Laporan Pendahuluan
Makassar,13 Juli 2009
CONGESTIFE HEART FAILURE
OLEH
TITI ISWANTI AFELYA
C 121 04 039
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi
jantung sehingga jantung tidak mampu lagi memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai
peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri.Etiologi
B. Etiologi
1. Kelainan otot jantung.
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan
otot jantung yang menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung.
Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup
aterosklerosis
koroner,
hipertensi
arterial
dan
penyakit
otot
asam
laktat),Infark
Miokardium
(kematian
sel
hipertrofi
serabut
otot
jantung.
Efek
tersebut
alasan yang tidak jelas, hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat
berfungsi secara normal, dan akhirnaya akan terjadi gagal jantung.
4. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif.
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara
langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas
menurun.
5. Penyakit jantung lain
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung
yang sebenarnya tidak secara langsung mempengaruhi jantung.
Mekanisme yang biasanya terlihat mencakup gangguan aliran darah
melalui
jantung.,
ketidakmampuan
misalnya
jantung
(stenosis
untuk
katub
mengisi
darah
semiluner),
(misalnya
tirotoksikosis),
hipoksia
dan
anemia
memerlukan
Hipoksia
atau
anemia
juga
dapat
menurunkan
C. Patofisiologi
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan
kemampuan kontraktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung
lebih rendah dari curah jantung yang normal. Frekwensi jantung adalah
3
fungsi system saraf otonom . Bila curah jantung berkurang system saraf
simpatis akan mempercepat frekwensi jantung untuk mempertahankan
curah
jantung.
Bila
mekanisme
kompensasi
ini
gagal
untuk
jantunglah
yang
harus
menyesuaikan
diri
untuk
perbedaan
tekanan
ditimbulkan
oleh
darah
tekanan
arteriole.
Pada gagal jantung, jika satu atau lebih dari ketiga faktor
tersebut terganggu, hasilnya curah jantung berkurang.Kemudahan
dalam
menentukan
pengukuran
hemodinamika
melalui
prosedur
D. Manifestasi Klinis
4
Terjadi akibat curah jantung yang kurang yang menghambat dari jaringan
sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil
katabolisme, dapat juga terjadi insomnia yang terjadi akibat distress pernapasan
dan batuk.
4. Kegelisahan dan kecemasan
Terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan
bernapas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik.
Gagal Jantung Kanan
Manifestasi klinik yang nampak meliputi edema ekstremitas bawah (edema
dependen) yang biasanya merupakan pitting edema, penambahan berat badan,
hepatomegali, (pembesaran hepar), distensi vena leher, asites (penimbunan cairan
didalam rongga perineum), anoreksia dan mual, nokturia dan lemah.
1. Edema
Edema dimulai pada kaki dan tumit (edema dependent ) dan secara bertahap
bertambah diatas tungkai dan paha dan akhirnya kegenetalia eksterna dan tubuh
bagian bawah. Edema sacral paling jarang terjadi pada pasien yang berbaring
lama. Pitting edema adalah edema akan tetap cekung bahkan setelah penekanan
ringan dengan ujung jari baru jelas terlihat setelah terjadi retensi cairan.
2. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen
Dapat terjadi akibat pembesaran vena di hepar, Bila proses ini berkembang,
maka tekanan dalam pembuluh portal meningkat sehingga cairan terdorong
keluar rongga abdomen, suatu kondisi yang dinamakan asites. Pengumpulan
cairan dalam rongga abdomen ini dapat menyebabkan tekanan pada diafragma
dan distress pernapasan.
E. Evaluasi Diagnostik
1.
Foto thorax
Dapat gambaran kardiomegali, bendungan vena pulmonal serta
adanya efusi
2.
EKG
Melihat gambaran infarg, aritmia, maupun pembesaran jantung.
3.
Pemeriksaan Laboratorium
a.
Hb
b.
Enzin jantung
c.
Fungsi hepar
d.
Fungsi Renal
e.
Elektrolit
4.
Echocardiographi
a.
b.
c.
Pembentukan thrombus
d.
Fungsi katup
e.
Penyakit perikard
5.
Nuklir Scaning
a.
b.
6.
Kateterisasi
F. Penatalaksanaan
Tujuan dasar penetalaksanaan pasien dengan gagal jantung adalah
sebagai berikut :
1.Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan
menurunkan konsumsi O2
aktivitas.
2. Memperbaiki kontraktilitas jantung.
a.
b.
G. Komplikasi
1. Komplkikasi akibat dari gagal jantung
10
a. Aritmia
Dapat terjadi karena respon terhadap peningkatan ketekolamin
dan
iskemi miokard
c. Shock
Terjadi akibat dari penurunan curah jantung
d. Renal failure
Akibat dari penurunan aliran darah ke ginjal
e. Pembentukan emboli
Akibat bendungan dan stsis vena
f. Hepatomegali
Akibat dari bendungan vena
2.
11
b. Hypokalemia
Akibat dari pengeluaran potasium yang berlebihan akibat dari
trapi
diuretic
c. Intoksikasi digitalis
Akibat
dari
penggunaan
digitalis
berlebihan,
hypokalemi,
gangguan fungsi
renal
d. Aritmia
Dapat terjadi akibat gangguian keseimbangan elektrolit maupun
intoksikasi digitalis
e. Infark miokard
Terjadi akibat dari beban kerja miokard yang meningkat serta
efek dari
pemberian inotropik
H. Penentuan Diagnosis
1. Kriteria Framingham
a.
Kriteria Mayor :
Dispnea Nocturnal Paroksimal atau Ortopnea
b.
c.
d.
Kardiomegali
12
e.
f.
Irama Derap S3
g.
h.
Refluks Hepatojugular
Kriteria Minor :
a. Edema Pergelangan Kaki
b. Batuk Malam Hari
c. Dyspneu d efford
d. Hepatomegali
e. Efusi Pleura
f. Kapasitas Vital Berkurang menjadi 1/3 MAksimum
g. Takikardi (> 120 x/menit)
Kriteria Mayor atau Minor
Penurunan berat badan > 4,5 Kg dalam 5 hari setelah therapy
Diagnosa ditegakkan dari 2 kriteria mayor, atau 1 kriteria mayor dan 2
kriteria minor harus ada pada saat bersamaan.
2. Klasifikasi Fungsional Menurut New York Heart Association (NYHA)
Dalam 4 kelas :
a. Bila pasien dapat melakukan aktivitas berat tanpa latihan
b. Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari
aktivitas sehari hari tanpa keluhan
c. Bila pasien ditak dapat melakukan aktivitas sehari hari tanpa
keluhan
d. Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktivitas apapun
dan harus tirah baring.
gagal
jantung
yang
dihubungkan
dengan
kelainan
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Aktifitas dan istirahat
Adanya kelelahan/exhaustion, insomnia, letargi, kurang istirahat
Sakit dada, dispnea pada saat istirahat atau saat beraktivitas
2. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, kelainan katup, bedah jantung, endokarditis,
anemia, septik syok, bengkak pada kaki, asites, takikardi
Disritmia, atrial fibrilasi, prematur ventricular contraction
Bunyi S3 gallop, adanya bunyi CA, adanya sistolik atau diastolik,
murmur, peningkatan JVP
Adanya nyeri dada, sianosis, pucat,ronchi, hepatomegali
14
3. Status Mental :
Cemas, ketakutan, gelisah, marah, iritabel/peka
stress sehubungan dengan penyakitnya, sosial finansial
4. Eliminasi
Penurunan volume urine, urine yang pekat
Nocturia, diare dan konstipasi
5. Makanan dan cairan
Hilang nafsu makan, nausea, dan vomiting
Udem di ekstremitas bawah, asites
6. Neurologi
Pusing , pingsan, kesakitan
Lethargi, bingung, disorientasi, iritabel
7. Rasa nyaman
Sakit dada, kronik/akut angina
8. Respirasi
Dispnoe pada waktu aktivitas, takipnoe
Tidur dan duduk, riwayat penyakit paru-paru
9. Rasa aman
Perubahan status mental
Gangguan pada kulit/dermatitis
B. PRIORITAS PERAWATAN
15
cardiac
output
miokard,
sehubungan
ditandai
dengan
dengan
:
penurunan
Peningkatan
heart
inotropik,
perubahan
frekuensi,
irama,
16
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Nyeri dada
Kriteria Hasil :
a.
b.
c.
d.
Intervensi :
Mandiri
17
d. Pantau TD
Rasional
Pada
GJK
dini,
sedang
atau
kronis
TD
dapat
meningkat
sehubungan dengan SV. Pada HCF lanjut tubuh tidak mampu lagi
mengkompensasi dan hipotensi tak dapat normal lagi
i. Tinggikan kaki, hindari tekanan pada bawah lutut dan olah raga
aktif/pasif
Rasional
Menurunkan
stasis
vena
dan
dapat
menurunkan
insiden
trombus/pembentukan trobus
Kolaborasi
a.
Berikan oksigen
Rasional
Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk
melawan efek hipoksia/iskemia
b.
4). Antikoagulan
Rasional
Untuk mencegah pembentukan trombus
5). Sedatif
Rasional
Meningkatkan istirahat dan menurunkan kebutuhan oksigen dan
kerja miokard
6). Pembatasan pemberian cairan IV
Rasional
Menurunkan peningkatan volume cairan
7). Pantau elektrolit
Rasional
Untuk mengetahui kadar elektrolit dalam darah
8). Pantau seri EKG dan perubahan foto dada
Rasional
Untuk mengetahui adanya perubahan gambaran pola EKG
9). Pantau laboratorium BUN, kreatinin
Rasional
Untuk megetahui adanya gagal ginjal/hipoperfusi
2.
Kelemahan
b.
20
c.
Dispnea
d.
Pucat
e.
Berkeringat
Kriteria Hasil :
a.
b.
c.
Intervensi
Mandiri :
a.
Periksa
tanda
vital
sebelum
dan
sesudah
beraktivitas
Rasional
Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek
obat, perpindahan cairan atau pengaruh fungsi jantung
b.
c.
menunjukkan
peningkatan
dekompensasi
jantung
21
d.
kebutuhan
perawatan
diri
pasien
tanpa
3.
b.
Oliguria, edema
c.
d.
Hipertensi
e.
Kriteria Hasil :
a.
b.
c.
d.
Intervensi :
a.
b.
Terapi diuretic bias mengakibatkan kehilangan cairan yang tibatiba (hipovolemia) meskipun edema/ascites masih ada
c.
d.
e.
f.
Periksa tubuh dari edema dengan/tanpa pitting, catat adanya edema seluruh
tubuh
Rasional
Retensi cairan yang berlebihan dimanifestasikan dengan adanya
edema.
Meningkatnya
kongesti
vaskuler
yang
akhirnya
23
Rasional
Volume cairan yang berlebihan kadang-kadang mempermudah
kongesti paru. Gejala edema paru menandakan adanya gagal
jantung kiri
h.
i.
sedikit
dan
sering
meningkatkan
digesti/mencegah
ketidaknyamanan abdomen
j.
gagal
jantung
menimbulkan
kongesti
vena,
24
4.
misalnya
pengumpulan
cairan/pertukaran
apada
ruang
interstitial/alveoli
Kriteria Hasil :
a.
b.
Intervensi :
Mandiri
a.
b.
c.
d.
25
Mengurangi
kebutuhan
oksigen
dan
meningkatkan
5.
Risiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d tirah baring lama, edema,
penurunan perfusi
Kriteria hasil :
a.
b.
Intervensi :
Mandiri
a.
b.
c.
sirkulasi/menurunkan
waktu
satu
area
yang
Kolaborasi :
26
a.
6.
b.
Intervensi :
a.
b.
c.
27
d.
28
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth .2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah. Edisi 8 Volume
3.Jakarta : EGC.
Doenges E. Marilynn .2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, Jakarta : EGC
Gallo, and Huddack. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Volume II .Jakarta :
EGC.
Ontoseno T. 2005. Gagal Jantung Kongestif dan Penatalaksanaannya pada Anak.
Simposium nasional perinatologi dan pediatric gawat darurat. IDAI KalSel. Banjarmasin.
Price A. Sylvia & Wilson M. Lorraine .2003. Patofisiologi Konsep Klinis Proses
Penyakit Edisi 4 Buku II. Jakarta : EGC.
Komplikasi CHF http://www.freewebs.com/accidental_child/ diakses tanggal 10 juli
2009
CHF http://ababar.blogspot.com/2008/12/CHF.html diakses tanggal 10 juli 2009
Penatalaksanaan
CHF
dalam
http://catatanperawat.byethost15.com/asuhankeperawatan/asuhan-keperawatan-CHF/ diakses tanggal 11 juli 2009
Asuhan Keperawatan CHF dalam file:///G:/yaya%20(130609)/refarat/Askep%20pada
%20CHF%20%C2%AB%20Nurseview.htm diakses tanggal 10 juli 2009
Konsep Medis CHF dalam http://www.cerminduniakedokteran.com diakses tangggal
11 juli 2009
29