Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Fibroadenoma merupakan neoplasma atau tumor jinak yang terutama terdapat pada
wanita muda dengan puncak kejadian usia diantara 15-25 tahun. Etiologi penyakit ini
belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan berkaitan dengan aktivitas estrogen.
Maka setelah wanita mengalami menopause, tumor tersebut sudah tidak lagi ditemukan,
kecuali sedang menggunakan terapi hormon. Pertumbuhan tumor bisa cepat sekali pada
saat masa kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, pada saat tersebut akan
menimbulkan kadar estrogen yang meninggi.1
Fibroadenoma teraba sebagai benjolan bulat, dengan permukaan licin dan konsistensi
kenyal dan padat. Tumor ini tidak melekat pada jaringan sekitarnya sehingga amat mudah
untuk digerakkan. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri, tetapi ada beberapa kasus kadang
dirasakan nyeri bila di tekan.1 Fibroadenoma harus dipantau karena tumor jinak ini akan
terus berkembang menjadi besar dan membuat wanita merasa cemas dengan kondisi yang
dialami karena beranggapan benjolan tersebut merupakan suatu kanker payudara.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membantu mahasiswa kedokteran dalam
memahami berbagai penyakit dibidang onkologi salah satunya adalah fibroadenoma
mammae, baik anamnesa, pemeriksaan, diagnosa banding, etiologi, epidemiologi, gejala
klinis, patologi, penatalaksanaan, pencegahan, komplikasi, serta prognosisnya.
Skenario
Seorang wanita berusia 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan terdapat
benjolan pada payudara kirinya yang semakin membesar sejak 6 bulan yang lalu.
Pembahasan
Anatomi dan Fisiologi
A. Anatomi
Payudara terdiri dari jaringan kelenjar, fibrosa, dan lemak. Terdapat jaringan
ikat yang memisahkan payudara dari otot-otot dinding dada, m.pektoralis dan
m.seratus anterior. Setiap payudara terdiri dari 12-20 lobulus kelenjar yang masingmasing mempunyai saluran ke puting (papila mamaria), merupakan tonjolan yang
berpigmen dikelilingi oleh areola. Puting mempunyai perforasi pada ujungnya dengan
beberapa lubang kecil, yaitu duktus laktiferosa. Di antara lobulus tersebut ada jaringan
ikat yang disebut ligamen cooper yang memberi rangka untuk payudara.
Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior dari
a.mamaria interna, a.torakalis lateralis yang bercabang dari a.aksilaris dan beberapa
a.interkostalis. Persarafan kulit payudara diatur oleh cabang plexus servikalis dan
n.interkostalis.2
Anamnesis
Anamnesis yang baik dan benar sangat membantu dalam menegakkan diagnosis.
Pasien wanita muda datang dengan keluhan benjolan di payudaranya diduga mengalami
tumor maka anamnesis bisa ditanyakan kearah kelainan tumor.
Pertanyaan yang bisa ditanya adalah:3
Pemeriksaan
3
A. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik bagi tumor mammae cukup dengan inspeksi dan palpasi saja
tanpa melakukan perkusi dan auskultasi.
-
Inspeksi
Meminta kepada pasien untuk membuka baju serta BH dan pastikan di
ruangan dengan pencahayaan yang baik. Posisi pasien bisa duduk dengan bertolak
pingang ataupun kedua tangan dibiarkan tergantung ke bawah, namun alangkah
baiknya pasien diperiksa dengan posisi berbaring dengan meletakkan bantal
dibelakang pungung, karena pada saat berbaring seluruh kelenjar payudara terbentang
rata sehingga memudahkan untuk melakukan pemeriksaan. Berikut adalah hal yang
perlu diamati pada kedua payudara:3
Adakah puting susu tertarik kedalam atau tidak sama di kedua belah payudara
Palpasi
Karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormonal antara lain estrogen
semula mengikut arah bertentangan. Serta dilakukan perabaan bagian ketiak kanan
dan kiri. Pada bagian ketiak, rabalah ketiak kanan pasien menggunakan tangan kiri
kita dengan lengan bawah kanan pasien diletakkan diatas lengan bawah kanan
pemeriksa sambil tangan kanan pemeriksa memegang lengan atas kanan pasien.
Lakukan hal sebaliknya untuk ketiak kiri.3
Lokasi benjolan
Ukuran benjolan
Bentuk benjolan
terapi
hormonal
akan
meningkatkan
densitas
Xeromammografi
Pemakaian belakangan ini atas teknik mammografi konvensional dan
xeromammografi menunjukkan
modalitas
utama yang
digunakan untuk
Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini hanya dapat dibedakan lesi solid dan kistik. Kista
dibedakan dari lesi pada ultrasonografi, tapi metode ini tidak dapat mendeteksi
mikrokalsifikasi (keganasan). Akan tetapi pada pasien dengan usia dibawah 30
tahun dapat dilakukan pemeriksaan USG dibandingkan dengan pemeriksaan
mammografi. Ultrasonografi dapat melengkapi untuk mendiagnosis kanker
payudara.4
7
Gambar 7. Gambaran USG FAM, Tampak massa hipoechoic dengan batas tegas
-
MRI
MRI memiliki sifat akurat dan memiliki sensitivitas yang tinggi. MRI lebih
efektif daripada mammografi sebagai screening pada wanita <50 tahun yang
memiliki risiko tinggi terhadap kanker mammae yang terdapat riwayat keluarga.
Tapi pemeriksaan ini cukup mahal, sulit digunakan meluas, hanya menjadi suatu
pilihan dalam diagnosis banding terhadap mikrotumor.
Pemeriksaan Histopatologi
Bahan pemeriksaan diambil secara :
-
Core Biopsi
Dengan jarum yang lebih besar, ukuran 14, beberapa inti diambil dari massa
atau area mikrokalsifikasi.
Open Biopsi
8
Open biopsi hanya dapat dilakukan pada pasien yang telah diperiksa dengan
imaging, FNAC, dan core biopsy. Biopsi dapat dilakukan dengan lokal/general
anestesi. Biopsi bedah terbuka berarti massa yang besar atau benjolan akan
dikeluarkan selama prosedur operasi. Bedah biopsi memerlukan sayatan sekitar 3
sampai 5 cm dan biasanya dilakukan di ruang operasi dalam kondisi steril.4
Differential Diagnosis
Cystosarcoma Phyllodes
Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan dan diperkirakan berasal dari stroma
intralobulus. Tumor ini berdiameter kecil, sekitar 3 4 cm, tetapi sebagian tumbuh
dan membesar sehingga menyebabkan payudara membesar dan berkembang dengan
cepat. Tumor ini terdapat pada semua usia, namun kebanyakan ditemukan pada usia
45 tahun. Gambaran radiologis (mammografi) dari tumor ini berupa massa berbentuk
bulat dan berbatas tegas. Hampir mirip dengan fibroadenoma mammae, akan tetapi
yang membedakan pada saat di biopsy akan memperlihatkan celah mirip daun,
sehingga tumor ini disebut tumor filoides.5
Kista Payudara
Kista payudara dapat berasal dari adenosis, ketika lamina duktus dan acini
mengalami dilatasi dan dibatasi oleh jaringan epitel. Kista payudara banyak
ditemukan pada wanita menjelang masa menopause, atau pada wanita pasca
menopause, terutama jika mereka menjalani terapi sulih hormon. Kista payudara
dapat menyebabkan nyeri pada payudara. Kista payudara biasanya teraba licin, dapat
digerakkan, dan berbatas tegas. Gambaran mamografinya berupa massa bulat atau
oval yang berbatas tegas.
Gambar 10. Gambaran mammografi kista payudara, dengan densitas lebih terang
disbanding dengan parenkim payudara
Gambaran USG pada kista adalah lesi dengan bentuk bulat atau oval,
mempunyai batas tegas dan teratur, an-echoic dan adanya penyangatan akustik
posterior.
Gambar 11. Gambaran USG kista payudara, tampak lesi an-echoic dengan batas
teratur.
Papiloma Intraduktal
10
Merupakan lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh di
bawah areola mamma. Papilloma memberikan gejala berupa sekresi cairan serous
atau berdarah. Biasanya, ukuran lesi papilloma sangat kecil dan benjolan kecil ini
biasanya ditemukan di belakang atau di pinggir puting susu (areola).5
Working Diagnosis
Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik,
dengan mammografi atau ultrasound, dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC).
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan benjolan yang ada dengan palpasi pada daerah
tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah benjolan tersebut dapat digerakkan atau
tidak, kenyal atau keras, ukurannya berapa cm, dan terdapat nyeri tekan atau tidak.
Mammografi digunakan untuk membantu diagnosis, mammografi sangat berguna untuk
mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70 tahun, sedangkan pada wanita usia
muda tidak digunakan mammografi, sebagai gantinya digunakan ultrasound, hal ini karena
fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan
mammografi.
Pada kasus diatas dari anamnesis serta pemeriksaan fisik wanita tersebut menderita
fibroadenoma mammae sinistra. Penilaian klinis terhadap benjolan payudara ini harus
mempertimbangkan umur, karena biasanya karsinoma umumnya menyerang pada usia
menjelang menopause sedangkan fibroadenoma umumnya menyerang wanita usia di bawah
30 tahun.6
11
Etiologi
Penyebab pasti fibroadenoma tidak diketahui. Namun, terdapat beberapa faktor yang
dikaitkan dengan penyakit ini, antara lain peningkatan mutlak aktivitas estrogen, yang
diperkirakan berperan dalam pembentukannya. Bisa juga karena faktor makan yang banyak
mengandung lemak terutama hewan dan zat kimia.6
Epidemiologi
Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia
sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute,
fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi
pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena
fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma
terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%)
wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya.
Patofisiologi
Fibroadenoma mamae bukan merupakan satu-satunya penyakit pada payudara, namun
insiden kasus tersebut tinggi, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, estrogen dan
usia permulaan. Tumor dapat terjadi karena mutasi dalam DNA sel. Penimbunan mutasi
merupakan pemicu munculnya tumor. Penimbunan mutasi di jaringan fibrosa dan jaringan
epitel dapat menyebabkan proliferasi sel dan hyperplasia yang abnormal sehingga akan
tampak tumor yang membentuk lobus - lobus hal ini dikarenakan terjadi gangguan pada
nukleus sel yang menyebabkan sel kehilangan fungsi deferensiasi yang disebut anaplasia.
Dengan rangsangan estrogen fibroadenoma mamae ukurannya akan lebih meningkat hal ini
terlihat saat menstruasi dan hamil. Nyeri pada payudara disebabkan karena ukuran dan
tempat pertumbuhan fibroadenoma mamae.7
12
Faktor Resiko
1. Peningkatan aktivitas Estrogen yang absolut atau relatif.
2. Genetik : payudara
3. Faktor-faktor predisposisi :
a. Usia : < 30 tahun
b. Jenis kelamin
c. Geografi
d. Pekerjaan
e. Hereditas
f. Diet
g. Stress
h. Lesi prekanker
Penatalaksanaan
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan :
-
Ukuran Benjolan
Usia pasien
Medika Mentosa
Hanya diberikan jika pasien mengeluh gejala-gejala simptomatik, seperti :
o Demam : Antipiretik
o Nyeri : Analgesik
o Bila dipengaruhi oleh peningkatan kadar hormon estrogen, bisa diberikan :
Anti-Estrogen untuk menurunkan kadar estrogen yang berlebihan.
13
Pencegahan
Pencegahan tumor mammae secara umum dibagi menjadi :6
14
1. Pencegahan Primer
Komplikasi
FAM mempunyai risiko yang sangat rendah untuk menjadi tumor ganas. Komplikasi
yang mungkin terjadi adalah pembesaran pada tumor tersebut yang bisa menyebabkan
terjadinya deformitas bentuk payudara penderita, dan sangat jarang penderita FAM akan
berubah menjadi kanker.
Prognosis
Prognosis FAM adalah baik disebabkan risiko menjadi ganas yang sangat rendah,
namun diperlukan pemeriksaan yang rutin.
Penutup
Kesimpulan
Fibroadenoma merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada wanita muda.
Setelah menopouse, tumor tersebut tidak lagi ditemukan. Fibroadenma teraba sebagai
benjolan bulat atau berbenjol-benjol, dengan permukaan licin dan konsistensi kenyal padat.
Tumor ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan kesana-kemari.
Biasanya fibroadenoma tidak nyeri, tapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan. Pertumbuhan
bisa cepat sekali selam kehamilan dan laktasi atau menjelang menopouse, saat rangsangan
estrogen meninggi. Dalam kasus seorang wanita dengan keluhan benjolan di payudara kiri
lateral bawah sebesar 2 cm, kenyal, mudah digerakkan, tidak nyeri dan tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening di diagnose menderita Fibroadenoma Mammae dan hipotesis diterima.
Daftar Pustaka
1. Desen Wan. Buku ajar onkologi klinis. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
2008.Hal.366-9.
2. Crum Christoper P, Lester Susan C, Cotran Ramzi S. Sistem genitalia perempuan dan
payudara. Dalam: Buku ajar patologi. Volume 2. Edisi 7. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2007.Hal.793-4.
17
3. Sjamsuhidajat. Dalam: Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2005.Hal.388-93.
4. Ryan Stephanie, McNicholas Michelle, Eustace Stephen. In: Anatomy for diagnostic
imaging. Philadephia: Elsevier Health: 2004.Hal.308-10.
5. Eisenberg Ronald L. In: Clinical imaging an atlas of differential diagnosis. Fifth
Edition. Piladelphia: 2010.Hal.1392-5.
6. Armando E. Giuliano. Breast lange current medical diagnosis and treatment.
2005.Hal.679-703.
7. Sabiston DC. Buku Ajar Bedah. Payudara. Bagian 1. Jakarta EGC. 2005; 365-414.
8. Abdul muthalib. Prinsip dasar terapi sistemik pada kanker. Dalam: Buku ilmu
penyakit dalam. Jakarta: FKUI; 2007.Hal. 387-8.
18