Anda di halaman 1dari 26

Kistoma Ovarii

Ovarium mempunyai fungsi yang sangat krusial pada reproduksi dan menstruasi.
Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan
dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah kista ovarium,
sindrom ovarium polikistik, dan kanker ovarium.1,2
Kista ovarium biasanya berukuran kecil (<5 cm), berkapsul dengan isi cairan. Beberapa
kista ovarium ini tidak menimbulkan gejala, dan dapat mengalami resolusi spontan, tetapi
ada yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak menyenangkan. Ada beberapa yang
menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita yang
mulai menopause. 1,3,4
Keganasan ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab
kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi
keganasan ovarium, rerata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per
100.000 populasi).5 Di Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5
kasus

per

100.000

populasi

pada

tahun

1988

sampai

1991.6

Penanganan terhadap kista ovarium didasarkan pada jenis kista tersebut. Jadi tidak semua
kista ovarium dioperasi, apalagi ternyata kista tersebut dapat resolusi spontan. Tindakan
operatif selain sangat invasif, dapat berdampak terhadap fertilitas seseorang. Sehingga
untuk menentukan apakah kista tersebut harus diangkat atau tidak, diagnosisnya harus
benar-benar jelas. 1,2,7
Untuk menegakkan diagnosis kista terutama jenis kista, ada 2 cara yang selama ini sudah
dilaksanakan dan dikembangkan, yaitu dengan pungsi kista dengan panduan
ultrasonografi vaginal dilanjutkan pemeriksaan sitologi cairannya, cara ini invasif,
memakan waktu lama dan biaya yang mahal, sedangkan yang kedua, dengan
pemeriksaan ultrasonografi transvaginal, lebih murah , cepat, dan tidak invasif.1,7
Untuk mencapai prognosis yang baik bagi penderita, tindakan pembedahan pengangkatan
massa tumor yang adekuat sangatlah penting. Oleh karena itu diagnosis banding yang
akurat antara tumor ovarium yang jinak atau ganas sangat penting, dalam manajemen
intraoperasi maupun pasca operasi pada setiap kasus.8

A.Definisi
Definisi kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang
tumbuh abnormal dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau
bahan-bahan lain.9,10 Sedangkan Kista Ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan
atau

materi

semisolid

yang

tumbuh

pada

atau

sekitar

ovarium.11

B.Klasifikasi
Terdapat berbagai macam tumor yang dapat timbul pada ovarium. Ada yang neoplastik
dan nonneoplastik. Beberapa di antara tumor neoplastik bersifat jinak (noncancerous) dan
tidak pernah menyebar di luar ovarium. Tipe lainnya adalah maligna atau ganas
(cancerous) dan dapat menyebar ke bagian-bagian tubuh lainnya.12,13 Selanjutnya tumor
neoplastik yang bersifat jinak dapat dibagi menjadi tumor kistik dan tumor solid. Pada
umumnya, tumor ovarium dinamai sesuai dengan asal macam sel tumor dan berdasarkan
ganas tidaknya tumor. Terdapat tiga tipe utama dari tumor ovarium yaitu tumor sel epitel
permukaan ovarium (epithelial tumors), dimulai dari sel yang melindungi permukaan luar
ovarium; tumor sel benih (germ cell tumors), dimulai dari sel yang menghasilkan ova dan
tumor sel stroma (sex cord stromal tumors).
Tumor Nonneoplastik
kista Folikel
Kista Korpus Luteum
Kista Lutein
Kista Inklusi Germinal
Kista Endometrium
Kista Stein-Leventhal
Tumor Neoplastik Jinak
Kistik
Kistoma Ovarii Simpleks
Kistadenoma Ovarii Serosum
Kistadenoma Ovarii Musinosum
Kista Endometroid
Kista Dermoid

Solid
Fibroma, Leimioma, Fibroadenoma, Papiloma, Angioma, Limfangioma.
Tumor Brenner
Tumor sisa adrenal (maskulinovo-blastoma)
Ada beberapa macam jenis kista ovarium, yaitu kista fungsional, adalah kista ovarium
yang paling banyak dijumpai. Jenisnya kista folikel dan kista lutein, keduanya dapat
hilang dengan sendirinya. Kista dermoid, adalah jenis kista ovarium yang dapat berasal
dari jaringan ektoderm, mesoderm, bahkan endoderm, sehingga dapat berisi jaringan
lemak, rambut, gigi, tulang, dan kulit. Endometrioma disebut juga kista coklat, termasuk
endometriosis eksterna, yaitu adanya jaringan endometrium yang tumbuh pada ovarium.
Adanya kista ini sangat mempengaruhi fertilitas seseorang. Kista multipel, biasanya
terdapat pada wanita yang menstruasinya bersifat an-ovulasi, yang paling sering adalah
sindroma ovarium polikistik.1,3,4
C. Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel
de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm
akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang
pada saat matang memiliki struktur 1,5 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak
terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan
secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian

secara

gradual

akan

mengecil

selama

kehamilan.15

Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu
jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista thecalutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista
fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas
terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional
(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple
dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien
dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan

LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari,
terutama

bila

disertai

dengan

pemberian

HCG.15

Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam
ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari
semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari
epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak
yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari
ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel
granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal
dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal,
endodermal, dan mesodermal.15
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari
pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5
mm, seperti terlihat dalam sonogram. Kista-kista itu sendiri bukan menjadi problem
utama dan diskusi tentang penyakit tersebut diluar cakupan artikel ini.15
D. Gejala dan tandanya
Kebanyakan wanita dengan tumor ovarium tidak menimbulkan gejala dalam waktu yang
lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik. Sebagian gejala dan tanda
adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi tumor tersebut. Pada
stadium awal dapat berupa gangguan haid. Jika tumor sudah menekan rektum atau
kandung kemih mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih. Dapat juga terjadi
peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan atau nyeri
pada saat bersenggama. 16
Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites (penimbunan
cairan dalam rongga perut), penyebaran ke omentum (lemak perut), dan organ-organ di
dalam rongga perut lainnya seperti usus-usus dan hati. Perut membuncit, kembung, mual,
gangguan nafsu makan, gangguan buang air besar dan buang air kecil. Penumpukan
cairan bisa juga terjadi pada rongga dada akibat penyebaran penyakit ke rongga dada
yang

mengakibatkan

penderita

sangat

merasa

sesak

napas.

16

E. Diagnosa
Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan atau di
rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan,
konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah ditentukan jenis tumor
tersebut. Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari tumor.
Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan tumor
itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya adanya kehamilan atau kandung kemih
penuh, sehingga pada anamnesis perlulah lebih cermat dan disertai pemeriksaan
tambahan.
Di negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium bisa menjadi
besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-kadang sukar untuk
menentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau ascites, akan tetapi
dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya dapat diatasi.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka perlu
diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor nonneoplastik
akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah
peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat
digerakkan karena perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan
diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri. 16
F. Pemeriksaan Penunjang
Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh kepastian sebelum
dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari
gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan differensial diagnosis.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah
1.Laparaskopi
Pemeriksaan
sebuah

tumor

ini

sangat
berasal

berguna
dari

menentukan sifat-sifat tumor itu.

ovarium

untuk
atau

mengetahui
tidak,

serta

apakah
untuk

2.Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal
dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat
pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3.Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista
dermoid

kadang-kadang

dapat

dilihat

adanya

gigi

dalam

tumor.

4.Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa
tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista
tertusuk
G. Penanganan
Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor nonneoplastik
tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada
penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor
tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut
mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap
untuk menunggu selama 2-3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat peningkatan
dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk
pengobatan operatif.16
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan
tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan
tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium,
biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi). Jika terdapat
keganasan operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngoooforektomi
bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan
dengan tingkat keganasan tumor yang rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk
mengambil resiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.16

H. Komplikasi
Komplikasi

yang

dapat

terjadi

pada

kista

ovarium

diantaranya15

Torsi
Ruptur
Perdarahan
Menjadi Keganansan : Potensi kistadenoma ovarium jinak menjadi ganas sudah
dipostulasikan, kista dermoid dan endometriosis dapat berubah menjadi ganas, akan
tetapi dalam persentase yang relative sedikit

I. Prognosis:
William Helm, C. 2005. Dkk mengatakan :Prognisis dari kista jinak sangat baik. Kista
jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral.
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat
terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam
stadium akhir.
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9% untuk
stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV.
Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan karsinoma sel
skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.
Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal memiliki
prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan dengan
prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor nondisgerminoma.
Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan yang rendah mempunyai sifat
yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka kematian yang tinggi. Secara
keseluruhan angka bertahan hidup selama 5 tahun adalah 86.2%

KISTOMA OVARI
A. PENGERTIAN
Kistoma ovari merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau
padat, jinak atau ganas (Winkjosastro. et.all. 1999).
Dalam kehamilan tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering adalah kista
dermonal, kista coklat atau kista lutein, tumor ovarium yang cukup besar dapat
disebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya
kepala kedalam panggul.
B. ETIOLOGI
Menurut etiologi, kista ovarium dibagi menjadi 2, yaitu : (Ignativicus, bayne, 1991)
1. Kista non neoplasma
Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan progresterone diantaranya
adalah :
a. Kista non fungsional
Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam korteks
b. Kista fungsional
- Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang
tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus menstruasi. Banyak terjadi
pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.
- Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone setelah ovulasi.
- Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola
hidatidosa.

- Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan


hiperstimuli ovarium.
2. Kista neoplasma (Winjosastro. et.all 1999)
a. Kistoma ovarii simpleks
Adalah suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya karena
tekanan cairan dalam kista
b. Kistodenoma ovarii musinoum
Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma yang pertumbuhanya I
elemen mengalahkan elemen yang lain
c. Kistodenoma ovarii serosum
Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium)
d. Kista Endrometreid
Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan endometroid
e. Kista dermoid
Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis.
f. Kista endrometroid
Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan endometroid
g. Kista dermoid
Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis

C. PATHOFISIOLOGI
1. Kista non neoplasma (Ignativicius bayne, 1991)
a. Kista non fungsional
Kista inkulasi dalam konteks yang dalam timbul ivaginasi dan permukaan epitelium yang
berkurang. Biasanya tunggal atau multiple, berbentuk variabel dan terbatas pada cuboidal
yang tipis, endometri atau epitelium tuba berkurang 1 cm sampai beberapa cm.
b. Kista fungsional
i. Kista folikel, kista di bentuk ketika folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel
yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus menstruasi. Bila ruptur
menyebabkan nyeri akut pada pelvis, evaluasi lebih lanjut dengan USG atau laparaskopi.
Operasi dilakukan pada wanita sebelum pubertas, setelah menopause atau kista lebih dari
8 cm.
ii. Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progresterone setelah
ovulasi. Ditandai dengan keterlambatan menstruasi atau menstruasi yang panjang, nyeri
abdomen bawah pelvis. Jika ruptur perdarahan intraperitorial, terapinya adalah operasi
ooverektomi.
iii. Kista tuba lutein, ditemui pada kehamilan mola, terjadi pada 50 % dari semua
kehamilan dibentuk sebagai hasil lamanya stimulasi ovarium, berlebihnya HCG.
Tindakanya adalah mengangkat mola.
iv. Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan
hiperstimuli ovarium dengan produk kista yang banyak. Hiperplasi endometrim atau
kariokarsinoma dapat terjadi pengobatan dengan kontrasepsi oral untuk menekan
produksi 1.11dan oovorektomi.
2. Kista Neoplasma Jinak (Winkjosastro.et.all. 1999).

a. Kistoma ovarii simpleks. Kista ini bertangkai dan dapat menyebabkan torsi (putaran
tingkai). Diduga kista ini adalah jenis kista denoma serosum yang kehilangan kelenjarnya
karena tekanan cairan dalam kista. Tindakannya adalah pengangkatan kista dengan
reseksi ovarium.
b. Kistoderoma ovarii musinosum. Asal kista ini belum pasti, namun diduga berasal dari
suatu teratoma yang pertumbuhanya 1 elemen mengalahkan elemen yang lain atau
berasal dari epitel germinativum.
c. Kristoderoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal
ovarium). Bila kista terdapat implantasi pada peritoneum disertai asites maka harus
dianggap sebagai neoplasma yang ganas dan 30 % sampai 50 % akan mengalami
keganasan.
d. Kista endrometroid. Kista biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding
dalam terdapat satu lapisan sel-sel yang menyerupai lapisan epitel endometrium,
e. Kista dermoid. Pada suatu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur
ektoderma dengan deferensiasi sempurna seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk
glandula sebastea putih menyerupai lemak nampak lebih menonjol dari pada elemenelemen aktoderm. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis.
D. GAMBARAN KLINIS
Mayoritas penderita tumor ovarium tidak menunjukan adanya gejala sampai periode
wamtu tertentu. Hal ini disebabkan perjalanan penyakit ini berlangsung secara
tersembunyi sehingga diagnosa sering ditemukan pada saat pasien dalam keadaan
stadium lanjut sampai pada waktu klien mengeluh adanya ketidakteraturan menstruasi,
nyeri pada perut bawah, rasa sebah pada perut dan timbul benjol pada perut.
Pada umumnya kista denoma ovarii serosim tak mempunyai ukuran yang amat besar
dibandingkan dengan kista denoma musinosu,. Permukaan tumor biasanya licin, akan
tetapi dapat pula berbagala karena ovarium pun dapat berbentuk multivokuler. Meskipun

lazimnya berongga satu, warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini adalah potensi
pertumbuhan papiler kedalam rongga kista sebesar 0 % dan keluar pada permukaan kista
sebesar 5 % isi kista cair kuning dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak
jarang kistanya sendiripun kecil tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler
(solid papiloma).
E. PROSES PENYEMBUHAN LUKA
Tanpa memandang bentuk, proses penyembuhan luka adalah sama dengan yang lainnya.
Perbedaan terjadi menurut waktu pada tiap-tiap fase penyembuhan dan waktu granulasi
jaringan (long. 1996).
Fase-fase penyembuhan luka antara lain :
1. Fase I
Pada fase ini Leukosit mencerna bakteri dan jaringan rusak terbentuk fibrin yang
menumpuk mengisi luka dari benang fibrin. Lapisan dari sel epitel bermigrasi lewat luka
dan membantu menutupi luka, kekuatan luka rendah tapi luka dijahit akan menahan
jahitan dengan baik.
2. Fase II
Berlangsung 3 sampai 14 hari setelah bedah, leukosit mulai menghilang dan ceruk mulai
kolagen serabut protein putih semua lapisan sel epitel bergenerasi dalam satu minggu,
jaringan ikat kemerahan karena banyak pembuluh darah. Tumpukan kolagen akan
menunjang luka dengan baik dalam 6-7 hari, jadi jahitan diangkat pada fase ini,
tergantung pada tempat dan liasanya bedah.
3. Fase III
Kolagen terus bertumpuk, hal ini menekan pembuluh darah baru dan arus darah menurun.
Luka sekarang terlihat seperti berwarna merah jambu yang luas, terjadi pada minggu ke

dua hingga enam post operasi, pasien harus menjaga agar tak menggunakan otot yang
terkena.
4. Fase IV
Berlangsung beberapa bulan setelah pembedahan, pasien akan mengeluh, gatal disekitar
luka, walau kolagen terus menimbun, pada waktu ini menciut dan menjadi tegang. Bila
luka dekat persendian akan terjadi kontraktur karena penciutan luka dan akan terjadi
ceruk yang berlapis putih.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal dari
uterus, ovarium, atau kadang kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapatkah
dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
Pola aktifitas klien di rumah setelah pemulangan (long, 1996) :
- Berkendaraan mobil dianjurkan setelah satu minggu dirumah, tetapi tidak boleh
mengendarai / menyetir untuk 3-4 minggu.
- Hindarkan mengangkat benda-benda yang berat karena aktifitas ini dapat menyebabkan
kongesti darah di daerah pelvis.
- Aktifitas seksual sebaiknya dalam 4-6 minggu setelah operasi.(Long, 1996)

Kista Ovarium
Pendahuluan
Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita. Berlokasi di
pelvis, di samping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk seperti buah peer pada
bayi yang sedang tumbuh. Masing-masing ovarium ukuran dan bentuknya seperti buah
kenari. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon wanita. Hormon merupakan bahan
kimia

yang

mengontrol

jalannya

fungsi

dari

sel

dan

organ

tertentu.

Setiap bulan, selama siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari satu
ovarium dalam proses yang disebut ovulasi. Perjalanan sel telur dari ovarium melalui
tuba falopii menuju ke uterus. Ovarium juga merupakan sumber utama dari hormon
wanita

yaitu

estrogen

dan

progesteron.

Hormon-hormon

ini

mempengaruhi

perkembangan dari payudara wanita, bentuk tubuh, dan rambut tubuh. Hormon-hormon
ini juga mengatur siklus menstruasi dan kehamilan.
Definisi
Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian mana
saja dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe kista
ovarium yang paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya terbentuk selama
siklus menstruasi normal. Setiap bulan, ovarium seorang wanita tumbuh kista kecil yang
menahan sel telur. Ketika sebuah sel telur matur, kantung membuka untuk mengeluarkan
sel telur, sehingga dapat berjalan melewati tuba falopii untuk melakukan fertilisasi.
Kemudian kantung pecah. Salah satu tipe dari kista fungsional, ada yang dinamakan kista
folikular, kantung ini tidak terbuka untuk mengeluarkan sel telur tapi terus tumbuh. Kista
tipe ini biasanya akan menghilang setelah satu sampai tiga bulan. Kista korpus luteum,
bentuk lain dari kista fungsional, terbentuk apabila kantung kista ini tidak menghilang.
Malahan

kantung

kista

menutup

lagi

setelah

sel

telur

dikeluarkan.

Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium
merupakan pembunuh yang diam-diam (silent killer). Karena, memang seringkali
penderita tidak ada perasaan apa-apa. Kalaupun terjadi keluhan biasanya sudah lanjut
misalnya: sering kembung, teraba massa atau ada benjolan di perut bagian bawah,

gangguan

pencernaan,

dan

lain-lain.

Sampai sekarang belum ada cara deteksi dini yang sederhana untuk memeriksa
adanya keganasan ovarium itu. Sekarang ini yang bisa dipakai masih menggunakan USG,
tetapi itu agak sulit kalau diterapkan secara massal karena biayanya cukup mahal.
Berbeda halnya dengan kanker serviks yang bisa dideteksi dini dengan papsmear.
Orang yang menggunakan pil KB risiko terjadinya kanker ovarium bisa lebih
kecil. Karena kanker ovarium itu terjadi kalau ovariumnya aktif, mengalami pertumbuhan
folikel. Tapi dengan menggunakan kontrasepsi hormonal terutama pil KB, proses itu pada
ovarium ditekan, sehingga risikonya terjadi keganasan pada ovarium menurun.
Kista ovarium ini bisa juga terjadi pada anak-anak, bahkan ketika masih bayi,
pada remaja sampai orang tua. Tetapi kebanyakan dialami wanita berusia di atas 40
tahun. Bahkan, pada bayi dalam kandungan bisa ditemukan kista ovarium. Pada ibu
hamil yang ada kista neoplasti, bila menutupi jalan lahir kistanya bisa dioperasi saat
hamil. Tetapi jika kistanya tidak menutupi jalan lahir, kistanya bisa dioperasi setelah
melahirkan.
Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8
cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum,
yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila
tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan
secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian

secara

gradual

akan

mengecil

selama

kehamilan.

Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan
selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista
theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas
terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional
(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple
dengan diabetes, HCG menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien

dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan
LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari,
terutama bila disertai dengan pemberian HCG. Kista neoplasia dapat tumbuh dari
proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas
atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium.
Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan
sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini
adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari
area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel
tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen
dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.15
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari
pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5
mm, seperti terlihat dalam sonogram.
Diagnosa
Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan
atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi,
permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah ditentukan jenis
tumor tersebut. Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari
tumor. Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan
tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya adanya kehamilan atau kandung
kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlulah lebih cermat dan disertai pemeriksaan
tambahan.
Di negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium bisa
menjadi besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-kadang
sukar untuk menentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau ascites,
akan tetapi dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya
dapat

diatasi.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium,

maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor

nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala


ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak
dapat digerakkan karena perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi
besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh kepastian sebelum
dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari
gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan differensial diagnosis.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah :
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari
ovarium

atau

tidak,

serta

untuk

menentukan

sifat-sifat

tumor

itu.

2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal
dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat
pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista
dermoid

kadang-kadang

dapat

dilihat

adanya

gigi

dalam

tumor.

4. Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa
tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista
tertusuk
Penanganan
Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor
nonneoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan
gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya,
kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak
jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga

perlu diambil sikap untuk menunggu selama 2-3 bulan, jika selama waktu observasi
dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk
pengobatan operatif.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan
tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan
tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium,
biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi). Jika terdapat
keganasan operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngoooforektomi
bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan
dengan tingkat keganasan tumor yang rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk
mengambil resiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.
Tipe

kista

yang

lain:

1. Endometrioma. Kista ini tumbuh pada wanita yang memiliki endometriosis, yaitu
jaringan dari uterus tumbuh di luar uterus. Jaringan ini bisa menempel di ovarium, dan
tumbuh. Kista ini dapat menyebabkan rasa nyeri selama hubungan seksual dan
menstruasi.
2. Cystadenoma. Kista ini tumbuh dari sel pada permukaan luar ovarium. Kista ini
biasanya berisi cairan seperti air atau kental, seperti gel yang lengket. Kista ini dapat
membesar

dan

menyebabkan

nyeri.

3. Kista dermoid. Sel-sel di ovarium dapat membentuk rambut, gigi, atau pertumbuhan
jaringan lain yang dapat menjadi bagian dari pembentukan kista ovarium. Kista ini juga
dapat

membesar

dan

menyebabkan

nyeri.

4. Polikistik ovarium. Sel telur matur di dalam folikel atau kantung, tapi kantung ini tidak
membuka untuk mengeluarkan sel telur. Siklus terulang, folikel terus tumbuh di dalam
ovarium dan membentuk kista.
Klasifikasi

kista

ovarium

Klasifikasi tumor ovarii sampai sekarang belum ada yang benar-benar memuaskan, baik
pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis. Tumor kistik merupakan

jenis yang paling sering terjadi terutama yang bersifat non-neoplastik, seperti kista retensi
yang berasal dari corpus luteum. Tetapi di samping itu ditemukan pula jenis yang betul
merupakan neoplasma. Oleh karena itu tumor kistik dari ovarium yang jinak dibagi
dalam golongan non-neoplastik (fungsionil) dan golongan neoplastik.
1. Kista ovarium non-neoplastik (fungsionil)
a. Kista Follikel
Kista ini berasal dari follikel yang menjadi besar semasa proses atresia folliculi. Setiap
bulan sejumlah besar follikel menjadi mati, disertai kematian ovum, disusul dengan
degenerasi dari epitel follikel. Pada masa ini tampaknya sebagai kista-kista kecil. Tidak
jarang ruangan follikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga terbentuklah kista yang
besar, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan klinis. Biasanya besarnya tidak melebihi
sebuah jeruk. Sering terjadi pada pubertas, climacterium, dan sesudah salpingektomi.
Gejala-gejala
Kista jenis ini tidak memberikan gejala yang karakteristik, bahkan kadangkadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun. Kurve suhu basal bersifat monofasis.
Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut dapat memberikan rasa penuh dan
tidak enak pada daerah yang dikenai. Seperti pada semua tumor ovarii dapat
menyebabkan torsi. Kadang-kadang walaupun jarang, dapat terjadi rupture spontan,
dengan disertai tanda-tanda perdarahan intra abdominal sehingga gambaran klinisnya
dapat menyerupai suatu kehamilan ektopik yang terganggu. Yang paling sering terjadi
ialah cairan kista tersebut mengalami resorpsi secara spontan setelah satu atau dua siklus.
Diagnosa
Diagnosa hanya dapat ditentukan dengan palpasi dari tumor tersebut. Tetapi kita
tidak akan dapat menentukan dengan sekali pemeriksaan, apakah kista ini neoplastik atau
non

neoplastik,

kecuali

bila

ukurannya

sangat

besar.

Terapi
Biasanya tak memerlukan terapi karena mengalami resorpsi spontan. Bila harus
diadakan operasi oleh karena adanya salah satu gangguan klinis atau oleh karena indikasi
lain, sebaiknya tindakannya disesuaikan dengan keadaan. Bila kista kecil dapat dilakukan

punksi atau eksisi saja. Bila besar sebaiknya di enucleasi dengan meninggalkan jaringan
ovarium yang normal.
b. Kista Lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan. Kista lutein yang
sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum haematoma. Perdarahan ke dalam
ruang corpus selalu terjadi pada masa vaskularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak
jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma, yang berdinding tipis dan berwarna
kekuning-kuningan. Secara perlahan-lahan terjadi resorpsi dari unsur-unsur darah,
sehingga akhirnya tinggallah cairan yang jernih, atau sedikit bercampur darah. Pada saat
yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein sehingga
pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam jaringan-jaringan perut.
Gejala-gejala
Pada beberapa kasus sering mnyerupai kehamilan ektopik. Haid kadang-kadang
terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang terus menerus, disertai rasa sakit pada
bagian perut bawah. Pada pemeriksaan klinis ditemukan benjolan yang sakit. Ada yang
menganggap kista ini sebagai korpus luteum persistens, dimana oleh sesuatu sebab tidak
terjadi regresi. Suatu jenis yang jarang dari kista lutein ialah yang ditemukan pada mola
hydatidosa atau chorio epithelioma. Dalam beberapa kasus dari jenis ini, dindingnya
dibentuk oleh sel granulose yang mengalami luteinisasi, tetapi pada umumnya kista
dibntuk oleh sel theca lutein dan jaringan ikat.
c. Stein Levental ovary
Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polykistik, permukaan rata, berwarna
keabu-abuan dan berdinding tebal. Pada pemeriksaan mikroskopis akan tampak tunica
yang tebal dan fibrotik. Dibawahnya tampak follikel dalam bermacam-macam stadium,
tetapi tidak ditemukan corpus luteum. Secara klinis memberikan gejala yang disebut
Stein-Leventhal Syndrom, yaitu yang terdiri dari hirsutisme, sterilitas, obesitas dan
oligomenorrhoe. Kecenderungan virilisasi mungkin disebabkan hyperplasi dari tunica

interna yang menghasilkan zat androgenic. Kelainan ini merupakan penyakit herediter
yang autosomal dominant.
d. Germinal inclusion cyst
Terjadi oleh karena invaginasi dari epitel germinal dari ovarium. Biasanya terjadi pada
wanita tua. Tidak pernah memberi gejala-gejala yang berarti.
e. Kista endometrial

2. Kista ovarium yang neoplastik atau proliferatif


a. Kistoma ovarii simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral,
dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih, serus, dan
berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Berhubung dengan
adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak.
Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum yang kehilangan epitel
kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. Terapi terdiri atas
pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus
segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.
b. Kistadenoma Ovarii Musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia mungkin berasal dari
suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen
lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari lapisan germinativum,
sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama dengan tumor
Brenner.
Angka Kejadian
Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma ovarii
serosum. Kedua tumor merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang
kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma

ovarium.
Di Indonesia Hariadi (1970) menemukan frekuensi sebesar 27%; sedangkan
Gunawan (1977) menemukan angka 29,9%; Sapardan (1970) 37,2%; dan Djaswadi
15,1%. Tumor paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun, dan jarang
sekali pada masa prapubertas.
Gambaran Klinik
Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan berbagala
(lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar, lebih-lebih pada
penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar tidak lagi dapat ditemukan
jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga ditemui
yang bilateral.
Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat terjadi torsi yang
mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan dalam
kista dan perubahan degeneratif, yang memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan
omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang terakhir ini khususnya
bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada pembukaan
terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna kuning
sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.
Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi
dengan inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang membundar karena terisi
lendir (goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai potensi
untuk tumbuh seperti struktur kelenjar: kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang
menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka
sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan
sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma peritonei
ialah timbulnya penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkan
banyak perlekatan. Akhirnya, penderita meninggal karena ileus dan atau inanisi. Pada
kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan papiler. Tempattempat tersebut perlu diteliti dengan seksama oleh karena di situ dapat ditemukan tandatanda ganas. Keganasan ini terdapat dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum.

Penanganan
Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah
cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan
pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi). Pada waktu mengangkat
kista sedapat-dapatnya diusahakan mengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi
dahulu, untuk mencegah timbulnya pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi
kista. Jika berhubung dengan besarnya kista perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan
tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan tumor dari rongga
perut. Setelah kista diangkat, harus dilakukan pemeriksaan histologik di tempat-tempat
yang mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan. Waktu operasi, ovarium yang lain
perlu diperiksa pula.
c. Kistadenoma Ovarii Serosum
Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari epitel permukaan
ovarium (germinal epithelium).
Angka

Kejadian
Kista ini ditemukan dalam frekuensi yang hampir sama dengan kistadenoma

musinosum dan dijumpai pada goloongan umur yang sama. Agak lebih sering ditemukan
kista bilateral (10-20 %); Hariadi (1970) dalam hal ini menemukan frekuensi 19,7%,
Sapardan (1970) 15%, Djaswadi (1970) 10,9%; dan Gunawan (1977) 20,3%.
Selanjutnya, disurabaya hariadi dan Gunawan menemukan angka kejadian tumor ini
masing-masing 39,8% dan 28,5%; di Jakarta Sapardan mencatat angka 20,05 dan di
Yogyakarta Djaswadi mencatat angka 36,1%.
Gambaran Klinik
Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan dengan
kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi dapat pula
berrbagala karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya
berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini adalah potensi
pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50%, dan keluar pada permukaan
kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran
darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan

pertumbuhan

papiler

(solid

papilloma).

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan gambaran


makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari yang jinak, bahkan
pemeriksaan mikroskopik pun tidak selalu memberi kepastian. Pada pemeriksaan
mikroskopik terdapat dinding kista yang dilapisi oleh epitel kubik atau epitel torak yang
rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena
tumor ini barasal dari epitel permukaan ovarium (germinal ephithelium), maka bentuk
epitel pada papil dapat beraneka ragam tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel
bulu getar, seperti epitel tuba.
Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang
dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya menunjukkan bahwa kista adalah
kistadenoma ovarii serosum papilliferum, tetapi tidak bahwa tumor itu ganas.
Perubahan Ganas
Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta
anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik digolongkan
kedalam kelompok tumor ganas. Akan tetapi, garis pemisah antara kistadenoma ovarii
papiliferum yang jelas ganas kadang-kadang sukar ditentukan. Oleh karena itu, tidaklah
mengherankan bahwa potensi keganasan yang dilaporkan sangat berbeda-beda. Walaupun
demikian, dapat dikatakan bahwa 30% - 35% dari kistadenoma serosum mengalami
perubahan keganasan. Bila pada suatu kasus terdapat implantasi pada peritoneum disertai
dengan asites, maka prognosis penyakit itu kurang baik, meskipun diagnosis
histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak (histopatologically benign). Klinis kasus
tersebut menurut pengalaman harus dianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas
(clinically malignant).
Terapi
Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum. Hanya,
berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu dilakukan pemeriksaan
yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa
sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk menentukan tindakan
selanjutnya pada waktu operasi.

d. Kista Endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam terdapat satu
lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini, yang ditemukan
oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii.
e. Kista Dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur
ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk
glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol
daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid,
teori yang paling banyak dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses
partenogenesis.
Angka Kejadian
Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan paling sering
ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir 25% dari semua kista dermoid
bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun kista dermoid dapat
ditemukan pula pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat besar,
sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram
Frekuensi kista dermoid di beberapa rumah sakit di Indonesia ialah sebagai berikut :
Sapardan mencatat angka 16,9%; Djaswadi 15,1%; Hariadi dan Gunawan masing-masing
11,1% dan 13,5% di antara penderita dengan tumor ovarium. Sebelum perang dunia II,
Eerland dan Vos (1935) melaporkan frekuensi kista dermoid sebesar 3,8% dari 451 tumor
ovarium yang diperiksa di Nederlands-Indisch Kanker Instituut di Bandung, diantaranya
satu kasus pada anak umur 13 tahun.
Gambaran Klinik
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih, keabuabuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat.
Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya
nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumnya
terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat.
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan entodermal.

Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan,
serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinalis, epitel saluran
pernapasan, dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista
ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan
rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan
gelondongan seperti konde.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut
bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat
pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan agak jarang, kirakira dalam 1,5% dari semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause.
Yang tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu elemen
ektodermal. Ada kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan
menyebabkan terjadinya tumor yang khas.
Termasuk di sini:
1. Struma ovarium
Tumor ini terutama terdiri atas jaringan tiroid, dan kadang-kadang dapat
menyebabkan hipertiroidi. Antara 1960 dan 1964 di RS. Dr. Soetomo Surabaya
pernah ditemukan 5 kasus struma ovarium, semuanay tak berfungsi dan tidak ganas.
Hariadi selam 5 tahun (1963-1968) menemukan 3 kasus struma ovarium (= 0,5%),
Djaswadi selam 10 tahun (1965-1974) hanya mencatat satu kasus (= 0,5%);
sedangkan Gunawan selama 3 tahun (1974-1977) melaporkan satu kasus (= 0,2%).
2.

Kistadenoma

ovarii

musinosum

dan

kistadenoma

ovarii

serosum

Kista-kista dapat dianggap sebagai adenoma yang bertasal dari satu elemen
dari epitelium germinativum.
3. Koriokarsinoma. Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagosis harus
dibuktikan adanya hormon koriogonadotropin.

Anda mungkin juga menyukai