insprirasi
6. Drs. Abdul Syukur selaku pembimbing skripsi, terima kasih atas
pengarahan, bimbingan serta pemberian motivasi kepada penulis dari awal
sampai akhir pembuatan skripsi.

KATA PENGANTAR

Dengan ucapan Alhamdulillah, sebagai rasa syukur kepada Allah SWT


dan karena hidayah yang diberikan dan nikmat serta kecerahan pikiran sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, walaupun mungkin isinya
belum dapat memenuhi yang mestinya karena penulis yakin bahwa dalam
penulisan skripsi jauh dari kesempurnaan.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat
guna memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN).
Sehubungan dengan terseleksinya penulisan ini, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada beberapa pihak, terutama yang telah membantu dalam proses
study dan penulisan skripsi ini :
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M, Ag selaku Ketua STAIN Salatiga beserta
stafnya

yang

telah

memberikan

berbagai

kebijakan

untuk

memanfaatkan segala fasilitas di STAIN Salatiga.


2. Bapak Drs. Abdul Syukur selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran guna membimbing penulis.
3. Bapak Drs. H. Ahmad Sultoni, M. Pd selaku Kaprodi PGMI
4. Bapak Ibu Dosen STAIN Salalatiga yang telah banyak berjuang dalam
menegakkan agama dan kebenaran serta telah bayak memberikan
dorongan kepada penulis.
5. Bapak Imroni, selaku Kepala Sekolah MI Baran beserta stafnya yang
telah membantu penelitian di sekolah MI Baran.

6. Seluruh keluargaku terutama ibu yang telah mengarahkan serta


memotivasi dan membantu secara baik dalam penulisan skripsi ini.
7. Kawan-kawan yang telah membantu penulisan skripsi sehingga dapat
terselesaikan dengan baik.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis baik materiil maupun
spritual.
Semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan yang berlimpah kepada
semua pihak yang telah membantu penulisan dalam menyelesaikan tugas akhir
ini.
Penulis berharap apabila dalam penulisan dan penyusunan skripsi belum
memenuhi syarat untuk pembaca hendaknya berkenan memberikan solusi, saran,
maupun kritik yang membangun dan memberikan sumbangan pikiran yang telah
menuju kearah perbaikan dan penyempurnaan.
Akhirnya hanya ucapan terima kasih yang dapat penulis haturkan kepada
semua pihak yang telah ikut membatu dengan segala kerendahan sehingga dapat
terselesaikan skripsi ini. Salam teriring semoga hasil penelitian ini bermanfaat
bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya serta berguna bagi
pengembangan model pengajaran. Amin...

Salatiga, 20, Maret 2010


Penulis

( Krismawati )

ABSTRAK

Krismawati 12507010, Upaya meningkatkan minat belajar IPS melalui metode


karya wisata siswa kelas v Madrasah Ibtidaiyah Baran kecamatan
Ambarawa kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009/2010.
Kata kunci : Karyawista dan Minat Belajar Siswa
Metode karyawista sebagai salah satu alternatif membangkitkan minat
belajar IPS, yang membawa siswa belajhar dalam suasana diluar kelas, dialam
terbuka yang menyenangkan. Dengan karyawista siswa leluasa dan bebas namun
terikat peraturan dalam menemukan pokok kajian materi yag dipelajari sehingga
baginya dapat menumbuhkan pengalaman baru dalam belajar. Dalam kegiatan
belajar mengajar keaktifan terletak pada siswa, sebab dalam hal ini guru hanya
sebagai fasilitator saja yang menggerakkan, membimbing dan mengarahkan
siswa. Sementara siswa sebagai peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penetapan metode karyawista dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata
pelajaran IPS. Peningkatan ini ditunjukkan pada hasil belajar yang meliputi
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang semakin meningkat mulai
dari kegiatan pra siklus sampai siklus ketiga.
Penelitian skripsi ini menggunakan model Penelitian Tindakan kelas
(PTK), dengan desain penelitian yang digunakan adalah penemuan, menggunakan
III siklus pembelajaran, penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui
peningkatan minat belajar IPS pada siswa kelas V MI Baran dengan
menggunakan metode karyawisata. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
dengan tes dan non tes yang meliputi pengamatan (observasi), wawancara
(interview), serta dokumetasi.Subyek penelitiannya adalah siswa kelas V MI
Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, dan analisis datanya adalah
menggunakan gabungan dari kuantitatif dan kualitatif kemudian disajikan secara
deskriptif.
Berdasarkan penilaian ini, disarankan dapat menjadikan loncatan bagi
munculnya penelitian baru. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai sumbangan
ide dalam dunia pendidikan yang diharapkan dapat menambah wawasan
kreatifitas dalam upaya peningkatan waktu pendidikan yang lebih lagi.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN DEKLARASI ................................................................................ iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
E. Definisi Istilah ........................................................................................ 7
F. Hipotesis Penenlitian .............................................................................. 10
G. Pembatasan Masalah .............................................................................. 10
H. Metode Penilitian ................................................................................... 11
I. Sistematika Penulisan ............................................................................ 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 20
A. Pengertian Minat Belajar Siswa .............................................................. 20

B. Asal-usul Minat Belajar ......................................................................... 22


1. Jenis Minat Belajar ............................................................................. 23
C. Faktor-faktor Pendorong Minat ............................................................. 24
1. Faktor-faktor pendorong Minat ........................................................ 24
2. Hubungan Minat dengan Kemampuan ............................................. 25
3. Hubungan Minat dengan Kebutuhan ............................................... 25
4. Hubungan Minat dengan Pengalaman ............................................. 26
D. Peran Minat Dalam Belajar .................................................................... 26
1. Peranan Minat Belajar ........................................................................ 26
E. Pengertian dan Tujuan Pengajaran IPS .................................................. 26
1. Pengertian IPS .................................................................................. 26
2. Tujuan Pengajaran IPS ..................................................................... 27
F. Materi Pengajaran IPS MI ...................................................................... 28
G. Pendekatan Pembelajaran IPS ................................................................ 29
H. Karakteristik IPS .................................................................................... 30
I. Pemngembangan Kurikulum IPS ........................................................... 30
1. Cara Mengembangkan Kurikulum ..................................................... 31
J. Strategi Belajar Mengajar IPS di SD / MI ............................................. 32
K. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS Kelas
Lima Semester I ..................................................................................... 32
1. Standar kompetensi Mata Pelajaran IPS Semester I ........................ 32
2. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS Semester I .......................... 32
L. Kedudukan Metode Dalam Pengajaran .................................................. 33

1. Kedudukan Metode dalam Pengajaran ............................................. 33


2. Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan dan Penentuan Metode ...... 34
M. Metode Karyawisata ............................................................................... 35
1. Kelebihan Metode Karyawisata ....................................................... 36
2. Keuntungan Metode Karyawisata .................................................... 37
3. Manfaat Atau Faedah Metode Karyawista ....................................... 37
4. Kekurangan Metode Karyawista ....................................................... 38
5. Kelemahan Metode Karyawista ....................................................... 38
6. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Karyawista ............................. 39
N. Hubungan Karyawisata Degan Active Learning .................................... 39
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................ 41
A. Deskripsi Siswa-siswi kelas Lima MI Baran ......................................... 41
B. Lokasi, Waktu, Subyek Penelitian, dan Mata Pelajaran ........................ 44
1. Lokasi Penelitian .............................................................................. 44
2. Waktu Penelitian .............................................................................. 45
3. Subyek Penelitian ............................................................................. 45
4. Mata Pelajaran .................................................................................. 46
C. Prosedur kerja dalam penelitian ............................................................. 47
1. Deskripsi Pra Siklus ......................................................................... 47
a. Perencanaan ................................................................................ 47
b. Pelaksanaan ................................................................................ 47
c. Pengamatan ................................................................................ 47
d. Refleksi ...................................................................................... 48

2. Deskripsi Siklus I ............................................................................. 48


a. Perencanaan ................................................................................ 48
b. Pelaksanaan ................................................................................ 48
c. Pengamatan ................................................................................ 49
d. Refleksi ...................................................................................... 49
3. Deskripsi Siklus II ............................................................................ 49
a. Perencanaan ................................................................................ 49
b. Pelaksanaan ................................................................................ 50
c. Pengamatan ................................................................................ 50
d. Refleksi ...................................................................................... 51
4. Deskripsi Siklus III .......................................................................... 51
a. Perencanaan ................................................................................ 51
b. Pelaksanaan ................................................................................ 51
c. Pengamatan ................................................................................ 52
d. Refleksi ...................................................................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 53
A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus ...................................................... 53
1. Prasiklus ........................................................................................... 53
2. Hasil Penelitian Siklus I ................................................................... 54
a. Tindakan dan Pengamatan ......................................................... 54
b. Refleksi ...................................................................................... 58
c. Revisi ......................................................................................... 60
3. Hasil Penelitian Siklus II .................................................................. 60

a. Rencana, Tindakan, dan Pengamatan ......................................... 60


b. Refleksi ...................................................................................... 61
c. Revisi ......................................................................................... 62
4. Hasil Penelitian Siklus III ................................................................ 62
a. Rencana, Tindakan dan Pengamatan .......................................... 62
b. Refleksi ...................................................................................... 64
B. Pembahasan ............................................................................................ 64
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 68
A. Kesimpulan ............................................................................................ 68
B. Saran ....................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 Daftar Nama Siswa-siswi Kelas V MI Baran ................................. 46


TABEL 4.2 Hasil Pembelajaran Prasiklus ......................................................... 54
TABEL 4.3 Hasil Pelajaran Siklus I .................................................................. 58
TABEL 4.4 Hasil Pembelajaran Siklus II .......................................................... 61
TABEL 4.5 Hasil Pembelajaran Siklus III ......................................................... 64
TABEL 5.5 perbandingan penggunaan metode ................................................. 68
TABEL 5.6 Hasil Akhir Atau Nilai Akhir ......................................................... 69

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1 Bagan Siklus Kegiatan .............................................................. 12


GAMBAR 4.2 Kurva Hasil Penilaian Kognitif ................................................. 65
GAMBAR 4.3 Kurva Hasil Penilaian Afektif ................................................... 66
GAMBAR 4.4 Kurva Hasil Penilaian Psikomotororik ...................................... 66

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu pelajaran yang
diberikan mulai SD/MI. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta dan
generalisasi yang berkaitan dengan fenomena alam serta kehidupan makhluk.
Pada Jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi sejarah, ekonomi,
geografi, antropologi dan sosiologi dalam bentuk sederhana dan menjadi satu
kesatuan serta disusun secara sistematis kompetensi dan terpadu.
Sering terjadi salah tafsir manakala IPS dipahami sebagai hafalan.
Dengan serentetan kata tanya apa, kenapa, dimana, kapan, bagaimana dan
mengapa terjawab dengan jalan menghafal untuk itu tidak dipungkiri lagi
bahwa anak dituntut untuk terus belajar menghafal, bahkan kadang kala
mengesampingkan aspek pemahaman. Para guru IPS pada umumnya
menginginkan agar siswanya berhasil dalam belajar IPS. Keberhasilan ini
merupakan modal bagi siswa untuk memperoleh tes hasil belajar yang lebih
baik. Walaupun pada umumnya dianggap demikian, namun untuk
memperoleh keberhasilan dalam belajar IPS sebenarnya tidak sekedar nilai
yang dicapai. Melainkan, selain aspek nilai, ada pula aspek aspek lain yang
perlu dicapai siswa dari belajar IPS yaitu ketrampilan psikomotorik dalam
kehidupan. Ada tiga hal prinsip keberhasilan sejalan dengan Taksonomi
Bloom yang harus dicapai siswa seusai belajar, yaitu: kemampuan kognitif

(pengetahuan),

Kemampuan

afektif

(penghayatan),

dan

kemampuan

psikomotorik (perilaku). Ketiga prinsip tersebut berlaku juga dalam


pembelajaran IPS (Mudyaharjo, 1986:149).
Dengan demikian yang dimaksud dengan keberhasilan dalam belajar
IPS bukanlah semata-mata hanya diukur dengan perolehan nilai yang
memuaskan baik dalam ulangan maupun ujian akhir, melainkan diukur pula
dari materi IPS yang dipelajari dapat dihayati dan diterapkan dalam perilaku
sehari-hari. Pengalaman menunjukkan bahwa, keberhasilan seseorang siswa
dalam belajar IPS ternyata ditentukan oleh berbagai faktor yang saling
mendukung secara serempak atau terpadu. Dengan hanya mengandalkan
faktor kecerdasan saja belum tentu menjamin keberhasilan siswa, jika tidak
didukung faktor lain. Faktor pendukung keberhasilan belajar siswa dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi intelegensi (kecerdasan, kesehatan, kemampuan,
adaptasi dan minat belajar). Faktor eksternal meliputi keadaan lingkungan,
keadaan sarana prasarana maupun cara belajar (Purwanto, 1992 : 106).
Apabila kedua faktor tersebut tersedia secara memadai, maka
diharapkan akan dicapai hasil belajar. Siswa akan memperoleh hasil belajar
IPS secara maksimal jika mempunyai minat belajar yang kuat kemudian
didukung oleh lingkungan alam dan sosial, teman keluarga secara penuh,
tersedia guru professional, buku-buku pelajaran dan alat tulis yang memadai,
serta menggunakan metode pengajaran yang tepat.
Dengan demikian minat belajar merupakan bagian dari berbagai unsur

penting yang mendukung keberhasilan. Adapun yang dimaksud minat belajar


adalah kebutuhan akan isi pelajaran. Makin rendah minat belajar siswa pada
pelajaran IPS maka akan makin rendah hasil belajar yang dapat dicapai
demikian sebaliknya.
Minat tidak termasuk istilah popular dalam psikologi karena
ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti:
pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan (Reber,
1988:136). Namun terlepas dari masalah popular atau tidak, minat seperti
yang dipahami dan dipakai orang selama ini mempengaruhi kualitas
pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi.
Telah terpapar diatas bahwasannya dengan penyajian materi dengan
menggunakan metode yang tepat dapat menarik minat siswa. Metode
karyawisata dipilih sebagai metode tepat guna dalam menarik minat belajar
siswa terhadap mata pelajaran IPS, dimana IPS itu sendiri sangat
berhubungan erat dengan lingkungan. Karyawisata adalah metode mengajar
dimana guru mengajak siswanya keluar kelas untuk menuju pada obyek yang
sesungguhnya sebagai sumber belajar yang disesuaikan dengan materi ajar.
Dengan karyawisata diharapkan siswa dapat mengamati, merasakan,
melakukan secara langsung obyek dan dengan karyawisata pula menambah
pengalaman wawasan serta ingatan siswa, yang jika dikaitkan dengan suatu
konsep.
Karyawisata menempatkan guru sebagai fasilitator sehingga siswa
dapat aktif dan melakukan kegiatan. Dengan demikian akan menumbuhkan

perasaan santai, tapi tetap serius pada diri siswa. Karyawisata adalah metode
alternatif yang edukatif dan menyenangkan.
Tumbuhnya pengalaman dari berwisata adalah guru berharga dan trik
pembelajaran yang menarik, menyenangkan serta akan membangun
kerinduan untuk belajar dan belajar.
Pada dasarnya mereka yang duduk dibangku kelas V SD/MI adalah
masih dikategorikan sebagai usia anak-anak. Anak tidak seperti orang dewasa
yang dapat berpikir abstrak. Anak hanya dapat berpikir konkrit. Hal ini
menimbulkan kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan
yang praktis. Pada usia itu pula (kelas V) umumnya anak menghadapi tugastugas dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri, cara berpikir
yang realistik, ingin tahu dan ingin belajar. Untuk itu dibutuhkan figur guru
yang mampu memenuhi keinginannya.
Madrasah Ibtidaiyah Baran adalah salah satu lembaga pendidikan yang
belum menerapkan karyawisata sebagai metode dalam pengajaran mata
pelajaran IPS. Dengan alasan keamanan dan dana, guru berdalih
memanfaatkan metode ceramah, diskusi dan menggambar dalam menyajikan
materi IPS, hingga akhirnya siswa memahami materi hanya secara abstrak.
Sebagai contoh penyajian materi bertemakan Peninggalan Kerajaan Hindhu
Budha dan Islam di Indonesia menggunakan metode ceramah serta ketika
materi Kenampakan Alam dan Buatan di Indonesia metode diskusi yang
diterapkan.

Mengenal realitas lokasi MI Baran ini sebenarnya sangatlah strategis,


dimana terletak di daerah wisata yang cukup banyak, diantaranya Palagan
Ambarawa, Candi Gedong Songo, Rawa Pening, ditambah lagi lingkungan
MI Baran adalah merupakan kawasan pedesaan yang didalamnya ada unsur
gunung, sungai, serta industri kecil. Fenomena alam dan buatan tersebut
bermanfaat bagi pengembangan metode pengajaran berupa karyawisata.
Bertolak dari permasalahan yang terpapar diatas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul UPAYA MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR IPS MELALUI METODE KARYAWISATA SISWA KELAS V
MI BARAN KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2009/2010.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas dapat dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut :
1. Apakah metode karyawisata dapat meningkatkan minat belajar pada mata
pelajaran IPS siswa kelas V MI Baran Ambarawa Kabupaten Semarang
tahun pelajaran 2009/2010?
2. Bagaimana hasil belajar yang diperoleh siswa setelah ditetapkan metode
karyawisata pada mata pelajaran IPS kelas V MI Baran Ambarawa
Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009/2010?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitiannya adalah :
1. Untuk mengetahui apakah metode karyawisata mampu meningkatkan

minat belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas V MI Baran Ambarawa
Kabupaten Semarang tahun ajaran 2009/2010.
2. Untuk mengetahui hasil belajar setelah diterapkan metode karyawisata
pada mata pelajaran IPS siswa kelas V MI Baran Ambarawa Kabupaten
Semarang tahun ajaran 2009/2010
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Diharapkan dapat berguna bagi penulis untuk menambah keilmuannya
tentang metode pembelajaran IPS
b. Untuk menambah khasanah keilmuan dan memberikan sumbangan
pendidikan
2. Manfaat Praktis
a.

Bagi siswa
1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima materi
2) Mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran
3) Mendorong untuk lebih bergairah dalam belajar
4) Meningkatkan prestasi belajar siswa

b.

Bagi guru
1) Memacu

guru

untuk

meningkatkan

kualitas

pengelolaan

pembelajaran
2) Mendorong para guru agar dapat mengadakan modifikasi dalam
pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan
3) Sebagai referensi dan acuan apabila ada diantara para guru

sedang mengalami permasalahan pembelajaran yang sama seperti


peneliti hadapi
c.

Bagi sekolah
1) Mewujudkan tercapainya visi dan misi sekolah
2) Memajukan prestasi sekolah
3) Meningkatkan mutu sekolah

E. Definisi Istilah
Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran atas maksud utama penulis
dalam penggunaan judul, maka akan dijelaskan definisi istilah berikut :
1. Minat
Minat adalah kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin, 1995:136). Suatu minat dapat
diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa
lebih menyukai suatu hal daripada hal

lainnya, dapat pula

dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang


memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan
perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
Berkaitan dengan hal tersebut, Pasaribu dan Simandjuntak (1983:53)
menyatakan bahwa :
Sesuai dengan umur maka minatpun berubah dalam bentuk
dan isi. Oleh karena itu tiap-tiap tingkatan umur mempunyai minat
masing-masing. Minat dapat dibangkitkan dan dipelihara.
Hendaknya guru membangkitkan minat anak terhadap segala
sesuatu yang baik, nilai-nilai kebudayaan, disamping
menyesuaikan pengajaran dengan minat.

Bahan pelajaran yang menarik minat anak pasti akan dapat dipelajari
oleh anak dengan sebaik-baiknya, demikian juga sebaliknya.
2. Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah suatu aktifitas yang mengharapkan
perubahan tingkah laku (behavioral cange) pada individu yang belajar
(Majid, 2005:25).
Dalam agama Islam masalah belajar mendapat perhatian yang
istimewa. Hal ini terbukti dengan turunnya ayat pertama kali (ayat 1-5)
dari surat Al-Alaq yang memerintahkan untuk membaca. Membaca adalah
sarana untuk belajar dan kunci pengetahuan.
Belajar

merupakan

proses

orang

memperoleh

kecakapan,

ketrampilan dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat
seseorang. Rosulullah SAW menyatakan dalam salah satu hadisnya bahwa
manusia harus belajar sejak dari ayunan hingga liang lahat (Yamin, 2003 :
97).
Belajar adalah Proses perubahan yang terus menerus tejadi dalam
diri individu yang tidak ditentukan oleh unsur turunan genitis, tetapi lebih
banyak ditentukan oleh faktor-faktor eksternal (Nasution, 1994 : 109).
Belajar adalah mengalami mengalami berarti menghayati sesuatu
aktual penghayatan yang mana akan menimbulkan respon-respon tertentu
dari pihak murid (Surakhmad, 1994:67).
Ciri-ciri kegiatan belajar (Nasution, 1991:3) yaitu:
a. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri
individu yang belajar, baik actual maupun potensial.

b. Perubahan itu pada dasarnya berupa didapatnya kemampuan


baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
c. Perubahan itu terjadi karena usaha
3. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Menurut Nasution (1975) IPS adalah Suatu progam pendidikan
yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan
manusia dalam linkungan fisiknya maupun dalam lingkungan sosial yang
bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah,
ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik, dan psikologi (Departemen
Agama RI, 2008:8).
4. Metode
Metode adalah cara, yang didalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai tujuan. Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian
tujuan (Surakhmad 1994:95).
Berkaitan

dengan

pengertian

diatas,

(Surakhmad,

1994:97)

menyatakan bahwa metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:


a. Murid, pelajar, atau petatar (yang berbagai tingkat
kematangannya)
b. Tujuan (yang berbagai jenis dan fungsi)
c. Situasi (yang berbagai keadaan)
d. Fasilitas (yang berbagai kualitas dan kuantitasnya)
e. Pengajar, penatar, atau guru (yang pribadi serta kemampuannya
profesionalnya berbeda-beda)
5. Karyawisata
Metode karyawisata adalah suatu metode mengajar dengan
peragaan secara langsung berupa obyek pelajaran yang sesungguhnya
sehingga murid memperoleh gambaran langsung tentang apa yang
dipelajarinya (Kartawidjaja, 1987:15).

F. Hipotesis penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara tentang jawaban atas masalah
penelitian yang akan diuji melalui penelitian. Adapun hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
1.

Metode karyawisata dapat meningkatkan minat belajar pada mata


pelajaran IPS siswa kelas V MI Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten
Semarang tahun pelajaran 2009/2010

2.

Metode karyawisata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V


MI Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tahun pelajaran
2009/2010

G. Pembatasan Masalah
Dalam ulangan IPS kelas V MI Baran tentang materi kenampakan
alam dan buatan di Indonesia, dari 17 siswa yang mencapai ketuntasan belajar
hanya ada 40%. Berdasarkan perihal tersebut peneliti mengidentifikasi
adanya kekurangan dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Terungkap
beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu:
1.

Rendahnya tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS dengan


materi kenampakan alam dan buatan Indonesia.

2.

Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar.


Faktor penyebab kedua permasalahan diatas adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat.
b. Kurangnya perhatian dan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Dengan karyawisata sebagai metode belajar dan mengajar, anak didik


dibawah bimbingan pembina mengunjungi tempat tertentu, dengan maksud
untuk belajar. Berbeda halnya dengan tamasya dimana manusia terutama
pergi untuk mencari hiburan, dengan karyawisata manusia diikat oleh tujuan
dan tugas belajar.
H. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian tindakan adalah strategi pemecahan masalah dengan tindakan
nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil
jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah penelitian tindakan
kelas mengenai minat belajar IPS siswa kelas V MI Baran yang belum
maksimal, oleh karena penggunaan metode yang monoton. Sesuai dengan
jenis penelitian yang diteliti, maka penelitian ini menggunakan model
tindakan dari Suharsimi Arikunto. Setiap siklus meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
2. Subyek Penelitian
Subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas V MI Baran
Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009/2010
dengan jumlah 17 siswa.
3. Langkah-langkah Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan diuraikan secara rinci mulai

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun


model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah seperti yang
terdapat pada gambar I mengenai bagan siklus.

SIKLUS I

SIKLUS II

SIKLUS III

Gambar I.I Bagan Siklus Kegiatan

Penjelasan alur gambar I


a. Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa, dan bagimana tindakan dilakukan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan adalah pelaksanaan

yang merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan


tindakan kelas .
c. Pengamatan (observasi)
Observasi (pengamatan) adalah suatu pengamatan langsung
terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkah lakunya secara
teliti (Farikhah, 2006:10. Observasi dimaksudkan untuk melihat atau
mengamati

serta

mendokumentasikan

pengaruh-pengaruh

yang

muncul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Disini penulis


melakukan pengamatan aktifitas siswa selama KBM berlangsung,
mengukur ketercapaian indikator serta menganalisis dampak yang
timbul dari metode karyawisata.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang
perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru (Supardi,
2006 : 133).
Data yang diperoleh dari tahap observasi dikumpulkan yang
kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil analisis tersebut, guru dapat

merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan


sehingga dapat disajikan landasan untuk menentukan tindakan kelas
pada siklus berikutnya.
e. Tindakan penelitian
Tindakan penelitian dilakukan dalam tiga siklus sebab setelah
dilakukan refleksi akan muncul permasalahan atau pemikiran baru
sehingga dilakukan perencanaan ulang, pengamatan ulang, tindakan
ulang serta dilakukan refleksi ulang.
Siklus ke-1 bertujuan untuk mengetahui tingkat minat belajar
IPS, yang kemudian digunakan sebagai bahan refleksi untuk
melakukan tindakan pada siklus ke-2. Sedangkan siklus ke-2 dilakukan
untuk mengetahui mengetahui peningkatkan minat belajar IPS setelah
dilakukan

perbaikan

terhadap

pelaksanaan

pembelajaran

yang

didasarkan pada refleksi siklus ke-2 yang dilanjutkan dengan siklus ke3 untuk mengetahui hasil.
4. Instrumen Penelitian
a. Silabus
Silabus adalah seperangkat rencana dan aturan dalam proses dan
aturan proses kegiatan belajar mengajar (Salim, 1987:98).
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran,
penggunaan media pengajaran, penggunaan metode dan pendekatan,
serta penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan

pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan


(Majid, 2005:17).
c. Tes Formatif
Tes formatif adalah tes yang dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana peserta didik telah terbentuk setelah mengikuti proses
pengajaran dalam satuan pelajaran (Farikhah, 2005:19).
d. Pedoman Observasi
e. Kriteria Penilaian
5. Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian. Data
digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan
menguji hipotesis. Dalam penelitian ini cara mengumpulkan data
menggunakan metode :
a. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat minat belajar siswa
terhadap mata pelajaran IPS dilaksanakan pada kelas V Madrasah
Ibtidaiyah Baran Kecamatan Ambarawa tahun pelajaran 2009/2010. Pada
setiap siklus guru memberikan tes lisan dan tertulis dalam bentuk uraian
untuk mengukur kemampuan siswa dalam pemahaman terhadap materi
kenampakan alam dan buatan di Indonesia. Tes dilakukan dua kali yaitu
diawal dan diakhir tiap siklus.
b. Non Tes
Tekhnik non tes yang dipilih pada penelitian ini ada tiga yaitu :

1) Observasi
Observasi digunakan untuk mengetahui tentang respon dan
sikap siswa terhadap pemahaman materi pembelajaran IPS,
respon dan sikap siswa terhadap metode karyawisata, dan siswa
yang manunjukkan gejala khusus dalam penerapan metode
karyawisata.
2) Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan dan
sikap dalam pelaksanaan metode karyawisata, penyebab kurang
dapat aktif dalam proses pembelajaran, dan motivasi yang
menjadikan siswa bersemangat mengikuti proses pembelajaran
melalui metode karyawisata.
3) Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui pengalaman
pelaksanaan metode karyawisata pada mata pelajaran IPS sesuai
dengan RPP.
6. Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk analisis data pada penelitian ini
adalah teknik deskriptif analistik dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan
menggunakan deskripsi persentase. Nilai yang diperoleh siswa diratarata untuk menemukan tingkat minat belajar para siswa dalam mata

pelajaran IPS. Nilai persentase dihitung dengan ketentuan sebagai


berikut :

NP =

Skor

Skor Maksimal

x 100%

Keterangan :
NP

= Nilai Persentase

Skor

= Jumlah Skor

Skor Maksimal

= Jumlah Skor Maksimal

b. Data kualitatif yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan


dokumentasi,

diklasifikasikan

berdasarkan

aspek-aspek

yang

dijadikan fokus analisis. Data kuantitatif dan kualitatif ini kemudian


dikaitkan

sebagai

dasar

untuk

mendeskripsikan

keberhasilan

penerapan metode karyawisata, yang ditandai dengan meningkatnya


minat belajar dalam mata pelajaran IPS, dan perubahan tingkah laku
yang menyertainya.
I.

Sistematika Penulisan
1. Bagian Awal
Cakupan bagian awal meliputi :
a.

Sampul

b.

Lembar Berlogo

c.

Judul

d.

Persetujuan Pembimbing

e.

Pengesahan Kelulusan

f.

Pernyataan Keaslian Tulisan

g.

Motto dan Persembahan

h.

Kata Pengantar

i.

Abstrak

j.

Daftar Isi

k.

Daftar Tabel

l.

Daftar Gambar

m. Daftar Lampiran
2. Bagian Inti
Bagian inti skripsi mencakup:
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis Tindakan
E. Kegunaan Penelitian
F. Definisi Operasional
G. Pembatasan Masalah
H. Metode Penelitian
1.

Rancangan Penelitian

2.

Subyek Penelitian

3.

Langkah-langkah

4.

Instrumen Penelitian

5.

Pengumpulan Data

6.

Analisis Data

I. Sistematika Penulisan
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN


A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I (rencana, pelaksanaan,
pengamatan, pengumpulan data, dan refleksi)
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.

Deskripsi Per Siklus (data hasil pengamatan/wawancara,


refleksi keberhasilan dan kegagalan).

B.
BAB V

Pembahasan

PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir termuat :
a. Daftar pustaka
b. Lampiran lampiran
c. Riwayat Hidup Penulis

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Minat Belajar Siswa


Minat Belajar terdiri dari dua kata yakni minat dan belajar, dua kata ini
beda arti, untuk itu penulis akan mendefinisikan satu per satu. Minat, menurut
Ensiklopedi Pendidikan adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif menerima
sesuatu dari luar. (Kartawidjaja, 1987 : 183), minat menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu
gairah keinginan, sedang menurut slameto minat adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, bisa disimpulkan bahwa minat adalah
kecenderungan jiwa yang relative menetap kepada diri seseorang dan
biasanya disertai dengan perasaan senang.
Belajar, adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri
individu yang belajar, baik aktual maupun potensial (Nasution, 1991:3).
Menurut Gagne, belajar merupakan perubahan yang diperlihatkan dalam
bentuk tingkah laku yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada
dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang sempurna itu,
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia belajar adalah berusaha, berlatih
untuk

mendapat

pengetahuan.

Dari

definisi-definisi

tersebut

dapat

disimpulkan bahwa belajar itu menimbulkan suatu perubahan tingkah laku


yang relatif tetap dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, atau usaha

yang disengaja.
Jadi, yang dimaksud minat belajar adalah aspek psikologi seseorang
yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan,
perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui
kegiatan-kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman,
dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan
seorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan,
partisipasi, dan keaktifan dalam belajar.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena minat siswa
merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan
belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh
karena itu pendidik atau guru sebagai tenaga pengajar dikelas hendaknya
sedapat mungkin untuk membangkitkan minat belajar pada anak-anaknya
dengan berbagai cara, salah satu diantaranya dengan memperkenalkan kepada
anak-anak berbagai macam kegiatan belajar, seperti belajar dengan
memperlihatkan meteri pelajaran pada objek yang sesungguhnya secara
langsung.
Untuk lebih jelasnya bahwa membangkitkan minat belajar anak didik
diperlukan beberapa syarat. Syarat membangkitkan minat belajar adalah
sebagi berikut (Sudarsono 1992:58-63):
1. Belajar harus menarik perhatian.
Obyek atau kedaan yang menarik perhatian, pasti di kemudian hari

terjadi minat untuk lebih mendekati atau mendalami masalahnya. Agar


bahan pelajaran diajarkan mendapatkan perhatian, guru bisa mengajarkan
dengan memberi contoh-contoh yang konkrit.
2. Obyek atau keadaan yang kekuatannya menarik akan menimbulkan minat
belajar.
Dalam dunia pendidikan bahwa pelajaran yang diberikan tidak
bersifat verbalitas, tetapi peserta didik dilatih bekerja sendiri atau memberi
kesempatan pada peserta didik turut aktif selama pengajaran berjalan.
3. Masalahnya berulang-ulang terjadi
Masalah yang berulang-ulang terjadi akan merupakan pendorong
bagi peserta didik untuk membangkitkan minat belajar karena masalah
tersebut sering muncul sehingga merupakan suatu kebiasaan.
4. Semua kegiatan harus kontras
Komponen-komponen proses belajar mengajar harus dilaksanakan
sebagai usaha membangkitkan minat belajar anak didik antara lain
merumuskan tujuan pengajaran, mengembangkan/menyusun alat-alat
evaluasi, menetapkan kegiatan belajar mengajar, merencanakan progam
dengan menggunakan metode mengajar yang tepat.
B. Asal-Usul Minat Belajar
Minat tidak dibawa sejak lahir,

melainkan diperoleh kemudian

(Slameto, 1991:182), Minat merupakan hasil dari pengalaman pengalaman


belajar. Jenis pelajaran yang melahirkan minat itu akan menentukan seberapa
lama bertahan dan kepuasan yang diperoleh dari minat.

Minat ditumbuhkan oleh pengaruh domain kognitif dan domain


afektif. Pengukuran kognitif bermaksud menilai pelaksanaan tindakan
(performance) tentang apa yang dapat dilakukan seseorang. Pengukuran
afektif bermaksud merefleksikan tindakan tertentu apa yang sedang dilakukan
atau dirasakan seseorang (Kartawidjaja, 1987:183).
Secara psikologi minat dapat dibedakan atas (simandjuntak, 1983:52) :
1. Minat aktual adalah minat yang berlaku pada obyek yang ada pada suatu
saat dan ruangan yang konkrit. Hal ini berarti minat muncul karena
adanya pengaruh dari luar, maka minat seseorang bisa berubah karena
adanya pengaruh dari luar, seperti: lingkungan, orang tua, teman, dan
juga guru.
Dalam proses belajar mengajar salah satu yang mempengaruhi
minat belajar siswa adalah guru, oleh sebab itu hendaklah guru mampu
menggunakan metode atau gaya mengajar yang bervariasi sehingga
tumbuh minat dalam diri siswa.
Bervariasinya metode atau gaya mengajar harus berpegang pada
indikator yang akan dicapai. Disamping memanfaatkan minat yang telah
ada, Tanner dan Tanner (1975) menyarankan agar para pengajar juga
berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa (Slameto,
1991:183).
2. Minat disposisional atau arah minat, yang dasarnya pembawaan
(disposisi) dan menjadi ciri sikap hidup seseorang. Minat ini muncul
dengan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain baik kebutuhan maupun

lingkungan.
C. Faktor-Faktor Pendorong Minat
Minat didorong oleh motivasi. Motivasi adalah tenaga yang
mendorong individu bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu. Minat
dimanifestasikan

berdasarkan

drive

(dorongan)

yang

mendorongnya

(Kartawidjaja, 1987:183-186) antara lain :


1.

Drive determinan, dorongan untuk mempertahankan hidup.

2.

Dorongan

keadaan,

keadaan

yang

ditimbulkan

oleh

dorongan

determinan diatas.
3.

Kegiatan mencapai tujuan.

4.

Tercapainya tujuan oleh individu

5.

Mengendurnya dorongan karena tujuan telah tercapai, serta keinginan


dan kebutuhan (needs dan wants) telah terpenuhi.

6.

Efek mengendurnya dorongan semula karena munculnya dorongan lain


yang baru, menghendaki pemuasnya.
Keenam komponen itu bekerja berhubungan, atau berkelanjutan dari

yang pertama hingga terakhir, sebagai landasan tumbuhnya minat seseorang


untuk bertindak atau memusatkan perhatiannya kedalam suatu hal.
Minat seseorang tersirat dan terpadu dalam motif dan motivasinya.
Bersama-sama dengan komponen lainnya seperti tekhnologi, kemampuan,
pengetahuan, keterampilan, kondisi fisik, kondisi sosial, dan kebutuhan
individual, maka motivasi itu melandasi tindakan dalam mencapai
produktifitas kerja atau pencapaian tujuan.

Minat berhubungan dengan individu untuk memusatkan perhatian,


meningkatkan aktivitas mental, dan kegiatan kepada suatu obyek. Minat
selalu berhubungan dengan :
a. Kemampuan
Kemampuan baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar. Kemampuan atau intelegensi bisa mempengaruhi belajar.
Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai kemampuan, maka siswa
akan berminat terhadap pelajaran tersebut. Seseorang yang mempunyai
Intelegensi (IQ) tinggi, umumnya mudah belajar dan hasilnya cederung
baik, sebaliknya jika seseorang yang IQ nya rendah akan mengalami
kesukaran dalam belajar. Jadi kedua aspek ini besar sekali pengaruhnya
terhadap minat belajar.
b. Kebutuhan
Minat dapat muncul atau digerakkan, jika ada kebutuhan seperti
minat terhadap sosial, minat ini dapat muncul karena ada kebutuhan
komunikasi, toleransi, dan solidaritas. Kebutuhan bias dikelompokkan
menjadi empat, menurut Sardiman kebutuhan tersebut adalah:
1) Kebutuhan psikologis, seperti rasa lapar dan haus
2) Kebutuhan cinta dan kasih sayang
3) Kebutuhan akan rasa aman.
4) Kebutuhan untuk mewujudkan cita-cita atau pengembangan
bakat.

c. Pengalaman
Pengalaman merupakan permulaan dari kebudayaan, sebagai
contoh pengalaman seorang guru yang dapat menumbuhkan minat siswa
untuk belajar pada setiap materi. Dengan adanya pengalaman tersebut
minat seseorang bias bergerak (bertambah).
D. Peran Minat Dalam Belajar
Peranan minat dalam proses belajar mengajar adalah untuk pemusatan
pemikiran dan juga untuk menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar
seperti adanya kegairahan hati dapat memperbesar daya kemampuan
belajar dan juga membantunya tidak melupakan apa yang dipelajari, jadi
belajar penuh dengan gairah, minat dapat membuat rasa kepuasan dan
kesenangan pribadi. Ada beberapa peranan minat belajar, antara lain :
1. Menciptakan, menimbulkan konsentrasi atau perhatian dalam belajar.
2. Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar.
3. Memperkuat ingatan siswa tentang pelajaran yang telah diberikan.
4. Melahirkan sikap belajar yang positif dan kontruktif.
5. Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi/pelajaran.
E. Pengertian dan Tujuan Pengajaran IPS
1. Pengertian IPS
Menurut Nasution (1975) IPS adalah suatu progam pendidikan yang
merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan
manusia dan lingkungan fisiknya maupun dalam lingkungan sosial yang
bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah,

ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik, dan psikologi.


Menurut GBPP MI (1994) dijelaskan IPS adalah mata pelajaran
yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian
ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah.
2. Tujuan Pengajaran IPS
Tujuan pembelajaran IPS menurut Departemen Agama RI (2002:9)
meliputi dua hal, yaitu :
a. Tujuan umum IPS
Fenton (1967) mengemukakan tiga tujuan, yaitu :
1) Mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik
2) Mengajarkan anak didik berkemampuan berpikir
3) Agar anak dapat melanjutkan kebudayaan bangsanya
b. Tujuan khusus IPS dapat diklasifikasikan pada :
1) Acquiring of knowledge (pemberian pengetahuan)
Hal ini dimaksudkan untuk menjadikan anak didik menjadi
warga negara yang baik.
2) Training in independent study
Dalam hal ini anak harus dilatih belajar sendiri, anak harus
diajarkan bagaimana belajar yang baik, memupuk kebiasaan
belajar, mempergunakan waktu secara baik dan tepat guna.
3) Development of resoning power and critical judgement
Peserta didik dilatih untuk memiliki kemampuan berpikir
kritis, dihubungkan dengan pengetahuan yang dimiliki.

4) Formation of habits and skill


Pembentukan kegemaran dan ketrampilan anak didik.
5) Training in desirable patterns of conduct
Melatih anak untuk menghayati nilai-nilai hidup yang baik
termasuk didalamnya etika moral, kejujuran, dan sebagainya.
F. Materi Pengajaran IPS MI
Menurut Departemen Agama RI (2001:18), materi IPS di MI meliputi :
1. Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
fenomena geosfera dengan sudut pandang lingkungan atau kewilayahan
dan konteks keruangan.
2. Sejarah
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari gambaran masa lalu tentang
manusia dan sekitarnya yang disusun secara ilmiah, lengkap, serta secara
kronologis meliputi urutan tahun kejadian dan fakta di masa tersebut
dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan pemahaman
tentang peristiwa yang telah berlalu.
3. Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial, prosesproses sosial, dan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat.
4. Antropologi
Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan
umat manusia sebagai makhluk sosial.

5. Ekonomi
Menurut Meyer Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang
mempersoalkan kebutuhan dan pemuas kebutuhan manusia.
G. Pendekatan Pembelajaran IPS
Dalam pelaksanaan belajar mengajar guru dapat memilih dan
menetukan pendekatan yang disesuaikan dengan kemampuannya, kekhasan
bahan pelajaran, sarana dan keadaan siswa.

Beberapa pendekatan

pembelajaran IPS (kurikulum SD/MI, 1994 : 34), adalah :


1. Lingkungan
Kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan ini dapat
dimulai dari atau mencakup hal-hal atau peristiwa yang pernah dialami
dan terdapat di lingkungan siswa.
2. Penemuan (Inkuiri)
Pendekatan ini mendorong dan mengarahkan siswa untuk
melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar mengajar dengan
melakukan kegiatan belajar.
3. Induktif -deduktif
Pendekatan induktif, siswa menarik suatu kesimpulan dari
sejumlah fakta yang satu sama lainnya ada hubungannya yang diperoleh
melalui pengamatan atau cara yang lain, sedang deduktif, menghadapkan
siswa pada sesuatu yang berlaku umum dan mengumpulkan berbagai
fakta yang mendukung pernyataan tersebut.

4. Nilai
Pendekatan ini dapat dikembangkan berbagai nilai seperti nilai
moral, nilai estetika, dan sebagainya.
H. Karakteristik IPS
IPS memiliki karakteristik seperti :
1.

Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang


peristiwa, gejala dan masalah sosial daripada bidang teoritis keilmuan.

2.

Dalam menelaah obyek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan


aspek-aspek kehidupan sosial daripada aspek-aspek yang terpisah satu
sama lain.

3.

Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya dan


menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya.

4.

Pada pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi, obyek studi,


laboratorium, dan sekaligus juga menjadi ruang lingkup penelaahannya.

5.

Dalam

melaksanakan

kerjanya,

IPS

menerapkan

pendekatan

interdisipliner.
6.

Pengajaran IPS dilaksanakan mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah


menengah sampai perguruan tinggi.

I.

Pengembangan Kurikulum IPS


Dalam pengembangan kurikulum kedudukan guru sangat menentukan
karena penjabaran dan pengembangan kurikulum selanjutnya terletak
ditangan guru dilapangan, karena gurulah yang lebih mengetahui tingkat
perkembangan para siswa, perbedaan tiap siswa, daya serap siswa, suasana

dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), serta sumber dan sarana yang
tersedia. Ada lima cara dalam mengembangkan kurikulum yang dapat
digunakan guru sebagai pengembangan kurikulum (Departemen Agama RI
2002:44-47) yaitu :
1.

Pengembangan berdasarkan isi


Pengembangan kurikulum berdasarkan isi bertitik tolak pada
susunan pengetahuan suatu bidang atau lingkup pengalaman atau
sekelompok gejala.

2.

Pengembangan berdasarkan konsep


Pengembangan ini bertitik tolak pada suatu konsep atau prinsip dan
serangkaian konsep.

3.

Pengembangan berdasarkan ketrampilan proses


Pengembangan ini bertitik tolak pada ketrampilan proses yang
lebih ditekankan pada isi dan konsep.

4.

Pengembangan berdasarkan masalah


Pengembangan ini bertitik tolak pada masalah-masalah yang perlu
dipecahkan sebagai wahana untuk menerapkan ketrampilan proses dalam
situasi yang lebih komplek dan realistis atau menentukan konsep secara
tidak langsung.

5.

Pengembangan berdasarkan minat


Pengembangan ini bertitik tolak pada minat anak, anak diberi
kesempatan memilih hal yang dirasakan penting bagi dirinya.

J.

Strategi Belajar Mengajar IPS di SD/MI


Dalam belajar mengajar ada dua strategi umum yang dapat dipakai
oleh guru seperti:
1. Strategi Ekspositasi
Strategi ekspositasi termasuk strategi belajar mengajar yang
konvesional (tradisional), karena penyajiannya lebih terpusat pada guru
(teacher centred).
2. Strategi Heuristik
Strategi heuristik merupakan strategi proses belajar mengajar yang
menekankan kepada anak supaya aktif berperan dalam proses belajar
mengajar (child centred).

K. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS Kelas


Lima Semester Satu
1. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS Semester I
Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala
nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan
alam dan suatu bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
2. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS Semester I
a. Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala
nasional dari masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia.
b. Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu-Budha dan Islam
di Indonesia.
c. Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian

wilayah waktu Indonesia dengan menggunakan peta / atlas / globe,


dan media lainnya.
d. Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.
e. Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia.
L. Kedudukan Metode Dalam Pengajaran
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Djamarah dan Zaid 1996:53).
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan
menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang
bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik
perhatian anak didik. Meski demikian jika tidak tepat dan tidak sesuai dengan
situasi yang mendukungnya dengan kondisi psikologis anak didik maka
bervariasinya penggunaan metode tersebut tidak akan menguntungkan.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana
memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil
bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Berikut adalah
kedudukan metode dalam pengajaran (Djamarah dan Zaid, 1996:82-84):
1.

Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik


Motivasi

ekstrinsik

adalah

motif-motif

yang

aktif

dan

berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode


berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan
belajar seseorang (Sardiman, 1988:90).
2.

Metode sebagai strategi pengajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Roestiyah, guru harus


memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien,
mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk
memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik penyajian atau
disebut metode. Dengan demikian, metode adalah strategi pengajaran
sebagai alat untuk menacapai tujuan.
3.

Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan


Tujuan adalah cita-cita yang akan dicapai. Tujuan kegiatan belajar
mengajar adalah terjadinya perubahan pada diri individu yang belajar,
tujuan ini tidak akan pernah tercapai manakala komponen-komponen
pengajaran tidak dipergunakan dengan baik. Salah satu komponen itu
adalah metode. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan
mampu mencapai tujuan pengajaran. Ketika tujuan pengajaran sudah
ditetapkan maka penggunaan metode harus disesuaikan dengan tujuan
tersebut.
Setiap metode mempunyai sifat masing-masing, baik kebaikan
maupun kelemahannya. Guru akan lebih mudah menetapkan metode
yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya,
jika memahami sifat masing-masing metode. Pemilihan dan penentuan
metode dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai berikut (Surakhmad,
1990:97):
a.

Tujuan yang berbagai jenis dan fungsi.

b.

Anak didik yang berbagai tingkat kematangan.

c.

Fasilitas yang berbagai kualitas dan kuantitas.

d.

Pribadi guru serta kemampuan pofesionalnya yang berbeda.

M. Metode Karyawisata
Satuan kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya
sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan
situasi belajar mengajar di alam terbuka, yaitu diluar ruang sekolah, maka
guru dalam hal ini tentu memilih metode yang sesuai dengan situasi yang
ingin diciptakan itu. Metode karyawisata adalah salah satu contoh
pembelajaran di luar ruang sekolah. Karyawisata atau perjalanan sekolah
dalamrangka belajar adalah bentuk pengalaman buatan yang tak pernah
dapat diabaikan begitu saja, karena karyawisata sesungguhnya memberikan
kesempatan pengalaman riil secara terpimpin.
karyawisata (field trip) ialah pesiar (ekskursi) yang dilakukan oleh para
peserta untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian
integral dari kurikulum sekolah (Sagala, 2003:214). karyawisata adalah cara
mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau
obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu,
seperti meninjau pabrik, peternakan atau perkebunan, gunung, museum dan
sebagainya (Djamarah dan Zain, 1996:105).
Karyawisata berbeda halnya dengan bertamasya untuk mencari
hiburan, dengan karyawisata siswa diikat oleh tugas dan tujuan belajar.
metode ini dapat memperluas cakrawala karena memadukan antara teori dan
kenyataan dan siswa lebih banyak mengetahui bukti-bukti nyata.

Alasan penggunaan metode karyawisata antara lain adalah karena


obyek yang akan dipelajari hanya ada di tempat obyek itu berada. Selain itu
pengalaman langsung pada umumnya lebih baik dari pada pengalaman tidak
langsung. Belajar melalui karyawisata ini berkesan di dalam pikiran siswa,
mengembangkan pemikirannya, merangsang mereka untuk berbuat karena
mereka membuktikan dan menyaksikan sendiri obyek yang ada di sekitar,
mencerdaskan, mendewasakan, membebaskan, memanusiakan manusia,
menimbulkan rasa kepedulian, rasa kasih sayang dan rasa tanggung jawab
terhadap masyarakat sekitar.
Agama Islam memerintahkan kepada umat manusia untuk mengadakan
perjalanan dimuka bumi, menggali serta memperhatikan peninggalanpeninggalan

sejarah,

memperhatikan

keindahan

alam

lingkungan,

beranekaragam ciptaan Allah SWT, termasuk memperhatikan diri kita sendiri


dengan tujuan mengambil hikmahnya. (Majid, 2005 : 155). Perintah Allah
SWT mengenai metode tersebut tergambar dalam Al-Qur'an :
Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah Allah SWT,
karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana
akibat orang-orang yang mendustakan (Rosul-rosul)
(Al-Qur'an-Imran : 137).
Metode karyawisata mempunyai beberapa kelebihan dan keuntungan
kelebihan metode karyawisata diantaranya (Djamarah dan Zain 1995 : 106):
1.

Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan


lingkungan nyata dalam pengajaran

2.

Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan


dan kebutuhan di masyarakat

3.

Pengajaran serupa itu dapat lebih merangsang kreatifitas siswa

4.

informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual

Menurut Surakhmad keuntungan dari metode karyawisata adalah :


1.

Anak didik dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beraneka ragam


dari dekat

2.

Anak didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan


mencoba turut serta didalam suatu kegiatan

3.

Anak didik dapat menjawab masalah atau pertanyaan-pertanyaan dengan


melihat, mendengar, mencoba, dan membuktikan secara langsung

4.

Anak didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan


wawancara atau mendengarkan ceramah yang diberikan on the sport

5.

Anak didik dapat mempelajari sesuatu secara integral dan komprehensif

Manfaat atau faedah yang dapat dipetik dari karyawisata diantaranya(Majid,


2005 : 155 - 156):
1.

Menyegarkan tubuh, menambah kesehatan, dan melakukan terapi


penyembuhan atas beberapa penyakit

2.

Melatih anak-anak agar kuat, tahan banting, dan mampu menahan lapar
dan dahaga.

3.

Para pembimbing atau pendidik menganjurkan agar memperhatikan


tingkah laku anak didik dan sikap mereka dalam mengahapi berbagai hal
yang beragam dan berbeda

4.

Disamping beberapa kelebihan, keuntungan, dan manfaat metode


karyawisata ini juga memiliki kekurangan dan kelemahan.

Kekurangan metode karyawisata adalah (Djamarah dan Zain, 1995 : 106):


1.

Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk


disediakan oleh siswa atau sekolah

2.

Sangat memerlukan persiapan atau perencaan yang matang

3.

Memerlukan koordinasi dengan Guru serta bimbingan agar tidak terjadi


tumpang tindih dan waktu kegiatan selama karyawisata

4.

Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas daripada


tujuan utama, sedang unsur studinya menjadi terabaikan

5.

Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan


mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan

Kelemahan metode karyawisata adalah (Sagara, 2003 : 215):


1.

Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak

2.

Jika karyawisata sering dilakukan akan mengganggu kelancaran rencana


pelajaran, apabila jika tempat-tempat yang dikunjungi adalah jauh dari
sekolah

3.

Kadang-kadang mendapat kesulitan dalam bidang pengangkutan

4.

Jika tempat yang dikunjungi itu sukar diamati, akibatnya menjadi


bingung dan tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan

5.

Memerlukan pengawasan yang ketat

6.

Memerlukan biaya yang relatif tinggi

Meski ada beberapa kekurangan dan kelemahan, ada beberapa cara untuk

mengatasi kelemahan tersebut, antara lain (Sagara, 2003: 215):


1.

Perlu merumuskan tujuan-tujuan yang jelas dan tegas

2.

Buatlah rumusan tujuan yang jelas dan konkret

3.

Penentuan bebas tugas yang harus dilakukan sewaktu dan sesudah


pelaksanaan karyawisata

4.

Rencana penilaian pengalaman-pengalaman dan hasil karyawisata

5.

Rencana selanjutnya sebagai kelanjutan pengalaman hasil karyawisata

N. Hubungan Karyawisata Dengan Active Learning


Untuk

dapat

mempelajari

sesuatu

dengan

baiak,

kita

perlu

mendengarnya, melihatnya, mengajukan pertanyaan, dan membahasnya


dengan orang lain. Bukan hanya itu saja, siswa perlu mengerjakannya yakni
menggambarkan sesuatu dengan caranya sendiri, menunjukkan contohnya,
mencoba mempraktekan ketrampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut
pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan. Salah satu contohnya
adalah penerapan metode karya wisata (Silbermen, 2004:1-2).
Karyawisata

juga

merupakan

alternatif

pembelajaran

yang

menyenangkan. Supaya pembelajaran efektif harus menyenangkan, dengan


mengkombinasi dari tiga unsur (Bobbi Deported an Mike Henarcki, 2000:8)
yaitu ketrampilan akademis, prestasi fisik, dan ketrampilan dalam hidup,
sehingga seluruh pribadi adalah penting, akal, fisik, dan emosi.
Belajar melalui pengalaman langsung terhadap obyeknya lebih
bermakna (Silberman, 2004:15) :
Yang saya dengar saya lupa

Yang saya liat saya ingat


Yang saya kerjakan, saya paham
Tiga pernyataan itu berbicara tentang perlunya cara belajar aktif.
Silberman telah memodifikasi dan memperluas kata bijak Konfusius itu
menjadi apa yang disebut paham belajar aktif.
Yang saya dengar saya lupa
Yang saya dengar saya liat, sedikit ingat
Yang saya dengar, liat, dan pertanyakan atau dikusikan dengan orang lain,
saya mulai pahami.
Dari yang saya dengar, liat, bahas, dan terapkan saya dapat pengetahuan
dan ketrampilan.
Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.

BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, karena penelitian


dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran kelas. Penelitian ini juga
termasuk deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana metode, media, dan teknik
pembelajaran diterapkan serta mengukur hasil yang diinginkan tercapai.
A.

Deskripsi siswa-siswi kelas lima Madrasah Ibtidaiyah baran tahun


pelajaran 2009/2010
Latar belakang kehidupan anak penting untuk diketahui oleh guru,
sebab dengan mengetahui darimana anak berasal dapat membantu guru
untuk memahami jiwa anak. Pengalaman apa yang telah dipunyai anak
adalah hal yang sangat membatu untuk memancing perhatian anak.
Realita menunjukkan bahwa siswa atau murid MI baran adalah
komunitas anak desa, ini nampak jelas dari unsur letak madrasah yang tak
jauh dari tempat tinggal

mereka, di mana lingkungan sekitarnya yang

berupa persawahan, perkampungan penduduk yang jauh dari keramaian


jalan raya dan lebih lagi berada dekat gunung Kendali Sodo.
Siswa kelas lima khususnya, mereka hanya berasal dari dua desa di
kanan kiri madrasah, adalah desa Baran Gunung dan Baran Jurang. Untuk
menuju sekolah mereka cukup dengan berjalan kaki dan memakan waktu
sekitar 15 menit. Berdasar data yang ada 50% orang tua siswa bekerja
sebagai buruh tani, 30% petani, 20% pedagang. Dari persentase tersebut

dapat disimpulakan keadaaan ekonomi orang tua siswa adalah menengah


kebawah. Orang tua berupaya keras untuk dapat mencukupi kebutuhan
harian dengan dengan bekerja dari pagi hingga larut malam, hingga
mengakibatkan anak cenderung kurang perhatian. Dalam hal pendidikan
(sekolah) contohnya, mereka orang tua hanya memberikan uang saja
sejumlah yang dibutuhkan anak, lain halnya lagi yang buruh dan petani
yang penting bisa memberi makan anak sudah cukup. Gambaran ini terbukti
manakala pengambilan rapor, di mana orang tua banyak bercerita kepada
wali kelas. Lebih ironisnya lagi, sebagian besar orang tua hanya berijazah
SD bahkan tidak lulus SD, sehingga mereka hanya memasrahkan anak
mereka kepada guru, inilah tugas keras seorang guru.
Kondisi yang tergambar seperti tersebut di atas menjadikan catatan
penting bagi guru untuk bertindak, memperlakukan siswa dengan berbagai
karakteristik dan keadaan masing-masing dengan tanpa membedakan
keberagaman siswa yang nampak jelas sesungguhnya adalah tentang
kecerdasan, ini terbukti dari hasil kegiatan belajar dari siswa. Pada dasarnya
kecerdasan muncul dari keturunan, pembawaan, dan lingkungan baik
kecerdasan dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya. Dari
konsep itu melqahirkan tiga kategori siswa dikelas lima MI Baran tahun
pelajaran 2009/2010 yaitu kategori siswa dengan tingkat kecerdasan kurang,
sedang, dan lebih.
Mereka yang mempunyai tipe kecerdasan lebih, identik tinggi dalam
pembelajaran yang melatih kecerdasan kognitif dan afektif, dengan ciri

cenderung terpusat perhatiannya pada saat kegiatan belajar mengajar, cepat


paham sehingga dengan cepat pula dalam mengerjakan soal dan pada
umumnya punya tingkat egois yang tinggi. Namun demikian dalam
pembelajaran yang melatih kecerdasan psikomotorik seperti olahraga dan
SBK mereka bersikap malas, nampak padanya terkesan tidak berminat
mengikuti pelajaran.
Siswa yang mempunyai kecerdasan sedang menunjukkan sikap
tenang, pendiam, namun tidak punya pendirian. Mereka yang demikian
membutuhkan penjelasan ulang tidak seperti yang kecerdasan lebih yang
hanya cukup sekali. Dalam pembelajaran yang melatih kecerdasan kognitif,
afektif, dan psikomotorik, mereka menunjukkan hasil yang cukup.
Lain halnya dengan siswa yang dapat siswa yang tingkat kecerdasan
kurang, sekolah terkesan hanya sebagai ajang bermain dan berkumpul,
seolah-olah yang penting berseragam dan berangkat. Sehingga yang tampak
dari siswa tersebut pada saat dikelas adalah membuat gaduh, malas
mengerjakan tugas, dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Akan tetapi
saat pembelajaran yang melatih psikomotorik seperti kesenian atau olahraga
mereka sangat antusias dan menunjukkan minat yang tinggi.
Dari beberapa gambaran yang terpapar diatas, guru harus pandai
menyusun strategi pembelajaran, mampu mengkolaborasi satu dengan yang
lainnya sehingga tidak terjadi ketimpangan dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai sesuai target yang direncanakan.
Penulis dalam hal ini mengambil sebuah contoh pembelajaran yang

menumbuhkan minat siswa pada mata pelajaran IPS sebagai upaya


mengkolaborasi strategi dengan berpagangan dari karakteristik siswa yang
beraneka ragam. Sehingga dengan begitu akan tumbuh keseimbangan antara
kecerdasan kognitif, afektif, dan psikomotorik bagi mereka yang lebih,
sedang dan kurang kemampuannya. Sebab pada dasarnya anak-anak yang
duduk di bangku kelas lima dengan usia belasan tahun mengalami periode
operasi konkret. Anak tergantung pada rupa benda, namun dia telah mampu
mempelajari mengenai lingkungan. Bisa juga mempelajari kaidah dan dapat
menggunakan logika sederhana dalam memecahkan masalah yang muncul
setiap kali berhadapan dengan benda nyata. Adanya minat terhadap
kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit, realistik, ingin tahu dan ingin
belajar. Pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan
berusaha menyelesaikannya sendiri. Materi IPS semester satu sesuai dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasarnya adalah berhubungan dengan
lingkungan sekitar siswa, untuk itu peneliti menggunakan metode
karyawisata dalam penyampaian sebagai alternatifnya.
B.

Lokasi, Waktu, Subyek Penelitian, dan Mata Pelajaran


1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan untuk melakukan
penelitian guna memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini
dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Baran Kecamatan Ambarawa
Kabupaten Semarang.
2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah saat penelitian dilangsungkan. Berikut


adalah jadwal pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas:
a. Kegiatan Siklus I

Waktu

1) Persiapan

28 Oktober 2009

2) Pelaksanaan

29 Oktober 2009

b. Kegiatan Siklus II

Waktu

1) Persiapan

11 November 2009

2) Pelaksanaan

12 November 2009

c. Kegiatan Siklus III

3.

Waktu

1) Persiapan

25 November 2009

2) Pelaksanaan

26 November 2009

Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas V Madrasah
Ibtidaiyah Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tahun
pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 17 anak, dengan rincian laki-laki
sembilan anak dan perempuan delapan anak.

.
Jenis
No

Nama

Keadaan
Usia

Kelamin

Mata Pelajaran Yang Disukai


Ekonomi

Orang Tua
1

Tri Pujiyanto

12 Th

Olah Raga

Menengah

Rafi Fajar Ulya

12 Th

Agama kecuali Bahasa Arab

Mampu

Fany Andriyanto

11 Th

Semua mata pelajaran

Mampu

Maya Aprilia P

11 Th

Semua mata pelajaran

Mampu

Yoga Abdul W

11 Th

Bahasa Indonesia

Mampu

Miftahur Rohmah

11 Th

Bahasa Indonesia dan Agama

Mampu

Wulan Rahmawati

11 Th

IPS dan PKn

Menengah

Ahmad Irwani

11 Th

SBK dan Olah Raga

Mampu

Alifa Nungki A

11 Th

IPA dan Agama

Mampu

10

Nur Solekhah

11 Th

IPA dan IPS

Menengah

11

Bayu Setiawan

11 Th

IPS dan Matematika

Menengah

12

Dewi Apriliyanti

11 Th

Bahasa Inggris

Mampu

13

Angga Febri K

11 Th

Olah Raga

Menengah

14

Indah Kurnia P

11 Th

Bahasa Jawa

Menengah

15

Roikhatul Jannah

11 Th

IPS dan Matematika

Mampu

16

Raka Gusti E

11 Th

Matematika dan Olah Raga

Mampu

17

Wisnu Eko S

11 Th

Bahasa Indonesia

Menengah

Tabel 1.1 Nama Siswa-siswi kelas V MI Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten


Semarang tahun ajaran 2009/2010

4.

Mata Pelajaran
Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPS kelas V semester
satu, dengan materi kenampakan alam dan buatan di Indonesia.

C.

Prosedur Kerja Dalam Penelitian

Penelitian ini direncanakan dalam tiga siklus, tiap siklus memuat


empat tahap, yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, Refleksi.
1. Pra Siklus
a. Perencanaan
1)

Guru menentukan materi yang akan dibacakan

2)

Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pekerjaan (RPP)

3)

Merencanakan dan membuat soal pelatihan serta instrument


penelitian

4)

Membuat kelompok siswa.

b. Pelaksanaan
1)

Guru menjelaskan materi

2)

Siswa mengerjakan beberapa tugas dari guru secara diskusi


kelompok.

3)

Secara bergantian siswa membacakan hasil dengan mewakilkan


seseorang.

4)

Bersama guru siswa membuat rangkuman.

c. Pengamatan
1)

Guru mengamati minat belajar, perhatian dan kesiapan menerima


pelajaran

2)

Pengamatan aktifitas dan keterampilan dalam mengerjakan


penulisan

3)

Mengamati hasil belajar siswa dengan melakukan penilaian

d. Refleksi

Menilai pelaksanaan dari pra siklus untuk mengetahui


kelebihan dan kekurangannya. Hasil refleksi ini digunakan untuk
memperbaiki dan mempersiapkan siklus.
2. Siklus I
a. Perencanaan
1)

Guru menentukan materi yang akan dibacakan

2)

Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pekerjaan (RPP)

3)

Merencanakan dan membuat soal pelatihan serta instrument


penelitian

4)

Tujun karyawisata

5)

Mempertimbangkan dan menetapkan objek wisata

6)

Menetapkan jadwal wisata

7)

Menentukan teknik mempelajari sesuatu dan sekaligus obyek


yang harus dipelajari

8)

Mengelompokkan siswa sebagai peserta wisata

9)

Penjelasan tentang peralatan yang harus dipersiapkan dan cara


pembuatan laporan

10) Menjelaskan secara global keadaan objek yang akan dikunjungi


b. Pelaksanaan
1)

Pelaksanaan kunjungan objek dengan memperhatikan tata tertib


dan hal-hal yang telah ditetapkan

2)

Guru memberikan beberapa penjelasan

3)

Siswa dalam kelompok mengadakan pengamatan

4)

Siswa dengan bimbingan guru membuat laporan kelompok

5)

Secara bergantian salah satu siswa dalam kelompok melaporkan


hasil tulisan

6)

Siswa bersama guru membuat rangkuman

c. Pengamatan
1)

Guru mengamati minat belajar, perhatian dan kesiapan menerima


pelajaran

2)

Pengamatan aktifitas dan keterampilan dalam mengerjakan


penulisan

3)

Mengamati hasil belajar siswa dengan melakukan penilaian

d. Refleksi
Menilai pelaksanaan dari siklus I untuk mengetahui kelebihan
dan kekurangannya. Hasil refleksi ini digunakan untuk memperbaiki
dan mempersiapkan siklus II.
3. Siklus II
a. Perencanaan
1)

Guru menetapkan materi yang akan diberikan

2)

Guru mempersiapkan pelaksanaan pengajaran (RPP)

3)

Merancang dan membuat soal pelatihan instrument penelitian

4)

Tujuan karyawista

5)

Mempertimbangkan dan menetapkan objek wisata

6)

Menetapkan jadwal waktu wisata

7)

Menentukan tehnik mempelajari sesuatu dan sekaligus objek


yang harus dipelajari

8)

Mengelompokkan siswa sebagai peserta wisata

9)

Penjelasan tentang peralatan yang harus dipersiapkan dan cara


pembuatan laporan

10) Menjelaskan secara global keadaan objek yang akan dikunjungi


11) Meminta guru lain dan mengamati
b. Pelaksanaan
1) Pelaksanaan kunjungan objek dengan memperhatikan tata tertib
dan hal-hal yang telah ditetapkan
2)

Guru memberikan beberapa penjelasan

3)

Siswa dalam kelompok mengadakan pengamatan

4)

Siswa dengan bimbingan guru membuat laporan kelompok

5)

Secara bergantian salah satu siswa dalam kelompok melaporkan


hasil tulisan

6)

Siswa bersama guru membuat rangkuman

c. Pengamatan
1)

Guru mengamati minat belajar, perhatian dan kesiapan menerima


pelajaran

2)

Pengamatan aktifitas dan keterampilan dalam mengerjakan


penulisan

3)

Mengamati hasil belajar siswa dengan melakukan penilaian

d. Refleksi
Menilai pelaksanaan dari siklus II untuk mengetahui kelebihan
dan kekurangannya. Hasil refleksi ini digunakan untuk memperbaiki
dan mempersiapkan siklus III.
4. Siklus III
a. Perencanaan
1)

Guru menetapkan materi yang akan diberikan

2)

Guru mempersiapkan pelaksanaan pengajaran (RPP)

3)

Merancang dan membuat soal pelatihan instrument penelitian

4)

Tujuan karyawista

5)

Mempertimbangkan dan menetapkan objek wisata

6)

Menetapkan jadwal waktu wisata

7)

Menentukan tehnik mempelajari sesuatu dan sekaligus objek


yang harus dipelajari

8)

Mengelompokkan siswa sebagai peserta wisata

9)

Penjelasan tentang peralatan yang harus dipersiapkan dan cara


pembuatan laporan

10) Menjelaskan secara global keadaan objek yang akan dikunjungi


11) Meminta guru lain dan mengamati
b. Pelaksanaan
1)

Pelaksanaan kunjungan objek dengan memperhatikan tata tertib


dan hal-hal yang telah ditetapkan

2)

Guru memberikan beberapa penjelasan

3)

Siswa dalam kelompok mengadakan pengamatan

4)

Siswa dengan bimbingan guru membuat laporan kelompok

5)

Secara bergantian salah satu siswa dalam kelompok melaporkan


hasil tulisan

6)

Siswa bersama guru membuat rangkuman

c. Pengamatan
1)

Guru mengamati minat belajar, perhatian dan kesiapan menerima


pelajaran

2)

Pengamatan aktifitas dan keterampilan dalam mengerjakan


penulisan

3)

Mengamati hasil belajar siswa dengan melakukan penilaian

d. Refleksi
Menilai pelaksanaan dari siklus III untuk mengetahui kelebihan
dan kekurangannya.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus


1. Prasiklus
Sebagian besar siswa kelas lima MI Baran beanggapan bahwa mata
pelajaran IPS mempunyai tingkat kesulitan kedua setelah matematika. Hal
ini wajar sebab jika dilihat dari materinya berupa deskripsi sejarah dari
masa lampau dimana anak belum mengalami hingga kehidupan sekarang
yang semuanya sudah komplek.
Penggunaan strategi mengajar yang tepat akan membantu
menghilangkan anggapan dari siswa tersebut. Dalam hal ini penerapan
metode dan pemanfaatan media pembelajaran secara tepat. Sebelum
menerapkan metode karyawisata dalam penyampaian materi, penulis
selaku pelaku penelitian menggunakan metode caramah. Tepat kiranya
ketika materi yang berupa serangkaian cerita disampaikan melalui
ceramah, namun menjadi kurang tepat manakala guru tidak mampu
menguasai seluruh materi, maka pembelajaran menjadi bersifat kaku.
Sedangkan bagi siswa akan menanamkan pada dirinya segudang hafalan
dimana yang terjadi adalah mereka tidak menyukai mata pelajaran
tersebut. Mungkin hanya ada beberapa yang menyukai namun masih
banyak pula yang tidak suka.
Dari hasil pengamatan sikap oleh peneliti selaku pelaku (guru)
disini, ketika penyampaian materi lewat ceramah, sikap siswa yang
nampak adalah mereka bercerita sendiri, ngantuk, melamun bahkan

melakukan aktifitas diluar materi seperti menggambar ataupun bermain


teka-teki dengan temannya. Hanya ada beberapa orang saja yang
memperhatikan, selain itu siswa jarang terlihat bertanya ataupun
berpendapat. Siswa menjadi terlihat pasif.
Ketika akan menyampaikan contoh peristiwa atau bukti benda,
guru hanya menyajikan dalam bentuk gambar, sehingga tidak begitu
menarik perhatian siswa. karena siswa tidak mampu meraba, merasa dan
menyentuh benda tersebut, yang ada hanya bayangan difikiran mereka.
Hal ini menjadikan siswa tidak maksimal dalam mengikuti pembelajaran.
Dalam hal nilai sekalipun menunjukkan bahwa siswa belum
berhasil sebab hanya ada empat dari tujuh belas siswa yang nilainya
melebihi KKM.

NO

Aspek yang dinilai

Persentase

Kognitif

40 %

Afektif

49,65 %

Psikomotorik

36,91%

Tabel 4.2 Hasil Pembelajaran Prasiklus

2. Hasil Penelitian Siklus I


a. Tindakan dan Pengamatan
Proses perencanaan penelitian menentukan materi pada siklus I
yaitu mengenai kenampakan alam di Indonesia, dengan sub pokok
bahasan kenampakan alam di darat. Materi tersebut selanjutnya ditulis

pada RPP yang lengkap dengan soal latihan serta instrumen penelitian.
Berpedoman pada RPP, guru merencanakan tempat tujuan wisata
yang ada hubungannya dengan materi yang akan disampaikan, sebagai
contoh kenampakan alam darat adalah gunung, bukit, dataran tinggi,
dataran rendah dan lain sebagainya. Agar lebih efektif dalam
menentukan tujuan wisata maka mensurvei langsung ke lokasi yang
sudah direncanakan sebelumnya, guru mengambil area persawahan
yang tidak jauh dari madrasah sebagai obyek pembelajaran. Pada
obyek ini peserta didik mampu mengamati apa saja yang ada
hubungannya dengan materi, selain itu mereka dapat merasakan,
memegang dan melihat secara langsung bahan pelajaran. Dengan
demikian akan merangsang minatnya, sebab kegiatan tersebut mampu
memberikan kebebasan, yang sebelumnya kegiatan belajar hanya
cenderung dilakukan di dalam kelas dengan berbagai perangkat,
suasana sama sehingga membosankan.
Ketika obyek wisata sudah ditetapkan langkah yang ditempuh
guru selanjutnya adalah menentukan jadwal pemberangkatan wisata
yaitu tanggal 29 Oktober 2009, kemudian menginformasikan kepada
siswa mengenai kegiatan yang akan dilakukan dan beberapa peralatan
yang dibutuhkan. Terakhir membentuk siswa menjadi empat
kelompok di mana tiga kelompok diantaranya masing-masing
berjumlah empat orang dan satu kelompok berjumlah lima orang.
Setiap anggota kelompok ditetapkan oleh guru secara acak, tujuannya

adalah agar anak dapat berlatih berkomunikasi dengan lainnya. Demi


lancarnya kegiatan di lokasi, guru juga memberikan penjelasan kepada
siswa mengenai obyek yang akan dikunjungi.
Pengajaran dilakukan secara klasikal dan dalam penyampaian
materi hanya secara singkat, sebab anak dituntut untuk menemukan
sendiri bahan yang dipelajari melalui pengamatan di obyek wisata.
Jika waktu yang ditetapkan berakhir tugas siswa selanjutnya adalah
membuat laporan pengamatan dan dipresentasikan di depan oleh tiap
wakil kelompok masing-masing. Kelompok yang lain mendengarkan,
boleh mengutarakan pertanyaan atau berpendapat dan kelompok yang
maju di depan wajib memberikan tanggapan.
Guru memberikan penilaian terhadap laporan hasil kunjungan.
Kemudian guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk
menyimpulkan hasil pengamatan

yang telah dilakukan pada

pembelajaran siklus I melalui kegiatan tanya jawab.


Selama siswa mengadakan pengamatan peneliti melalui lembar
observasi, guru juga mengamati aktivitas atau kegiatan siswa, baik
secara individu maupun kelompok. Sesekali menyambangi masingmasing kelompok untuk memperoleh data yang diinginkan.
Peneliti memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami
masalah atau kesulitan dalam melakukan tugas yang diberikan.
Peneliti mengadakan pengamatan terhadap aktifitas siswa dan
hasilnya serta memberikan penilaian. Peneliti menggunakan sistem

Penilaian Acuan Patokan (PAP). Penilaian acuan patokan lebih


mengutamakan apa yang dapat dilakukan peserta didik, kemampuan
yang sudah dan belum dicapai, setelah manyelesaikan program
pembelajaran. Sistem penilaian ini tidak membandingkan prestasi
seorang peserta didik dengan peserta didik lain tetapi membandingkan
dengan standar tujuan yang harus dicapai. Jika tidak mencapai tujuan
berarti gagal dan harus diulang.
Guru tidak menghitung rata-rata kelas sebab kriterianya sudah
pasti. Oleh karena itu cara penilaian ini sangat baik digunakan guru
pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. (Farikhah, 2006:50).
Dalam praktiknya peneliti menggunakan ukuran nilai ideal 90-100
dengan skor lima. Peserta didik dikatakan tuntas manakala
menunjukkan nilai persentase 80%.
Peneliti

mengadakan

penilaian

diantaranya
1)

Aspek kognitif
Ketetapan isi laporan

2)

Aspek Afektif, komponen yang dinilai:


a)

Menyiapkan alat dan bahan

b)

Melakukan kegiatan

c)

Laporanhasil kegiatan

d)

Produk hasil kegiatan

e)

Kemampuan berdiskusi

dalam

berbagai

aspek

3)

Aspek psikomotorik, komponen yang dinilai:


a)

Keaktifan

b)

Kreatifitas

c)

Kerjasama

d)

Menemukan masalah

e)

Memecahkan masalah

f)

Keberanian berpresentasi

g)

Berpendapat

h)

Menghargai orang lain dan lingkungan

Analisis hasil belajar pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

NO

Aspek yang dinilai

Persentase

Kognitif

60 %

Afektif

61,18 %

Psikomotorik

52,35%

Tabel 4.3 Hasil Pembelajaran Siklus I

b. Refleksi
Setelah dilaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran,
selanjutnya diadakan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.
Hasil dari refleksi siklus I adalah guru dalam pelaksanaan
pembelajaran belum berhasil, sebab dari beberapa aspek hasil belajar
siswa belum menunjukkan nilai persentase 80%, ternyata masih
berada di bawah ukuran yang telah ditetapkan. Sehingga dalam hal ini

guru dianggap gagal. Kegagalan ini dikarenakan beberapa faktor.


Faktor yang paling mendasar adalah sikap kaku siswa yang
disebabkan baru pertama kali mengalami metode pembalajaran
karyawisata. Mereka merasa bingung terhadap apa yang diamati,
ditulis dan dilaporkan. Sikap canggung antar lawan jenis juga
menyebabkan informasi tidak berkembang. Siswa masih terkesan
menggerombol antara sesama jenis untuk mendapatkan paparan isi
laporan. Sifat tidak percaya diri juga masih mendominasi siswa.
Kekompakan kelompok juga sangat kurang, anak masih
menunjukkan tingkat egois yang tinggi. Terdapat pula anak yang
hiperaktif sehingga mengganggu perhatian dan konsentrasi anggota
kelompok sendiri dan juga kelompok lain.
Belum adanya batasan obyek pengamatan juga menjadikan anak
bergerak bebas kemana saja yang mengakibatkan kesulitan dalam
peneliti dalam mengamati. Ditambah lagi tidak adanya guru lain yang
membantu, namun itu menjadikan sisi positif kegiatan karyawisata.
Pada dasarnya sikap anak sebelum dan sesudah pelaksanaan
metode karyawisata mengalami permasalahan yang berbeda. Dari
paparan masalah setelah penerapan menggambarkan adanya minat
siswa meskipun hanya sedikit.

c. Revisi

Langkah yang ditempuh pada siklus II adalah mengintensifkan


pembelajaran, dengan jalan membatasi obyek pengamatan, kemudian
meminta bantuan dari guru lain untuk mengamati, dan memotivasi
siswa secara lebih dalam banyak hal yang mendukung kelancaran
kegiatan. Demi mencapai keberhasilan guru menerapkan sangsi bagi
yang melanggar dan hadiah bagi yang tertib, serta menunjukkan hasil
kerja yang memenuhi bahkan melampaui kriteria ukuran. Untuk lebih
mengaktifkan maka masing-masing individu dalam kelompok menulis
laporan sendiri.
3. Hasil penelitian siklus II
a. Rencana, Tindakan dan Pengamatan
Prosedur kerja dan penilaian pada siklus II ini hampir sama
dengan siklus I, yang membedakan adalah mengenai materi kali ini
yang dipelajari tentang kemampuan alam perairan. Tempat tujuan
wisata sebagai obyek pengamatan dipilih oleh siswa atas keinginannya
sendiri sehingga sebelum menjadi ketentuan guru harus mensurvei
obyek mempertimbangkan dan menyetujui pengambilan keputusan ini
dengan alasan kebebasan, memberikan peluang siswa untuk
berinisiatif dan menampakkan sikap tanggung jawab. Karena obyek
masih berada tak jauh dari madrasah, dan tidak membutuhkan biaya
untuk menuju lokasi.
Guru

juga

memberikan

kebebasan

dalam

pembentukan

kelompok, namun demikian tetap dalam ketentuan yaitu empat

kelompok. Hasilnya mereka berkelompok berdasarkan jenis kelamin.


Harapan guru dari kedua jalan yang ditempuh siswa, ketercapaian
tujuan yang meningkat dari kegiatan sebelumnya.
Secara umum pelaksanaan siklus II berjalan dengan baik dan
menunjukkan adanya peningkatan yang sigifikan. Agar lebih maka
hasil dari siklus II dapat dilihat pada tebel berikut.

NO

Aspek yang dinilai

Persentase

Kognitif

83,53 %

Afektif

83,29 %

Psikomotorik

78,38 %

Tabel 4.4 Hasil Pembelajaran Siklus II

b. Refleksi
Setelah dilaksanakan pengamatan, selanjutnya refleksi terhadap
siswa dan guru. Berdasarkan tabel hasil belajar pada siklus II terjadi
peningkatan yang artinya dalam penerapan metode karyawisata tahap
kedua, guru menuai hasil meski belum maksimal untuk aspek
psikomotorik siswa.
Ternyata obyek dan anggota kelompok yang dipilih siswa
sendiri membawa dampak positif menuju kearah tercapainya tujuan.
Pembentukan sikap tanggung jawab juga lebih tinggi.

Begitu tiba dilokasi masing-masing kelompok menunjukkan


adanya pembagian tugas. Tutor sebaya mulai nampak, baik oleh
kelompok sendiri maupun kelompok lain.
Pemberian batasan area serta bantuan dari guru lain untuk
mengamati

dan

membantu

kelancaran

serta

mempermudah

pengawasan. Penetapan sangsi dan memberikan hadiah dapat


mendisiplinkan siswa, memacu ke arah yang lebih baik. Gambaran
dari siklus II dapat dijadikan sebagai revisi pada siklus III.
c. Revisi
Beberapa langkah siklus II akan tetap digunakan pada siklis III.
Peneliti akan memberikan materi yang setingkat lebih tinggi lagi dari
yang sebelumya.
4. Hasil penelitian siklus III
a. Rencana, Tindakan dan Pengamatan
Materi pada siklus III jauh lebih tinggi dan luas. Pada siklus ini
membutuhkan waktu yang relatif lama, pembentukan kelompok
beranggotakan besar.
Materi yang kan dipelajari mengenai kenampakan buatan yang
ada di Indonesia dengan contoh kawasan industri, sarana transportasi,
pemukiman, dan perkebunan dan pertokoan. Berawal dari materi
dapat ditarik tujuan obyek wisata. Peneliti mengambil obyek tersebut
merupakan pemukiman penduduk serta terdapat pula perkebunan
cengkih.

Sebelum pelaksanaan, peneliti mengadakan observasi obyek


wisata serta permohonan ijin pada pihak-pihak tertentu. Selanjutnya
waktu yang dibutuhkan adalah enam jam pelajaran. Pembagian
kelompok dibentuk berdasarkan kehendak guru dimana masingmasing kelompok beranggotakan delapan sampai sembilan anak,
terdiri atas laki-laki dan kelompok perempuan.
Mula-mula perjalanan menuju pemukiman penduduk, siswa
diperbolehkan mengadakan aktivitas apa saja untuk memperoleh
informasi. Tahap selanjutnya adalah ke perkebunan cengkih, industri
tahu dan yang terakhir menuju ke pembuatan siomay. Ditengah
perjalanan

terhenti

sejenak

tepat

disebuah

jembatan

yang

menghubungkan dua desa yang berbeda. Pada dasarnya jembatan


adalah salah satu contoh sarana transportasi.
Untuk mengembangkan isi laporan yang baik, di sini siswa
diberikan

kebebasan

berwawancara

dan

mempraktikkan

cara

pembuatan tahu ataupun siomay.


Dalam penyusunan laporan pengamatan yang disusun siswa
sudah bukan berupa lembaran kertas, melainkan berupa jilitan dari
berkas yang disediakan guru.
Peneliti mengamati proses dan hasil di akhir kegiatan ada tes
yang harus dikerjakan oleh tiap individu.

Pelaksanaan siklus III berjalan lancar dan sangat baik.peneliti


menganalisis materi siklus II termasuk kesukaran tinggi. Hasil dari
pembelajaran siklus III dapat dilihat pada tabel berikut :

NO

Aspek yang dinilai

Persentase

Kognitif

89,41 %

Afektif

88 %

Psikomotorik

92,21 %

Tabel 4.5 Hasil Pembelajaran Siklus III

b. Refleksi
Seluruh siswa terlibat aktif baik kelompok maupun individu
dalam mengerjakan tugas. Kerjasama dalam kelompok baik, saling
membantu antara satu dengan yang lainnya. Siswa antusias mengikuti
pembelajaran pada materi kenampakan buatan ini. Percaya diri
nampak jelas yang ditunjukkan oleh masing-masing siswa dalam
berwawancara.
B.

Pembahasan
Dari gambaran tabel persiklus menunjukkan peningkatan yang bagus
mengenai penyampaian materi IPS melalui metode karyawisata. Agar lebih
jelas lagi berikut tersaji kurva hasil penilaian per aspek.

Aspek Kognitif
Gambar 4.2 Kurva Hasil Penilaian Kognitif
KETERANGAN :

K0

: Kognitif Pasiklus

K1

: Kognitif Siklus I

K2

: Kognitif Siklus II

K3

: Kognitif Siklus III

A0

: Afektif Pasiklus

A1

: Afektif Siklus I

A2

: Afektif Siklus II

A3

: Afektif Siklus III

P0

: Psikomotorik Pasiklus

P1

: Psikomotorik Siklus I

P2

: Psikomotorik Siklus II

P3

: Psikomotorik Siklus III

Aspek Afektif
Gambar 4.3 Kurva Hasil Penilaian Afektif

Aspek Psikomotorik
Gambar 4.4 Kurva Hasil Penilaian Psikomotorik

Kenaikan nilai prosentase di sebabkan oleh :


1. Materi telah sesuai dengan kemampuan siswa.
2. Siswa lebih dapat memahami materi karena media pembelajaran ada pada
lingkungan mereka secara konkrit sehingga jelas
3. Siswa antusias mengikuti pelajaran dengan metode karyawisata, tanya
jawab, diskusi, pengamatan, dan wawancara menarik bagi siswa untuk
berinteraksi dengan lingkungan.
4.

Metode karyawisata, penugasan, dan diskusi sesuai dengan karakteristik


siswa Kelas V yang cenderung lebih suka dengan teman-teman di
sekitarnya dan lingkungan.

5. Rencana pembelajaran sudah dapat berjalan dengan baik. Dan telah


melaksanakan penyesuaian rencana pembelajaran dengan memanfaatkan
benda- benda yang ada di sekitar siswa.
6. Memberi perhatian khusus terhadap siswa yang berkebutuhan khusus .
7. Program telah sesuai dengan tingkat kemampuan, kompetensi dasar
indikator, tujuan, dan pengelolaan yang mendukung keberhasilan
pembelajaran.
8. Pelaksanaan pembelajaran sesuai urutan langkah- langkah pembelajaran
serta penggunaan waktu yang efektif dan efisien.
9. Dengan melaksanakan

prosedur yang pernah di jalankan dan

meningkatkan inovasi pembelajaran.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian, pembelajaran melalui metode karya wisata
membawa dampak positif baik bagi guru maupun siswa. Guru dapat mencapai
tujuan yang telah direncanakan sebelumnya, sedangkan siswa mendapatkan
hasil belajar dan pengalaman belajar yang menyenangkan.
Hasil observasi menunjukkan perbedaan mengenai beberapa aspek
KBM, sebelum dan sesudah penerapan metode karya wisata.
Metode

Aspek Yang
No
Dinilai
1

Aktifitas KBM

Pengalaman dan

Sebelum (Ceramah)

Sesudah (Karyawisata)

Pasif

Aktif

Terbatas

Luas

wawasan
3

Kreativitas

Rendah

Tinggi

Pemahaman

Sedikit

Banyak

Percaya diri

Kurang

Bertambah

Tabel 5.5 Perbandingan Penggunaan Metode

Minat serta hasil belajar sebelum dan sesudah pelaksanaan metode


karyawisata terdapat perubahan yang signifikan. Hal ini tersaji pada tabel
berikut :

No

Aspek Yang

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Dinilai
1

Kognitif

40%

60%

83,53%

89,41%

Afektif

49,65%

61,18%

83,29%

88%

Psikomotorik

36,91%

52,35%

78,38%

92,21%

Tabel 5.6 Hasil akhir

B. Saran
Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan
kelas pada mata pelajaran IPS dengan materi kenampakan alam dan buatan di
Indonesia pada siswa kelas V MI Baran Kecamatan Ambarawa, maka dapat
disajikan saran sebagai berikut :
1. Diharapkan pembelajaran IPS, guru dapat menggunakan berbagai macam
metode, seperti karyawisata sehingga siswa akan lebih paham sebab bahan
tersaji secara konkret.
2. Proses pembelajaran yang baik disarankan melibatkan siswa secara aktif.
3. Belajar secara kelompok perlu diupayakan, karena siswa aktif berdiskusi
dan timbul keberanian untuk mengeluarkan pendapat, sehingga anak akan
lebih kritis.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:


Bumi Aksara.
Departemen agama RI. 2002. Pendidikan IPS di Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.
Deporter, Bobbi dan Mike Henarcki. 2000. Quantum Learning. Bandung: PT
Mizan Puataka.
Djamarah, Syiful Bahri dan Aswan Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Farikhah, Siti. 2006. Evaluasi Pengajaran. Salatiga: STAIN Press.
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja.
Nasution, Noehi dkk. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka.
Sagala, Saiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Silberman, Melvin. 2004. Active Learning. Bandung: Nuansa
Simanjuntak, Lisnawaty, Poltak Manurung, dan Domi C,Matutina. 1992. Metode
Mengajar Matematika. Jakarta: Rineka Cipta.
Surakhmad,Wiharno. 2002. Pengantar Interaksi Mengajar Belajar Dasar dan
Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito
Yamin, Martinis. 2003. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Gaung Persada Press.

LAMPIRAN II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Sekolah

: Madrasah Ibtidaiyah Baran

Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester

: Lima / satu

Standar Kompetensi : Menghargai berbagai peninggalan


dan tokoh sejarah yang berskala nasional
pada masa Hindu, Budha, dan Islam,
keragama kenampakan alam, dan suku
bangsa serta kegiatan ekonomi di
Indonesia.

Kompetensi Dasar

: Mengenal keragama kenampakan alam dan buatan serta


pembagian wilayah wakti di Indonesia dengan
menggaunakan media.

Indikator

: - Mengidentifikasi ciri kenampakan alam wilayah


Indonesia

Alokasi Waktu

: 4 Jam pelajaran (3 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui pengamatan siswa dapat menyebutkan beberapa macam kenampakan
alam dan buatan di Indonesia
B. Materi Ajar
Kenampakan alam dan buatan di Indonesia
KERAGAMAN KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN SERTA
PEMBAGIAN WILAYAH WAKTU DI INDONESIA

Wilayah Negara Indonesia yang sangat luas memiliki kenampakan alam


utama. Kenampakan itu meliputi daratan dan perairan yang memberikan banyak
keuntungan berupa kekayaan dari berbagai sumber daya alam.

1. Kenampakan Alam di Indonesia


Wila Negara Indonesia terdiri atas pulau-pulau besar dan kecil yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke. Sabang adalah sebuah kota
pelabuhan yang terletak di Pulau We, ujung paling barat laut dari wilayah
Negara kita. Merauke adalah kota Kabupaten di Propinsi Papua bagian timur.
Menurut para ahli, wilayah Indonesia menduduki urutan ke-14 terluas
di dunia. Sementara di kawasan Asia berada pada urutan ke-4 setelah RRC,
dan Arab Saudi. Luas daratan Indonesia adalah 1,9 juta km2 dan luas lautan
7,9 juta km2 (termasuk Zone Ekonomi Ekslusif)
Letak Indonesia secara geografi di antara dua Samudra, yaitu Samudra
Hindia dan Samudra Pasifik. Indonesia juga diapit oleh dua benua, yaitu
Benua Asia dan Benua Australia. Adapun letak Indonesia secara astronomis
adalah antara 60 LU-110LS dan 950 BT-1410 BT. Batas-batas wilayah Negara
Indonesia adalah :
a. Bagian Utara berbatasan dengan Malaysia, Singapura, dan Filipina;
b. Bagian Timur berbatasan dengan Papua Nugini dan Samudra Pasifik, serta
Timor Leste;
c.

Bagian Selatan berbatasan dengan Australia dan Samudra Pasifik;

d. Bagian Barat berbatasan dengan Samudra Hindia.


Pulau-pulau di Indonesia dikelompokkan sebagai berikut :
a. Gugusan Kepulauan Sunda besar, yaitu Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau
Kalimantan, Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau kecil di sekitar pulau-pulau
kecil di sekitarnya.
b. Gugusan Kepulauan Sunda Kecil, yaitu Pulau Bali, Lombok, Sumbawa
Flores, Sumba, Roti, Solor, Alor, dan Nusa Tenggara, dan pulau-pulau
kecil di sekitarnya.

c. Gugusan Kepulauan Maluku, yaitu Pulau Halmahera, Ternate, Tidore,


Seram, Buru, Kepulauan Sula, Obi Ambon, Kepulauan Kai, Kepulauan
Aru, dan pulau-pulau kecil lainnya;
d. Gugusan Pulau Irian (Papua) dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, antara
lain Pulau Biak, Waigeo, Salawati, Yos Sudarso, dan Misool.

Keadaan permukaan wilayah Indonesia tidak rata. Kedudukan tinggi


rendahnya permukaan bumi disebut relief permukaan bumi.
Perhatikan relief sederhana letak darat dan lautan berikut ini !

1) Daratan
Daratan merupakan bagian dari permukaan bumi yang digenangi air.
Adalah tempat kita berpijak dan sumber kehidupan manusia. Daratan
Indonesia luasnya sekitar 1.904.344 km2, terdiri atas dataran rendah dan
dataran tinggi. Pada umumnya, daratan di Indonesia memiliki tanah yang
subur. Hal ini disebabkan banyaknya gunung berapi dan curah hujan yang
teratur.
Daratan secara umum terbagi atas empat bagian, yaitu pantai, dataran
rendah, dataran tinggi, dan pegunungan.
(a)

Pantai
Pantai adalah perbatasan antara daratan dan lautan. Panjang garis
pantai wilayah Indonesia berkelok-kelok, lebih dari 81.497 km. hal
itu termasuk salah satu garis pantai terpanjang di dunia.
Keadaan pantai di Indonesia tidak sama, antara lain disebabkan
oleh abrasi dan gelombang laut. Oleh karena itu, pantai ada yang
curam dan landai.
Secara umum, pantai yang menghadap Samudra Indonesia
merupakan pantai yang curam. Daerah yang menghadap Laut
Jawa, Selat Makasar, Laut Natuna, dan Laut Seram termasuk
pantai yang landai karena pengaruh gelombang laut yang tidak
terlalu besar.

Biasanya, pantai yang landai memiliki lapisan tanah yang subur.


Hal itu disebabkan adanya endapan lumpur atau pasir yang dibawa
aliran sungai. Tanaman bakau pun banyak tumbuh di sekitarnya.
Manfaat pantai selain untuk berlabuhnya berbagai jenis kapal dan
perahu, juga sebagai objek wisata. Tidak kalah pentingnya adalah
kekayaan alam yang ada di daerah tersebut.
(b) Dataran Rendah
Dataran Rendah adalah bentangan tanah datar yang sangat luas
pada ketinggian kurang dari 200 m di atas permukaan laut.
Meskipun letaknya dekat daerah pantai, tetapi mata pencarian
penduduknya berbeda-beda. Di sini tidak ditemukan lagi kegiatan
nelayan, kapal-kapal serta perahu yang berlabuh.
Dataran rendah di wilayah Indonesia membentang di sepanjang
Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali, Nusa
Tenggara, dan pulau-pulau kecil. Kota-kota yang terletak di
dataran rendah, antara lain Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan,
Pontianak, Jayapura, dan Ujungpandang.
Penduduk kota yang bertempat tinggal di dataran rendah
memanfaatkan daerahnya untuk tempat tinggal. Selain itu, mereka
juga mendirikan gedung perkantoran, pertokoan, sekolah termasuk
sarana transportasi.
Pegunungan

adalah

rangkaian

gunung

atau

daerah

yang

bergunung-gunung. Tinggi pegunungan + 600 diatas permukaan


laut. Wilayah Indonesia merupakan pertemuan dari 2 deret atau
rangkaian pegunungan dunia, yaitu pegunungan Mediterania dan
pegunungan sirkum pasifik. Pegunungan Mediterania membentang
mulai dari ujung barat laut Sumatra, Jawa, Bali, dan Kepuluan
Nusa Tenggara, berakhir di kepulauan Maluku Selatan.
(c) Dataran Tinggi
Dataran tinggi adalah dataran yang ketinggian diatas 600 m diatas
permukaan laut. Dataran tinggi di pulau Sumatra membantang di

bagian tengah sejajar dengan dataran tinggi pegunungan bukit


barisan. Dataran tinggi di Sumatra antara lain dataran Pasai, Alas,
Gayo (Aceh). Di daerah dataran tinggi dapat ditemukan obyek
wisata alam seperti Gunung Tangkuban Perahu (Jawa Barat).
(d) Gunung
Gunung merupakan bukit yang sangat besar dan tinggi. Tinggi
gunung biasanya lebih dari 600 m di atas permukaan laut. Wilayah
Indonesia memiliki banyak gunung, baik gunung yang berapi
maupun tidak berapi. Gunung tertinggi di Indonesia adalah puncak
Jaya di Propinsi Papua (5030 m). ketinggian Puncak Jaya sudah
melebihi batas salju daerah tropis, sehingga puncaknya selalu di
selimuti salju abadi.
C. Metode Pembelajaran
karyawisata, penugasan, diskusi dan tanya jawab
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendahuluan
a). Doa bersama didalam kelas
b). Absensi didalam kelas
c). Apersepsi

: Tanya jawab singkat seputar materi dan


menyanyikan

lagu

Naik-naik

Kepuncak

Gunung.
Pengecekan alat dan bahan bawaan dilanjutkan
keluar kelas menuju lokasi karyawisata.
d). Motivasi

: Materi ini bermanfaat untuk mengetahui keindahan


alam di darat.

2. Kegiatan Inti
a). Sampai dilokasi Guru mengadakan absensi ulang dan menyuruh
siswa untuk mengecek ulang barang atau bahan yang dibutuhkan
b). Guru menyuruh siswa berkelompok sesuai yang telah ditentukan
dan menjelaskan singkat mengenai penulisan laporan setelah
selesai siswa boleh langsung menagdakan pengamatan

c). Siswa melakukan pengamatan dan mencatat yang ia ketahui


bersama dengan kelompoknya.
d). Guru mengamati aktifitas siswa dan seraya mentinggahi masingmasing

kelompok

untuk

menyinggahi

kelompok

untuk

memberikan bantuan mana kala ada kesulitan.


e). Siswa menulis laporan pengamatan secara diskusi kelompok.
f). Satu siswa dalam kelompoknya mewakilkan untuk membacakan
hasil laporan, kelompok lain mendengarkan dan boleh memberi
kritik / saran / tanggapan / serta pernyataan setelahnya.
g). Setelah dibaca dikumpulkan kepada Guru hasil laporan siswa.
3.

Penutup
a). Dengan bimbingan Guru, siswamembuat rangkuman
b). Guru menilai hasil, menjadikan reward dan motivasi
c). siswa dan gur melakukan refleksi
d). doa bersama.

E. Alat dan sumber belajar


Buku kelas yang menunjang, lingkungan alam dan sekitar Madrasah
F. Penilaian
Teknik : tes
Bentuk instrumen : Pertanyaan lisan dan tulisan, jawaban uraian terbuka
Instrumen Pertemuan Pertama
I.

Susunlah sebuah laporan berdasurkan pengamatan yang sudah dilakukan


bersama kelompokmu.
Laporan harus mampu menjawab pertanyaan, apa, siapa, bagai mana,
dimana, kapan dan mengapa.

II.

Diskusikan bersama kelompokmu beberapa pertanyaan berikut !


Diskusikan bersama kelompokmu beberapa pertanyaan berikut !
Soal
1.

Apa yang kamu ketahui dengan kenampakan alam ?

2.

Kenampakan alam dibedakan dengan menjadi beberapa ?


Sebutkan !

3.

Sebutkan beberapa contoh dan kenampakan alam darat yang kamu


ketahui ?

4.

Apa perbedaan gunung dan dataran tinggi ?

5.

Jelaskan yang dimaksud dengan bukit !

6.

Sebutkan beberapa contoh gunung yang ada di lingkungan


sekitarmu !

Jawaban
1.

Kenampakan

alam

adalah

segala

sesuatu

yang

nampak

dipermukaan bbumi.
2.

Kenampakan alam dibedakan menjadi dua yaitu kenampakan alam


dan perairan.

3.

4.

Contoh dari kenampakan alam :


-

Gunung

Pegunungan

Bukit

Dataran tinggi

Dataran rendah

Lembah

Perbedaan gunung dan dataran tinggi


Gunung adalah bukit yang sangat besar dan tinggi, tingginya
biasanya lebih dari 600 meter diatas permukaan laut, sedangkan
dataaran tinggi adalah tanah datar yang terletak pada ketinggian
lebih dari 600 meter dari permukaan laut.

5.

Yang dimaksud bukit adalah gundulan tanah yang lebih tinggi dari
pada tempt disekiutarnya

6.

Gunung Kedali Sodo, Gunung Ungaran,Gunung Telomoyo

Penilaian

I.

Jika laporan mampu menjawab beberapa petanyaan apa, siapa,


bagaimana, dimana, kapan dan mengapa serta penulusan laporan
tepat maka nilainya 100 .
1. Jika benar maka nilai 10
2. Jika benar maka nilai 20
3. Jika benar maka nilai 20
4. Jika benar maka nilai 20
5. Jika benar maka nilai 10
6. Jika benar maka nilai 20 +
100

Ambarawa, 27 Oktober 2009


Mengetahui
Wali kelas V
Kepala Madrasah

( Imroni )

( Krismawati )

LAMPIRAN III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah

: Madrasah Ibtidaiyah Baran

Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester

: Lima / satu

Standar Kompetensi : Menghargai berbagai peninggalan


dan tokoh sejarah yang berskala nasional
pada masa Hindu, Budha, dan Islam,
keragama kenampakan alam, dan suku
bangsa serta kegiatan ekonomi di
Indonesia.
Kompetensi Dasar

: Mengenal keragama kenampakan alam dan buatan serta


pembagian wilayah wakti di Indonesia dengan
menggaunakan media.

Indikator

: - Mengidentifikasi ciri kenampakan alam perairan


Indonesia

Alokasi Waktu

: 4 Jam pelajaran (3 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui pengamatan siswa dapat menyebutkan beberapa macam kenampakan
alam perairan
B. Materi Ajar
Kenampakan alam dan buatan di Indonesia
a). Perairan
Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas yaitu dua per tiga
bagian dari keseluruhan luas wilayah Negara. Wilayah perairan ini terdiri
atas :
a. Sungai
Sungai merupakan bagian dari permukaan bumi yang rendah dan
dialiri oleh air. Air itu mengalir dari dataran tinggi (hulu) menuju

dataran rendah (hilir) dan bermuara di laut. Sungai dimanfaatkan untuk


sarana transportasi, perikanan, perairan, pengairan, sumber tenaga
listrik, dan rekreasi. Sungai juga dapat dimanfaatkan sebagai pasar
terapung dan pengangkutan kayu hasil penebangan. Beberapa contoh
sungai di Indonesia yaitu Sungai Musi di Palembang Sumatra yang
terkenal dengan Jembatan Ampera, Sungai Bengawan Solo yang
melintasi Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
b. Danau
Danau adalah permukaan berupa cekungan yang sangat luas dan
digenangi air. Terbentuknya danau ada yang berasal letusan gunung
berapi disebut danau Vulkanik. Danau tektonik adalah danau yang
terbentuk akibat adanya pergeseran muka bumi. Seperti danau Toba
(Sumatra Utara). Adapula danau buatan contohnya danau Jatiluruh
(Jawa Barat). Danau banyak memberikan manfaat bagi manusia yaitu
untuk : perikanan, pengairan, wisata, persediaan air.
c. Rawa
Rawa adalah tanah yang digenangi air. Umumnya didaerah dekat
sungai atau pantai. Rawa banyak dijumpai didaerah pesisir Timur
pulau Sumatra, Kalimantan, serta Papua bagian Barat. Rawa yang
dikeringkan dimanfaatkan untuk persawahan, untuk kebutuhan air
bersih. Rawa banyak ditumbuhi pohon bakau. Pohon ini bermanfaat
untuk mencegah erosi pantai.
d. Selat
Selat adalah laut sempit diantara dua pulau Indonesia dibatasi oleh
lautan luas menjadikan jarak antara satu pulau dengan lainnya, oleh
karena itu memilliki banyak selat.
e. Laut
Laut adalah bagian permukaan bumi paling rendah dan luas yang
digenangi air asin. Laut sebagai penghubung antar pulau-pulau. Laut
dangkal memiliki kedalaman kurang dari 200 m. Lau dalam memiliki
kedalaman 3000-6000 m. Laut banda merupakan laut terdalam di

Indonesia. Laut menghasilkan minyak bumi yang digali ditengah laut


lepas.
C. Metode Pembelajaran
karyawisata, penugasan, diskusi dan tanya jawab
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendahuluan
a). Doa bersama didalam kelas
b). Absensi di dalam kelas
c). Apersepsi : Mengingat kembali materi minggu lalu tanya
jawab materi lam adan baru pengecekan bahan alat
dan bahan dibutuhkan dilanjutkan keluar
kelas,perjalanan menuju lokasi karyawisat
d). Motovasi : materi ini bermanfaat untuk mengeahui keindahan
dalam perairan dan lestariannya.
2. Kegiatan inti
a). Sampai dilokasi Guru mengadakan absensi ulang dan menyuruh
siswa untuk mengecek kembali bahan alat dan bahan yqng
dibutuhkan
b). Siswa diminta untuk berkelompok sesuai dengan yang telah yang
ditentukan pada kegiatan perencanaan.
c). Guru menjelaskan inti materi secara singkat
d). Siswa melakukan pengamatan dan mencetak semua yang diperoleh
bersama denagan kelompoknya
e). Guru mengamati aktifitas siswa dan sekali memberikan bimbingan
pengarahan, serta motivasi.
f). Siswa menulis laporan pengamatan melalui kegiatan diskusi
kelompok selanjutnya dikumpulkan kepada Guru.
g). Guru memanggil secara acak hasil diskusi kelompok siswa.
h). Kelompok yang terpanggil mewakilkan satu orang untuk mebacakan
hasil, sementara kelompok lain mendengarkan dan diperbolehkan
dan memberikan kritik dan saran.

i). Secara bergantian siswa dalam kelompok membacakan hasil, jika


semua sudah mendapat hasil laporan dikumpulkan kepada Guru
untuk di evaluasi.
3.

Penutup
a). Dengan bimbingan Guru, siswa diminta membuat rang kuman
b). Guru mengevalauasi hasil
c). Guru memberikan badiah dan motovasi
d). Siswa dan Guru melakukan refleksi
e). Doa bersama

E. Alat dan sumber belajar


Buku kelas yang menunjang, lingkungan alam dan sekitar Madrasah
F. Penilaian
Teknik : tes
Bentuk instrumen : Pertanyaan lisan dan tulisan, jawaban uraian terbuka
I.

Susunlah sebuah laporan berdasurkan pengamatan yang sudah


dilakukan bersama kelompokmu.
Laporan harus mampu menjawab pertanyaan, apa, siapa, bagai mana,
dimana, kapan dan mengapa.

II.

Jawablah pertanyaan berikut melalui kegiatan diskusi bersama


kelompokmu
e). Sebutkan contoh kenampakan perairan yang kamu ketahui !
f). Apa yang kamu ketahui dengan rawa? Tumbuhan apa dapat
dijumpai disana? Beri contoh rawa yang disekitar kita !
g). Apa yang kamu ketahui dengan sungai? Sebutkan satu contoh
sungai yang ada di Jawa Tengah !
h). Apakah manfaat dari sungai?
Jawaban
1. Contoh kenampakan perairan :
Rawa, sungai, danau, dan teluk
2. Yang dimaksud rawa adalah merupakan tanah yang digenangi
air, tumbuhan yang tumbuh adalah pohon bakau ataupun enceng
gondok contoh Rawa Pening.

3. Sungai adalah bagian permukaan bumi yang rendah dan dialiri


air yang mengalir dari hulu menuju hulir dan bermuara di laut
4. Manfaat sungai
-

Sebagai pengairan / perairan

Sumber tenaga listrik

Perikanan

Sarana transportasi

Sebagai obyek wisata

Penilaian
I.

Jika lengkap dan tepat nilai 100

II.

Jika benar masing-masing nomor nilainya 50


Jadi 50 x 4 = 200 : 2 = 100

Ambarawa, 11 Nopember 2009


Mengetahui
Wali kelas V
Kepala Madrasah

( Imroni )

( Krismawati )

LAMPIRAN IV
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah

: Madrasah Ibtidaiyah Baran

Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester

: Lima / satu

Standar Kompetensi : Menghargai berbagai peninggalan


dan tokoh sejarah yang berskala nasional
pada masa Hindu, Budha, dan Islam,
keragama kenampakan alam, dan suku
bangsa serta kegiatan ekonomi di
Indonesia.
Kompetensi Dasar

: Mengenal keragama kenampakan alam dan buatan serta


pembagian wilayah wakti di Indonesia dengan
menggaunakan media.

Indikator

: -Mengidentifikasi ciri kenampakan buatan


-Menjelaskan keuntungan dan kerugian pembangunan
kenampakan buatan bagi masyarakat setempat

Alokasi Waktu

: 4 Jam pelajaran (3 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui pengamatan siswa dapat menyebutkan beberapa macam kenampakan
buatan
Melalui pengamatan siswa dapat menyebutkan beberapa keuntu7ngan dan
kerugian pembangunan kenampakan buatan
B. Materi Ajar
1. Kenampakan buatan di wilayah Indonesia
Suatu lingkungan tentu akan mengalami perubahan. Manusia merubah
lingkungan alam sekitar menjadi lingkungan sekitar untuk menjadi
lingkungan buatan untuk memenuhi kebutuhan. Manusia tidak terbatas

kebutuhannya

sehingga

memerlukan

kebutuhan

tambahan

seperti

kemudahan transportasi.
Kenampakan buatan yang terdapat di wilayah Indonesia beraneka ragam.
Kenampakan itu disesuaikan dengan kenampakan yang ada. Pemanfaatan
kenampakan alam dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Beberapa
kenampakan itu antara lain :
a. Waduk
Waduk atau bendungan merupakan kenampakan buatan yang
diciptakan manusia dengan cara membendung aliran sungai. Sebagian
besar pemanfaatan waduk tidak hanya untuk perairan sawah tetapi juga
PLTA. Bendungan Jatiluhur, Saguling, Cirata membendung sungai
Citarum Jawa Barat. Bendungan Gajah Mungkur di Jawa Tengah.
Bendungan ini juga dapat dimanfaatkan untuk perikanan air tawar,
cadangan air, pengendali banjir, serta objek wisata.
b. Kawasan Industri
Kawasan Industri adalah daerah yang digunakan khusus untuk
kegiatan industri. Pembangunan kawasan industri dapat membantu
dalam memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu diharapkan membuka
kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk.
c. Pemukiman
Pemukiman dibangun untuk dapat memberikan beberapa manfaat,
contoh sarana pendidikan, sarana transportasi, perkantoran dan
pertokoan.
2. Perkebunan
Perkebunan merupakan daerah hutan yang sengaja dibuat oleh manusia
untuk dimanfaatkan hasilnya. Tanaman perkebunan merupakan
tumbuhan yang dibudidayakan serta memiliki ekonomi tinggi tanaman
ini menjadi salah satu sumber pendapatan rakyat Indonesia. Tanaman
perkebunan di Indonesia contohnya coklat, kopi, tembakau, teh, kelapa
sawit, cengkeh, dan karet. Perkebunan di Pula Sumatra merupakan
perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia.

3. Sarana Transportasi
Sarana Transportasi sangat diperlukan karena banyak memberikan manfaat
dan kemudahan seperti untuk mempesingkat waktu, serta mengurangi
kemacetan lalu lintas. Sarana transportasi darat yang diperlukan, yaitu
jalur kereta api, jembatan, jalan layang, dan jalan tol. Untuk saran
tranportasi

laut

diperlukan

adanya

pelabuhan

sementara

untuk

perhubungan udara memerlukan bandara.


C. Metode Pembelajaran
karyawisata, penugasan, diskusi dan tanya jawab
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendahuluan
a. Doa bersama didalam kelas
b. Absensi didalam kelas
c. Apersepsi : Mengingat kembali materi sebelumnya
Tanya jawab secara singkat materi minggu
sebelumnya dan materi minggu baru
pengecekan alat dan bahan yang dibutuhkan dilanjutkan
Guru mengajak uantuk keluar kelas guna persiapan
perjalanan menuju obyek wisata.
d. Motivasi : Ateri ini bermanfaat untuk mengetahui dan
mengenal ragam kekayaan alam dan
lingkungan sekitar amad rusak, menghargai
hasil karya orang lain, dan melahirkan
kreatiftas
2. Kegiatan Inti
a. Mula-mula

perjalananmenuju

penduduk

disekitar

lingkungan

Madrasah, siswa dalam kelompok mengamati lingkungan, mengamati


aktifitas penduduk dan melakukan wawancara dengan siapa saja serta
menengai apa saja untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
selama masih ada hubungannya denngan materi yang sedang sedang
dipelajari.

b. Perjalanan kedua menuju kawasan industri kecil ,namun sebelum


sampai tujuan,perjalanan terhenti disebuah jalan dimana ada
jembatan yang menghubungkan dua desa siswa melakukan
pengamatan denagn kelompok masing-masing.
c. pengamatan diskusi, dan wawan cara dilakukan siswa bersama
kelompok pada sutu lahan perkebunan cengkeh siswa memprak
tekkan tanaman cengkeh
d. Siswa melakukan pengamatan,wawan cara dan mempraktekan cara
pembuatan tahhu dan siomaydi kedua tempat industri tersebut
e. Istirahat, sholat dan makan
f. Siswa berdiskusi kelompok untuk membuat laporan
g. Masing-masing kelompok mengumpulkan hasil kepada Guru
h. Wakil

dari

masing-masing

kelompok

secara

bergantian

membacakan hasil didepan siwa yang lain, kelompok lain


memberikan kritik dan saran
i. mengumpulkan semua hasil kepada Guru
j. Guru memberikan soal kepada masing-masing siswa untuk
dikerjakan secara individu sebagai evaluasi tahap akhir setelah
dikumpulkan
3. Penutup
a. Dengan bimbingan Guru siswa menyimpulkan materi
b. Evaluasi oleh Guru
c. Motivasi dan hadiah diberikan kepada siswa
d. Doa bersama.
E. Alat dan sumber belajar
Buku kelas yang menunjang, lingkungan alam dan sekitar Madrasah
F. Penilaian
Teknik : tes
Bentuk instrumen : Pertanyaan lisan dan tulisan, jawaban uraian terbuka
I.

Susunlah sebuah laporan berdasurkan pengamatan yang sudah


dilakukan bersama kelompokmu.

Laporan harus mampu menjawab pertanyaan, apa, siapa, bagai


mana, dimana, kapan dan mengapa
II.

Diskusikan bersama jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dibawah


ini !
4. Sebutkan dan jelaskan masing-masing contoh dari kenampakan
buatan yang ada dilingkungan sekitarmu !
5. Apa keuntungan dan kerugian dari pembangunan kenampakan
alam ? Sebutkan !
Jawaban
a). - Pemukiman adalah kawasan perumahan yang sengaja dibuat
manusia untuk tempat tinggal
-

Kawasan industri adalah daerah yang digunakan khusus


untuk kegiatan industri

Perkebunan adalah daerah hutan yang sengaja dibuat oleh


manusia untuk dimanfaatkan hasilnya

Sarana transportasi adalah bangunan yang berupa jalan


ataupun jembatan yang sengaja dibuat untuk kepentingan
perhubungan

Waduk adalah kenampakan buatan yang diciptakan


manusia dengan cara membendung alirang sungai

b). Keuntungan dan kerugian dari pembangunan kenampakan alam

No

Jenis

Keuntungan

Kerugian

Pemukiman

Terpenuhinya kebutuhan
pokok papan

Perkebunan

Sarana

Tersedia lapangan pekerjaan


Meningkatkan kesejahteraan
Mendatangkan bahan hasil
perkebunan
Memperlancar jalannya

Dengan makin
banyaknya rumah maka
lahan pertanian
semakin berkurang,
kebutuhan pangan
berkurang
Hutan-hutan dibabat
sehingga gundul atau
rusak

Lingkungan sekitar

transportasi
4

Kawasan
Industri

kendaraan

Waduk

Tersedia lapangan kerja


Meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
Perkembangan industri
makin cepat
Persediaan air bersih
PLTA
Budidaya ikan
Pengairan
Obyek wisata

dibangunnya sarana
transportasi menjadi rusak
Polusi bertebaran
Tempat tinggal
penduduk biasanya
menjadi tergusur
Daerah sekitar kumuh
Lingkungan sekitar
menjadi terendam air
dan penduduk
sekitarnya harus pindah

Penilaian
I.

Jika lengkap dan tepat nilai 100

II.

Jika benar masing-masing nomor nilainya 50


Jadi 50 x 4 = 200 : 2 = 100

Ambarawa, 25 Nopember 2009


Mengetahui
Wali kelas V
Kepala Madrasah

( Imroni )

( Krismawati )

Anda mungkin juga menyukai