KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM
NOMOR DJ.III/452 TAHUN 2016
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN PENYULUH
AGAMA ISLAM NON PNS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.
DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM,
Menimbang
Mengingat
Menetapkan
a, bahwa dalam rangka tertib admiristrasi rekrutmen
daz: pengangketan Penyuluh Agama Islam Non PNS,
perlu diterbitkan Petunjuk Teknis Pengangkatan
Penyuluh Agama Islam Non PNS;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana
dimaksud dalam hurup a di atas, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam tentang Petunjuk Teknis Pengangkatan Penyuluh
Agama Islam Non PNS;
1, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahv: 2014 tentang
Aparatur Sipit “legara;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan;
4, Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama;
5. Keputusan Menteri Agama Nomor 52 Tahun 1978
tentang Pendelegasian Wewenang —Mengangkat,
Memperbaharui dan Memberhentikan Tenaga
Penyuluh Agama;
6. Keputusan Menteri Agama Nomor 164 Tahun 1996
tentang Honorarium Penyuluh Agema sebagaimana
diubah denger. Keputusan Menteri Agama Nomor 123
Tahun 2008;
7. Keputusan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Kementerian Agama;
8. Keputusan Menteri Agama Nomor 148 Tahun 2014
tentang Penetapan Honorarium Penyuluh Agama Islam
Non PNS.
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL — BIMBINGAN
MASYARAKAT ISLAM TENTANG PLYUNJUK TEKNIS
PENGANGKATAN PENYULUH AGAMA ISLAM NON PNS.BABI
KETENTUAN UMUM
1, Penyuluh Agama Islam Non PNS adalah Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja yang diangkat, ditetapkan dan diberi tugas, tanggung
jawab serta wewenang secara penuh untuk melakukan kegiatan
bimbingan, penyuluhan melalui bahasa agama dan pembangunan pada
masyarakat melalui Surat Keputusan Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota;
2. Kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota adalah pejabat yang
diangkat dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Agama;
3. Rekrutmen ?enyuluh Agama Islam Non PNS adalah Proses Pengangkatan
melalui serangkaian tahapan seleksi yang dilakukan oleh Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota;
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud Petunjuk Teknis ini adalah untuk memberikan arah atau petunjuk
dalam pelaksanaan Pengangkatan Penyuluh Agama Islam Non PNS di
seluruh Kantor Kementerian Agama Kabupaten /Kota se-Indonesia.
Tujuannya petunjuk teknis pengangkatan Penyuluh Agama Islam Non PNS
ini adalah untuk :
1. Menetapkan kualifikasi dan kriteria yang digunakan dalam proses
pengangkatan Penyuluh Agama Islam Non PNS;
2. Merumuskan prosedur, tahapan-tahapan dan mekanisme pengangkatan
Penyuluh Agama Islam Non PNS;
3. Menjadi acuan dasar bagi Kementerian Agama’ Kabupaten/Kota dalam
pengangkatan Penyuluh Agama Islam Non PNS sesuai dengan peraturan
dan perundangan berlaku.
BAB Ill
SYARAT REKRUITMEN PENYULUH
1, Syarat umum :
1. Memiliki kompetensi penyuluhan;
2.Memiliki pengalaman dalam bidang penyuluhan dibuktikan dengan
surat keterangan dari binaan penyuluhan seperti majelis taklim,
masjid dan mushollah;
3. Sehat jasmani dan rohani;
4. Bukan anggota atau pengurus organisasi terlarang;
5. Bukan pengurus Partai Politik;
6. Memiliki TP sesuai dengan domisili;
7.
8.
9.
1
Bukan sebagai pegawai honorer yang dibiayai oleh APBN/APBD;
Bukan Pensiunan PNS/BUMN;
Memiliki rekomendasi dari Pokjaluh Kabupaten/Kota;
0. Lulus Tes Seleksi Pengangkatan Penyuluh Agama Islam Non-PNS.2. Syarat Khusus
1. Usia serendah-readahnya 22 Tahun dan setinggi-tingginya 60 Tahun;
2. Pendidikan diutamakan S1 Keagamaan Non Pendidikan;
3.Dalam hal tertentu di suatu wilayah tidak terdapat Sumber Daya
Manusia sebagaimana disyaratkan pada point 2 (dua), dimungkinkan
untuk mengangkat Penyuluh Non PNS berpendidikan SMU/
Sederajat;
4. Dalam hal tertentu, pengangkatan Penyuluh Agama Islam Non PNS
dapat dilakukan bagi tokoh tertentu yang sudah dikenal dan
diketahui kiprah, pengalaman serta pengabdiannya dalam bidang
dakwah di tengah masyarakat yang dibuktikan dengan Surat
Keterangan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan;
5. Pengalaman di bidang penyuluhan minimal 2 tahun.
BAB IV
‘TATA CARA REKRUTMEN PENYULUH
1. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota membentuk Panitia
Rekruitmen Penyuluh Agama Non PNS yang terdiri dari unsur ketua,
sekretaris dan anggota yang dijabat oleh kepala seksi yang menangani
penyuluh, menunjuk kepala seksi penyuluh sebagai koordinator;
2. Panitia mengumumkan pembukaan pendaftaran calon Penyuluh Agama
Non PNS melalui media cetak/elektronik selambat-lambatnya 3 bulan
sebelum tahun angguran berjalas:;
3. Panitia melakukan tahapan seleksi pengangkatan calon Penyuluh Agama
Non PNS meliputi: seleksi berkas, tes tulis dan tes wawancara;
4. Panitia menyerahkan hasil seleksi dengan berita acara yang selanjutnya
disahkan ke Kepala kemenag;
5. Kementerian Agama Kabupaten/Kota menetapkan pengangkatan calon
Penyuluh Agama Non PNS yang dinyatakan telah lulus seleksi untuk
jangka waktu 3 (tiga) Tahun;
6. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota menyampaikan
tembusan surat keputusan pengangkatan Penyuluh Agama Non PNS
kepada Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Ditjen Bimas Islam Cq.
Direktorat Penerangan Agama Islam selambat-lambatnya awal Januari
tahun berjalan.
BABV
STANDAR KOMPETENSI PENYULUH
AGAMA ISLAM NON PNS
Rekrutmen Penyuluh Agama Islam Non PNS didasarkan pada:
1. Kompetensi Ilmu Keagamaan, meliputi :
a. Mampu membaca dan memahami al-Qur’an;
b. Memahami IImu Fiqh;
c. Memahami Hadist;
d. Memahami Sejarah Nabi Muhammad SAW.
2. Kompetensi Komunikasi, meliputi :
a, Mampu Menyampaikan Ceramah Agama/Khutbah;
b. Mampu memberikan konsultasi Agama.3. Kompetensi Sosial, meliputi :
a, Cakap dalam bermasyarakat;
b. Aktif dalam organisasi keagamaan/kemasyarakatan.
4, Kompetensi Moral, meliputi :
a. Berakhlag mulia;
b. Tidak sedang terlibat dalam masalah hukum.
BAB VI
PEMBERHENTIAN DAN PENGANGKATAN KEMBALI
1. Penyuluh Agama Islam Non PNS diberhentikan dari penugasannya sebagai
Penyuluh Agama Islam, apabila :
a. Meninggal Dunia;
b. Berhalangan tetap;
c. Diketahui mendapatkan tunjangan/honor lainnya dari sumber dana
APBN/APBD;
d. Diketahui terbukti melakukan perbuatan tercela dan terlibat tindakan
melawan hnukum.
¢. Berkinerja Buruk;
2. Pengisian Formasi Penyuluh Pergantian Antar Waktu (PAW) dapat diisi
oleh Penyuluh Agama yang telah mengikuti seleksi tahun berjalan
berdasarkan urutan ranking hasil seleksi;
BAB VII
MONITORING DAN EVALUASI
1. Monitoring
Monitoring akan dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan
pengangkatan Penyuluh Agama Islam Non PNS dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan.
2. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai kualitas output pelaksanaan dan
peningkatan kualitas kegiatan.
BAB VIII
PENUTUP
Petunjuk Teknis Pengangkatan Penyuluh Agama Islam Non PNS ini dibuat
untuk dapat dipedomani.
Ditetapkan di Jakarta
ada-tanggal 15 Juni 2016
ERAN 4S
(Pee
oes
m So, go Z
\ °Prof. Dr. H. MACHASIN, MA
“
%