Anda di halaman 1dari 198

1

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN


PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN
METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)
DI PT. BPRS BUMI RINJANI BATU

SKRIPSI

Oleh :
DAVID HARI SAPUTRA
04550001

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
2009

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN


PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN
METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)
DI PT. BPRS BUMI RINJANI BATU

SKRIPSI

Diajukan Kepada:
Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Malang
Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Strata Satu (S-I)

Oleh :
David Hari Saputra
04550001

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
2009

LEMBAR PERSETUJUAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN


PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN
METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)
DI PT. BPRS BUMI RINJANI BATU
SKRIPSI
Oleh :

Nama
Nim
Jurusan
Fakultas

: David Hari Saputra


: 04550001
: Teknik Informatika
: Sains dan Teknologi

Telah Disetujui, 10 Januari 2009


Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Fatchurrochman, M.Kom.
NIP.150 368 774

M. Ainul Yaqin, M.Kom.


NIP.150 377 940

Mengetahui,
Ketua JurusanTeknik Informatika
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Malang

Suhartono, M.Kom.
NIP. 150 327 241

HALAMAN PENGESAHAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN


KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN
METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)
DI PT. BPRS BUMI RINJANI BATU
SKRIPSI
Oleh

David Hari Saputra


NIM. 04550001
Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Skripsi
Dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Informatika (S. Kom)
Tanggal, 15 Januari 2009
Susunan Dewan Penguji :

Tanda Tangan

1. Penguji Utama

: Totok Chamidy, M.Kom.


NIP. 150 368 177

2. Ketua Penguji

: Syahiduz Zaman, M.Kom.


NIP. 150 368 777

3. Sekertaris Penguji : Fatchurrochman, M.Kom.


NIP. 150 368 774

4. Anggota Penguji

: M. Ainul Yaqin, M.Kom.


NIP. 150 377 940

Mengetahui dan Mengesahkan


Ketua Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Malang

Suhartono, M.Kom.
NIP. 150 327 241

Fatchurrochman, M.Kom.
Dosen Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal
: Skripsi David Hari Saputra
Lamp : 6 (enam) Eksemplar

Kepada Yth.
Dekan Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Malang

Assalamualaikum Wr. Wb.


Sesudah Melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun Teknik Penulisan, dan Setelah membaca Skripsi mahasiswa tersebut di
bawah ini :
Nama
: David Hari Saputra
NIM
: 04550001
Jurusan
: Teknik Informatika
Alamat
: Ds. Pudakit Barat, Sangkapura, Gresik
Judul Skripsi
: Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan
Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP
(AnalyticalHierarchy Process)
di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu
Maka Selaku Pembimbing, Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, Mohon dimaklumi adanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 10 Januari 2009


Dosen Pembimbing I

Fatchurrochman, M.Kom.
NIP.150 368 774

M. Ainul Yaqin, M.Kom.


Dosen Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal
: Skripsi David Hari Saputra
Lamp : 6 (enam) Eksemplar

Kepada Yth.
Dekan Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Malang

Assalamualaikum Wr. Wb.


Sesudah Melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun Teknik Penulisan, dan Setelah membaca Skripsi mahasiswa tersebut di
bawah ini :
Nama
: David Hari Saputra
NIM
: 04550001
Jurusan
: Teknik Informatika
Alamat
: Ds. Pudakit Barat, Sangkapura, Gresik
Judul Skripsi
: Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan
Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP
(Analytical Hierarchy Process)
di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu
Maka Selaku Pembimbing, Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, Mohon dimaklumi adanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 10 Januari 2009


Dosen Pembimbing II

M. Ainul Yaqin, M.Kom.


NIP.150 377 940

SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya:
Nama

: David Hari Saputra

Nim

: 04550001

Alamat

: Jl. Jujuk Tampo RT/RW 01/02 Pudakit Barat Sangkapura Gresik

Menyatakan bahwa Skripsi yang saya buat untuk memenuhi persyaratan


kelulusan pada Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, dengan judul :
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
KREDIT NASABAH

KELAYAKAN PEMBERIAN

DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy

Process) DI PT. BPRS BUMI RINJANI BATU


Adalah hasil karya saya sendiri, bukan duplikasi dari karya orang lain.
Selanjutnya apabila di kemudian hari ada klaim dari pihak lain, bukan menjadi
tanggung jawab Dosen Pembimbing dan atau pihak Fakultas Sains dan Teknologi,
tetapi menjadi tanggung jawab saya sendiri.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan
dari siapapun.

Malang, 10 Januari 2009


Hormat saya,

DAVID HARI SAPUTRA


NIM : 04550001

Lembar Persembahan
Yang utama dari segalanya...
segalanya...
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta kasih dan sayang-Mu telah
memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta.
Atas Karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini
dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah
Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi


dan kusayangi.

Bapak dan Ibu...


Sebagai tanda bakti, hormat, pengorbanan, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga adinda
David Hari Saputra haturkan kepada Bapak dan Ibu yang telah memberikan kasih sayang ,
segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat david
balas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan.

Keluarga Besarku...
Yang memiliki rasa kasih dan sayang yang begitu besar untuk Kel.Pakde Kukuh,
Kel.Bulek Kuten, Kel.Bulek Heti, Kel.Om Aziz, Kel. Mamang Hoho, dan Kel.Bibi Ila.

Teruntukmu Kasih...
Kasih
Teruntuk nurul hidayati seseorang pengisi kehidupanku,
Terima kasih untuk setiap hiasan dalam hidupku, Atas cita dan cinta yang kau tulis dalam
hatiku, Atas asa yang sempat membeku, Terima kasih atas suka dan duka yang kau
tumbuhkan di hidupku, Atas kerumitan dan masalah yang mendewasakanku,
Atas kasih sayang yang kau balutkan di jiwa, Atas tangis dan tawa yang masuk ke rasa,
Semoga aku bisa semakin dewasa dan bijak menyikapi kehidupan

My Friends
Al--Farobi
Keluarga Besar Kontrakan Paradise dan My Roommate aT Al
Farobi 7 :
Kang_Ali, Om Horno, Umar Chan, Mich ganteng, Sukrie, Papa_Ismail, Miftah, Nasih, dan
sahabat-sahabatku di Mahad Al-Aly Yang selalu memberikan keceriaan, dan memberikan
solusi disaat penulis kesulitan. Terima kasih atas keceriaan, dukungan dan diskusi informal
untuk menyelesaikan skripsi ini. Canda tawa kalian membuatku bahagia.
SahabatSahabat-sahabatku :
Adhie, Afdal, Kang Ajib, Gus zainal, Andrew, Alphie, Azwar, Kang Arief, Mas Mujib,
Tuhil, Ayoung, Catur, Ulphe, Ana, Anief, Ema, Mbak Ivana, Terima kasih telah memberikan
bantuan dan motivasi serta pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Temen2ku Boyanisty :
Ashuri, Sulbi, Mas rahman, Mas Ipung, Jiran, Syamsiyah, Ending, Opang, Azmi, Ulhaq,
Ojhek, Amel, Dimuth, Nita, Noer, Majid, Ika, Andika, n sahabat2ku yang tak mungkin
disebutkan satu persatu. Terima kasih telah memberikan doa dan masukan serta mau
menemaniku walaupun hanya melalui telepon, sms, friendster. Maju terus pulau qta
tercinta...salam boyanisty...sukses selalu sahabat2ku...

MOTTO

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahaigiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah
janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang
orang-orang
yang berbuat kerusakan.
(Al-Qashash 28:77)

Barangsiapa mengamalkan yang diketahuinya maka Allah


menganugerahkan kepadanya ilmu yang belum
diketahuinya.
Kekayaanku
Kekayaanku yang sejati adalah apa adanya aku, bukan
apa yang kumiliki.
Berjuang untuk mendapatkan sesuatu bukan menunggu
untuk mendapatkannya.

Aku hanya menghendaki perbaikan semampuku, Tiada keberhasilanku,


kecuali daya pertolongan Allah SWT. KepadaNya aku berserah diri, dan
kepadaNya pula aku akan kembali.
(Al-Quran XI:88)

10

KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang menjadi salah satu syarat mutlak untuk menyelesaikan program studi Teknik
Informatika jenjang Strata-1 Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam
menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang telah banyak
memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan. Dalam kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga khususnya kepada:
1. Bapak Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Malang beserta seluruh staf.
2. Bapak Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, SU., DSc, selaku Dekan Fakults
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang beserta staf. Bapak dan
ibu sekalian sangat berjasa memupuk dan menumbuhkan semangat untuk
maju kepada penulis.
3. Bapak Suhartono, M.Kom selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika yang
telah memotivasi, membantu dan memberikan penulis arahan yang baik dan
benar dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini .
4. Bapak Fatchurrochman, M.Kom selaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan peluang waktu, arahan dan kontribusi dalam penyelesaian skripsi
ini

11

5. Bapak Ainul Yaqin, S.Si., M.Kom selaku dosen pembimbing agama yang
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan arahan terhadap
permasalahan integrasi dalam skripsi ini.
6. Bapak Abdul Rohim selaku direktur utama PT. BPRS Bumi Rinjani Batu.
7. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, khususnya Dosen
Teknik Informatika dan staf yang telah memberikan ilmu kepada penulis
selama empat tahun lamanya, dan dukungan untuk menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
8. Ayahanda dan Ibunda tercinta semoga Allah membalas dengan rahman dan
rahim-Nya yang tiada tara, dan saudara saudariku semoga dalam perjalanan
hidupku bisa memberikan setetes embun kebahagian kepada kalian.
9. Keluarga besar kontrakan paradise dan teman-teman Teknik Informatika
khususnya angkatan 2004 serta sahabat-sahabat semuanya.
10. Semua pihak yang ikut memberikan bantuan dan motivasi serta pengetahuan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Teriring do'a dan harapan semoga apa yang mereka berikan kepada
penulis, mendapat pahala dan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Akhirnya
atas segala kekurangan dan ketidak sempurnaan skripsi ini, penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari semua pihak. Semoga skripsi ini
dapat memberikan kontribusi positif serta bermanfaat bagi kita semua, Amin...

Malang, 10 Januari 2009


Penulis

12

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................i


HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................viii
MOTTO .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii
ABSTRAK .................................................................................................... xix

BAB I

: PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 8
1.3 Batasan Penelitian...................................................................... 8
1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................................. 8
1.4.1 Tujuan Penelitian ........................................................... 8
1.4.2 Manfaat Penelitian ......................................................... 9
1.5 Metodologi Penelitian.............................................................. 10
1.6 Sistematika Penulisan .............................................................. 12

BAB II : LANDASAN TEORI.................................................................... 14


2.1 Pengertian Kredit Menurut Islam ............................................. 14
2.2 Unsur-Unsur Kredit ................................................................. 20
2.3 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit............................................. 22
2.4 Prosedur Pemberian Kredit ...................................................... 25
2.5 Sistem Pendukung Keputusan .................................................. 34
2.5.1 Proses Berfikir Menurut Islam...................................... 34
2.5.2 Pengertian Sistem......................................................... 36
2.5.3 Pengertian Keputusan................................................... 38
2.5.4 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan ..................... 38

13

2.5.5 Komponen Sistem Pendukung Keputusan .................... 42


2.5.6 Tahap Pembuatan Keputusan ....................................... 44
2.5.7 Metode Pemilihan Alternatif ........................................ 46
2.6 Basis Data................................................................................ 47
2.6.1 Definisi Data ................................................................ 47
2.6.2 Definisi Basis Data....................................................... 48
2.6.3 Arsitektur Basis Data ................................................... 50
2.7 Pengembangan Sistem ............................................................. 51
2.8 Konsep Model Analytical Hierarchi Process (AHP) ................ 54
2.9 Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS) ............................ 59
2.10 Perangkat Pemodelan Sistem dalam Pembuatan suatu
Program ................................................................................ 62
2.10.1 Diagram Konteks (Context Diagram) ........................... 63
2.10.2 Data Flow Diagram (DFD) .......................................... 65
2.10.3 Diagram Entity Relationship (Diagram ER) ................. 67
2.10.4 Bagan Alir (Flowchart) ................................................ 68
2.10.5 Dependency Diagram................................................... 69
2.11 Borland Delphi 7.0................................................................ 69
2.12 Interbase 6.5 ......................................................................... 71

BAB III : DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM ................................ 72


3.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ...................................... 72
3.1.1 Sejarah Perusahaan....................................................... 72
3.1.2 Job Description ............................................................ 74
3.2 Penyajian Data Dan Analisis Data......................................... 87
3.2.1 Tinjauan Umum Tentang Pembiayaan Di PT. BPRS
Bumi Rinjani Batu ....................................................... 87
3.2.2 Prosedur Pemberian Pembiayaan Di PT. Bumi
Rinjani Batu ................................................................. 88
3.2.3 Analisis Penilaian Nasabah Pembiayaan Di PT. BPRS
Bumi Rinjani Batu ....................................................... 93

14

3.3 Gambaran Umum Sistem .................................................... 101


3.4 Batasan Sistem.................................................................... 102
3.5 Pengguna Sistem................................................................. 102
3.6 Dependency Diagram ......................................................... 103
3.7 Analisis Dendan Perhitungan Metode AHP......................... 104
3.8 Analisis Sistem ................................................................... 122
3.8.1 Context Diagram........................................................ 122
3.8.2 Data Flow Diagram (DFD) ........................................ 122
3.8.3 Entity Relationships Diagram (ERD) ......................... 125
3.8.4 Rancangan Database .................................................. 127
3.9 Diagram Alir (Flowchart) Sistem Pendukung Keputusan.... 131
3.9.1 Diagram Alir Utama................................................... 131
3.9.2 Diagram alir DSS Kelayakan Pemberian Kredit ......... 132
3.9.3 Diagram alir Perhitungan AHP................................... 133
3.10 Rancangan User Interface ................................................... 134
3.10.1 Rancangan Form Main Menu ..................................... 134
3.10.2 Rancangan Form Matrik AHP .................................... 135
3.10.3 Rancangan Form Analisa ........................................... 138
3.10.4 Rancangan Form Master............................................. 142

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 144


4.1 Lingkungan Implementasi...................................................... 144
4.1.1 Kebutuhan Hardware................................................. 144
4.1.2 Kebutuhan Software ................................................... 145
4.2 Struktur Program ................................................................... 146
4.3 Implementasi Antarmuka....................................................... 149
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 160

BAB V : PENUTUP .................................................................................. 166


5.1 Kesimpulan............................................................................ 166
5.2 Saran ..................................................................................... 168

15

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Komponen DSS Yang Berupa Alat Analisis .............................. 43
Gambar 2.2 Tahap Pembuatan Keputusan ..................................................... 44
Gambar 2.3 Model Pengembangan Sistem .................................................... 52
Gambar 2.4 Proses ........................................................................................ 66
Gambar 2.5 Aliran ........................................................................................ 66
Gambar 2.6 Simpanan Data........................................................................... 66
Gambar 2.7 Kesatuan Luar............................................................................ 67
Gambar 3.1 Skema Proses Pembiayaan......................................................... 88
Gambar 3.2 Dependency Diagram .............................................................. 104
Gambar 3.3 Context Diagram ..................................................................... 122
Gambar 3.4 DFD Level 1 SPK Kredit ......................................................... 123
Gambar 3.5 DFD Level 2 Proses 1 : Evaluasi Persyaratan Kelayakan Kredit123
Gambar 3.6 DFD Level 2 Proses 2 : Pengolahan Manager .......................... 124
Gambar 3.7 DFD Level 2 Proses 3 : Menyajikan Informasi Keputusan ....... 124
Gambar 3.8 ERD SPK Kredit...................................................................... 126
Gambar 3.9 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Utama ................. 132
Gambar 3.10 Diagram Alir DSS Kelayakan Pemberian Kredit ...................... 133
Gambar 3.11 Diagram Alir Perhitungan AHP ............................................... 134
Gambar 3.12 Rancangan Form Menu Utama................................................. 135
Gambar 3.13 Rancangan Form Matrik Perbandingan Berpasangan ............... 136
Gambar 3.14 Rancangan Form Nilai Kriteria ................................................ 136
Gambar 3.15 Rancangan Form Penjumlahan Tiap Baris................................ 137
Gambar 3.16 Rancangan Form Rasio Konsistensi ......................................... 137
Gambar 3.17 Rancangan Form Matrik Hasil ................................................. 138
Gambar 3.18 Rancangan Form Penilaian kredit Character............................ 139
Gambar 3.19 Rancangan Form Penilaian kredit Capital ................................ 139
Gambar 3.20 Rancangan Form Penilaian kredit Capacity.............................. 140
Gambar 3.21 Rancangan Form Penilaian kredit Collateral............................ 140
Gambar 3.22 Rancangan Form Penilaian kredit Condition of Economy ......... 141
Gambar 3.23 Rancangan Form Analisa Kelayakan Kredit............................. 141

16

Gambar 3.24 Rancangan Form Data Kelengkapan ........................................ 142


Gambar 3.25 Rancangan Form Data Nasabah ............................................... 143
Gambar 4.1 Struktur Program SPK Pemberian Kredit Nasabah................... 146
Gambar 4.2 Form Utama............................................................................. 149
Gambar 4.3 Form Set Matrik Perbandingan Berpasangan............................ 150
Gambar 4.4 Form Matrik Nilai Kriteria....................................................... 151
Gambar 4.5 Form Matrik Penjumlahan Setiap Baris.................................... 152
Gambar 4.6 Form Perhitungan Rasio Konsistensi........................................ 153
Gambar 4.7 Form Matrik Hasil ................................................................... 154
Gambar 4.8 Form Update Data Penilaian Kredit ......................................... 155
Gambar 4.9 Form Analisa Penilaian Kredit ................................................. 156
Gambar 4.10 Form Hasil Analisa .................................................................. 157
Gambar 4.11 Form Data Kelengkapan .......................................................... 158
Gambar 4.12 Form Update Data Kelengkapan .............................................. 158
Gambar 4.13 Form Data Nasabah ................................................................. 159
Gambar 4.14 Form Laporan Data Nasabah.................................................... 160
Gambar 4.15 Form Laporan Uji Program ...................................................... 161

17

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hubungan antara struktur masalah, tingkatan manajemen, dan
contoh system informasi yang relevan ........................................ 41
Tabel 2.2 Analisis Skala perbandingan........................................................ 55
Tabel 2.3 Daftar indeks random konsistensi ................................................ 58
Tabel 3.1 Matriks Perbandingan Berpasangan........................................... 105
Tabel 3.2 Matriks Nilai Kriteria ................................................................ 106
Tabel 3.3 Matriks Penjumlahan Setiap Baris ............................................. 107
Tabel 3.4 Perhitungan Rasio Konsistensi................................................... 108
Tabel 3.5 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Condition Of
Economy................................................................................... 109
Tabel 3.6 Matriks Nilai Kriteria Condition of Economy............................. 109
Tabel 3.7

Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Condition Of


Economy................................................................................... 110

Tabel 3.8

Penghitungan Rasio Konsistensi ............................................... 110

Tabel 3.9

Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Character ............ 111

Tabel 3.10 Matriks Nilai Kriteria Character............................................... 112


Tabel 3.11 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Character .............. 112
Table 3.12 Perhitungan Rasio Konsistensi.................................................. 112
Tabel 3.13 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Capital................. 113
Tabel 3.14 Matriks Nilai Kriteria Capital................................................... 113
Tabel 3.15 Matriks Penjumlahan Tiap Baris Kriteria Capital ..................... 114
Tabel 3.16 Perhitungan Rasio Konsistensi.................................................. 114
Tabel 3.17 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Capacity .............. 115
Tabel 3.18 Matriks Nilai Kriteria Capacity ................................................ 115
Tabel 3.19 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Capacity ................ 115
Tabel 3.20 Perhitungan Rasio Konsistensi.................................................. 116
Tabel 3.21 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Collateral ............ 116
Tabel 3.22 Matriks Nilai Kriteria Collateral............................................... 117
Tabel 3.23 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Collateral .............. 117
Tabel 3.24 Perhitungan Rasio Konsistensi ................................................. 117

18

Tabel 3.25 Matriks Hasil............................................................................. 118


Tabel 3.26 Nilai Nasabah ............................................................................ 118
Tabel 3.27 Hasil Akhir................................................................................ 118
Tabel 3.28 Matrik Kriteria .......................................................................... 127
Tabel 3.29 Matrik Subkriteria Karakter ....................................................... 127
Tabel 3.30 Matrik Subkriteria Kapital ......................................................... 128
Tabel 3.31 Matrik Subkriteria Kapasitas ..................................................... 128
Tabel 3.32 Matrik Subkriteria Jaminan........................................................ 128
Tabel 3.33 Matrik Subkriteria Kondisi Ekonomi ......................................... 129
Tabel 3.34 Tabel Nasabah........................................................................... 129
Tabel 3.35 Update Data Penilaian Kredit .................................................... 131
Tabel 4.1 Uji Kelayakan PT. BPRS Bumi Rinjani Batu............................. 162
Tabel 4.2 Uji Program SPK Kelayakan Pemberian Kredit ......................... 163
Tabel 4.3 Prosentase Tingkat Validasi Program ........................................ 164

19

ABSTRAK
Saputra, David Hari. 2009. Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan
Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP (Analytical
Hierarchy Process) di PT. BPRS BUMI RINJANI BATU. Skripsi.
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Pembimbing : (I) Fatchurrochman, M. Kom. (II) M. Ainul Yaqin, M. Kom.
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Kredit, Metode AHP

PT BRRS Bumi Rinjani Batu adalah salah satu lembaga keuangan di


Indonesia yang berbentuk bank yang memberikan jasa keuangan dengan
menggunakan prinsip-prinsip perbankan syariah. PT BRRS Bumi Rinjani Batu
memberikan bantuan pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara kredit/cicilan
dan mempunyai beberapa sistem, prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi
oleh calon debitur. Sehingga sebagai upaya untuk meningkatkan profitabilitas
bank syariah maka perlu dilakukan pengelolaan pembiayaan untuk menjaga agar
kualitas pembiayaan tetap terjaga dari pembiayaan yang bermasalah serta dari
resiko kerugian. Demi efisiensi dan efektifitas kerja maka pengambilan keputusan
yang tepat sangat diperlukan. Sehingga dalam penentuan kelayakan pemberian
kredit kepada calon debitur PT. BPRS Bumi Rinjani Batu terdapat beberapa
kriteria yang menjadi penilaian. Penilaian ini berdasarkan analisis kualitatif yakni
analisis 5C (character, capital, capacity, condition of economy, collateral).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang, mengaplikasikan serta
mengembangkan sistem pendukung keputusan (SPK) yang mampu memberikan
keputusan kelayakan kredit kepada calon nasabah. Metode yang digunakan dalam
sistem pendukung keputusan ini adalah metode AHP (Analytical Hierarchy
Process).
Hasil uji program yang dilakukan kepada 17 calon nasabah yang
disesuaikan dengan data penilaian kredit dari Bank didapatkan bahwa 9 calon
nasabah diterima, 5 calon nasabah dipertimbangkan dan 3 calon nasabah ditolak.
Tingkat validasi sistem ini adalah 76.47 % valid digunakan dalam menentukan
kelayakan pemberian kredit nasabah dan 23.53 % tidak valid. Ketidakvalidasian
dari sistem ini disebabkan dari kebutuhan bank dalam menentukan kelayakan
pemberian kredit pada calon nasabah. Jika pihak Bank membutuhkan 10 calon
nasabah untuk direkomondasikan dalam mendapatkan kredit maka calon nasabah
yang dipertimbangkan dan ditolak juga dapat direkomondasikan dalam
mendapatkan kredit. Berdasarkan hasil uji program tersebut menunjukkan bahwa
sistem pendukung keputusan ini sudah dapat menentukan kelayakan kredit
nasabah dengan baik.

20

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua transaksi yang dilakukan oleh orang muslim haruslah
berdasarkan prinsip rela sama rela, dan tidak boleh ada pihak yang menzalimi
atau yang dizalimi. Prinsip dasar ini mempunyai implikasi yang sangat luas
dalam bidang ekonomi dan bisnis, termasuk dalam praktik perbankan. Allah
SWT berfirman dalam surat An-Nisa ayat 29 yang berbunyi:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan


harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu. (QS: An-Nisa: 29)
Allah SWT melarang hamba-hamba-Nya yang beriman memakan harta
sebagian mereka terhadap sebagian lainnya dengan bathil, yaitu dengan
berbagai macam usaha yang tidak syari seperti riba, judi dan berbagai hal
serupa yang penuh tipu daya, sekalipun pada lahiriahnya cara-cara tersebut
berdasarkan keumuman hukum syari, tetapi diketahui oleh Allah dengan jelas
bahwa pelakunya hendak melakukan tipu muslihat terhadap riba.

21

Jadi dalam surat ini Allah melarang kaum muslimin memakan harta
sesamanya dengan jalan bathil, artinya Allah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba, dan Allah memerintahkan kaum muslimin

untuk

bermuamalah dengan jalan suka sama suka dan rela sama rela. (Abdullah,
2003: 555-556)
Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya
membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Kebijakan
moneter dan perbankan merupakan bagian dari kebijakan ekonomi yang
diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh sebab itu peranan
perbankan dalam suatu negara sangat penting. Tidak ada suatu negarapun
yang hidup tanpa memanfaatkan lembaga keuangan (Siamat, 1999: 47).
Lembaga keuangan perbankan merupakan lembaga keuangan yang
bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke
masyarakat guna memenuhi kebutuhan dana bagi pihak yang membutuhkan,
baik untuk kegiatan produktif maupun konsumtif. Lembaga perbankan di
Indonesia telah terbagi menjadi dua jenis yaitu, bank yang bersifat
konvensional dan bank yang bersifat syariah. Bank yang bersifat
konvensional adalah bank yang pelaksanaan operasionalnya menjalankan
sistem bunga (interest fee), sedangkan bank yang bersifat syariah adalah bank
yang dalam pelaksanaan operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip syariah
Islam.
Pengertian BPR menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 adalah
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan

22

prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
BPRS adalah BPR yang pola operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip
muamalah Islam. (perwataatmadja, 1992: 95)
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran :

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


tinggalkan sisa riba
(yang belum dipungut) jika kamu orangorang yang beriman. (QS. Al-Baqarah: 278)
Dalam hal ini Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman
untuk bertakwa kepada-Nya sekaligus melarang mereka mengerjakan hal-hal
yang dapat mendekatkan kepada kemurkaan-Nya dan menjauhkan diri dari
keridhaan-Nya, dan Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk takut
kepada-Nya dan berhati-hati, karena sesungguhnya Allah senantiasa
mengawasi sesuatu yang mereka perbuat.
Dan juga dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 279
yang berbunyi:

Artinya: Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan
jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (QS.
Al-Baqarah: 279)

23

Dalam ayat ini dijelaskan barang siapa yang masih tetap melakukan
praktek riba dan tidak melepaskan diri darinya, maka wajib atas imam kaum
muslimin untuk memintanya bertaubat, jika ia mau melepaskan diri darinya,
maka keselamatan baginya, dan jika menolak, maka ia harus dipenggal
lehernya.
Dan ayat ini merupakan peringatan keras dan ancaman yang sangat
tegas bagi orang-orang yang masih tetap mempraktekkan riba setelah adanya
peringatan tersebut. (Abdullah, 2003: 555-557)
PT BRRS Bumi Rinjani Batu sebagai salah satu lembaga keuangan di
Indonesia yang berbentuk bank yang memberikan jasa keuangan dengan
menggunakan prinsip-prinsip perbankan syariah. PT BRRS Bumi Rinjani
Batu memberikan bantuan pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara
kredit/cicilan dan mempunyai beberapa sistem, prosedur dan persyaratan yang
harus dipenuhi oleh calon debitur. Adapun ruang lingkup kegiatan PT. BPRS
Bumi Rinjani Batu adalah mencakup tabungan, deposito, dan pembiayaan
diantaranya:

pembiayaan

murabahah,

pembiayaan

mudharabah

dan

pembiayaan musyarakah.
Pada PT. BPRS Bumi Rinjani sebelum menyalurkan dana melalui
pembiayaan pada nasabah, pihak Bank terlebih dahulu melakukan penilaian
nasabah (analisis pembiayaan) untuk mengetahui layak atau tidaknya nasabah
tersebut menerima pembiayaan. Perusahaan menetapkan kebijakan dalam
pemberian kredit antara lain menetapkan standard untuk menerima atau
menolak resiko kredit yaitu menentukan siapa yang berhak menerima kredit

24

yang telah memenuhi syarat 5C, bagaimana karakter nasabah (character),


kapasitas melunasi kredit (capacity), kemampuan modal yang memiliki
nasabah (capital), jaminan yang dimiliki nasabah untuk menanggung resiko
kredit (collateral), dan kondisi ekonomi saat ini yang mempengaruhi usaha
nasabah (condition of economic).
Sistem yang sedang berjalan dalam Pengambilan keputusan di PT.
BPRS Bumi Rinjani masih menggunakan proses manual dan database yang
digunakan masih dalam bentuk kertas, sehingga membutuhkan waktu yang
lama untuk pengolahan dan kendala yang lainnya adalah kesulitan dalam
penyimpanan atau pencarian arsip yang telah tersimpan jika akan dicocokkan
dengan informasi/pedoman yang baru diperoleh, serta tak lupa masalah
pembuatan laporan yang terlambat terkadang juga menghambat penyampaian
informasi kepada pimpinan bank. Hal ini berdampak terhadap lamanya
nasabah dalam menunggu hasil keputusan dari pihak Bank.
Banyaknya perusahaan ataupun pengusaha yang mengajukan kredit ke
PT. BPRS Bumi Rinjani, menuntut bank harus lebih meningkatkan kualitas
pelayanan terhadap nasabah. Hasil ini bisa menggunakan aplikasi terbaru dari
produk bank yang sudah ada di komputer sehingga proses dapat berjalan
dengan cepat. Tapi di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu belum menggunakan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) berbasis komputer dikarenakan masih
banyaknya karyawan yang tidak bisa menggunakan teknologi informasi secara
advance, padahal sudah seharusnya di era globalisasi ini diharuskan
mengetahui tentang perkembangan teknologi. Bank sendiri diharapkan sudah

25

seluruhnya menggunakan teknologi komputer tanpa proses manual lagi


terutama dalam pengambilan suatu keputusan, agar para nasabah tidak harus
menunggu terlalu lama.
Dengan demikian penyaluran kredit yang berhasil akan membawa
keuntungan yang besar bagi bank. Oleh karenanya BPRS harus benar-benar
hati-hati dalam menyalurkan kreditnya.
Sehingga sebelum menyalurkan kredit kepada seorang calon nasabah,
PT. BPRS Bumi Rinjani harus menilai terlebih dahulu kelayakan terhadap
nasabah dalam pemberian kreditnya. Menilai suatu kelayakan terhadap
nasabah dalam pemberian kredit, bukanlah hal yang mudah karena melibatkan
banyak faktor yang harus dipertimbangkan dan dianalisis dengan tepat,
cermat, namun cepat. Hal ini mengingat keamanan dari kredit itu sendiri agar
di kemudian hari tidak menimbulkan masalah yang menyulitkan pihak
nasabah maupun merugikan pihak bank akibat pengembalian kredit yang
kurang lancar, diragukan,dan macet.
Dengan adanya perkembangan teknologi komputer di bidang sistem
informasi dan melihat karakteristik permasalahan di atas yang mana penilaian
kelayakan terhadap nasabah dalam pemberian kredit merupakan masalah yang
kurang terstruktur atau semi terstruktur dan cukup rumit dan kompleks, juga
merupakan tanggungjawab pihak manajemen menengah dan puncak yang
harus dilakukan secara tepat dan efisien sehingga penyaluran dana kredit tepat
kepada calon nasabah yang layak menerima kredit tersebut.

26

Salah satu teknik pengambilan keputusan yang digunakan dalam


analisis kebijaksanaan adalah AHP (Analytic Hierarchy Process). AHP adalah
prosedur yang berbasis matematis yang sangat baik dan sesuai untuk kondisi
evaluasi atribut-atribut kualitatif. Atribut-atribut tersebut secara matematik
dikuantitatif dalam satu set perbandingan berpasangan .
Pada hakekatnya AHP merupakan suatu model pengambil keputusan
yang komprehensif dengan memperhitungkan hal- hal yang bersifat kualitatif
dan kuantitatif. Dalam model pengambilan keputusan dengan AHP pada
dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya.
AHP juga memungkinkan ke struktur suatu sistem dan lingkungan kedalam
komponen saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka dengan
mengukur dan mengatur dampak dari komponen kesalahan sistem (Saaty,2001)
Maka penulis mencoba membuat sebuah sistem informasi berbasis
komputer yang dikenal dengan Decision Support Systems atau Sistem
Pendukung Keputusan.
Dengan latar belakang tersebut, peneliti memilih judul: SISTEM
PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT
NASABAH DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process) DI
PT. BPRS BUMI RINJANI BATU".

27

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
diambil rumusan masalah, yaitu:
Bagaimana merancang dan membuat Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan
Pemberian Kredit Nasabah dengan metode AHP di PT. BPRS Bumi Rinjani
Batu?

1.3 Batasan Masalah


1. Program ini berisi penentuan Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah di PT.
BPRS Bumi Rinjani Batu.
2. Analisis yang digunakan dalam menentukan kelayakan pemberian kredit
PT. BPRS Bumi Rinjani Batu menerapkan Analisis 5C (Character,
Capital, Capacity, Collateral dan Condition of economic).

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.4.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
(1)

Merancang dan membangun Sistem Pendukung Keputusan yang

dapat membantu Bank dalam menentukan kelayakan pemberian kredit


terhadap nasabah.
(2)

Menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai

salah satu metode pengambilan keputusan pemecahan suatu masalah

28

multikriteria dengan membuat rancangan sistem

dan membangun

perangkat lunak pendukung keputusan.


1.4.2 Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihakpihak yang terkait dengan penelitian ini, antara lain adalah :

Bagi peneliti
Menambah khazanah keilmuan, pemikiran dan pengalaman
dalam bidang Teknik Informatika, serta sebagai salah satu syarat
untuk meraih gelar Sarjana Strata Satu (S-1) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Malang.

Bagi lembaga
Hasil dari penelitian ini kiranya dapat digunakan sebagai
tambahan informasi dalam meningkatkan output pendidikan
khususnya di perguruan tinggi, yakni Universitas Islam Negeri
(UIN) Malang.

Bagi PT. BPRS Bumi Rinjani Batu


Sistem

pendukung

keputusan

diharapkan

dapat

memberikan keputusan yang dapat membantu Bank dalam


menentukan kelayakan pemberian kredit Bank terhadap nasabah.

29

1.5 Metodologi Penelitian


Metode yang digunakan dalam penyusunan Skripsi ini dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini,
yaitu penelitian tindakan (Action Research). Dalam perancangan aplikasi
yang dilakukan bersama-sama antara peneliti dengan pihak-pihak yang
bersangkutan di dalam menangani proses pengelolaan data-data yang ada
di lembaga tersebut.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah suatu wilayah yang dijadikan objek bagi
penelitian. Tempat penelitian guna penulisan skripsi ini berlokasi di PT.
BPRS Bumi Rinjani Batu .
3. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian skripsi ini
meliputi:
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung
dari sumbernya diamati dan dicatat untuk pertama kalinya, dan
mempunyai hubungan erat dengan permasalahan yang dihadapi
lembaga tersebut.

30

b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari bahan
bacaan buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang
dihadapi lembaga.
4. Metode Pengumpulan Data
Salah satu masalah yang terpenting dalam penelitian adalah
melalui metode tertentu untuk memecahkan suatu masalah yang diperoleh
dengan tujuan agar mendapat hasil yang dapat dipertanggung jawabkan.
Adapun langkah-langkah dalam teknik pengumpulan data suatu penelitian
adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Dengan mengadakan penelitian dan menganalisa secara langsung
terhadap kondisi BPRS, sehingga dapat dilihat kebutuhan aplikasi yang
dirancang, dimana observasi ini meliputi pengamatan terhadap perangkat
lunak, perangkat keras dan sebagainya. Observasi juga mencakup
pencarian dan pengambilan data.
b. Studi Literatur
Dalam mempelajari data manual dan referensi yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi akan digunakan dalam perencanaan dan
perancangan aplikasi yang akan dibuat.
c. Teknik wawancara yang dilakukan secara langsung guna memperoleh
informasi tentang spesifikasi SPK Kredit yang akan dikembangkan.

31

d. Mempelajari dokumen-dokumen terkait, yaitu formulir-formulir yang


digunakan selama ini untuk dianalisis lebih lanjut

1.6 Sistematika Penulisan


Penulisan Skripsi ini terbagi menjadi beberapa bab yang masingmasing bab membahas tentang :
Bab I : Pendahuluan
Di dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian
dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Di dalam bab ini berisi tentang teori yang menjadi dasar dan
mendukung penulisan laporan skripsi.
Bab III : Desain dan Perancangan Sistem
Dalam bab ini menjelaskan tentang analisa penulis dalam
pengembangan sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian
kredit nasabah dengan metode AHP.
Dan

tahapan

perancangan

pembangunan

sistem

pendukung

keputusan kelayakan pemberian kredit nasabah dengan metode AHP


di PT. BPRS BUMI RINJANI BATU, yang meliputi rancangan antar
muka, perancangan proses dan perancangan basis data.

32

Bab IV : Hasil dan Pembahasan


Dalam bab ini penulis akan menuangkan aplikasi program tentang
pengimplementasian

sistem

pendukung

keputusan

kelayakan

pemberian kredit nasabah dengan metode AHP di PT. BPRS BUMI


RINJANI BATU ke dalam bahasa pemrograman Delphi 7.0.
Bab V : Penutup
Dalam bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran-saran yang
ada kaitannya dengan software aplikasi sistem pendukung keputusan
kelayakan pemberian kredit nasabah dengan metode AHP di PT.
BPRS BUMI RINJANI BATU, agar dapat berguna di lingkungan
perusahaan khususnya dan lingkungan luar pada umumnya.

33

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kredit Menurut Islam


Semua transaksi yang dilakukan oleh orang muslim haruslah
berdasarkan prinsip rela sama rela, dan tidak boleh ada pihak yang menzalimi
atau yang dizalimi. Prinsip dasar ini mempunyai implikasi yang sangat luas
dalam bidang ekonomi dan bisnis, termasuk dalam praktik perbankan. Allah
berfirman dalam surat An-Nisa ayat 29 yang berbunyi:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan


harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu. (QS: An-Nisa: 29)
Allah SWT melarang hamba-hamba-Nya yang beriman memakan harta
sebagian mereka terhadap sebagian lainnya dengan bathil, yaitu dengan
berbagai macam usaha yang tidak syari seperti riba, judi dan berbagai hal
serupa yang penuh tipu daya, sekalipun pada lahiriahnya cara-cara tersebut
berdasarkan keumuman hukum syari, tetapi diketahui oleh Allah dengan jelas
bahwa pelakunya hendak melakukan tipu muslihat terhadap riba. (Abdullah,
2003: 555-556)

34

Hadits Nabi riwayat al-Baihaqi dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh
Ibnu Hibban :






   
   


 /0* 1 ) ('


)  *   +, :
 !

  #
 

(*2   34


Artinya

Dari Abu Said al-Khudri Rasulullah SAW bersabda,


Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.
(HR. al-Baihaqi, Ibnu Majah, dan Shahih menurut Ibnu Hibban)

Dalam ayat di atas Allah melarang kaum muslimin memakan harta


sesamanya dengan jalan bathil, artinya Allah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba, dan Alah

memerintahkan kaum muslimin

untuk

bermuamalah dengan jalan suka sama suka dan rela sama rela. (Abdullah,
2003: 556)
Diriwayatkan dari Qatadah bahwa Anas r.a membawa roti gandum
yang diolesi lemak kepada Nabi SAW. Nabi SAW menggadaikan baju besinya
kepada seorang Yahudi di Madinah, kemudian uang hasil gadai tersebut
dipergunakan untuk membeli gandum untuk makanan keluarganya. Saya
pernah mendengar Anas r.a mengatakan: pada malam hari keluarga
Muhammad SAW tidak memiliki satu sha tepung atau sha biji-bijian (untuk
dimakan) padahal beliau mempunyai sembilan orang istri. Berdasarkan
penjelasan hadist tersebut, bahwa Nabi SAW membeli bahan makanan dengan
cicilan/kredit. (Imam Az-Zabidi, 2001:452)
Dalam bahasa sehari-hari kata kredit sering diartikan memperoleh
barang dengan membayar dengan cicilan atau angsuran dikemudian hari atau

35

memperoleh pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan di kemudian hari


dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. Jadi dapat diartikan
bahwa kredit dapat berbentuk barang atau berbentuk uang. Baik kredit
berbentuk barang maupun kredit berbentuk uang dalam hal pembayarannya
adalah dengan menggunakan metode angsuran atau cicilan tertentu. Kredit
dalam bentuk uang lebih dikenal dengan istilah pinjaman. Dewasa ini
pengertian pemberian kredit di samping dengan istilah pinjaman oleh bank
yang berdasarkan prinsip konvensional adalah istilah pembiayaan yang
digunakan oleh bank berdasarkan prinsip syariah.
Menurut asal mulanya kata kredit berasal dari kata credere yang
artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh
kredit maka berarti mereka memperoleh kepercayaan. Sedangkan bagi si
pemberi kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa
uang yang dipinjamkan pasti kenbali.
Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun
1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

36

dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka


waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.(Kasmir, 2000: 72-73)
Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu
pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,
baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan. (Muhammad, 2005: 17)
Dari pengertian di atas dapatlah dijelaskan bahwa baik kredit atau
pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan
uang, Misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil.
Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah
penerima kredit (debitur), dengan perjanjian yang telah dibuatnya.
Islam mengatur proses yang mencakup hak dan kewajiban masingmasing pihak dalam proses kredit, sebagaimana firman Allah SWT dalam
surat Al-Baqarah ayat 280 yang berbunyi:

Artinya: Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka
berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan
(sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu
Mengetahui. (QS: Al-Baqarah: 280)

37

Allah SWT memerintahkan agar bersabar jika orang yang meminjam


dalam kesulitan dalam membayar hutang, yang tidak memperoleh apa yang
dapat digunakan dalam membayar. Tidak seperti yang terjadi di kalangan
orang-orang jahiliyah. Di mana salah seorang di antara mereka mengatakan
kepada peminjam, jika sudah jatuh tempo: dibayar atau ditambahkan pada
bunganya. Selanjutnya Allah SWT menganjurkan untuk menghapuskannya
saja. Dan Dia menyediakan kebaikan dan pahala yang melimpah atas hal itu.
(Abdullah, 2003: 557)
Sehingga dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masingmasing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama.
Demikian pula dengan masalah sanksi apabila si debitur ingkar janji terhadap
perjanjian yang telah dibuat bersama.
Pemberian kredit pada bank konvensional dalam meminjamkan uang
kepada yang membutuhkan dan mengambil bagian keuntungan berupa bunga
dan provisi dengan cara membungakan uang yang dipinjamkan tersebut,
prinsip syariah meniadakan transaksi semacam ini dan mengubahnya menjadi
pembiayaan. Bank tidak meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah, tetapi
membiayai proyek keperluan nasabah. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai
intermediasi uang tanpa meminjamkan uang dan membungakan uang tersebut.
Sebagai gantinya, pembiayaan usaha nasabah tersebut dapat dilakukan dengan
cara membelikan barang yang dibutuhkan nasabah, lalu bank menjual kembali
kepada nasabah, atau dapat pula dengan cara bank mengikutsertakan modal
dalam usaha nasabah.

38

Analisis kredit diberikan, untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah


benar-benar dapat dipercaya maka, sebelum kredit diberikan bank terlebih
dulu mengadakan mengadakan analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar
belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan
serta factor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa
kredit yang diberikan benar-benar aman dalam arti uang yang disalurkan pasti
kembali.
Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dulu akan sangat
membahayakan bank. Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan datadata fiktif sehingga kredit tersebut sebenarnya tidak layak untuk diberikan.
Akibatnya jika salah dalam dalam menganalisis, maka kredit yang disalurkan
akan sulit untuk ditagih alias macet. Namun faktor salah analisis ini bukanlah
merupakan penyebab utama kredit macet walaupun sebagian terbesar kredit
macet diakibatkan salah dalam mengadakan analisis. Penyebab lainnya
mungkin disebabkan oleh musibah seperti bencana alam yang memang tidak
dapat dihindari oleh nasabah. Seperti misalnya kebanjiran, atau gempa bumi
atau dapat pula kesalahan dalam pengelolaan.
Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, maka langkah yang
dilakukan oleh bank adalah oleh bank adalah berupaya untuk menyelamatkan
kredit tersebut dengan berbagai cara tergantung dari kondisi nasabah atau
penyebab kredit tersebut macet. Jika memang masih bisa dibantu, maka bank
adalah tindakan membantu nasabah apakah dengan menambah jumlah kredit
atau dengan memperpanjang jangka waktunya. Namun jika memang sudah

39

tidak dapat diselamatkan kembali maka tindakan terakhir bagi bank adalah
menyita jaminan yang telah dijaminkan oleh nasabah. (Kasmir, 2000: 73-74)
2.2 Unsur-unsur Kredit
Setiap pemberian kredit sebenarnya jika dijabarkan secara mendalam
mengandung beberapa arti. Jadi dengan menyebutkan kata kredit sudah
terkandung beberapa arti. Atau dengan kata lain pengertian kata kredit jika
dilihat secara utuh mengandung beberapa makna, sehingga jika kita bicara
kredit maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung di
dalamnya.
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
kredit adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan
Yaitu syarat keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan
bank berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali di
masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena
sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan
yang mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan
untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit
yang disalurkan.
2. Kesepakatan
Di samping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsure
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-

40

masing pihak mendatangani hak dan kewajibanya masing-masing.


Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang
ditangani oleh kedua belah pihak bank dan nasabah.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu teretentu, jangka
waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki
jangka waktu.
4. Resiko
Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian
yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kredit nya pada
hal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak
sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab
tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu
pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit
semakin besar resikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Resiko
ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupun resiko
maupun resiko yang tidak disengaja.
5. Balas Jasa
Akibat pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan suatu
keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu
kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga bagi bank
prinsip konvensional. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan

41

komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama


bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas
jasanya ditentukan dengan bagi hasil. (Kasmir, 2000: 74-76)
2.3 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Artinya: Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara


tunai), sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka
hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang oleh yang
berpiutang. Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian
yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya (hutangnya), dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah
Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan
persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Baqarah (2) :
283)
Ayat ini dijadikan sebagai dalil yang menunjukkan bahwa jaminan
harus sesuatu yang dapat dipegang. Sebagaimana yang menjadi pendapat
Imam Syafii dan jumhur ulama. Amanah merupakan salah satu moral
keimanan. Amanah juga berarti memilki tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas dan kewajiban yang diberikan kepadanya. Amanah dapat ditampilkan
dalam keterbukaan, kejujuran, dan pelayanan yang optimal kepada nasabah
(Abdullah, 2003: 569).

42

Jaminan kredit yang diberikan nasabah kepada bank hanyalah


merupakan tambahan, terutama untuk melindungi kredit yang macet akibat
suatu musibah. Akan tetapi apabila suatu kredit diberikan telah dilakukan
penelitian secara mendalam, sehingga nasabah sudah dikatakan layak untuk
memperoleh kredit, maka fungsi jaminan kredit hanyalah untuk berjaga-jaga.
Oleh karena itu dalam pemberian kreditnya bank harus memperhatikan
prinsip-prinsip pemberian kredit yang benar. Artinya sebelum suatu fasilitas
kredit diberikan maka bank harus merasa yakin terlebih dahulu bahwa kredit
yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari
hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh
bank dapat dilakukan dengan berbagai prinsip untuk mendapatkan keyakinan
tentang nasabahnya.
Prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan
analisis 5C. Prinsip pemberian kredit dengan analisis dengan 5C, kredit dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Character
Pengertian character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon
debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank
bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benarbenar dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang
nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat
pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan
keluarga, hobi dan sosial standingnya. Character merupakan ukuran untuk

43

menilai kemauan nasabah membayar kreditnya. Orang yang memilki


karakter baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan berbagai
cara.
2. Capacity
Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang
dihubungkan

dengan

kemampuannya

mengelola

bisnis

serta

kemampuanya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat


kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin
banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin besar kemampuanya
untuk membayar kredit.
3. Capital
Biasanya bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%,
artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula
menyediakan danan dari sumber lainnya atau modal sendiri dengan kata
lain Capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang
dimilki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.
4. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang
diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi
suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan
secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari
resiko kerugian.

44

5. Condition of Economy
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang
dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam
kondisi perekonomian yang kurang stabil sebaiknya pemberian kredit
untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi
diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut di masa
yang akan datang. (Kasmir, 2000: 91-92)
2.4 Prosedur Pemberian Kredit
Sebelum debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui
tahap-tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal dan dokumendokumen yang diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit
sampai dengan kredit dikucurkan. Tahap-tahapan dalam memberikan kredit ini
kita kenal dengan nama prosedir pemberian kredit. Tujuan prosedur
pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit, diterima
atau ditolak. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisaa: 58.

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat


kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. An-Nisaa: 58)

45

Allah

SWT

mengabarkan,

bahwa

Dia

memerintahkan

untuk

menunaikan amanat kepada ahlinya. Dan perintah dari-Nya untuk menetapkan


hukum di antara manusia dengan adil. Untuk itu Muhammad bin Kaab, Zaid
bin Aslam dan Syahr bin Hausyab berkata: sesungguhnya ayat ini diturunkan
untuk para umara, yaitu para pemutus hukum diantara manusia. Allah SWT
memerintahkan kalian untuk menunaikan amanat, menetapkan hukum di
antara manusia dengan adil dan hal lainnya, yang mencakup perintah-perintah
dan syariat-syariat-Nya yang sempurna, agung dan lengkap. (Abdullah, 2003:
336-337)
Oleh karenanya BPRS harus bersikap Amanah, contohnya memiliki
sikap keterbukaan, kejujuran, dan pelayanan yang optimal kepada nasabah.
Dan juga dalam kinerja perbankan harus benar-benar hati-hati dalam
menyalurkan kreditnya. Sehingga dalam menentukan kelayakan suatu kredit
maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Apabila
dalam penilaian mungkin ada kekurangan maka pihak bank dapat meminta
kembali ke nasabah atau bahkan langsung ditolak.
Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara
umum antar bank yang satu dengan yang lain tidak jauh berbeda. Yang
menjadi perbedaan mungkin hanay terletak persyaratan dan ukuran-ukuran
penilaian yang ditetapkan oleh bank dengan pertimbangan masing-masing.
Dalam praktiknya prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan
antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum,

46

kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau
produktif.
Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan
hukum sebagai berikut:
1. Pengajuan Proposal
Untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank maka tahap yang pertama
pemohon kredit mengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam suatu
proposal. Proposal kredit harus dilampiri dengan dokumen-dokumen lainnya
yang dipersyaratkan. Yang perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan
proposal suatu kredit hendaknya yang berisi keterangan tentang:

Riwayat perusahaan seperti riwayat hidup perusahaan, jenis bidang


usaha, nama pengurus berikut latar belakang pendidikannya,
perkembangan perusahaan serta wilayah pemasaran produknya.

Tujuan pengambilan kredit, dalam hal ini harus jelas tujuan


pengambilan kredit. Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau
meningktkan kapasitas produksi atau untuk mendirikan pabrik baru
(perluasan) serta tujuan lainnya. Kemudian juga yang perlu mendapat
perhatian adalah penggunaan kredit apakah untuk model kerja atau
investasi.

Besarnya kredit dan jangka waktu.


Dalam proposal pemohon menentukan besarnya jumlah kredit yang
diinginkan dan jangka waktu kreditnya.

47

Cara pemohon mengembalikan kredit maksudnya perlu dijelaskan


secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah
dari hasil penjualan atau dengan cara lainnya.

Jaminan
Jaminan kredit yang diberikan dalam bentuk surat atau sertifikat.
Penilaian jaminan kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa,
palsu dan sebagainya, biasanya setiap jaminan diikat dengan suatu
asuransi tertentu.
Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan dengan berkas-berkas yang

telah dipersyaratkan seperti:


a. Akte Pendirian Perusahaan
Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk P.T. (Perseroan Terbatas)
atau Yayasan yang dikeluarkan oleh Notaris dan disahkan oleh
Departemen Kehakiman.
b. Bukti diri (KTP) para pengurus dan pemohon kredit.
c. T.D.P. (Tanda Daftar Perusahaan).
Tanda Daftar Perusahaan ada selembar sertifikat yang dikeluarkan oleh
Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan biasanya berlaku 5 tahun
dan jika masa berlaku habis dapat diperpanjang kembali.
d. N.P.W.P. (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Nomor Pokok Wajib Pajak, merupakan surat tentang wajib pajak yang
dikeluarkan oleh Departemen Keuangan.
e. Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir.

48

f. Foto copy sertifikat yang dijadikan jaminan.


g. Daftar penghasilan bagi perseorangan.
h. Kartu Keluarga (K.K) bagi perseorangan.
2. Penyelidikan Berkas Pinjaman
Tahap selanjutnya adalah penyelidikan dokumen-dokumen yang
diajukan pemohon kredit. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas
yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan yang telah ditetapkan. Jika
menurut pehak perbankan belum lengkap atau belum cukup maka nasabah
diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu
nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya
permohonan kredit dibatalkan saja.
Dalam penyelidikan berkas hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
membuktikan kebenaran dan keaslian dari berkas-berkas yang ada, seperti
kebenaran dan keaslian Akte Notaris, TDP, KTP, dan Surat-surat jaminan
seperti Sertifikat Tanah, BPKB Mobil ke instansi yang berwenang
mengeluarkannya. Kemudian jika asli dan benar maka pihak bank mencoba
mengkalkulasi apakah jumlah kredit yang diminta memang relevan dan
kemampuan nasabah untuk membayar. Semua ini dengan menggunakan
perhitungan terhadap angka-angka yang dilaporan keuangan dengan berbagai
rasio keuangan yang ada.
3. Penilaian Kelayakan Kredit
Dalam penilaian layak atau tidak suatu kredit disalurkan maka perlu
dilakukan suatu penilaian kredit. Penilaian kelayakan suatu kredit dapat

49

dilakukan dengan menggunakan 5C (Character, capacity, capital, colleteral,


dan condition of economy) atau 7P (personality, party, perpose, prospect,
payment, profitability, dan protection) namun untuk kredit yang lebih besar
jumlahnya perlu dilakukan metode penilaian dengan Studi Kelayakan. Dalam
studi kelayakan ini setiap aspek dinilai apakah memenuhi syarat atau tidak.
Apabila salah satu aspek tidak memenuhi syarat maka perlu dilakukan
pertimbangan untuk mengambil keputusan.
Adapun aspek-aspek yang perlu dinilai dalam pemberian suatu fasilitas
kredit adalah:
a. Aspek Hukum
Dalam aspek ini, tujuannya adalah untuk menilai keaslian dan
keabsahan dokumen-dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit. Penilaian
aspek hokum ini juga dimaksudkan agar jangan sampai dokumen yang
diajukan palsu atau dalam kondisi sengketa, sehingga menimbulkan masalah.
Penilaian dokumen-dokumen ini dilakukan ke lembaga yang berhak untuk
mengeluarkan dokumen-dokumen tersebut.
Penilaian aspek hukum meliputi:

Akte Notaris

Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Izin Usaha

Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

50

Sertifikat-sertifikat yang dimiliki baik sertifikat tanah atau surat-surat


berhaga

Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB)

Dan Lain.

b. Aspek Pasar dan Pemasaran


Merupakan aspek untuk menilai apakah kredit yang dibiayai akan laku
di pasar dan bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan. Dalam aspek ini
yang akan dinilai adalah prospek usaha sekarang dan di masa yang akan
dating.
c. Aspek Keuangan
Untuk menilai keuangan perusahaan yang dilihat dari laporan
keuangan yaitu Neraca dan Laporan Laba/Rugi selama 3 tahun terakhir.
Analisis keuangan meliputi analisa dengan menggunakan rasio-rasio keuangan
seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan
analisis peluang pokok.
d. Aspek Teknis/Opearsi
Dalam aspek ini yang dinilai adalah masalah lokasi usaha, kemudian
kelengkapan saran dan prasarana yang dimiliki, termasuk lay out gedung dan
ruangan.
e. Aspek Manajemen
Untuk menilai pengalaman peminjam dalam mengelola usahanya,
termasuk sumber daya manusia yang dimilkinya.

51

f. Aspek Ekonomi Sosial


Untuk menilai dampak usaha yang diberikan terutama bagi masyarakat
luas baik ekonomi maupun sosial.
g. Aspek AMDAL
Aspek ini sangat penting dalam rangka apakah usaha yang dibuatnya
sudaj memenuhi criteria analisis dampak lingkungan terhadap darat, air, dan
udara sekitarnya.
4. Wawancara Pertama
Tahap ini merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan cara
berhadapan langsung dengan calon peminjam. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan keyakinan apabila berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap
sperti yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan
dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara ini
dibuat serileks mungkin sehingga diharapkan hasil wawancara akan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Pertanyaan yang diajukan dapat pula
dilakukan dengan wawancara terstruktur, tidak terstruktur atau wawancara
stress atau dengan cara menjebak nasabah.
5. Peninjauan ke lokasi (On the Spot)
Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil
penyelidikan dan wawancara maka langkah selanjutnya adalah melakukan
peninjauan ke lokasi yang menjadi obyek kredit. Kemudian hasil on the spot
dicocokkan dengan hasil wawancara yang pertama. Pada saat hendak
melakukan on the spot hendaknya jangan diberitau kepada nasabah, sehingga

52

apa yang kita lihat di lapangna sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Tujuan
peninjauan ke lapangan adalah untuk memastikan bahwa obyek yang akan
dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal.
6. Wawancara Kedua
Hasil peninjauan ke lapangan dicocokkan dengan dokumen yang ada
serta hasil wawancara satu dalam wawancara kedua. Wawancara kedua ini
merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangankekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. Catatan yang
ada pada permohonan dan pada saat wawancara pertama dicocokkan dengan
pada saat on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu
kebenaran.
7. Keputusan Kredit
Setelah melalui berbagai penilaian mulai dari kelengkapan dokumen
keabsahan dan keaslian dokumen serta penilaian yang meliputi seluruh aspek
studi kelayakan kredit maka langkah selanjutnya adalah keputusan kredit.
Keputusan kredit adalah untuk menentukan apakah kredit layak untuk
diberikan atau ditolak, jika layak maka, dipersiapkan administrasinya,
biasanya keputusan kredit akan mencakup:

Akad kredit yang akan ditandatangani

Jumlah uang yang diterima

Jangka waktu kredit

Dan biaya-biaya yang harus dibayar.

53

Keputusan kredit biasanya untuk jumlah tertentu merupakan keputusan


tim. Begitu pula bagi kredit yang ditolak maka hendaknya dikirim surat
penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing. (Kasmir, 2000: 95-101)
2.5 Sistem Pendukung Keputusan
2.5.1 Proses Berfikir menurut Islam

Artinya:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih


bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut
membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan
bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu
segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tandatanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan.(QS. Al Baqarah: 164)

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, yaitu dalam hal


ketinggian, kelembutan, dan keluasannya, serta bintang-bintang yang bergerak
dan yang diam, juga peredaran pada garis

edarnya; dataran rendah dan

dataran tinggi; gunung, laut, gurun pasir, kesunyian, keramaian, dan segala
manfaat yang terdapat di dalamnya, pergantian siang dan malam, satu pergi
yang lain datang menggantikannya dengan tidak saling mendahului dan tidak

54

sedikit pun mengalami keterlambatan meski hanya sekejap. Pada semuanya itu
terdapat bukti-bukti yang jelas menunjukkan keesaan-Nya.
Orang yang berzikir dan berfikir (secara murni) atau merenungkan
tentang fenomena alam raya, maka akan dapat sampai kepada bukti yang
sangat nyata tentang keesaan dan kekuasaan Allah SWT. Maka orang yang
memiliki akal pikiran yang murni dan jernih yang tidak diselubungi oleh
kabut-kabut ide yang dapat melahirkan kerancuan dalam berfikir. Termasuk di
dalamnya adalah orang yang mampu menyelesaikan masalah dengan adil,
yang benar dikatakan benar dan yang salah dikatakan salah.
Adil adalah "perhatian terhadap hak-hak individu dan memberikan
hak-hak itu kepada setiap pemiliknya". Pengertian inilah yang didefinisikan
dengan "menempatkan sesuatu pada tempatnya" atau "memberi pihak lain
haknya melalui jalan yang terdekat". Lawannya adalah "kezaliman", dalam
arti pelanggaran terhadap hak-hak pihak lain. Dengan demikian menyirami
tumbuhan adalah keadilan dan menyirami duri adalah lawannya. Sungguh
merusak permainan (catur), jika menempatkan gajah di tempat raja,
demikian ungkapan seorang sastrawan yang arif. Pengertian keadilan seperti
ini, melahirkan keadilan sosial.
Dalam surat An-Nisaa ayat 58 Allah SWT memerintahkan untuk
menetapkan hukum di antara manusia dengan adil. Untuk itu Muhammad bin
Kaab, Zaid bin Aslam dan Syahr bin Hausyab berkata: sesungguhnya ayat
ini diturunkan untuk para umara, yaitu para pemutus hukum diantara
manusia. Allah SWT memerintahkan kalian untuk menunaikan amanat,

55

menetapkan hukum di antara manusia dengan adil dan hal lainnya, yang
mencakup perintah-perintah dan syariat-syariat-Nya yang sempurna, agung
dan lengkap. (Abdullah, 2003: 336-337)
Oleh karenanya BPRS harus bersikap Amanah, contohnya memiliki
sikap keterbukaan, kejujuran, dan pelayanan yang optimal kepada nasabah.
Dan juga dalam kinerja perbankan harus benar-benar hati-hati dalam
menyalurkan kreditnya. Sehingga dalam menentukan kelayakan suatu kredit
maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Apabila
dalam penilaian mungkin ada kekurangan maka pihak bank dapat meminta
kembali ke nasabah atau bahkan langsung ditolak.
2.5.2 Pengertian Sistem
System merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang
bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan
keluaran (output). (Kusrini, 2007: 11)
Dalam kamus inggris Indonesia nya John M. Echols dan Hassan
Shadily, sistem diartikan sebagai susunan. Seperti misalnya yang terdapat
dalam kata sistem syaraf , berarti susunan syaraf, sistem jaringan berarti
susunan jaringan, dan lain sebagainya.
Menurut M.J Alexander dalam buku Information System Analysis:
Theory and Application, sistem merupakan suatu group dari elemen-elemen
baik yang berbentuk fisik maupun non fisik yang menunjukkan suatu
kumpulan saling berhubungan di antaranya dan berinteraksi bersama-sama
menuju satu atau lebih tujuan, sasaran atau akir dari suatu system.

56

Dalam pengertian lain , sistem juga bisa diartikan sebagai cara.


Seperti misalnya kita sering mendengar kata-kata seperti sistem pengamatan,
sistem penilaian, sistem pengejaran, dan lain sebagainya. Istilah sistem juga
banyak dipakai dan dihubungkan dengan kata-kata seperti sistem pendidikan,
sistem perangkat lunak, sistem transportasi, dan lain sebagainya.
Dari sekian banyaknya arti kata sistem, kita akan mengambil
pengertian bahwa sistem adalah suatu kesatuan utuh yang terdiri dari beberapa
bagian yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan
tertentu. (wahyono, 2004 : 12)
Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan,
bekerja bersama, untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta
menghasilkan output dalam proses transformasi teratur. (Obrien, 2005: 29)
Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk
mencapai sustu tujuan. Masing-masing komponen memiliki fungsi yang
berbeda dengan yang lain, tetapi tetap dapat bekerja sama . Sistem pernafasan
kita terdiri atas hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Hidung digunakan untuk
menghirup udara, tenggorokan dipakai untuk menghantarkan udara masuk ke
dalam paru-paru, dan paru-paru berfungsi untuk mengambil oksigen dan
melakukan pembakaran sari makanan di dalam tubuh. Sistem akuntansi
perusahaan terdiri atas berbagai komponen yang digunakan untuk mencatat
data transaksi, mengolahnya, dan menyediakan informasi yang diperlukan
oleh semua pihak yang terkait.

57

Fungsi sistem yang utama adalah menerima masukan, mengolah


masukan, dan menghasilkan masukan. Agar dapat menjalankan fungsinya ini,
sistem akan memiliki komponen-komponen input, proses, keluaran, dan
control untuk menjamin bahwa semua fungsi dapat berjalan dengan baik.
(Winarno, 2004:1.5)
2.5.3 Pengertian Keputusan
Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan
dalam pemecahan masalah tersebut. Tindakan memilih strategi atau aksi yang
diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atas sesuatu itu disebut
pengambilan keputusan. Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target
atau aksi tertentu yang harus dilakukan.
Kriteria atau ciri-ciri dari keputusan adalah:
1. Banyak pilihan/alternative
2. Ada kendala atau syarat
3. Mengikuti suatu pola/model tingkah laku, baik yang terstruktur maupun
tidak terstruktur
4. Banyak input/variable
5. Ada factor resiko
6. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan (kusrini, 2007: 7).
2.5.4 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan (decision support system atau DSS)
adalah sistem informasi berbasis komputer yang menyediakan dukungan

58

informasi interaktif bagi manajer dan praktisi bisnis selamam proses


pengambilan keputusan. Sistem pendukung keputusan menggunakan (1)
model analitis, (2) database khusus, (3) penilaian dan pandangan pembuat
keputusan, dan (4) proses permodelan berbasis computer yang interaktif untuk
mendukung pembuatan keputusan bisnis yang semiterstruktur dan tak
terstruktur. (Obrien, 2005: 448)
Sistem pemandu keputusan

(SPK) adalah sebuah sistem yang

memandu pembuat keputusan. Sistem ini akan mendasarkan proses


pembuatan keputusan kepada aturan yang ditetapkan oleh para perancang
sistem. Sistem juga akan mendasarkan prosesnya kepada basis data yang ada
di dalam perusahaan.
Pengertian SPK seperti telah diuraikan pada paragraph di atas tersebut
mengandung beberapa pengertian, seperti yang diuraikan oleh Raymond
McLeod dan George P. Schell. Menurut McLeod dan Schell, SPK memiliki
komponen berikut ini:

Suatu masalah dapat bervariasi struktur jalan keluarnya, ada yang


terstruktur dan ada yang tidak terstruktur.

Proses pemecahan masalah terdiri atas empat langkah, yaitu: standar,


informasi, batasan, dan alternative jalan keluar.

Pada awalnya, SPK banyak mengandalkan berbagai laporan dan model


matematis. Namun sekarang, DSS banyak yang sudah mengandalkan
pada proses pemecahan masalah dan OLAP (On-Line Analytical
Procedure).

59

SPK (atau DSS) dapat digunakan oleh seorang pembuat keputusan.


Namun SPK dikembangkan lebih jauh hingga dapat memandu
pembuatan keputusan untuk sekelompok orang. Sistem ini disebut
dengan Sistem Pemandu Keputusan Kelompok (SPKK) atau Group
Decision Support Systems (disingkat GDSS). (Winarno, 2004:14.3)
Sistem pendukung keputusan (Decision Support System atau DSS)

adalah sistem informasi yang bertujuan untuk membantu manajemen puncak


dalam mengambil keputusan yang tidak terstruktur. Keputusan tidak
terstruktur sifatnya tidak rutin. Disebut keputusan tidak terstruktur karena
masalahnya tidak jelas, jalan keluarnya pun juga tidak jelas. (winarno; 2004:
2.9)
Menurut Gorry dan Scott Morton (1971), sistem informasi yang hanya
menangani satu atau sedikit masalah pembuatan keputusan akan memberikan
bantuan yang lebih baik kepada seorang manajer. Gory dan Scott Morton juga
menjadi orang yang mulai memperkenalkan istilah Decision Support System
(DSS) untuk mejelaskan sistem informasi yang dapat memandu keputusan
para manajer.
Untuk menggambarkan struktur suatu keputusan, Garry dan Scott
Morton menggambarkan seperti di bawah ini. Tabel tersebut menunjukkan
hubungan keputusan dengan masalah dan pembuat keputusannya. Tabel
tersebut sering disebut dengan Gorry dan Scott Morton grid.
Dari table tersebut terlihat bahwa semakin tinggi tingkatan manajemen,
keputusan yang diambil semakin banyak mengandung ketidakpastian. Selain

60

itu juga terlihat bahwa manajemen puncak juga tetap terlibat dalam pembuatan
keputusan terstruktur, meskipun bentuk keterlibatannya akan semakin kecil
bila dibanding dengan manajer level yang di bawahnya.
Sistem informasi yang diperlukan oleh masing-masing tingkatan
manajer memiliki karakteristik yang berbeda. Semakin rendah tingkatan
manajemen, system informasinya akan semakin terstruktur, yaitu system
pengolahan transaksi. Semakin tinggi tingkatan manajemen, semakin dekat
dengan system pemandu keputusan.
Tabel 2.1 Hubungan antara struktur masalah, tingkatan manajemen,
dan contoh sistem informasi yang relevan

Struktur
Masalah

Terstruktur

SemiTerstruktur

Tidak
Terstruktur

Operasional
Piutang
Dagang
Penerimaan
Order
Pencatatan
Persediaan
Penjadwalan
Produksi
Manajemen
Kas
Analisis
PERT

Tingkatan Manajemen
Pengendalian
Strategis
Analisis
Pengaturan
Anggaran
Transportasi
Forecasting
barang
jangka pendek
Penyimpanan
barang di gudang
Analisis Selisih
Penyusunan
anggaran

Merger dan
Akuisisi

Proses Produksi
Pemasaran

Perancangan
produk baru
Litbang (R & D)

Gorry dan Scott Morton, menggambarkan hubungan antara struktur


masalah, tingkatan manajemen, dan contoh sistem informasi yang relevan.
(Winarno, 2004: 14.7-14.8)

61

2.5.5 Komponen SPK


Sebagai sebuah sistem, SPK juga memiliki komponen yang agak
berbeda dengan komponen SPT dan SIM. Komponen SPK pada dasarnya
adalah sebagai berikut:
a. Basis data, yang berasal dari sumber internal (dicatat oleh perusahaan
dari berbagai transaksi yang selama ini terjadi) dan dari sumber
eksternal (diambil oleh perusahaan dari di luar perusahaan, misalnya
data industri, data statistic, dan data peraturan pemerintah).
b. Model dan pengetahuan mengenai masalah dan keputusan yang harus
diambil.
c. Berbagai perangkat analisis, yang digunakan untuk mencari jalan
keluar terbaik.

What-if analysis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apa


yang terjadi apabila satu atau beberapa variable berubah. Berapa
laba yang akan diperoleh perusahaan bila harganya dinaikkan 10%
sedang biaya variable naik 8%? Apa yang terjadi dengan biaya gaji
kalau hari minggu kantor bagian penjualan tetap buka, dan
seterusnya.

Sensitivity analysis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui


pengaruh perubahan suatu variable terhadap variable yang lain.
Analisis ini akan melakukan perubahan secara berkali-kali terhadap
suatu variable, sehingga dapat diketahui apakah pengaruhnya
konsisten atau tidak.

62

Goal-seeking analysis. Analisis ini digunakan untuk mencari


solusi terbaik (misalnya laba tertinggi atau biaya terendah atau
waktu tersingkat) dari suatu masalah.

Optimization analysis. Analisis ini digunakan untuk mencari


solusi yang paling menguntungkan bagi perusahaan, dan mirip
dengan goal-seeking analysis. Analisis ini biasanya memanfaatkan
perhitungan menggunakan linier programming.

What-if analysis

Sensitivity analysis

Goal-seeking analysis
Komponen
Pendukung
Keputusan
Analitis
Optimization analysis

Gambar 2.1 Komponen DSS yang berupa alat analisis

Laporan ada tiga jenis, yaitu:

Laporan rutin (periodic report), yang diterbitkan dan disediakan


secara berkala, memuat yang sudah standar, sehingga jarang
diperlukan oleh manajemen puncak.

Laporan pengecualian (exception report), yang disediakan apabila


terjadi kondisi yang menyimpang dari kebiasaan. Sebagai contoh,

63

terjadi penurunan produksi, maka harus segera dicari informasi


penyebab terjadinya penyimpangan tersebut sehingga dapat
diambil tindakan segera.

Laporan atas permintaan (on-demand report), yaitu laporan yang


disediakan apabila manajemen memintanya. Laporan ini biasanya
berisi informasi yang benar-benar diperlukan oleh manajemen,
sehingga bermanfaat cukup besar dalam pembuatan keputusan.
(winarno, 2004: 14.8-14.10)

2.5.6 Tahap Pembuatan Keputusan


Cara orang membuat keputusan bisa berbeda-beda, tergantung kepada
sifat keputusan yang akan dibuat, keadaan saat timbul masalah, atau kebiasaan
orang yang membuat keputusan. Menurut Herbert A. Simon, pembuatan
keputusan melibatkan empat langkah, seperti tampak pada gambar di bawah
ini.
Intelligence

Design

Choice

Implementation

Gambar 2.2 Tahap pembuatan keputusan

64

Tahap intelligence adalah tahap pengakuan adanya masalah. Masalah


dapat merupakan persoalan maupun kesulitan yang muncul dalam kehidupan
organisasi, atau dapat juga merupakan persoalan yang ditimbulkan sendiri
oleh pembuat keputusan.
Masalah yang sudah ada atau muncul (dengan sendirinya) misalnya
adalah persediaan barang di toko habis, maka jalan keluarnya adalah
mengambil barang dari gudang. Jika manajemen ingin menjual produk baru
yang sebelumnya belum pernah dijual, berarti manajemen telah menciptakan
masalah baru yang harus dipecahkan.
Tahap intelligence merupakan tahap yang paling penting dari tahapantahapan pembuatan keputusan yang lain.
Tahap design adalah tahap perancangan berbagai alternative yang akan
dipilih. Contohnya, perusahaan akan membeli barang dagangan, tetapi
mendapat masalah misalnya membeli sebanyak berapa, dengan harga berapa,
membeli dimana, dan dibayar kapan. Masalah-masalah ini perlu disiapkan
beberapa jawabannya. Misalnya, perusahaan akan membeli berapa banyak.
Manajemen perlu menyiapkan alternative kalau membeli sebanyak 150 unit,
200 unit, atau 500 unit. Dengan data yang lain, perusahaan akan memilih salah
satu di antara angka tersebut.
Tahap choice adalah tahap memilih salah satu di antara berbagai
alternative yang sudah disiapkan dalam tahap design. Dalam tahap ini,
pembuat keputusan akan menggunakan model pemilihan alternative.

65

Setelah memutuskan untuk memilih salah satu elternatif, maka


manajemen akan melaksanakan keputusan itu. Tahap ini merupakan tahap
implementation. (winarno, 2004: 14.10-14.11)
Dalam mengambil keputusan dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Identifikasi masalah
2. Pemilihan metode pemecahan masalah
3. Pengumpulan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model
keputusan tersebut
4. Mengimplementasikan model tersebut
5. Mengevaluasi sisi positif dari setiap alternative yang ada
6. Melaksanakan solusi yang ada. (Kusrini, 2007: 9)
2.5.7 Metode Pemilihan Alternatif
Manajemen tidak selamanya dapat memilih keputusan yang terbaik,
disebabkan karena adanya berbagai factor. Keputusan yang diambil oleh
manajemen, akan merupakan salah satu di antara tiga keputusan berikut ini.
1. Model optimization: digunakan untuk mencapai hasil yan paling baik.
Misalnya: untuk memperoleh keuntungan yang paling besar, perusahaan
memutuskan untuk memproduksi sebanyak 750 unit produk.
2. Model satisficing: membuat keputusan tanpa mempertimbangkan semua
alternative, dan keputusan yang dibuat belum tentu merupakan
alternative yang paling baik, karena keputusan yang paling baik,
mungkin sulit sekali diperoleh. Contoh: kalau perusahaan ingin

66

membuka cabang, seharusnya dipilih daerah di pusat kota, tetapi karena


harga tanah dan bangunan terlalu mahal, maka di pinggiran kota pun
tidak apa-apa.
3. Model heuristic: adalah keputusan yang diambil berdasarkan aturan yang
sudah baku. Misalnya ada seorang raja wafat, mau tidak au anak lakilakinya harus menggantikannya, meskipun ia baru berumur 7 tahun.
(winarno, 2004: 14.11)
2.6 Basis Data
2.6.1 Definisi Data
Banyak terdapat pengertian data yang dirangkum dari berbagai
sumber. Bagian ini akan mengutip tiga pengertian data dari sudut pandang
yang berbeda-beda.
1. Menurut berbagai kamus bahasa Inggris-Indonesia, data diterjemahkan
sebagai istilah yang berasal dari kata datum yang berarti fakta atau
bahan-bahan keterangan.
2. Dari sudut pandang bisnis, terdapat pengertian data bisnis sebagai berikut:
Bussiness data is an organizations description of things (resource) and
events (transaction) that it faces . Jika data, dalam hal ini disebut sebagai
data bisnis, merupakan deskripsi organisasi tentang suatu (resources) dan
kejadian (transactions) yang terjadi.
3. Pengertian yang lain mengatakan bahwa: data is the description of things
and events that we face. Data merupakan deskripsi dari sesuatu dan
kejadian yang kita hadapi.

67

4. Gordon B. Davis dalam bukunya Management informations, System


Conceptual Foundation, structures and development menyebut data
sebagai bahan mentah dari informasi, yang dirumuskan sebagai
sekelompok lambang-lambang tidak acak, yang menunjukkan jumlah atau
tindakan atau hal-hal lain.
Dari ke empat pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
data adalah bahan baku informasi, didefinisikan sebagai kelompok teratur
simbol-simbol yang mewakili kuantitas, tindakan, benda, dan sebagainya.
Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alphabet, angka, maupun symbol
khusus seperti *, $, dan /. Data disusun untuk diolah dalam bentuk struktur
data, struktur file dan basis data. (wahyono, 2004: 1-2)
2.6.2 Definisi Basis Data

Artinya: Inilah Kitab (catatan) kami yang menuturkan terhadapmu dengan


benar. Sesungguhnya kami Telah menyuruh mencatat apa yang
Telah kamu kerjakan. (QS. Al- Jaatsiyah:29)
Ibnu Abbas dan juga yang lainnya bekata: Malaikat akan menulis
semua amal perbuatan hamba Allah, lalu amal perbuatan itu dibawa naik ke
langit, dan kemudian disambut oleh para Malaikat yang menjaga tempat
penyimpanan amal perbuatan. Kepada mereka diperlihatkan Lauhul
Mahfuzh pada setiap malam lailatul Qodar, yang memuat semua apa yang
telah ditetapkan Allah bagi seluruh hamba-hamba-Nya sebelum mereka

68

diciptakan, sehingga tidak ada penambahan satu huruf pun dan tidak pula
dilakukan pengurangan . kemudian, ia membacakan ayat :
(t=ys?F.$ttGn$.$))
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa telah kamu
kerjakan. (Abdullah bin Muhammad. 2006)
Dari kutipan ayat diatas telah dijelaskan bahwa semua amal manusia
tercatan dalam suatu kitab dan catatan tersebut tidak akan hilang bahkan
rusak dan tidak pula tertukar, sebab semua catatan tersebut telah diatur dan
tersimpan rapi. Dari sini dapat diambil pelajaran bahwa kemahabesaran
Allah tidak akan bisa ditandingi. Dan manusia hanya mampu belajar apa
yang diajarkan oleh Allah kepada mereka melalui Al-Quran, sebab ilmu
Allah adalah maha luas.
Sejak manusia mulai mengenal tulisan, mereka telah mencoba
menulis segala hal yang dialaminya kedalam sebuah media. Seiring dengan
perkembangan peradaban kemudian ditemukan kertas oleh bangsa Cina dan
dijadikannya sebagai media untuk menulis. Dengan semakin banyaknya data
yang harus disimpan media kertas tidak lagi sanggup menampung, sehingga
para ilmuan memikirkan suatu metode dalam penyimpanan data yang kita
kenal sekarang ini dengan sebutan database. Ada banyak sekali modelmodel dari database tersebut diantaranya adalah Database Desktop.
Sistem Basis Data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola
record-record menggunakan computer untuk menyimpan atau merekam
serta memelihara data operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan

69

sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan


pemakai untuk proses mengambil keputusan.
Basis data dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti
dijelaskan berikut:

Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang


diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali
dengan cepat dan mudah.

Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara


bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang
tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan


dalam media penyimpanan electronic. (mengkepe, 2004: 15)

2.6.3 Arsitektur Basis Data


Arsitektur sistem basis data dipengaruhi oleh sistem komputer di
mana sistem basis data dijalankan. Aspek-aspek arsitektur komputer seperti
network, paralellism, dan distribution tercermin dalam arsitektur basis data.
a. Sistem Tunggal
Pada arsitektur ini, database management system (DBMS), basis data
dan aplikasi basis data ditempatkan pada mesin (komputer) yang sama.
Dengan demikian, pemakai yang dapat menggunakannya di setiap saat
juga hanya satu orang (single user).
b. Sistem Tersentralisasi

70

Arsitektur ini terdiri atas sebuah mesin server dan sejumlah terminal
(yang menjadi tempat user berinteraksi dengan sistem). Yang
tersentralisasi dalam arsitektur ini dapat mencakup basis data, DBMS,
dan aplikasi basis data atau basis data saja.
c. Sistem Client-Server
Sebagaimana sistem tersentralisasi, arsitektur ketiga ini juga diterapkan
pada sebuah sistem jaringan. Sistem client server ini ditunjukkan untuk
mengatasi

kelemahan-kelemahan

yang

terdapat

pada

sistem

tersentralisasi yang pertama yaitu beratnya beban server yang harus


menangani semua proses, diatasi dengan mambagi beban itu menjadi 2
(dua) bagian: client (yang menjalankan aplikasi basis data) dan server
(yang menjalankan DBMS dan berisi basis data ) pada mesin yang
berbeda. Dan kelemahan yang ke dua yaitu padatnya lalu lintas data
antara server dan workstation, diatasi dengan mekanisme transfer data
yang lebih efisien. (fatansyah, 1999).
2.7 Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem adalah menyusun suatu sistem baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara menyeluruh atau menyempurnakan
sistem yang telah ada/berjalan. Jadi tujuan pengembangan sistem adalah
mengorganisasikan sistem informasi guna mengatasi berbagai problema yang
terjadi dalam suatu organisasi.
Model sekuensial linier seringkali disebut juga sebagai model air
terjun (waterfall), sebagaimana digambarkan berikut ini:

71

Rekayasa

Analisis

Perancangan

Implementasi

Pengujian

Pemeliharaan

Gambar 2.3 Model Pengembangan Sistem

Model sekuensial linier mengusulkan sebuah pendekatan kepada


perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial mulai pada
tingkat dan kemajuan sistem pada analisis, desain, pengkodean, pengujian dan
pemeliharaan.
Model ini mempunyai aktivitas-aktivitas sebagaimana dijelaskan
berikut:
1. Analisis kebutuhan Perangkat Lunak
Proses pengumpulan kebutuhan dintensifkan dan difokuskan khususnya
pada perangkat lunak. Untuk memahami sifat program yang dibangun,
analyst harus memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan
interface yang diperlukan. Kebutuhan, baik untuk sistem maupun
perangkat lunak didokumentasikan dan dilihat lagi dengan pelanggan.

72

2. Desain
Desain perangkat lunak sebenarnya adalah proses multi langkah yang
berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda yaitu struktur
data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface dan detil
(algoritma) prosedural. Proses desain menerjemahkan kebutuhan ke dalam
sebuah representasi perangkat lunak yang dapat diperkirakan demi kualitas
sebelum dimulai proses pengkodean. Desain didokumentasi dan menjadi
bagian dari konfigurasi perangkat lunak.
3. Pengkodean
Hasil desain harus diterjemahkan ke dalam machine readable form (bentuk
yang bisa dimengerti oleh mesin). Tugas inilah yang dilakukan pada tahap
ini. Jika desain dilakukan dengan cara yang lengkap, maka pembuatan
kode dapat diselesaikan.
4. Pengujian
Sekali kode dibuat, pengujian program dimulai. Proses pengujian berfokus
pada logika internal perangat lunak, memastikan bahwa semua pernyataan
sudah diuji, dan pada eksternal fungsional yaitu mengarahkan pengujian
untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input atau
masukan tertentu, akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan
kebutuhan.
5. Pemeliharaan
Perangkat lunak akan mengalami perubahan setelah disampaikan kepada
pelanggan. Perubahan akan terjadi karena kesalahan-kesalahan yang

73

ditemui, karena perangkat lunak harus disesuaikan untuk mengakomodir


perubahan-perubahan di lingkungan eksternalnya (contohnya perubahan
yang dibutuhkan sebagai akibat dari perangkat pheriperal atau sistem
operasi baru), atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan
fungsional

atau

unjuk

kerja.

Pemeliharaan

perangkat

lunak

mengaplikasikan lagi setiap fase program sebelumnya dan tidak membuat


yang baru lagi.
2.8 Konsep Model Analytical Hierarchi Process (AHP)
Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu
alternatif. Peralatan utama AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan
input utamanya persepsi manusia. Keberadaan hierarki memungkinkan
dipecahnya masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-sub masalah,
lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki.
AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses
pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat digambarkan secara grafis
sehingga mudah di pahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan
keputusan.
Prinsip Dasar AHP
Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip
yang harus di pahami, di antaranya adalah:
1. Membuat hierarki

74

Sistem yang kompleks bisa di pahami dengan memecahnya menjadi


elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki, dan
menggabungkannya atau mensintesisnya.
2. Penilain kriteria dan alternatif
Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan.
Menurut Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah
skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat
kualitatif dari skala perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan tabel
analisis seperti tabel berikut:
Tabel 2.2 Analisis Skala perbandingan
Intensitas kepentingan
1
3
5
7
9
2,4,6,8
Kebalikan

Keterangan
Kedua elemen sama pentingnya
Elemen yang satu sedikit lebih penting
daripada elemen yang lainnya
Elemen yang satu lebih penting
daripada elemen lainnya
Satu elemen jelas lebih mutlak penting
daripada elemen lainya
Satu elemen mutlak penting dari pada
elemen lainnya
Nilai-nilai
antara
dua
nilai
pertimbangan yang berdekatan
Jika aktifitas i mendapat satu angka
dibandingkan dengan aktifitas j, maka j
memilki
nilai
kebalikannya
dibandingkan dengan i.

3. Synthesis of priority (menentukan prioritas)


Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakaukan perbandngan
berpasangan (pairwise comparison). Nilai-nilai perbandinngan relatif dari
seluruh alternatif kriteri bisa disesuaikan dengan judgement yang telah
ditentukan untuk menghasilan bobot dan prioritas. Bobot danprioritas

75

dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan


matematika.
4. Logical consistency (konsistensi logis)
Konsistensi memiliki dua makana. Peratama, objek-objek yang serupa
bisa diklempokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua,
menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria
tertentu.
Prosedur AHP
Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah dalam metode AHP
meliputi:
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu
menyusun hierarki dari

permasalahan yang dihadapi. Menyusun

hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran


sistem secara keseluruhan pada level teratas.
2. Menentukan prioritas elemen
o Langkah pertama dalam menentukan prioritsa elemen adlah
memebuat perbandinagn pasangan, yaitu membandingkan elemen
secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.
o Matriks perbandingn berpasangan diisi menggunkan bilangan
untuk mempresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen
terhadap elemen yang lainnya.
3. Sintesis

76

Pertimbangan-pertimbangan erhadap perbandingan berpasangan


disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan
dalam langkah ini adalah:
o Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks.
o Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang
bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.
o Menumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan
jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rta .
4. Mengukur konsistensi
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui sebeapa
baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan
berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang
dilakukan dalam langkah ini adalah:
o kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif
elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif
elemen kedua, dan seterusnya.
o Jumlahkan setiap baris.
o Hasi dari pejumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif
yan bersangkutan.
o Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada,
hasilnya disebut maks.
5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus :
CI = ( maks-n)/n

77

Di mana n = banyaknya elemen


6. Hitung Rasio Konsistensi / Consistency Ratio (CR) dengan rumus :
CR=CI/IR
Di mana CR=Consistency Ratio
CI=Consistency Index
IR=Indeks Random Consistency
7. Memeriksa konsistensi hierarki.
Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus
diperbaiki. Namun jika ratio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan
0,1. maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.
Daftar index random konsistensi (IR) bisa dilihat dalam tabel di
abwah ini.
Tabel 2.3 Daftar indeks random konsistensi
Ukuran matriks
1,2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nilai IR
0,00
0.58
0.90
1.12
1.24
1.32
1.41
1.45
1.49
1.51
1.48
1.56
1.57
1.59

78

2.9 Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS)


Pengertian BPRS adalah BPR yang pola operasionalnya mengikuti
prinsip-prinsip muamalah islam. (perwataatmadja, 1992: 95)
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran :

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba


dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah
supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. Ali Imran: 130)
Dalam ayat ini terdapat nas yang secara jelas mengharamkan riba,
yang disertai dengan penjelasan yang menerangkan bahwa riba yang bersifat
pemerasan dari golongan ekonomi kuat terhadap ekonomi lemah itu
mengandung penganiayan. Dengan riba, pihak yang berutang pada umumnya
kaum lemah (dhuafa) tidak mampu mengembalikan utangnya kepada pihak
yang meminjamkan. Jika tidak bisa melunasi utangnya pada waktu yang
dijanjikan, pihak yang berutang dipaksa melipatgandakan pembayaran
utangnya dengan imbalan penundaan jangka waktu pembayaran. Riba seperti
ini disebut riba an-nasiah, dan dalam ayat tersebut hukumnya diharamkan
secara juzi. Artinya riba yang diharamkan adalah riba yang hanya mempunyai
sifat berlipat ganda. Mengenai riba yang tidak berlipat ganda, hukumnya
ditetapkan Allah pada ayat yang diturunkan berikutnya.
Berdirinya BPRS secara umum menurut perwataatmadja (1992:96)
mengandung pengertian sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturisasi

79

perekonomian Indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket kebijakan


keuangan, kebijakan, perbankan secara umum. Sedangkan secara khusus
adalah mengisi peluang terhadap kebijaksanaan yang membebaskan baik
penentapan tingkat suku bunga (rate interest), yang selanjutnya secara luas
dikenal sebagai system perbankan islam, dalam skala / outlet retail banking
(rual bank)
Adapun tujuan yang dikehendaki dengan berdirinya BPRS menurut
perwaatmadja, (1992:96) adalah:
1) Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat terutama masyarakat
golongan ekonomi lemah.
2) Meningkatkan pendapatan perkapita.
3) Menambah lapangan kerja terutama di kecamatan-kecamatan.
4) Menambah ukhuwah islamiyah melalui kegiatan ekonomi.
5) Mengurangi urbanisasi.
Pengertian BPR menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 adalah
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
Berdirinya BPRS di indonesia selain didasari oleh tuntutan
bermuamalah secara islam yang merupakan keinginan kuat dari sebagian besar
umat islam di indonesia, juga sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturasi
perekonimian indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket kebijaksanaan
keuangan, moneter, perbankan secara umum.

80

Konsep dasar operasional BPRS, sama dengan konsep dasar


operasional pada bank muamalat Indonesia, yaitu: sistem simpanan murni (alwadiah), system bagi hasil, sistem jual beli dan margin keuntungan, sistem
sewa dan sistem upah. (Warkum Sumitro, 2004: 130).
Adapun kegiatan-kegiatan operasional BPRS adalah sebagai berikut:
(Warkum Sumitro, 2004: 130-134)
1) Mobilisasi Dana Masyarakat
BPRS akan mengerahkan dana dari masyarakat dalam bentuk seperti:
menerima simpanan wadiah, menyediakan fasilitas tabungan, dan
deposito berjangka. Fasilitas ini dapat digunakan untuk menitip infaq,
sedekah dan zakat, mempersiapkan ongkos naik haji, merencanakan
qurban, akikah, dan lain-lain.
a) Simpanan amanah
BPRS menerima titipan amanah berupa dana infaq, sedekah, zakat,
karena bank dapat menjadi perpanjangan tangan baitul maal dalam
menyimpan dan menyalurkan dana umat agar dapat bermanfaat
secara optimal.
b) Tabungan wadiah
BPRS menerima tabungan, baik pribadi maupun badan usaha
dalam bentuk tabungan bebas. Akad penerimaan dana ini
berdasarkan wadiah yaitu titipan-titipan yang tidak menanggung
risiko kerugian, serta bank akan memberikan kadar profit kepada

81

penabung sejumlah tertentu dari bagi hasil yang diperoleh bank


dalam pembiayaan kredit pada nasabah.
c) Deposito wadiah atau deposito mudharabah
BPRS menerima deposito berjangka baik pribadi maupun badan /
lembaga. Akad penerimaan deposito adalah wadiah atau
mudharabah dimana bank menerima dana masyarakat berjangka 1,
3, 6, 12 bulan dan seterusnya, sebagai penyertaan sementara pada
bank.
2) Penyaluran Dana
a) Pembiayaan mudharabah
b) Pembiayaan musyarakah
c) Pembiayaan baiu bithamam ajil
d) Pembiayaan murabahah
e) Pembiayaan qardhul hasan
f) Jaminan / agunan
3) Jasa Perbankan Lainnya
Secara bertahap BPRS akan menyediakan jasa untuk memperlancar
pembiayaan pembayaran dalam bentuk proses transfer dan inkaso,
pembayaran rekening listrik, air, telepon, angsuran KPR dan lainnya.
2.10

Perangkat Pemodelan Sistem dalam Pembuatan suatu Program.


Didalam merancang sistem informasi diperlukan suatu pemodelan

sistem untuk menggambarkan dan mengkomunikasikan secara sederhana


rancangan sistem yang dibuat, agar sistem mudah dipahami dan dikoreksi.

82

Melalui pemodelan sistem, dapat digambarkan aliran data yang akan


diproses menjadi informasi dan aliran distribusinya secara sederhana, sehingga
arus data dan informasi dapat terlihat secara jelas.
Ada tiga alasan yang menyebabkan pemakaian pemodelan sistem,
yaitu: (Pohan&Bahri, 1997:9)
1. Dapat memfokuskan perhatian pada hal-hal penting dalam sistem tanpa
mesti terlibat terlalu jauh
2. Mendiskusikan perubahan dan koneksi terhadap kebutuhan pemakai
dengan resiko dan biaya minimal
Menguji pengertian penganalisa sistem terhadap kebutuhan pemakai
dan membantu pendisain sistem dan pemrograman membangun sistem
Dalam dunia pemodelan sistem terdapat sejmlah cara yang
mempresentasikan sistem melalui diagram, perangkat pemodelan sistem
tersebut meliputi:
2.10.1 Diagram Konteks (Context Diagram)
Diagram Konteks digunakan untuk menggambarkan suatu interaksi
dalam sistem informasi secara umum diperlukan suatu diagram konteks yang
menjelaskan mengenai keterkaitan sistem informasi tersebut dengan entitasentitas yang ada didalam sistem.
Diagram konteks menyoroti sejumlah karakteristik penting sistem,
yaitu:


Kelompok pemakai, organisasi atau sistem lain, dimana sistem


melakukan komunikasi yang disebut terminator

83

Data masuk, data yang diterima sistem dari lingkungan dan harus
diproses dengan cara tertentu

Data keluar, data yang dihasilkan sistem dan diberikan ke dunia luar

Penyimpana data (data store), digunakan secaa bersamaan bersama


antara sistem dengan terminator. Data ini dapat dibuat oleh sistem
dan digunakan oleh lingkungan atau sebaliknya, dibuat oleh
lingkungan dan digunakan oleh sistem. Hal ini berarti pembuatan
sistem data store dalam diagram konteks dibenarkan, dengan syarat
simbol tersebut merupakan bagian dari dunia di luar sistem

Batasan antara sistem dan lingkungan (rest of the word)


Aturan-aturan konteks diagram antara lain:

Jika terdapat banyak terminator yang mempunyai banyak masukan


dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu kali
sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan
ditandai secara khusus untuk menelaskan bahwa terminator yang
dimaksud adalah identik

Jika terminator mewakili individu atau personil, sebaiknya diwakili


oleh peran yang dimainkan personil tersebut. Alasan pertama adalah
kerana personil yang berfungsi melakukan itu dapat berganti
sedangkan diagram konteks harus tetap akurat walaupun personil
berganti. Alasan kedua adalah seorang personil dapat memainkan
lebih dari satu peran

84

Karena fokus utama adalah mengembangkan model esensi, maka


penting untuk membedakan sumber (sources) dan pelaku (handler).
Pelaku adalah mekanisme, perangkat atau media fisik yang
mentransformasikan data ke atau dari sistem. Karena pelaku serig
kali familiar dengan pemakai dalam implementasi sistem berjalan,
maka sering menonjol sebagai sesuatu yang harus digambarkan lebih
dari sumber data itu sendiri. Sedangkan sistem baru dengan konsep
pengembangan teknologinya membuat pelaku menjadi sesuatu yang
tidak perlu digambarkan.

2.10.2 Data Flow Diagram (DFD).


Menurut Pohan dan Bahri (1997:16) Data Flow Diagram (DFD) ini
menggambarkan model sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang
berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data. Sebagai
perangkat analisis, model ini hanya mampu memodelkan sistem dari satu
sudut pandang yaitu sudut pandang fungsi. Pada sjumlah kasus, model ini
biasa dinamakan berbeda seperti buble chart, buble diagram, process model,
work flow diagram dan function model.
DFD ini tidak hanya dapat digunakan untuk memodelkan sistem
pemrosesan informasi tetapi bisa juga sebagai jalan untuk memodelkan
keseluruhan organisasi, sebagai perencana kerja dan perencana strategi.
Ada empat komponen dari Data Flow Diagram : (Pohan dan Bahri,
1997:16)

85

Proses, merupakan kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang,


mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam
proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.

(Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265)

Gambar 2.4 Proses

Arus Data, komponen ini mengalir diantara proses, simpanan data


dan kesatuan luar. Arus data ini menunjukkan arus dari data yang
dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

(Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265)

Gambar 2.5 Aliran

Simpanan Data, merupakan simpanan dari data yang dapat berupa


database di sistem komputer, arsip, kotak tempat data di meja
seseorang, tabel acuan manual, dan agenda atau buku.

(Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265)

Gambar 2.6 Simpanan Data

Kesatuan Luar, merupakan kesatuan (entitas) di lingkungan luar


sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang

86

berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau


menerima output dari sistem.

(Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265)

Gambar 2.7 Kesatuan Luar


Data Flow Diagram level n merupkan suatu diagram level yang
berfungsi menjabarkan diagram konteks (diagram level sebelumnya) pada
suatu sistem. Level tertinggi dalam DFD hanya mempunyai sebuah proses
yang memodelkan seluruh sistem. Pemberian nomor pada setiap proses dalam
DFD berguna untuk memudahkan penurunan DFD pada level yang lebih
rendah.
2.10.3 Diagram Entity Relationship (Diagram ER)
Pada model relasional, basis data akan dikelompokkan kedalam
berbagai tabel dua dimensi, disetiap pertemuan baris dan kolom item-item data
(satuan data terkecil) ditempatkan. Model Entity-Relationship yang berisi
komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masingmasing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh
fakta dari dunia nyata yang ditinjau, dapat digambarkan dengan lebih
sistematis dengan menggunakan Diagram E-R.
Kardinalitas relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang
atau dengan angka (1 dan 1 untuk relasi satu ke satu, 1 dan N untuk relasi satu
ke banyak atau N dan N untuk relasi banyak ke banyak). Kardinalitas relasi

87

menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas


pada himpunan entitas yang lain. Adapun kardinalitas yang terjadi antara dua
himpunan entitas dapat berupa (Fathansyah, 1999, hal.71):
1. Satu ke satu (one to one), yang berarti setiap entitas pada himpunan
entitas satu berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada
himpunan entitas lainnya, dan juga sebaliknya.
2. Satu ke banyak (one to many), yang berarti setiap entitas pada
himpunan entitas satu dapat berhubungan dengan banyak entitas
pada himpunan entitas lainnya, akan tetapi tidak sebaliknya.
3. Banyak ke satu (many to one), yang berarti setiap entitas pada
himpunan entitas satu berhubungan dengan paling banyak satu
entitas pada himpunan entitas lainnya, akan tetapi tidak sebaliknya.
4. Banyak ke banyak (many to many), yang berarti setiap entitas pada
himpunan entitas satu dapat berhubungan dengan banyak entitas
pada himpunan lainnya, dan juga sebaliknya.
Kardinalitas relasi satu ke banyak dan banyak ke satu dapat dianggap
sama, karena tinjauan kardinalitas relasi selalu dilihat dari satu sisi (dari
himpunan entitas A ke himpunan entitas B dan dari himpunan entitas B ke
himpunan entitas A).
2.10.4 Bagan Alir (Flowchart.)
Bagan

alir (Flowchart) dapat didefinisikan sebagai sebuah

bagan (chart) yang menunjukkan aliran di dalam program atau

prosedur

88

sistem secara logika (Jogianto, 1999: 75). Flowchart ini biasanya digunakan
sebagai alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi.
Bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus
kegiatan dari keseluruhan sistem. Bagan ini menjelaskan urutanurutan dari
prosedurprosedur yang ada dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan
apa yang dikerjakan di sistem.
2.10.5 Dependecy Diagram
Dependency diagram adalah diagram yang menjelaskan hubungan
antara faktor penentu, inputan pertanyaan, aturan, nilai dan rekomendasi yang
dibuat pada pemodelan knowledge base. Dengan melihat dependency diagram
dapat diketahui rekomendasi-rekomendasi yang diberikan jika satu syarat
keadaan memenuhi syarat keadaan yang lain atau pun jika salah satu syarat
tidak dipenuhi maka akan menghasilkan rekomendasi yang berbeda.
Jumlah masukan dari dependency diagram harus lebih dari satu,
dimana masukan tersebut berguna dalam proses pengambilan suatu keputusan.
Hasil dari dependency diagram dapat berupa suatu rekomendasi, serta dapat
pula berupa nilai yang sudah diproses.
2.11. Borland Delphi 7.0
Borland Delphi merupakan suatu bahasa pemrograman yang
memberikan berbagai fasilitas pembuatan aplikasi visual. Keunggulan bahasa
pemrograman ini terletak pada produktivitas, kualitas, pengembangan
perangkat lunak, kecepatan kompilasi, pola desain yang menarik serta

89

diperkuat dapat digunakan untuk merancang program aplikasi yang dimiliki


tampilan seperti program aplikasi lain yang berbasis windows.
Bahasa Pemrograman Delphi termasuk dalam salah satu bahasa
pemrograman visual adalah generasi lanjut pemrograman pascal. Adapun, rilis
pertamanya (versi Delphi pertama) adalah tahun 1995, kemudian berlanjut
sampai rilis ketujuh pada tahun 2002 dan kini rilis terbarunya adalah Delphi 8
dan 2005. Pemrograman Delphi sendiri dibuat oleh Borland International
Corporation dan berjalan di atas platform (sistem operasi) Windows,
sedangkan sebagai pengetahuan yang berjalan di atas platform (sistem operasi)
Linux adalah Kylic, yang merupakan saudara kembarpemrograman Delphi.
(jamaluddin, 2005: 1)
Delphi adalah software buatan Borland yang sangat populer. Berbeda
dengan software Windows umumnya, Delphi bukanlah software aplikasi
seperti MS Office atau permainan game. Delphi adalah sebuah bahasa
pemrograman, Development Language, aplikasi umtuk membuat aplikasi.
Delphi digunakan untuk membangun Windows, aplikasi grafis, aplikasi
visual, bahkan aplikasi jaringan (client/server) dan berbasis internet. (husni,
2004: 1)
Secara umum, kemampuan Delphi adalah menyediakan komponenkomponen dan bahasa pemrograman yang andal, sehingga memungkinkan
untuk membuat program aplikasi sesuai dengan keinginan, dengan tampilan
dan kemampuan yang canggih.

90

2.12. Interbase 6.5


Interbase merupakan program aplikasi database untuk menangani dan
mengelola database oleh sebuah perangkat lunak yang sangat terkenal, yaitu
Borland. (Bambang robiin, 2002).
Interbase dapat ditemukan dalam satu paket dengan program Delphi.
Tujuannya adalah agar pemakai lebih mudah mengakses data. Delphi
merupakan program aplikasi database berbasis Windows yang menyertakan
banyak komponen untuk mengakses database dan mempresentasikan isi dari
informasi (Bambang robiin, 2002).

91

BAB III
DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian


3.1.1 Sejarah Perusahaan
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan umat Islam akan adanya
lembaga keuangan yang bernafaskan Islam, dan mayoritas penduduk
Indonesia adalah muslim, maka dari itu merupakan sebuah peluang yang
harus di cermati di samping sebagai sarana dakwah dan menyebarkan (syiar)
ajaran Islam. Realitas tersebut menggugah inisiatif Dr. H. Roeslan Djaelani
dan Dra Hj Betty Mahmud untuk memprakarsai berdirinya Bank Syariah.
Dengan mengajukan izin prinsip pendirian Bank Syariah, PT. BPRS
Bumi Rinjani Batu berdiri pada tanggal 5 oktober 2001 sesuai dengan
ketetapan Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia R.I Keputusan
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No. C- 17734 HT. 01. 01.
Th. 2002 Tentang pengesahan akta pendirian Perseroan Terbatas Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI bahwa mengesahkan akta pendirian
PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah Bumi Rinjani Batu NP. WP. 02. 212.
396.2.628.000 berkedudukan di Batu sesuai format isian akta notaris model
1 yang tersimpan dalam database, salinan akta nomer 51, tanggal 5 Oktober
2001 yang dibuat oleh notaris Asrul Hakim, SH.

berkedudukan di

Kepanjen.
Selanjutnya sesuai dengan surat keputusan Deputi Gubernur BI N0.
4/164/ KEP. DPG/ 2002 tanggal 31 oktober 2002 telah disetujui izin usaha

92

kepada PT. BPRS Bumi Rinjani Batu. Dan PT. BPRS Bumi Rinjani Batu
mulai beroperasi tanggal 11 November 2002.
Jenis Usaha

: Lembaga Keuangan syariah ( Bank Syariah)

Berdiri

: Pada hari jumat tanggal 05 Oktober 2001 sesuai dengan


Akta Pendirian Nomor 51 dengan Notari ASRUL HAKIM,
Sarjana Hukum. Dan disahkan oleh Menteri Kehakiman
Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia di Jakarta
Pada tanggal 16 September 2002 oleh ZULKARNAEN
YUNUS, SH.,MH NIP. : 040034478.

Izin Usaha

: Izin usaha PT. BPR Syariah Bumi Rinjani Batu


ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Oktober 2002 oleh
DEPUTI GUBENUR BANK INDONESIA ttd MAMAN
H. SOMANTRI. Dan salinan sesuai aslinya Biro Perbankan
Syariah Bank Indonesia ttd HARISMAN.

Lokasi

: Jl. Dewi Sartika Nomor 10 Desa Temas Kec. Batu. Kota


Batu.

Visi, Misi dan Motto


Visinya yaitu: Membawa Ummat Insya Allah menuju Kemakmuran dan
Kesejahteraan
Misinya yaitu: Memberi contoh dan menjadi contoh dalam bermuamalah
berdasar dan bersandar kepada Al-Quran dan Hadits.
Mottonya yaitu: Amanah Dalam Bermuaamalah.

93

3.1.2 Job Description


A. Dewan Pengawas Syariah
Tugas dan tanggung jawab :
1. Mengawasi dan mengevaluasi sistem operasi dan produk-produk
bank dan tidak menyalahi konsep Syariah Islam serta memberi
keputusan berlaku tidaknya produk-produk yang baru diciptakan.
2. Membantu bagian marketing dalam merancang produk-produk yang
sesuai dengan Syariah Islam.
3. Mengevaluasi kebijakan-kebijakan bank yang baru ditetapkan oleh
direksi.
4. Menghadiri pertemuan bulanan pada hari Sabtu minggu ketiga
dengan komisaris/ Pemegang saham dan Direksi di kantor PT. Bank
Syariah Bumi Rinjani Batu.
5. Membantu direksi dalam mengoperasikan bank agar sesuai dengan
Syariah Islam.
B. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertugas mengawasi dan mengarahkan
operasional yang dilaksanakan oleh Direksi agar tetap mengikuti
kebijaksanaan Bank seperti tercantum dalam Undang-Undang Perbankan
maupun Anggaran Dasar.
Tugas dan tanggung jawab :
1. Mempertimbangkan, menyempurnakan dan mewakili para pemegang
saham dalam memutuskan perumusan umum kebijaksanaan bank

94

yang baru diusulkan oleh Direksi untuk dilaksanakan Bank pada


masa yang akan datang.
2. Menyelenggarakan Rapat Umum Luar Biasa para pemegang saham
dalam hal pembebasan tugas dan kewajiban direksi.
3. Mempertimbangkan

dan

menyetujui

Rancangan

Anggaran

Perusahaan dan Rencana Kerja untuk tahun buku yang baru


diusulkan oleh Direksi.
4. Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan pembiayaan yang
diajukan kepada bank yang jumlahnya melebihi jumlah maksimum
yang dapat diputuskan Direksi.
5. Menyetujui atau menolak jenis pelayanan baru yang dapat diberikan
bank kepada masyarakat atas usul Direksi.
6. Menyetujui semua hal yang menyangkut perubahan-perubahan
modal dan pembagian laba.
7. Ikut bergabung dengan komite pembiayaan setiap 2 minggu sekali di
kantor.
8. Pertemuan setiap bulan sekali dengan Dewan Pengawas Syariah dan
Direksi pada hari Jumat minggu terakhir.
C. Direksi
Direksi terdiri dari seorang direktur Utama dan seorang Direktur.
Direksi memimpin serta mengawasi kegiatan Bank sehari-hari dengan
kebijaksanaan umum yang telah disetujui Dewan Komisaris dalam
meningkatkan tujuan Perusahaan.

95

Tugas dan tanggung jawab :


1. Direktur Utama
a. Bank dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dipimpin oleh
seorang Direktur Utama.
b. Direktur Utama dalam menjalankan tugasnya melaksanakan
kebijaksanaan Bank sehari-hari mengikuti kebijaksanan umum
yang digariskan oleh komisaris.
c. Memimpin,

mengkoordinasikan

semua

kegiatan Bank

dan

bertindak mewakili Bank di dalam dan diluar pengadilan.


d. Membina

tugas-tugas

dalam

lingkungan

Bank

untuk

pengembangan pengetahuan kerja, ketrampilan dan sikap kerja


(Pengembangan SDM Karyawan).
e. Menjalin serta menjaga keharmonisan hubungan kerjasama dengan
lembaga-lembaga

Perbankan,

Instansi-instansi

Pemerintah,

demikian pula Badan-Badan Swasta dan Masyarakat pada


umumnya yang berada dilingkungan wilayahnya.
f. Mewakili Dewan Komisaris berdasarkan suatu kuasa khusus, untuk
melaksanakan tindakan-tindakan hukum tersendiri dalam rangka
pengamatan kredit atau pelunasan utang debitur serta tindakantindakan hukum lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha
Bank

96

g. Menyusun dan mengusulkan Perancangan Anggaran Perusahaan


dan Rencana Kerja untuk tahun buku yang baru kepada Dewan
Komisaris.
h. Turut menandatangani surat-surat saham yang telah diberi nomor
urut sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam
Anggaran Dasar Perseroan.
i. Menyetujui pemindahtanganan saham-saham kepada pembeli baru
yang mana ditujukan atau dipilih oleh pemegang saham lama,
setelah mengikuti prosedur yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar
mengenai pemindah tanganan saham-saham.
j. Mengundang Pemegang Saham untuk menghadiri rapat pemegang
saham.
k. Mengajukan kepada Dewan Komisaris, jenis pelayanan baru yang
dapat diberikan Bank kepada masyarakat untuk disetujui.
l. Menyetujui besarnya gaji dan tunjangan lainnya yang harus
dibayarkan kepada para pejabat dan pegawai bank.
2. Direktur
a. Mengawasi dan mengendalikan semua kegiatan Bank sehingga
pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan tata kerja dan prosedur
yang berlaku.
b. Menjaga likuiditas perusahaan dan kas ratio/ uang kontan
terpelihara cukup baik untuk kepentingan intern Bank maupun

97

pihak luar serta tidak berada di bawah ketentuan-ketentuan


minimum yang diwajibkan.
c. Mengadakan penyelesaian perhitungan utang piutang yang tejadi
sehingga sejauh mungkin terhindar kemungkinan kerugian Bank
sebagai akibat penyelesaian yang ditempuh.
d. Menjaga dan memelihara termasuk tata usaha yang diperlukan atas
seluruh karyawan Bank dengan tertib dan teratur sehingga
terhindar dari kemungkinan kerusakan dan kehilangan.
e. Menjaga dan mengusahakan tersedianya dengan cukup fasilitasfasilitas, seperti alat-alat tulis menulis, barang-barang cetakan serta
perlengkapan lain yang diperlukan.
f. Menyetujui dan menetapkan penarikan dan penyetoran keuangan
Bank pada lembaga-lembaga keuangan lainnya baik secara tunai
maupun pemindah bukuan.
g. Menetapkan cara-cara penagihan kembali atas pembiayaan yang
ternyata cidera janji/ menunggak secara efektif dan efisien.
h. Menilai prestasi kerja/ kegiatan dan tindakan-tindakan lainnya
setiap pegawai Bank untuk kemudian mengusulkan lebih jauh
sesuai ketentuan dan prosedure kepegawaian yang berlaku.
i. Melimpahkan/ pendelegasian wewenang dan atau sebagian
wewenang kepada Kepala Bagian manajer dalam hal Direktur
berhalangan menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.

98

j.

Mengambil langkah-langkah penertiban personalia dalam arti luas


yang dipandang perlu guna menjamin disiplin dan tertib kerja
sesuai

kebijaksanaan

kepegawaian

dan

dalam

batas-batas

wewenang yang dimiliki.


3. Direktur Utama Bersama-sama Direktur
a. Menetapkan, memutuskan dan menyetujui serta memerintahkan
Pembayaran dalam rangka realisasi pemberian kredit kepada caloncalon nasabah Bank dalam batas-batas wewenang yang berlaku dan
sesuai dengan tata kerja dan prosedur yang berlaku. Dalam hal ini
termasuk pula penolakan permintaan kredit yang sesuai dengan
pokok kebijaksanaan/ persyaratan yang berlaku.
b. Mengadakan penilaian atas analisa kredit yang disusun oleh Kepala
Bagian

Kredit dan Pemasaran

untuk

kemudian membuat

rekomendasi kepada komisaris dalam hal permintaan kredit


tersebut berada diluar wewenang Direktur.
c. Bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris tentang kekayaan
Bank dan bertanggung jawab tentang keberhasilan pelaksanaan
tugas-tugas sesuai dengan tata kerja dan prosedur yang berlaku
secara efektif dan efisien serta menjamin kelancaran jalannya
segala tugas/ pekerjaan Bank.
d. Bertanggung jawab penuh atas wewenang yang diberikan dalam
menjalankan usaha Bank yang telah digariskan oleh Dewan
Komisaris dan ketentuan-ketentuan Perbankan umumnya.

99

e. Menandatangani

bersama

surat-surat

yang

secara

resmi

dikeluarkan oleh Bank yang bersangkutan kepada pihak-pihak luar.


D. Manager Marketing
Ringkasan Pekerjaan: Memimpin, mengawasi dan bertanggung
jawab atas terlaksananya kelancaran kerja di bagian marketing, serta
memberikan laporan berkala atas hasil pekerjaan kepada Direksi.
Tugas dan tanggung jawab :
1. Mengawasi dan mengkoordinir bagian-bagian yang berada di
bawahnya.
2. Memantau perkembangan/ kemajuan nasabah pinjaman/ Dana
3. Membantu terlaksananya tugas Direksi dalam bidang marketing.
4. Mengkaji ulang atas Program kerja di bidang pembiayaan/ dana.
5. Mencari sumber dana dengan melihat kemungkinan dan peluang
dana murah yang dapat dihimpun dari masyarakat.
6. Melakukan survey dan analisa yang mengajukan pembiayaan.
7. Melakukan koordinasi dengan AO tentang nasabah yang mendapat
fasilitas pembiayaan untuk segera melakukan angsuran.
8. Mengetahui dengan pasti bahwa produk atau jasa yang telah
diberikan oleh Bank kepada nasabahnya benar-benar memenuhi
kebutuhan.
9. Memaintenance dan menjaga hubungan baik dengan kreditur dan
debitur.
10. Melakukan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh direksi.

100

E. Account Officer (AO)


Ringkasan Pekerjaan: Membantu dalam memasarkan produkproduk Bank yang sesuai dengan Syariah Islam kepada masyarakat
dengan service yang tinggi.
Tugas dan Tanggung jawab:
1. Melayani nasabah di wilayah masing-masing, baik nasabah
tabungan, deposito maupun nasabah pembiayaan.
2. Mencari sumber dana dengan melihat kemungkinan-kemungkinan
dan peluang dana murah yang dapat dihimpun dari masyarakat.
3. Mencari calon kreditur/ debitur yang potensial.
4. Melakukan koordinasi dengan Manajer Marketing tentang nasabah
yang mendapat fasilitas pembiayaan untuk segera melakukan
angsuran.
5. Memaintenance dan menjaga hubungan baik dengan kreditur dan
debitur.
6. Mengetahui dengan pasti bahwa produk atau jasa yang telah
diberikan oleh Bank kepada para nasabahnya benar-benar memenuhi
kebutuhan.
7. Melakukan tugas-tugas marketing lainnya yang diberikan oleh
Direksi maupun oleh Manajer Marketing.
F. Adminstrasi Pembiayaan
Ringkasan Pekerjaan: Memasarkan produk-produk Bank yang
sesuai dengan Syariah Islam kepada masyarakat dengan servis yang

101

tinggi terutama dalam perolehan dana pihak ke tiga baik itu tabungan
maupun deposito.
Tugas dan Tanggung jawab :
1. Menyiapkan akad perjanjian pembiayaan antara pihak Bank dan
Nasabah yang mengajukan pembiayaan.
2. Memeriksa kelengkapan pengajuan pembiayaan dari nasabah.
3. Mencari sumber dana dengan melihat kemungkinan dan peluang
dana murah yang dapat dihimpun dari masyarkat.
4. Mencari calon Debitur yang potensial.
5. Selalu menjaga hubungan baik dengan nasabah.
6. Mengetahui dengan pasti produk atau jasa yang telah diberikan oleh
Bank kepada para debitur.
7. Melakukan tugas-tugas lainnya yang di berikan oleh Direksi.
G. Cash Dan Teller
Ringkasan Pekerjaan: Melaksanakan seluruh aktivitas yang
berhubungan dengan transaksi kas, mengatur dan bertanggung jawab
atas semua pelaksanaan administrasi dan laporan perincian kas setiap
hari.
Tugas dan Tanggung jawab :
1. Memberikan pelayanan kepada nasabah secara cepat, cermat dan
ramah.

102

2. Mengatur dan bertanggung jawab atas dana kas yang tersedia, suratsurat berharga lainnya : Chegue, Bilyet Giro, buku tabungan milik
Bank yang dipercayakan untuk disimpan di Bank.
3. Bertanggung jawab atas kecocokan saldo akhir dengan saldo akhir
uang tunai pada box teller di akhir hari.
4. Menerima, menyusun serta menghitung secara hati-hati setiap
setoran tunai, tarikan tunai dan sebagainya dari para nasabah untuk
disimpan.
5. Mengatur dan menyimpan pengeluaran uang berdasarkan tarikan
tunai dari nasabah.
6. Menandatangani formulir-formulir serta slip setoran tunai dari
nasabah.
7. Membubuhi cap Tunai, Verivikasi dan cap-cap lain pada setiap
dokumen pembayaran yang diuangkan atau diterima kas.
8. Mengurus pengeluaran uang kas untuk pinjaman yang telah disetujui
oleh bagian administrasi pembiayaan.
9. Melaksanakan tugas-tugas lain dalam membantu tugas operasi yaitu
bagian tabungan, deposito dan pembiayaan.
Tugas sesuai sistem :
1. Menyiapkan/ Menghidupkan komputer sebelum pekerjaan dimulai.
2. Menyiapkan peralatan Teller untuk verivikasi (stempel, sinar
ultraviolet dan sebagainya).
3. Memeriksa slip setoran dan slip tarikan dengan direfikasi.

103

4. Menginput slip setoran dan slip tarikan ke dalam komputer.


5. Memberikan slip-slip kepada bagian accounting untuk diotorisasi.
6. Mencocokkan mutasi harian kasir dan perincian uang tunai dengan
fisik uang yang ada.
H. Accounting
Ringkasan pekerjaan: Mengawasi dan bertanggung jawab atas
kelengkapan dana dan bukti-bukti mutasi untuk kebenaran pencatatan
transaksi sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia serta membuat
laporan untuk Bank Indonesia tepat pada waktunya.
Tugas dan tanggung jawab :
1. Mengotorisasi slip-slip transaksi dari kasir dan dari semua bagian
(yang menginput data).
2. Membantu membuat OB-an untuk transaksi yang ada.
3. Melakukan perhitungan Pendapatan dan perhitungan bagi hasil setiap
akhir bulan.
4. Membuat laporan keuangan (neraca, rugi laba), Rekap General
Ledger dan mutasi harian.
5. Mencetak daftar transaksi harian, daftar subledger rekapitulasi
rekening per akhir bulan.
6. Membuat laporan bulanan, laporan BMPK, laporan saldo rekening
dana pihak III dan sebagainya.
7. Memeriksa dan menyimpan bukti-bukti transaksi harian kepada
Direksi.

104

8. Membuat laporan semesteran, laporan tahunan dan laporan publikasi.


9. Melaporkan laporan keuangan (neraca dan laba rugi) harian kepada
Direksi.
10. Melaporkan laporan bulanan, laporan semesteran dan laporan
tahunan.
11. Mengusahakan agar penyerahan laporan tersebut tepat pada
waktunya sesuai ketentuan.
12. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Manager
Operasional dan juga Direksi.
I. Customer Service/ Umum
Ringkasan pekerjaan: Bertanggung jawab atas pengaturan dan
pelaksanaan

pekerjaan

yang

berhubungan

dengan

kepegawaian,

pengadaan barang yang berguna untuk kelancaran operasional Bank


serta keamanan terhadap semua kekayaan Bank, memberikan informasi
pada calon nasabah tentang produk Bank.
Tugas dan tanggung jawab :
1. Melayani calon nasabah baru, baik itu calon nasabah tabungan,
deposito, serta pembiayaan dengan cara memberi informasi kepada
calon nasabah mengenai produk-produk Bank Syariah.
2. Melaksanakan

administrasi

data

pegawai

perusahaan

dan

menjalankan arsipnya tersimpan dengan baik dan teratur sehingga


mudah dicari dan diperlukan.

105

3. Membuat absensi karyawan setiap bulannya dan hubungannya


dengan hak cuti yang dapat dijalankan setiap pegawai.
4. Menerima

surat

permohonan

pemberhentian

pegawai

dan

menyetorkannya kepada Direksi.


5. Mengawasi keamanan dan kebersihan sarana kantor.
6. Menyediakan dan meregister alat-alat tulis kantor yang diperlukan.
7. Mengetik surat-surat/ surat edaran, memo intern, pengumuman serta
dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan kepegawaian
dan menyimpan didalam arsip yang baik.
8. Menginventariskan barang-barang yang ada dikantor juga melakukan
penyusutan barang-barang inventaris tersebut.
9. Pengadministrasikan gaji dan tunjangan setiap pegawai dan
melaksanakan perhitungan serta

pembayarannya termasuk di

dalamnya penambahan karena lembur atau pengurangan karena


pembiayaan pegawai.
10. Mengawasi pembayaran listrik dan telepon kantor.
11. Membantu dan memberikan informasi kondisi kerja pegawai kepada
pimpinan.
12. Melaksanakan tugas-tugas non operasional lainnya yang ditugaskan
Direksi.
13. Membuat menyetorkan dan melaporkan pajak.

106

3.2 Penyajian Data dan Analisa Data


3.2.1 Tinjauan Umum Tentang Pembiayaan Di PT. BPRS Bumi
Rinjani Batu
Di BPRS Bumi Rinjani Batu pembiayaan merupakan fasilitas
penyediaan dana dari bank untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada
umumnya, baik bersifat produktif (modal kerja dan investasi) maupun
konsumtif. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan bapak
Abd. Rohim selaku direktur utama PT. BPRS Bumi Rinjani Batu (25-032008) Penyaluran dana dalam BPRS Bumi Rinjani Batu adalah penyediaan
dana, dan atau barang serta fasilitas lainnya kepada nasabah yang tidak
bertentangan dengan konsep syariah Islam yang berlaku.
Adapun aktivitas utama PT. BPRS Bumi Rinjani dalam hal
pendanaan

adalah

melayani

tabungan

mudharabah

dan

deposito

mudharabah. Tabungan mudharabah pada PT. BPRS Bumi Rinjani Batu


terdapat dua jenis yaitu tabungan syariah rinjani (TASYARIN) dan
tabungan pendidikan.

Sedangkan dalam hal penyaluran dana yakni

melayani nasabah dalam hal piutang murabahah, pembiayaan mudharabah


dan pembiayaan musyarakah.

107

3.2.2 Prosedure Pemberian Pembiayaan Di PT. Bumi Rinjani Batu


Inisiasi

Solitasi

Analisa

Bagian legal
1. Analisa yuridis
2. Analisa jaminan
3. Taksasi jaminan

Bagian pembiayaan
(AO)
Analisa ekonomis

Usulan pembiayaan

Panitia pembiayaan
d
Keputusan

di tolak

di setujui

Bagian administrasi PYD

Nasabah

Realisasi
Gambar 3.1 Skema proses pembiayaan

Nasabah

108

BPRS Bumi Rinjani Batu sebagaimana yang disebutkan oleh bapak


Abd. Rohim selaku direktur utama PT. BPRS Bumi Rinjani Batu (13-062008) Adapun tujuh prosedur pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut:
A. Inisiasi
1. Pengumpulan Informasi
Jenis Nasabah
- Nasabah datang ke kantor
- A/ M datang ke nasabah
2. Tekhnik mencari Informasi
Intern :

Nasabah dana, mempunyai reputasi yang bagus existing,

customer, Interlink Customer.


Ekstern : Referensi (surat atau kenalan), buyer dari produk existinG,
customer,

supplier

dari

produk

existing

customer,

sekarang terhadap bank.


3. Taaruf (wawancara)
Cakupan dalam wawancara
Kelengkapan data pemohon
Penjelasan data pendukung
Pemeriksaan kembali kebenaran dan konsistensi data permohonan
4. Penentuan calon nasabah potensial
Tidak membandingkan dengan nasabah lain
Kualifikasi tidak dibawah rata-rata

jasa

109

B. Solisitasi
1. Dasar pelasaksanaan
Mengetahui tentang kondisi perusahaan
Membicarakan hal khusus yang menjadi perhatian
2. Lagkah-langkah sosialisasi (meminta informasi)
Eksistensi perusahaan : Filosofi bisnis, sasaran, rencana jangka
pendek, menengah dan panjang, sejarah, para pendiri, pemegang
saham, prospek, jumlah karyawan, tingkat pendidikan rata-rata, system
penggajuan dan jaminan social lain.
Kebutuhan customer: bidang usaha, rekan bisnis, bantuan teknologi
dll.
Kemampuan membayar: kondisi produksi dan hasil produksi,
pemasaran dan strategi penjualan, kekuatan/ kelemahan perusahaan
(manajemen), sumber bahan baku atau cara pengadaan bahan baku,
system pelemparan kegiatan usaha dan keuangan yang telah di audit
oleh kantor ankuntan.
Jaminan: apakah punya market value.. ? kemudahan memonitoring,
lokasi, sifat fisika dan kimianya.
3. Pelaporan
C. Proses Analisa
1. Mengevaluasi kemampuan dan kesediaan calon nasabah membayar
kembali pembiayaan yang diterima yang sesuai dengan isi perjanjian
atau akad pembiayaan yang didasarkan pada aspek-aspek :

110

- Keberhasilan alur usaha di biayai


- Membuat kesimpulan dan usaha atas permodalan pembiaayaan secara
cepat dan tepat.
2. Bentuk analisa yang digunakan umumnya adalah dengan cara :
- Analisa kuantitatif
- Anisa kualitatif
D. Proses Persetujuan
1. Usulan pembiayaan
- Setelah proses analisa, maka dibuat usulan pembiayaan (UP) ke komite
pembiayaan untuk direkomendasikan mendapat fasilitas pembiayaan.
- Usulan pembiayan berisi ( terpenting)

Bentuk fasilitas pembiayaan

Jenis fasilitas pembiayaan : baru/ lama perpanjangan/ penambahan

Khusus untuk bentuk pembiayaan jual beli tidak ada penambahan


plafon, yang ada hanya penangguhan waktu (jadwal angsuran di
perpanjang).

Jumlah plafond.

2. Memorandum pembiayaan
- Analisa singkat kualitas pembiayaan
3. Komite pembiayaan
-

Panitia yang menentukan keputusan Ya atau Tidak diterimanya


pembiayaan itu.

111

E. Proses Realisasi Pembiayaan


1. Proses Realisasi adalah proses pencarian dana atau pembelian barang
nasabah setelah diproses dan di putus oleh komite pembiayaan.
2. Penggunaan dana jual beli dinamakan pembayaran dan pengucuran
dana untuk pembiayaan dalam syirka dan jasa di sebut pencairan.
3. Persyaratan yang harus di penuhi :
- Pemeriksaan dokumen-dokumen nasabah
- Pemeriksaan kepatuhan ketentuan intern atau ekstern yang berlaku.
F. Pembinaan Pembiayaan
1. Pembinaan dan pemantauan adalah suatau cara yang konstruktif agar
kondisi usaha nasabah menjadi lebih baik
2. Mengarahkan penggunaan fasilitas pembiayaan dengan benar
3. Tindakan preventif agar tidak terjadi wanprestasi.
4. Dalam pembinaan pihak Bank harus melakukan :
-

Menghidari sikap semata-mata mencari kesalahan atau kelemahan.

Apabila ditemukan kesalahan dan kelemahan, maka diperlukan


evaluasi secara kritis dan analitis serta apakah ada kemungkinan
nasabah memperbaikinya.

5. Metode pembinaan :
- Membangun silaturrahmi.
- Mengevaluasi mutasi rekening atau kekayaan nasabah.
- Memperhatikan kelangsungan usaha nasabah terutama yang berkaitan
dengan produk maupun jasa yang dihasilkannya.

112

- Membantu nasabah untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi


terutama yang berkaitan langsung dengan problem cash fleour.
6. Pelaporan (kondisi dan kunjungan).
- Membuat laporan yang diperoleh termasuk hasil kunjungan langsung
yang bersifat terkait maupun nonn teknis.
G. Pelunasan dan Pelepasan Jaminan
1. Pelunasan
Pelunasan adalah selesainya kewajiban nasabah terhadap Bank,
pelunasan tersebut akan berdampak pada dokumen-dokumen penting yang
diserahkan nasabah kepada Bank, karena itu nasabah berhak meminta
kembali dan bank berkewajiban mengembalikannya. Proses pengembalian
dokumen dan jaminan ini umumnya disebut pelepasan jaminan.
2. Pelepasan jaminan
Jaminan akan diberikan apabila kewajiban dan keadministrasian
serta biaya-biaya lain yang timbul akibat dari pelunasan tersebut sudah
diselesaikan dengan bank.
3.2.3 Analisis Penilaian Nasabah Pembiayaan Di PT. BPRS Bumi
Rinjani Batu
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibu Maisaroh
bagian

Administrasi

pemasaran/pembiayaan

Pembiayaan

yang

menangani

bagian

(19-05-08). Beliau menjelaskan bahwa sebelum

pembiayaan diberikan kepada calon nasabah (debitur) pihak bank BPRS


Bumi Rinjani Batu terlebih dahulu melakukan survey ke lokasi calon debitur

113

untuk menilai layak tidaknya calon nasabah menerima pembiayaan dengan


menggunakan analisis 5C yaitu: Character, Capacity, Capital, Collateral
dan Condition of Economic. Analisis ini merupakan proses untuk
memperoleh keyakinan kemampuan nasabah dalam melaksanakan ikatan
perjanjian pembiayaan dengan PT BPRS Bumi Rinjani Batu. Tujuan dari
adanya analisis pembiayaan ini adalah untuk menjaga agar tingkat
kolektifitas bank tetap terjaga dan agar bank yakin bahwa pembiayaan yang
disalurkan benar-benar aman dalam arti uang yang disalurkan akan kembali,
sehingga pembiayaan terhindar dari resiko kerugian dan menghasilkan profit
(keuntungan) yang diinginkan.
Penjelasan itu sama dengan yang disampaikan oleh Bpk. Abd
Rohim selaku Direktur Utama dan Bpk. Basyaruddin selaku Direktur BPRS
Bumi Rinjani Batu yang peneliti wawancarai (26-05-2008) ada beberapa
prinsip penilaian pembiayaan untuk menilai nasabah layak tidaknya
memperoleh pembiayaan yaitu dengan menggunakan analisa 5C. Hal ini
sesuai dengan konsep yang ditawarkan oleh Muhammad dalam bukunya
Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (2005: 60) dan Kasmir dalam
bukunya Manajemen Perbankan (2001: 91). Adapun analisis penilaian
nasabah yang dilakukan di BPRS Bumi Rinjani Batu adalah sebagai berikut:
1) Character
Di BPRS Bumi Rinjani Batu dari hasil wawancara yang peneliti
lakukan dengan Bpk. Basyaruddin selaku Direktur, penilaian Character ini
penting dalam penilaian nasabah, sekaligus yang paling sulit. Karena dalam

114

kenyataannya untuk menilai watak seseorang tidaklah cukup dalam waktu


sehari/ dua hari.
Untuk menilai karakter ini pihak bank mencari informasi baik
melihat sendiri terhadap calon nasabah (debitur) yang bersangkutan dengan
melakukan tes, melihat caranya dia (calon nasabah) bicara apakah ada
kesesuaian antara yang dibicarakan dengan perbuatannya serta ketepatan dia
dalam memenuhi janji dengan pihak bank (misalnya pihak bank mengajak
bertemu jam sekian apakah calon nasabah tepat waktu apa tidak) dari hal ini
pihak bank juga dapat mengetahui apakah calon nasabah adalah orang yang
disiplin apa tidak sehingga juga akan mempengaruhi penilaian bank
terhadap calon nasabah yang bersangkutan. Maupun dari pihak lain dengan
melakukan survey bertanya pada rekan-rekannya, teman-temannya ataupun
tetangganya.
Di BPRS Bumi Rinjani Batu biasanya yang diterima adalah calon
debitur yang memiliki karakter yang baik, yang menurut masyarakat di
lingkungannya memiliki sifat yang positif seperti jujur, tanggungjawab dll.
Hal ini dilakukan sebagai upaya bank agar pembiayaan yang diberikan dapat
kembali serta dapat memperoleh profit yang diinginkan. Hal ini dikarenakan
nasabah yang memiliki karakter yang baik akan berusaha untuk membayar
pembiayaan yang telah diambilnya.
2)

Capacity
Capacity ini bertujuan untuk mengetahui apakah calon nasabah

memiliki kemampuan dalam membayar ansuran (pembiayaan) yang akan

115

diberikan, sebagaimana dikatakan oleh Bpk. Abd. Rohim (02-06-2008)


selaku Direktur Utama, melakukan analisa dari pendapatan yang dihasilkan
calon nasabah (debitur), dengan rumus: total pendapatan bersih x 60%
(ketetapan BPRS Bumi Rinjani Batu).
Misal:
Pendapatan yang dihasilkan calon nasabah tiap bulannya adalah
Rp. 1.000.000,- pendapatan kotor. Kemudian dikurangi dengan biaya-biaya
lain, seperti biaya rumah tangga sebesar Rp. 500.000,- maka dalam hal ini
bank memeberikan analisa lagi dikalikan 60%. Jadi Rp. 500.000,- x 60% =
Rp. 300.000,- maka Rp. 300.000,- itulah batas maksimum kemampuan calon
nasabah membayar hutang. Hal ini dilakukan karena dalam kenyataannya
ada

keperluan-keperluan

yang

sifatnya

mendadak.

Semakin

besar

pendapatan yang dihasilkan oleh calon nasabah (debitur) maka semakin


besar pula kemampuan debitur untuk mengangsur dan begitu pula
sebaliknya.
Untuk memutuskan apakah calon nasabah diterima atau ditolak
permohonan pembiayaannya, pihak BPRS terlebih dahulu akan melakukan
analisis ini, sebagai upaya mengetahui apakah calon debitur memiliki
kemampuan untuk membayar kembali pembiayaan yang diberikan. Calon
debitur yang akan diterima permohonan pembiayaannya di BPRS Bumi
Rinjani Batu mereka hendaknya memiliki kemampuan untuk melunasi /
membayar kembali pembiayaan yang diberikan.

116

Namun bagaimana seseorang akan membayar pinjaman /


pembiayaan yang diberikan jika ia tidak memiliki kemampuan membayar.
Sehingga di BPRS Bumi Rinjani Batu untuk melakukan pembiayaan,
seorang calon debitur harus memiliki kemampuan membayar.
Hal ini dilakukan sebagai antisipasi bank untuk menghindari resiko
kerugian dari adanya pembiayaan yang bermasalah, karena jika calon
debitur yang diterima tidak memiliki kemampuan untuk membayar maka
bank akan mengalami kerugian yaitu kehilangan margin (profit) yang telah
disepakati dan lebih dari itu bank juga akan kehilangan pembiayaan yang
telah disalurkan.
3) Capital
Capital merupakan dana yang dimiliki calon nasabah untuk
menjalankan dan memelihara

kelangsungan usahanya. Dari hasil

wawancara yang penulis lakukan dengan bagian Account Officer (AO) pada
(02-06-2008) dalam capital ini yang dianalisa oleh pihak bank adalah usaha
yang dijalankan oleh debitur, misalnya seorang pedagang modal yang
dimiliki milik sendiri atau bukan, stock barang yang ada apakah hasil
membeli sendiri atau hutang dll, yang kemudian ditaksir dengan nominal
yang disesuaikan dengan harga pasar untuk mengetahui seberapa besar
modal yang dimiliki oleh calon debitur. Untuk mendapatkan informasi pihak
bank melakukan survey datang ke tempat calon debitur atau bertanya kepada
orang disekitarnya. Modal ini tidak harus berbentuk materi. Untuk
melakukan pembiayaan, modal bisa dilihat dari kemampuan calon nasabah

117

(debitur) dalam membayar ansurannya sehingga yang dilihat oleh pihak


bank adalah pendapatannya. Bagi calon debitur yang bekerja sebagai
pegawai untuk mengetahui modal ini dilihat dari gaji yang diperolehnya.
Modal ini juga menjadi pertimbangan bank untuk menerima atau menolak
permohonan

pembiayaan,

biasanya

calon

nasabah

yang

diterima

permohonannya juga memiliki modal hal ini dilakukan bank sebagai


antisipasi untuk menghindari resiko kerugian tidak kembalinya pembiayaan
yang

diberikan.

Misalnya

seorang

pedagang

ternyata

mengalami

kebangkrutan masih ada modal yang ia miliki seperti tempat/lokasi yang


bisa dijual untuk mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya,
sehingga

bank

terhindar

dari

kerugian

dan

tetap

mendapatkan

keuntungan/profit.
4) Collateral
Jaminan yang diberikan debitur kepada bank. Setiap pembiayaan
yang dikeluarkan oleh bank jumlahnya tidak boleh lebih dari 80% dari nilai
jaminan yang diberikan. Ketentuan ini merupakan ketentuan dari Bank
Indonesia (BI). Jaminan ini harus dimiliki oleh calon nasabah yang akan
melakukan pembiayaan.
Dalam prakteknya di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu yang dapat
dijadikan jaminan pembiayaan oleh debitur adalah sebagai berikut:
a) Jaminan dengan barang dapat berupa: tanah, rumah, kendaraan
bermotor, dan lain-lainnya.

118

b) Jaminan surat berharga dapat berupa: sertifikat tanah, akte, tabungan,


deposito, dan lain-lainnya.
c) Jaminan orang atau perusahaan yaitu jaminan yang diberikan
seseorang/perusahaan kepada bank terhadap fasilitas pembiayaan yang
diberikan apabila pembiayaan tersebut macet/bermasalah maka orang
atau perusahaan yang memberikan jaminan ini dapat berupa surat
keterangan potongan gaji, dimana pihak penanggung jawab biasanya
pihak personalia.
Penilaian jaminan dilakukan dengan memperhatikan jenis jaminan
yang diberikan serta perkiraan nilai jaminan untuk saat ini atau yang akan
datang. Penilaian jaminan ini tergantung dari nilai transaksi. Untuk agunan
tanah nilai jaminan antara 70%-80%, sedangkan untuk kendaraan nilai
jaminan 70%. Misal: harga kendaraan Rp. 100.000.000,- maka pembiayaan
yang diberikan maksimal 70% dari Rp. 100.000.000,-. Hal ini dikarenakan
kendaraan semakin lama semakin turun. Kalau agunan berupa tanah dan
bangunan maka analisis penilaiannya sendiri-sendiri, tanah sendiri dan
bangunan juga sendiri.
Dalam melakukan penilaian calon debitur untuk diterima atau
ditolak maka seorang calon debitur harus memiliki jaminan yang diserahkan
kepada bank. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bpk. Abd.
Rohim selaku Direktur Utama pada (09-06-2008) biasanya calon nasabah
yang diterima adalah memiliki jaminan, hal ini dilakukan dengan tujuan
apabila nasabah tidak mampu membayar pembiayaan yang diberikan, dapat

119

ditutup oleh nilai agunan yang diserahkan debitur kepada bank. Penilaian
terhadap agunan ini meliputi jenis/macam barang, nilainya, lokasinya, bukti
pemilik/status hukumnya. Dengan adanya jaminan kemungkinan adanya
resiko kerugian dapat dihindari sehingga bank akan tetap mendapatkan
keuntungan/profit dari pembiayaan yang diberikan.
5) Condition Of Economic
Untuk memberikan pembiayaan pihak bank harus mengetahui
terlebih dahulu bagaimana kondisi ekonomi saat ini yaitu saat pemberian
pembiayaan sampai jangka waktu selesainya pembiayaan.
Untuk pembiayaan yang dianalisis untuk mengetahui condition ini
adalah pendapatan calon nasabah yaitu jenis usaha yang dijalankan oleh
calon nasabah (debitur) sebagaimana yang dijelaskan oleh Bpk. Abd Rohim
yang peneliti wawancarai (09-06-2008). Misal: seorang karyawan PT. JAYA
UTAMA, dia 1 bulan jadi karyawan. Pada saat dia meminta pembiayaan
kondisi perusahaan baik tapi setelah dilakukan analisis ke depan akan macet
yang akan berdampak pula pada gaji karyawan yang ikut macet. Hal ini
tentunya akan berpengaruh pada keputusan bank dalam memberikan atau
menolak permohonan pembiayaan tersebut. Untuk mengetahui condition ini
pihak bank melakukan analisis thingking (forecasting).
Dalam penerapan analisis 5C ini yang dilakukan oleh pihak bank
tidak mesti sama antara satu nasabah dengan nasabah yang lainnya. Misal
untuk nasabah yang akan melakukan pembiayaan, bagi nasabah yang sudah
kenal baik oleh pihak bank, maka bank tidak perlu ketat dalam menganalisis

120

karakter karean sudah diketahui. Hal ini berbeda dengan nasabah yang
belum dikenal tentunya analisis karakter merupakan hal yang sangat penting
untuk dilakukan bahkan menduduki urutan yang pertama.
3.3 Gambaran Umum Sistem
Sistem yang dikembangkan adalah sebuah sistem berupa perangkat
lunak yang membantu untuk pengambilan keputusan yaitu manager untuk
menentukan calon debitur yang layak dan tidak layak dalam menerima
kredit berdasarkan analisis 5C. Dari analisis dokumen penilaian yang diisi
oleh Manager dari tiap-tiap calon debitur lalu diproses melalui pemodelan
menggunakan AHP dan manager menilai calon debitur dari setiap criteria
yang telah ditentukan..
Setiap form isian dianalisis berdasarkan kriteria-kriteria penilaian.
Analisis dokumen-dokumen penilaian ini menghasilkan keluaran berupa
nilai prioritas calon debitur. Kemudian setelah semua penilaian dianalisis,
setiap penilaian diberi bobot, untuk selanjutnya dilakukan analisis pada
setiap calon debitur.
Pengambil keputusan dalam hal ini adalah manager melakukan
proses komunikasi dengan sistem lewat dialog (GUI) yang telah disediakan.
Manager dapat melakukan pengolahan data dan memberi perintah pada
sistem untuk mengolah data yang ada sesuai model yang digunakan dan
meminta sistem memberikan alternatif solusi setelah dimasukkan beberapa
kriteria dan bobot yang diperhitungkan. Keluaran informasi sistem bisa

121

dijadikan pertimbangan untuk menentukan kelayakan pemberian kredit


kepada calon debitur.
3.4 Batasan Sistem
Sistem ini memiliki batasan, yaitu:
3. Program ini berisi penentuan Kelayakan Pemberian Kredit PT. BPRS
Bumi Rinjani Batu.
4. Analisis yang digunakan dalam menentukan kelayakan pemberian kredit
PT. BPRS Bumi Rinjani Batu menerapkan Analisis 5C.
5. Data-data yang dikelola adalah data kelengkapan, data nasabah, data
kriteria, data subkriteria, data update penilaian kredit dan data hasil
analisa.
6. Metode AHP digunakan untuk menentukan nilai bobot pada setiap kriteria
dan sub kriteria
3.5 Pengguna Sistem
Sistem ini dirancang untuk digunakan oleh dua jenis pengguna, yaitu:
a. Manager, adalah orang yang melakukan pengelolaan data-data
kriteria dan menghasilkan sebuah keputusan.
b. Operator, adalah orang yang melakukan pengelolaan data-data
calon nasabah dan melakukan pengarsipan terhadap data-data
nasabah yang mengajukan permohonan kredit.

122

3.6 Dependency Diagram


Dependency diagram adalah diagram yang menjelaskan hubungan
antara faktor penentu, inputan pertanyaan, aturan, nilai dan rekomendasi
yang dibuat pada pemodelan knowledge base. Dengan melihat dependency
diagram dapat diketahui rekomendasi-rekomendasi yang diberikan jika satu
syarat keadaan memenuhi syarat keadaan yang lain atau pun jika salah satu
syarat tidak dipenuhi maka akan menghasilkan rekomendasi yang berbeda.
Dari dependency diagram pada gambar 3.2 dapat dijelaskan bahwa
data nasabah 1, data nasabah 2 dan data nasabah 3 menunjukan kondisi yang
mempengaruhi proses penilaian data persyaratan kredit, dari kondisi tersebut
menghasilkan kesimpulan awal bahwa sebelum nasabah memperoleh kredit
terlebih dahulu harus melalui tahap-tahap penilaian berupa penilaian datadata nasabah sebagai bentuk penilaian terhadap persyaratan kredit. Setelah
proses penilaian data persyaratan kredit, membentuk kelayakan persyaratan
kredit yang berarti layak tidak layaknya nasabah dari segi proses penilaian
data persyaratan kredit. Setelah dapat ditentukan nasabah yang layak dari
segi proses penilaian data persyaratan kredit, maka proses selanjutnya adalah
proses setting matrik AHP. Proses ini hanya dapat dilakukan oleh seorang
Manager atau orang yang pakar dalam hal kredit. Proses ini menghasilkan
nilai bobot prioritas kriteria dan subkriteria. Nilai bobot prioritas kriteria dan
subkriteria ini yang akan diproses dalam analisis kredit. Proses analisis
kredit akan menghitung secara keseluruhan nilai bobot prioritas kriteria dan
nilai bobot prioritas subkriteria. Dari hasil ini akan diperoleh nilai total dari

123

setiap nasabah. Nilai total inilah yang kemudian menghasilkan keputusan


kelayakan pemberian kredit nasabah.

Gambar 3.2 Dependency Diagram


3.7 Analisis dengan Perhitungan Metode AHP
Sebuah bank ingin menentukan nasabah yang layak menerima kredit
dengan memperhatikan beberapa kriteria. Kriteria yang dipertimbangkan oleh
manajer beserta penilaiannya adalah:
1. Collateral: Baik, Cukup baik, Kurang
2. Capacity: Baik, Cukup baik, Kurang
3. Capital: Baik, Cukup baik, Kurang
4. Character: Baik, Cukup baik, Kurang
5. Condition of Economy: Baik, Cukup baik, Kurang.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menentukan nasabah yang layak
menerima kredit adalah sebagai berikut:
1. Menentukan prioritas kriteria
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menentukan prioritas kriteria
adalah sebagai berikut:

124

a. Membuat matriks perbandingan berpasangan


Pada tahap ini dilakukan penilaian perbandingan antara satu criteria
dengan criteria yang lain. Hasil penilaian bisa dilihat dalam table 3.1
Tabel 3.1 Matriks perbandingan berpasangan
Condition of
Economy
1

Character

Capital

Capacity

Collateral

0.33

0.25

0.20

0.14

0.50

0.33

0.25

Capital

0.50

0.33

Capacity

0.33

Collateral

20.00

10,33

6.75

5.03

2.05

Condition of
Economy
Character

Jumlah

Angka 1 pada kolom Condition of Economy menggambarkan tingkat


kepentingan yang sama antara Condition of Economy dengan Condition of
Economy, sedangkan angka 3 pada kolom Condition of Economy baris
Character menunjukkan Character sedikit lebih penting dibandingkan
dengan Condition of Economy. Angka 0.33 pada kolom Character baris
Condition of Economy merupakan hasil perhitungan 1/nilai pada kolom
Condition of Economy baris

Character (3). Angka-angka yang lain

diperoleh dengan cara yang sama.


b. Membuat matriks nilai kriteria.
Matriks ini diperoleh dengan rumus berikut:
Nilai baris kolom baru = nilai baris kolom lama / jumlah masing kolom
lama.
Hasil perhitungan bisa dilihat dalam tabel 3.2

125

Tabel 3.2 Matriks nilai kriteria


Condition
of
Economy
0.05

Character

Capital

Capacity

Collateral

Jumlah

Prioritas

0.03

0.04

0.04

0.07

0.23

0.05

0.15

0.10

0.07

0.07

0.12

0.51

0.10

Capital

0.20

0.19

0.15

0.10

0.16

0.80

0.16

Capacity

0.25

0.29

0.30

0.20

0.16

1.20

0.24

Collateral

0.35

0.39

0.44

0.60

0.49

2.27

0.45

Condition
of
Economy
Character

Nilai 0.05 pada kolom Condition of Economy baris Condition of Economy


tabel 3.2 diperoleh dari nilai kolom Condition of Economy baris Condition
of Economy tabel 3.1 dibagi jumlah kolom Condition of Economy tabel
3.1.
Nilai kolom jumlah pada tabel 3.2 diperoleh dari penjumlahan pada setiap
barisnya. Untuk baris pertama nilai 0.23 merupakan hasil penjumlahan
dari 0.05+0.03+0.04+0.04+0.07.
Nilai pada kolom prioritas diperoleh dari nilai pada kolom jumlah dibagi
dengan jumlah kriteria, dalam hal ini 5.
c. Membuat matriks penjumlahan setiap baris.
Matriks ini dibuat dengan mengalikan nilai prioritas pada tabel 3.2 dengan
matriks perbandingan berpasangan (tabel 3.1). hasil perhitungan disajikan
dalam tabel 3.3.

126

Tabel 3.3 Matriks penjumlahan setiap baris


Condition
of
Economy
0.05

Character

Capital

Capacity

Collateral

Jumlah

0.02

0.01

0.01

0.01

0.10

0.30

0.10

0.05

0.03

0.03

0.51

Capital

0.64

0.32

0.16

0.08

0.05

1.25

Capacity

1.20

0.72

0.48

0.24

0.08

2.72

Collateral

3.15

1.80

1.35

1.35

0.45

8.10

Condition
of
Economy
Character

Nilai 0.05 pada baris Condition of Economy kolom Condition of Economy


tabel 3.3 diperoleh dari prioritas baris Condition of Economy pada tabel
3.2 (0.05) dikalikan dengan nilai baris kedisiplinan kolom kedisiplinan
pada tabel 3.1.
Nilai 0.30 pada baris Character kolom Condition of Economy tabel 3.3
diperoleh dari prioritas baris Character pada tabel 3.2 (0.10) dikalikan
nilai baris Character kolom Condition of Economy pada tabel 3.1 (3).
Kolom jumlah pada tabel 3.3 diperoleh dengan menjumlahkan nilai pada
masing-masing baris pada tabel tersebut. Misalnya, nilai 0.10 pada kolom
jumlah merupakan hasil penjumlahan dari 0.05+0.02+0.01+0.01+0.01.
d. Penghitungan rasio konsistensi
Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio
konsistensi (CR) <= 0.1. Jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0.1, maka
matriks perbandingan berpasangan harus diperbaiki.
Untuk menghitung rasio konsistensi, dibuat tabel seperti terlihat dalam
tabel 3.4.

127

Tabel 3.4 Perhitungan rasio konsistensi


Jumlah per
baris
0.10

Prioritas

Hasil

0.05

0.15

0.51

0.10

0.61

Capital

1.25

0.16

1.41

Capacity

2.72

0.24

2.96

Collateral

8.10

0.45

8.55

Condition of
Economy
Character

Kolom jumlah per baris diperoleh dari kolom jumlah pada tabel 3.3,
sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom prioritas pada tabel 3.2.
Dari tabel 3.4, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:
Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil) : 13.68
n (jumlah kriteria) : 5

maks (jumlah / n) : 2.736


CI (( maks n) / n) : -0.45
CR (CI / IR (lihat tabel 4.2)) : -0.40
Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut
bisa diterima.
2. Menentukan prioritas subkriteria.
Penghitungan subkriteria dilakukan terhadap sub-sub dari semua kriteria.
Dalam hal ini, terdapat 5 kriteria yang berarti akan ada 5 perhitungan prioritas
subkriteria.

128

a. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria condition of economy


Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria
dari kriteria Condition of Economy adalah sebagai berikut:
 Membuat matriks perbandingan berpasangan.
Langkah ini seperti yang dilakukan pada langkah 1.a. hasilnya
ditunjukkan dalam tabel 3.5.
Tabel 3.5 Matriks perbandingan berpasangan Kriteria
condition of economy
Baik

Cukup Baik

Kurang

Baik

0.50

0.20

Cukup Baik

0.50

Kurang

8.00

3.50

1.70

 Membuat matriks nilai kriteria


Langkah ini seperti yang dilakukan pada langkah 1.b. perbedaannya
adalah adanya tambahan kolom prioritas subkriteria pada langkah ini.
Hasilnya ditunjukkan dalam tabel 3.6.
Tabel 3.6 Matriks nilai kriteria condition of economy
Kurang
Kurang

0.13

Cukup
Baik
0.14

Baik

Jumlah

Prioritas

0.12

0.39

0.13

Prioritas
Subkriteria
0.22

Cukup
Baik
Baik

0.25

0.29

0.29

0.83

0.28

0.47

0.63

0.59

0.59

0.79

0.60

1.00

Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas


pada baris tersebut dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas.

129

 Menentukan matriks penjumlahan setiap baris


Langkah ini sama dengan yang dilakukan pada langkah 1.c dan
ditunjukkan dalam tabel 3.7. setiap elemen dalam tabel ini dihitung
dengan mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengan nilai
prioritas.
Tabel 3.7 Matriks penjumlahan setiap baris
kriteria condition of economy
Kurang

Cukup Baik

Baik

Jumlah

Kurang

0.13

0.07

0.03

0.23

Cukup
Baik
Baik

0.56

0.28

0.14

0.98

3.00

1.20

0.60

4.80

 Penghitungan rasio konsistensi


Seperti langkah 1.d, penghitungan ini digunakan untuk memastikan
bahwa nilai rasio konsistensi (CR) <= 0.1.
Untuk menghitung rasio konsistensi, dibuat tabel seperti yang terlihat
pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Penghitungan rasio konsistensi
Jumlah perbaris

Prioritas

Jumlah

Kurang

0.23

0.13

0.36

Cukup Baik

0.98

0.28

1.26

Baik

4.80

0.60

5.40

Kolom jumlah perbaris diperoleh dari kolom jumlah pada tabel 3.7,
sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom prioritas pada tabel
3.6, dari tabel 3.8, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:

130

Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil) : 7.02


n (jumlah kriteria) : 3

maks (jumlah / n) : 2.34


CI (( maks n) / n) : - 0.22
CR (CI / IR (lihat tabel 4.2)) : -0.38
Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut
bisa diterima.
b. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria character
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria
dari kriteria Character sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan
prioritas subkriteria dari kriteria Condition of Economy. Langkahlangkahnya adalah sebagai berikut:
 Membuat matriks perbandingan berpasangan
Hasilnya terlihat dalam tabel 3.9
Tabel 3.9 Matriks perbandingan berpasangan kriteria character

Kurang
Cukup Baik
Baik
Jumlah

Kurang

Cukup Baik

Baik

1
2
4
7.00

0.50
1
2
3.50

0.25
0.50
1
1.75

131

 Membuat matriks nilai kriteria


Hasilnya tampak pada table 3.10
Table 3.10 Matriks nilai kriteria character
Kurang

Cukup
Baik

Baik

Baris

Prioritas

Prioritas
Sub
Criteria

0.14
0.29

0.14
0.29

0.14
0.29

0.42
0.87

0.14
0.29

0.25
0.51

0.57

0.57

0.57

1.71

0.57

1.00

Kurang
Cukup
Baik
Baik

 Matriks penjumlahan tiap-tiap baris


Hasilnya tampak pada table 3.11
Table 3.11 Matriks penjumlahan setiap baris kriteria character
Kurang

Cukup Baik

Baik

Jumlah

Kurang

0.14

0.07

0.04

0.25

Cukup Baik

0.58

0.29

0.15

1.02

Baik

2.28

1.14

0.57

3.99

 Perhitungan rasio konsistensi


Hasilnya terlihat dalam table 3.12
Table 3.12 Perhitungan rasio konsistensi
Jumlah per baris

Prioritas

Jumlah

Kurang

0.25

0.14

0.39

Cukup Baik

1.02

0.29

1.31

Baik

3.99

0.57

4.56

Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil): 6.26


N (jumlah kriteria): 3

132

maks (jumlah/n): 2.08


CI (( maks-n)/n): -0.30
CR (CI/IR(lihat tabel 4.2)): -0.51
c. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteri capital
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari
kriteria capital sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan prioritas
subkriteria dari kriteria condition of economy. Langkah-langkah nya adalah
sebagai berikut:
 Membuat matriks perbandingan berpasangan
Hasilnya terlihat dalam tabel 3.13
Tabel 3. 13 Matriks perbandingan berpasangan kriteria capital
Kurang
1
3
5
9.00

Kurang
Cukup Baik
Baik
Jumlah

Cukup Baik
0.33
1
2
3.33

Baik
0.20
0.50
1
1.70

 Menentukan matriks nilai kriteria


Hasilnya terlihat dalam tabel 3.14
Tabel 3.14 Matriks nilai kriteria capital

Kurang
Cukup
Baik
Baik

Kurang

Cukup
Baik

Baik

baris

Prioritas

0.11
0.33

0.10
0.30

0.12
0.29

0.33
0.92

0.11
0.31

Prioritas
sub
criteria
0.19
0.53

0.56

0.60

0.59

1.75

0.58

1.00

133

 Menentukan matriks penjumlahan tiap baris


Hasilnya tampak dalam table 3.15
Tabel 3.15 Matriks penjumlahan tiap baris kriteria capital

Kurang
Cukup Baik
Baik

Kurang
0.11
0.93

Cukup Baik
0.04
0.31

Baik
0.02
0.16

Jumlah
0.17
0.40

2.90

1.16

0.58

4.64

 Perhitungan rasio konsistensi


Hasilnya tampak dalam table 3.16
Tabel 3.16 Perhitungan rasio konsistensi

Kurang
Cukup Baik
Baik

Jumlah per baris


0.17
1.40
4.64

Prioritas
0.11
0.31
0.58

Hasil
0.28
1.71
5.22

Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil): 7.21


N (jumlah kriteria): 3
maks (jumlah/n): 2.40
CI (( maks-n)/n): -0.2
CR (CI/IR(lihat tabel 4.2)): -0.34
d. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria capacity
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas sub criteria dari
kriteria capacity sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan prioritas
subkriteria dari kriteria condition of economy.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikaut:
 Menghitung matriks perbandingan berpasangan
Hasilnya tampak dalam tabel 3.17

134

Tabel 3.17 Matriks perbandingan berpasangan kriteria capacity


Kurang
1
2
3
6.00

Kurang
Cukup Baik
Baik
jumlah

Cukup Baik
0.50
1
2
3.50

Baik
0.33
0.50
1
1.83

 Menghitung matriks nilai kriteria


Hasilnya terlihat dalam table 3.18
Tabel 3.18 Matriks nilai kriteria capacity

Kurang
Cukup
Baik
Baik

Kurang

Cukup
Baik

Baik

baris

Prioritas

Prioritas
sub
criteria

0.17
0.33

0.14
0.29

0.18
0.27

0.49
0.89

0.16
0.30

0.30
0.56

0.50

0.57

0.55

1.62

0.54

1.00

 Menghitung matrik penjumlahan tiap baris


Hasilnya tampak pada tabel 3.19
Tabel 3.19 Matriks penjumlahan setiap baris kriteria capacity
Kurang

Cukup Baik

Baik

Jumlah

Kurang

0.16

0.08

0.05

0.29

Cukup
Baik
Baik

0.60

0.30

0.15

1.05

1.62

1.08

0.54

3.24

 Perhitungan rasio konsistensi


Hasilnya dapat dilihat dalam table 3.20

135

Table 3.20 Perhitungan rasio konsistensi


Jumlah per baris

Prioritas

Jumlah

Kurang

0.29

0.16

0.45

Cukup Baik

1.05

0.30

1.35

Baik

3.24

0.54

3.78

Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil): 5.58


N (jumlah kriteria): 3
maks (jumlah/n): 1.86
CI (( maks-n)/n): -0.38
CR (CI/IR(lihat tabel 4.2)): -0.65
e. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria collateral
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas sub kriteria dari
kriteria collateral sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan prioritas
subkriteria dari kriteria condition of economy.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikaut:
 Menghitung matriks perbandingan berpasangan
Hasilnya dapat dilihat dalam table 3.21
Table 3.21 Matriks perbandingan berpasangan kriteria collateral

Kurang
Cukup Baik
Baik
Jumlah

Kurang
1
3
4
8.00

 Menghitung matriks nilai kriteria


Hasilnya terlihat dalam table 3.22

Cukup Baik
0.33
1
2
3.33

Baik
0.25
0.50
1
1.75

136

Tabel 3.22 Matriks nilai kriteria collateral


Kurang

Cukup
Baik

Baik

baris

Prioritas

Prioritas
sub
kriteria

Kurang

0.13

0.10

0.14

0.37

0.12

0.21

Cukup
Baik

0.38

0.30

0.29

0.97

0.32

0.57

Baik

0.50

0.60

0.57

1.67

0.56

1.00

 Menghitung matrik penjumlahan tiap baris


Hasilnya terlihat pada table 3.23
Tabel 3.23 Matriks penjumlahan setiap baris kriteria collateral
Kurang

Cukup Baik

Baik

Jumlah

Kurang

0.12

0.04

0.03

0.19

Cukup Baik

0.96

0.32

0.16

1.44

Baik

2.24

1.12

0.56

3.92

 Perhitungan rasio konsistensi


Hasilnya tampak dalam table 3.24
Tabel 3.24 Perhitungan rasio konsistensi
Jumlah per baris

Prioritas

Jumlah

Kurang

0.19

0.12

0.31

Cukup Baik

1.44

0.32

1.76

Baik

3.92

0.56

4.48

Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil): 6.55


N (jumlah kriteria): 3
maks (jumlah/n): 2.18
CI (( maks-n)/n): -0.27
CR (CI/IR(lihat tabel 4.2)): -0.46

137

3. Menghitung hasil
Prioritas hasil perhitungan pada langkah 1 dan 2 kemudian dituangkan
dalam matriks hasil yang terlihat dalam tabel 3.25
Tabel 3.25 Matriks hasil
Character

Capacity

Capital

Collateral

0.10
Baik
1.00
Cukup Baik

0.24
Baik
1.00
Cukup Baik

0.16
Baik
1.00
Cukup Baik

0.45
Baik
1.00
Cukup Baik

0.51
Kurang
0.25

0.56
Kurang
0.30

0.53
Kurang
0.19

0.57
Kurang
0.21

Condition
of economy
0.05
Baik
1.00
Cukup
Baik
0.47
Kurang
0.22

Seandainya diberikan data nilai dari 3 orang nasabah seperti yang terlihat
dalam table 3.26, maka hasil akhirnya akan tampak dalam table 3.27.
Tabel 3.26 Nilai nasabah
Character

A Cukup Baik
B
Baik
C

Cukup Baik

Capacity

Capital

Collateral

Condition
of economy

Cukup Baik
Kurang

Baik
Cukup
Baik
Baik

Cukup Baik
Baik

Baik
Cukup Baik

kurang

Baik

Baik

Tabel 3.27 Hasil akhir

A
B
C

Character

Capacity

Capital

0.051
0.1
0.051

0.13
0.072
0.24

0.16
0.08
0.16

Collateral Condition
of
economy
0.25
0.45
0.09

0.05
0.02
0.05

Total

0.641
0.722
0.591

138

Nilai 0.051 pada kolom Condition of economy baris A diperoleh dari nilai
nasabah A untuk Condition of economy, yaitu cukup baik dengan prioritas
0.51, dikalikan dengan prioritas Condition of economy sebesar 0.51
Kolom total pada table 3.27 diperoleh dari penjumlahan pada masing-masing
barisnya. Nilai total inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking
kelayakan nasabah dalam mendapatkan kredit. Semakin besar nilainya, maka
calon debitur tersebut akan semakin besar peluang mendapatkan kredit.
4. Form Penilaian Kredit
A. Karakter (Character)
1. Apakah bersikap kooperatif?
2. Apakah rumah tangganya agamis, rukun, dan harmonis?
3. Apakah penilaian / informasi warga sekitar baik?
4. Apakah kondisi ekonominya ada peningkatan?
5. Apakah tepat janji dan sesuai antara perkataan dengan kenyataan?
B. Kapasitas (Capacity)
1. Apakah usaha tidak bertentangan dengan agama?
2. Apakah merupakan usaha pokok?
3. Apakah memiliki pengalaman usaha yang sama?
4. Apakah bahan baku mudah diperoleh?
5. Apakah prospek pasar bagus?
6. Apakah telah memiliki pelanggan tetap?
7. Apakah usaha sejenis disekitarnya banyak?
8. Apakah omsetnya stabil setiap bulannya?

139

9. Apakah pemohon tidak petualang (ovonturir) dalam usaha?


10. Apakah ada tenaga lain selain pemohon yang dapat mengelola
usaha?
11. Apakah aset usaha > pinjaman?
12. Apakah tingkat keuntungan lebih tinggi dibanding margin bank?
13. Apakah kewajiban angsuran < 1/3 penerimaan kas?
C. Kapital (Capital)
1. Apakah modal sendiri dibanding pembiayaan > 30 %?
2. Apakah tidak memiliki hutang di tempat lain?
3. Apakah pembiayaan dipakai untuk pengembangan usaha?
D. Jaminan (Collateral)
1. Apakah jaminan milik sendiri?
2. Apakah suami/istri penjamin bersedia tanda tangan akad?
3. Apakah nilai taksasi jaminan lebih tinggi dari pembiayaan?
4. Apakah jaminan mudah untuk diperjualbelikan?
E. Kondisi Ekonomi (Conditions Of Economy)
1. Apakah pasang surut harga tidak membahayakan usaha?
2. Apakah tidak ada larangan pemerintah terhadap produk / tempat
usaha?
3. Apakah pemasaran produk tersebut tidak sporadis?
4. Apakah usaha tidak ditentang oleh masyarakat sekitar?
5. Apakah usaha tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan?

140

Form penilaian ini digunakan sebagai alat bantu tambahan untuk


dijadikan dasar penilaian terhadap setiap calon nasabah. Penilaian ini terdiri
atas baik, cukup baik dan kurang. Dari penilaian ini akan didapat nilai dari
setiap calon nasabah yang kemudian dibandingkan antar nasabah dengan
nasabah yang lainnya. Dari hasil ini akan diperoleh nilai total dari setiap calon
nasabah. Nilai total inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking
kelayakan nasabah dalam mendapatkan kredit. Semakin besar nilainya, maka
calon debitur tersebut akan semakin besar peluang mendapatkan kredit.
Nilai dari tiap-tiap item pertanyaan dalam form penilaian ini
berdasarkan rumus: 100/jumlah pertanyaan. Dari rumus tersebut didapat bobot
nilai dari setiap pertanyaan. Dari hasil jawaban Ya dari setiap pertanyaan
akan menghasilkan sebuah nilai yang kemudian ditotal, Kemudian hasil
tersebut dicocokkan dengan rentang penilaian untuk dijadikan dasar apakah
nilai tersebut termasuk baik, cukup baik atau kurang.
Rentang penilaian:
0..33 ='Kurang';
34..67 ='Cukup Baik ';
68..100 ='Baik';
(Diadopsi dari Arikunto, 2000)

141

3.8 Analisis Sistem


3.8.1 Context Diagram
Context Diagram merupakan pendekatan terstruktur yang mencoba
untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar (disebut dengan
top level) dan memecah-mecahnya menjadi bagian yang lebih terinci. Context
diagram ini menggambarkan hubungan input/output antara sistem dengan
kesatuan luar (Jogiyanto, 1999: 54).
Setup Matrik

Manager

Data Kelengkapan

Matrik Hasil

Laporan Data Kelengkapan

Operator

SPK KREDIT
Laporan Hasil Analisa

Laporan Data Nasabah

Analisa Kelayakan Kredit

Data Nasabah

Gambar 3.3 Context Diagram

3.8.2 Data Flow Diagram (DFD)


Data Flow Diagram adalah suatu model logika data atau proses yang
dibuat untuk menggambarkan asal data dan tujuan data yang keluar dari
sistem, tempat penyimpan data, proses apa yang menghasilkan data tersebut,
serta interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada
data tersebut (Kusrini, 2007: 41).

Data Flow Diagram yang menjelaskan proses yang ada pada program
Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah dengan
Metode AHP adalah sebagai berikut :

142

Data Kelengkapan

Laporan Data Kelengkapan

Operator

Simpan Data Kelengkapan

Evaluasi Persyaratan
Kelayakan

Data Kelengkapan

Master Nasabah

Laporan Data Nasabah


Data Nasabah

Data Nasabah

Simpan Data Nasabah

Simpan Nilai Bobot Matrik Kriteria

Update Data Penilaian Kredit


2

Data Penilaian Kredit


Setup Matrik

Matrik Kriteria

Nilai Prioritas Kriteria

Manager
Pengolahan Manager

Matrik Hasil

3 Matrik SubKriteria Karakter


Nilai Prioritas SubKriteria Karakter

+
Simpan Nilai Bobot SubKriteria KarakterHasil Analisa

Analisa Kelayakan Kredit

Menyajikan Informasi
Keputusan
Simpan Data Hasil Analisa

Laporan Hasil Analisa

Gambar 3.4 DFD Level 1 SPK Kredit


Laporan Data Nasabah
1

Data Kelengkapan

Data Nasabah

Simpan Data Kelengkapan


Update Data Kelengkapan
Data Kelengkapan

Operator

Pengolahan Operator

Master Nasabah

Update Data Nasabah


Data Nasabah
Simpan Data Nasabah
Data Kelengkapan
Laporan Data Kelengkapan

Gambar 3.5 DFD Level 2 Proses 1 : Evaluasi Persyaratan Kelayakan Kredit

Data Nasabah

143

Simpan Nilai Bobot Matrik Kriteria

Matrik
Kriteria

Setup Matrik
1

Nilai Prioritas Kriteria

Manager

Matrik
SubKriteria
Karakter

Matrik
SubKriteria
Kapital

Nilai Prioritas SubKriteria Karakter

Matrik Hasil
Perhitungan AHP

Simpan Nilai Bobot SubKriteria Karakter

Data Penilaian Kredit


Simpan Nilai Bobot SubKriteria Karakter
Update Data Penilaian Kredit

Nilai Prioritas SubKriteria Kapital

Simpan Nilai Bobot SubKriteria Kapasitas

Matrik SubKriteria
Kapasitas

Nilai Prioritas SubKriteria Kapasitas

Simpan Nilai Bobot SubKriteria Kodisi Ekonomi


Nilai Prioritas SubKriteria Kondisi Ekonomi
Simpan Nilai Bobot SubKriteria Jaminan
6

Matrik SubKriteria
Jaminan

Nilai Prioritas SubKriteria Jaminan

Matrik
SubKriteria
Kondisi Ekonomi

Gambar 3.6 DFD Level 2 Proses 2 : Pengolahan Manager

Laporan Hasil Analisa


1

Analisa Kelayakan Kredit

Hasil Analisa

Manager

Master Nasabah

UpDate Hasil Analisa


UpDate Data Hasil Analisa
Simpan Data Hasil Analisa
Data Hasil Analisa Nasabah

G
Gambar 3.7 DFD Level 2 Proses 3 : Menyajikan Informasi Keputusan
A

mbar

144

3.8.3 Entity RelationShips Diagram (ERD)


Entity Relationship Diagram (ERD) adalah sebuah diagram yang
menggambarkan hubungan / relasi antar Entity, dan setiap Entity terdiri atas
satu atau lebih atribut yang mempresentasikan seluruh kondisi (fakta) dari
Dunia Nyata yang kita tinjau (Winarko,Edi, 2006: 13)

Entity Relationship Diagram (ERD) yang menggambarkan hubungan /


relasi antar Entity pada program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan
Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP adalah sebagai berikut :

145

Matrik S ubK riteria K arakter


ID_NA SA B AH
K ODE
B AIK
CUK UP
K URANG

S oal
KODE

K ode_Soa l
P ertanyaa n
K riteria

KODE

Matrik S ubK riteria K apital


ID_NA SA B AH
K ODE
B AIK
CUK UP
K URANG

KODE

Manager
ID_NA SA B AH
K ODE

KODE

Matrik K riteria
ID_NA SA B AH
K ARAK TE R
K AP ITA L
K AP AS IT AS
JA MINAN
K ONDIS I E KONOMI

KODE

OPE RA TOR
ID_NA SA B AH
NAMA
KODE

Matrik S ubK riteria Jaminan


ID_NA SA B AH
K ODE
B AIK
CUK UP
K URANG

KODE

ID_NASABAH

Nasabah
ID_NA SA B AH
NAMA
A DA _KK
A DA _KT P
A DA _AK T A_NIKA H
A DA _SK _JA BA T A N
A DA _SLIP _GAJI
A DA _JAMINAN
A DA _TA B UNGA N
A DA _IZIN_US AHA _NP WP
T EMPA T_ LAHIR
LOKA SI_P E KE RJA A N
JE NIS _PE K ERJAA N
JML_GA J I
NO_S K_J AB
NO_A KT E _NIK AH
NO_K K
NO_K TP
NO_T ELE P ON
JML_KE LUARGA
S TA TUS
P EK ERJA AN
K OT A
A LAMAT
A GA MA
JE NIS _KE LA MIN
T OT ALE
N_EK ONOMI
N_JAMINA N
N_KA PA S IT A S
N_KA PIT A L
N_KA RA K TE R
E KONOMI
JA MINAN
K AP AS IT AS
K AP ITA L
K ARAK TE R
JML_KRE DIT
NO_IZIN_USA HA _NPW P
JML_TA B UNGA N
NAMA_JA MINA N
LA MA _KE RJA
T GL_LA HIR

Matrik S ubK riteria K apas itas


ID_NA SA B AH
K ODE
B AIK
CUK UP
K URANG

KODE

Matrik Has il
ID_NA SA B AH
K ODE

KODE

ID_NASABAH

Has il Ana lisa


ID_NA SA B AH
K ODE

Gambar 3.8 ERD SPK Kredit

Matrik S ubK riteria K ondisi Ekonomi


ID_NA SA B AH
K ODE
B AIK
CUK UP
K URANG

146

3.8.4 Rancangan Database


Pembuatan desain sistem program melalui Data Flow Diagram dan

Entity Relationship Diagram dapat dibuat tabel-tabel database yang akan


dikelola dan digunakan untuk menjalankan aplikasi.
Aplikasi database yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah

Interbase 6.5, file databasenya kredit_AHP. Berikut ini nama-nama table


yang digunakan beserta field-field yang terdapat pada masing-masing table.
a. Tabel matrik kriteria, tabel ini berfungsi untuk menyimpan data nilai
kriteria

Tabel 3.28 Matrik Kriteria


No

Fields

Type

Size

Kode

Char

Karakter

Char

Kapital

Char

Kapasitas

Char

Jaminan

Char

Kondisi Ekonomi

Char

b. Tabel matrik subkriteria karakter, tabel ini berfungsi untuk menyimpan


data nilai subkriteria karakter

Tabel 3.29 Matrik Subkriteria Karakter


No

Fields

Type

Size

Kode

Char

Baik

Char

Cukup

Char

Kurang

Char

147

c. Tabel matrik subkriteria Kapital, tabel ini berfungsi untuk menyimpan data
nilai subkriteria Kapital

Tabel 3.30 Matrik Subkriteria Kapital


No

Fields

Type

Size

Kode

Char

Baik

Char

Cukup

Char

Kurang

Char

d. Tabel matrik subkriteria kapasitas, tabel ini berfungsi untuk menyimpan


data nilai subkriteria kapasitas

Tabel 3.31 Matrik Subkriteria Kapasitas


No

Fields

Type

Size

Kode

Char

Baik

Char

Cukup

Char

Kurang

Char

e. Tabel matrik subkriteria Jaminan, tabel ini berfungsi untuk menyimpan


data nilai subkriteria jaminan

Tabel 3.32 Matrik Subkriteria jaminan


No

Fields

Type

Size

Kode

Char

Baik

Char

Cukup

Char

Kurang

Char

148

f. Tabel matrik subkriteria kondisi ekonomi, tabel ini berfungsi untuk


menyimpan data nilai subkriteria kondisi ekonomi

Tabel 3.33 Matrik Subkriteria kondisi ekonomi


No

Fields

Type

Size

Kode

Char

Baik

Char

Cukup

Char

Kurang

Char

g. Tabel nasabah, tabel ini berfungsi untuk menyimpan data kelengkapan,


data debitur dan rekap hasil analisa.

Tabel 3.34 Tabel Nasabah


No

Fields

Type

Size

ID_NASABAH

Varchar

NAMA

Varchar

35

ADA_KK

Varchar

ADA_KTP

Varchar

ADA_AKTA_NIKAH

Varchar

ADA_SK_JABATAN

Varchar

ADA_SLIP_GAJI

Varchar

ADA_JAMINAN

Varchar

ADA_TABUNGAN

Varchar

10

ADA_IZIN_USAHA_NPWP

Varchar

11

TEMPAT_LAHIR

Varchar

35

12

TGL_LAHIR

13

JENIS_KELAMIN

Varchar

10

14

AGAMA

Varchar

15

15

ALAMAT

Varchar

35

Timestamp

149

16

KOTA

Varchar

35

17

PEKERJAAN

Varchar

20

18

STATUS

Varchar

20

19

JML_KELUARGA

20

NO_TELEPON

Varchar

20

21

NO_KTP

Varchar

20

22

NO_KK

Varchar

20

23

NO_AKTE_NIKAH

Varchar

20

24

NO_SK_JAB

Varchar

20

25

JML_GAJI

Double

26

JENIS_PEKERJAAN

Varchar

20

27

LOKASI_PEKERJAAN

Varchar

35

28

LAMA_KERJA

29

NAMA_JAMINAN

Varchar

30

JML_TABUNGAN

Double

31

NO_IZIN_USAHA_NPWP

Varchar

32

JML_KREDIT

Double

33

KARAKTER

Varchar

15

34

KAPITAL

Varchar

15

35

KAPASITAS

Varchar

15

36

JAMINAN

Varchar

15

37

EKONOMI

Varchar

15

38

N_KARAKTER

Double

39

N_KAPITAL

Double

40

N_KAPASITAS

Double

41

N_JAMINAN

Double

42

N_EKONOMI

Double

43

TOTALE

Double

Short

Short
100

20

150

h. Tabel soal, tabel ini berfungsi untuk melakukan update data penilaian
kredit

Tabel 3.35 Update Data Penilaian Kredit


No

Fields

Type

Size

Kode

Char

Soal

Char

35

Kriteria

Char

15

3.9 Diagram Alir (Flowchart) Sistem Pendukung Keputusan


Untuk menggambarkan diagram alir semua proses yang dijalankan di
dalam sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit PT. BPRS
Bumi Rinjani Batu dengan metode AHP

dapat dilihat pada diagram alir

berikut ini :

3.9.1 Diagram Alir Utama


Dalam diagram alir utama ini digambarkan algoritma secara umum
semua proses yang ada dalam Sistem Pendukung Keputusan. Proses diawali
dengan setup matrik kriteria, setup matrik subkriteria, dan pengisian form
penilaian kelengkapan, kemudian proses selanjutnya adalah proses sistem
pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit. Algoritma utama ini
dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

151

mulai
Penilaian kelengkapan

Analisis dokumen
lagi?

T
DSS kelayakan pemberian kredit

selesai

Gambar 3.9 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Utama


3.9.2 Diagram alir DSS Kelayakan Pemberian Kredit
Diagram alir yang digambarkan merupakan diagram alir sistem
pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit. Proses AHP ini
digunakan untuk menghitung nilai prioritas kriteria dan subprioritas kriteria.
Proses yang terdapat dalam sistem pendukung keputusan kelayakan
pemberian kredit ini adalah proses AHP kriteria, proses AHP subkriteria dan
proses hasil analisis.

152

mulai

AHP Kriteria

AHP SubKriteria

Matriks Hasil

Form Penilaian

Hasil Analisis Penilaian

selesei

Gambar 3.10 Diagram Alir DSS Kelayakan Pemberian Kredit

3.9.3 Diagram alir Perhitungan AHP


Diagram alir ini berfungsi untuk menggambarkan algoritma untuk
proses perhitungan AHP. Gambaran umum algoritma pada proses
perhitungan AHP dapat dilihat pada gambar 3.4. Proses yang terdapat dalam
perhitungan AHP ini adalah set skala perbandingan berpasangan, membuat
matrik perbandingan berpasangan, membuat matrik nilai kriteria, membuat
matrik penjumlahan setiap baris dan perhitungan rasio konsistensi. Dalam
perhitungan AHP ini, pengguna harus memasukkan nilai skala perbandingan
berpasangan yang akan dipakai pada form penilaian kredit.

153

mulai

Matriks Perbandingan
Berpasangan

Matriks Kriteria

Mariks Penjumlahan Tiap


Baris

Perhitungan Rasio Konsistensi

selesei

Gambar 3.11 Diagram Alir perhitungan AHP

3.10

Rancangan User Interface


3.10.1 Rancangan Form Main Menu
Rancangan Form main menu merupakan bagian utama dari SPK
Kelayakan Pemberian Kredit yang berfungsi sebagai menu utama untuk
mengaktifkan komponen-komponen di bawahnya yaitu File, Matrik AHP,
Master, Analisa, dan Help.

154

FILE

MATRIK

DEBITUR

ANALISA

HELP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT


NASABAH DENGAN METODE AHP DI PT.BPRS BUMI RINJANI BATU

Gambar 3.12 Rancangan Form Main Menu

3.10.2 Rancangan Form Matrik AHP


Rancangan Form ini berfungsi untuk memberikan nilai bobot
kriteria dan subkriteria, untuk menentukan nilai prioritas dan nilai
subprioritas dan untuk menentukan rasio konsistensi. Dari nilai bobot yang
dimasukkan dalam komponen Matrik menghasilkan nilai matrik hasil.
Matrik hasil ini yang dijadikan nilai untuk menganalisa layak tidaknya
calon nasabah dalam menerima kredit.

155

Nilai Kriteria

Penjumlahan Tiap Baris

Rasio Konsistensi

Perbandingan

C o n d itio n o f

C h a ra cte r

C a p ita l

C a p a city

C o lla te ra l

E co n o m y
C o n d itio n

of

E co n o m y
C h a ra c te r
C a p ita l
C a p a c ity
C o lla te ra l
J u m la h

Lamda Max

Konsistensi Index (Ci)

Rasio Konsistensi (Cr)

Keterangan

Gambar 3.13 Rancangan Form Matrik Perbandingan Berpasangan

Perbandingan

Penjumlahan Tiap Baris

Rasio Konsistensi

Nilai Kriteria

Condition

Character

Capital

Capacity

Collateral

Jumlah

of
Economy
Condition
of
Economy
Character
Capital
Capacity
Collateral

Gambar 3.14 Rancangan Form Nilai Kriteria

Prioritas

156

Perbandingan

Nilai Kriteria

Rasio Konsistensi
Penjumlahan Tiap Baris

Condition Character Capital Capacity Collateral Jumlah


of
Economy
Condition
of
Economy
Character
Capital
Capacity
Collateral

Gambar 3.15 Rancangan Form Penjumlahan Tiap Baris

Perbandingan

Nilai Kriteria

Penjumlahan Tiap Baris


Rasio Konsistensi

Jumlah per baris

Prioritas

Hasil

Condition of Economy
Character
Capital
Capacity
Collateral

Gambar 3.16 Rancangan Form Rasio Konsistensi


Dengan cara yang sama nilai bobot prioritas sub criteria dari
masing-masing criteria dapat dicari nilainya. Nilai bobot prioritas
subkriteria tersebut dapat dilihat dalam matrik hasil.

157

Matrik Hasil

Condition of

Character

Capital

Capacity

Collateral

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Cukup

Cukup

Cukup

Cukup

Cukup

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

economy

Gambar 3.17 Rancangan Form Matrik Hasil

3.10.3 Rancangan Form Analisa


Komponen ini terdiri dari komponen form Update data penilaian
kredit, form Analisa kelayakan kredit dan form laporan hasil analisa. Form
update data penilaian kredit digunakan untuk melakukan update data
terhadap pertanyan-pertanyaan yang ada dalam Form penilaian kredit.
Form penilaian kredit ini digunakan sebagai alat bantu tambahan untuk
dijadikan dasar penilaian terhadap setiap calon debitur. Penilaian ini terdiri
atas baik, cukup baik dan kurang. Dari penilaian ini akan didapat nilai dari
setiap calon nasabah yang kemudian dibandingkan antar nasabah dengan
nasabah yang lainnya. Dari hasil ini akan diperoleh nilai total dari setiap
calon debitur. Form rekap hasil analisa ini merupakan hasil dari penilaian
kredit. Nilai total inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking
kelayakan nasabah dalam mendapatkan kredit. Semakin besar nilainya,

158

maka calon debitur tersebut akan semakin besar peluang mendapatkan


kredit.

Character

Capital

Capacity

Collateral

Condition of
economy

CHARACTER

JAW ABAN

1. Apakah bersikap kooperatif?


2. Apakah rumah tangganya agamis, rukun, dan harmonis?
3. Apakah penilaian / informasi warga sekitar baik?
4. Apakah kondisi ekonominya ada peningkatan?
5. Apakah tepat janji dan sesuai antara perkataan dengan kenyataan?

Hasil

Gambar 3.18 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Character

Character

Capacity

Capital

Collateral

CAPITAL

Condition of
economy

JAWABAN

1. Apakah modal sendiri dibanding pembiayaan > 30 %?


2. Apakah tidak memiliki hutang di tempat lain?
3. Apakah pembiayaan dipakai untuk pengembangan usaha?
Hasil

Gambar 3.19 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Capital

159

Character

Capital

Collateral

Capacity

CAPACITY
1. Apakah usaha tidak bertentangan dengan agama?

Condition of
economy

JAWABAN

2. Apakah merupakan usaha pokok?


3. Apakah memiliki pengalaman usaha yang sama?
4. Apakah bahan baku mudah diperoleh?
5. Apakah prospek pasar bagus?
6. Apakah telah memiliki pelanggan tetap?
7. Apakah usaha sejenis disekitarnya banyak?
8. Apakah omsetnya stabil setiap bulannya?
9. Apakah pemohon tidak petualang (ovonturir) dalam usaha?
10. Apakah ada tenaga lain selain pemohon yang dapat
mengelola usaha?
11. Apakah aset usaha > pinjaman?
12. Apakah tingkat keuntungan lebih tinggi dibanding margin
bank?
13. Apakah kewajiban angsuran < 1/3 penerimaan kas?
HASIL

Gambar 3.20 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Capacity

Character

Capital

Capacity
Collateral

JAMINAN

Condition of
economy

JAWABAN

1. Apakah jaminan milik sendiri?


2. Apakah suami/istri penjamin bersedia tanda tangan akad?
3. Apakah nilai taksasi jaminan lebih tinggi dari pembiayaan?
4. Apakah jaminan mudah untuk diperjualbelikan?
Hasil

Gambar 3.21 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Collateral

160

Character

Capital

Capacity

Collateral

Condition of
economy

CONDITION OF ECONOMY

JAWABAN

1. Apakah pasang surut harga tidak membahayakan usaha?


2. Apakah tidak ada larangan pemerintah terhadap produk / tempat
usaha?
3. Apakah pemasaran produk tersebut tidak sporadis?
4. Apakah usaha tidak ditentang oleh masyarakat sekitar?
5. Apakah usaha tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan?
Hasil

Gambar 3.22 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Condition of


Economy

Hasil Analisa

No Kode Nama Karakter Kapasitas Kapital Jaminan

Kondisi Nilai Nilai


Nilai Nilai Nilai Total
Ekonomi Karakter Kapasitas Kapital Jaminan Kondisi
Ekonomi

Gambar 3.23 Rancangan Form Analisa Kelayakan Kredit

161

3.10.4 Rancangan Form Master


Form ini terdiri dari Data Kelengkapan dan Data Nasabah. Komponen
Data Kelengkapan berfungsi untuk mengelola data-data Kelengkapan calon
nasabah sebagai bentuk persyaratan calon nasabah untuk menjadi nasabah dari
perusahaan. Komponen Data Nasabah digunakan untuk mengelola data-data
nasabah perusahaan baik yang diterima, dipertimbangkan maupun yang
ditolak oleh perusahaan.

Data Kelengkapan

ID Nasabah
Nama Lengkap
Kartu Keluarga
KTP
Akte Nikah
SK Jabatan
Slip Gaji
Jaminan
Tabungan
Izin Usaha

SIMPAN

Gambar 3.24 Rancangan Form Data Kelengkapan

162

Data Nasabah

IDNASABAH
NAMA LENGKAP
TEMPAT LAHIR
TANGGAL LAHIR
JENIS KELAMIN
AGAMA
ALAMAT
KOTA
PEKERJAAN
STATUS
JENIS KELAMIN
NO TELPON
NO KTP
NO KK
NO AKTE NIKAH
NO SK JABATAN
JUMLAH GAJI
JENIS PEKERJAAN
LOKASI PEKERJAAN
LAMA KERJA
NAMA JAMINAN
JUMLAH TABUNGAN
NO IZIN USAHA
JUMLAH KREDIT

SIMPAN

Gambar 3.25 Rancangan Form Data Nasabah

163

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Lingkungan Implementasi


Teknologi yang digunakan dalam pengembangan sistem ini adalah
teknologi aplikasi berbasis client server, yang membentuk sebuah program
yang dapat berdiri sendiri dan dapat dijalankan dalam lingkungan jaringan
komputer. Sehingga manajer dan operator selaku pengguna (user) secara cepat
dan mudah dapat menggunakan aplikasi ini. Dengan sistem jaringan komputer
ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta memberikan suatu
kemudahan dalam hal memberikan kelayakan kredit kepada calon nasabah.
Dalam proses pengaplikasiannya sistem ini membutuhkan beberapa
komponen. Apabila semua komponen pendukung aplikasi sistem pendukung
keputusan kelayakan pemberian kredit terpasang (installed) dalam komputer,
seperti Bahasa Pemrograman Delphi 7.0, Interbase 6.5, dan Database Dekstop.
Maka langkah selanjutnya adalah mewujudkan rancangan sistem yang telah
dibuat. Berikut ditunjukkan bagian (modul) terpenting dari sistem yang akan
di implementasikan.

4.1.1 Kebutuhan Hardware


Mulai tahap penelitian sampai dengan tahap implementasi dalam
sebuah rancangan program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan
Pemberian Kredit Nasabah dengan metode AHP di PT. BPRS Bumi Rinjani
Batu menggunakan perangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut :

164

Hardware :
-

Processor Pentium IV 2.67 GHz.

Memory 512 MB.

Hardisk 80 GB.

Mouse, Keyboard, dan Monitor.

Sedangkan untuk instalasi program Sistem Pendukung Keputusan


Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah dengan metode AHP di PT. BPRS
Bumi Rinjani Batu ini memerlukan spesifikasi hardware minimum sebagai
berikut:

Hardware minimum untuk menjalankan progam :


-

Processor Pentium III 450 MHz.

Memory 128 MB.

Hardisk 40 GB.

Mouse, Keyboard, dan Monitor.

4.1.2 Kebutuhan Software


Adapun untuk kebutuhan software mulai tahap penelitian sampai
tahap implementasi dari program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan
Pemberian Kredit Nasabah dengan metode AHP di PT. BPRS Bumi Rinjani
Batu. Menggunakan beberapa software sebagai berikut:

Software :
-

Microsoft Windows XP Professional Version 2002 Service

Pack 2
-

Delphi 7.0

Adobe Pothoshop

165

Microsoft Office XP

Software Minimum Untuk Menjalankan progam :


-

Windows 98

Delphi 7.0

4.2 Struktur Program


Berikut struktur program perangkat lunak Sistem Pendukung
Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah dengan metode AHP di PT.
BPRS Bumi Rinjani Batu:

MENU UTAMA

FILE

Close

MATRIK
AHP

MASTER

ANALISA

HELP

Matrik
Kriteria

Data
Kelengkapan

Update Form
Penilaian

Biodata
Programmer

Matrik
SubKriteria

Data Nasabah

Analisa
Kelayakan
Kredit

Penggunaan
Program

Matrik Hasil

Laporan Hasil
Analisa

Gambar 4.1 Struktur Program SPK Pemberian Kredit Nasabah


Berikut penjelasan komponen-komponen dari struktur program di atas, yaitu:
1. Komponen Menu Utama
Komponen ini merupakan bagian utama dari SPK Kelayakan Pemberian
Kredit Nasabah yang berfungsi sebagai menu utama untuk mengaktifkan
komponen-komponen di bawahnya yaitu File, Matrik AHP, Master,
Analisa, dan Help.

166

2. Komponen File
Komponen ini terdiri dari Menu Keluar. Komponen dari Menu Keluar
digunakan untuk keluar dari Program Aplikasi SPK Kelayakan Pemberian
Kredit Nasabah ini.
3. Komponen Matrik AHP
Komponen ini terdiri dari Menu Matrik Kriteria, Matrik Subkriteria dan
Matrik Hasil. Menu Matrik Kriteria dan Matrik Subkriteria berfungsi
untuk memberikan nilai bobot kriteria dan subkriteria, sehingga
menghasilkan nilai bobot prioritas kriteria dan nilai bobot prioritas
subkriteria dan juga untuk menentukan rasio konsistensi dari setiap
perhitungan matrik yang dihitung. Dari nilai bobot prioritas kriteria dan
nilai bobot prioritas subkriteria akan ditampilkan secara keseluruhan
dalam Menu Matrik Hasil.
4. Komponen Master
Komponen ini terdiri dari Data Kelengkapan dan Data Nasabah. Menu
Data Kelengkapan berfungsi untuk mengelola data-data Kelengkapan
calon nasabah sebagai bentuk persyaratan calon nasabah untuk menjadi
nasabah dari perusahaan. Menu Data Nasabah digunakan untuk mengelola
data-data nasabah baik yang diterima, dipertimbangkan maupun yang
ditolak oleh perusahaan.

167

5. Komponen Analisa
Komponen ini terdiri dari Menu Update Form Penilaian Kredit, Analisa
Kelayakan Kredit dan Menu Laporan Hasil Analisa. Menu Update Form
Penilaian Kredit ini digunakan untuk melakukan update data terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam Menu Form Penilaian Kredit.
Menu Form Penilaian Kredit ini digunakan sebagai alat bantu tambahan
untuk dijadikan dasar penilaian terhadap setiap calon debitur. Penilaian ini
terdiri atas baik, cukup baik dan kurang. Dari penilaian ini akan didapat
nilai dari setiap calon nasabah, apakah calon nasabah tersebut baik, cukup
baik atau kurang, berdasarkan analisa dari Menu Form Penilaian Kredit.
Hasil penilaian dari Menu Form Penilain Kredit akan ditampilkan dalam
Menu Analisa Kelayakan Kredit. Kemudian Menu Analisa Kelayakan
Kredit akan menghitung secara keseluruhan dari Nilai bobot prioritas
kriteria dan Nilai bobot prioritas subkriteria yang dihasilkan berdasarkan
penilaian dari Menu Penilaian Kredit. Dari hasil ini akan diperoleh nilai
total dari setiap calon debitur. Nilai total inilah yang dipakai sebagai dasar
untuk merangking kelayakan nasabah dalam mendapatkan kredit. Semakin
besar nilainya, maka calon debitur tersebut akan semakin besar peluang
mendapatkan kredit.
6. Komponen Help
Komponen ini terdiri dari Menu Biodata Programmer dan Menu
Penggunaan Program. Menu Biodata Programmer berfungsi untuk
menampilkan biodata dari prograamer / pembuat Program Aplikasi SPK

168

Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah. Sedangkan Menu Penggunaan


Program digunakan untuk mengetahui tata cara penggunaan Program
Aplikasi SPK Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah ini.

4.3 Implementasi Antarmuka


Di dalam Implementasi antar muka ini, menerangkan kegunaan form-

form yang ada di dalam program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan


Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP beserta desain formnya.

4.3.1 Form Utama


Form utama adalah tampilan awal program dimana pada form utama
ini merupakan salam pembuka dari isi program. Adapun tampilan form utama
dari program ini adalah :

Gambar 4.2 Form Utama

169

4.3.2 Form Matrik AHP


4.3.2.1 Set Matrik Perbandingan Berpasangan
Pada form set matrik perbandingan berpasangan ini, Manager
melakukan penilaian perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria
yang lain. Adapun tampilan form set matrik perbandingan berpasangan
ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 Form Set Matrik Perbandingan Berpasangan

Angka 1 pada kolom condition of economy baris condition of

economy mengambarkan tingkat kepentingan yang sama antara


condition of economy dengan condition of economy, sedangkan angka 3
pada baris karakter kolom condition of economy menunjukan karakter
sedikit lebih penting dibandingkan dengan condition of economy. Angka
0.33 pada kolom karakter baris condition of economy merupakan hasil
perhitungan 1/nilai pada kolom condition of economy baris karakter.
Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama.

170

4.3.2.2 Form Matrik Nilai Kriteria


Nilai-nilai pada Form Matrik Nilai Kriteria diperoleh dari nilai
baris kolom matrik berbandingan berpasangan dibagi jumlah masingmasing kolom pada matrik berbandingan berpasangan. Tampilan form
matrik nilai kriteria ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.4 Form Matrik Nilai Kriteria


Nilai 0.05 pada kolom condition of economy baris condition of

economy gambar di atas diperoleh dari nilai kolom condition of economy


baris condition of economy pada matrik perbandingan berpasangan
dibagi jumlah kolom condition of economy pada matrik perbandingan
berpasangan.
Nilai kolom jumlah pada gambar di atas diperoleh dari
penjumlahan pada setiap barisnya. Untuk baris pertama, nilai 0.23
merupakan hasil penjumlahan dari 0.05+0.03+0.04+0.04+0.07

171

Nilai kolom prioritas diperoleh dari nilai pada kolom jumlah


dibagi dengan jumlah kriteria dalam hal ini 5.

4.3.2.3 Form Matrik Penjumlahan Tiap Baris


Nilai-nilai Matrik pada form ini diperoleh dari hasil kali nilai
prioritas pada matrik nilai kriteria dengan matrik perbandingan
berpasangan. Hasil perhitungan disajikan dalam form di bawah ini :

Gambar 4.5 Form Matrik Penjumlahan Setiap Baris


Nilai 0.05 pada baris condition of economy kolom condition of

economy gambar di atas diperoleh dari prioritas baris condition of


economy pada form matrik nilai kriteria dikalikan dengan nilai baris
condition of economy kolom condition of economy pada form matrik
perbandingan berpasangan. Angka-angka yang lain diperoleh dengan
cara yang sama.

172

4.3.2.4 Form Perhitungan Rasio Konsistensi


Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio
konsistensi (CR) <= 0.1. Jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0.1,
maka matrik perbandingan berpasangan harus diperbaiki. Untuk
menghitung rasio konsistensi, dibuat form seperti di bawah ini :

Gambar 4.6 Form Perhitungan Rasio Konsistensi

4.3.2.5 Form Matrik Hasil


Hasil perhitungan pada langkah-langkah di atas kemudian
dituangkan dalam matrik hasil yang terlihat seperti gambar di bawah ini :

173

Gambar 4.7 Form Matrik Hasil


Nilai bobot dari Baik, Cukup baik, kurang merupakan nilai prioritas
subkriteria. Dengan cara yang sama Nilai-nilai tersebut didapat seperti
menghitung nilai matrik criteria pada form matrik.

4.3.3 Form Analisa


4.3.3.1 Form Update Data Penilaian Kredit
Form Update data penilaian kredit digunakan untuk melakukan
update data terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam Menu Form
Penilaian Kredit.
Form Update data penilaian kredit disajikan dalam gambar
dibawah ini:

174

Gambar 4.8 Form Update Data Penilaian Kredit

4.3.3.2 Form Analisa Kelayakan Kredit


Analisa kelayakan kredit dapat dilihat dalam Form analisa penilaian
kredit. Form ini digunakan sebagai dasar dalam penilaian terhadap setiap
calon debitur. Penilaian ini terdiri atas baik, cukup baik dan kurang. Dari
penilaian ini akan didapat nilai dari setiap calon nasabah yang kemudian
dibandingkan antar nasabah dengan nasabah yang lainnya. Dari hasil ini akan
diperoleh nilai total dari setiap calon debitur. Nilai total inilah yang dipakai
sebagai dasar untuk merangking kelayakan nasabah dalam mendapatkan
kredit. Semakin besar nilainya, maka calon debitur tersebut akan semakin
besar peluang mendapatkan kredit.
Nilai dari tiap-tiap item pertanyaan dalam form penilaian ini
berdasarkan rumus: 100/jumlah pertanyaan. Dari rumus tersebut didapat bobot
nilai dari setiap pertanyaan. Dari hasil jawaban Ya dari setiap pertanyaan

175

akan menghasilkan sebuah nilai yang kemudian ditotal, Kemudian hasil


tersebut dicocokkan dengan rentang penilaian untuk dijadikan dasar apakah
nilai tersebut termasuk baik, cukup baik atau kurang.
Rentang penilaian:
0..33

= 'Kurang';

34..67

= 'Cukup Baik ';

68..100

= 'Baik';
Tampilan form penilaian kredit ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.9 Form Analisa Penilaian Kredit

4.3.3.3 Form Hasil Analisa


Hasil penilaian dari Menu Form Penilain Kredit akan ditampilkan
dalam Form Hasil Analisa. Kemudian Menu Hasil Analisa akan menghitung
secara keseluruhan dari Nilai bobot prioritas kriteria dan Nilai bobot prioritas
subkriteria yang dihasilkan berdasarkan penilaian dari Menu Penilaian Kredit.

176

Dari hasil ini akan diperoleh nilai total dari setiap calon debitur. Nilai total
inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking kelayakan nasabah dalam
mendapatkan kredit. Semakin besar nilainya, maka calon debitur tersebut akan
semakin besar peluang mendapatkan kredit.
Tampilan form hasil analisa ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.10 Form Hasil Analisa


4.3.4 Form Data Kelengkapan
Form data kelengkapan ini adalah form yang digunakan untuk
menginputkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon
debitur. Tampilan form persyaratan ini adalah sebagai berikut:

177

Gambar 4.11 Form Data Kelengkapan

4.3.5 Form Update Data Kelengkapan


Form update data kelengkapan ini adalah form yang digunakan untuk
mengupdate data persyaratan-persyaratan yang dikumpulkan oleh calon
debitur. Tampilan form Update data kelengkapan ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.12 Form Update Data Kelengkapan

178

4.3.6 Form Data Nasabah


Form data nasabah ini adalah form yang digunakan untuk
menginputkan data-data yang dimiliki oleh calon debitur. Tampilan form data
nasabah ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.13 Form Data Nasabah

4.3.7 Form Laporan Data Nasabah


Form laporan data nasabah ini adalah form yang digunakan untuk
melihat data-data yang dimiliki oleh calon debitur sebagai arsip data nasabah.
Tampilan form laporan data nasabah ini adalah sebagai berikut:

179

Gambar 4.14 Form Laporan Data Nasabah

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian


Dalam pembahasan hasil penelitian ini, program SPK Kelayakan
Pemberian Kredit Nasabah ini diuji coba kepada 17 orang dengan kriteriakiteria data yang berbeda antara satu dengan yang lain, dengan tujuan apakah
program SPK Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah ini sudah bisa menetukan
kelayakan pemberian kredit kepada calon nasabah. Untuk mengecek
kebenaran dari sistem ini, peneliti membandingkan dengan data hasil uji
penilaian yang digunakan oleh PT. BPRS Bumi Rinjani Batu, data yang
digunakan adalah sebanyak 17 data hasil uji penilaian kredit. Adapun
percobaannya akan ditampilkan dalam bentuk gambar dibawah ini.

180

Gambar 4.15 Form Laporan Uji Program

Hasil percobaan yang dilakukan kepada 17 calon nasabah merupakan


data simulasi untuk mengetahui sejauh mana sistem pendukung keputusan ini
sudah bisa menentukan kelayakan pemberian kredit bagi nasabah yang
diterima, dipertimbangkan dan ditolak.
Berdasarkan dari 17 hasil percobaan uji program yang disesuaikan
dengan uji penilaian yang dilakukan oleh PT. BPRS Bumi Rinjani Batu
dengan kriteria yang berbeda didapatkan bahwa calon nasabah yang dapat
direkomendasikan diterima adalah 7 calon nasabah. Calon nasabah tersebut
adalah Moh Irwansyah, Tri Kustono Adi, Nur Rohmah, Winda Sulistiawati,
Nirwan, Rudi Sudarsono dan Ahmad Riyadi. Nilai total dari masing-masing
calon nasabah tersebut adalah 1, 1, 1, 0.89, 0.89, 1, dan 1. Hal ini didasarkan
dari hasil nilai total dari calon nasabah tersebut yang bernilai 1 atau mendekati

181

nilai 1. Karena nilai total inilah yang dijadikan dasar sebagai nilai prioritas
calon nasabah yang dapat direkomendasikan untuk mendapatkan kredit atau
tidak mendapatkan kredit.
Prosentase tingkat kevalidasian dari uji program yang telah dilakukan
di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu adalah 76.47%. Hal ini didapatkan
berdasarkan uji program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Kredit
dengan Metode AHP yang disesuaikan dengan uji penilaian yang dilakukan
oleh PT. BPRS Bumi Rinjani Batu. Hasil uji program dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini:

Tabel 4.1 Tabel Uji Kelayakan PT. BPRS Bumi Rinjani Batu
No

Nama

Nilai Total

Keputusan

M. Arief Hakim

20

Dipertimbangkan

Eko Sumartono

13

Ditolak

Sudarsono

18

Dipertimbangkan

Nirwan

26

Diterima

Siti Fatimah

13

Ditolak

Winda Sulistia Wati

25

Diterima

Nur Rohmah

29

Diterima

Tri Kustono Adi

28

Diterima

Moh Irwansyah

27

Diterima

10

Ahmad Riyadi

30

Diterima

11

Rudi Sudarsono

28

Diterima

182

12

Maimunah

18

Ditolak

13

Joni Setiawan

20

Dipertimbangkan

14

Hari Santoso

16

Ditolak

15

Pujianti

18

Dipertimbangkan

16

Hasan Basri

19

Dipertimbangkan

17

Budi Hermawan

17

Ditolak

Tabel 4.2 Tabel Uji Program Sistem Pendukung Keputusan


Kelayakan Pemberian Kredit dengan Metode AHP
No

Nama

Nilai Total

Keputusan

M. Arief Hakim

0.72

Diterima

Eko Sumartono

0.43

Ditolak

Sudarsono

0.59

Dipertimbangkan

Nirwan

0.89

Diterima

Siti Fatimah

0.31

Ditolak

Winda Sulistia Wati

0.89

Diterima

Nur Rohmah

Diterima

Tri Kustono Adi

Diterima

Moh Irwansyah

Diterima

10

Ahmad Riyadi

Diterima

11

Rudi Sudarsono

Diterima

12

Maimunah

0.53

Ditolak

13

Joni Setiawan

0.67

Diterima

183

14

Hari Santoso

0.39

Ditolak

15

Pujianti

0.53

Dipertimbangkan

16

Hasan Basri

0.59

Dipertimbangkan

17

Budi Hermawan

0.53

Dipertimbangkan

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 17 calon nasabah hasil dari
uji penilaian yang dilakukan oleh PT. BPRS Bumi Rijani Batu bahwa 7 calon
nasabah dinyatakan diterima, 5 calon nasabah dinyatakan dipertimbangkan
dan 5 calon nasabah ditolak. Dan uji program yang disesuaikan dengan data
penilaian kredit dari Bank didapat bahwa 9 calon nasabah diterima, 5 calon
nasabah dipertimbangkan dan 3 calon nasabah ditolak.
Dari hasil uji program ini didapat prosentase tingkat validasi sistem ini
adalah 76.47 %. Hasil prosentase ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Prosentase tingkat validasi program


No
1

Keterangan

Nilai Total

Prosentase

Valid

13

76.47 %

Tidak valid

23.53 %

Jumlah

17

100 %

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat validasi sistem ini


adalah 76.47 % dapat digunakan dalam menentukan kelayakan pemberian
kredit nasabah dan 23.53 % tidak valid. Ketidakvalidan dari sistem ini
disebabkan dari kebutuhan bank dalam menentukan kelayakan pemberian

184

kredit pada calon nasabah. Jika pihak Bank membutuhkan 10 calon nasabah
untuk direkomondasikan dalam mendapatkan kredit maka calon nasabah yang
dipertimbangkan juga dapat direkomondasikan dalam mendapatkan kredit.
Padahal sistem hanya bisa menentukan 7 calon nasabah yang dapat
direkomondasikan dalam mendapatkan kredit.

185

BAB V
PENUTUP

Sistem pendukung keputusan untuk menentukan kelayakan pemberian


kredit nasabah dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) ini
diharapkan dapat menjadi bahan atau salah satu referensi bagi pengembangan
sistem pendukung keputusan lainnya atau bagi mahasiswa yang menyusun tugas
akhir yang berkaitan dengan sistem pendukung keputusan. Ada beberapa
kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan penulis sebagai hasil dari evaluasi
pengembangan sistem dalam laporan tugas akhir ini.

5.1 Kesimpulan
Hasil percobaan yang diperoleh dari 17 hasil percobaan uji program
yang disesuaikan dengan uji penilaian yang dilakukan oleh PT. BPRS Bumi
Rinjani Batu didapatkan bahwa calon nasabah yang dapat direkomendasikan
diterima adalah 7 calon nasabah. Calon nasabah tersebut adalah Moh
Irwansyah, Tri Kustono Adi, Nur Rohmah, Winda Sulistiawati, Nirwan, Rudi
Sudarsono dan Ahmad Riyadi. Hal ini didasarkan dari hasil nilai total dari
calon nasabah tersebut yang bernilai 1 atau mendekati nilai 1. Karena nilai
total inilah yang dijadikan dasar sebagai nilai prioritas calon nasabah yang
dapat direkomendasikan untuk mendapatkan kredit atau tidak mendapatkan
kredit.
Prosentase tingkat kevalidasian dari uji program ini didapatkan
berdasarkan uji program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian

186

Kredit dengan Metode AHP yang disesuaikan dengan uji penilaian yang
dilakukan oleh PT. BPRS Bumi Rinjani Batu. Uji penilaian yang dilakukan
oleh PT. BPRS Bumi Rinjani Batu didapatkan bahwa 7 calon nasabah
dinyatakan diterima, 5 calon nasabah dinyatakan dipertimbangkan dan 5 calon
nasabah ditolak. Dan uji program yang disesuaikan dengan data penilaian
kredit dari Bank didapatkan bahwa 9 calon nasabah diterima, 5 calon nasabah
dipertimbangkan dan 3 calon nasabah ditolak.
Dari hasil uji program didapat prosentase tingkat validasi sistem ini
adalah 76.47 % dapat digunakan dalam menentukan kelayakan pemberian
kredit nasabah dan 23.53 % tidak valid. Ketidakvalidasian dari sistem ini
disebabkan dari kebutuhan bank dalam menentukan kelayakan pemberian
kredit pada calon nasabah. Jika pihak Bank membutuhkan 10 calon nasabah
untuk direkomondasikan dalam mendapatkan kredit maka calon nasabah yang
dipertimbangkan

dan

ditolak

juga

dapat

direkomondasikan

dalam

mendapatkan kredit. Padahal sistem hanya bisa menentukan 7 calon nasabah


yang dapat direkomondasikan dalam mendapatkan kredit. Berdasarkan hasil
percobaan tersebut menunjukkan bahwa sistem pendukung keputusan ini
sudah dapat menentukan kelayakan kredit nasabah dengan baik.

5.2 Saran
Setelah mengembangkan sistem pendukung keputusan ini, ada
beberapa saran yang harus diterapkan guna pengembangan sisten pendukung
keputusan lebih lanjut:

187

1) Penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya sistem ini bisa


berkembang, bukan hanya dapat menentukan layak atau tidak layak
nasabah dalam mendapatkan kredit tetapi dapat mencakup seluruh
prosedur perkreditan yang ada (kapasitas melunasi kredit, penagihan kredit
dan lain-lain) dan dapat menganalisa dan membahas kebijakan yang akan
diambil pihak bank, sehingga program dapat dipergunakan secara optimal.
2) Kiranya pengembangan program aplikasi sistem pendukung keputusan
kelayakan pemberian kredit nasabah dapat dijadikan media yang tepat bagi
penggunanya, dalam menerima informasi yang akurat, terpercaya, dan
memiliki nilai yang efektif serta efisien bagi pengguna.
3) Pengetahuan sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit
nasabah kiranya semakin diperkaya dengan penambahan kompleksitas
kriteria yang diberikan, agar dapat menentukan kelayakan pemberian
kredit kepada calon nasabah dengan tepat dan akurat.

188

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Muhammad. 2003. Tafsir Ibnu Kasir. Bogor: Pustaka Imam Syafii.
Allamah Kamal Faqih dan Tim Ulama. 2004. Tafsir Nurul Quran: Sebuah Tafsir
Sederhana Menuju Cahaya Al-Quran. Jakarta: Al-Huda.
A. Perwataatmadja, Karnaen dan M. Syafii Antonio. 1992. Apa Dan Bagaimana
Bank Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Waqof.
Arikunto, Suharsimi.1997. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Darmayuda, Ketut. 2007. Pemrograman Aplikasi Client Server. Bandung:


Informatika.
Dermawan, Rizky. 2001. Model Pengambilan Keputusan Dan Perencanaan
Strategi Alfabeth. Bandung: IKAPI.
Efraim Turban, Jay E. Aronson, Ting-Peng Liang. 2005. Decision Support
Systems and Intelligent Systems Edisi 7. Yogyakarta : Andi
Fatansyah. 1999. Basis Data. Bandung: Informatika.
Hutabarat, Bernaridho I. 2004. Pengelolaan Basis Data. Yogyakarta: Andi Offset.
Imam Az-zabidi. 2002. Ringkasan Hadis Shahih Al-Bukhari. Jakarta: Pustaka
Amani.
James A. Obrien. 2005. Pengantar SI: Perspektif Bisnis dan Manajerial
(Introduction to Information Systems). Jakarta: PT Salemba Empat
(Emban Patria).
Jogiyanto HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan
terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta : Andi

Jusuf, Jopie. 2008. Analisis Kredit untuk Account Officer. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

189

Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.


Kusrini. 2007. Konsep Dan Aplikasi SPK. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Mengkepe, elisa. 2004. SPK Pemberian Kredit Mobil PT. Astra International Tbk.
Isuzu Division Makasar. Skripsi Tidak Diterbitkan. Bandung: Jurusan
Teknik Informatika Universitas Widyatama.
M. Agus J. 2003. Mengolah Database dengan Borland Delphi 7.0. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Rivai, Veithzal. 2007. Bank and Financial Institution Management. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
. 2006. Credit Management Handbook. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Robiin, Bambang. 2002. InterBase Menggunakan Delphi 6.0. Yogyokarta: Andi
Sumitro, Warkum. 2004. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga
Terkait. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suryadi, Kadarsah dan Ali Ramdhani. 2002. Sistem Pendukung Keputusan.
Bandung: Rosda.
Teguh Wahyono. 2004. Sistem Informasi (Konsep Dasar, Analisis Desaign, Dan
Implementasi). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wing Wahyu Winarno.2004. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: UPP
(Unit Penerbit Dan Percetakan) AMP YKPN.
Yanuar, Yahya dan Hakim, Lukmanul. 2004. Pemrograman Delphi Dengan Data
Base Microsoft SQL Server. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

190

LAMPIRAN
A
RIWAYAT HIDUP PENULIS

191

RIWAYAT HIDUP
David Hari Saputra dilahirkan di
Gresik,
Juli

Jawa

1986,

Timur
anak

pada

tanggal

13

pertama

dari

dua

bersaudara, pasangan Bapak Suharyanto,


S.Pd

dan

Ibu

Nur

Mala.

Pendidikan

dasar dan Menengah telah ditempuh di


Gresik. Tamat SD tahun 1998 di SDN Pudakit Barat,
SMP tahun 2001 di SMP Negeri 1 Sangkapura, SMA tahun
2004 di SMA Negeri 1 Sangkapura.
Kemudian melanjutkan Pendidikan Tinggi melalui
seleksi

PMDK

Mengambil

di

Universitas

Jurusan

Islam

Teknik

Negeri

Malang.

Informatika

yang

diselesaikan pada tahun 2009.


Ketika

di

Organisasi

perguruan

Himpunan

tinggi

pernah

Mahasiswa

aktif

Jurusan

di

Teknik

Informatika (HMJ-TI) Universitas Islam Negeri Malang


periode

2004-2005.

Pada

Tahun

2005

masuk

sebagai

anggota dan Kader PMII Rayon Galileo, Dan kemudian


aktif

dalam

Mahasiswa
periode

jajaran

kepengurusan

Fakultas
2005-2006.

praktikum

(BEM-F)
Serta

Matakuliah

Badan

Saintek

pernah

Eksekutif

UIN

Malang

menjadi

Rangkaian

asisten

Digital

di

Laboratorium Teknik Informatika UIN Malang.


Keilmuan

Teknik

Informatika

yang

dikuasai

adalah Sistem Pendukung Keputusan, Pemrograman WEB,


Pemrograman Delphi, Networking, MySql, windows dan
Linux. Dan pernah kerja di IT Support PT. Indosat
Cabang

Jember

Pengenalan
(2008).

(2007)

Teknologi

dan

mengajar

Informasi

di

mata

pelajaran

SMAN

MALANG

192

LAMPIRAN
B
BUKTI KONSULTASI

193

BUKTI KONSULTASI

Nama Lengkap

: David Hari Saputra

Nomor Induk Mahasiswa

: 04550001

Fakultas/Jurusan

: Saintek/Teknik Informatika

Dosen Pembimbing I

: Fatchurrochman, M.Kom.

Judul Skripsi

: Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan


Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP
(Analytical Hierarchy Process)
di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu

NO

Hari, Tanggal

Materi Konsultasi

Kamis, 26 Sepetember 2008

Proposal Penelitian

Rabu, 1 Oktober 2008

ACC Proposal Penelitian + Bab


1 dan Outline Bab II

Rabu, 15 Oktober 2008

Acc Bab 1, Bab II

Senin, 3 November 2008

Pengambilan Data dan outline


Data Penilaian Kredit

Kamis, 4 Desember 2008

ACC Pengambilan Data dan


outline kredit + Revisi Bab III

Selasa 30 Desember 2008

ACC BAB III

Senin, 5 Januari 2009

Revisi Bab IV

Rabu, 7 Januari 2009

Demo Aplikasi dan uji program

Jumat, 9 Januari 2009

ACC Bab IV dan Bab V

10

Sabtu, 10 Januari 2009

ACC Keseluruhan

Tanda Tangan

Malang, 10 Januari 2009


Mengetahui,
Ketua JurusanTeknik Informatika
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang

Suhartono, M.Kom.
NIP. 150 327 241

194

BUKTI KONSULTASI

Nama Lengkap

: David Hari Saputra

Nomor Induk Mahasiswa

: 04550001

Fakultas/Jurusan

: Saintek/Teknik Informatika

Dosen Pembimbing II

: M. Ainul Yaqin, M.Kom.

Judul Skripsi

: Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan


Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP
(Analytical Hierarchy Process)
di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu

NO

Hari, Tanggal

Materi Konsultasi

1. Senin, 3 November

Arah Skripsi, Bab I, II

Tanda Tangan

2008
2. Kamis, 4 Desember

Acc Bab 1, Bab II

2008
3. Selasa 30 Desember
2008

Revisi Bab III dan Bab


IV

4. Senin, 5 Januari 2009

ACC Bab III dan Bab IV

5. Jumat, 9 Januari 2009

ACC Bab IV dan Bab V

6. Sabtu, 10 Januari 2009

ACC Keseluruhan

Malang, 10 Januari 2009


Mengetahui,
Ketua JurusanTeknik Informatika
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Malang

Suhartono, M.Kom.
NIP. 150 327 241

195

LAMPIRAN
C
REKAPITULASI HASIL DATA
PENILAIAN KELAYAKAN
PEMBERIAN KREDIT NASABAH

196

BANK SYARIAH
BUMI RINJANI BATU
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH
Jl. Dewi Sartika 10 Batu

ANALISA PEMBIAYAAN
PT. BPRS BUMI RINJANI BATU

No
1

Uraian
a. KARAKTER (CHARACTER)
a. Apakah bersikap kooperatif?
b. Apakah rumah tangganya agamis, rukun, dan
harmonis?
c. Apakah penilaian / informasi warga sekitar
baik?
d. Apakah kondisi ekonominya ada
peningkatan?
e. Apakah tepat janji dan sesuai antara
perkataan dengan kenyataan?
b. KAPASITAS (CAPACITY)
1. Apakah usaha tidak bertentangan dengan
agama?
2. Apakah merupakan usaha pokok?
3. Apakah memiliki pengalaman usaha yang
sama?
4. Apakah bahan baku mudah diperoleh?
5. Apakah prospek pasar bagus?
6. Apakah telah memiliki pelanggan tetap?
7. Apakah usaha sejenis disekitarnya banyak?
8. Apakah omsetnya stabil setiap bulannya?
9. Apakah pemohon tidak petualang (ovonturir)
dalam usaha?
10. Apakah ada tenaga lain selain pemohon yang
dapat mengelola usaha?
11. Apakah aset usaha > pinjaman?
12. Apakah tingkat keuntungan lebih tinggi
dibanding margin bank?
13. Apakah kewajiban angsuran < 1/3 penerimaan
kas?
c. KAPITAL (CAPITAL)
1. Apakah modal sendiri dibanding pembiayaan
> 30 %?

YA

TIDAK

197

30

2. Apakah tidak memiliki hutang di tempat lain?


3. Apakah pembiayaan dipakai untuk
pengembangan usaha?
d. JAMINAN (COLLATERAL)
1. Apakah jaminan milik sendiri?
2. Apakah suami/istri penjamin bersedia tanda
tangan akad?
3. Apakah nilai taksasi jaminan lebih tinggi dari
pembiayaan?
4. Apakah jaminan mudah untuk
diperjualbelikan?
e. KONDISI EKONOMI (CONDITIONS OF
ECONOMIC)
1. Apakah pasang surut harga tidak
membahayakan uasaha?
2. Apakah tidak ada larangan pemerintah
terhadap produk / tempat usaha?
3. Apakah pemasaran produk tersebut tidak
sporadis?
4. Apakah usaha tidak ditentang oleh
masyarakat sekitar?
5. Apakah usaha tidak mengganggu kesehatan
dan lingkungan?
JUMLAH
TOTAL POINT DAN KRITERIA
KEPUTUSAN
Sumber: data primer PT. BPRS Bumi Rinjani Batu

Batu, 10 Januari 2009


Mengetahui,
Direktur Utama PT. BPRS BUMI RINJANI
BATU

Abdul Rohim

198

LAMPIRAN
D
SURAT IZIN PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai