Disusun oleh :
Elok Hendiono
125020307111050
Kelas CG
Kelompok Diskusi
Galuh Ayu M
125020307111046
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
MALANG
2015
didalam maupun diluar batas. Sifat artificial eranings management dapat dilihat dari
pengertian menurut Scott (2009) bahwa definisi manajemen laba adalah pilihan
kebijakan akuntansi oleh manajer yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Manajemen laba merupakan peluang bagi manajemen untuk memaksimalkan
kepuasannya ketika berhadapan dengan kompensasi dan perjanjian utang meskipun
perusahaan mengantisipasi hal ini. Pemberi pinjaman akan melakukan hal yang sama
dalam menentukan tingkat bunga yang mereka minta. Manajemen laba memberikan
fleksibilitas kepada manajer untuk melindungi diri sendiri dan perusahaan saat
berhadapan dengan realisasi keadaan yan tidak dapat diantisipasi terhadap kontrak
tersebut.
4. Sebutkan sisi baik dan buruknya earnings management, dan jelaskan perbedaan
earnings management dengan kecurangan akuntansi (fraud).
Sisi baik manajemen laba berkaitan dengan kemampuannya sebagai alat untuk
menyampaikan informasi kepada pasar, sehingga harga saham akan semakin baik
dalam menunjukkan prospek perusahaan. Terkait dengan kontrak yang efisien dimana
manajemen laba dilakukan untuk memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi
kontrak yang lengkap dan kaku dibandingkan dengan hal buruk, politik, bonus,
perjanjian hutang. Earning management memberi fleksibilitas bagi manajer untuk
melindungi diri dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian tak terduga
untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.
Sedangkan sisi buruk dari manajemen laba terkait kontroversi apakah
merupakan tindakan tak bermoral/tidak etis dengan menyesatkan pengguna laporan
keuangan. Meskipun manajemen laba adalah legal karena dibuat berdasarkan Standar
Akuntansi yang berlaku, tetapi manajemen laba merupakan tindakan cerdas dalam
memanipulasi laporan keuangan yang memberikan kesempatan tingkah laku
manajemen untuk memaksimalkan bonus mereka dibandingkan memikirkan para
stakeholder. Motivasi yang lain kelemahan manajemen laba ketika manajer memiliki
tujuan untuk menaikkan modal saham yang baru dan ingin memaksimalkan laba dari
masalah baru (Scott, 2009: 416-427). Setiawati dan Naim (2000) menyatakan bahwa
manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas
laporan keuangan. Dimana pengguna laporan keuangan akan mempercayai angka laba
hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa. Menurut Healy (1999),
manajemen laba mengaburkan informasi kinerja ekonomis perusahaan karena ada
kondisi dimana manajer perusahaan memiliki akses informasi secara langsung
sementara sebagian stakeholder tidak. Ada sebagian informasi yang tidak
tersampaikan ke stakeholder. Manajer disisi lain, memang dapat menggunakan
kebijakan untuk membuat laporan keuangan lebih informatif, mencerminkan kinerja
perusahaan sesungguhnya, misalnya melalui pemilihan metode akuntansi atau
estimasi untuk memberikan sinyal yang memadai agi penilaian kinerja perusahaan.
Akan tetapi kebijakan akuntansi untuk membuat laporan keuangan lebih informatif
kepada pengguna tidak masuk dalam definisi.
Perbedaan manajemen laba dengan fraud adalah dari sisi konseptual,
menurut Hayn (1995), dalam artikelnya dimana keduanya secara konseptual berbeda
yaitu bahwa financial fraud dilakukan melalui kecurangan praktik akuntansi dengan
maksud untuk menipu sedangkan manajemen laba dilakukan atas keinginan
manajemen melalui judgment dan estimasi yang masih di dalam aturan Prinsip
Akuntansi Berterima Umum (PABU). Manajemen laba menggunakan pemilihan
kebijakan akuntansi, atau tindakan yang berdampak terhadap laba,sehingga untuk
mencapai beberapa tujuan spesifik dari pelaporan laba (Scott, 2000). Contohnya
pernyataan yang berlebihan mengenai restrukturisasi dan penghapusan asset,
Penilaian berlebihan atas pembelian sedangkan kecurangan akuntansi seperti
pencatatan penjualan fiktif, pencatatan persediaan fiktif, penundaan faktur penjualan
yang jelas-jelas penipuan. Para kalangan akademisi cenderung menganggap bahwa
earnings managemet suautu yang terjadi akibat tekanan baik dari dalam maupun dari
luar perusahaan. Tekanan dari dalam perusahaan biasanya berhubungan dengan
perfoma keuangan yang tidak mencapai target yang telah ditentukan seperti skema
bonus, motivasi kontrak, politik, pajak, IPO, penggantian CEO.
5. Dalam Efficient Market Hypothesis seharusnya tidak ada reaksi pasar atas
perubahan prosedur akuntansi, tetapi mengapa manajer masih melakukan
manajemen laba.
Manajer masih saja melakukan manajemen laba akibat adanya banyak motivasi baik
dari segi prestasi dan keuntungan bagi manajer sendiri. Ini dijelaskan dalam Scott
(2009) beberapa motivasi terjadinya Earnings Management antara lain:
1.
Karena adanya skema bonus pada perusahaan, maka manajer cenderung akan tetap
melakukan tindakan pengelolaan laba pada perusahaan dengan mengatur laba yang
dilaporkan agar dapat memaksimalkan bonus yang akan diterimanya.
2.
Semakin dekat suatu perusahaan ke pelanggaran perjanjian hutang maka manajer akan
cenderung memilih metoda akuntansi yang dapar memindahkan laba periode
mendatang ke periode berjalan sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan
mengalami pelanggaran kontrak.
3.
Perusahaan akan cenderung akan melakukan monopoli, maka manajer akan berusaha
untuk menurunkan labanya agar sorotan dan tekanan publik terhadap perusahaan
berkurang.
4.
Manajer akan berusaha untuk membayar pajak yang serendah mungkin dengan cara
mengurangi labanya sehingga beban pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah
rendah.
5.
Jika penilaian kinerja berdasarkan laba, manajer perusahaan (CEO) akan berusaha
meningkatkan kinerjanya untuk menghindari penggantian CEO oleh pemilik
perusahaan dengan cara meningkatkan laba. CEO yang dinilai baik oleh pemilik
perusahaan akan diberikan bonus (reward), sedangkan manajer yang kinerjanya
kurang baik akan diganti oleh pemilik perusahaan (punishment).
6.
Manajer perusahaan akan melakukan earning management agar harga sahamnya saat
penawaran perdana (IPO) lebih tinggi, sedangkan kapitalisasi modal perusahaan
menjadi lebih besar. Saat perusahaan go public, informasi keuangan yang ada dalam
prospektus merupakan sumber ibformasi yang penting. Informasi ini dapat dipakai
sebagai sinyal kepada calon investor tentang nilai perusahaan. Untuk mempengaruhi
keputusan calon investor maka manajer berusahan manaikkan laba yang dilaporkan.
6. Terdapat perdebatan pandangan apakah akuntansi perlu diregulasi atau tidak.
Jelaskan bagaimana pada level teori, dan uraikan perlu atau tidaknya regulasi,
serta implementasi dalam praktik.
Menurut level teori, Belkaoui (2006:175) menyatakan bahwa regulasi
umumnya diasumsikan harus diperoleh oleh suatu industri tertentu dan dirancang
serta dioperasikan terutama untuk keuntungannya sendiri. Scott (2009:484)
menjelaskan bahwa terdapat dua teori regulasi akuntansi dalam industri, yaitu: teori
kepentingan publik (The Public Interest Theory) dan (2) teori kelompok kepentingan
(The Interest Group Theory). Tujuannya adalah memaksimalkan kesejahteraan sosial
sebagai dasar permintaan publik untuk mengoreksi kegagalan pasar yang berujung
pada kepentingan publik. Deegan (2004:36) menjelaskan bahwa teori kepentingan
publik mengasumsikan badan regulator (biasanya pemerintah) bersifat netral
memperjuangkan kepentingan publik dan tidak memasukkan kepentingan pribadi ke
dalam penyusunan aturan. Singkat kata, badan regulator melakukan tindakan yang
terbaik untuk memaksimalkan kesejahteraan sosial. Deegan (2004:36) menjelaskan
pula capture theory berargumentasi bahwa walaupun regulasi awalnya bertujuan
untuk melindungi publik, mekanisme regulasi seringkali dikendalikan atau diambil
alih untuk melindungi kepentingan dari kelompok-kelompok kepentingan di dalam
masyarakat, khususnya pihak-pihak yang aktivitasnya paling banyak terpengaruh
regulasi. Teori kelompok kepentingan menekankan adanya konflik dan negosiasi antar
konstituen akuntansi di dalam proses penyusunan standar akuntansi.
Perlu diregulasi dengan tujuan :
Untuk menghindari adanya kegagalan pasar sebagai isu alokasi yang belum
optimal dapatdisebabkan oleh keengganan perusahaan mengungkapkan
informasi, adanya penyelewengan, penyajian informasi akuntansi secara tidak
semestinya.
3. Bagi pengguna laporan keuangan, ketika informasi yang disajikan tidak disusun
secara sempurna dikarenakan kebingungan pengguna dalam menghadapi jumlah dan
kompleksitas catatan yang diperlukan untuk menjelaskan persyaratan seperti yang
dikehendaki oleh standar yang berlaku, maka keputusan yang diambil oleh para
penggunannya akan menjadi sebuah hal yang sangat berisiko
4. Bagi manajer, masalah yang berkaitan dengan jumlah dan kompleksitas standar
yang berlaku, mungkin dapat tergoda meninjau kembali kontrak dan mengubah
praktik bisnis sehingga melakukan hal yang menyimpang dari standar akuntansi
5. Bagi bursa saham, perusahaan multinasional akan kewalahan dalam menghadapi
standar yang berbeda di tiap negara
Solusi untuk mengatasinya :
AICPA melakukan
dengan overload:
evaluasi
terhadap berbagai
pendekatan
yang
berkaitan
- Anggapan masyarakat
bahwa birokrat cenderung
untuk memaksimalkan total
aggaran biro mereka.
- Lembaga pemerintah
mempunyai legitimasi yang
lebih besar melalui
kewenangan statutori yang
lebih jelas. Selain itu lembaga
pemerintah memeiliki
kekuatan memaksa yang lebih
besar dari pada lembaga
sektor swasta
Pengungkapan
informasi yang
optimal sebanding
dengan harga yang
optimal dari informasi
tersebut
mau mengungkapkan
informasi
-
Adanya
penyelewengan
informasi
Penyajian informasi
akuntansi secara tidak
semestinya.
9. Saat ini topic CSR semakin banyak dibahas dan dijadikan isu besar, padahal
sebagian hanyalah isu saja dan belum merupakan kewajiban bagi perusahaan.
Berikan penjelasan singkat tentang isu CSR dan keterkaitannya dengan GCG
(Good Corporate Government) yang saudara fahami.
Isu mengenai CSR yang banyak sekali salah sasaran, maka penelitian yang dilakukan
oleh para ahli CSR di kawasan Asia dalam website www.eco-business.com untuk
menunjukkan isu-isu terkait CSR yang tepat yaitu :
1.Perubahan Iklim dan Air. Perubahan iklim akan berdampak pada kelagsungan bisnis,
ketahanan, dan keamanan rantai pasokan makanan. Hal ini tentunya akan berdampak
pada perusahaan-perusahaan yang mengeksplor lingkungan untu berhadapan dengan
Pemerintah Daerah (Pemda) setempat dan masyarakat. Untuk itu, pemilihan program
CSR pada isu ini sangatlah penting di tahun 2015 ini.
2. Tata Kelola Perusahaan, Keterbukaan, dan Anti-Korupsi: Tren terhadap peningkatan
transparansi dan akntabilitas semakin meningkat di tahun 2015 ini. Ketimpangan antara
orang kaya dan miskin akan memperlebar konflik sosial. Dalam hal ini, dibutuhkan peran
perusahaan untuk mengadakan program penciptaan lapagan kerja dan kewirausahaan
yang mendukung.
3. Investasi Komunitas dan Pembangunan Jangka Panjang: Pada tahun 2015 ini, agenda
pembangunan berkelanjutan sedang gencar dilakukan masyarakat untuk menilai
perusahaan yang mampu memberikan program jangka panjang yang akan mendorong
kemandirian masyarakat dari segi ekonomi maupun sosial.
4. Hak Asasi Manusia dan Perdagangan Manusia: Isu-isu HAM yang sedang berkembang
akan berdampak pada reputasi, brand, dan potensi perusahaan. Di sini, masyarakat akan
menilai bagi perusahaan-perusahaan yang kurang peduli terhadap isu HAM ini.
5. Kesenjangan dan Ketimpangan Sosial: Dibutuhkan peran pebisnis di sini untuk
menciptakan program yang akan berperan untuk meminimalisasi ketimpangan sosial.
Misalnya dapat berupa program CSR berupa pelatihan keuangan.
Keterkaitan CSR dengan GCG adalah keduanya memiliki kedudukan yang kuat dalam
dunia bisnis namun berhubungan satu sama lain. Salah satu implementasi GCG di
perusahaan adalah penerapan corporate social responsibility (CSR). Tanggung jawab
sosial berorientasi kepada para stakeholders hal ini sejalan dengan salah satu prinsip dari
empat prinsip utama Good Coorporate Governance yaitu responsibility. Penerapan CSR
secara konsisten merupakan bagian dari upaya memaksimalkan nilai perusahaan. CSR
merupakan komitmen perusahaan berperilaku etis dan berkontribusi terhadap
pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan tetap mengedepankan peningkatan kualitas
hidup karyawan beserta keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas.
Selain itu, Corporate Social Responsibility merupakan bentuk implementasi dalam
tata kelola perusahaan yang baik karena perusahaan perlu menumbuhkan budaya
korporasi dan profesionalisme antara lain melalui pembenahan pengurusan dan
pengawasan yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik
(GCG) demi mencapai peningkatan kualitas dan kuantitas perusahaan
10. Berikan penjelasan tentang apa yang terkait dengan akuntansi lingkungan yang
saudara fahami
Akuntansi lingkungan adalah bidang ilmu akuntansi yang berfungsi dan
mengidentifikasikan, mengukur, menilai, dan melaporkan akuntansi biaya lingkungan
yang dapat diterapkan oleh perusahaan besar maupun perusahaan kecil hampir di
setiap skala industri dalam sektor manufaktur dan jasa. Sehingga perusahaan tidak
bisa seenaknya untuk mengolah sumber daya tanpa memperhatikan dampaknya
terhadap masyarakat. Biaya lingkungan adalah dampak (impact) baik moneter
maupun non-moneter yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang
mempengaruhi kualitas lingkungan.Contohnya, dampak negatif dari operasional
perusahaan, pencemaran limbah produksi perlu akuntansi lingkungan sebagai kontrol
terhadap tanggung jawab perusahaan sebab pengelolaan limbah yang dilakukan oleh
perusahaan memerlukan pengidentifikasian, pengukuran, penyajian, pengungkapan,
dan pelaporan biaya pengelolaan limbah dari hasil kegiatan operasional
perusahaan. Metode pengalokasian biaya untuk pengelolaan lingkungan ini pada
umumnya dialokasikan sebagai biaya tambahan, yaitu biaya selama satu tahun
periode akuntansi untuk mengelola berbagai kemungkinan dari dampak pencemaran
lingkungan dan dampak negatif sisa oprasional usaha dimasukkan dalam pos biaya
umum. Meskipun dalam akuntansi, ini tidak berjalan sistematis yang menyebabkan
akuntabilitas perusahaan menurun. Akuntansi lingkungan memerlukan suatu cara
baru dalam memperhatikan biaya lingkungan perusahaan, kinerja dan pengambilan
keputusan. Komitmen manajemen puncak mampu menetapkan nada positif dan
penghitungan insentif bagi organisasi selama mengadopsi akuntansi lingkungan.
Perusahaan mungkin ingin memasang tim fungsional untuk menerapkan akuntansi
lingkungan, termasuk di dalamnya desain, ahli kimia, ahli mesin, manajer produksi,
operator, staf keuangan,manajer lingkungan, personel, dan para akuntan yang tidak
mempunyai pekerjaan bersama sebelumnya. Karena akuntansi lingkungan bukan
hanya suatu isu akuntansi, dan informasi penting untuk dibagi kepada seluruh anggota
kelompok, orang-orang butuh untuk berbicara dengan orang lainnya dalam
mengembangkan pandangan umum dan bahasa serta memuat pandangan lebih nyata.