Anda di halaman 1dari 18

Fibroadenoma Mammae Sinistra

Ajeng Aryuningtyas Dewanti


102012259 C5
e-mail: ajengaryuningtyas@ymail.com
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012
Jl. Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk-Jakarta Barat 11510
No. Telp (021) 5694-2061

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Fibroadenoma merupakan neoplasma atau tumor jinak yang terutama terdapat pada
wanita muda dengan puncak kejadian usia diantara 15-25 tahun. Etiologi penyakit ini
belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan berkaitan dengan aktivitas estrogen.
Maka setelah wanita mengalami menopause, tumor tersebut sudah tidak lagi ditemukan,
kecuali sedang menggunakan terapi hormon. Pertumbuhan tumor bisa cepat sekali pada
saat masa kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, pada saat tersebut akan
menimbulkan kadar estrogen yang meninggi.1
Fibroadenoma teraba sebagai benjolan bulat, dengan permukaan licin dan konsistensi
kenyal dan padat. Tumor ini tidak melekat pada jaringan sekitarnya sehingga amat mudah
untuk digerakkan. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri, tetapi ada beberapa kasus kadang
dirasakan nyeri bila di tekan.1 Fibroadenoma harus dipantau karena tumor jinak ini akan
terus berkembang menjadi besar dan membuat wanita merasa cemas dengan kondisi yang
dialami karena beranggapan benjolan tersebut merupakan suatu kanker payudara.

Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membantu mahasiswa kedokteran dalam
memahami berbagai penyakit dibidang onkologi salah satunya adalah fibroadenoma
mammae, baik anamnesa, pemeriksaan, diagnosa banding, etiologi, epidemiologi, gejala
klinis, patologi, penatalaksanaan, pencegahan, komplikasi, serta prognosisnya.

Skenario
Seorang wanita berusia 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan terdapat
benjolan pada payudara kirinya yang semakin membesar sejak 6 bulan yang lalu.

Pembahasan
Anatomi dan Fisiologi
A. Anatomi
Payudara terdiri dari jaringan kelenjar, fibrosa, dan lemak. Terdapat jaringan
ikat yang memisahkan payudara dari otot-otot dinding dada, m.pektoralis dan
m.seratus anterior. Setiap payudara terdiri dari 12-20 lobulus kelenjar yang masingmasing mempunyai saluran ke puting (papila mamaria), merupakan tonjolan yang
berpigmen dikelilingi oleh areola. Puting mempunyai perforasi pada ujungnya dengan
beberapa lubang kecil, yaitu duktus laktiferosa. Di antara lobulus tersebut ada jaringan
ikat yang disebut ligamen cooper yang memberi rangka untuk payudara.
Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior dari
a.mamaria interna, a.torakalis lateralis yang bercabang dari a.aksilaris dan beberapa
a.interkostalis. Persarafan kulit payudara diatur oleh cabang plexus servikalis dan
n.interkostalis.2

Gambar 1. Anatomi payudara


B. Fisiologi
Payudara mengalami 3 macam perubahan yang dipengaruhi hormon.
Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa
fertilitas, dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesteron yang

diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah mengakibatkan duktus


berkembang dan timbul asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai daur haid. Sekitar hari ke 8 haid,
payudara menjadi lebih besar dan beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi
pembesaran maksimal. Kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama
beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga
pemeriksaan fisik, terutama palpasi tidak bisa dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan
foto mamografi tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar.
Perubahan ketiga terjadi pada hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobus dan duktus alveolus berproliferasi, dan
tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofise anterior memicu laktasi.
Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui
duktus ke puting susu.2

Anamnesis
Anamnesis yang baik dan benar sangat membantu dalam menegakkan diagnosis.
Pasien wanita muda datang dengan keluhan benjolan di payudaranya diduga mengalami
tumor maka anamnesis bisa ditanyakan kearah kelainan tumor.
Pertanyaan yang bisa ditanya adalah:3

Sudah berapa lama benjolan tersebut, dan letaknya dimana?

Apakah nyeri? Dapat digerakkan atau menempel dikulit?

Konsistensinya? Apakah keras atau lunak?

Ada cairan yang keluar dari puting susu?

Riwayat haid bagaimana, pertama kali haid? Terakhir haid?

Sudah berkeluarga? Anaknya berapa?

Kalau sudah, apakah sedang menyusui anaknya?

Makanan sehari hari yang dikonsumsi?

Adakah riwayat kelainan payudara dalam keluarga?

Pemeriksaan
3

A. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik bagi tumor mammae cukup dengan inspeksi dan palpasi saja
tanpa melakukan perkusi dan auskultasi.
-

Inspeksi
Meminta kepada pasien untuk membuka baju serta BH dan pastikan di

ruangan dengan pencahayaan yang baik. Posisi pasien bisa duduk dengan bertolak
pingang ataupun kedua tangan dibiarkan tergantung ke bawah, namun alangkah
baiknya pasien diperiksa dengan posisi berbaring dengan meletakkan bantal
dibelakang pungung, karena pada saat berbaring seluruh kelenjar payudara terbentang
rata sehingga memudahkan untuk melakukan pemeriksaan. Berikut adalah hal yang
perlu diamati pada kedua payudara:3

Bandingkan bentuk dan ukuran kedua belah payudara

Warna kulit, apakah ada peradangan

Ada pembengkakkan dan tonjolan

Pori-pori kulit membesar seperti kulit jeruk

Amati puting susu serta areola mammae

Adakah puting susu tertarik kedalam atau tidak sama di kedua belah payudara

Adakah pelebaran pembuluh darah

Adakah benjolan yang tampak

Adakah terdapat pembesaran kelenjar di bagian infra dan supraklavikular

Palpasi
Karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormonal antara lain estrogen

dan progesteron, maka sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan pada saat


pengaruh dari hormon-hormon ini seminimal mungkin, yaitu setelah menstruasi hari
ketujuh sampai hari kesepuluh dari hari pertama haid. Pada ketika palpasi, hendaklah
menggunakan bantalan jari untuk meraba. Gunakan jari 1 hingga 3 dan rabalah
bermula dengan tekanan ringan lalu makin kuat dan apabila perlu dengan sangat kuat.
Palpasi dilakukan dimulai dari puting berputar keluar makin lama makin besar
lingkaran meraba. Putaran dilakukan mengikut arah jam dan setelah selesai lakukan
4

semula mengikut arah bertentangan. Serta dilakukan perabaan bagian ketiak kanan
dan kiri. Pada bagian ketiak, rabalah ketiak kanan pasien menggunakan tangan kiri
kita dengan lengan bawah kanan pasien diletakkan diatas lengan bawah kanan
pemeriksa sambil tangan kanan pemeriksa memegang lengan atas kanan pasien.
Lakukan hal sebaliknya untuk ketiak kiri.3

Gambar 2. Pemeriksaan Fisik Payudara


Berikut laporan yang perlu dicatatkan;

Lokasi benjolan

Ukuran benjolan

Bentuk benjolan

Konsistensi benjolan, lunak atau keras

Dapat digerakkan atau melekat pada dasar

Adakah nyeri tekan

Gambar 3. Kuadran Payudara


Dengan hasil pemeriksaan fisik, didapatkan mammae sinistra terdapat
benjolan 2x2 cm dan terletak di kuadran lateral bawah, dengan konsistensi kenyal dan
batas tegas. Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak melekat pada kulit
B. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi
- Mammografi

Pemeriksaan mammografi adalah pemeriksaan yang sensitif untuk mendeteksi


lesi yang tidak teraba, sehingga baik untuk diagnosis dini dan screening.
Mamografi dilakukan pada wanita dengan gejala kanker payudara. Namun
pemeriksaan ini tidak dianjurkan pada wanita dengan usia dibawah 30 tahun. Lesi
ganas memperlihatkan gambaran stelata dan batas irreguler. Lesi jinak mempunyai
batas tegas dan bulat, bila ada kalsifikasi berbentuk bulat dan jarang
berkelompok.4 Beberapa faktor yang mempengaruhi gambaran mammografi :
a. Usia
Bila usia di bawah 30 tahun, struktur fibroglandular yang padat akan
memberikan gambaran densitas yang tinggi sehingga sulit mendeteksi
mikrokalsifikasi atau distorsi parenkim. Dengan meningkatnya usia,
struktur fibroglandular akan berkurang kepadatannya sehingga gambaran
mammografi lebih lusen dan memudahkan untuk mendeteksi kelainan
pada payudara.
b. Siklus haid/laktasi
Kompresi pada payudara akan memberikan rasa tidak nyaman bahkan
nyeri pada payudara. Oleh karena itu pemeriksaan mammografi dianjurkan
dilakukan setelah haid dan sekaligus memastikan tidak ada kehamilan.
c. Terapi hormonal
Penggunaan

terapi

hormonal

akan

meningkatkan

densitas

fibroglandular pada mammografi, sehingga informasi penggunaan terapi


hormonal dan lamanya penggunaan penting diketahui agar interpretasi
gambaran mammografi menjadi lebih akurat.

Gambar 4. Pemeriksaan Mammografi

Gambar 5. Hasil pemeriksaan Mammografi

Gambar 6. Benjolan yang tidak teraba saat palpasi

Xeromammografi
Pemakaian belakangan ini atas teknik mammografi konvensional dan
xeromammografi menunjukkan

modalitas

utama yang

digunakan untuk

mendeteksi lesi samar yang tidak dapat dipalpasi


-

Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini hanya dapat dibedakan lesi solid dan kistik. Kista
dibedakan dari lesi pada ultrasonografi, tapi metode ini tidak dapat mendeteksi
mikrokalsifikasi (keganasan). Akan tetapi pada pasien dengan usia dibawah 30
tahun dapat dilakukan pemeriksaan USG dibandingkan dengan pemeriksaan
mammografi. Ultrasonografi dapat melengkapi untuk mendiagnosis kanker
payudara.4
7

Gambar 7. Gambaran USG FAM, Tampak massa hipoechoic dengan batas tegas
-

MRI
MRI memiliki sifat akurat dan memiliki sensitivitas yang tinggi. MRI lebih
efektif daripada mammografi sebagai screening pada wanita <50 tahun yang
memiliki risiko tinggi terhadap kanker mammae yang terdapat riwayat keluarga.
Tapi pemeriksaan ini cukup mahal, sulit digunakan meluas, hanya menjadi suatu
pilihan dalam diagnosis banding terhadap mikrotumor.

Pemeriksaan Histopatologi
Bahan pemeriksaan diambil secara :
-

Fine Needle Aspiration Cytologi / FNAC


Dengan jarum yang kecil ukuran 21-23. Dapat membedakan antara bentuk
solid dan kistik. Hasil dapat dibaca dalam 30 menit. Pada FNAC akan diambil sel
dari fibroadenoma mammae dengan menggunakan penghisap berupa sebuah
jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut akan diperoleh sel yang
terdapat pada fibroadenoma dan hasil pengambilan akan di kirim ke laboratorium
patologi untuk diperiksa dibawah mikroskop.

Core Biopsi
Dengan jarum yang lebih besar, ukuran 14, beberapa inti diambil dari massa
atau area mikrokalsifikasi.

Open Biopsi
8

Open biopsi hanya dapat dilakukan pada pasien yang telah diperiksa dengan
imaging, FNAC, dan core biopsy. Biopsi dapat dilakukan dengan lokal/general
anestesi. Biopsi bedah terbuka berarti massa yang besar atau benjolan akan
dikeluarkan selama prosedur operasi. Bedah biopsi memerlukan sayatan sekitar 3
sampai 5 cm dan biasanya dilakukan di ruang operasi dalam kondisi steril.4

Differential Diagnosis

Cystosarcoma Phyllodes
Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan dan diperkirakan berasal dari stroma
intralobulus. Tumor ini berdiameter kecil, sekitar 3 4 cm, tetapi sebagian tumbuh
dan membesar sehingga menyebabkan payudara membesar dan berkembang dengan
cepat. Tumor ini terdapat pada semua usia, namun kebanyakan ditemukan pada usia
45 tahun. Gambaran radiologis (mammografi) dari tumor ini berupa massa berbentuk
bulat dan berbatas tegas. Hampir mirip dengan fibroadenoma mammae, akan tetapi
yang membedakan pada saat di biopsy akan memperlihatkan celah mirip daun,
sehingga tumor ini disebut tumor filoides.5

Gambar 8. Pemeriksaan Histipatologi Tumor Filoides

Gambar 9. Mammografi Tumor Filoides, tampak massa batas tegas

Kista Payudara
Kista payudara dapat berasal dari adenosis, ketika lamina duktus dan acini
mengalami dilatasi dan dibatasi oleh jaringan epitel. Kista payudara banyak
ditemukan pada wanita menjelang masa menopause, atau pada wanita pasca
menopause, terutama jika mereka menjalani terapi sulih hormon. Kista payudara
dapat menyebabkan nyeri pada payudara. Kista payudara biasanya teraba licin, dapat
digerakkan, dan berbatas tegas. Gambaran mamografinya berupa massa bulat atau
oval yang berbatas tegas.

Gambar 10. Gambaran mammografi kista payudara, dengan densitas lebih terang
disbanding dengan parenkim payudara
Gambaran USG pada kista adalah lesi dengan bentuk bulat atau oval,
mempunyai batas tegas dan teratur, an-echoic dan adanya penyangatan akustik
posterior.

Gambar 11. Gambaran USG kista payudara, tampak lesi an-echoic dengan batas
teratur.

Papiloma Intraduktal

10

Merupakan lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh di
bawah areola mamma. Papilloma memberikan gejala berupa sekresi cairan serous
atau berdarah. Biasanya, ukuran lesi papilloma sangat kecil dan benjolan kecil ini
biasanya ditemukan di belakang atau di pinggir puting susu (areola).5

Gambar 12. Mammografi papilloma, tampak gambaran heterogen dengan


kalsifikasi yang menyebar tanpa gambaran massa

Working Diagnosis
Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik,
dengan mammografi atau ultrasound, dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC).
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan benjolan yang ada dengan palpasi pada daerah
tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah benjolan tersebut dapat digerakkan atau
tidak, kenyal atau keras, ukurannya berapa cm, dan terdapat nyeri tekan atau tidak.
Mammografi digunakan untuk membantu diagnosis, mammografi sangat berguna untuk
mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70 tahun, sedangkan pada wanita usia
muda tidak digunakan mammografi, sebagai gantinya digunakan ultrasound, hal ini karena
fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan
mammografi.
Pada kasus diatas dari anamnesis serta pemeriksaan fisik wanita tersebut menderita
fibroadenoma mammae sinistra. Penilaian klinis terhadap benjolan payudara ini harus
mempertimbangkan umur, karena biasanya karsinoma umumnya menyerang pada usia
menjelang menopause sedangkan fibroadenoma umumnya menyerang wanita usia di bawah
30 tahun.6

11

Gambar 13. Fibroadenoma Mammae

Etiologi
Penyebab pasti fibroadenoma tidak diketahui. Namun, terdapat beberapa faktor yang
dikaitkan dengan penyakit ini, antara lain peningkatan mutlak aktivitas estrogen, yang
diperkirakan berperan dalam pembentukannya. Bisa juga karena faktor makan yang banyak
mengandung lemak terutama hewan dan zat kimia.6

Epidemiologi
Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia
sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute,
fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi
pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena
fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma
terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%)
wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya.

Patofisiologi
Fibroadenoma mamae bukan merupakan satu-satunya penyakit pada payudara, namun
insiden kasus tersebut tinggi, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, estrogen dan
usia permulaan. Tumor dapat terjadi karena mutasi dalam DNA sel. Penimbunan mutasi
merupakan pemicu munculnya tumor. Penimbunan mutasi di jaringan fibrosa dan jaringan
epitel dapat menyebabkan proliferasi sel dan hyperplasia yang abnormal sehingga akan
tampak tumor yang membentuk lobus - lobus hal ini dikarenakan terjadi gangguan pada
nukleus sel yang menyebabkan sel kehilangan fungsi deferensiasi yang disebut anaplasia.
Dengan rangsangan estrogen fibroadenoma mamae ukurannya akan lebih meningkat hal ini
terlihat saat menstruasi dan hamil. Nyeri pada payudara disebabkan karena ukuran dan
tempat pertumbuhan fibroadenoma mamae.7

12

Faktor Resiko
1. Peningkatan aktivitas Estrogen yang absolut atau relatif.
2. Genetik : payudara
3. Faktor-faktor predisposisi :
a. Usia : < 30 tahun
b. Jenis kelamin
c. Geografi
d. Pekerjaan
e. Hereditas
f. Diet
g. Stress
h. Lesi prekanker

Penatalaksanaan
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan :
-

Ukuran Benjolan

Ada/tidak nya rasa nyeri

Usia pasien

Hasil biopsi dan pemeriksaan Patologi Anatomi

Medika Mentosa
Hanya diberikan jika pasien mengeluh gejala-gejala simptomatik, seperti :
o Demam : Antipiretik
o Nyeri : Analgesik
o Bila dipengaruhi oleh peningkatan kadar hormon estrogen, bisa diberikan :
Anti-Estrogen untuk menurunkan kadar estrogen yang berlebihan.
13

Non Medika Mentosa


o Biopsi exisi/eksterpasi/lumpectomy
Suatu tindakan pembedahan dengan anestesi umum, yang bertujuan
untuk mengangkat seluruh jaringan tumor pada mammae beserta sedikit
jaringan sehat. Setelah dilakukan tindakan ini akan meninggalkan bekas
jaringan parut, namun lama-kelamanan akan menjadi jaringan normal kembali.
Tindakan ini bertujuan sebagai diagnostik dan terapi pada pasien
Fibroadenoma.
o Biopsi insisi
Suatu tindakan pembedahan yang dilakukan dengan cara pengangkatan
sebagian kecil jaringan tumor dan sedikit jaringan sehat. Tujuan dari tindakan
ini :

Untuk menegakan diagnosis pasien

Untuk memperkecil penyebaran tumor

Untuk mengetahui sifat tumor melalui pemeriksaan PA

o Ultrasound-Cryotherapy atau Cryoblation


Suatu tindakan terapi yang menggunakan metode pembekuan jaringan
tumor dengan mengaliri cairan super dingin seperti N2O dan gas Argon yang
bersuhu -40C kedalam organ target menggunakan alat seperti jarum suntikan,
sehingga menyebabkan kematian sel tumor. Tindakan ini meniggalkan bekas
luka yang cukup minimal.8
Tindakan mastectomy atau pengangkatan mammae tidak perlu dilakukan pada pasien
Fibroadenoma mammae karena merupakan tumor jinak. Tindakan mastectomy dilakukan
jika ukuran dan lokasi tumor menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien.

Pencegahan
Pencegahan tumor mammae secara umum dibagi menjadi :6
14

1. Pencegahan Primer

Promosi kesehatan untuk orang sehat untuk mewaspadai dan menghindari

berbagai faktor resiko.


Melaksanakan pola hidup sehat
Melakukan pemeriksaan SADARI ( Pemeriksaan Payudara Sendiri ), dengan
segera laporkan ke dokter atau tenaga medis lain kalau menemukan benjolan atau
tanda-tanda tumor. Langkah-langkah pemeriksaan SADARI:
1. Berdiri didepan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal,
ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan
perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada
putting susu, misalnya tertarik ke dalam atau keluar cairan dari putting
susu. Perhatikan apakah kulit putting susus berkerut.
2. Masih berdiri didepan cermin, kedua telapak tangan diletakkan dibelakang
kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini
akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker.
Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara.
3. Kedua tangan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin , tekan
bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur
payudara.
4. Angkat lengan kiri, dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan
telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar di
sekeliling payudara, mulai tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam
sampai puting susu. Tekan secara perlahan dan rasakan setiap benjolan
atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama pada payudara sebelah
kanan.
5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan
dari puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan
kanan
6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan
lengan kiri di tarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan mengguankan
jari-jari tangan kanan, dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar
15

dan memudahkan pemeriksaan.Lakukan hal yang sama terhadap payudara


kanan.
7. Pemeriksaan no.4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena
dalam keadaan basah tangan lebih mudah di gerakan dan kulit lebih licin.

Gambar 14. Gambaran visual pemeriksaan SADARI


2. Pencegahan Sekunder
Dilakukan untuk individu dengan resiko, dilakukan dengan :
o Deteksi dini skrinning dengan mamografi
16

o tanpa resiko : setiap 2 tahun lakukan pemeriksaan


o resiko : setiap tahun lakukan pemeriksaan
o Lakukan pemeriksaan SADARI

Komplikasi
FAM mempunyai risiko yang sangat rendah untuk menjadi tumor ganas. Komplikasi
yang mungkin terjadi adalah pembesaran pada tumor tersebut yang bisa menyebabkan
terjadinya deformitas bentuk payudara penderita, dan sangat jarang penderita FAM akan
berubah menjadi kanker.

Prognosis
Prognosis FAM adalah baik disebabkan risiko menjadi ganas yang sangat rendah,
namun diperlukan pemeriksaan yang rutin.

Penutup
Kesimpulan
Fibroadenoma merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada wanita muda.
Setelah menopouse, tumor tersebut tidak lagi ditemukan. Fibroadenma teraba sebagai
benjolan bulat atau berbenjol-benjol, dengan permukaan licin dan konsistensi kenyal padat.
Tumor ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan kesana-kemari.
Biasanya fibroadenoma tidak nyeri, tapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan. Pertumbuhan
bisa cepat sekali selam kehamilan dan laktasi atau menjelang menopouse, saat rangsangan
estrogen meninggi. Dalam kasus seorang wanita dengan keluhan benjolan di payudara kiri
lateral bawah sebesar 2 cm, kenyal, mudah digerakkan, tidak nyeri dan tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening di diagnose menderita Fibroadenoma Mammae dan hipotesis diterima.

Daftar Pustaka
1. Desen Wan. Buku ajar onkologi klinis. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
2008.Hal.366-9.
2. Crum Christoper P, Lester Susan C, Cotran Ramzi S. Sistem genitalia perempuan dan
payudara. Dalam: Buku ajar patologi. Volume 2. Edisi 7. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2007.Hal.793-4.
17

3. Sjamsuhidajat. Dalam: Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2005.Hal.388-93.
4. Ryan Stephanie, McNicholas Michelle, Eustace Stephen. In: Anatomy for diagnostic
imaging. Philadephia: Elsevier Health: 2004.Hal.308-10.
5. Eisenberg Ronald L. In: Clinical imaging an atlas of differential diagnosis. Fifth
Edition. Piladelphia: 2010.Hal.1392-5.
6. Armando E. Giuliano. Breast lange current medical diagnosis and treatment.
2005.Hal.679-703.
7. Sabiston DC. Buku Ajar Bedah. Payudara. Bagian 1. Jakarta EGC. 2005; 365-414.
8. Abdul muthalib. Prinsip dasar terapi sistemik pada kanker. Dalam: Buku ilmu
penyakit dalam. Jakarta: FKUI; 2007.Hal. 387-8.

18

Anda mungkin juga menyukai