Anda di halaman 1dari 13

Takehome Exam

Disusun untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Teori Akuntansi


Dosen : Sutrisno T., SE., M.Si., Dr., Ak., Prof

Disusun oleh :
Elok Hendiono

125020307111050
Kelas CG

Kelompok Diskusi
Galuh Ayu M

125020307111046

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
MALANG
2015

1. Pengungkapan informasi akuntansi dapat dikelompokkan ke dalam


pengungkapan wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Jelaskan menurut
pendapat saudara!
Pengungkapan Wajib. Pengungkapan oleh perusahaan yang diharuskan oleh
lembaga berwenang contohnya laporan keuangan dimana laporan ini memiliki format
yang diatur dalam standar keuangan. Pengungkapan ini wajib sesuai Keputusan Ketua
BAPEPAM dan Lembaga Keuangan No. KEP 134/BL/2006 peraturan X.K.6 tanggal 07
Desember 2006 tentang kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi emiten atau
perusahaan perusahaan publik. Pengungkapan perusahaan akan meningkatkan distribusi
probabilitas dari hasil yang diharapkan oleh investor dengan mengurangi ketidakpastian
yang berhubungan dengan pengembalian tersebut. Sehingga akan meningkatkan
performance (kinerja perusahaan) di mata para investor sehingga memikat para investor
untuk menginvestasikan yang lebih besar pada sekuritas yang sama sehingga dapat
mengurangi biaya modal. Untuk tingkat pengungkapan wajib dapat dinyatakan dengan
indeks pengungkapan yang diperoleh melalui daftar item
yang merupakan
pengembangan dari peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang sesuai dan
relevan, antara lain peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Bapepam dan
PSAK (Fitriany, 2001). Pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk
mengungkapkan informasi yang telah ditentukan (Darrough, 1993). Dalam teori ekonomi
dikatakan bahwa ketiadaan pengungkapan wajib akan menyebabkan perusahaan
mengungkapkan informasi seluas-luasnya sehingga keuntungan marjinal dari
pengungkapan akan sama dengan biaya marjinal dari pengungkapan (Salamon dan
Dhaliwal, 1980).
Pengungkapan Sukarela. Pengungkapan yang dilakukan secara sukarela tanpa ada
kewajiban dari lembaga yang berwenang sehingga pengungkapan ini berbeda di setiap
perusahaan karena tidak ada format pengungkapan yang khusus. Karena manajer
memiliki informasi yang lebih baik dari pihak luar mengenai performa perusahaan
mereka saat ini dan ke depannya. Perusahaan akan melakukan pengungkapan melebihi
kewajiban pengungkapan minimal jikga mereka merasa pengungkapan semacam itu akan
menurukan biaya modalnya atau jika mereka tidak ingin ketinggalan praktik praktik
pengungkapan yang kompetitif. Sebaliknya, perusahaa-perusahaan akan mengungkapkan
lebih sedikit apabila meraka merasa pengungkapan keuangan akan menampakkan rahasia
kepada pesaing atau menampakkan sisi buruk perusahaan di depan berbagai pihak.
Namun sebuah karya klasik berpendapat bahwa komunikasi manajer dan investor tidak
sempurna ketika : 1) manajer memiliki informasi yang kuat tentang perusahaan mereka,
2) insentif manajer tidak sesuai dengan bunga dari semua pemegang saham, 3) peraturan
akuntansi dan audit yang tidak sempurna. Pemilihan pengungkapan manajer
mencerminkan keseluruhan akibat keperluan pengungkapan dan insentif mereka untuk
menguraikan informasi dengan sukarela. Contohnya manajer perusahaan sering memiliki
insentif yang besar untuk menunda pengungkapan berita buruk, mengatur laporan
keuangan perusahaan sehingga terlihat positif. Dengan adanya bukti pengungkapan
manajer yang menghubungkan kompensasi dengan nilai saham jangka panjang, maka
regulasi pengungkapan perlu untuk memastikan pemegang saham mendapatkan informasi
yang lengkap, berkala dan akurat. Auditor memastikan manajer memelihara catatan
akuntansi yang tepat, mengendalikan sistem dan menggunakan kebijakan yang tepat.
2. Jelaskan perkembangan IFRS di Indonesia dari aspek harmonisasi dan
konvergensi terkait erat dengan faktor budaya (culture) antar negara. Berikan

penjelasan singkat tentang isu-isu tersebut, dan dalam pelaksanaannya apakah


semua perusahaan harus mengikuti IFRS?
IFRS (International Financial Reporting Standar) digunakan sebagai standar
akuntansi secara Internasional dan diterapkan atau digunakan oleh setiap Negara
bertujuan untuk mengharmonisasikan standar akuntansi Internasional. Dimana IFRS
merupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya
berdasarkan standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke
IFRS, artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global
yang akan membuat perusahaan (bisnis) bisa dimengerti oleh pasar dunia.
Harmonisasi berarti suatu negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku
secara internasional. Negara tersebut hanya membuat agar standar akuntansi yang
mereka miliki tidak bertentangan dengan standar akuntansi internasional. Sedangkan
konvergensi akan menghapus perbedaan tersebut perlahan-lahan dan bertahap
sehingga nantinya tidak akan ada lagi perbedaan antara standar negara tersebut
dengan standar yang berlaku secara internasional.
Negara maju dan negara berkembang pun menerapkan IFRS dalam
cara yang berbeda pula. Karena Indonesia adalah negara berkembang, strategi adopsi
IFRS dilakukan secara bertahap atau disebut gradual strategy. Indonesia melakukan
dengan harmonisasi untuk kemudian full adoption. Sebenarnya di tahun. 1974
Indonesia sudah mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI
yang disebutdengan prinsip Akuntansi. Kemudian tahun. 1984 Prinsip Akuntansi di
Indonesia ditetapkan menjadi standar Akuntansi. Akhir tahun 1984 Standar Akuntansi
di Indonesia mengikuti standar yang bersumber dari IASC(International Accounting
Standart Committee). Sejak tahun 1994, IAI sudah committed mengikuti IASC /
IFRS. Sejak Desember 2006 sampai dengan pertengahan tahun 2007, Dewan Standar
Akuntansi Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah merevisi dan
mengesahkan lima Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). PSAK akan
dikonvergensikan secara penuh dengan IFRS melalui tiga tahapan, yaitu tahap adopsi,
tahap persiapan akhir dan tahap implementasi. Revisi tersebut dilakukan dalam
rangka konvergensi dengan International Accounting Standards (IAS) dan
International financial reporting standards (IFRS). Ikatan Akuntan Indonesia
merencanakan untuk konvergensi dengan IFRS mulai tahun 2012, untuk itu Dewan
Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sedang dalam proses merevisi 3 PSAK (PSAK
22, 48, 58). Pada akhir 2010 diharapkan seluruh IFRS sudah diadopsi dalam PSAK.
Tahun 2011 merupakan tahun penyiapan seluruh infrastruktur pendukung untuk
implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS. Tahun 2012 merupakan
tahun implementasi dimana PSAK yang berbasis IFRS wajib diterapkan oleh
perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik. Tahun 2015 ini IFRS
secara total akan diterapkan. IFRS lebih menekankan pada prinsip dasar (principle
base) dibandingkan peraturan dasar (rule base).
Karena beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka
di laporan keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola pikir dan cara semua
elemen di dalam perusahaan. Contoh dari hambatan ini adalah beberapa pihak sudah
mengeluhkan besarnya investasi di bidang sistem informasi dan teknologi informasi
yang harus dipikul perusahaan untuk mengikuti persyaratan yang diharuskan jika
IFRS diimplementasikan. Terkait dengan budaya, karena setiap Negara memiliki
banyak perbedaan dalam hal transaksi ekonomi ataupun sumber dayanya, budaya juga
tercermin dalam prinsip akuntansi domestik yang telah disesuaikan dengan

perekonomian di negara masing-masing, dan setiap negara ingin mempertahankan


budaya masing-masin sebagai ciri khas dan kepribadian bangsanya, maka konvergensi
pada satu standar tidaklah mudah. Konversi standar akuntansi Indonesia terhadap
IFRS akan berdampak juga pada beberapa praktek akuntansi yang fundamental.
Seperti konsep nilai wajar, pengungkapan keuangan aspek penyajian kembali laporan
keuangan, penentuan mata uang keuangan, dan lainnya yang harus diketahui oleh
semua organisasi maupun lembaga yang berperan dalam proses adopsi IFRS.
Banyak publikasi ilmiah mendokumentasikan bahwa akuntansi di pengaruhi oleh
budaya dan perbedaan budaya tersebut dijadikan sebagai dasar melakukan
harmonisasi (lihat Bedford, 1966; Mueller, 1968; and Seidler,1969).Violet [1983, p. 6]
menyatakan bahwa bahasa merupakan variabel budaya yang paling penting. Bahasa
merupakan fondasi untuk mempromosikan budaya. Memandang akuntansi adalah
bahasa bisnis. Dari sini dapat disimpulkan bahwa prinsip akuntansi akan bervariasi
tergantung pada variasi budaya yangdimiliki oleh negara yang bersangkutan. (Violet,
1983, p. 6). Dia juga meyimpulkan bahwa akuntansi sebaliknya juga mempengaruhi
budaya dan kesuksesan komite standar akuntansi internasional dalam mendapatkan
diterimanya standar internasional tersebut juga tergantung pada variabel budaya.
Dalam pelaksanaannya IFRS tidak wajib diterapkan oleh perusahaanperusahaan lokal yang tidak memiliki akuntabilitas publik. Pengembangan PSAK
untuk UKM dan kebutuhan spesifik nasional didahulukan. Kecuali untuk perusahaan
go public ini secara pasti harus diterapkan sehingga memudahkan pemahaman atas
laporan keuangan dengan penggunaan SAK yang digunakan secara internasional,
meningkatkan arus investasi global melalui transparansi, menurunkan biaya modal
dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global,
menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
3. Apa yang saudara ketahui dengan earnings management, sifat earnings
management yang natural dan artificial?
Schipper (1989) dalam Rahmawati dkk. (2006) yang menyatakan bahwa
manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses
pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat
(sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut). Assih
dan Gudono (2000) manajemen laba adalah suatu proses yang dilakukan dengan
sengaja dalam batasan General Addopted Accounting Principles (GAAP) untuk
mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan. Fischer dan Rozenzwig
(1995) manajemen laba adalah tindakan manajer yang menaikkan (menurunkan) laba
yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai
hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan dalam jangka
panjang. Healy dan Wallen (1999) manajemen laba terjadi ketika manajer
menggunakan judgement dalam laporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk
mengubah laporan keuangan, sehingga menyesatkan stakeholders tentang kinerja
ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan
kontrak yang tergantung pada angka akuntansi. Copeland (1968 :10) dalam Utami
(2005) mendefinisikan manajemen laba sebagai, some ability to increase or
decrease reported net income at will. Ini berarti bahwa manajemen laba mencakup
usaha manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba, termasuk
perataan laba sesuai dengan keinginan manajer.
Menurut General Accepted
Accounting Principe (GAAP) Manajemen laba adalah suatu proses mengambil
langkah yang disengaja dalam batas prinsip akuntansi yang berterima umum baik

didalam maupun diluar batas. Sifat artificial eranings management dapat dilihat dari
pengertian menurut Scott (2009) bahwa definisi manajemen laba adalah pilihan
kebijakan akuntansi oleh manajer yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Manajemen laba merupakan peluang bagi manajemen untuk memaksimalkan
kepuasannya ketika berhadapan dengan kompensasi dan perjanjian utang meskipun
perusahaan mengantisipasi hal ini. Pemberi pinjaman akan melakukan hal yang sama
dalam menentukan tingkat bunga yang mereka minta. Manajemen laba memberikan
fleksibilitas kepada manajer untuk melindungi diri sendiri dan perusahaan saat
berhadapan dengan realisasi keadaan yan tidak dapat diantisipasi terhadap kontrak
tersebut.
4. Sebutkan sisi baik dan buruknya earnings management, dan jelaskan perbedaan
earnings management dengan kecurangan akuntansi (fraud).
Sisi baik manajemen laba berkaitan dengan kemampuannya sebagai alat untuk
menyampaikan informasi kepada pasar, sehingga harga saham akan semakin baik
dalam menunjukkan prospek perusahaan. Terkait dengan kontrak yang efisien dimana
manajemen laba dilakukan untuk memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi
kontrak yang lengkap dan kaku dibandingkan dengan hal buruk, politik, bonus,
perjanjian hutang. Earning management memberi fleksibilitas bagi manajer untuk
melindungi diri dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian tak terduga
untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.
Sedangkan sisi buruk dari manajemen laba terkait kontroversi apakah
merupakan tindakan tak bermoral/tidak etis dengan menyesatkan pengguna laporan
keuangan. Meskipun manajemen laba adalah legal karena dibuat berdasarkan Standar
Akuntansi yang berlaku, tetapi manajemen laba merupakan tindakan cerdas dalam
memanipulasi laporan keuangan yang memberikan kesempatan tingkah laku
manajemen untuk memaksimalkan bonus mereka dibandingkan memikirkan para
stakeholder. Motivasi yang lain kelemahan manajemen laba ketika manajer memiliki
tujuan untuk menaikkan modal saham yang baru dan ingin memaksimalkan laba dari
masalah baru (Scott, 2009: 416-427). Setiawati dan Naim (2000) menyatakan bahwa
manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas
laporan keuangan. Dimana pengguna laporan keuangan akan mempercayai angka laba
hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa. Menurut Healy (1999),
manajemen laba mengaburkan informasi kinerja ekonomis perusahaan karena ada
kondisi dimana manajer perusahaan memiliki akses informasi secara langsung
sementara sebagian stakeholder tidak. Ada sebagian informasi yang tidak
tersampaikan ke stakeholder. Manajer disisi lain, memang dapat menggunakan
kebijakan untuk membuat laporan keuangan lebih informatif, mencerminkan kinerja
perusahaan sesungguhnya, misalnya melalui pemilihan metode akuntansi atau
estimasi untuk memberikan sinyal yang memadai agi penilaian kinerja perusahaan.
Akan tetapi kebijakan akuntansi untuk membuat laporan keuangan lebih informatif
kepada pengguna tidak masuk dalam definisi.
Perbedaan manajemen laba dengan fraud adalah dari sisi konseptual,
menurut Hayn (1995), dalam artikelnya dimana keduanya secara konseptual berbeda
yaitu bahwa financial fraud dilakukan melalui kecurangan praktik akuntansi dengan
maksud untuk menipu sedangkan manajemen laba dilakukan atas keinginan
manajemen melalui judgment dan estimasi yang masih di dalam aturan Prinsip
Akuntansi Berterima Umum (PABU). Manajemen laba menggunakan pemilihan
kebijakan akuntansi, atau tindakan yang berdampak terhadap laba,sehingga untuk

mencapai beberapa tujuan spesifik dari pelaporan laba (Scott, 2000). Contohnya
pernyataan yang berlebihan mengenai restrukturisasi dan penghapusan asset,
Penilaian berlebihan atas pembelian sedangkan kecurangan akuntansi seperti
pencatatan penjualan fiktif, pencatatan persediaan fiktif, penundaan faktur penjualan
yang jelas-jelas penipuan. Para kalangan akademisi cenderung menganggap bahwa
earnings managemet suautu yang terjadi akibat tekanan baik dari dalam maupun dari
luar perusahaan. Tekanan dari dalam perusahaan biasanya berhubungan dengan
perfoma keuangan yang tidak mencapai target yang telah ditentukan seperti skema
bonus, motivasi kontrak, politik, pajak, IPO, penggantian CEO.
5. Dalam Efficient Market Hypothesis seharusnya tidak ada reaksi pasar atas
perubahan prosedur akuntansi, tetapi mengapa manajer masih melakukan
manajemen laba.
Manajer masih saja melakukan manajemen laba akibat adanya banyak motivasi baik
dari segi prestasi dan keuntungan bagi manajer sendiri. Ini dijelaskan dalam Scott
(2009) beberapa motivasi terjadinya Earnings Management antara lain:
1.

Bonuse Schemes (Skema Bonus)

Karena adanya skema bonus pada perusahaan, maka manajer cenderung akan tetap
melakukan tindakan pengelolaan laba pada perusahaan dengan mengatur laba yang
dilaporkan agar dapat memaksimalkan bonus yang akan diterimanya.
2.

Contractual Motivations (Motivasi Kontrak)

Semakin dekat suatu perusahaan ke pelanggaran perjanjian hutang maka manajer akan
cenderung memilih metoda akuntansi yang dapar memindahkan laba periode
mendatang ke periode berjalan sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan
mengalami pelanggaran kontrak.
3.

Political Motivations (Motivasi Politik)

Perusahaan akan cenderung akan melakukan monopoli, maka manajer akan berusaha
untuk menurunkan labanya agar sorotan dan tekanan publik terhadap perusahaan
berkurang.
4.

Taxation Motivation (Motivasi Perpajakan)

Manajer akan berusaha untuk membayar pajak yang serendah mungkin dengan cara
mengurangi labanya sehingga beban pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah
rendah.
5.

Changes of Chief Executive Officer (Penggantian CEO)

Jika penilaian kinerja berdasarkan laba, manajer perusahaan (CEO) akan berusaha
meningkatkan kinerjanya untuk menghindari penggantian CEO oleh pemilik
perusahaan dengan cara meningkatkan laba. CEO yang dinilai baik oleh pemilik
perusahaan akan diberikan bonus (reward), sedangkan manajer yang kinerjanya
kurang baik akan diganti oleh pemilik perusahaan (punishment).
6.

Initial Public Offering (IPO)

Manajer perusahaan akan melakukan earning management agar harga sahamnya saat
penawaran perdana (IPO) lebih tinggi, sedangkan kapitalisasi modal perusahaan
menjadi lebih besar. Saat perusahaan go public, informasi keuangan yang ada dalam
prospektus merupakan sumber ibformasi yang penting. Informasi ini dapat dipakai

sebagai sinyal kepada calon investor tentang nilai perusahaan. Untuk mempengaruhi
keputusan calon investor maka manajer berusahan manaikkan laba yang dilaporkan.
6. Terdapat perdebatan pandangan apakah akuntansi perlu diregulasi atau tidak.
Jelaskan bagaimana pada level teori, dan uraikan perlu atau tidaknya regulasi,
serta implementasi dalam praktik.
Menurut level teori, Belkaoui (2006:175) menyatakan bahwa regulasi
umumnya diasumsikan harus diperoleh oleh suatu industri tertentu dan dirancang
serta dioperasikan terutama untuk keuntungannya sendiri. Scott (2009:484)
menjelaskan bahwa terdapat dua teori regulasi akuntansi dalam industri, yaitu: teori
kepentingan publik (The Public Interest Theory) dan (2) teori kelompok kepentingan
(The Interest Group Theory). Tujuannya adalah memaksimalkan kesejahteraan sosial
sebagai dasar permintaan publik untuk mengoreksi kegagalan pasar yang berujung
pada kepentingan publik. Deegan (2004:36) menjelaskan bahwa teori kepentingan
publik mengasumsikan badan regulator (biasanya pemerintah) bersifat netral
memperjuangkan kepentingan publik dan tidak memasukkan kepentingan pribadi ke
dalam penyusunan aturan. Singkat kata, badan regulator melakukan tindakan yang
terbaik untuk memaksimalkan kesejahteraan sosial. Deegan (2004:36) menjelaskan
pula capture theory berargumentasi bahwa walaupun regulasi awalnya bertujuan
untuk melindungi publik, mekanisme regulasi seringkali dikendalikan atau diambil
alih untuk melindungi kepentingan dari kelompok-kelompok kepentingan di dalam
masyarakat, khususnya pihak-pihak yang aktivitasnya paling banyak terpengaruh
regulasi. Teori kelompok kepentingan menekankan adanya konflik dan negosiasi antar
konstituen akuntansi di dalam proses penyusunan standar akuntansi.
Perlu diregulasi dengan tujuan :

Untuk menyelesaikan konflik antara pemilik dan manajemen, laporan


keuangan digunakan untuk memonitor hubungan kerja, untuk menilai dan
menentukan kompensasi manajer. Perusahaan dituntut untuk menyajikan
laporan secara sukarela dan pengguna informasi dapat memaksa pihak-pihak
terkait untuk menyajikan informasi tersebut.

Adanya regulasi bermanfaat bagi kepentingan umum. Pada dasarnya


kegagalan pasar maupun kebutuhan untuk mencapai tujuan sosial
memaksa adanya regulasi akuntansi.

Untuk menghindari adanya kegagalan pasar sebagai isu alokasi yang belum
optimal dapatdisebabkan oleh keengganan perusahaan mengungkapkan
informasi, adanya penyelewengan, penyajian informasi akuntansi secara tidak
semestinya.

Kebutuhan untuk mencapai tujuan sosial yang memuaskan juga mendukung


perlunya regulasiakuntansi. Tujuan ini mencakup kewajaran laporan,
informasi yang disajikan secara seimbang(information symmetry)
dan perlindungan investor.

Sebagai suatu sarana dalam meningkatkan produk akuntansi

Pada dasarrnya profesi akuntansi membutuhkan pengesahan standard akutansi


yang bisa dicapai hanya dengan standard yang dimilikinya mempunyai
kekuatan hukum yang didukung oleh legislative.

Implementasi dalam praktik di Indonesia adalah dikeluarkannya regulasi


akuntansi perbankan syariah pada PSAK No 59 yang merupakan fenomena praktik
akuntansi yang berkembang dalam kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Islam
sebagai instrument menerapkan prinsip syariah dalam dunia perbankan. Seiring
dengan semakin banyaknya lembaga perbankan yang menjalankan usahanya
berdasarkan prinsip syariah, praktik akuntansi perbankan syariah semakin luas dan
berkembang. Seiring dengan berkembangnya akuntansi, tentunya ada kendala dan
permasalahn yang di hadapi.
Implementasi praktik lainnya adalah dibentuknya IFRS sebagai standar
tunggal pelaporan akuntansi yang memberikan tekanan pada penilaian
(revaluation) profesional dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai
substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu.
Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku bisnis
di suatu negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. IFRS memberikan dampak
positif yaitu memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan
SAK yang dikenal secara internasional, meningkatkan arus investasi global,
menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan efisiensi
penyusunan laporan keuangan. Selain itu Sarbanes Oxley Act yang muncul sebagai
jawaban dari pemerintah Amerika Serikat untuk menangani skandal keuangan yang
terjadi pada perusahaan besar di Amerika seperti Enron, Worldcom, dll
7. Uraikan jika terlalu banyak standar akuntansi, dan dampaknya dalam praktik,
serta alternatif cara mengatasinya.
Karena setiap Negara memiliki budaya bisnis masing-masing, maka standar
hadir untuk menyelesaikan banyaknya masalah bisnis untuk suatu Negara. Alasan lain
adalah untuk melindungi kepentingan publik dan membantu investor menghasilkan
berbagai regulasi dan pengungkapan professional dan pemerintahan. Dengan
pelaporan keuangan yang rinci ini akan memuaskan pengguna laporan. Karena hal-hal
itu maka standar yang dibuat sangat banyak dan ternyata mereka melupakan dampak
dari banyaknya standar yang ada atau overload standar bagi profesi dalam bisnis dan
dunia pasar modal.
Dampaknya dalam praktik :
1. Bagi akuntan, perdebatan tentang apa yang harus diungkapkan dan yang tidak perlu
diungkapkan sehingga akuntan mulai mengeluarkan begitu banyak standar yang
cenderung mengabaikan pertimbangan dan mengurangi permasalahan yang
melibatkan prinsip akuntansi. Ia akan kehilangan pandangan tentang pekerjaan riil
karena data yang begitu banyak diperlukan untuk menyesuaikan dengan standar yang
ada.
2. Bagi auditor, dampak pada akuntan yang kehilangan fokus audit dan melupakan
prosedur audit baku, membuat auditor gagal dalam mengaudit sehingga menyebabkan
terkikisnya profesi akuntan publik dengan adanya ketidakpuasan klien terbebani
dengan standar tersebut

3. Bagi pengguna laporan keuangan, ketika informasi yang disajikan tidak disusun
secara sempurna dikarenakan kebingungan pengguna dalam menghadapi jumlah dan
kompleksitas catatan yang diperlukan untuk menjelaskan persyaratan seperti yang
dikehendaki oleh standar yang berlaku, maka keputusan yang diambil oleh para
penggunannya akan menjadi sebuah hal yang sangat berisiko
4. Bagi manajer, masalah yang berkaitan dengan jumlah dan kompleksitas standar
yang berlaku, mungkin dapat tergoda meninjau kembali kontrak dan mengubah
praktik bisnis sehingga melakukan hal yang menyimpang dari standar akuntansi
5. Bagi bursa saham, perusahaan multinasional akan kewalahan dalam menghadapi
standar yang berbeda di tiap negara
Solusi untuk mengatasinya :
AICPA melakukan
dengan overload:

evaluasi

terhadap berbagai

pendekatan

yang

berkaitan

1. Tidak ada perubahan (mempertahnkan status quo)


2. Melakukan perubahan terhadap konsep GAAP menjadi dua jenis GAAP, misalnya
GAAP khusus untuk pengusaha besar dan GAAP khusus untuk pengusaha kecil
3. Melakukan perubahan GAAP untuk menyederhanakan penerapannya bagi semua
perusahaan
4. Menentukna pengungkapan dan pengukuran yang berbeda
5. Menentukan perubahan terhadap standar akuntansi public untuk pelaporan
informasi keuangan
6. Memberi alternative bagi GAAP sebagai basis pilihan dalam penyajian laporan
keuangan
8. Dalam perumusan standar akuntansi ada tiga pendekatan, yaitu diatur oleh
pemerintah, swasta, dan diserahkan langsung pada pasar bebas. Jelaskan
kelebihan dan kekurangannya.
Pendekatan
Kelebihan
Kekurangan
Pendekatan sektor publik

- Proses inovasi didasarkan


pada peran lembaga
pemerintah

- Membutuhkan biaya yang


besar jika harus memenuhi
ketentuan pemerintah

- Regulasi dibentuk untuk


melindungi kepentingan
umum

- Anggapan masyarakat
bahwa birokrat cenderung
untuk memaksimalkan total
aggaran biro mereka.

- Memuaskan publik dengan


penyajian pengungkapan yang - Muncul kondisi yang
memadai dalam pengambilan berbahaya apabila penyususn
keputusan
standar bersifat politis

- Lembaga pemerintah
mempunyai legitimasi yang
lebih besar melalui
kewenangan statutori yang
lebih jelas. Selain itu lembaga
pemerintah memeiliki
kekuatan memaksa yang lebih
besar dari pada lembaga
sektor swasta

- Pertanyaan apakah perlu


sistem pemerintahan yang
didukung kekuatan kepolisian

- Sejumlah tuntutan agar


sektor publik menjadi
pengawas dan pengendali
muncul disaat suatu tujuan
bertentangan dengan
kepentingan umum

Pendekatan sektor swasta

FASB terlihat responsive


terhadap berbagai
konstituen

FASB tampak mampu


menarik orang-orang yang
memiliki pengetahuan
teknis yang diperlukan
untuk mengembangkan
dan mengimplementasikan
sistem pengukuran dan
penggunaan alternative

Pendekatan pasar bebas

FASB terlihat sukses


dalam memperoleh
tanggapan dari beberapa
konstituensinya dan dalam
menanggapi sejumlah
masukan.

Pengungkapan

FASB tidak memiliki


kewenangan statutori
dan kekuatan untuk
memaksakan aturan
yang dibuatnya, serta
menghadapi tantangan
penolakan oleh
kongres maupun oleh
lembaga pemerintah
lainnya

FASB sering dituduh


tidak independen dari
konstituenya yang
besar, kantor akuntan
publik

FASB sering dituduh


lamban dalam
menanggapi isu-isu
utama yang krusial
bagi sejumlah
konstituennya

Perusahaan yang tidak

informasi yang
optimal sebanding
dengan harga yang
optimal dari informasi
tersebut

mau mengungkapkan
informasi
-

Adanya
penyelewengan
informasi

Penyajian informasi
akuntansi secara tidak
semestinya.

9. Saat ini topic CSR semakin banyak dibahas dan dijadikan isu besar, padahal
sebagian hanyalah isu saja dan belum merupakan kewajiban bagi perusahaan.
Berikan penjelasan singkat tentang isu CSR dan keterkaitannya dengan GCG
(Good Corporate Government) yang saudara fahami.
Isu mengenai CSR yang banyak sekali salah sasaran, maka penelitian yang dilakukan
oleh para ahli CSR di kawasan Asia dalam website www.eco-business.com untuk
menunjukkan isu-isu terkait CSR yang tepat yaitu :
1.Perubahan Iklim dan Air. Perubahan iklim akan berdampak pada kelagsungan bisnis,
ketahanan, dan keamanan rantai pasokan makanan. Hal ini tentunya akan berdampak
pada perusahaan-perusahaan yang mengeksplor lingkungan untu berhadapan dengan
Pemerintah Daerah (Pemda) setempat dan masyarakat. Untuk itu, pemilihan program
CSR pada isu ini sangatlah penting di tahun 2015 ini.
2. Tata Kelola Perusahaan, Keterbukaan, dan Anti-Korupsi: Tren terhadap peningkatan
transparansi dan akntabilitas semakin meningkat di tahun 2015 ini. Ketimpangan antara
orang kaya dan miskin akan memperlebar konflik sosial. Dalam hal ini, dibutuhkan peran
perusahaan untuk mengadakan program penciptaan lapagan kerja dan kewirausahaan
yang mendukung.
3. Investasi Komunitas dan Pembangunan Jangka Panjang: Pada tahun 2015 ini, agenda
pembangunan berkelanjutan sedang gencar dilakukan masyarakat untuk menilai
perusahaan yang mampu memberikan program jangka panjang yang akan mendorong
kemandirian masyarakat dari segi ekonomi maupun sosial.
4. Hak Asasi Manusia dan Perdagangan Manusia: Isu-isu HAM yang sedang berkembang
akan berdampak pada reputasi, brand, dan potensi perusahaan. Di sini, masyarakat akan
menilai bagi perusahaan-perusahaan yang kurang peduli terhadap isu HAM ini.
5. Kesenjangan dan Ketimpangan Sosial: Dibutuhkan peran pebisnis di sini untuk
menciptakan program yang akan berperan untuk meminimalisasi ketimpangan sosial.
Misalnya dapat berupa program CSR berupa pelatihan keuangan.

Keterkaitan CSR dengan GCG adalah keduanya memiliki kedudukan yang kuat dalam
dunia bisnis namun berhubungan satu sama lain. Salah satu implementasi GCG di
perusahaan adalah penerapan corporate social responsibility (CSR). Tanggung jawab
sosial berorientasi kepada para stakeholders hal ini sejalan dengan salah satu prinsip dari
empat prinsip utama Good Coorporate Governance yaitu responsibility. Penerapan CSR
secara konsisten merupakan bagian dari upaya memaksimalkan nilai perusahaan. CSR
merupakan komitmen perusahaan berperilaku etis dan berkontribusi terhadap
pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan tetap mengedepankan peningkatan kualitas
hidup karyawan beserta keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas.
Selain itu, Corporate Social Responsibility merupakan bentuk implementasi dalam
tata kelola perusahaan yang baik karena perusahaan perlu menumbuhkan budaya
korporasi dan profesionalisme antara lain melalui pembenahan pengurusan dan
pengawasan yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik
(GCG) demi mencapai peningkatan kualitas dan kuantitas perusahaan

10. Berikan penjelasan tentang apa yang terkait dengan akuntansi lingkungan yang
saudara fahami
Akuntansi lingkungan adalah bidang ilmu akuntansi yang berfungsi dan
mengidentifikasikan, mengukur, menilai, dan melaporkan akuntansi biaya lingkungan
yang dapat diterapkan oleh perusahaan besar maupun perusahaan kecil hampir di
setiap skala industri dalam sektor manufaktur dan jasa. Sehingga perusahaan tidak
bisa seenaknya untuk mengolah sumber daya tanpa memperhatikan dampaknya
terhadap masyarakat. Biaya lingkungan adalah dampak (impact) baik moneter
maupun non-moneter yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang
mempengaruhi kualitas lingkungan.Contohnya, dampak negatif dari operasional
perusahaan, pencemaran limbah produksi perlu akuntansi lingkungan sebagai kontrol
terhadap tanggung jawab perusahaan sebab pengelolaan limbah yang dilakukan oleh
perusahaan memerlukan pengidentifikasian, pengukuran, penyajian, pengungkapan,
dan pelaporan biaya pengelolaan limbah dari hasil kegiatan operasional
perusahaan. Metode pengalokasian biaya untuk pengelolaan lingkungan ini pada
umumnya dialokasikan sebagai biaya tambahan, yaitu biaya selama satu tahun
periode akuntansi untuk mengelola berbagai kemungkinan dari dampak pencemaran
lingkungan dan dampak negatif sisa oprasional usaha dimasukkan dalam pos biaya
umum. Meskipun dalam akuntansi, ini tidak berjalan sistematis yang menyebabkan
akuntabilitas perusahaan menurun. Akuntansi lingkungan memerlukan suatu cara
baru dalam memperhatikan biaya lingkungan perusahaan, kinerja dan pengambilan
keputusan. Komitmen manajemen puncak mampu menetapkan nada positif dan
penghitungan insentif bagi organisasi selama mengadopsi akuntansi lingkungan.
Perusahaan mungkin ingin memasang tim fungsional untuk menerapkan akuntansi
lingkungan, termasuk di dalamnya desain, ahli kimia, ahli mesin, manajer produksi,
operator, staf keuangan,manajer lingkungan, personel, dan para akuntan yang tidak
mempunyai pekerjaan bersama sebelumnya. Karena akuntansi lingkungan bukan
hanya suatu isu akuntansi, dan informasi penting untuk dibagi kepada seluruh anggota
kelompok, orang-orang butuh untuk berbicara dengan orang lainnya dalam
mengembangkan pandangan umum dan bahasa serta memuat pandangan lebih nyata.

Aspek-aspek yang menjadi bidang garap akuntansi lingkungan adalah :


1. Pengakuan dan identifikasi pengaruh negatif aktifitas bisnis perusahaan terhadap
lingkungan dalam praktek akuntansi konvensional.
2. Identifikasi, mencari dan memeriksa persoalan bidang garap akuntansi
konvensional yang bertentangan dengan kriteria lingkungan serta memberikan
alternatif solusinya.
3. Melaksanakan langkah-langkah proaktif dalam menyusun inisiatif untuk
memperbaiki lingkungan pada praktik akuntansi konvensional.
4. Pengembangan format baru sistem akuntansi keuangan dan nonkeuangan, sistem
pengendalian pendukung keputusan manajemen ramah lingkungan.
5. Identifikasi biaya-biaya (cost) dan manfaat berupa pendapatan (revenue) apabila
perusahaan lebih peduli terhadap lingkungan dari berbagai program perbaikan
lingkungan.
6. Pengembangan format kerja, penilaian dan pelaporan internal maupun eksternal
perusahaan.
7. Upaya perusahaan yang berkesinambungan, akuntansi kewajiban, resiko, investasi
biaya terhadap energi, limbah dan perlindungan lingkungan.
8. Pengembangan teknik-teknik akuntansi pada aktiva, kewajiban dan biaya dalam
konteks non keuangan khususnya ekologi.

Anda mungkin juga menyukai