Oleh :
Atikatsani Latifah
115070200111023
Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali
pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggotaanggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat
dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial
yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat
untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.
b
yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada
kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas
dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi
pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.
c
Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat
mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu
terjadinya suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah
timbulnya suatu radiasi.
d
Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses
terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara
infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
Substansi-substansi karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.
Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone,
nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan (Judith,
2012)
D. Patofisiologi
Tumor batang otak menyebabkan gangguan neurologis progresif yang
disebabkan oleh dua faktor yaitu gangguan fokal oleh tumor dan kenaikan tekanan
intrakranial (TIK). Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak
dan infiltrasi atau infasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan
neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Akibatnya terjadi kehilangan fungsi secara akut
dan dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron akibat
kompresi, invasi, dan perubahan suplai darah ke dalam jaringan otak. Peningkatan TIK
dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti bertambahnya massa dalam tengkorak,
edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi CSS. Tumor ganas menyebabkan edema
dalam jaringan otak yang diduga disebabkan oleh perbedaan tekanan osmosis yang
menyebabkan penyerapan cairan tumor. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan
oleh kerusakan sawar di otak, menimbulkan peningkatan volume intracranial dan
meningkatkan TIK.
Peningkatan TIK membahayakan jiwa jika terjadi dengan cepat. Mekanisme
kompensasi memerlukan waktu berhari-hari ataupunn berbulan-bulan untuk menjadi
efektif dan oleh karena itu tidak berguna apabila tekanan intracranial timbul cepat.
Mekanisme kompensasi ini meliputi menurunkan volume darah intrakranial, menurunkan
volume CSS, menurunkan kandungan cairan intrasel, dan mengurangi sel-sel parenkim
otak. Kenaikan tekanan yang tidak diatasi akan mengakibatkan herniasi unkus
serebellum.
Herniasi unkus timbul jika girus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior
melalui insisura tentorial karena adanya massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan
mesensefalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf ke-3. Pada
herniasi serebellum, tonsil serebellum tergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh
suatu massa posterior.
Kompresi medulla oblongata dan terhentinya pernapasan terjadi dengan cepat.
Perubahan fisiologis lain yang terjadi akibat peningkatan intrakranial yang cepat adalah
bradikardia progresif, hipertensi sistemik, dan gangguan pernapasan.( Batticaca ,
Fransisca.B. 2008)
E. Manifestasi Klinis
1. Gejala tumor otak secara umum
Gejala klinis pada tumor otak secara umum dikenal dengan istilah trias klosis
tumor otak, yaitu:
a
Nyeri kepala
Nyeri kepala merupakan gejala tersering, dapat bersifat dalam, terus-
menerus, tumbuh, dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri paling hebat pada pagi
hari dan lebih berat saat beraktivitas sehingga dapat meningkatkan TIK pada saat
membungkuk, batuk, dan mengejan pada saat BAB. Nyeri kepala dapat berkurang
bila diberi aspirin dan kompres air dingin di daerah yang sakit. Lokasi yang sering
menimbulkan nyeri terjadi di 1/3 daerah tumor dan 2/3 di dekat atau di atas tumor.
b
muntah pada medulla oblongata. Sering terjadi pada anak-anak dan berhubungan
dengan peningkatan TIK yang disertai pergeseran batang otak. Muntah dapat
terjadi tanpa didahului mual dan dapat proyektil.
c
Papil edema
Papil
edema
disebabkan
oleh
stress
vena
yang
menimbulkan
choreoathetosis, parkinsonism.
Lobus oksipital
1) Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan penglihatan
2) Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia berkembang
menjadi hemianopsia, objeckagnosia
Tumor di ventrikel ke III
Tumor
biasanya
bertangkai
sehingga
pada
pergerakan
kepala
angel
Tumor Hipotalamus
1) Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen Monroe
2) Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala:
gangguan
Tumor di cerebelum
1) Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat terjadi
disertai dengan papil udem
2) Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme
G. Pathway (terlampir)
H. Pemeriksaan Diagnostik Tumor Batang Otak
1. CT scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi
awal ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit
otak yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejalagejala tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.
2. Foto polos dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis
yang akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak
yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi
anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses
infeksi (abses cerebri).
4. Biopsi stereotaktik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan
untuk memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5. Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
6. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan
dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
I.
(Judith, 2012)
Penatalaksanaan Tumor Batang Otak
1. Medis
Usia
General Health
Ukuran Tumor
Lokasi Tumor
Jenis Tumor
Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam
penatalaksaannya, yaitu
a) Surgery
Terapi Pre-Surgery :
1)
2)
3)
carbamazepine
Shunt adalah Digunakan untuk mengalirkan cairan cerebrospinal
Pembedahan
merupakan
pilihan
utama
untuk
mengangkat
tumor.
Pembedahan pada tumor otak bertujuan untuk melakukan dekompresi dengan cara
mereduksi efek massa sebagai upaya menyelamatkan nyawa serta memperoleh
efek paliasi. Dengan pengambilan massa tumor sebanyak mungkin diharapkan pula
jaringan hipoksik akan terikut serta sehingga akan diperoleh efek radiasi yang
optimal.
Diperolehnya
banyak
jaringan
tumor
akan
memudahkan
evaluasi
maka diperlukan metode serta teknik pemberian radiasi dengan tingkat presisi yang
tinggi.
Glioma dapat diterapi dengan radioterapi yang diarahkan pada tumor
sementara metastasis diterapi dengan radiasi seluruh otak. Radioterapi juga
digunakan dalam tata laksana beberapa tumor jinak, misalnya adenoma hipofisis.
c) Chemotherapy
Pada kemoterapi dapat menggunakan powerfull drugs, bisa menggunakan
satu atau dikombinasikan. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk membunuh
sel tumor pada klien. Diberikan secara oral, IV, atau bisa juga secara shunt.
Tindakan ini diberikan dalam siklus, satu siklus terdiri dari treatment intensif dalam
waktu yang singkat, diikuti waktu istirahat dan pemulihan. Saat siklus dua sampai
empat telah lengkap dilakukan, pasien dianjurkan untuk istirahat dan dilihat apakah
tumor berespon terhadap terapi yang dilakukan ataukah tidak. (Febri : 2012)
2) Diet
Pengobatan tumor otak tidak hanya memerlukan dokter yang ahli dan obat yang
mujarak tetapi juga makanan yang sehat. Berikut beberapa kandungan makanan yang
disarankan beserta alasannya:
a. Omega-3 yang dapat ditemukan di ikan (salmon, tuna dan tenggiri) bermanfaat
dalam menguransi resistensi tumor pada terapi. Omega-3 juga membantu
mempertahankan dan menaikan daya tahan tubuh dalam menghadapi proses
pengobatan tumor otak seperti kemotrapi.
b. Omega-9 yang ada di minyak zaitun pun dapat meningkatkan sistem kekebalan
tubuh sekaligus mengurangi pembengkakan dan menguransi sakit saat
pengobatan tumor otak.
c. Serat dari roti gandum, sereal, buah segar, sayur dan suku kacang-kacangan
membantu Anda mengatur tingkat gula. Sel kanker cenderung mengkonsumsi
gula 10-15 kali lipat daripada sel normal sehingga semakin meradang. Agar bisa
mengatur gula dengan baik, disarankan mengkonsumsi 4-5 porsi sayur dan 1-2
porsi buah segar. Selain mengatur kadar gula, serat dapat menurunkan peluang
sembelit.
d. Folic acid yang dikenal sebagai vitamin B9 atau Bc bisa mencegah menyebarnya
sehinga bisa membantu pengobatan tumor otak atau bagian lainnya. Vitamin B9
dapat ditemukan di sayuran dengan daun hijau tua (bayam, asparagus dan daun
selada), kacang polong, kuning telur dan biji bunga matahari.
2.
3.
Riwayat epilepsy
Nafsu makan hilang
Adanya mual, muntah selama fase akut
Kehilangan sensasi pada lidah, pipi dan tenggorokan
Kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan Faringeal)
Pola eliminasi
a.
b.
4.
d.
e.
5.
Gangguan penglihatan
Merasa mudah lelah, kehilangan sensasi (Hemiplefia)
6.
7.
8.
Pusing
Sakit kepala
Kelemahan
Tinitus
Afasia motorik
Hilangnya rangsangan sensorik kontralateral
Gangguan rasa pengecapan, penciuman dan penglihatan
Penurunan memori, pemecahan masalah
Kehilangan kemampuan masuknya rangsang visual
Penurunan kesadaran sampai dengan koma.
Tidak mampu merekam gambar
Tidak mampu membedakan kanan/kiri
Masalah bicara
Ketidakmampuan dalam berkomunikasi ( kehilangan komunikasi verbal/ bicara
pelo)
9.
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
DP Pre-Operasi
a.
b.
c.
otak/mendesak otak.
Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan pergerakan dan
d.
kelemahan.
Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kerusakan sirkulasi
e.
serebral.
Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran,
f.
g.
DP Post-Operasi
a.
b.
c.
d.
Rencana Keperawatan
1.
a.
1)
2)
3)
Rencana Tindakan :
a)
2)
a)
b)
3)
Rencana tindakan:
a)
Rasional : Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan
klien.
c)
Rasional : Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.
d)
e)
Rasional : Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak
c.
kelemahan.
1)
2)
Rencana tindakan :
a)
( 0-4 )
Rasional
: seseorang
dalam
semua
kategori
sama-sama
mempunyai
resiko
kecelakaan.
b)
tekanan.
Rasional : Perubahan posisi yang teratur meningkatkan sirkulasi pada seluruh tubuh.
c)
Tingkatkan aktifitas dan partisipasi dalam merawat diri sendiri sesuai kemampuan
Rasional : Proeses penyembuhan yang lambat sering kali menyertai trauma kepala,
keterlibatan pasien dalam perencanaan dan keberhasilan.
e)
d.
serebral.
1)
ekspresikan
2)
Kriteria Hasil :
a)
b)
c)
3)
Intervensi :
a)
Kaji tipe/derajat disfungsi seperti pasien tidak tampak memahami kata atau
2)
3)
Intervensi:
a)
Kaji respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap penyakit dan penanganannya.
rumah.
Rasional : Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.
d)
Rasional : Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses adaptasi.
f.
3)
Rencana Keperawatan:
a)
penanganannya.
Rasional : Instruksi dasar untuk penyuluhan lebih lanjut.
b)
klien.
Rasional : Menambah pengetahuan pasien.
c)
penyakit.
Rasional : Pasien dapat melihat bahwa kehidupannya tidak harus berubah.
DAFTAR PUSTAKA
Ovedoff, David. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Binarupa Aksara. Jakarta.
The Oncology Group. 2003. Cancer Management : A Multidiciplinary Approach. Oncology.
News Interantional. New York.
Curr Top Med Chem. 2005. 5(12) : 1151-1170. Combining Cytotoxic and Immune-Mediated
Gene Therapy to Traet Brain Tumors.
Neuro-oncol. 2005. 10. 1215/S1152851704000584. Well-differentiated Neurocytoma : What
Is The Best Avialable Treatment?
Batticaca, Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan System
Persyarafan. Jakarta : Salemba Medika.
Febri. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan System Persyarafan. Jakarta :
Salemba Medika.
Judha, Mohamad. 2011. Sistem Persyarafan dalam Asuhan Keperawatan. Yogyakarta :
Gosyen Publising.
NCI. 2014. Childhood Brain Stem Glioma: National Cancer Institute's
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Sylvia A. Price.1995.Patofisiologi, konsep klinik proses- proses penyakit ed. 4. Jakarta :
EGC
Tarwoto, Watonah, dan Eros Siti Suryati. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: CV Sagung Seto
Tucker, Susan Marti dkk. 2007. Standart Keperawatan Pasien Perencanaan Kolaborasi &
Intervensi Keperawatan. Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis NANDA,
intervensi NIC, criteria hasil NOC. Jakarta : EGC.