GLAUKOMA AKUT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Penulis ucapkan karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kasus ini tepat pada waktunya.
Laporan kasus ini penulis susun untuk memenuhi tugas pada kepaniteraan klinik
stase mata di Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu tersusunnya
laporan kasus ini terutama Dr. Hj. Riana Azmi, Sp.M selaku pembimbing di Rumah Sakit
Umum Daerah Sekarwangi.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan laporan kasus ini masih jauh dari
sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak yang membaca ini, agar penulis dapat mengoreksi
diri dan dapat membuat laporan kasus yang lebih sempurna di lain kesempatan.
Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sekarang maupun masa
yang akan datang.
Penulis
STATUS PASIEN
I.
IDENTITAS
Nama Lengkap
: Ny. W
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 62 tahun
Alamat
Pekerjaan
: Petani
No. RM
: 48xxxx
II.
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Mata kanan sakit hebat disertai penglihatan yang semakin buram sejak 3 bulan yang lalu.
Keluhan Tambahan
: - Sakit kepala
-
Mata merah
Terasa silau
Berair
Riwayat Pengobatan
Orthoforia
Baik kesegala arah
udem (-), hiperemis (-),
Visus
Kedudukan Bola Mata
Pergerakan Bola Mata
Palpebra Superior
nyeri (-)
udem (-), hiperemis (-), Palpebra Inferior
nyeri (-)
udem (-), hiperemis (-), Konjungtiva
(-)
Udem (-), hiperemis (-), nyeri
(-)
Tarsalis udem (-), hiperemis (-), corpus
Konjungtiva
Inferior
Udem (+), keruh (+)
Kornea
Dangkal
COA
Warna coklat , kripte Iris
jelas , sinekia(-)
Bulat,
5mm,
OS
0
Orthoforia
Baik ke segala arah
Udem (-), hiperemis (-), nyeri
alienum (-)
Injeksi
siliar
(-),injeksi
konjungtiva (-),udem (- )
Tarsalis Hiperemis (-), udem (-)
Udem (+), keruh (+)
Dangkal
Warna coklat,
kripte jelas,
Pupil
Lensa
Jernih
Tonometri
9/10
reflex
cahaya (+)
Jernih
7/ 10
IV. RESUME
, 62 tahun datang dengan Mata kanan sakit hebat disertai penglihatan yang semakin
buram sejak 3 bulan yang lalu. mata kanan merah, silau, dan berair. Silau.
Pada pemeriksaan fisik mata di dapatkan kelainan pada mata :
o Visus OD
: 1/2
o tonometri : 7/ 10
V.
DIAGNOSA KERJA
OD glaukoma akut
VI. RENCANA PEMERIKSAAN
o Genioskopi
o Oftalmoskopi
o Pemeriksaan lapang pandang
VII.PENATALAKSANAAN
o Glaukoma : (OD)
Timol 0,5% ED 2 x 1 tetes
Asetazolamide tab 3 x 250 mg
KSR tab 3 x 600 mg
Glycerin sol 2 x 50 cc
Operatif : trabekulektomi
PEMBAHASAN
B. Fisiologi
Komposisi Humor Aqueus
Humor aqueus adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan
posterior mata. Volumenya adalah sekitar 250ul, dan kecepatan pembentukannya,
yang bervariasi diurnal, adalah 1,5-2 ul/menit. Tekanan osmotik sedikit lebih tinggi
dari plasma. Komposisi humor aqueus serupa dengan plasma kecuali bahwa cairan ini
memiliki konsentrasi askorbat, piruvat dan laktat yang lebih tinggi dari protein, urea
dan glukosa yang lebih rendah.
Pembentukan dan Aliran Humor Aqueus
Humor Aqueus
dihasilkan di stroma prosesus siliaris dimodifikasi oleh fungsi sawar dan prosesus
sekretorius epitel siliaris. Setelah masuk kekamera posterior Humor Aqueus mengalir
melalui pupil ke kamera anterior lalu ke jalinan trabekular di sudut kamera anterior.
Selama periode ini, terjadi pertukaran diferensial komponen-komponen dengan darah
di iris.
(antara kornea dan iris). Cairan tersebut kemudian diserap oleh sistem venosa melalui
sudut bilik mata depan. Bila pengaliran dan penyerapan humor aqueos ini tidak lancar, karena
hambatan/penyempitan salurannya, maka terjadi akumulasi cairan didalam bola mata,
tekanan bola mata meninggi dan menekan syaraf optik. Kerusakan lapang pandang
terjadi sesuai dengan tinggi dan lamanya penekanan.
GLAUKOMA
DEFINISI
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan mata glaukoma
ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil saraf optik, dan menciutnya
lapang pandang.
Peningkatan tekanan di dalam mata (intraocular pressure) adalah salah satu penyebab
terjadinya kerusakan syaraf mata (nervus opticus) dan menunjukkan adanya gangguan
dengan cairan di dalam mata yang terlalu berlebih. Ini bisa disebabkan oleh mata yang
memproduksi cairan terlalu berlebih, cairan tidak mengalir sebagaimana mestinya melalui
fasilitas yang ada untuk keluar dari mata (jaringan trabecular meshwork) atau sudut yang
terbentuk antara kornea dan iris dangkal atau tertutup sehingga menyumbat/ memblok
pengaliran daripada cairan mata.
Sebagian orang yang menderita glaukoma namun masih memiliki tekanan di dalam
bola matanya normal, penyebab dari tipe glaukoma semacam ini diperkirakan adanya
hubungan dengan kekurangan sirkulasi darah di daerah syaraf/nervus opticus mata. Meski
glaukoma lebih sering terjadi seiring dengan bertambahnya usia, glaukoma dapat terjadi pada
usia berapa saja. Risiko untuk menderita glaukoma diantaranya adalah riwayat penyakit
glaukoma di dalam keluarga (faktor keturunan), suku bangsa, diabetes, migraine, tidak bisa
melihat jauh (penderita myopia), luka mata, tekanan darah, penggunaan obat-obat golongan
cortisone (steroids).
Tekanan bola mata pada glaukoma
Tekanan bola mata yang tinggi akan mengakibatkan gangguan pembuluh darah retina
sehingga mengganggu metabolisme retina, yang kemudian di susul dengan kematian saraf
mata. Pada kerusakan serat saraf retina akan mengakibatkan gangguan pada fungsi retina.
Bila proses berjalan terus, maka lama-kelamaan penderita akan buta total.
ETIOLOGI
Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intra okular ini, disebabkan:
1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar.
2. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil
(glaukoma hambatan pupil).
3. Penyakit keturunan.
4. Glaukoma dapat timbul akibat penyakit atau kelainan dalam mata (glaukoma
sekunder).
5. Glaukoma dapat diakibatkan penyakit lain di tubuh.
6. Glaukoma dapat disebabkan efek samping obat.
Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat dicegah, akan tetapi bila diketahui dini
dan diobati maka glaukoma dapat diatasi untuk mencegah kerusakan lanjutnya.
Klasifikasi Vaughen untuk glaukoma adalah sebagai berikut:
1. Glaukoma primer.
Glaukoma dengan etiologi tidak pasti, dimana tidak didapatkan kelainan yang
merupakan penyebab glaukoma. Glaukoma ini didapatkan pada orang yang telah
memiliki bakat bawaan glaukoma seperti:
Bakat dapat berupa gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan
(goniodisgenesis),
berupa
trabekulodisgenesis,
irisdogenesis
dan
3. Glaukoma kongenital
Glaukoma kongenital, khususnya sebagai glaukoma infantil (buftalmos),
adalah glaukoma akibat penyumbatan pengaliran keluar cairan mata oleh jaringan
sudut bilik mata yang terjadi oleh adanya kelainan kongenital. Kelainan ini akibat
terdapatnya membran kongenital yang menutupi sudut bilik mata pada saat
perkembangan bola mata, kelainan pembentukan kanal schlemm dan saluran keluar
cairan mata yang tidak sempurna terbentuk.
4. Glaukoma Absolute
Glaukoma absolute merupakan stadium akhir glaukoma, dimana sudah terjadi
kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Pada
glaukoma absolute,kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan
eksvakasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Sering mata
dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan
penyulit berupa neovaskularisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali
akibat timbulnya glaukoma hemoragik.
PATOFISIOLOGI
Terjadinya glaukoma berhubungan dengan adanya peningkatan tekanan hunour
aquous di dalam mata. Tekanan tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada saraf mata yang
dapat mengakibatkan hilangnya penglihatan secara perlahan. Glaukoma bentuk kronik dapat
menyebabkan kebutaan atau disebut sebagai glaukoma absolute pada seseorang. Karena
perjalanan penyakit demikian maka glaukoma disebut sebagai maling penglihatan.
GEJALA KLINIS
Gejala glaukoma umumnya agak sulit diketahui, karena sering tidak disadari oleh
penderitanya atau dianggap sebagai tanda dari penyakit lain sehingga kebanyakan penderita
datang ke dokter mata dalam keadaan yang lanjut dan bahkan sudah buta. Selain itu, hal ini
diperparah oleh minimnya pengetahuan penderita dan keluarganya terhadap penyakit
glaukoma.
1.
Pada jenis glaukoma akut, penderita akan mengalami nyeri yang sangat hebat pada
mata, sakit kepala, hingga mual muntah. Penglihatan dirasakan menurun drastis dan
mata terlihat merah. Keadaan ini disebut glaukoma akut yang terjadi akibat
peningkatan TIO yang mendadak.
2.
Pada jenis glaukoma kronik penderita jarang mengeluhkan mata, karena umumnya
peningkatan tekanan yang terjadi telah berlangsung lama dan mata penderita telah
beradaptasi. Keadaan ini sangat berbahaya, penyakit berjalan terus sedangkan
penderita tidak menyadarinya.
halo
Mata berair
Silau
FAKTOR RESIKO :
Umur
Risiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat 2% dari
populasi usia 40 tahun yang terkena glaukoma. Angka ini akan bertambah dengan
bertambahnya usia.
Riwayat keluarga dengan glaukoma
Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma mempunyai
resiko 6 kali lebih besar untuk terkena glaukoma. Resiko terbesar adalah kakakberadik kemudian hubungan orang tua dan anak-anak.
Tekanan bola mata
Tekanan bola mata diatas 21 mmHg berisiko tinggi terkena glaukoma. Meskipun
untuk sebagian individu, tekanan bola mata yang lebih rendah sudah dapat merusak
saraf optik. Untuk mengukur tekanan bola mata dapat dilakukan dirumah sakit mata
dan/atau dokter spesialis mata. Obat-obatan
Pemakai steroid secara rutin
misalnya: Pemakai obat tetes mata yang mengandung steroid yang tidak dikontrol
oleh dokter, obat inhaler untuk penderita asma, obat steroid untuk radang sendi dan
pemakai obat yang memakai steroid secara rutin lainnya. Bila anda mengetahui bahwa
anda pemakai obat-obatan steroid secara rutin, sangat dianjurkan memeriksakan diri
anda ke dokter spesialis mata untuk pendeteksian glaukoma.
Riwayat trauma (luka kecelakaan) pada mata.
Penyakit lain. Riwayat penyakit diabetes (kencing manis), hipertensi dan migren.
DIAGNOSIS
Pada penderita glaukoma ditentukan beberapa gejala tergantung pada jenis glaukoma
tersebut. Penderita sering ditemukan mengalami mual, muntah, sakit hebat di mata dan di
kepala, perasaan mual dengan muntah, dan bradikardia.
Gambaran klinis yang sering ditemui antara lain:
1. Bradikardia akibat refleks okulo kardiak
2. Mual dan muntah yang kadang-kadang akibat rasa sakit yang berat terdapat gejala
gastrointestinal
3. Sakit hebat di mata dan di kepala karena iris bengkak dan meradang, papil saraf optik
hiperemis
4. Bilik mata depan di dalamnya normal akibat terjadinya pengecilan lensa pada katarak
hipermatur
5.
Kelopak mata edem dengan blefarospasme, terlihat injeksi siliar yang berat, kornea
juga terlihat keruh dan pada dataran belakangnya menempel lensa yang luksasi.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Sebelum melakukan penanganan lanjut hendaknya dilakukan pemeriksaan terlebih
dahulu sesuai dengan gejala yang ada pada penderita:
1
Tonometri
Tonometri adalah istilah generik untuk pengukuran tekanan intraokular. Instrumen yang
paling luas digunakan adalah tonometer aplanasi Goldmann, yang dilekatkan ke slitlamp dan
mengukur gaya yang diperlukan untuk meratakan luas tertentu kornea. Tonometer-tonometer
aplanasi lain adalah tonometer Perkin dan TonoPen yang portabel; pneumoatotonometer,
yang bermanfaat apabila permukaan kornea iregulaer dan dapat digunakan walaupun terdapat
lensa kontak di tempatnya.
Pada glaukoma sudut terbuka primer, banyak pasien akan memperlihatkan tekanan
intraokular yang normal saat tertama kali diperiksa. Sebaliknya, peningkatan tekanan
intraokluar semata-mata tidak selalu berarti bahwa pasien mengidap glaukoma sudut terbuka
primer, karena untuk menegakkan diagnosis diperlukan bukti-bukti lain berupa adanya diskus
optikus glaukomatosa atau kelainan lapangan pandang. Apabila tekanan intraokular terusmenerus meninggi sementara diskus optikus dan lapangan pandang normal (hipertensi
okular), pasien dapat diobservasi secara berkala sebagai tersangka glaukoma.
a
Tonometri Palpasi
Adalah pemeriksaan umtuk menentukan tekanan bola mata dengan cepat, yaitu dengan
memakai ujung jari pemeriksa tanpa alat khusus (tonometer).Dengan menekan bola mata
dengan jari pemeriksa diperkirakan besarnya tekanan didalam bola mata.
Penilaian dilakukan dengan pengalaman sebelumnya yang dapat menyatakan tekanan
mata N+1, N+2, N+3 atau N-1, N-2, N-3 yang menyatakan tekanan mata lebih tinggi atau
lebih rendah daripada normal.
b Tonometer Schiotz
Tonometer Schiotz merupakan tonometer indentasi atau menekan permukaan kornea
dengan beban yang dapat bergerak bebas pada sumbunya. Pada tonometer Schiotz bila
tekanan rendah atau bolamata empuk maka beban akan dapat mengidentasi lebih dalam
dibanding bila tekanan bola mata tinggi atau bola mata keras.
Bila tekanan lebih tinggi 20 mmHg dicurigai adanya glaukoma, bila tekanan lebih dari
pada 25 mmHg pasien menderita glaucoma.
Tonometer Schiotz
T. Non Kontak
T. Aplanasi Goldman
2 Oftalmoskopi
Untuk melihat fundus bagian mata dalam yaitu retina. Dengan oftalmoskop dapat
dilihat saraf optik didalam mata dan akan dapat ditentukan apakah tekanan bola mata telah
mengganggu saraf optik.
Tonografi
Tonografi bertujuan untuk mengukur daya kemampuan pengaliran aquous humor
atau daya pengosongan cairan mata pada sudut bilik mata. Dengan mempergunakan
tonometer Schiotz elektrik dihubungkan dengan alat pencatat untuk mengetahui hasil tekanan
yang menurunkan tekanan bola mata bila diberi tekanan berkesinambungan. Pencatatan pada
kertas yang berkesinambunganm akan memberikan gambaran tonogram.
4
Gonioskopi
Sudut kamera anterior dibentuk oleh taut antara kornea perifer dan iris, yang di
antaranya terdapat jalinan trabekular. Konfigurasi sudut ini, menimbulkan dampak penting
pada aliran keluar humor akueus. Lebar sudut kamera anterior dapat diperkirakan dengan
pencahayaan oblik kamera anterior dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan
kedalaman kamera anterior perifer dengan slitlamp, tetapi sebaiknya ditentukan dengan
gonioskopi, yang memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut. Apabila
keseluruhan jalinan trabekular, taji sklera, dan prosesus iris dapat terlihat, sudut dinyatakan
terbuka. Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular yang dapat
terlihat, sudut dinyatakan sempit. Apabila garis Schwalbe tidak terlihat, sudut tertutup.
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata dengan
goniolens. Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan patologik sudut
mata, juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada susut bilik mata seperti benda asing.
Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma penderita dan malahan dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder.
Faktor-faktor yang menentukan konfigurasi sudut kamera anterior adalah bentuk
kornea, mata miop besar memiliki sudut lebar dan mata hipermetropik kecil memiliki sudut
sempit. Pembesaran lensa seiring dengan usia cenderung mempersempit sudut. Ras juga
merupakan salah satu faktor. Sudut kamera anterior orang-orang Asia Tenggara jauh lebih
sempit dibandingkan sudut pada orang Kaukasus1.
Gambar 1 Gonioskopi
5
lanjut glaukoma. Penurunan lapangan pandang akibat glaukoma itu sendiri tidak spesifik,
karena gangguan ini terjadi akibat defek berkas serat saraf yang dapat dijumpai pada semua
penyakit saraf optikus; tetapi pola kelainan lapangan pandang, sifat progresifitasnya, dan
hubungannya dengan kelainan-kelainan diskus optikus adalah khas untuk penyakit ini.
Gangguan lapangan pandang akibat glaukoma terutama mengenai 30 derajat lapangan
pandang bagian tengah. Perubahan paling dini adalah semakin nyatanya bintik buta. Berbagai
cara untuk memeriksa lapangan pandang pada glaukoma adalah layar singgung, perimeter
Goldmann, Friedmann field analyzer, dan perimeter otomatis1.
Pachymetry
Adalah
suatu
tes
yang
relatif
baru
digunakan
untuk
managemen
glaucoma.Pachymetry menentukan ketebalan dari kornea. Setelah mata dibuat mati rasa
dengan obat-obat tetes bius, ujung dari pachymeter disentuhkan dengan ringan pada
permukaan depan mata (kornea). Studi-studi terakhir menunjukkan bahwa ketebalan kornea
pusat dapat mempengaruhi pengukuran tekanan intraocular.Kornea yang lebih tebal dapat
memberikan pembacaan tekanan mata yang tinggi secara salah dan kornea yang lebih tipis
dapat memberikan pembacaan tekanan yang rendah secara salah. Lebih jauh, kornea-kornea
tipis mungkin adalah suatu faktor risiko tambahan untuk glaucoma.
Uji lain pada glaukoma
Uji Kopi
Penderita meminum 1-2 mangkok kopi pekat, bila tekanan bola mata naik 1520 mmHg setelah minum 20-40 menit menunjukkan adanya glaukoma.7
Uji Steroid
Pada pasien yang dicurigai adanya glaukoma terutama dengan riwayat
glaukoma simpleks pada keluarga, diteteskan betametason atau deksametason 0,1% 34 kali sehari. Tekanan bola mata diperiksa setiap minggu. Pada pasien berbakat
glaukoma maka tekanan bola mata akan naik setelah 2 minggu.7
PENATALAKSANAAN
Macam terapi yang dapat diberikan kepada pasien glaukoma :
1
Pengobatan Medis
Metipranolol 0,3%
Efek samping : hipotensi, bradikardi, sinkop, halusinasi, kambuhnya asma, payah jantung
kongestif.
Kontraindikasi utama pemakaian obat-obat ini adalah penyakit obstruksi jalan napas
menahun, terutama asma dan defek hantaran jantung.
Apraklonidin
Suatu agonis adrenergik 2 yang menurunkan pembentukan Aquoeus humor tanpa efek pada
aliran keluar.
Inhibitor karbonat anhidrase
Diklorfenamid
Metazolamid
Untuk glaukoma kronik apabila terapi topikal tidak memberi hasil memuaskan dan pada
glaukoma akut dimana tekanan intraokular yang sangat tinggi perlu segera dikontrol.
Fasilitasi Aliran Keluar Aquoeus humor
Obat parasimpatomimetik
o
Pilokarpin : larutan 0,5-6% diteteskan beberapa kali sehari, gel 4% sebelum tidur.
Meningkatkan aliran keluar Aquoeus humor dengan bekerja pada jalinan trabekular melalui
kontraksi otot siliaris.
Semua obat parasimpatomimetik menimbulkan miosis disertai meredupnya penglihatan,
terutama pada pasien katarak.
Epinefrin 0,25-2%
Diteteskan sekali atau 2x sehari, meningkatkan aliran keluar aquoeus humor dan sedikit
banyak disertai penurunan pembentukan Aquoeus humor .
Dipifevrin
Suatu prodrug epinefrin yang dimetabolisasi secara intraokular menjadi bentuk aktifnya.
Aquoeus humor .
Penurunan volume korpus vitreum bermanfaat dalam pengobatan glaukoma sudut tertutup
akut dan glaukoma maligna yang menyebabkan pergeseran lensa kristalina ke depan
(disebabkan oleh perubahan volume korpus vitreum atau koroid) dan menyebabkan
penutupan sudut (glaukoma sudut tertutup sekunder)
Gliserin (gliserol)
Miotik, Midriatik & Sikloplegik
Konstriksi pupil sangat penting dalam penatalaksanaan glaukoma sudut
tertutup akut primer dan pendesakan sudut pada iris plateau. Dilatasi pupil penting dalam
pengobatan penutupan sudut akibat iris bomb karena sinekia posterior.
Apabila penutupan sudut disebabkan oleh penutupan lensa ke anterior,
sikloplegik (siklopentolat dan atropine) dapat digunakan untuk melemaskan otot siliaris
sehingga mengencangkan aparatus zonularis dalam usaha untuk menarik lensa ke belakang.
Terapi Bedah & Laser
Iridektomi & Iridotomi Perifer
Sumbatan pupil paling baik diatasi dengan membentuk komunikasi langsung antara kamera
anterior dan posterior sehingga beda tekanan di antara keduanya menghilang. Hal ini dapat
dicapai dengan laser neodinium : YAG atau argon (iridotomi perifer) atau dengan tindakan
bedah iridektomi perifer. Walaupun lebih mudah dilakukan, terapi laser memerlukan kornea
jernih dan dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular yang cukup besar, terutama
apabila terdapat penutupan sudut akibat sinekia luas. Iridotomi laser YAG adalah terapi
pencegahan yang digunakan pada sudut sempit sebelum terjadi serangan penutupan sudut.
Trabekuloplasti Laser
Penggunaan laser untuk menimbulkan luka bakar melalui suatu goniolensa ke jalinan
trabekular dapat mempermudah aliran akueus karena efek luka bakar tersebut pada jalinan
trabekular dan kanalis Schlemm serta terjadinya proses-proses selular yang meningkatkan
fungsi jalinan trabekular. Teknik ini dapat diterapkan bagi bermacam-macam bentuk
glaukoma sudut terbuka.
glaukoma
kongenital primer, yang tampaknya terjadi sumbatan drainase Aquoeus humor di bagian
dalam jalinan trabekular.
Tindakan Siklodestruktif
Kegagalan terapi medis dan bedah dapat menjadi alasan untuk mempertimbangkan tindakan
destruksi korpus siliaris dengan laser atau bedah untuk mengontrol tekanan intraokular.
Krioterapi, diatermi, ultrasonografi mata tepat di sebelah posterior limbus untuk
menimbulkan kerusakan korpus siliaris dibawahnya.
Pertama-tama harus diingat bahwa glaukoma akut merupakan masalah pembedahan.
Pengobatan dengan obat harus dilakukan sebagai tindakan pertolongan darurat bahwa tugas
mereka di daerah adalah memberi pengobatan secepatnya, kemudian merujuknya ke rumah
sakit yang ada fasilitas untuk pembedahan mata
Pengobatan dengan obat-obatan :
Miotik: yang paling mudah didapat adalah pilokarpin 2 - 4 % tetes mata yang diteteskan
tiap menit 1 tetes selama 5 menit, kemudian disusul 1 tetes tiap jam sampai 6 jam.
Carbonic anhidrase inhibitor: yang biasa dipakai adalah tablet asetazolamid, @ 250 mg, 2
tablet sekaligus, kemudian disusul tiap 4 jam 1 tablet sampai 24 jam.
Obat hiperosmotik: yang paling mudah adalah larutan gliserin, 50 % yang diberikan oral.
Dosis 1-1,5 gram/kgBB (0,7-1,5 KgBB). Untuk praktisnya dapat dipakai 1 cc per KgBB
Gliserin ini harus diminum sekaligus. Tidak banyak gunanya jika diminum sedikit demi
sedikit. Karena gliserin ini terlalu manis hingga dapat menyebabkan rasa mual pada
penderita, boleh diteteskan jeruk nipis agar terasa seperti air jeruk. Obat lain yang
hiperosmotik tetapi tidak mudah didapat di daerah pedesaan adalah manitol 20 % yang
diberikan perinfus + 60 tetes per menit.
Morfin: suntikan 10-15 mg mengurangi rasa sakit dan mengecilkan pupil. Hasil
pilokarpin adalah miosis yang karenanya melepaskan iris dari jaringan trabekulum. Sudut
bilik mata depan akan terbuka. Daya kerja Asetazolamid adalah mengurangi
pembentukan aqueous humor. Gliserin dan manitol mempertinggi daya osmosis plasma.
Obat-obatan di atas dapat diberikan bersama-sama, tetapi hanya merupakan pengobatan
darurat dan jangka pendek. Pembedahan harus tetap direncanakan. Dalam hal ini sering kali
menolak suatu operasi berhubung matanya sudah dirasakan lebih nyaman setelah
mendapatkan obat-obatan. Karenanya sejak semula penderita dan keluarganya sudah harus
diberitahu akan perlunya pembedahan.
Pengobatan dengan sinar laser pada glaukoma dapat dilakukan untuk tindakan nonbedah
iridektomi.
PEMBEDAHAN
Sebelum pembedahan, tiap glaukoma akut harus diobati terlebih dahulu. Dengan cara seperti
tersebut di atas tekanan bola mata yang tadinya sangat tinggi diturunkan dahulu sampai di
bawah 25 mmHg. Apabila mata masih terlalu merah dapat ditunggu sampai mata lebih putih,
dan kemudian penderita dibedah.
Iridektomi perifer
Indikasi:Pembedahan ini dilakukan untuk glaukoma dalam fase prodomal, glaukoma akut
yang baru terjadi atau untuk tindakan pencegahan pada mata sebelahnya yang masih sehat.
Teknik: pada prinsipnya dibuat lubang di bagian perifer iris.
Maksudnya adalah untuk menghindari hambatan pupil. Iridektomi ini biasanya dibuat di sisi
temporal atas.
Pembedahan Filtrasi
Indikasi: Pembedahan filtrasi dilakukan kalau glaukoma akut sudah berlangsung lama atau
penderita sudah masuk stadium glaukoma kongestif kronik.
Trepanasi Elliot: sebuah lubang kecil berukuran 1,5 mm dibuat di daerah kornea-skleral,
kemudian ditutup oleh konjungtiva dengan tujuan agar aquoeus mengalir langsung dari bilik
mata depan ke ruang subkonjungtiva.
Sklerektomi Scheie kornea-skleral dikauterisasi agar luka tidak menutup kembali dengan
sempurna, dengan tujuan agar aquoeus mengalir langsung dari bilik mata depan ke ruang
subkonjungtiva.
Trabekulektomi yaitu dengan mengangkat trabekulum sehingga terbentuk celah untuk
mengalirkan cairan mata masuk ke dalam kanal Schlemm.
Pengobatan glaukoma sudut terbuka diberikan secara teratur dan pembedahan hanya
dilakukan bila pengobatan tidak mencapai hasil memuaskan.
Pengobatan dengan obat-obatan :
Miotik :
Pilokarpin 2-4 %, 3-6 kali satu tetes sehari (membesarkan pengeluaran cairan mata -
outflow).
-
Eserin - 1 %, 3-6 kali satu tetes sehari (membesarkan pengeluaran cairan mata -
outflow).
Simpatomimetik
Epinefrin 0,5-2 % , 1-2 kali satu tetes sehari (menghambat produksi aquoeus humor).
Beta-blocker
Timolol maleat 0,25 - 0,50 %, 1-2 kali tetes sehari. (menghambat produksi aquoeus humor).
Carbonic Anhidrase Inhiobitor
Asetazolamid 250 mg, 4 kali 1 tablet(menghambat produksi aquoeus humor). Kalau pada
glaukoma akut obat-obat diberi bersamaan, pada glaukoma sudut terbuka, obat-obat diberikan
satu demi satu atau kalau perlu kemudian baru dikombinasi. Kalau tidak berhasil, frekuensi
tetes mata dinaikkan atau prosentase obat ditingkatkan atau ditambah dengan obat tetes lain
seperti epinefrin atau tablet asetazolamid. Seorang dokter umum di daerah dapat menolong
dokter spesialis mata dengan mengukur tekanan mata tiap bulan sekali dan apabila ditemukan
bahwa tekanan meninggi lagi di atas 21 mmHg maka penderita dirujuk kembali kepada
dokter spesialis mata.
Apabila obat-obatan yang maksimal tidak berhasil menahan tekanan bola mata di bawah 21
mmHg dan lapang pandangan terus mundur dilakukan pembedahan. Jenis pembedahan yang
dipakai adalah trepanasi elliot atau pembedahan sklerotomi Schele. Akhir-akhir ini operasi
yang menjadi popular adalah trabekulektomi. Pembedahan ini memerlukan mikroskop
Pemberian terapi menurut jenis glaukoma yang diderita :
1. Glaukoma Sudut Terbuka
Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka.
Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol,
carteolol, levobunolol atau metipranolol), yang kemungkinan akan mengurangi
pembentukan cairan di dalam mata. Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil
pupil dan meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior. Obat lainnya yang juga
diberikan adalah epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki
pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan).
Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya tidak
dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan untuk meningkatkan
pengaliran cairan dari bilik anterior.
Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan
pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).
2. Glaukoma Sudut Tertutup
Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan serangan
glaukoma. Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide).
Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan
membuka saluran yang tersumbat.
Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker.
Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta inhibitor
karbonik anhidrase biasanya terus dilanjutkan.
Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol
intravena (melalui pembuluh darah). Terapi laser untuk membuat lubang pada iris
akan membantu mencegah serangan berikutnya dan seringkali bisa menyembuhkan
penyakit secara permanen. Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser,
dilakukan pembedahan untuk membuat lubang pada iris. Jika kedua mata memiliki
saluran yang sempit, maka kedua mata diobati meskipun serangan hanya terjadi pada
salah satu mata.
3. Glaukoma Sekunder.
Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya.
Jika penyebabnya adala peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk
melebarkan pupil. Kadang dilakukan pembedahan.
4.
Glaukoma Kongenitalis
Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.
PENCEGAHAN
Pencegahan kebutaan akibat glaukoma:
1. Pada orang yang telah berusia 20 tahun sebaiknya dilakukan pemeriksaan tekanan
bola mata berkala secara teratur setiap 3 tahun.
2. Bila terdapat riwayat adanya glaukoma pada keluarga maka lakukan pemeriksaan ini
setiap tahun.
3. Secara teratur perlu dilakukan pemeriksaan lapang pandangan dan tekanan mata pada
orang yang dicurigai akan timbulnya glaukoma.
4. Sebaiknya diperiksakan tekanan mata, bila mata menjadi merah dengan sakit kepala
yang berat.
DAFTAR PUSTAKA