Anda di halaman 1dari 11

1

TUGAS FITOKIMIA
ISOLASI DAN KARAKTERISASI TRITERPENOID DARI FRAKSI NHEKSAN PADA KULIT BATANG SRIKAYA (ANNONA SQUAMOSA L)
KELAS: P2K (M)
DOSEN: Dr.TIAH RACHMATIAH, M.Si.,Apt

DISUSUN OLEH:
Hana Pramidita D

12334752

Dayat Nurhidayat

12334754

Ulfah Prastiyani

13334501

Resty Bella Oktavia

13334503

Irma Abriantika N.

13334602

Gilas

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2015

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .........................................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................................

ii

BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................
A.
B.

Latar Belakang ...


Tujuan.
...

1
2

BAB II
METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................
A.
B.

Bahan Kimia, Peralatan dan Instrumentasi......................................


Prosedur Penelitian..........................................................................
1. Ekstraksi
2. Isolasi senyawa metabolit sekunder dari fraksi n-Heksan........

3
3
3
3
4

BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN..............................................................................

A. Uji Titik Leleh dan Uji Triterpenoid

B. Spektroskopi UV Vis

C. FTIR..........

BAB IV
KESIMPULAN.........

DAFTAR PUSTAKA........

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan hutan tropis paling besar ketiga di dunia setelah
Brazil dan Zaire. Keanekaragaman hayati merupakan basis berbagai pengobatan dan
penemuan industri farmasi dimasa mendatang.
Keanekaragaman hayati adalah istilah untuk menerangkan keragaman ekosistem
dan berbagai bentuk serta variabelitas tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme.
Tumbuhan tersebut dapat menghasilkan senyawa metabolit primer dan sekunder.
Metabolit primer merupakan produk essensial yang terdapat pada semua makhluk hidup
yang digunakan untuk kelangsungan hidup dan berkembangbiak, misalnya karbohidrat,
protein, lemak, dan asamnukleat. Metabolit sekunder merupakan produk khas yang
ditemukan pada tumbuhan tertentusaja. Keberadaan senyawa metabolit sekunder oleh
beberapa ahli disebutkan sebagai pemikat (attractant), penolak (reppelant), dan
pelindung (protectant).
Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai bahan makanan dan obat tradisional
adalah Annona squamosa L atau lebih dikenal dengan nama srikaya. Bagian bagian
dari Annona squamosa L telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satunya
adalah kulit batang yang berguna untuk bioinsektisida dan sebagai penghambat
pertumbuhan sel kanker. Annona squamosa L adalah salah satu family Annonaceae,
berasa ldari Amerika tropis, yang sekarang banyak ditanam di Indonesia , tanaman
berupa pohon dengan tinggi lebih kurang 2 3 m. Akarnya mengandung racun, buahnya
manis dan enak dimakan, biji dan daunnya dihaluskan dapat di manfaatkan sebagai
pembasmi serangga.

Tanaman dikenal banyak mengandung senyawa-senyawa kimia khususnya


senyawa metabolit sekunder.Salah satu senyawa metabolit sekunder yang terkandung
didalam senyawa tanaman adalah senyawa triterpenoid. Senyawa tersebut dapat
dijumpai pada bagian akar, batang, daun, buaha maupun biji. 2 triterpenoid merupakan
suatu senyawa yang memiliki kerangka dasar yang terdiri dari enam unit satuan isoprene
dan dalam biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik yaitu skualen.
Triterpenoid merupakan golongan terbesar dari terpenoid dan tersebar luas dalam
tumbuhan dan hewan. Di alam triterpen terdapat dalam bentuk bebas, bentuk ester atau
bentuk glikosidanya.

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN
A. Bahan Kimia, Peralatan dan Instrumentasi
Peralatan yang digunakan untuk pegerjaan isolasi adalah seperangkat alat distilasi,
seperangkat alat rotary evaporator (Betracher Lamag), lemari pengering atau oven
(Fisher Scientific Isotemp oven, model 630 F), lampu UV( = 254 nm dan 356 nm),
spektrofotometer ultraviolet secoman S1000 PC, FTIR Perkin Elmer 1600 series, Fisher
melting point apparatus, kolom flash kromatografi, plat KLT, erlenmeyer berbagai
ukuran, gelas ukur berbagai ukuran, botol berbagai ukuran, chamber, vial, plat tetes,
corong berbagai ukuran, kapiler, pinset, alumunium foil, kertas saring, pipet tetes, spatel,
dan neraca. Bahan-bahan yang dipergunakan adalah kulit batang Srikaya (Annona
Squamosa L) yang telah dikering anginkan dan bahan kimia berupa pelarut organik
seperti metanol teknis yang didistilasi, etil asetat teknis yang didistilasi, n-heksana teknis
yang didistilasi, diklorometan p.a, anhidrida asetat, asam sulfat pekat, aquadest, bubuk
magnesium, silika gel, amoniak, HCl pekat, NaOH, FeCl, CHCl3 , Iodium.
B. Prosedur penelitian
1. Ekstraksi
Sebanyak 700 g sampel kulit batang srikaya yang telah halus diekstraksi dengan
menggunakan metoda maserasi. Pelarut pertama yang digunakan untuk maserasi adalah nheksan, pelarut dimasukkan kedalam botol hingga ketinggan permukaan pelarut 2 cm di
atas permukan serbuk , sekitar 500 mL.Penggantian pelarut dilakukan setiap 2 hari sekali.
Penggantian pelarut dilakukan sebanyak lima kali. Filtrat hasil maserasi dikumpulkan dan
kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator, sehingga didapatkan ekstrak pekat n-heksan.
Sedangkan ampasnya dilanjutkan untuk maserasi dengan etil asetat, dengan cara yang sama
seperti sebelumnya didapatkan ekstrak pekat etil asetat, dan kemudian dilanjutkan untuk
maserasi dengan metanol yang kemudian juga dihasilkan ekstrak pekat metanol. Dari ketiga
ekstrak pekat yang dihasilkan dilakukan uji Triterpenoid.

2. Isolasi senyawa metabolit sekunder dari fraksi n-Heksan


Pemisahan komponen-komponen yang terdapat di dalam fraksi yang akan dilanjutkan
terlebih dahulu dilakukan dengan KLT, dilakukan untuk menentukan pola noda yang
terbentuk dan perbandingan eluen yang cocok. Penampakan noda diamati dibawah lampu UV
dan uap Iodium. Selanjutnya dilakukan pemisahan dengan kromatografi kolom.

Kromatografi kolom dilakukan dengan membuat bubur silika gel dengan n-heksana,
kemudian bubur silika ini dimasukkan kedalam kolom kromatografi yang bagian
dasarnya telah dilapisi kapas.4 Kemudian n-heksan dibiarkan turun sambil dinding
kolom diketok-ketok untuk mencegah terbentuknya rongga udara sehingga silika
menjadi padat dan rata. Sampel yang akan diuji dipreadsorbsi terlebih dahulu dengan
mencampurkan sampel dengan silika gel dengan perbandingan 1 : 1.Setelah sampel
dan silika gel menyatu membentuk bubuk, kemudian dimasukan kedalam kolom yang
telah disiapkan. Selanjutnya dilakukan elusi dengan menggunakan sistem elusi
bergradien atau SGP ( Step Gradien Polarity) dimulai dari eluen N-heksan yang
bersifat non-polar, dilanjutkan dengan eluen yang lebih polar yaitu menambahkan etil
asetat. Fraksi-fraksi yang turun ditampung dengan vial. Noda diamati dibawah lampu
UV pada panjang gelombang 254 nm dan 365nm dan uap iodin. Vial dengan noda
yang memiliki Rf yang sama digabung, sehingga nantinya didapatkan beberapa
fraksi. Fraksi yang memberikan pola noda cukup baik (pola noda yang tunggal)
dimurnikan dengan cara rekristalisasi. Sehingga diperoleh kristal yang bebas dari
pengotor dan memberikan pola noda yang tunggal. Sehingga didapatkanlah senyawa
yang murni. Kristal yang didapatkan selanjutnya dilakukan karakterisasi.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Titik Leleh dan Uji Triterpenoid

Untuk menentukan apakah senyawa yang telah diisolasi telah murni atau belum ,maka
perlu dilakukan uji titik leleh terhadap senyawa tersebut. Dari hasil pengujian titik leleh
didapatkan titikleleh dari senyawa ini adalah 176,8oC 178,2oC. Rentang titik leleh
senyawa yang didapatkan yaitu 1,4oC, ini mengindikasikan bahwa senyawa yang
didapatkan telah murni karena senyawa dapat dikatakan murni apabila titik lelehnya
memiliki rentang 2oC. Setelah didapatkan senyawa murni ,dilakukan pengujian
Triterpenoid dengan PereaksiLiebermann Burchard , untuk mengetahui apakah
senyawa yang didapatkan tersebut termasuk golongan Triterpenoid. Dari hasil uji
triterpenoid dengan pereaksi Liebermann Burchard terdapat cairan bewarna merah
kecoklatan pada plat tetes.
B. Spektroskopi UV Vis
senyawa yang mempunyaitransisi * (tidakberkonjugasi) mengabsorpsi cahaya pada
panjang gelombang 190 nm. Karena adanya gugus yang tak jenuh di dalam senyawa pada
saat pengukuran ,maka mengakibatkan panjang gelombangnya bergeser ke arah yang
lebih besar. Spektrum UV senyawa hasil isolasi dalam pelarut methanol menunjukkan
serapan maksimum pada panjang gelombangmaks 206 nm dapat dilihat pada gambar 1.
Hal ini mengindikasikan adanya ikatan rangkap yang tidak berkonyugasi yang terdapat
pada senyawa hasil isolasi.

Gambar 1. Spektrum UV-Vis seyawa


hasil isolasi
C. FTIR
Spektrum inframerah senyawa hasil isolasi dapat dilihat pada gambar 2 yang
memberikan interpretasi data yaitu beberapa serapan penting pada daerah bilangan
gelombang 3440cm-1 yang menunjukkan adanya regangan OH. Regangan C-O
ditunjukkan pada daerah bilangan gelombang 1199 cm-1. Regangan C=O ditunjukkan
pada daerah bilangan gelombang 1686 cm-1.Adanya CH2 danCH3 ditunjukkan pada
daerah bilangan gelombang 2931 cm-1, yang dengan adanya tekukkan-CH pada bilangan
gelombang 1463 cm-1.5 adanya gugus geminal dimetil ditunjukan pada bilangan
gelombang 1372 cm-1,6 20 87 40 60 80 4000 400 1000 1500 2000 2500 3000 3500% T
Wavenumber [cm-1]

Gambar 2 . Spektrum Inframerah senyawa hasil isolasi IV.

10

BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwauji
triterpenoid menggunakan pereaksi Liebermann Burchard terhadap senyawa hasil isoalsi
memberikan warna merah, memiliki rentang titik leleh 176,8 178,2 oC. Sementara hasil
spektrum UV Vis memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 206 nm, hal ini
mengindikasikan bahwa adanya ikatan rangkap yang tidak berkonyugasi, dan data spektroskopi
IR menunjukkan adanya gugus fungsi OH, C=O, C-O, C-H alifatis dan adanya gugus geminal
dimetil.

11

DAFTAR PUSTAKA
1. Marliana, E., 2007, Analisis senyawa metabolit sekunder dari batang Spatholobous
ferrugineus ( zoll & moritzi) Bent yang berfungsi sebagai Antioksidan. Jurnal penelitian
MIPA .Vol I. No.1
2. Widiyati, E., 2005, Penentuan adanya senyawa triterpenoid dan uji aktivitas biologi pada
beberapa spesies tanaman obat tradisional masyarakat pedesaan Bengkulu,. Jurnal Gradien.
Vol 2. No.1,hal 116 - 122
3. Lenny, 2006, Senyawa Terpenoida dan Steroida, FMIPA USU, Medan.
4. Ibrahim, S., 1998, Teknik Laboratorium Kimia Organik, Universtas Andalas, Padang
5. Stuart,B., 2004, Infrared Spectroscopy : Fundamental and Application, John Willey & Sons,
Ltd.
6. Sastrohamidjojo, H., 1992, Spektroskopi Infra Merah, FMIPA, UGM., Edisi I. hal 56 -58

Anda mungkin juga menyukai