Anda di halaman 1dari 2

Elok Hendiono

125020307111050
Two Tier dan One Tier System
Terdapat dua sistem Corporate Governance yang dianut oleh negara-negara di dunia ini
pada umumnya, yaitu one-tier board (sistem satu kamar) dan two-tier board (sistem dua kamar
atau dualisme). Sistem two-tier board banyak digunakan negara-negara Eropa daratan, seperti
Jerman dan Belanda. Sedangkan sistem one-tier board dianut oleh negara-negara seperti Inggris dan
AS. Walaupun menganut satu sistem yang sama, apabila diterapkan di dua negara yang berbeda,
maka hasil yang diperoleh dapat berbeda.
Sistem one-tier digambarkan sebagai sebuah struktur dimana hanya ada pimpinan tanpa
pemisahan tersendiri untuk fungsi pengawasan dan tidak ada batasan dalam fungsinya. Sehingga
kekurangannya adalah tidak adanya sistem pengawasan ini menunjukkan bahwa ada ketidak jelasan
siapa yang menjalankan fungsi pengawasan karena yang ada hanya fungsi pengambil kebijakan
yang dijalankan oleh Chairman dan fungsi pelaksana kebijakan yang dijalankan oleh CEO.
Kelebihannya adalah sistem ini membuat pemimpin organisasi dapat leluasa memberikan arahan
dan perintah berdasarkan visi dan misi perusahaan.
Sistem two-tier sangat menjanjikan performa organisasi yang bagus. Hal ini terkait dengan
adanya dewan komisaris yang merupakan pemegang kekuasaan sebagai pengawas untuk
mengontrol kebijakan sehingga diharapkan akan dapat mencegah atau mengurangi kecurangan.
Tetapi ada tidaknya penyelewengan dan bagus tidaknya performa sebuah perusahaan juga sangat
bergantung kepada sumber daya manusia yang ada dalam organisasi itu. Sistem manajemen yang
baik yang meliputi sistem perekrutan yang ketat dan teruji akan menghasilkan orang-orang terbaik
dalam bidangnya. Selain itu, kebaikan dijalankannya two tier adalah kredibilitas komite audit yang
adalah salah satu pilar penghubung antara dewan komisaris dan dewan direksi karena masih banyak
komisaris yang tidak mengetahui secara baik fungsi dan perannya di sebuah perusahaan.
Ticker (2009) menjelaskan perbedaan kedua sistem tersebut dalam buku Corporate
Governance - Principles, Policies and Practices. Sistem two tier board selama ini dianggap lebih
baik dibandingkan dengan one-tier board. Terbukti dengan kasus skandal korporasi yang terjadi di
negara-negara dengan sistem two-tier boardlebih sedikit dibandingkan dengan kasus yang terjadi di
negara-negara dengan sistem one-tier boardterutama AS. Dalam sistem two-tier board, struktur
pemerintahan korporasi atau disebut dengan board, dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok
pertama disebut dewan pengawas (supervisory board). Dewan pengawas ini terdiri dari direktur
non-eksekutif independen dan direktur non-eksekutif tidak independen (Ticker 2009).
Indonesia menganut paham two-tier system. Hal ini terlihat salah satunya di dalam UU No.

1 tahun 1995, dimana telah ditegaskan bahwa komisaris dan direksi jelas dipisahkan. Two tier
terdiri dari RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), Board of Director, dan Executive Managers
(manajemen yang akan menjalankan aktivitas) sedangkan untuk model two-tier system terdiri dari
RUPS, Dewan Komisaris, Dewan Direktur, dan Manajer Eksekutif. Struktur ini memisahkan
keanggotaan dewan, yakni antara keanggotaan dewan komisaris sebagai pengawas dan dewan
direksi sebagai eksekutif perusahaan. Perusahaan-perusahaan di Indonesia pada umumnya
mengikuti model two-tier system yang merupakan warisan dari Belanda.
Jadi, kedua sistem ini memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing tergantung di
negara mana sistem ini diterapkan. Apabila melihat negara Amerika dan Inggris yang memang cara
berpikir, bertindak, menjalankan bisnis, serta penegakan hukumnya sudah lebih maju dibandingkan
Indonesia yang masih sarat dengan KKN dan kelemahan hukum, memang cocok untuk memakai
one-tier system. Di Indonesia sendiri rasanya belum bisa dijalankan sistem seperti ini karena adanya
konsentrasi kepemilikan oleh pihak tertentu yang memungkinkan terjadinya hubungan afiliasi
antara pemilik, pengawas, dan direktur perusahaan, tidak efektifnya dewan komisaris, dan
lemahnya penegakan hukum di Indonesia sendiri. Pelaksanaan struktur organisasi baik one-tier
maupun two-tier sangatlah bergantung pada integritas masing-masing individu pemangku jabatan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai